• Tidak ada hasil yang ditemukan

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Pohuwato | VI-1

BAB VI PROFIL KABUPATEN POHUWATO

6.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kabupaten Pohuwato sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo, memiliki wilayah seluas 4.244,31 km2 (424.431 ha) atau sebesar 36,77 % dari total luas Provinsi Gorontalo, dengan ibukota di Marisa . Kabupaten Pohuwato merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Boalemo pada tahun 2003. Secara administrasi saat ini (tahun 2013) Kabupaten Pohuwato terdiri dari 13 kecamatan dan 103 desa/kelurahan. Kecamatan dan desa/kelurahan tersebut antara lain yakni sebagai berikut :

1. Kecamatan Popayato 2. Kecamatan Popayato Barat 3. Kecamatan Popayato Timur 4. Kecamatan Lemito

5. Kecamatan Wanggarasi 6. Kecamatan Marisa 7. Kecamatan Patilanggio 8. Kecamatan Buntulia 9. Kecamatan Duhiadaa 10. Kecamatan Randangan 11. Kecamatan Taluditi 12. Kecamatan Paguat 13. Kecamatan Dengilo

Untuk kecamatan-kecamatan yang wilayahnya sebagian merupakan ibukota kabupaten (Kawasan Perkotaan Marisa) yakni terdiri dari :

(2)

Kabupaten Pohuwato | VI-2 2. Kecamatan Duhiadaa terdiri dari 9 (sembilan) desa, yakni: 1) Bulili, 2) Buntulia

Barat, 3) Buntulia Jaya, 4) Buntulia Selatan, 5) Duhiadaa, 6) Mekar Jaya, 7) Mootilango, 8) Padengo, dan 9) UPT Duhiadaa.

3. Kecamatan Buntulia terdiri dari 7 (tujuh) desa, yakni: 1) Buntulia Tengah, 2) Buntulia Utara, 3) Hulawa, 4) Karya Indah, 5) Sipatana, 6) Taluduyunu, dan 7) Taluduyunu Utara.

Adapun batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Pohuwato adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buol (Provinsi Sulawesi Tengah) dan Kabupaten Gorontalo Utara;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini;

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Parigimoutong dan Kabupaten Buol (Provinsi Sulawesi Tengah);

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Boalemo.

Selengkapnya mengenai kondisi administrasi wilayah Kabupaten Pohuwato sampai dengan tahun 2013 terlihat pada tabel 6.1 berikut ini:

Tabel 6. 1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Di Kabupaten Pohuwato Tahun 2013

Sumber : RTRW Kab. Pohuwato Tahun 2010-2030

(3)

Kabupaten Pohuwato | VI-3

(4)

Kabupaten Pohuwato | VI-4 6.2. Gambaran Demografi

6.2.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Kabupaten Pohuwato pada tahun 2013 berpenduduk sebanyak 142.066 jiwa yang tersebar di 13 wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan sebesar 33 jiwa/km2. Wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun 2014 adalah Kecamatan Marisa (ibukota kabupaten) yakni sebanyak 20.432 jiwa dengan tingkat kepadatan sebanyak 250 jiwa/km2. Sementara wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Wanggarasi yakni hanya sebanyak 4855 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 28 jiwa/km2.

Dalam hal kepadatan penduduk, Kecamatan Marisa merupakan wilayah yang terpadat penduduknya, hal ini cukup beralasan mengingat wilayah ini memang merupakan ibukota kabupaten (seluruh wilayahnya merupakan kawasan perkotaan) yang didalamnya cukup tersedia berbagai fasilitas pelayanan sosial, ekonomi, dan budaya, pusat pelayanan pemerintahan kabupaten, dan tentunya diikuti dengan tempat pemusatan permukiman penduduk. Hal ini dapat terlihat secara fisik, bahwa di Kecamatan Marisa terdapat banyak bangunan-bangunan fasilitas pelayanan skala kabupaten yang mengindikasikan bahwa kawasan ini merupakan kawasan perkotaan. Selengkapnya mengenai jumlah dan persebaran penduduk di Kabupaten Pohuwato pada tahun 2014 seperti terlihat pada tabel 6.2 berikut ini.

Tabel 6. 2 Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Pohuwato Tahun 2009-2013

Kecamatan Kepadatan Jumlah Penduduk

Jiwa/Km2 2009 2010 2011 2012 2013

(5)

Kabupaten Pohuwato | VI-5 dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk nasional yang hanya sebesar 1,17% pertahun dan mendekati angka pertumbuhan penduduk perkotaan nasional yakni sebesar 5,89 % pertahun.

Angka pertumbuhan ini cukup signifikan memberikan harapan terhadap bertambahnya potensi sumberdaya manusia, guna mengelola potensi-potensi sumber daya alam wilayah yang cukup tersedia demi kesejahteraan masyarakat, yang juga berarti akan mempercepat laju perkembangan dan pembangunan daerah secara umum, baik itu kawasan perkotaan (urban) maupun kawasan perdesaan (rural).

Tabel 6. 3 Jumlah Penduduk (Jiwa) Kab. Pohuwato, 2009-2013

Tahun Jumlah Penduduk

Sumber: Diolah dari data BPS Kabupaten Pohuwato, 2014

6.2.3. Struktur Penduduk

A. Menurut Jenis Kelamin

Struktur penduduk Kabupaten Pohuwato tahun 2013 hampir sama dengan daerah-daerah lainnya dimana penduduk berjenis kelamin laki-laki masih lebih besar jumlahnya dibanding penduduk perempuan yakni berjumlah 72.476 jiwa, sementara penduduk berjenis kelamin perempuan berjumlah sebanyak 69.590 jiwa. Hal ini tercermin pula dari angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100, yaitu 103 %, yang berarti dari setiap 100 orang perempuan terdapat 103 orang laki-laki.

B. Menurut Kelompok Umur

(6)

Kabupaten Pohuwato | VI-6 Tabel 6. 4 Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten

Pohuwato Tahun 2013

Umur Laki perempuan Jumlah

Sumber: Kabupaten Pohuwato Dalam Angka, Tahun, 2014

6.3. Gambaran Topografi

(7)
(8)

Kabupaten Pohuwato | VI-8 6.4. Gambaran Geohidrologi

Kabupaten Pohuwato mempunyai beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti DAS Randangan, DAS Popayato yang kesemuanya bermuara ke Teluk Tomini. Sungai Randangan merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Pohuwato yakni memiliki panjang aliran 95,8 km, lalu Sungai Malango dengan panjang aliran 91,5 km, kemudian Sungai Popayato dengan panjang aliran 40,6 km.

DAS Randangan meliputi wilayah seluas ± 290.000 ha dengan panjang sungai utama 95,8 km. Mayoritas (sekitar 80 %) dari wilayah DAS Randangan ini berada pada daerah dengan topografi berbukit

dan bergunung dengan tingkat kemiringan/kelerengan > 40 %. Sementara untuk DAS Popayato meliputi wilayah seluas ± 80.000 ha dengan panjang sungai utama 40,6 km. Sebagian besar wilayah DAS Popayato ini berada pada daerah dengan topografi datar dan berbukit, dimana banyak terdapat permukiman, perkebunan, dan pertanian lahan basah dan lahan kering.

Tabel 6. 5 Nama dan Panjang Sungai-Sungai di Kabupaten Pohuwato

No. NAMA SUNGAI PANJANG ALIRAN (km) DAERAH YANG DILALUI

1 Popayato 40,6 Popayato

2 Lemito 26,4 Lemito

3 Malango 91,5 Popayato, Lemito,

Randangan

4 Randangan 95,8 Marisa, Randangan

5 Marisa 38,0 Paguat, Marisa

6 Paguat 17,3 Paguat

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pohuwato, 2013

(9)
(10)
(11)

Kabupaten Pohuwato | VI-11 6.6. Gambaran Klimatologi

Berdasarkan peta iklim menurut klasifikasi Oldeman dan Darmiyati, Kabupaten Pohuwato secara rata-rata beriklim relatif kering. Wilayah terkering (iklim E2 dengan rata-rata kurang dari 3 bulan per tahun bercurah hujan lebih 200 mm) meliputi seluruh wilayah selatan Kabupaten Pohuwato. Sementara wilayah yang relatif lebih basah (iklim C1, dengan 5 sampai 6 bulan basah pertahun) ditemukan di sepanjang wilayah utara Kabupaten Pohuwato.

Data tahun 2013 menunjukkan rata-rata curah hujan sebesar 191 mm dengan hari hujan 20,67 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yakni 307 mm dengan hari hujan 23 hari. Sementara curah hujan terendah pada tahun yang sama terjadi pada bulan September 37 mm dengan jumlah hari hujan 9 hari. Selengkapnya mengenai kondisi curah hujan di Kabupaten Pohuwato terlihat pada tabel 6.6 berikut ini

Tabel 6. 6 Kondisi Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Pohuwato Tahun 2005 – 2013

6.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi

6.7.1. Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat

(12)

masing-Kabupaten Pohuwato | VI-12 masing wilayah kecamatan, mulai dari fasilitas pendidikan SD sampai SLTA. Memang untuk SLTA masih terdapat beberapa kecamatan yang belum tersedia, sehingga terpaksa memanfaatkan keberadaan fasilitas SLTA yang terdekat dari wilayah tersebut.

Data tahun 2013, jumlah fasilitas pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Pohuwato terdapat sebanyak 122 unit Sekolah Dasar (SD), 47 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 21 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), serta 1 unit Perguruan Tinggi. Adapun sub wilayah yang memiliki fasilitas pendidikan dasar dan menengah terbanyak adalah di Kecamatan Paguat yakni 16 unit SD, 5 unit SLTP, dan 2 unit SLTA. Sementara kecamatan yang minim jumlah fasilitas pendidikan adalah Kecamatan Dengilo yakni hanya 6 unit SD, dan 2 unit SLTP dan 1 SMU Selengkapnya mengenai ketersediaan jumlah dan jenis fasilitas pendidikan di Kabupaten Pohuwato seperti terlihat pada tabel 6.7 berikut ini

Tabel 6. 7 Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Pohuwato Tahun 2013

No Kecamatan TK SD SMP SMU PT JUMLAH

Sumber: Kabupaten Pohuwato dalam Angka, 2014

6.7.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin

(13)

Kabupaten Pohuwato | VI-13 Tabel 6. 8 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kab. Pohuwato

Tahun 2011-2013

Sumber: Kabupaten Pohuwato dalam Angka, 2014

6.7.3. Perkembangan PDRB

PDRB sebagai salah satu indikator makro ekonomi dihitung untuk melihat gambaran secara umum keadaan ekonomi. PDRB Kabupaten Pohuwato pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku sebesar 1 trilyun 650 milyar 545 juta rupiah dan atas harga konstan sebesar 601 milyar 177 juta rupiah. Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih memiliki konstribusi terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Pohuwato. Tahun 2012 kontribusi sektor pertanian mencapai 41 persen. Kontributor lain yang cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan PDRB Pohuwato tahun 2012 adalah sektor jasa-jasa (pemerintahan, umum, sosial kemasyarakatan, hiburan rekreasi, dan jasa-jasa perorangan) dengan kontribusi sebesar 20 persen. Dalam 5 tahun terakhir peran sektor ini terus meningkat. Ekonomi Pohuwato tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 7%, lebih cepat dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 sebesar 7,45 persen.

Tabel 6. 9 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Kab. Pohuwato, 2010-2012

Lapangan Usaha 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Pertanian 510.884,32 584.079,91 675.192,20

Pertambangan dan Penggalian 7.238,14 7.988,39 8.997,95

Industri Pengolahan 64.997,35 73.615,73 84.839,84

Listrik, Gas, dan Air Bersih 7.998,66 8.969,64 9.966,10

Konstruksi 62.373,33 69.052,87 77.729,11

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 164.680,26 195.133,99 235.735,82

Pengangkutan dan Telekomunikasi 40.368,71 45.389,24 50.583,29

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 136.396,92 153.922,03 173.926,46

Jasa-Jasa 211.094,92 266.823,22 333.574,49

(14)

Kabupaten Pohuwato | VI-14 Tabel 6. 10 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan

Usaha (Juta Rupiah) Kab. Pohuwato, 2010-2012

Lapangan Usaha 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Pertanian 232.831,52 247.824,02 263.964,26

Pertambangan dan Penggalian 3.229,08 3.379,44 3.558,54

Industri Pengolahan 33.590,25 36.086,14 38.899,92

Listrik, Gas, dan Air Bersih 4.166,68 4.446,91 4.724,30

Konstruksi 39.854,82 41.898,20 44.362,19

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 83.650,21 90.647,44 100.101,76

Pengangkutan dan Telekomunikasi 17.852,62 18.818,26 19.718,56

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 45.859,54 48.657,85 51.842,07

Jasa-Jasa 60.054,41 66.931,12 74.005,55

Sumber: Pohuwato Dalam Angka, 2014

6.7.4. Potensi Ekonomi

A. Potensi Pertanian dan Perkebunan

Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pertanian. Sub sektor ini mencakup tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai. Produksi padai pada tahu 2013 sebesar 45.461 ton. Produksi terbesar adalah palawija di Kabupaten Pohuwato pada tahun 2013 adalah jagung sebesar 341 090,50 ton. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 6.11.

(15)

Kabupaten Pohuwato | VI-15 Tabel 6. 11 Gambaran Produksi Jagung Menurut Kecamatan Se Kabupaten

Pohuwato Per Oktober Tahun 2009-2013

No Kecamatan Tahun 2009 Tahun 2013

LP (Ha) P (Ton) LP (Ha) P (Ton)

1 Paguat 2.381 13.238 6064 29713,60

2 Dengilo 4.339 24.298 6060 30300

3 Marisa 2.026 11.487 2880 14112

4 Duhiadaa 1.338 7.706 788 3703,6

5 Buntulia 1.749 10.074 2357 11549,30

6 Patilanggio 19.186 106.423 10763 53815

7 Randangan 8.509 49.862 7009 35045

8 Taluditi 4.168 24.424 12746 63730

9 Wanggarasi 5.592 31.427 5782 28331,8

10 Lemito 4.528 26.081 3734 18296,6

11 Pop. Timur 3.856 22.590 3242 15885,8

12 Popayato 3.312 19.408 4122 20197,8

13 Pop. Barat 4.092 23.786 3349 16410

Jumlah 65.076 370.804 68896 341.090

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2014 Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produksi.

(16)

Kabupaten Pohuwato | VI-16 Tabel 6. 12 Gambaran Produksi Padi Menurut Kecamatan Se Kabupaten

Pohuwato Per Oktober Tahun 2009 - 2013

No Kecamatan Tahun 2009 Tahun 2013

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2014 Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produksi.

Pada subsektor perkebunan, komoditi utama yang dikembangkan adalah tanaman Kelapa dan Kakao. Disamping fokus pada peningkatan produksi, kebijakan perkebunan diarahkan untuk meningkatkan luas areal tanaman perkebunan negara, perkebunan swasta dan perkebunan rakyat, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Adapun gambaran produksi menurut kecamatan untuk komoditi kelapa dan kakao per disajikan pada tabel 6.13 dan 6.14.

Tabel 6. 13 Gambaran produksi Kelapa menurut kecamatan seKabupaten Pohuwato per Oktober Tahun 2009 dan 2013

No Kecamatan Tahun 2009 Tahun 2013

(17)

Kabupaten Pohuwato | VI-17 Untuk pengembangan pertanian dan perkebunan sesuai arahan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRWK) Kabupaten Pohuwato tahun 2010 – 2030 adalah sebagai berikut :

Rencana pengembangan kegiatan pertanian lahan basah di wilayah Kabupaten Pohuwato sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Duhiadaa, Taluditi, Randangan, Dengilo, Patilanggio, Popayato Barat dan Buntulia. Dimana luas areal pertanian lahan basah potensial keseluruhan adalah 41.212 ha atau sebesar 9,71 % dari luas wilayah kabupaten.

Pengembangan kegiatan pertanian lahan kering di wilayah Kabupaten Pohuwato tersebar diseluruh wilayah kecamatan dengan luas areal yang diarahkan untuk pengembangan lahan kering adalah 11.616 ha.

Tabel 6. 14 Gambaran Produksi Kakao Menurut Kecamatan Se Kabupaten Pohuwato Per Oktober Tahun 2009 Dan 2013

No Kecamatan Tahun 2009 Tahun 2013

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2010 Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produksi.

(18)

Kabupaten Pohuwato | VI-18 B. Potensi Perikanan

Untuk subsektor perikanan, berdasarkan Data Dinas Perikanan dan Kelautan tahun 2010 wilayah Kabupaten Pohuwato memiliki 62 pulau-pulau kecil, panjang garis pantai 86 mil atau 164 Km, luas perairan teritorial ± 3.292,71 KM², luas ekosistem mangrove 9.083 ha, luas kawasan terumbu karang 2.747,81 ha dan luas padang lamun 975,92 ha. Potensi sumberdaya perikanan tangkap sebesar 605.820 ton dimana tingkat pemanfaatannya baru sekitar 69,05 %, sedangkan untuk perikanan budidaya 12.100 ha, telah termanfaatkan seluas 1.731 Ha atau baru sebesar 38 %. Selanjutnya sesuai data tahun 2013 dari Dinas Kelautan dan Perikanan Pohuwato bahwa jumlah RTP/PP Tangkap di Kabupaten Pohuwato sebanyak 1.793 RTP/PP yang tersebar pada 10 wilayah kecamatan. Sedangkan untuk Jumlah Nelayan Tangkap sebanyak 3.838 orang yang berada di Kecamatan Marisa, Popayato Timur, Popayato, Popayato Barat, Lemito, Wanggarasi, Randangan, Duhiadaa, Patilanggio dan Paguat. Selanjutnya untuk potensi perikanan payau berdasarkan zona kecamatan adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan paguat, potensi Payau : 360 Hektar 2. Kecamatan Marisa, potensi payau : 825 Hektar 3. Kecamatan Duhiadaa, potensi payau : 1.000 Hektar 4. Kecamatan Patilanggio, potensi payau : 500 Hektar 5. Kecamatan Randangan, potensi payau : 4.250 Hektar 6. Kecamatan Wanggarasi, potensi payau : 500 Hektar 7. Kecamatan Lemito, potensi payau : 400 Hektar

8. Kecamatan Popayato Timur : 200 Hektar

9. Kecamatan Popayato Barat : 1.000 Hektar

10. Kecamatan Popayato : 575 Hektar

(19)

Kabupaten Pohuwato | VI-19 Dengan mempertimbangkan karakteristik kawasan yang sesuai untuk pengembangan budidaya payau di Kabupaten Pohuwato, maka sebarannya lebih diarahkan di wilayah Kecamatan Popayato Barat, Popayato, Popayato Timur, Lemito, Randangan, Wanggarasi, Duhiadaa, Marisa, dan Paguat, dengan total areal seluas ± 5.520,27 ha.

Sementara untuk kegiatan budidaya laut akan memanfaatkan perairan Teluk Tomini yang membentang dari timur sampai barat kearah laut lepas sejauh menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Pohuwato.

Untuk kegiatan budidaya air tawar di Kabupaten Pohuwato lebih diarahkan pada kawasan yang sesuai dengan karakteristik kegiatan budidaya tersebut, terutama persediaan air tawar yang cukup, seperti pada wilayah Kecamatan Taluditi, Patilanggio, dan Dengilo.

Untuk lebih mengembangkan kegiatan perikanan secara berkelanjutan dan terpadu sehingga memberikan nilai ekonomis lebih tinggi kepada masyarakat secara luas di Kabupaten Pohuwato, maka dikembangkan pula Kawasan Minapolitan dengan menetapkan Kecamatan Lemito sebagai Minapolis. Minapolis Lemito akan didukung oleh kawasan-kawasan yang meliputi Popayato Barat, Popayato, Popayatao Timur, Wanggarasi, Taluditi, Randangan, Duhiadaa, Buntulia, Marisa, Paguat, dan Dengilo.

C. Potensi Peternakan

Sebagai gambaran potensi pendukung pengembangan peternakan lima tahun kedepan disajikan pada tabel 6.15

Tabel 6. 15 Potensi Produksi dan Hasil Peternakan Per Oktober 2013

No Uraian Potensi Dimanfaatkan Belum

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2013 Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produks

(20)

Kabupaten Pohuwato | VI-20 Pada sub sektor peternakan, keragaman jenis komoditi ternak yang diusahakan di Kabupaten Pohuwato mencerminkan keunggulan potensi subsektor peternakan. Jenis ternak yang berkembang baik adalah ternak sapi, kambing dan unggas. Untuk ternak sapi potong tahun 2013, berjumlah 26.856 ekor, kambing 11.544 ekor. Untuk unggas (ayam buras) tahun 2013 sebesar 7410 ekor.

Untuk pengembangan kawasan peternakan sesuai arahan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRWK) Kabupaten Pohuwato berada di wilayah Kecamatan Randangan, Kecamatan Popayato, dan Kecamatan Taluditi. Wilayah ini dalam beberapa aspek sesuai dengan karakteristik budidaya kegiatan peternakan hewan besar dan tempat penggembalaan, dibanding dengan wilayah-wilayah lainnya.

D. Potensi Kehutanan

Untuk subsektor kehutanan pada tahun 2009 telah terjadi alih fungsi hutan berdasarkan SK No 417/Menhut-II/2009 Tentang perubahan kawasan hutan dan SK No 433/Menhut –II/2009 Tentang Penunjukan kawasan Hutan kabupaten Pohuwato. Adapun kawasan fungsi hutan Kabupaten Pohuwato terdiri dari kawasan cagar alam seluas 40.013 Ha, Hutan lindung seluas 137.605 Ha, Hutan produksi terbatas seluas 80.083 Ha, Hutan produksi tetap seluas 40.920 Ha dan hutan produksi konversi seluas 69.678 Ha.

Dibawah ini disajikan pekembangan hasil pengelolaan hutan serta luas kawasan hutan yang dirambah oleh masyarakat serta informasi lain seperti pada table 10 berikut ini.

Tabel 6. 16 Perkembangan Pengelolaan Kehutanan tahun 2009 – 2010

No Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah

1 Jml Produksi Hasil Hutan

Kayu Bulat (Kubik) 11.159,76 14.537,2

25.127,9

6 7.729,86 2.443,19

60.997,9 7

2 Jml Produksi Hasil Hutan

Kayu Olahan (Kubik) 9.485,86 1.680,4 11.880,4 5.246,17 4.307,63

32.600,4

7 Luas hutan magrove yang

dirambah (Ha) 15 11 65 40 85 226

(21)

Kabupaten Pohuwato | VI-21 Pada tabel 10 diatas nampak bahwa jumlah produksi hasil hutan kayu bulat selama lima tahun adalah 61.997,97 kubik, sedangkan untuk kayu olahan sebesar 32.600,50 kubik. Adanya potensi ini pula menumbuhkan industri kayu legal di daerah ini cukup tinggi yakni sebesar 35 industri. Potensi ini pula yang menyebabkan tingkat ilegal loging cukup tinggi diatas 10 kasus pertahun atau sejak tahun 2005 – 2010 total kejadian cenderung menunjukkan angka yang tinggi, utamanya pada kawasan hutan cagar alam dan hutan mangrove. Perambahan ini bukan hanya dilakukan masyarakat pohuwato tapi sudah banyak juga yang berasal dari luar daerah pohuwato.

Sebagai upaya dinas kehutanan mengeliminir adanya kerusakan hutan tersebut, maka sejak tahun 2005 s/d tahun 2009 dilaksanakan prorgam rehabilitasi hutan yang didukung dengan anggaran dari pemerintah pusat. Output dari pelaksanaan program ini adalah meningkatnya luas hutan yang berhasil direboisasi yakni seluas 7.170 hektar.

Investasi di bidang kehutanan yang prospektif adalah pengembangan hutan tanaman industri pada areal tertentu terutama untuk pengembangan kayu jati dan kayu lainnya. Potensi lainnya adalah pengembangan industri hasil hutan seperti industri meubel berbahan kayu, rotan, industri damar, serta budidaya lebah madu dan lain-lain.

Kawasan hutan memiliki fungsi perlindungan dimana pada RTRWK Kabupaten Pohuwato Tahun 2010 – 2030 dinyatakan bahwa Rencana pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya dimaksudkan untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi kawasan-kawasan tersebut dalam perlindungan kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi, pengisi air, sumber air dan penjaga kesuburan tanah.

(22)

Kabupaten Pohuwato | VI-22 Hutan lindung yang ada di wilayah Kabupaten Pohuwato sesuai dengan Kepmenhut No. SK.433/Menhut-II/2009 adalah seluas 137.605 ha atau sebesar 32,42 % dari luas wilayah Kabupaten Pohuwato (luas wilayah kabupaten 424.431 ha). Ketetapan ini akan menjadi dasar dalam pemantapan kawasan areal hutan lindung di Kabupaten Pohuwato dalam rangka melindungi dan melestarikan fungsi ekologis kawasan hutan lindung tersebut, serta mengembangkan keterpaduan program konservasi kawasan hutan lindung lintas instansi terkait.

Hasil overlay peta menunjukkan bahwa sebaran hutan lindung di wilayah Kabupaten Pohuwato sebagian besar terdapat di wilayah bagian utara pada areal lahan yang bertopografi 500 – 1.500 m dpl dengan tingkat kelerengan sebagian besar berada pada kelas lereng 25 – 40 %. Hutan lindung dengan karakteristik areal tersebut umumnya tersebar pada wilayah Kecamatan Taluditi, Wanggarasi, Buntulia, Lemito, Patilanggio, Popayato, Popayato Timur, Dengilo, dan Popayato Barat. Hasil overlay dengan peta tutupan lahan menunjukkan bahwa sebagian areal hutan lindung telah mengalami bukaan vegetasi yang cukup luas, seperti menjadi tegalan, semak belukar, terutama pada wilayah Kecamatan Taluditi dan Wanggarasi.

E. Potensi Pertambangan

Berdasarkan RTRWK Kabupaten Pohuwato tahun 2010 – 2030 bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 8 UU/4/2009 tentang Pertambangan dan Batubara, disebutkan bahwa kewenangan pemerintah kabupaten dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, antara lain : pemberian izin usaha pertambangan (IUP) dan izin pertambangan rakyat (IPR). Kewenangan pemerintah kabupaten ini sejalan UU/32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang tentunya akan berimplikasi pada efisiensi prosedur dalam pengelolaan potensi pertambangan di daerah, dan dapat memotivasi pemerintah Kabupaten Pohuwato khususnya untuk mempromosikan potensi sektor pertambangan mineral di daerahnya kepada investor luar untuk mengelola bahan tambang mineral yang ada, terkait dengan pendapatan daerah dari kegiatan eksplorasi pertambangan tersebut (pasal 129 UU/4/2009).

(23)

Kabupaten Pohuwato | VI-23 Pengembangan kegiatan pertambangan di wilayah Kabupaten Pohuwato untuk golongan bahan galian C terdapat dibeberapa lokasi yang dilintasi sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil seperti Sungai Randangan, Sungai Popayato, Sungai Malango, Sungai Lemito, Sungai Marisa, dan Sungai Paguat. Lokasi-lokasi tambang bahan galian C tersebut berada di Kecamatan Randangan, Popayato, Lemito, Marisa, dan Paguat.

Pada sektor pertambangan, potensi yang ada mencakup sejumlah bahan tambang dan mineral yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti emas, perak, tembaga, batu gamping (lime stone), toseki, batu granit, sirtu, zeolit, kaolin, pasir kuarsa, feldspar dan lempung (clay). Potensi ini mempunyai nilai ekonomis penting dalam peningkatan kemakmuran masyarakat Pohuwato. Secara geologis, potensi bahan tambang Kabupaten Pohuwato tersebar di seluruh kabupaten dengan jenis dan potensi yang beragam. Issu sentral dalam pertambangan adalah aktifitas illegal mining. Adapun potensi tambang di Kabupaten Pohuwato disajikan pada tabel 6.17

Tabel 6. 17 Potensi Pertambangan Di Kabupaten Pohuwato

NO JENIS SUMBER DAYA LOKASI

Sumber : Dinas Kehutanan,pertambangan dan Energi 2010

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pertambangan hingga tahun 2013 berdasarkan data Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Pohuwato adalah sebagai berikut :

1. Terdapat perusahaan yang mengelola Galian C belum mengurus izin atau tidak melaporkan hasil produksinya.

2. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap aturan pertambangan. 3. Kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga teknis

(24)

Kabupaten Pohuwato | VI-24 F. Potensi Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor non migas yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah selain sektor migas. Pariwisata pada perkembangannya dewasa ini menjadi salah satu industri yang diharapkan bersinergi dengan sektor-sektor lain dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah atau daerah. Dengan kedudukan yang strategis tersebut, maka daya tarik wisata harus dirancang dan dikelola secara profesional untuk dapat menarik arus kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata yang ada.

Pengembangan pariwisata menuntut adanya potensi daerah wisata yang memiliki karakteristik yang khas, disamping ketersediaan infrastruktur serta kestabilan keamanan dalam menarik arus kunjungan wisatawan. Potensi-potensi wisata tersebut dapat berupa keragaman budaya, seni dan pesona alam.

Sesuai dengan potensi objek wisata dan ketersediaan sarana dan prasarana seperti hotel dan restoran, kawasan wisata di Kabupaten Pohuwato diarahkan ke kecamatan Paguat, kawasan sekitar Taman Laut Pulau Bitila dengan pusat pelayanan di Kelurahan Pentadu (Kecamatan Paguat). Objek wisata yang berada di sekitar Kabupaten Pohuwato meliputi Pulau Lahe, Perkampungan Suku Bajo (Torsiajie), Danau Delo, Pulau Napo Libou, Pantai Nyiur Indah, Air Terjun Lomuli, Air Terjun Dudu, dan Danau Embung.

Object wisata yang dalam proses pengembangan sampai tahun 2013 adalah pantai lalape, desa wisata Torosiaje, Air terjun Lomuli, Pantai Kota Pohon Cinta, Pantai Libuo pantai tanjung Maleo, pantai Bubulan Indah dan Cagar alam panua. Sedangkan yang belum tersentuh pengembangan adalah Danau Telaga, Air Terjun Kelapa Liman, Air Terjun Lomuli, air terjun wanggarasi, danau Celo, Pulau lahe, Danau Embung, pantai bulili, air terjun makarti jaya, pantai tanjung bajo, dan air terjun karya. Permasalahan utama dalam pengembangan objek wisata ini adalah masih kurang infrastruktur penunjang di kawasan wisata serta promosi wisata.

(25)

Kabupaten Pohuwato | VI-25 1. Permukiman Terapung Suku Bajo di Desa Torisiaje;

 Obyek wisata ini terletak di Kecamatan Popayato.

 Daya tariknya berupa bangunan rumah masyarakat suku Bajo yang berada di atas perairan laut.

2. Kawasan Wisata Pantai Indah Bumbulan;

 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Paguat.

 Daya tariknya berupa hamparan pasir putih dengan view alami laut Teluk Tomini, dilengkapi dengan fasilitas wisata, seperti cottage, jogging track, gazebo, toilet, gedung pementasan, taman main, kios makanan tradisional, dan lapangan olah raga.

3. Taman Laut Pulau Bitila;

 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Paguat.

 Daya tariknya berupa keindahan alam bawah laut dengan aneka ragam biota laut, seperti beragam spesies ikan, terumbu karang yang masih baik, serta daratan pulau yang berpasir putih.

4. Pulau Lahe;

 Obyek wisata Pulau Lahe berada di Kecamatan Marisa.

 Daya tariknya berupa pantai pasir putih yang mengelilingi pulau. 5. Pantai Pohon Cinta;

 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Marisa.

 Daya tariknya berupa keindahan panorama alam pantai Teluk Tomini. 6. 6. Danau Delo;

 Obyek wisata ini terletak di Kecamatan Marisa.

 Daya tariknya berupa keindahan alam danau.

Disamping obyek-obyek wisata prioritas tersebut di atas, wilayah Kabupaten Pohuwato masih memiliki banyak jenis obyek-obyek wisata yang juga potensial dikembangkan sehingga lebih menarik untuk dikunjungi turis mancanegara maupun domestik, meliputi :

1. Tanjung Maleo di Kecamatan Paguat. 2. Pantai Tanjung Bajo Kecamatan Paguat. 3. Pantai Bulili di Kecamatan Duhiadaa. 4. Pantai Lalape di Kecamatan Popayato. 5. Danau Embung di Kecamatan Patilanggio. 6. Danau Telaga di Kecamatan Popayato. 7. Masjid Keramat di Kecamatan Wanggarasi. 8. Air Terjun Lomuli di Kecamatan Lemito.

(26)

Kabupaten Pohuwato | VI-26 10. Air Terjun Makarti Jaya di Kecamatan Taluditi.

11. Air Terjun Karya Baru di Kecamatan Dengilo. 12. Air Terjun Dadu di Kecamatan Wanggarasi.

13. Perkampungan Suku Sangihe di Desa Karangetan Kecamatan Paguat, dan di Desa Londoun Kecamatan Popayato.

14. Perkampungan Suku Minahasa di Desa Karangetan Kecamatan Paguat. 15. Pulau Napo Libuo di Kecamatan Paguat.

16. Pantai pasir putih di Kecamatan Paguat.

G. Potensi Industri, Perdagangan dan Investasi.

Sektor industri kecil dan menengah merupakan urat nadi perekonomian yang senantiasa memperoleh perhatian pemerintah daerah. Salah satu pertimbangannya adalah sektor ini menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan data BPS Pohuwato tahun 2013 jumlah industri di Kabupaten Pohuwato adalah 2.202 industri hasil pertanian dan kehutanan, 93 industri logam, mesin dan kimia, 1562 industri kerajinan rumah tangga dan 369 aneka industri.

Sementara itu selama kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 Perkembangan kelompok industri kecil menengah mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari hanya 212 kelompok tahun 2009, naik menjadi 454 kelompok pada tahun 2013. Peningkatan ini pula menyebabkan jumlah pengurusan Tanda Daftar Industri (TDI) meningkat.

Untuk subsektor perdagangan juga mengalami perkembangan yang baik di Kabupaten Pohuwato, sampai tahun 2008 jumlah perusahaan besar 21, perusahaan menengah 1.740 sehingga secara keseluruhan berjumlah 1.761. Perusahaan ini banyak bergerak dibidang jasa dan perdagangan. Selama kurun waktu 2009 – 2013 pemerintah juga telah mengembangkan pasar tradisional yakni tahun 2009 jumlah pasar tradisional sebagai pusat perdagangan baru berjumlah 12 unit, pada tahun 2013 telah berkembang menjadi 16 pasar sehingga dengan demikian sebagian besar kecamatan yang strategis telah memiliki pasar tradisional bahkan ada yang sampai 2 pasar.

Selanjutnya, terdapat juga Koperasi yang menjadi salah satu penggerak ekonomi desa. Jumlah Koperasi sampai tahun 2009 berdasarkan data BPS adalah KUD 16 unit, KPRI 8 unit, KSP 8 unit, KSU 37 unit. Sedangkan berdasarkan hasil evaluasi Dinas Koperindag bahwa jumlah Koperasi di Kabupaten Pohuwato sebanyak 113 Koperasi.

(27)

Kabupaten Pohuwato | VI-27 Demikian juga dengan IKM, tahun 2005 berjumlah 23,5 Milyar, tahun 2009 berkembang menjadi 50,2 Milyar. Sedang untuk investasi swasta yang tahun 2005 baru sekitar 79,4 milyar, pada tahun 2009 telah berkembang menjadi 876,2 milyar. Prediksi jumlah nilai investasi tersebut lahir dari adanya berbagai macam investor yang sudah berjalan atau sedang merencanakan masuk ke Kabupaten Pohuwato seperti pada tabel 6.18

Tabel 6. 18 Perkembangan Jumlah Investor di Kabupaten Pohuwato

NO NAMA PERUSAHAAN JENIS KEGIATAN

INVESTASI

ASAL

INVESTOR KET.

1. PT. Maria Southsea Pearls Indonesia

budidaya kerang mutiara

PMA Sudah Berjalan

2. Pt. Multi Nabati Sulawesi industri minyak kelapa

PMA Sudah Berjalan

3 Pt. Harim Group komoditi jagung PMA Sudah Berjalan

4 Pt. Sawit Mandiri Kelapa Sawit PMD Sudah Berjalan

Sumber : Dinas Koperindag dan Investasi Tahun 2012

Ke depan, industri kecil menengah, perdagangan dan investasi akan terus berkembang seiring dengan perkembangan Kabupaten Pohuwato menjadi pusat industri, jasa dan perdagangan di kawasan Teluk Tomini.

Gambar

Tabel 6. 1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Di
Gambar 6. 1  Peta Wilayah Adminitrasi Kabupaten Pohuwato
Tabel 6. 2 Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Pohuwato Tahun
Tabel 6. 3 Jumlah Penduduk (Jiwa) Kab. Pohuwato, 2009-2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

lafadz , tentunya tidak akan pernah ada tulisan, dan tanpa adanya tulisan dar mana kita bisa memahami dan mendapatkan ilmu. Berkaitan dengan ilmu nahwu yang juga disebut sebagai

Kesegaran jasmani sangat dibutuhkan oleh setiap karyawan untuk menjalankan aktivitas pekerjaan di tempat kerja, salah satu jalan untuk memelihara dan meningkatkan

Teknologi ini adalah cara untuk memperoleh Gas Bakar Sintetis melalui proses Gasifikasi batubara termasuk yang berkalori rendah, diketahui bahwa Indonesia sangat

Untuk kasus volatilitas deterministik, Lagrangian forward rates yang diberikan oleh persamaan (3) adalah kuadratis, dan kemudian kondisi tanpa kehadiran arbitrase dapat

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai kepercayaan diri pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebesar 2,092, yang berarti pendampingan psikologi

Sebelum waktu pensiun itu, semuanya harus bekerja, tetapi sesudah pensiun malah semuanya terjamin, ya itu yang menyebabkan saya ingat bahwa orang lain tidak pernah makan roti

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap peningkatan pendapatan usaha anggota pada BTM BiMu, dan Untuk

Saya merasa senang jika dapat memberikan ide yang berguna bagi kelompok untuk mencapai target. SS S