KAJIAN EKONOMI KEUANGAN
REGIONAL
Provinsi Kalimantan Selatan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Wilayah II Kalimantan
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
i
iK
ATA
P
ENGANTAR
Puji
syukur
kami
panjatkan
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Kuasa
atas
limpahan
rahmat
dan
karuniaNya,
sehingga
Kajian
Ekonomi
Keuangan
Regional
(KEKR)
Provinsi
Kalimantan
Selatan
(Kalsel)
periode
triwulan
III
‐
2014
ini
dapat
hadir
di
tangan
pembaca.
Publikasi
rutin
triwulanan
Kantor
Perwakilan
Bank
Indonesia
Wilayah
Kalimantan
ini
mengulas
perkembangan
terakhir
berbagai
variabel
makro
ekonomi
di
tingkat
provinsi,
meliputi
perkembangan
ekonomi,
inflasi,
perbankan,
sistem
pembayaran,
keuangan
daerah,
indikator
kesejahteraan,
serta
prospek
pertumbuhan
ekonomi
dan
inflasi
triwulan
mendatang.
Kami
mengharapkan
publikasi
ini
dapat
menjadi
salah
satu
sumber
informasi
yang
bermanfaat
bagi
pemangku
kebijakan,
akademisi,
pelaku
usaha,
perbankan,
masyarakat,
dan
pihak
‐
pihak
lainnya
yang
memerlukan
dan
menaruh
perhatian
terhadap
perkembangan
ekonomi
Provinsi
Kalsel.
Pada
edisi
ini
dapat
kami
sampaikan
bahwa
secara
umum
kinerja
perekonomian
Kalsel
pada
triwulan
III
2014
mencatat
pertumbuhan
yang
stabil
sebesar
4,8%
(yoy).
Hal
ini
tidak
terlepas
dari
peningkatan
kinerja
sektor
pertambangan
dan
sektor
industri
pengolahan.
Sementara
itu,
konsumsi
rumah
tangga
dan
investasi
yang
masih
tumbuh
tinggi
dapat
menopang
perekonomian
Kalsel
pada
triwulan
tersebut.
Sementara
itu,
tekanan
inflasi
Kalimantan
Selatan
pada
triwulan
III
2014
tercatat
lebih
rendah
dibandingkan
dengan
triwulan
sebelumnya.
Inflasi
Kalimantan
Selatan
yang
diwakili
Kota
Banjarmasin
dan
Tanjung
tercatat
sebesar
4,80
%
(yoy),
lebih
rendah
dibandingkan
dengan
triwulan
sebelumnya
(6,83%,
yoy).
Menurunnya
inflasi
Kalimantan
Selatan
tersebut
terutama
didorong
oleh
penurunan
indeks
harga
kelompok
barang
lainnya
khususnya
kelompok
bahan
makanan.
Beberapa
komoditas
pangan
strategis
mengalami
koreksi
harga
berkat
membaiknya
pasokan
dan
distribusi
dari
daerah
produsen
maupun
dari
kapasitas
lokal.
Dari
sisi
perbankan,
kinerja
intermediasi
perbankan
Kalimantan
Selatan
pada
triwulan
III
2014
menunjukkan
perlambatan.
Dana
Pihak
Ketiga
(DPK)
tumbuh
8,40%
(yoy)
dan
kredit
tumbuh
9,66%
(yoy),
dengan
tingkat
LDR
mencapai
123,35%.
Ke
depan,
kami
memperkirakan
prospek
ekonomi
Kalimantan
pada
triwulan
IV
2014
tumbuh
pada
kisaran
4,7%
‐
5,1%
(yoy).
Peningkatan
terutama
disumbang
oleh
peningkatan
kinerja
sektor
perkebunan
kelapa
sawit
dan
karet.
Selain
itu,
konsumsi
rumah
tangga
dan
kegiatan
investasi
Kata Pengantar
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
ii
triwulan
IV
2014
diperkirakan
akan
lebih
rendah
dibandingkan
triwulan
sebelumnya
yaitu
pada
kisaran
5,3%
‐
5,7%
(yoy).
Kesimpulan
di
atas
merupakan
hasil
analisa
kami
terhadap
berbagai
data
dan
informasi,
yang
selain
berasal
dari
Bank
Indonesia,
laporan
perbankan,
serta
hasil
‐
hasil
survei
yang
dilakukan
oleh
Kantor
Perwakilan
Bank
Indonesia
Wilayah
II
juga
berbagai
instansi
terkait,
seperti
Pemerintah
Provinsi
Kalimantan
Selatan
dan
dinas
‐
dinas
terkait,
BPS
Kalimantan
Selatan,
Kesyahbandaran
dan
Otoritas
Pelabuhan
Banjarmasin,
serta
berbagai
perusahaan,
serta
asosiasi
dan
akademisi.
Sehubungan
dengan
hal
tersebut,
perkenankanlah
kami
mengucapkan
terima
kasih
yang
sebesar
‐
besarnya
kepada
pihak
‐
pihak
tersebut
yang
telah
membantu
penyusunan
buku
ini.
Akhirnya,
kami
berharap
semoga
publikasi
ini
bermanfaat
bagi
berbagai
pihak
yang
membutuhkan,
meskipun
kami
menyadari
masih
banyak
langkah
‐
langkah
penyempurnaan
yang
perlu
kami
lakukan.
Saran
dan
kritik
kami
nantikan
untuk
penyempurnaan
publikasi
ini.
Selanjutnya
kami
sampaikan
penghargaan
dan
terima
kasih
yang
tulus
kepada
berbagai
pihak
yang
telah
membantu
dalam
penyediaan
data
dan
informasi
yang
kami
perlukan,
semoga
hubungan
baik
ini
dapat
terus
terbina
di
masa
yang
akan
datang.
Semoga
Tuhan
Yang
Maha
Kuasa
senantiasa
memberikan
kemudahan
kepada
kita
dalam
mengupayakan
hasil
kerja
yang
terbaik
Banjarmasin,
17
November
2014
KEPALA
PERWAKILAN
BANK
INDONESIA
WILAYAH
KALIMANTAN
MokhammadDadiAryadi DirekturEksekutif
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 iii
D
AFTAR
I
SI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GRAFIK ... vii
KETERANGAN DAN SUMBER DATA ... ix
TABEL INDIKATOR TERPILIH ... xi
RINGKASAN EKSEKUTIF ……….………... 1
BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ... ... 9
1. Sisi Permintaan ... 9
1.1. Konsumsi Rumah Tangga ... ... 10
1.2. Pengeluaran Pemerintah ... 11
1.3. Investasi ... ... 11
1.4. Perkembangan Ekspor ... 13
1.5. Perkembangan Impor ... 14
2. Sisi Penawaran: Sektor Utama Daerah……….……... 15
2.1. Sektor Pertanian ... 16
2.2. Sektor Pertambangan ... . 17
2.3. Sektor Industri Pengolahan ... 18
2.4. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) ... ... 19
BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH……….…………... ... 23
1. Kondisi Umum ……….………...… 23
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi……….………… ... 28
BOKS : Hubungan Kenaikan BBM dan UMP Mempengaruhi Tekanan Inflasi dari Sisi Suplai ... 32
BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ... ... 37
1. Perkembangan Perbankan ... ... 37
1.1. Intermediasi Perbankan ... 38
1.2. Ketahanan Sektor Keuangan dari Sisi Korporasi ... 39
1.3. Ketahanan Sektor Rumah Tangga ... 40
1.4. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ... 41
2. Perkembangan Sistem Pembayaran ... ... 42
2.1. Transaksi Pembayaran Non Tunai ... ... 42
2.2. Transaksi Pembayaran Tunai ... ... 43
BOKS : Bank Indonesia Luncurkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) ... 45
BAB 4. KEUANGAN DAERAH ………... ... 49
1. Realisasi Pos Pendapatan Daerah ... ... 49
2. Realisasi Belanjar Daerah ... 51
BOKS : Keterkaitan Perekonomian dan PAD di Kalimantan Selatan ... 53
BAB 5. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN.... ... 57
1. Ketenagakerjaan …....……. ... 57
2. Kesejahteraan ... ... 60
Daftar Isi
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 iv
BAB 6. PROSPEK EKONOMI ... ... 67
1. Prakiraan Kondisi Makro Ekonomi …....……. ... 67
2. Prakiraan Inflasi ... ... 68
DAFTAR ISTILAH TIM PENYUSUN
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 v
v
D
AFTAR
T
ABEL
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Permintaan ... 9
Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (%,yoy) Sisi
Penawaran Atas Dasar Harga Konstan ... 15
Tabel 2.1. Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan
Menurut Kelompok ... 24
Tabel 2.2. Tingkat Inflasi Kota Banjarmasin Bulanan (mtm) dan Tahunan
(yoy) Menurut Kelompok ... 26
Tabel 2.3. Tingkat Inflasi Kota Tanjung Bulanan (mtm) dan Tahunan
(yoy) Menurut Kelompok ... 27
Tabel 4.1. Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Kalimantan
Selatan (Rp. Miliar) ... 49
Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan
(Rp. Miliar) ... 50
Tabel 4.3. Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp. Miliar) .. 52
Tabel 5.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama
2012 – 2014 ... 57
Tabel 5.2. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan Utama 2012 – 2014 ... 58
Tabel 5.3. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Menurut Status Pekerjaan 2012 – 2014 (%) ... 58
Tabel 5.4. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2012 – 2014 (%) ... 59
Tabel 5.5. Perubahan Nilai Tukar Petani Kalimantan Selatan
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 vii
vii
D
AFTAR
G
RAFIK
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan ... 9
Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen ... 10
Grafik 1.3. Indeks Penghasilan & Ketersediaan Lapangan Kerja ... 10
Grafik 1.4. Indeks Tedensi Konsumen ... 11
Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Kalimantan Selatan ... 11
Grafik 1.6. Realisasi Investasi PMA ... 12
Grafik 1.7. Jumlah Proyek Investasi PMA ... 12
Grafik 1.8. Realisasi Investasi PMDN ... 12
Grafik 1.9. Jumlah Proyek Investasi PMDN ... 12
Grafik 1.10. Kredit Investasi ... 13
Grafik 1.11. Volume Bongkar Barang Modal ... 13
Grafik 1.12. Nilai Ekspor LN Kalsel ... 14
Grafik 1.13. Volume Ekspor LN Kalsel ... 14
Grafik 1.14. Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Berdasarkan Negara Tujuan ... 14
Grafik 1.15. Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Berdasarkan Komoditas ... 14
Grafik 1.16. Volume Impor Barang Dari Provinsi Lain Via Pelabuhan ... 15
Grafik 1.17. Nilai Impor LN Kalsel ... 15
Grafik 1.18. Kredit Sektor Pertanian Lokasi Proyek ... 16
Grafik 1.19. Luas Lahan Panen Padi Kalsel ... 16
Grafik 1.20. Produksi Kelapa Sawit (Tandan Buah Segar) ... 17
Grafik 1.21. Produksi karet ... 17
Grafik 1.22. Volume Ekspor Batubara ... 17
Grafik 1.23. Stok Batubara Taboneo ... 17
Grafik 1.24. Produksi Batubara ... 18
Grafik 1.25. Kredit Sektor Pertambangan ... 18
Grafik 1.26. Ekspor CPO Kalsel ... 19
Grafik 1.27. Produksi CPO ... 19
Grafik 1.28. Volume Muat Komoditas Kayu Lapis di Pelabuhan ... 19
Grafik 1.29. Kredit Sektor Industri Pengolahan ... 19
Grafik 2.1. Inflasi Tahunan Kalimantan Selatan, Kalimantan, dan Nasional ... 24
Grafik 2.2. Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan ... 25
Grafik 2.3. Inflasi (qtq) Sub Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ... 25
Grafik 2.4. Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan ... 26
Grafik 2.5. Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan Berdasarkan Kelompok Pengeluaran di Tw III – 2014 ... 26
Grafik 2.6. Inflasi Tahunan Menurut Komponen Penyebab ... 28
Grafik 2.7. Perkembangan Harga Komoditas Harga Pangan ... 29
Grafik 2.8. Perkembangan Beberapa Harga Komoditas Global ... 30
Grafik 2.9. Perkembangan Kurs Rupiah ... 30
Grafik 2.10. Ekspektasi Inflasi Konsumen ... 31
Grafik 2.11. Ekspektasi Kenaikan Harga Kelompok (SK) ... 31
Grafik 3.1. Kinerja Penyaluran Kredit Perbankan ... 37
Grafik 3.2. Kinerja Kredit, DPK dan LDR ... 38
Grafik 3.3. Penyaluran Jenis Kredit Perbankan ... 38
Daftar Grafik
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 viii
Grafik 3.5. NPL Kredit Sektor Utama ... 39
Grafik 3.6. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga ... 41
Grafik 3.7. NPL Kredit Rumah Tangga ... 41
Grafik 3.8. Kinerja Kredit dan NPL Kredit UMKM ... 42
Grafik 3.9. Transaksi RTGS Per Hari ... 43
Grafik 3.10. Transaksi Kliring ... 43
Grafik 3.11. Perkembangan Inflow – Outflow ... 43
Grafik 3.12. Perkembangan Jumlah Uang Palsu ... 43
Grafik 4.1. Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah Dalam APBD Triwulan III - 2014 ... 51
Grafik 4.2. Rasio Kemandirian Daerah / Desentralisasi Fiskal ... 51
Grafik 4.3. Prosentase Realisasi Belanja OperasiTerhadap Anggaran Belanja Total ... 52
Grafik 4.4. Rasio Realisasi Belanja Modal Terhadap Belanja Total ... 52
Grafik 5.1. TPAK dan TPT Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalsel ... 59
Grafik 5.2. Indeks Keyakinan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini ... 60
Grafik 5.3. Upah Rill di Kalimantan Selatan ... 60
Grafik 5.4. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalsel ... 61
Grafik 6.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia ... 67
Grafik 6.2. Ekspektasi Kegiatan Usaha ... 67
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 ix
ix
Buku Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan.
Bab I Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas
dasar tahun 2000 bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan.
Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber dari Dokumen Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Divisi PDIE-Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia, yang tercantum pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.
Bab II Data IHK dan inflasi pedesaan bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan, dioleh
lebih lanjut dan disandingkan dengan berbagai hasil survei KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan khususnya Survei Konsumen (SK) dan Survei Pemantauan Harga (SPH) untuk keperluan analisis.
Bab III Data perbankan bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang
berlokasi di wilayah Kalimantan Selatan, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek bersumber dari Datawarehouse Bank Indonesia. Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan. Untuk data transaksi tunai bersumber dari Departemen Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Untuk data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS bersumber dari Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring KPw Bank Indonesia Wilayah II (Kalimantan).
Bab IV Data keuangan daerah hanya mencakup data keuangan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan yang bersumber dari Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan.
Bab V Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional
(Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan serta data pencairan Jaminan Hari tua (JHT) dari Jamsostek Wilayah Kalimantan selatan. Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Nilai Tambah Petani (NTP) yang juga bersumber dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel. Sebagai suplemen informasi juga digunakan data olahan hasil SKDU KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan.
Bab VI Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator ekonomi
dan moneter dengan didukung oleh hasil survei yang dilakukan KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan seperti SKDU, SK, dan SPE.
Buku ini diterbitkan pada akhir periode triwulan laporan sehingga angka yang disajikan dalam triwulan dimaksud sebagian di antaranya merupakan angka sementara hasil estimasi. Selanjutnya, adakalanya angka yang menunjukkan penjumlahan tidak selalu sama besarnya dengan penjumlahan angka-angka yang bersangkutan karena pembulatan.
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
x
Visi Bank Indonesia
Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.
Misi Bank Indonesia
1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu
bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional
3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.
Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia
Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trus and Integrity, Professionalism, Excellence, Public Interest, dan Coordination and Teamwork.
Visi KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan
Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasiona.
Misi KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan
Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 xi
xi
T
ABEL
I
NDIKATOR
E
KONOMI
T
ERPILIH
a. Inflasi dan PDRB b. Perbankan TW - I TW - II TW - III TW - IV TW - I TW - II TW - III MAKRO 135,4 143,47 146,00 145,71 151,02 153,49 108,32 110,91 111,66 3,98 5,96 5,25 4,74 7,09 6,98 4,89 6,81 4,81 135,4 143,47 146,00 145,71 151,02 153,49 108,22 110,91 111,63 3,98 5,96 5,25 4,74 7,09 6,98 4,84 6,81 4,67 109,57 111,79 112,10 5,49 7,02 6,54 Pertanian 7.544 7.815 1.384 2.244 2.599 1.823 1.420 2.315 2.655 Pertambangan & Penggalian 7.256 7.448 1.867 1.891 1.876 1.891 1.882 1.895 1.903 Industri Pengolahan 3351 3.487 888 902 914 931 930 948 958 Listrik, Gas, & Air Bersih 166 178 46 47 48 49 48 50 51 Bangunan 1839 2.020 504 528 550 605 541 569 592 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5121 5.631 1.385 1.485 1.574 1.667 1.524 1.607 1.703 Pengangkutan dan Komunikasi 2873 3.075 776 796 843 871 837 851 898 Keuangan, Persewaan, dan Jasa 1343 1.453 385 395 404 417 420 434 439 Jasa 3061 3.322 832 876 925 979 908 944 1.000 6,12% 5,72% 5,57% 5,05% 4,77% 5,40% 5,50% 4,81% 4,78% 9.783 9.552 2.417 2.233 1.795 2.217 2.200 2.023 1.784 122.229 130.479 40.329 39.506 31.277 40.556 36.932 34.918 32.153 682,5 626,3 69,4 44,8 124,8 62,3 106,9 65,5 34,6 279,2 197,4 26,5 31,5 68,3 49,0 56,6 61,1 50,2 Volume Impor Nonmigas (ribu ton)
INDIKATOR
IHK Kalimantan Selatan Inflasi Kalimantan Selatan (y-o-y)
PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)
Pertumbuhan PDRB (y-o-y) Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) IHK Banjarmasin
Inflasi Banjarmasin (y-o-y) IHK Tanjung
Inflasi Tanjung (y-o-y)
2014 2013 TAHUN 2011 TAHUN 2012 Tw - I Tw - II Tw - III Tw - IV Tw - I Tw - II Tw - III 33.092 41.257 42.031 44.542 45.975 45.707 45.457 50.192 50.612 27.728 33.827 34.264 35.515 36.003 36.229 36.152 38.447 39.028 6.223 8.199 8.600 9.589 9.085 7.697 8.228 10.547 10.495 15.543 18.288 17.477 17.261 17.827 19.911 18.785 18.639 18.643 5.963 7.340 8.187 8.664 9.091 8.621 9.138 9.261 9.890 28.278 36.460 38.831 41.163 43.901 42.761 43.796 45.600 48.142 9.297 12.486 14.078 13.912 15.669 14.540 14.670 14.749 15.882 8.263 11.332 11.629 13.314 13.554 13.181 13.853 15.030 16.072 10.718 12.642 13.124 13.937 14.678 15.040 15.274 15.821 16.187 101,98% 107,78% 113,33% 115,90% 121,94% 118,03% 121,15% 118,61% 123,35% 20.688 26.633 27.284 29.253 30.421 31.567 31.812 33.440 33.923 7.338 9.457 9.288 9.746 10.087 10.557 10.438 10.868 11.157 5.450 7.027 7.372 8.073 8.176 8.416 8.551 9.139 9.052 7.900 10.149 10.625 11.435 12.158 12.594 12.823 13.432 13.715 74,61% 78,73% 79,63% 82,37% 84,50% 87,13% 88,00% 86,98% 86,92% 1,61% 1,24% 1,44% 1,42% 1,42% 1,38% 1,78% 2,22% 2,79% Total Asset Giro Tabungan NPL Deposito Modal Kerja Investasi DPK
Kredit - Lokasi Proyek
Konsumsi Modal Kerja Investasi Konsumsi LDR LDR - Lokasi Proyek Kredit - Lokasi Bank
2014
PERBANKAN
Bank Umum (Rp miliar)
2011
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
xii
c. Sistem Pembayaran
Tw - I Tw - II Tw - III Tw - IV Tw - I Tw - II Tw - III
Posisi Kas Gabungan
(Rp miliar) 10.493 12.890 3.150 3.156 4.838 3.814 3.686 3.185 5.215 Inflow (Rp miliar) 5.363 7.310 2.417 1.783 2.630 1.645 2.666 1.881 3.120 Outflow (Rp miliar) 5.129 5.578 733 1.373 2.208 2.168 1.020 1.304 2.096 Pemusnahan Uang (Rp miliar) 2.990 1.020 335 263 479 790 404 466 706 Nominal Transaksi RTGS (Rp Miliar) 164.581 205.048 49.842 57.648 46.795 44.688 37.888 36.393 33.443 Volume Transaksi RTGS (ribu lbr) 185 196 47 48 43 47 42 42 36 Nominal Kliring (Rp Miliar) 16.100 16.637 4.387 4.183 3.038 4.349 4.108 4.324 3.699 Volume Kliring (ribu lbr) 304 321 81 83 56 82 78 93 76 Rata-rata Harian Nominal Kliring 64,62 67,82 73,01 66,40 67,62 71,30 65,52 73,29 60,65 Rata-rata Harian Volume Kliring (ribu
lbr) 1,22 1,31 1,35 1,32 1,26 1,34 1,30 1,57 1,25 Nominal Kliring Pengembalian (Rp
miliar) 437 794 117 106 161 387 118 153 113 Volume Kliring Pengembalian (lembar) 6.985 8.037 2.135 2.297 2.419 2.311 2.207 3.050 2.384 Rata-rata Harian Nominal Kliring
Pengembalian (Rp Miliar)
1,71
1,93 1,95 1,68 2,55 6,34 1,93 2,51 1,85 Rata-rata Harian Volume Kliring
Pengembalian (lembar) 27 32 36 36 38 38 36 50 39 Rata-rata Harian Nominal Cek/BG
Kosong (%) 1,98 2,00 2,23 2,03 2,32 8,45 2,46 2,21 1,79 Rata-rata Harian Volume Cek/BG
Kosong (%) 2,27 2,49 2,16 2,30 2,52 2,34 2,32 2,26 2,26
2014
Indikator
2013
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
1
R
INGKASAN
E
KSEKUTIF
PERTUMBUHAN EKONOMIPerekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014
tumbuh relatif stabil yakni sebesar 4,8% (yoy). Stabilnya
pertumbuhan ini terjadi ditopang oleh perbaikan kinerja sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Pasca disepakatinya hasil renegosiasi kontrak perusahaan pertambangan batubara mendorong pelaku usaha tambang untuk mengejar target produksi dan meningkatkan kinerja di sektor pertambangan. Selain itu, mulai dioperasikannya smelter bijih besi dan diberikannya izin ekspor konsentrat turut mendorong perbaikan kinerja sektor tersebut. Namun, menurunnya kinerja produksi pertanian, khususnya tanaman bahan makanan (padi), menyebabkan perlambatan kinerja sektor pertanian dan menahan laju perekonomian di triwulan tersebut.
Dari sisi permintaan, stabilnya perekonomian disebabkan oleh peningkatan konsumsi dan investasi namun tertahan
oleh ekspor yang terkontraksi. Peningkatan konsumsi
terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan penghasilan dari sektor pertambangan dan industri pengolahan. Adapun kegiatan investasi didorong oleh masih berlangsungnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, pembangkit listrik dan jembatan. Sementara itu, ekspor Kalimantan Selatan yang didominasi oleh ekspor komoditas batubara masih mengalami kontraksi seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok.
Dari sisi penawaran atau sektoral, stabilnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 ditopang oleh membaiknya aktivitas produksi di sektor
pertambangan dan sektor industri pengolahan. Kinerja
produksi pertambangan yang membaik didorong oleh adanya peningkatan produksi batubara dan telah beroperasinya smelter bijih besi di Pulau Sebuku. Selain itu, konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh tinggi seiring dengan faktor musiman liburan sekolah dan penyelenggaraan ibadah Ramadhan dan Idul
Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 sebesar 4,8% (yoy), masih stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kegiatan konsumsi dan investasi sebagai penopang
perekonomian Kalsel di tengah kegiatan ekspor yang masih terkontraksi. Stabilnya sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan menjadi penopang stabilnya laju pertumbuhan perekonomian Kalsel
Ringkasan Eksekutif
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
2
Fitri turut mendorong peningkatan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Sementara itu, kinerja sektor pertanian yang melambat menahan laju perekonomian Kalimantan Selatan. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi padi terkait dengan cuaca yang lebih kering di triwulan III 2014.
ASESMEN INFLASI
Tekanan inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat 4,80% (yoy), menurun bila dibandingkan dengan triwulan II 2014 (6,83%, yoy). Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM yang terjadi pada triwulan II 2013, serta relatif terjaganya tekanan inflasi pada perayaan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Terjaganya pasokan dan kembali normalnya permintaan masyarakat terhadap komoditas pangan strategis pada akhir triwulan III 2014 mendorong terjadinya deflasi pada kelompok volatile food yang menjadi salah satu faktor penurunan inflasi Kalimantan Selatan. Di sisi lain, tekanan inflasi pada triwulan III 2014 didorong oleh kelompok administered prices yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga LPG 12 Kg dan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) tahap kedua. Sedangkan pada kelompok inti (core inflation), inflasi terjadi pada kelompok biaya/tarif pendidikan, rekreasi dan olahraga; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Kinerja intermediasi perbankan Provinsi Kalimantan Selatan mengalami perlambatan, baik dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun
penyaluran kredit. Pertumbuhan penghimpunan DPK
mengalami perlambatan dari 9,55% (yoy) pada Triwulan II-2014 menjadi 8,40% (yoy) pada Triwulan III-2014. Perlambatan penghimpunan DPK dipicu oleh perlambatan dari dana tabungan yang tumbuh melambat sejalan dengan penurunan suku bunga Laju inflasi Kalsel pada
triwulan III 2014 sebesar 4,80% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya karena hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM dan terjaganya pasokan komoditas pangan
Pada triwulan III 2014, pertumbuhan DPK melambat menjadi 8,40%(yoy), kredit perbankan tumbuh 9,66% (yoy).
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
3
perbankan juga tumbuh melambat dari 11,20%(yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 9,66%(yoy)pada triwulan III 2014. Perlambatan kinerja kredit dipicu oleh melambatnya pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Melambatnya kredit modal kerja dipengaruhi oleh kinerja sektor pertanian yang melambat terkait turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Sementara itu, perlambatan kredit konsumsi merupakan konsekuensi dari meningkatnya suku bunga kredit konsumsi dari 12,39% menjadi 12,45% (Suku Bunga Tertimbang). Perlambatan kredit konsumsi ini terutama terjadi pada kredit barang elektronik dan kredit perumahan, yang merupakan dampak penerapan kebijakan Loan-to-Value (LTV) Bank Indonesia.
Kualitas kredit yang disalurkan kepada sektor ekonomi maupun sektor rumah tangga Provinsi Kalimantan Selatan mengalami sedikit penurunan pada triwulan III 2014,
walaupun masih dalam batas aman. Hal ini tercermin dari
rasio Non Performing Loan (NPL) sektor ekonomi meningkat dari 2,21% pada tiwulan II 2014 menjadi 2,79% pada triwulan III 2014. Kenaikan ini terutama dipicu oleh tekanan di sektor pertanian, PHR, pertambangan dan konstruksi. Rasio NPL sektor rumah tangga juga meningkat dari 1,74% pada tiwulan II 2014 menjadi 1,79% pada triwulan III 2014. Kondisi ini diperkirakan terkait pendapatan masyarakat yang mengalami penurunan sebagaimana terindikasi dari hasil Indeks Penghasilan Konsumen pada Survei Konsumen yang turun dari 147,1 pada triwulan II-2014 menjadi 139,6 pada triwulan III-II-2014.
Perlambatan terjadi pada transaksi pembayaran secara
non tunai, walaupun secara tunai mengalami peningkatan.
Transaksi pembayaran non tunai nominal besar melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya.Perlambatan ini sejalan dengan melemahnya aktivitas perekonomian pada triwulan III-2014, khususnya pada sektor utama Provinsi Kalimantan Selatan. Pertumbuhan nilai transaksi RTGS Per Hari melambat 14,60% (yoy) dengan pertumbuhan volume sebesar -15,08% (yoy). Sejalan dengan peningkatan transaksi BI-RTGS, transaksi pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional
Transaksi pembayaran secara non tunai di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014
mengalami perlambatan, sedangkan transaksi pembayaran secara tunai mengalami peningkatan.
NPL sektor ekonomi mengalami peningkatan dari 2,21% pada triwulan II 2014 menjadi 2,79% pada triwulan III 2014. NPL rumah tangga juga mengalami peningkatan dari 1,74% menjadi 1,79%.
Ringkasan Eksekutif
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
4
Bank Indonesia (SKNBI) juga mengalami perlambatan pada Triwulan III-2014, baik dari sisi volume maupun nominalnya. Pertumbuhan nilai transaksi SKNBI Per Hari melambat -15,95% (yoy) dengan pertumbuhan volume -14,10% (yoy). Transaksi pembayaran tunai pada triwulan III-2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2014. Data terkini mencatat net inflow sebesar Rp 1,03 triliun pada triwulan III-2014, atau meningkat sebesar 77,61% (qtq) dari Rp 576,57 miliar pada triwulan II-2014. Meskipun jumlah uang keluar (outflow) mengalami peningkatan seiring persiapan tahun ajaran baru dan bulan Ramadhan serta hari raya Idul Fitri, namun jumlah uang masuk (inflow) juga meningkat lebih tajam. Meningkatnya aliran uang masuk diperkirakan berasal dari masyarakat luar daerah yang datang ke Kalimantan Selatan untuk berbelanja sekaligus merayakan Hari Raya Idul Fitri dan sisa libur sekolah menjelang tahun ajaran baru.
KEUANGAN DAERAH
Sampai dengan triwulan III-2014, realisasi keuangan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan relatif masih belum optimal. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2013, realisasi pendapatan daerah tercatat mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang baru mencapai 74,51% atau sedikit mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang realisasinya mencapai 76,21%, atau mengalami penurunan realisasi sebesar 1,59%. Sementara untuk belanja daerah dalam APBD Provinsi Kalimantan Selatan relatif relatif masih mengikuti pola realisasi anggaran yang 58,03% baik pada triwulan III-2014 maupun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total realisasi belanja daerah dalam APBD Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 sebesar Rp3,07 triliun dari rencana belanja daerah sebesar Rp5,29 triliun.
Realisasi keuangan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan belum optimal dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013.
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
5
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Seiring dengan tren perlambatan kinerja perekonomian Kalimantan Selatan, pada triwulan III-2014 kondisi ketenagakerjaan memperlihatkan adanya pelemahan.
Pada triwulan laporan, penyerapan tenaga kerja memperlihatkan kecenderungan melambat sebagaimana terindikasi dari hasil survei Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan yang mencatat beberapa penurunan pada beberapa indikator ketenagakerjaan dan peningkatan pada indikator pengangguran. Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan pada triwulan laporan secara umum juga memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Berbagai indikator seperti daya beli masyarakat dari hasil Survei Konsumen memperlihatkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini mengalami mengalami penurunan. Selain itu Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalsel juga mengalami penurunan pada triwulan laporan.
PROSPEK EKONOMI
Pada triwulan IV 2014 mendatang pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan diperkirakan mengalami peningkatan di tengah tekanan inflasi yang cenderung meningkat.
Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan IV 2014 diprakirakan berada pada kisaran 4,7% - 5,1% (yoy). Adapun untuk keseluruhan tahun 2014, perkiraan perekonomian Kalsel berada pada kisaran 4,8% - 5,2% (yoy).
Dari sisi permintaan, peningkatan terutama disumbang oleh
peningkatan konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan penghasilan masyarakat. Ekspor luar negeri yang masih mengalami kontraksi meskipun tidak sedalam periode sebelumnya karena terbantu oleh peningkatan permintaan dari India. Sementara itu kegiatan investasi masih menopang perekonomian Kalsel dengan adanya beberapa proyek
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan IV 2014
diperkirakan sebesar 4,7%- 5,1% (yoy) sehingga untuk tahun 2014 tumbuh sebesar 4,8 – 5,2% (yoy).
Pergeseran masa panen padi dan cuaca yang mendukung kelapa sawit dan karet akan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalsel yang bersumber dai sektor pertanian dan industri pengolahan.
Pelemahan
ketenagakerjaan akibat kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan yang masih terbatas
Ringkasan Eksekutif
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
6
pembangunan infrastruktur dan smelter. Dari sisi sektoral, peningkatan diperkirakan terjadi karena adanya perbaikan kinerja pada sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Bergesernya sebagian panen padi ke triwulan IV 2014 diperkirakan akan menambah produksi pada triwulan tersebut, selain itu kondisi cuaca yang mendukung produksi kelapa sawit dan karet diperkirakan akan semakin meningkatkan kinerja sektor pertanian. Seiring dengan bahan baku kelapa sawit yang melimpah, produksi CPO diperkirakan akan meningkat dan mendorong kinerja sektor industri pengolahan. Sementara itu, sektor pertambangan diperkirakan akan mengalami perlambatan seiring dengan masih berlangsungnya konsolidasi berkaitan dengan pergeseran ekspor batubara ke Tiongkok menjadi ekspor ke India.
PROSPEK INFLASI
Tekanan inflasi Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan terakhir di tahun 2014 diperkirakan terus meningkat, bahkan berpotensi melampaui sasaran inflasi yang ditetapkan jika
Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Dengan
mempertimbangkan berbagai potensi resiko yang ada dan tanpa menghitung dampak rencana kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi, tingkat inflasi Kalimantan Selatan pada akhir tahun diprakirakan mencapai 5,3% - 5,7%. Secara historis Inflasi pada triwulan IV, khususnya bulan November dan Desember cenderung tinggi dan pada tahun ini juga dihadapkan pada sejumlah faktor yang berpotensi semakin mendorong tingginya inflasi di akhir 2014. Sejumlah faktor yang berpotensi semakin mendorong tingginya inflasi di akhir 2014 antara lain peningkatani Tarif Tenaga Listrik (TTL), kenaikan tarif batas atas angkutan udara, terjadinya El Nino, kenaikan harga LPG 12KG, dan berhentinya penyaluran RASKIN. Dari sisi permintaan diperkiraan juga akan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya ekspektasi inflasi pada triwulan IV 2014 yang didorong oleh wacana peningkatan BBM berubsidi, khususnya pada beberapa komoditas yang secara suplai tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas produksi lokal seperti beberapa produk hortikultura, beras, dan telur ayam ras.
Laju inflasi d triwulan IV-2014 diperkirakan pada kisaran 5,3%-5,7% (yoy).
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 8 paman
BAB I
PERKEMBANGAN EKONOMI
MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 9
P
ERKEMBANGAN
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
Perekonomian Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan III 2014 tumbuh stabil pada kisaran 4,8% (yoy). Pada periode tersebut, stabilnya perekonomian Kalimantan Selatan didorong oleh peningkatan kinerja sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Telah ditandatanganinya renegosiasi kontrak perusahaan pertambangan batubara menyebabkan perusahaan tersebut mengejar target produksi dan meningkatkan kinerja di sektor pertambangan. Telah dioperasikannya smelter bijih besi dan diberikannya izin ekspor konsentrat turut mendorong perbaikan kinerja sektor tersebut. Sementara itu, menurunnya produksi tanaman bahan makanan (padi) menyebabkan perlambatan kinerja sektor pertanian dan menahan laju perekonomian di triwulan tersebut.
Sumber: BPS, BPS Kalimantan Selatan
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
1. SISI PERMINTAAN
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Permintaan
Keterangan: PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto; SOG = Source of Growth (sumber pertumbuhan); yoy Sumber: BPS Kalimantan Selatan (diolah)
4,8%
5,1% I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2010 2011 2012 2013 2014
Pertumbuhan Kalsel (yoy) Pertumbuhan Nasional (yoy)
Pangsa % SOG % I II III IV I II III Konsumsi Rumahtangga 7,8 7,4 6,9 6,6 6,6 7,1 7,4 44,7 3,2 Konsumsi Pemerintah 6,0 6,9 10,6 8,7 8,9 6,7 9,2 14,0 1,2 PMTB (Investasi) 10,0 10,3 10,0 7,0 7,1 10,8 12,1 19,8 2,2 Ekspor 12,4 -5,4 -5,2 -3,8 -7,6 -2,1 -1,2 51,9 -0,7 Impor 3,8 0,6 3,6 3,2 3,4 6,0 3,2 -39,6 -1,3 PDRB 5,6 5,1 4,8 5,4 5,5 4,8 4,8 4,9 Tw III 2014 2014 Penggunaan 2013
1
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
10
Dari sisi permintaan, stabilnya perekonomian disebabkan oleh peningkatan konsumsi dan
investasi namun tertahan oleh ekspor yang terkontraksi. Peningkatan konsumsi terutama terjadi
pada konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan penghasilan dari sektor pertambangan dan industri pengolahan. Adapun kegiatan investasi didorong oleh masih berlangsungnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, pembangkit listrik dan jembatan. Sementara itu, ekspor Kalimantan Selatan yang didominasi oleh ekspor komoditas batubara masih mengalami kontraksi seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok.
1.1. Konsumsi Rumah Tangga
Kegiatan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2014 tumbuh meningkat menjadi 7,4%
(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,1% (yoy). Perbaikan kinerja
sektor pertambangan dan industri pengolahan masih memberikan keyakinan kepada rumah tangga untuk menerima tambahan penghasilan. Peningkatan konsumsi pada triwulan tersebut juga didorong oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat terkait dengan perayaan hari besar keagamaan terutama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Sumber: Survei Konsumen - KPw BI Wilayah II (Kalimantan)
Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen
Sumber: Survei Konsumen - KPw BI Wilayah II (Kalimantan)
Grafik 1.3. Indeks Penghasilan & Ketersediaan Lapangan Kerja
Kondisi tersebut tercermin juga dari hasil Survei Konsumen (Bank Indonesia) dan Indeks Tendensi Konsumen (BPS). Pada survei konsumen, konsumsi lebih banyak terjadi pada pembelian barang konsumsi tahan lama seperti otomotif dan perlengkapan rumah tangga. Sementara itu, dari indeks tendensi konsumen terjadinya peningkatan juga didorong oleh meningkatnya konsumsi makanan dan minuman. Peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat di triwulan III 2014 tersebut juga tercermin dari meningkatkan realisasi penyaluran kredit konsumsi. Pada akhir triwulan III 2014, kredit konsumsi tercatat mencapai Rp16,2 triliun, atau bertambah sebesar Rp364 miliar dari posisi akhir triwulan II 2014. 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
IKE - Kondisi Ekonomi Saat Ini IEK - Ekspektasi Konsumen IKK - Indeks Keyakinan Konsumen
90 100 110 120 130 140 150 160 170
I II III IV I II III IV I II III 2012 2013 2014
Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Indeks Penghasilan
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 11
Sumber: BPS Kalimantan Selatan
Grafik 1.4. Indeks Tendensi Konsumen
Sumber: BPS Kalimantan Selatan
Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Kalimantan Selatan
1.2. Pengeluaran Pemerintah
Realisasi pertumbuhan pengeluaran belanja pemerintah pada triwulan III 2014 tercatat
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi
pemerintah pada triwulan tersebut mencapai 9,2% (yoy), sementara pada triwulan II 2014 hanya tumbuh 6,7% (yoy). Hal ini terlihat dari realisasi belanja operasi yang lebih baik daripada realisasi tahun lalu pada periode yang sama. Realisasi belanja operasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 berhasil mencapai 62,25% dari total anggaran. Sementara itu pada triwulan III 2013 yang lalu, realisasi belanja operasional hanya mencapai 62,07% dari total anggaran. Dari realisasi belanja operasi tersebut yang mengalami pencapaian terbesar adalah belaja bantuan sosial (realisasi 69,78%) dan belanja pegawai (60,78%).
1.3. Investasi
Kegiatan investasi di Kalimantan Selatan turut menopang stabilnya pertumbuhan ekonomi
pada triwulan III 2014. Pertumbuhan investasi tercatat sebesar 12,1% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan II 2014 yang tumbuh 10,8% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan adanya peningkatan realisasi investasi PMDN pada triwulan tersebut. Nilai investasi PMDN tercatat mencapai Rp1,7 triliun (tumbuh 488,9%, yoy) untuk 14 proyek investasi. Meningkatnya produksi kelapa sawit di Kalimantan Selatan dan rencana hilirisasi produk CPO turut mendorong investasi perusahaan pengolahan CPO. Selain itu, pemberlakukan UU Minerba mendorong perusahaan tambang membangun smelter bijih besi. Pada penanaman modal asing, kegiatan investasi tercatat mengalami perlambatan. Pada triwulan III 2014, realisasi PMA hanya sebesar US$77,5 juta, tumbuh 0,3% (yoy).
Peningkatan investasi juga terjadi investasi bangunan. Hal ini sejalan dengan peningkatan kinerja sektor bangunan dari semula tumbuh 7,3% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 7,6% (yoy) pada
90 95 100 105 110 115 120 125
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Indeks
Indeks Tendensi Konsumsi Pendapatan rumah tangga Kaitan inflasi dengan konsumsi Konsumsi food & non food
15,8 16,2 13,5 10,3 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 5,0 7,0 9,0 11,0 13,0 15,0 17,0 19,0
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Kredit Konsumsi gKredit Konsumsi (sk. Kanan)
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
12
triwulan III 2014. Beberapa faktor yang mendorong peningkatan kinerja investasi bangunan/ perumahan adalah menguatnya rupiah, suku bunga kredit yang masih stabil, pertambahan penduduk dan pendatang, dan peningkatan penghasilan masyarakat. Kondisi ini tercermin dari volume bongkar barang modal (berupa bahan bangunan) di pelabuhan Banjarmasin yang mengalami peningkatan dan tumbuh sebesar 24,0% (yoy). Selain itu, kredit investasi juga masih dapat tumbuh 18,5% (yoy).
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Grafik 1.6. Realisasi Investasi PMA
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
Grafik 1.7. Jumlah Proyek Investasi PMA
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
Grafik 1.8. Realisasi Investasi PMDN
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
Grafik 1.9. Jumlah Proyek Investasi PMDN
Selain itu, peningkatan pertumbuhan investasi Kalimantan Selatan pada periode laporan turut disumbang oleh peningkatan realisasi belanja modal pemerintah. Beberapa proyek infrastruktur pemerintah masih terus berjalan terutama untuk proyek multiyears seperti pembangunan jalan layang Gatot Subroto di Banjarmasin, beberapa jembatan, peningkatan dan pelebaran beberapa ruas jalan. Realisasi belanja modal pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mencapai 46,1% dari target, dimana pencapaian tersebut lebih tinggi daripada realisasi pada tahun 2013 yang hanya mencapai 44,1%. -200% -100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Realisasi Investasi PMA Pertumbuhan yoy (sb.kanan)
Juta US$ -100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% 350% 400% 0 5 10 15 20 25 30 35 40
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Proyek Investasi PMA Pertumbuhan yoy (sb.kanan)
-200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Realisasi Investasi PMDN Pertumbuhan yoy (sb.kanan)
Miliar Rp -300% -200% -100% 0% 100% 200% 300% 400% 0 5 10 15 20 25 30
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 13
Sumber: KSOP Banjarmasin
Grafik 1.10. Kredit Investasi
Sumber: KSOP Banjarmasin
Grafik 1.11. Volume Bongkar Barang Modal
1.4. Perkembangan Ekspor
Pada triwulan III 2014 ekspor Kalimantan Selatan (ke luar negeri dan provinsi lain) masih
menunjukkan kontraksi meskipun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Secara total, ekspor
Kalimantan Selatan mengalami penurunan sebesar 1,2% (yoy), setelah pada triwulan II 2014 turun sebesar 2,1% (yoy). Hampir sama dengan kondisi pada triwulan sebelumnya, kinerja ekspor Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 tersebut dipengaruhi penurunan ekspor hasil pertambangan batubara ke luar negeri. Penurunan ekspor batubara tersebut lebih dominan disebabkan karena permintaan Tiongkok yang menurun, seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok, depresiasi mata uang Renminbi dan persediaan batu bara yang masih tinggi di negara tersebut. Meskipun demikian, ekspor batubara ke India yang semakin membesar menyebabkan arah ekspor Kalimantan Selatan menjadi lebih baik. Perbaikan juga disumbang oleh ekspor hasil smelter bijih besi yang sudah beroperasi dan mendapatkan rekomendasi ekspor.
Berdasarkan data Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai, nilai ekspor Kalimantan Selatan ke luar negeri pada triwulan III 2014 mencapai US$1,78 miliar, lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang sebesar US$2,02 miliar. Dari sisi volume, ekspor juga menunjukkan penurunan. Jumlah barang yang diekspor ke luar negeri pada triwulan III 2014 hanya sebesar 32,1 juta ton, sementara di triwulan sebelumnya dapat mencapai 34,9 juta ton. Dilihat jenis komoditasnya, produk utama yang diekspor pada triwulan III 2014 masih didominasi oleh komoditas batubara sebesar 77% dari total ekspor Kalimantan Selatan, diikuti dengan crude palm oil (CPO) sebesar 14% dan produk kayu sebesar 3%. Sementara jika dilihat dari negara tujuannya, terjadi pergesaran dominasi ekspor ke Tiongkok menjadi ekspor ke India.
15,0 16,1 12,4 18,5 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0 5,0 7,0 9,0 11,0 13,0 15,0 17,0 19,0
I II III IV I II III IV I II III 2012 2013 2014 Kredit Investasi gKredit Investasi (sb.kanan)
Kredit (Rp triliun) %, yoy
24,0% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 200 250 300 350 400 450 500 550 600
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Vol Bongkar Barang Modal Pertumbuhan yoy (skala kanan)
14 Grafik 1. Grafik 1 Di sisi eks Banjarmas yang dimu Komoditas olahan dan
1.5. Per
Impor Ka mengalam sebesar Rp provinsi d disebabka 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 I USD N K .12. Nilai Eks 1.14. Pangsa Berdasark por antar da sin menduku uat untuk diks yang terca n bijih besi.
rkembang
alimantan mi perlamb p11,13 triliu an 22,9% m n penurunan II III IV 2012 D Juta Nilai Ekspor Kajian Ekono spor LN Kali a Ekspor Kal kan Negara aerah, penin ung perbaika kirim ke dae atat mengalan Impor
Selatan (d batan sebe un (harga b merupakan n impor dari I II III IV 2013 Pertumbuh omi Keuangan imantan Sel limantan Se Tujuan ngkatan akti an ekspor K erah lain menami peningk dari luar n sar 3,2% ( erlaku) dima aktivitas imp luar negeri. 1.784 I II III 2014 han (sb. kanan) %,yoy Bab 1 n Regional Pr latan elatan vitas muat b Kalimantan S ncapai 1,29 katan dieksp negeri dan (yoy). Nom ana sebanya por luar neg
4 -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% – Perkemba rovinsi Kalima Grafik 1.13 Grafik 1.1 Selata barang untu Selatan. Pada
ribu ton, ata por ke daera provinsi l inal impor ak 77,1% m geri. Melam 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 I I Ribu T Volum CPO 14% angan Ekono antan Selatan 3. Volume Ek Selat 15. Pangsa E an Berdasark k dalam neg a triwulan II au tumbuh s ah lain adal lain) pada pada triwula merupakan a batnya aktiv II III IV I 2012 Ton me Ekspor Kayu 3% Karet 3% La 3 omi Makro R n Triwulan III kspor LN Ka tan Ekspor Kalim kan Komodi geri pada pe I 2014, tota sebesar 20,2 lah CPO, ka triwulan an tersebut aktivitas imp vitas impor II III IV I 2013 Pertumbuhan Batubara 77% ain 3% Regional 2014 alimantan mantan tas elabuhan al barang 2% (yoy). aret alam III 2014 tercatat por antar terutama 32.153 -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% II III 2014 (sb. kanan) %, yoy % %
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 15
Sumber: KSOP Banjarmasin
Grafik 1.16. Volume Impor Barang Dari Provinsi Lain Via Pelabuhan
*) Total volume bongkar tidak termasuk batubara
Sumber: KSOP Banjarmasin
Grafik 1.17. Nilai Impor LN Kalimantan Selatan
Dari sisi impor luar negeri, aktivitas impor pada triwulan III 2014 menunjukkan penurunan. Total impor Kalimantan Selatan yang berasal dari negara lain mencapai US34,6 juta, atau mengalami kontraksi sebesar 72,3% (yoy). Adapun jumlah volume impor mencapai 50,2 ribu ton dimana sebanyak 79% merupakan impor bahan baku dan 21% merupakan impor barang modal.
Sementara dari sisi impor antar daerah, peningkatan aktivitas bongkar barang di pelabuhan Banjarmasin menunjukkan impor antar daerah masih menopang impor Kalimantan Selatan secara keseluruhan. Pada triwulan III 2014, total barang yang dibongkar berasal dari daerah lain mencapai 19,4 ribu ton, atau tumbuh sebesar 5,6% (yoy). Komoditas impor dari daerah lain yang tercatat meningkat adalah beras, jagung dan tepung terigu.
2.
SISI PENAWARAN: SEKTOR UTAMA DAERAH
Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (%, yoy) Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan
SOG = Source of Growth (sumber pertumbuhan)
Sumber: BPS Kalimantan Selatan (diolah)
39,4% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Total Volume Bongkar Barang* Pertumbuhan yoy (sb.kanan)
Ribu Ton -100% -50% 0% 50% 100% 150% 0 50 100 150 200 250
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
USD Juta
Nilai impor Pertumbuhan (sb. kanan)
Pangsa % SOG %
I II III IV I II III
Pertanian 4,2 2,6 2,4 2,2 2,6 3,5 2,2 26,03 1,25 Pertambangan 2,6 1,6 0,8 1,1 0,8 0,1 1,4 18,66 0,89 Industri Pengolahan 4,6 5,1 3,3 4,1 4,7 4,6 4,9 9,40 0,45 Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,3 6,4 5,4 6,0 6,0 5,9 6,3 0,50 0,02 Bangunan/Konstruksi 7,4 8,9 8,7 8,1 7,3 7,6 7,6 5,81 0,28 PHR 6,9 8,6 8,0 10,3 10,1 8,1 8,2 16,70 0,80 Pengangkutan & Komunikas 7,6 7,0 7,0 5,9 7,9 6,9 6,5 8,81 0,42 Jasa Dunia Usaha 10,9 11,4 10,9 7,9 8,9 7,7 8,5 4,30 0,21 Jasa-jasa 8,2 6,7 9,3 10,5 9,1 8,2 8,1 9,80 0,47 PDRB 5,6 5,1 4,8 5,4 5,5 4,8 4,8 100 4,78 2014 2013 Tw III 2014 Lapangan Usaha
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014
16
Dari sisi penawaran atau sektoral, stabilnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 ditopang oleh peningkatan sektor pertambangan dan sektor industri
pengolahan. Kinerja produksi pertambangan meningkat seiring dengan peningkatan produksi batubara
dan telah beroperasinya smelter bijih besi di Pulau Sebuku. Selain itu, konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh tinggi seiring dengan faktor musiman liburan sekolah dan penyelenggaraan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri turut mendorong peningkatan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Sementara itu, kinerja sektor pertanian yang melambat menahan laju perekonomian Kalimantan Selatan. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi padi terkait dengan cuaca yang lebih kering di triwulan III 2014.
2.1.
Sektor Pertanian
Kinerja sektor pertanian pada triwulan III 2014 mengalami perlambatan dibandingkan
triwulan sebelumnya. Pada periode tersebut, sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 2,2% (yoy),
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,5%. Perlambatan tersebut terutama terjadi pada produksi tanaman bahan makanan (tabama) padi.
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan
Grafik 1.18. Kredit Sektor Pertanian
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan
Grafik 1.19. Luas Lahan Panen Padi Kalimantan Selatan
Pada subsektor tabama, perlambatan kinerja dipengaruhi oleh penurunan produksi padi pada triwulan III 2014. Selama periode tersebut, luas panen padi hanya sebesar 197,9 ribu hektar, atau mengalami kontraksi sebesar 7,5% (yoy). Meskipun Kalimantan Selatan mengalami panen raya pada triwulan tersebut namun cuaca yang lebih kering menyebabkan terjadinya pergesaran panen dan gagal panen di beberapa daerah.
Sementara itu, perlambatan kinerja sektor pertanian dapat tertahan oleh peningkatan produksi perkebunan kelapa sawit dan karet. Produksi tandan buah segar (TBS) di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mencapai 244,5 ribu ton, atau tumbuh 17,2% (yoy) lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 11,6% (yoy). Hal tersebut seiring dengan kondisi cuaca yang mendukung pada periode enam bulan sebelumnya dan juga didorong oleh mulai berproduksinya lahan-lahan sawit baru. Untuk kinerja perkebunan karet, pada triwulan III 2014 dapat memproduksi 66,7 ribu ton karet alam, tumbuh sebesar 2,4% (yoy).
5,0 5,3 29,2 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Kredit Pertanian gKredit Pertanian (sb.kanan)
Kredit (Rp triliun) %, yoy
-7,51% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Ribu Ha
Luas Panen Padi Kalsel (Ha) Pertumbuhan yoy (sb.kanan) %, yoy
Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 17
Sumber: Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan Grafik 1.20. Produksi Kelapa Sawit
(Tandan Buah Segar)
Sumber: Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan Grafik 1.21. Produksi Karet
Sementara itu, dukungan dari perbankan terhadap sektor pertanian di Kalimantan Selatan tetap tumbuh tinggi. Pada triwulan III 2014, kredit di sektor pertanian mencapai Rp5,3 triliun atau tumbuh sebesar 29,2% (yoy), lebih rendah daripada pertumbuhan kredit periode sebelumnya yang dapat mencapai 41,9% (yoy).
2.2. Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 tumbuh sebesar 1,4% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi padapertambangan
batubara dan pertambangan bijih besi. Beroperasinya smelter bijih besi di Pulau Sebuku turut mendorong pertambangan bijih besi kembali berproduksi. Sementara itu pada pertambangan batubara, produksi menunjukkan adanya peningkatan meskipun masih terbatas seiring dengan masih melemahnya permintaan batubara dari Tiongkok. Produksi batubara pada triwulan III 2014 mencapai 41,9 juta ton (tumbuh 6,1%). Peningkatan produksi batubara salah satunya didorong oleh meningkatnya permintaan batubara dari India.
Sumber: KSOP Pelabuhan Banjarmasin
Grafik 1.22. Volume Ekspor Batubara
Sumber: KSOP Pelabuhan Banjarmasin
Grafik 1.23. Stok Batubara Taboneo
-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 50 100 150 200 250 300 350
I II III IV I II III IV I II III 2012 2013 2014 TBS Kalsel Pertumbuhan yoy (sb.kanan)
ribu ton %, yoy
2,35% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Produksi Karet (ton) Pertumbuhan yoy (sb.kanan)
Ribu Ton %, yoy
10,1% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
I II III IV I II III IV I II III 2012 2013 2014 Juta Ton
Ekspor Batubara Pertumbuhan (sb. kanan)
%, yoy 6,30 5,28 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0
I II III IV I II III IV I II III
2012 2013 2014
Stok batubara Taboneo rata-rata bulanan (juta ton)