• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN

REGIONAL

Provinsi Kalimantan Selatan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah II Kalimantan

(2)
(3)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

i

i

K

ATA

P

ENGANTAR

Puji

syukur

kami

panjatkan

kepada

Tuhan

Yang

Maha

Kuasa

atas

limpahan

rahmat

dan

karuniaNya,

sehingga

Kajian

Ekonomi

Keuangan

Regional

(KEKR)

Provinsi

Kalimantan

Selatan

(Kalsel)

periode

triwulan

III

2014

ini

dapat

hadir

di

tangan

pembaca.

Publikasi

rutin

triwulanan

Kantor

Perwakilan

Bank

Indonesia

Wilayah

Kalimantan

ini

mengulas

perkembangan

terakhir

berbagai

variabel

makro

ekonomi

di

tingkat

provinsi,

meliputi

perkembangan

ekonomi,

inflasi,

perbankan,

sistem

pembayaran,

keuangan

daerah,

indikator

kesejahteraan,

serta

prospek

pertumbuhan

ekonomi

dan

inflasi

triwulan

mendatang.

Kami

mengharapkan

publikasi

ini

dapat

menjadi

salah

satu

sumber

informasi

yang

bermanfaat

bagi

pemangku

kebijakan,

akademisi,

pelaku

usaha,

perbankan,

masyarakat,

dan

pihak

pihak

lainnya

yang

memerlukan

dan

menaruh

perhatian

terhadap

perkembangan

ekonomi

Provinsi

Kalsel.

Pada

edisi

ini

dapat

kami

sampaikan

bahwa

secara

umum

kinerja

perekonomian

Kalsel

pada

triwulan

III

2014

mencatat

pertumbuhan

yang

stabil

sebesar

4,8%

(yoy).

Hal

ini

tidak

terlepas

dari

peningkatan

kinerja

sektor

pertambangan

dan

sektor

industri

pengolahan.

Sementara

itu,

konsumsi

rumah

tangga

dan

investasi

yang

masih

tumbuh

tinggi

dapat

menopang

perekonomian

Kalsel

pada

triwulan

tersebut.

Sementara

itu,

tekanan

inflasi

Kalimantan

Selatan

pada

triwulan

III

2014

tercatat

lebih

rendah

dibandingkan

dengan

triwulan

sebelumnya.

Inflasi

Kalimantan

Selatan

yang

diwakili

Kota

Banjarmasin

dan

Tanjung

tercatat

sebesar

4,80

%

(yoy),

lebih

rendah

dibandingkan

dengan

triwulan

sebelumnya

(6,83%,

yoy).

Menurunnya

inflasi

Kalimantan

Selatan

tersebut

terutama

didorong

oleh

penurunan

indeks

harga

kelompok

barang

lainnya

khususnya

kelompok

bahan

makanan.

Beberapa

komoditas

pangan

strategis

mengalami

koreksi

harga

berkat

membaiknya

pasokan

dan

distribusi

dari

daerah

produsen

maupun

dari

kapasitas

lokal.

Dari

sisi

perbankan,

kinerja

intermediasi

perbankan

Kalimantan

Selatan

pada

triwulan

III

2014

menunjukkan

perlambatan.

Dana

Pihak

Ketiga

(DPK)

tumbuh

8,40%

(yoy)

dan

kredit

tumbuh

9,66%

(yoy),

dengan

tingkat

LDR

mencapai

123,35%.

Ke

depan,

kami

memperkirakan

prospek

ekonomi

Kalimantan

pada

triwulan

IV

2014

tumbuh

pada

kisaran

4,7%

5,1%

(yoy).

Peningkatan

terutama

disumbang

oleh

peningkatan

kinerja

sektor

perkebunan

kelapa

sawit

dan

karet.

Selain

itu,

konsumsi

rumah

tangga

dan

kegiatan

investasi

(4)

Kata Pengantar

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

ii

triwulan

IV

2014

diperkirakan

akan

lebih

rendah

dibandingkan

triwulan

sebelumnya

yaitu

pada

kisaran

5,3%

5,7%

(yoy).

Kesimpulan

di

atas

merupakan

hasil

analisa

kami

terhadap

berbagai

data

dan

informasi,

yang

selain

berasal

dari

Bank

Indonesia,

laporan

perbankan,

serta

hasil

hasil

survei

yang

dilakukan

oleh

Kantor

Perwakilan

Bank

Indonesia

Wilayah

II

juga

berbagai

instansi

terkait,

seperti

Pemerintah

Provinsi

Kalimantan

Selatan

dan

dinas

dinas

terkait,

BPS

Kalimantan

Selatan,

Kesyahbandaran

dan

Otoritas

Pelabuhan

Banjarmasin,

serta

berbagai

perusahaan,

serta

asosiasi

dan

akademisi.

Sehubungan

dengan

hal

tersebut,

perkenankanlah

kami

mengucapkan

terima

kasih

yang

sebesar

besarnya

kepada

pihak

pihak

tersebut

yang

telah

membantu

penyusunan

buku

ini.

Akhirnya,

kami

berharap

semoga

publikasi

ini

bermanfaat

bagi

berbagai

pihak

yang

membutuhkan,

meskipun

kami

menyadari

masih

banyak

langkah

langkah

penyempurnaan

yang

perlu

kami

lakukan.

Saran

dan

kritik

kami

nantikan

untuk

penyempurnaan

publikasi

ini.

Selanjutnya

kami

sampaikan

penghargaan

dan

terima

kasih

yang

tulus

kepada

berbagai

pihak

yang

telah

membantu

dalam

penyediaan

data

dan

informasi

yang

kami

perlukan,

semoga

hubungan

baik

ini

dapat

terus

terbina

di

masa

yang

akan

datang.

Semoga

Tuhan

Yang

Maha

Kuasa

senantiasa

memberikan

kemudahan

kepada

kita

dalam

mengupayakan

hasil

kerja

yang

terbaik

Banjarmasin,

17

November

2014

KEPALA

PERWAKILAN

BANK

INDONESIA

WILAYAH

KALIMANTAN

MokhammadDadiAryadi DirekturEksekutif

(5)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 iii

D

AFTAR

I

SI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vii

KETERANGAN DAN SUMBER DATA ... ix

TABEL INDIKATOR TERPILIH ... xi

RINGKASAN EKSEKUTIF ……….………... 1

BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ... ... 9

1. Sisi Permintaan ... 9

1.1. Konsumsi Rumah Tangga ... ... 10

1.2. Pengeluaran Pemerintah ... 11

1.3. Investasi ... ... 11

1.4. Perkembangan Ekspor ... 13

1.5. Perkembangan Impor ... 14

2. Sisi Penawaran: Sektor Utama Daerah……….……... 15

2.1. Sektor Pertanian ... 16

2.2. Sektor Pertambangan ... . 17

2.3. Sektor Industri Pengolahan ... 18

2.4. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) ... ... 19

BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH……….…………... ... 23

1. Kondisi Umum ……….………...… 23

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi……….………… ... 28

BOKS : Hubungan Kenaikan BBM dan UMP Mempengaruhi Tekanan Inflasi dari Sisi Suplai ... 32

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ... ... 37

1. Perkembangan Perbankan ... ... 37

1.1. Intermediasi Perbankan ... 38

1.2. Ketahanan Sektor Keuangan dari Sisi Korporasi ... 39

1.3. Ketahanan Sektor Rumah Tangga ... 40

1.4. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ... 41

2. Perkembangan Sistem Pembayaran ... ... 42

2.1. Transaksi Pembayaran Non Tunai ... ... 42

2.2. Transaksi Pembayaran Tunai ... ... 43

BOKS : Bank Indonesia Luncurkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) ... 45

BAB 4. KEUANGAN DAERAH ………... ... 49

1. Realisasi Pos Pendapatan Daerah ... ... 49

2. Realisasi Belanjar Daerah ... 51

BOKS : Keterkaitan Perekonomian dan PAD di Kalimantan Selatan ... 53

BAB 5. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN.... ... 57

1. Ketenagakerjaan …....……. ... 57

2. Kesejahteraan ... ... 60

(6)

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 iv

BAB 6. PROSPEK EKONOMI ... ... 67

1. Prakiraan Kondisi Makro Ekonomi …....……. ... 67

2. Prakiraan Inflasi ... ... 68

DAFTAR ISTILAH TIM PENYUSUN

(7)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 v

v

D

AFTAR

T

ABEL

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Permintaan ... 9

Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (%,yoy) Sisi

Penawaran Atas Dasar Harga Konstan ... 15

Tabel 2.1. Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan

Menurut Kelompok ... 24

Tabel 2.2. Tingkat Inflasi Kota Banjarmasin Bulanan (mtm) dan Tahunan

(yoy) Menurut Kelompok ... 26

Tabel 2.3. Tingkat Inflasi Kota Tanjung Bulanan (mtm) dan Tahunan

(yoy) Menurut Kelompok ... 27

Tabel 4.1. Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Kalimantan

Selatan (Rp. Miliar) ... 49

Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan

(Rp. Miliar) ... 50

Tabel 4.3. Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp. Miliar) .. 52

Tabel 5.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama

2012 – 2014 ... 57

Tabel 5.2. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama 2012 – 2014 ... 58

Tabel 5.3. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja

Menurut Status Pekerjaan 2012 – 2014 (%) ... 58

Tabel 5.4. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut

Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2012 – 2014 (%) ... 59

Tabel 5.5. Perubahan Nilai Tukar Petani Kalimantan Selatan

(8)
(9)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 vii

vii

D

AFTAR

G

RAFIK

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan ... 9

Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen ... 10

Grafik 1.3. Indeks Penghasilan & Ketersediaan Lapangan Kerja ... 10

Grafik 1.4. Indeks Tedensi Konsumen ... 11

Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Kalimantan Selatan ... 11

Grafik 1.6. Realisasi Investasi PMA ... 12

Grafik 1.7. Jumlah Proyek Investasi PMA ... 12

Grafik 1.8. Realisasi Investasi PMDN ... 12

Grafik 1.9. Jumlah Proyek Investasi PMDN ... 12

Grafik 1.10. Kredit Investasi ... 13

Grafik 1.11. Volume Bongkar Barang Modal ... 13

Grafik 1.12. Nilai Ekspor LN Kalsel ... 14

Grafik 1.13. Volume Ekspor LN Kalsel ... 14

Grafik 1.14. Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Berdasarkan Negara Tujuan ... 14

Grafik 1.15. Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Berdasarkan Komoditas ... 14

Grafik 1.16. Volume Impor Barang Dari Provinsi Lain Via Pelabuhan ... 15

Grafik 1.17. Nilai Impor LN Kalsel ... 15

Grafik 1.18. Kredit Sektor Pertanian Lokasi Proyek ... 16

Grafik 1.19. Luas Lahan Panen Padi Kalsel ... 16

Grafik 1.20. Produksi Kelapa Sawit (Tandan Buah Segar) ... 17

Grafik 1.21. Produksi karet ... 17

Grafik 1.22. Volume Ekspor Batubara ... 17

Grafik 1.23. Stok Batubara Taboneo ... 17

Grafik 1.24. Produksi Batubara ... 18

Grafik 1.25. Kredit Sektor Pertambangan ... 18

Grafik 1.26. Ekspor CPO Kalsel ... 19

Grafik 1.27. Produksi CPO ... 19

Grafik 1.28. Volume Muat Komoditas Kayu Lapis di Pelabuhan ... 19

Grafik 1.29. Kredit Sektor Industri Pengolahan ... 19

Grafik 2.1. Inflasi Tahunan Kalimantan Selatan, Kalimantan, dan Nasional ... 24

Grafik 2.2. Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan ... 25

Grafik 2.3. Inflasi (qtq) Sub Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ... 25

Grafik 2.4. Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan ... 26

Grafik 2.5. Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan Berdasarkan Kelompok Pengeluaran di Tw III – 2014 ... 26

Grafik 2.6. Inflasi Tahunan Menurut Komponen Penyebab ... 28

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Komoditas Harga Pangan ... 29

Grafik 2.8. Perkembangan Beberapa Harga Komoditas Global ... 30

Grafik 2.9. Perkembangan Kurs Rupiah ... 30

Grafik 2.10. Ekspektasi Inflasi Konsumen ... 31

Grafik 2.11. Ekspektasi Kenaikan Harga Kelompok (SK) ... 31

Grafik 3.1. Kinerja Penyaluran Kredit Perbankan ... 37

Grafik 3.2. Kinerja Kredit, DPK dan LDR ... 38

Grafik 3.3. Penyaluran Jenis Kredit Perbankan ... 38

(10)

Daftar Grafik

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 viii

Grafik 3.5. NPL Kredit Sektor Utama ... 39

Grafik 3.6. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga ... 41

Grafik 3.7. NPL Kredit Rumah Tangga ... 41

Grafik 3.8. Kinerja Kredit dan NPL Kredit UMKM ... 42

Grafik 3.9. Transaksi RTGS Per Hari ... 43

Grafik 3.10. Transaksi Kliring ... 43

Grafik 3.11. Perkembangan Inflow – Outflow ... 43

Grafik 3.12. Perkembangan Jumlah Uang Palsu ... 43

Grafik 4.1. Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah Dalam APBD Triwulan III - 2014 ... 51

Grafik 4.2. Rasio Kemandirian Daerah / Desentralisasi Fiskal ... 51

Grafik 4.3. Prosentase Realisasi Belanja OperasiTerhadap Anggaran Belanja Total ... 52

Grafik 4.4. Rasio Realisasi Belanja Modal Terhadap Belanja Total ... 52

Grafik 5.1. TPAK dan TPT Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalsel ... 59

Grafik 5.2. Indeks Keyakinan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini ... 60

Grafik 5.3. Upah Rill di Kalimantan Selatan ... 60

Grafik 5.4. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalsel ... 61

Grafik 6.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia ... 67

Grafik 6.2. Ekspektasi Kegiatan Usaha ... 67

(11)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 ix

ix

Buku Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan.

Bab I Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas

dasar tahun 2000 bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber dari Dokumen Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Divisi PDIE-Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia, yang tercantum pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.

Bab II Data IHK dan inflasi pedesaan bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan, dioleh

lebih lanjut dan disandingkan dengan berbagai hasil survei KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan khususnya Survei Konsumen (SK) dan Survei Pemantauan Harga (SPH) untuk keperluan analisis.

Bab III Data perbankan bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang

berlokasi di wilayah Kalimantan Selatan, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek bersumber dari Datawarehouse Bank Indonesia. Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan. Untuk data transaksi tunai bersumber dari Departemen Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Untuk data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS bersumber dari Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring KPw Bank Indonesia Wilayah II (Kalimantan).

Bab IV Data keuangan daerah hanya mencakup data keuangan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan yang bersumber dari Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan.

Bab V Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional

(Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan serta data pencairan Jaminan Hari tua (JHT) dari Jamsostek Wilayah Kalimantan selatan. Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Nilai Tambah Petani (NTP) yang juga bersumber dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel. Sebagai suplemen informasi juga digunakan data olahan hasil SKDU KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan.

Bab VI Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator ekonomi

dan moneter dengan didukung oleh hasil survei yang dilakukan KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan seperti SKDU, SK, dan SPE.

Buku ini diterbitkan pada akhir periode triwulan laporan sehingga angka yang disajikan dalam triwulan dimaksud sebagian di antaranya merupakan angka sementara hasil estimasi. Selanjutnya, adakalanya angka yang menunjukkan penjumlahan tidak selalu sama besarnya dengan penjumlahan angka-angka yang bersangkutan karena pembulatan.

(12)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

x

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trus and Integrity, Professionalism, Excellence, Public Interest, dan Coordination and Teamwork.

Visi KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan

Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasiona.

Misi KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan

Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

(13)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 xi

xi

T

ABEL

I

NDIKATOR

E

KONOMI

T

ERPILIH

a. Inflasi dan PDRB b. Perbankan TW - I TW - II TW - III TW - IV TW - I TW - II TW - III MAKRO 135,4 143,47 146,00 145,71 151,02 153,49 108,32 110,91 111,66 3,98 5,96 5,25 4,74 7,09 6,98 4,89 6,81 4,81 135,4 143,47 146,00 145,71 151,02 153,49 108,22 110,91 111,63 3,98 5,96 5,25 4,74 7,09 6,98 4,84 6,81 4,67 109,57 111,79 112,10 5,49 7,02 6,54 Pertanian 7.544 7.815 1.384 2.244 2.599 1.823 1.420 2.315 2.655 Pertambangan & Penggalian 7.256 7.448 1.867 1.891 1.876 1.891 1.882 1.895 1.903 Industri Pengolahan 3351 3.487 888 902 914 931 930 948 958 Listrik, Gas, & Air Bersih 166 178 46 47 48 49 48 50 51 Bangunan 1839 2.020 504 528 550 605 541 569 592 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5121 5.631 1.385 1.485 1.574 1.667 1.524 1.607 1.703 Pengangkutan dan Komunikasi 2873 3.075 776 796 843 871 837 851 898 Keuangan, Persewaan, dan Jasa 1343 1.453 385 395 404 417 420 434 439 Jasa 3061 3.322 832 876 925 979 908 944 1.000 6,12% 5,72% 5,57% 5,05% 4,77% 5,40% 5,50% 4,81% 4,78% 9.783 9.552 2.417 2.233 1.795 2.217 2.200 2.023 1.784 122.229 130.479 40.329 39.506 31.277 40.556 36.932 34.918 32.153 682,5 626,3 69,4 44,8 124,8 62,3 106,9 65,5 34,6 279,2 197,4 26,5 31,5 68,3 49,0 56,6 61,1 50,2 Volume Impor Nonmigas (ribu ton)

INDIKATOR

IHK Kalimantan Selatan Inflasi Kalimantan Selatan (y-o-y)

PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (y-o-y) Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) IHK Banjarmasin

Inflasi Banjarmasin (y-o-y) IHK Tanjung

Inflasi Tanjung (y-o-y)

2014 2013 TAHUN 2011 TAHUN 2012 Tw - I Tw - II Tw - III Tw - IV Tw - I Tw - II Tw - III 33.092 41.257 42.031 44.542 45.975 45.707 45.457 50.192 50.612 27.728 33.827 34.264 35.515 36.003 36.229 36.152 38.447 39.028 6.223 8.199 8.600 9.589 9.085 7.697 8.228 10.547 10.495 15.543 18.288 17.477 17.261 17.827 19.911 18.785 18.639 18.643 5.963 7.340 8.187 8.664 9.091 8.621 9.138 9.261 9.890 28.278 36.460 38.831 41.163 43.901 42.761 43.796 45.600 48.142 9.297 12.486 14.078 13.912 15.669 14.540 14.670 14.749 15.882 8.263 11.332 11.629 13.314 13.554 13.181 13.853 15.030 16.072 10.718 12.642 13.124 13.937 14.678 15.040 15.274 15.821 16.187 101,98% 107,78% 113,33% 115,90% 121,94% 118,03% 121,15% 118,61% 123,35% 20.688 26.633 27.284 29.253 30.421 31.567 31.812 33.440 33.923 7.338 9.457 9.288 9.746 10.087 10.557 10.438 10.868 11.157 5.450 7.027 7.372 8.073 8.176 8.416 8.551 9.139 9.052 7.900 10.149 10.625 11.435 12.158 12.594 12.823 13.432 13.715 74,61% 78,73% 79,63% 82,37% 84,50% 87,13% 88,00% 86,98% 86,92% 1,61% 1,24% 1,44% 1,42% 1,42% 1,38% 1,78% 2,22% 2,79% Total Asset Giro Tabungan NPL Deposito Modal Kerja Investasi DPK

Kredit - Lokasi Proyek

Konsumsi Modal Kerja Investasi Konsumsi LDR LDR - Lokasi Proyek Kredit - Lokasi Bank

2014

PERBANKAN

Bank Umum (Rp miliar)

2011

(14)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

xii

c. Sistem Pembayaran

Tw - I Tw - II Tw - III Tw - IV Tw - I Tw - II Tw - III

Posisi Kas Gabungan

(Rp miliar) 10.493 12.890 3.150 3.156 4.838 3.814 3.686 3.185 5.215 Inflow (Rp miliar) 5.363 7.310 2.417 1.783 2.630 1.645 2.666 1.881 3.120 Outflow (Rp miliar) 5.129 5.578 733 1.373 2.208 2.168 1.020 1.304 2.096 Pemusnahan Uang (Rp miliar) 2.990 1.020 335 263 479 790 404 466 706 Nominal Transaksi RTGS (Rp Miliar) 164.581 205.048 49.842 57.648 46.795 44.688 37.888 36.393 33.443 Volume Transaksi RTGS (ribu lbr) 185 196 47 48 43 47 42 42 36 Nominal Kliring (Rp Miliar) 16.100 16.637 4.387 4.183 3.038 4.349 4.108 4.324 3.699 Volume Kliring (ribu lbr) 304 321 81 83 56 82 78 93 76 Rata-rata Harian Nominal Kliring 64,62 67,82 73,01 66,40 67,62 71,30 65,52 73,29 60,65 Rata-rata Harian Volume Kliring (ribu

lbr) 1,22 1,31 1,35 1,32 1,26 1,34 1,30 1,57 1,25 Nominal Kliring Pengembalian (Rp

miliar) 437 794 117 106 161 387 118 153 113 Volume Kliring Pengembalian (lembar) 6.985 8.037 2.135 2.297 2.419 2.311 2.207 3.050 2.384 Rata-rata Harian Nominal Kliring

Pengembalian (Rp Miliar)

1,71

1,93 1,95 1,68 2,55 6,34 1,93 2,51 1,85 Rata-rata Harian Volume Kliring

Pengembalian (lembar) 27 32 36 36 38 38 36 50 39 Rata-rata Harian Nominal Cek/BG

Kosong (%) 1,98 2,00 2,23 2,03 2,32 8,45 2,46 2,21 1,79 Rata-rata Harian Volume Cek/BG

Kosong (%) 2,27 2,49 2,16 2,30 2,52 2,34 2,32 2,26 2,26

2014

Indikator

2013

(15)

(16)
(17)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

1

R

INGKASAN

E

KSEKUTIF

PERTUMBUHAN EKONOMI

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014

tumbuh relatif stabil yakni sebesar 4,8% (yoy). Stabilnya

pertumbuhan ini terjadi ditopang oleh perbaikan kinerja sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Pasca disepakatinya hasil renegosiasi kontrak perusahaan pertambangan batubara mendorong pelaku usaha tambang untuk mengejar target produksi dan meningkatkan kinerja di sektor pertambangan. Selain itu, mulai dioperasikannya smelter bijih besi dan diberikannya izin ekspor konsentrat turut mendorong perbaikan kinerja sektor tersebut. Namun, menurunnya kinerja produksi pertanian, khususnya tanaman bahan makanan (padi), menyebabkan perlambatan kinerja sektor pertanian dan menahan laju perekonomian di triwulan tersebut.

Dari sisi permintaan, stabilnya perekonomian disebabkan oleh peningkatan konsumsi dan investasi namun tertahan

oleh ekspor yang terkontraksi. Peningkatan konsumsi

terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan penghasilan dari sektor pertambangan dan industri pengolahan. Adapun kegiatan investasi didorong oleh masih berlangsungnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, pembangkit listrik dan jembatan. Sementara itu, ekspor Kalimantan Selatan yang didominasi oleh ekspor komoditas batubara masih mengalami kontraksi seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok.

Dari sisi penawaran atau sektoral, stabilnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 ditopang oleh membaiknya aktivitas produksi di sektor

pertambangan dan sektor industri pengolahan. Kinerja

produksi pertambangan yang membaik didorong oleh adanya peningkatan produksi batubara dan telah beroperasinya smelter bijih besi di Pulau Sebuku. Selain itu, konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh tinggi seiring dengan faktor musiman liburan sekolah dan penyelenggaraan ibadah Ramadhan dan Idul

Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 sebesar 4,8% (yoy), masih stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kegiatan konsumsi dan investasi sebagai penopang

perekonomian Kalsel di tengah kegiatan ekspor yang masih terkontraksi. Stabilnya sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan menjadi penopang stabilnya laju pertumbuhan perekonomian Kalsel

(18)

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

2

Fitri turut mendorong peningkatan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Sementara itu, kinerja sektor pertanian yang melambat menahan laju perekonomian Kalimantan Selatan. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi padi terkait dengan cuaca yang lebih kering di triwulan III 2014.

ASESMEN INFLASI

Tekanan inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat 4,80% (yoy), menurun bila dibandingkan dengan triwulan II 2014 (6,83%, yoy). Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM yang terjadi pada triwulan II 2013, serta relatif terjaganya tekanan inflasi pada perayaan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Terjaganya pasokan dan kembali normalnya permintaan masyarakat terhadap komoditas pangan strategis pada akhir triwulan III 2014 mendorong terjadinya deflasi pada kelompok volatile food yang menjadi salah satu faktor penurunan inflasi Kalimantan Selatan. Di sisi lain, tekanan inflasi pada triwulan III 2014 didorong oleh kelompok administered prices yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga LPG 12 Kg dan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) tahap kedua. Sedangkan pada kelompok inti (core inflation), inflasi terjadi pada kelompok biaya/tarif pendidikan, rekreasi dan olahraga; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja intermediasi perbankan Provinsi Kalimantan Selatan mengalami perlambatan, baik dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun

penyaluran kredit. Pertumbuhan penghimpunan DPK

mengalami perlambatan dari 9,55% (yoy) pada Triwulan II-2014 menjadi 8,40% (yoy) pada Triwulan III-2014. Perlambatan penghimpunan DPK dipicu oleh perlambatan dari dana tabungan yang tumbuh melambat sejalan dengan penurunan suku bunga Laju inflasi Kalsel pada

triwulan III 2014 sebesar 4,80% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya karena hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM dan terjaganya pasokan komoditas pangan

Pada triwulan III 2014, pertumbuhan DPK melambat menjadi 8,40%(yoy), kredit perbankan tumbuh 9,66% (yoy).

(19)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

3

perbankan juga tumbuh melambat dari 11,20%(yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 9,66%(yoy)pada triwulan III 2014. Perlambatan kinerja kredit dipicu oleh melambatnya pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Melambatnya kredit modal kerja dipengaruhi oleh kinerja sektor pertanian yang melambat terkait turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Sementara itu, perlambatan kredit konsumsi merupakan konsekuensi dari meningkatnya suku bunga kredit konsumsi dari 12,39% menjadi 12,45% (Suku Bunga Tertimbang). Perlambatan kredit konsumsi ini terutama terjadi pada kredit barang elektronik dan kredit perumahan, yang merupakan dampak penerapan kebijakan Loan-to-Value (LTV) Bank Indonesia.

Kualitas kredit yang disalurkan kepada sektor ekonomi maupun sektor rumah tangga Provinsi Kalimantan Selatan mengalami sedikit penurunan pada triwulan III 2014,

walaupun masih dalam batas aman. Hal ini tercermin dari

rasio Non Performing Loan (NPL) sektor ekonomi meningkat dari 2,21% pada tiwulan II 2014 menjadi 2,79% pada triwulan III 2014. Kenaikan ini terutama dipicu oleh tekanan di sektor pertanian, PHR, pertambangan dan konstruksi. Rasio NPL sektor rumah tangga juga meningkat dari 1,74% pada tiwulan II 2014 menjadi 1,79% pada triwulan III 2014. Kondisi ini diperkirakan terkait pendapatan masyarakat yang mengalami penurunan sebagaimana terindikasi dari hasil Indeks Penghasilan Konsumen pada Survei Konsumen yang turun dari 147,1 pada triwulan II-2014 menjadi 139,6 pada triwulan III-II-2014.

Perlambatan terjadi pada transaksi pembayaran secara

non tunai, walaupun secara tunai mengalami peningkatan.

Transaksi pembayaran non tunai nominal besar melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya.Perlambatan ini sejalan dengan melemahnya aktivitas perekonomian pada triwulan III-2014, khususnya pada sektor utama Provinsi Kalimantan Selatan. Pertumbuhan nilai transaksi RTGS Per Hari melambat 14,60% (yoy) dengan pertumbuhan volume sebesar -15,08% (yoy). Sejalan dengan peningkatan transaksi BI-RTGS, transaksi pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional

Transaksi pembayaran secara non tunai di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014

mengalami perlambatan, sedangkan transaksi pembayaran secara tunai mengalami peningkatan.

NPL sektor ekonomi mengalami peningkatan dari 2,21% pada triwulan II 2014 menjadi 2,79% pada triwulan III 2014. NPL rumah tangga juga mengalami peningkatan dari 1,74% menjadi 1,79%.

(20)

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

4

Bank Indonesia (SKNBI) juga mengalami perlambatan pada Triwulan III-2014, baik dari sisi volume maupun nominalnya. Pertumbuhan nilai transaksi SKNBI Per Hari melambat -15,95% (yoy) dengan pertumbuhan volume -14,10% (yoy). Transaksi pembayaran tunai pada triwulan III-2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2014. Data terkini mencatat net inflow sebesar Rp 1,03 triliun pada triwulan III-2014, atau meningkat sebesar 77,61% (qtq) dari Rp 576,57 miliar pada triwulan II-2014. Meskipun jumlah uang keluar (outflow) mengalami peningkatan seiring persiapan tahun ajaran baru dan bulan Ramadhan serta hari raya Idul Fitri, namun jumlah uang masuk (inflow) juga meningkat lebih tajam. Meningkatnya aliran uang masuk diperkirakan berasal dari masyarakat luar daerah yang datang ke Kalimantan Selatan untuk berbelanja sekaligus merayakan Hari Raya Idul Fitri dan sisa libur sekolah menjelang tahun ajaran baru.

KEUANGAN DAERAH

Sampai dengan triwulan III-2014, realisasi keuangan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan relatif masih belum optimal. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2013, realisasi pendapatan daerah tercatat mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang baru mencapai 74,51% atau sedikit mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang realisasinya mencapai 76,21%, atau mengalami penurunan realisasi sebesar 1,59%. Sementara untuk belanja daerah dalam APBD Provinsi Kalimantan Selatan relatif relatif masih mengikuti pola realisasi anggaran yang 58,03% baik pada triwulan III-2014 maupun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total realisasi belanja daerah dalam APBD Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 sebesar Rp3,07 triliun dari rencana belanja daerah sebesar Rp5,29 triliun.

Realisasi keuangan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan belum optimal dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013.

(21)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

5

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Seiring dengan tren perlambatan kinerja perekonomian Kalimantan Selatan, pada triwulan III-2014 kondisi ketenagakerjaan memperlihatkan adanya pelemahan.

Pada triwulan laporan, penyerapan tenaga kerja memperlihatkan kecenderungan melambat sebagaimana terindikasi dari hasil survei Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan yang mencatat beberapa penurunan pada beberapa indikator ketenagakerjaan dan peningkatan pada indikator pengangguran. Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan pada triwulan laporan secara umum juga memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Berbagai indikator seperti daya beli masyarakat dari hasil Survei Konsumen memperlihatkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini mengalami mengalami penurunan. Selain itu Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalsel juga mengalami penurunan pada triwulan laporan.

PROSPEK EKONOMI

Pada triwulan IV 2014 mendatang pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan diperkirakan mengalami peningkatan di tengah tekanan inflasi yang cenderung meningkat.

Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan IV 2014 diprakirakan berada pada kisaran 4,7% - 5,1% (yoy). Adapun untuk keseluruhan tahun 2014, perkiraan perekonomian Kalsel berada pada kisaran 4,8% - 5,2% (yoy).

Dari sisi permintaan, peningkatan terutama disumbang oleh

peningkatan konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan penghasilan masyarakat. Ekspor luar negeri yang masih mengalami kontraksi meskipun tidak sedalam periode sebelumnya karena terbantu oleh peningkatan permintaan dari India. Sementara itu kegiatan investasi masih menopang perekonomian Kalsel dengan adanya beberapa proyek

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan IV 2014

diperkirakan sebesar 4,7%- 5,1% (yoy) sehingga untuk tahun 2014 tumbuh sebesar 4,8 – 5,2% (yoy).

Pergeseran masa panen padi dan cuaca yang mendukung kelapa sawit dan karet akan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalsel yang bersumber dai sektor pertanian dan industri pengolahan.

Pelemahan

ketenagakerjaan akibat kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan yang masih terbatas

(22)

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

6

pembangunan infrastruktur dan smelter. Dari sisi sektoral, peningkatan diperkirakan terjadi karena adanya perbaikan kinerja pada sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Bergesernya sebagian panen padi ke triwulan IV 2014 diperkirakan akan menambah produksi pada triwulan tersebut, selain itu kondisi cuaca yang mendukung produksi kelapa sawit dan karet diperkirakan akan semakin meningkatkan kinerja sektor pertanian. Seiring dengan bahan baku kelapa sawit yang melimpah, produksi CPO diperkirakan akan meningkat dan mendorong kinerja sektor industri pengolahan. Sementara itu, sektor pertambangan diperkirakan akan mengalami perlambatan seiring dengan masih berlangsungnya konsolidasi berkaitan dengan pergeseran ekspor batubara ke Tiongkok menjadi ekspor ke India.

PROSPEK INFLASI

Tekanan inflasi Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan terakhir di tahun 2014 diperkirakan terus meningkat, bahkan berpotensi melampaui sasaran inflasi yang ditetapkan jika

Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Dengan

mempertimbangkan berbagai potensi resiko yang ada dan tanpa menghitung dampak rencana kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi, tingkat inflasi Kalimantan Selatan pada akhir tahun diprakirakan mencapai 5,3% - 5,7%. Secara historis Inflasi pada triwulan IV, khususnya bulan November dan Desember cenderung tinggi dan pada tahun ini juga dihadapkan pada sejumlah faktor yang berpotensi semakin mendorong tingginya inflasi di akhir 2014. Sejumlah faktor yang berpotensi semakin mendorong tingginya inflasi di akhir 2014 antara lain peningkatani Tarif Tenaga Listrik (TTL), kenaikan tarif batas atas angkutan udara, terjadinya El Nino, kenaikan harga LPG 12KG, dan berhentinya penyaluran RASKIN. Dari sisi permintaan diperkiraan juga akan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya ekspektasi inflasi pada triwulan IV 2014 yang didorong oleh wacana peningkatan BBM berubsidi, khususnya pada beberapa komoditas yang secara suplai tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas produksi lokal seperti beberapa produk hortikultura, beras, dan telur ayam ras.

Laju inflasi d triwulan IV-2014 diperkirakan pada kisaran 5,3%-5,7% (yoy).

(23)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 8 paman

BAB I

PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONAL

(24)
(25)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 9

P

ERKEMBANGAN

E

KONOMI

M

AKRO

R

EGIONAL

Perekonomian Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan III 2014 tumbuh stabil pada kisaran 4,8% (yoy). Pada periode tersebut, stabilnya perekonomian Kalimantan Selatan didorong oleh peningkatan kinerja sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Telah ditandatanganinya renegosiasi kontrak perusahaan pertambangan batubara menyebabkan perusahaan tersebut mengejar target produksi dan meningkatkan kinerja di sektor pertambangan. Telah dioperasikannya smelter bijih besi dan diberikannya izin ekspor konsentrat turut mendorong perbaikan kinerja sektor tersebut. Sementara itu, menurunnya produksi tanaman bahan makanan (padi) menyebabkan perlambatan kinerja sektor pertanian dan menahan laju perekonomian di triwulan tersebut.

Sumber: BPS, BPS Kalimantan Selatan

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

1. SISI PERMINTAAN

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Permintaan

Keterangan: PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto; SOG = Source of Growth (sumber pertumbuhan); yoy Sumber: BPS Kalimantan Selatan (diolah)

4,8%

5,1% I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2010 2011 2012 2013 2014

Pertumbuhan Kalsel (yoy) Pertumbuhan Nasional (yoy)

Pangsa % SOG % I II III IV I II III Konsumsi Rumahtangga 7,8 7,4 6,9 6,6 6,6 7,1 7,4 44,7 3,2 Konsumsi Pemerintah 6,0 6,9 10,6 8,7 8,9 6,7 9,2 14,0 1,2 PMTB (Investasi) 10,0 10,3 10,0 7,0 7,1 10,8 12,1 19,8 2,2 Ekspor 12,4 -5,4 -5,2 -3,8 -7,6 -2,1 -1,2 51,9 -0,7 Impor 3,8 0,6 3,6 3,2 3,4 6,0 3,2 -39,6 -1,3 PDRB 5,6 5,1 4,8 5,4 5,5 4,8 4,8 4,9 Tw III 2014 2014 Penggunaan 2013

1

(26)

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

10

Dari sisi permintaan, stabilnya perekonomian disebabkan oleh peningkatan konsumsi dan

investasi namun tertahan oleh ekspor yang terkontraksi. Peningkatan konsumsi terutama terjadi

pada konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan penghasilan dari sektor pertambangan dan industri pengolahan. Adapun kegiatan investasi didorong oleh masih berlangsungnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, pembangkit listrik dan jembatan. Sementara itu, ekspor Kalimantan Selatan yang didominasi oleh ekspor komoditas batubara masih mengalami kontraksi seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok.

1.1. Konsumsi Rumah Tangga

Kegiatan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2014 tumbuh meningkat menjadi 7,4%

(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,1% (yoy). Perbaikan kinerja

sektor pertambangan dan industri pengolahan masih memberikan keyakinan kepada rumah tangga untuk menerima tambahan penghasilan. Peningkatan konsumsi pada triwulan tersebut juga didorong oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat terkait dengan perayaan hari besar keagamaan terutama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Sumber: Survei Konsumen - KPw BI Wilayah II (Kalimantan)

Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen - KPw BI Wilayah II (Kalimantan)

Grafik 1.3. Indeks Penghasilan & Ketersediaan Lapangan Kerja

Kondisi tersebut tercermin juga dari hasil Survei Konsumen (Bank Indonesia) dan Indeks Tendensi Konsumen (BPS). Pada survei konsumen, konsumsi lebih banyak terjadi pada pembelian barang konsumsi tahan lama seperti otomotif dan perlengkapan rumah tangga. Sementara itu, dari indeks tendensi konsumen terjadinya peningkatan juga didorong oleh meningkatnya konsumsi makanan dan minuman. Peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat di triwulan III 2014 tersebut juga tercermin dari meningkatkan realisasi penyaluran kredit konsumsi. Pada akhir triwulan III 2014, kredit konsumsi tercatat mencapai Rp16,2 triliun, atau bertambah sebesar Rp364 miliar dari posisi akhir triwulan II 2014. 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

IKE - Kondisi Ekonomi Saat Ini IEK - Ekspektasi Konsumen IKK - Indeks Keyakinan Konsumen

90 100 110 120 130 140 150 160 170

I II III IV I II III IV I II III 2012 2013 2014

Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Indeks Penghasilan

(27)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 11

Sumber: BPS Kalimantan Selatan

Grafik 1.4. Indeks Tendensi Konsumen

Sumber: BPS Kalimantan Selatan

Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Kalimantan Selatan

1.2. Pengeluaran Pemerintah

Realisasi pertumbuhan pengeluaran belanja pemerintah pada triwulan III 2014 tercatat

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi

pemerintah pada triwulan tersebut mencapai 9,2% (yoy), sementara pada triwulan II 2014 hanya tumbuh 6,7% (yoy). Hal ini terlihat dari realisasi belanja operasi yang lebih baik daripada realisasi tahun lalu pada periode yang sama. Realisasi belanja operasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 berhasil mencapai 62,25% dari total anggaran. Sementara itu pada triwulan III 2013 yang lalu, realisasi belanja operasional hanya mencapai 62,07% dari total anggaran. Dari realisasi belanja operasi tersebut yang mengalami pencapaian terbesar adalah belaja bantuan sosial (realisasi 69,78%) dan belanja pegawai (60,78%).

1.3. Investasi

Kegiatan investasi di Kalimantan Selatan turut menopang stabilnya pertumbuhan ekonomi

pada triwulan III 2014. Pertumbuhan investasi tercatat sebesar 12,1% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan II 2014 yang tumbuh 10,8% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan adanya peningkatan realisasi investasi PMDN pada triwulan tersebut. Nilai investasi PMDN tercatat mencapai Rp1,7 triliun (tumbuh 488,9%, yoy) untuk 14 proyek investasi. Meningkatnya produksi kelapa sawit di Kalimantan Selatan dan rencana hilirisasi produk CPO turut mendorong investasi perusahaan pengolahan CPO. Selain itu, pemberlakukan UU Minerba mendorong perusahaan tambang membangun smelter bijih besi. Pada penanaman modal asing, kegiatan investasi tercatat mengalami perlambatan. Pada triwulan III 2014, realisasi PMA hanya sebesar US$77,5 juta, tumbuh 0,3% (yoy).

Peningkatan investasi juga terjadi investasi bangunan. Hal ini sejalan dengan peningkatan kinerja sektor bangunan dari semula tumbuh 7,3% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 7,6% (yoy) pada

90 95 100 105 110 115 120 125

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Indeks

Indeks Tendensi Konsumsi Pendapatan rumah tangga Kaitan inflasi dengan konsumsi Konsumsi food & non food

15,8 16,2 13,5 10,3 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 5,0 7,0 9,0 11,0 13,0 15,0 17,0 19,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Konsumsi gKredit Konsumsi (sk. Kanan)

(28)

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

12

triwulan III 2014. Beberapa faktor yang mendorong peningkatan kinerja investasi bangunan/ perumahan adalah menguatnya rupiah, suku bunga kredit yang masih stabil, pertambahan penduduk dan pendatang, dan peningkatan penghasilan masyarakat. Kondisi ini tercermin dari volume bongkar barang modal (berupa bahan bangunan) di pelabuhan Banjarmasin yang mengalami peningkatan dan tumbuh sebesar 24,0% (yoy). Selain itu, kredit investasi juga masih dapat tumbuh 18,5% (yoy).

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Grafik 1.6. Realisasi Investasi PMA

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal

Grafik 1.7. Jumlah Proyek Investasi PMA

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal

Grafik 1.8. Realisasi Investasi PMDN

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal

Grafik 1.9. Jumlah Proyek Investasi PMDN

Selain itu, peningkatan pertumbuhan investasi Kalimantan Selatan pada periode laporan turut disumbang oleh peningkatan realisasi belanja modal pemerintah. Beberapa proyek infrastruktur pemerintah masih terus berjalan terutama untuk proyek multiyears seperti pembangunan jalan layang Gatot Subroto di Banjarmasin, beberapa jembatan, peningkatan dan pelebaran beberapa ruas jalan. Realisasi belanja modal pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mencapai 46,1% dari target, dimana pencapaian tersebut lebih tinggi daripada realisasi pada tahun 2013 yang hanya mencapai 44,1%. -200% -100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Realisasi Investasi PMA Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Juta US$ -100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% 350% 400% 0 5 10 15 20 25 30 35 40

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Proyek Investasi PMA Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

-200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Realisasi Investasi PMDN Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Miliar Rp -300% -200% -100% 0% 100% 200% 300% 400% 0 5 10 15 20 25 30

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

(29)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 13

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.10. Kredit Investasi

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.11. Volume Bongkar Barang Modal

1.4. Perkembangan Ekspor

Pada triwulan III 2014 ekspor Kalimantan Selatan (ke luar negeri dan provinsi lain) masih

menunjukkan kontraksi meskipun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Secara total, ekspor

Kalimantan Selatan mengalami penurunan sebesar 1,2% (yoy), setelah pada triwulan II 2014 turun sebesar 2,1% (yoy). Hampir sama dengan kondisi pada triwulan sebelumnya, kinerja ekspor Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 tersebut dipengaruhi penurunan ekspor hasil pertambangan batubara ke luar negeri. Penurunan ekspor batubara tersebut lebih dominan disebabkan karena permintaan Tiongkok yang menurun, seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok, depresiasi mata uang Renminbi dan persediaan batu bara yang masih tinggi di negara tersebut. Meskipun demikian, ekspor batubara ke India yang semakin membesar menyebabkan arah ekspor Kalimantan Selatan menjadi lebih baik. Perbaikan juga disumbang oleh ekspor hasil smelter bijih besi yang sudah beroperasi dan mendapatkan rekomendasi ekspor.

Berdasarkan data Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai, nilai ekspor Kalimantan Selatan ke luar negeri pada triwulan III 2014 mencapai US$1,78 miliar, lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang sebesar US$2,02 miliar. Dari sisi volume, ekspor juga menunjukkan penurunan. Jumlah barang yang diekspor ke luar negeri pada triwulan III 2014 hanya sebesar 32,1 juta ton, sementara di triwulan sebelumnya dapat mencapai 34,9 juta ton. Dilihat jenis komoditasnya, produk utama yang diekspor pada triwulan III 2014 masih didominasi oleh komoditas batubara sebesar 77% dari total ekspor Kalimantan Selatan, diikuti dengan crude palm oil (CPO) sebesar 14% dan produk kayu sebesar 3%. Sementara jika dilihat dari negara tujuannya, terjadi pergesaran dominasi ekspor ke Tiongkok menjadi ekspor ke India.

15,0 16,1 12,4 18,5 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0 5,0 7,0 9,0 11,0 13,0 15,0 17,0 19,0

I II III IV I II III IV I II III 2012 2013 2014 Kredit Investasi gKredit Investasi (sb.kanan)

Kredit (Rp triliun) %, yoy

24,0% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 200 250 300 350 400 450 500 550 600

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Vol Bongkar Barang Modal Pertumbuhan yoy (skala kanan)

(30)

14 Grafik 1. Grafik 1 Di sisi eks Banjarmas yang dimu Komoditas olahan dan

1.5. Per

Impor Ka mengalam sebesar Rp provinsi d disebabka 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 I USD N K .12. Nilai Eks 1.14. Pangsa Berdasark por antar da sin menduku uat untuk dik

s yang terca n bijih besi.

rkembang

alimantan mi perlamb p11,13 triliu an 22,9% m n penurunan II III IV 2012 D Juta Nilai Ekspor Kajian Ekono spor LN Kali a Ekspor Kal kan Negara aerah, penin ung perbaika kirim ke dae atat mengal

an Impor

Selatan (d batan sebe un (harga b merupakan n impor dari I II III IV 2013 Pertumbuh omi Keuangan imantan Sel limantan Se Tujuan ngkatan akti an ekspor K erah lain men

ami peningk dari luar n sar 3,2% ( erlaku) dima aktivitas imp luar negeri. 1.784 I II III 2014 han (sb. kanan) %,yoy Bab 1 n Regional Pr latan elatan vitas muat b Kalimantan S ncapai 1,29 katan dieksp negeri dan (yoy). Nom ana sebanya por luar neg

4 -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% – Perkemba rovinsi Kalima Grafik 1.13 Grafik 1.1 Selata barang untu Selatan. Pada

ribu ton, ata por ke daera provinsi l inal impor ak 77,1% m geri. Melam 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 I I Ribu T Volum CPO 14% angan Ekono antan Selatan 3. Volume Ek Selat 15. Pangsa E an Berdasark k dalam neg a triwulan II au tumbuh s ah lain adal lain) pada pada triwula merupakan a batnya aktiv II III IV I 2012 Ton me Ekspor Kayu 3% Karet 3% La 3 omi Makro R n Triwulan III kspor LN Ka tan Ekspor Kalim kan Komodi geri pada pe I 2014, tota sebesar 20,2 lah CPO, ka triwulan an tersebut aktivitas imp vitas impor II III IV I 2013 Pertumbuhan Batubara 77% ain 3% Regional 2014 alimantan mantan tas elabuhan al barang 2% (yoy). aret alam III 2014 tercatat por antar terutama 32.153 -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% II III 2014 (sb. kanan) %, yoy % %

(31)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 15

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.16. Volume Impor Barang Dari Provinsi Lain Via Pelabuhan

*) Total volume bongkar tidak termasuk batubara

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.17. Nilai Impor LN Kalimantan Selatan

Dari sisi impor luar negeri, aktivitas impor pada triwulan III 2014 menunjukkan penurunan. Total impor Kalimantan Selatan yang berasal dari negara lain mencapai US34,6 juta, atau mengalami kontraksi sebesar 72,3% (yoy). Adapun jumlah volume impor mencapai 50,2 ribu ton dimana sebanyak 79% merupakan impor bahan baku dan 21% merupakan impor barang modal.

Sementara dari sisi impor antar daerah, peningkatan aktivitas bongkar barang di pelabuhan Banjarmasin menunjukkan impor antar daerah masih menopang impor Kalimantan Selatan secara keseluruhan. Pada triwulan III 2014, total barang yang dibongkar berasal dari daerah lain mencapai 19,4 ribu ton, atau tumbuh sebesar 5,6% (yoy). Komoditas impor dari daerah lain yang tercatat meningkat adalah beras, jagung dan tepung terigu.

2.

SISI PENAWARAN: SEKTOR UTAMA DAERAH

Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (%, yoy) Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan

SOG = Source of Growth (sumber pertumbuhan)

Sumber: BPS Kalimantan Selatan (diolah)

39,4% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Total Volume Bongkar Barang* Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Ribu Ton -100% -50% 0% 50% 100% 150% 0 50 100 150 200 250

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

USD Juta

Nilai impor Pertumbuhan (sb. kanan)

Pangsa % SOG %

I II III IV I II III

Pertanian 4,2 2,6 2,4 2,2 2,6 3,5 2,2 26,03 1,25 Pertambangan 2,6 1,6 0,8 1,1 0,8 0,1 1,4 18,66 0,89 Industri Pengolahan 4,6 5,1 3,3 4,1 4,7 4,6 4,9 9,40 0,45 Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,3 6,4 5,4 6,0 6,0 5,9 6,3 0,50 0,02 Bangunan/Konstruksi 7,4 8,9 8,7 8,1 7,3 7,6 7,6 5,81 0,28 PHR 6,9 8,6 8,0 10,3 10,1 8,1 8,2 16,70 0,80 Pengangkutan & Komunikas 7,6 7,0 7,0 5,9 7,9 6,9 6,5 8,81 0,42 Jasa Dunia Usaha 10,9 11,4 10,9 7,9 8,9 7,7 8,5 4,30 0,21 Jasa-jasa 8,2 6,7 9,3 10,5 9,1 8,2 8,1 9,80 0,47 PDRB 5,6 5,1 4,8 5,4 5,5 4,8 4,8 100 4,78 2014 2013 Tw III 2014 Lapangan Usaha

(32)

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

16

Dari sisi penawaran atau sektoral, stabilnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 ditopang oleh peningkatan sektor pertambangan dan sektor industri

pengolahan. Kinerja produksi pertambangan meningkat seiring dengan peningkatan produksi batubara

dan telah beroperasinya smelter bijih besi di Pulau Sebuku. Selain itu, konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh tinggi seiring dengan faktor musiman liburan sekolah dan penyelenggaraan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri turut mendorong peningkatan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Sementara itu, kinerja sektor pertanian yang melambat menahan laju perekonomian Kalimantan Selatan. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi padi terkait dengan cuaca yang lebih kering di triwulan III 2014.

2.1.

Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan III 2014 mengalami perlambatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Pada periode tersebut, sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 2,2% (yoy),

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,5%. Perlambatan tersebut terutama terjadi pada produksi tanaman bahan makanan (tabama) padi.

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan

Grafik 1.18. Kredit Sektor Pertanian

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan

Grafik 1.19. Luas Lahan Panen Padi Kalimantan Selatan

Pada subsektor tabama, perlambatan kinerja dipengaruhi oleh penurunan produksi padi pada triwulan III 2014. Selama periode tersebut, luas panen padi hanya sebesar 197,9 ribu hektar, atau mengalami kontraksi sebesar 7,5% (yoy). Meskipun Kalimantan Selatan mengalami panen raya pada triwulan tersebut namun cuaca yang lebih kering menyebabkan terjadinya pergesaran panen dan gagal panen di beberapa daerah.

Sementara itu, perlambatan kinerja sektor pertanian dapat tertahan oleh peningkatan produksi perkebunan kelapa sawit dan karet. Produksi tandan buah segar (TBS) di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mencapai 244,5 ribu ton, atau tumbuh 17,2% (yoy) lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 11,6% (yoy). Hal tersebut seiring dengan kondisi cuaca yang mendukung pada periode enam bulan sebelumnya dan juga didorong oleh mulai berproduksinya lahan-lahan sawit baru. Untuk kinerja perkebunan karet, pada triwulan III 2014 dapat memproduksi 66,7 ribu ton karet alam, tumbuh sebesar 2,4% (yoy).

5,0 5,3 29,2 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Pertanian gKredit Pertanian (sb.kanan)

Kredit (Rp triliun) %, yoy

-7,51% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Ribu Ha

Luas Panen Padi Kalsel (Ha) Pertumbuhan yoy (sb.kanan) %, yoy

(33)

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 17

Sumber: Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan Grafik 1.20. Produksi Kelapa Sawit

(Tandan Buah Segar)

Sumber: Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan Grafik 1.21. Produksi Karet

Sementara itu, dukungan dari perbankan terhadap sektor pertanian di Kalimantan Selatan tetap tumbuh tinggi. Pada triwulan III 2014, kredit di sektor pertanian mencapai Rp5,3 triliun atau tumbuh sebesar 29,2% (yoy), lebih rendah daripada pertumbuhan kredit periode sebelumnya yang dapat mencapai 41,9% (yoy).

2.2. Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 tumbuh sebesar 1,4% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi padapertambangan

batubara dan pertambangan bijih besi. Beroperasinya smelter bijih besi di Pulau Sebuku turut mendorong pertambangan bijih besi kembali berproduksi. Sementara itu pada pertambangan batubara, produksi menunjukkan adanya peningkatan meskipun masih terbatas seiring dengan masih melemahnya permintaan batubara dari Tiongkok. Produksi batubara pada triwulan III 2014 mencapai 41,9 juta ton (tumbuh 6,1%). Peningkatan produksi batubara salah satunya didorong oleh meningkatnya permintaan batubara dari India.

Sumber: KSOP Pelabuhan Banjarmasin

Grafik 1.22. Volume Ekspor Batubara

Sumber: KSOP Pelabuhan Banjarmasin

Grafik 1.23. Stok Batubara Taboneo

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 50 100 150 200 250 300 350

I II III IV I II III IV I II III 2012 2013 2014 TBS Kalsel Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

ribu ton %, yoy

2,35% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Produksi Karet (ton) Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Ribu Ton %, yoy

10,1% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

I II III IV I II III IV I II III 2012 2013 2014 Juta Ton

Ekspor Batubara Pertumbuhan (sb. kanan)

%, yoy 6,30 5,28 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Stok batubara Taboneo rata-rata bulanan (juta ton)

Gambar

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
Grafik 1.8. Realisasi Investasi PMDN   Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal   Grafik 1.9
Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (%, yoy)  Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan
Grafik 1.18. Kredit Sektor Pertanian
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Merendah di sisi belakang kemudian meninggi dengan kenaikan sudut yang !ukup tajam pada area (asade menjadi sebuah ungkapan kehati#hatian untuk menunjukkan eksistensinya

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis saya dalam penelitian ini adalah poin-poin yang terkandung dalam kemampuan manajerial akan berpengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya tingkat retensi servis di Bengkel Indomobil Nissan Datsun Basuki Rahmat bila

Dalam membina hubungan baik antar perusahaan dan konsumen, salah satunya adalah melalui layanan, sehingga penting untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap layanan yang

Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak dalam

Berdasarkan hasil Trial Perkuatan yang ditampilkan pada Gambar 12 dengan jarak antar cerucuk mulai dari 0,6 m – 1,3 m baik pada kondisi sebelum maupun setelah hujan, didapat

6 Hasil Kuisioner Nomor 6 dalam Bentuk Diagram Pie Hasil kuisioner untuk nomor 6 menunjukkan bahwa responden yang pernah melihat aplikasi salon untuk simulasi model rambut memiliki

Grafik pengaruh faktor C terhadap beban maksimum Berdasarkan Gambar diatas, dapat dilihat pada grafik bahwa rasio tulangan 0,8 % berada dibawah dari rasio tulangan 1,6 %