• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peneliti: LAPORAN PENELITIAN PENANGANAN BENCANA ASAP PROPINSI RIAU TANGGAL 30/11/ /12/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peneliti: LAPORAN PENELITIAN PENANGANAN BENCANA ASAP PROPINSI RIAU TANGGAL 30/11/ /12/2015"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

LAPORAN PENELITIAN

PENANGANAN BENCANA ASAP PROPINSI RIAU

TANGGAL 30/11/2015 – 05/12/2015

Peneliti:

Bayu Suseno, S.H., S.I.K, M.M., M.H.

Erlangga Teja Wastika, S.I.K., M.I.K.

Endro Sulaksono, S.Kom., M.Si.

Fathoni Riza, S.I.K, M.I.K.

Mifta Hadi Safii, S.I.K, M.I.K.

Yoga Putra Prima S., S.I.K, M.I.K.

(2)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN LATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

LAPORAN PENELITIAN

PENANGANAN BENCANA ASAP PROPINSI RIAU

TANGGAL 30/11/2015 – 05/12/2015

1. Pendahuluan.

a. Dasar : Surat Perintah Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Nomor: Sprin/830/X/2015, tanggal 18 Oktober 2015, perihal melaksanakan kegiatan penelitian penanganan bencana asap yang akan dilaksanakan November 2015 dengan tema “Kontigensi Policing: studi kasus bencana asap di Sumatera dan Kalimantan”.

b. Maksud dan Tujuan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji dan mengeksplorasi terjadinya bencana asap di Propinsi Riau. Sedangkan tujuannya untuk mengembangkan ilmu kepolisian terkait dengan perpspektif “kontigensi policing” dalam mencegah bencana asap di Propinsi Riau.

c. Ruang Lingkup.

Tempat penelitian di kawasan bencana asap Pekanbaru dan Indragiri Hilir melalui pendekatan upaya pre-emtif, preventif, dan represif.

2. Pelaksanaan.

a. Tempat dan Waktu.

Tempat/obyek penelitian di kawasan bencana asap Propinsi Riau yang dimulai pada tanggal 30 November 2015 s/d 05 Desember 2015, dengan urutan kegiatan harian sebagai berikut:

1) 30/11/2015 : keberangkatan dari Jakarta menuju Pekanbaru. 2) 01/12/2015 :

a) Melakukan pertemuan dengan Kapolda Riau terkait upaya pre-emtif, preventif dan represif bencana asap.

b) Melakukan pertemuan dengan Kepala BLH Propinsi Riau terkait upaya preventif dan represif bencana asap.

c) Melakukan pertemuan dengan Karo Ops Polda Riau terkait upaya preventif dan represif bencana asap.

3) 02/12/2015 :

a) Melakukan pertemuan dengan Kasubdit 3 Ditreskrimsus Polda Riau terkait upaya represif bencana asap.

b) Melakukan pertemuan dengan Wadir Intelkam Polda Riau terkait upaya preventif bencana asap.

c) Melakukan pertemuan dengan pejabat Ditbimmas Polda Riau terkait upaya preventif bencana asap.

(3)

d) Melakukan pertemuan dengan pemilik lahan PT Sinar Mas Group terkait bencana asap.

4) 03/12/2015 :

a) Melakukan penelitian lapangan dengan pemilik lahan Pak Johannes di Kecamatan Siak, Pekanbaru.

b) Melakukan penelitian lapangan dengan pemilik lahan bencana asap di Kabupaten Indragiri Hilir.

5) 04/12/2015 :

a) Melakukan penelitian lapangan di Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kabupaten Pelalawan terkait komunitas Masyarakat Peduli Api (MPA). b) Melakukan pertemuan dengan Kepala BMKG Propinsi Riau terkait

upaya preventif.

6) 05/12/2015 : keberangkatan dari Pekanbaru menuju Jakarta. b. Peneliti.

1) Erlangga Teja Wastika, S.I.K., M.I.K. : Ketua Peneliti 2) Yoga Putra Prima S, S.I.K., M.I.K. : Anggota Peneliti 3) Endro Sulaksono, M.Si. : Anggota Peneliti 4) Fathoni Riza, S.I.K., M.I.K. : Anggota Peneliti 5) Mifta Hadi Safii, S.I.K., M.I.K. : Anggota Peneliti 6) Bayu Suseno, S.H., S.I.K., M.M., M.H : Anggota Peneliti c. Metoda.

1) Metoda kualitatif pendekatan studi kasus dengan menggali langsung beberapa informasi dari pelaku di lapangan terhadap fenomena bencana asap.

2) Pengumpulan data melalui kajian dokumen, pengamatan, wawancara. 3) Analisa data menggunakan teknik triangulasi dengan melakukan proses

check and recheck terhadap data yang diperoleh.

3. Hasil Yang Dicapai.

a. Bencana asap di Riau yang semula diasumsikan sebagai bencana yang diciptakan (by design) ternyata belum terbukti.

b. Pemilik lahan terkena bencana asap, selain disebabkan dari dampak kemarau panjang (el-nino), kebiasaan masyarakat membuang puntung rokok menjadi penyebab utama. Disamping itu, bencana juga dipicu dari kegiatan masyarakat yang membakar lahan di sekitar pemilik lahan yang tidak dimanfaatkan pemiliknya untuk berladang dan berkebun.

c. Pemilik lahan yang tidak terkena bencana asap, telah memberdayakan masyarakat sekitar untuk dipekerjakan dan diberikan beberapa insentif dari pemilik lahan, sehingga masyarakat memiliki rasa tanggung jawab untuk mencegah bencana asap dengan memanfaatkan lahan tidur.

d. Pembuatan kanal air di sekitar pemilik lahan yang merupakan rekomendasi pemerintah, kurang membawa dampak signifikan, karena disaat kemarau panjang, kanal tersebut tidak terisi air sehingga tidak bermanfaat apa-apa saat terjadi bencana asap.

e. Penyemprotan air melalui udara maupun menggunakan selang, hanya dapat memadamkan api di permukaan lahan paling atas saja bahkan air tidak sampai ke permukaan lahan karena sudah mengering di udara, sementara pusat

(4)

apinya tidak tersentuh sama sekali, sehingga kegiatan tersebut hanya membuang tenaga dan anggaran.

f. Kurangnya pengawasan dari pemangku kepentingan pemberi ijin lahan kepada pemilik lahan dalam mengelola lahan dan upaya mencegah terjadinya bencana asap.

g. Dokumentasi selama penelitian (Lampiran A).

4. Anggaran.

a. Besarnya anggaran yang diterima langsung dari STIK kepada peneliti pada tanggal 27/11/2015 sebesar Rp. 14.000.00,- (empat belas juta rupiah).

b. Laporan pertanggungjawaban anggaran (Lampiran B). c. Bukti pembayaran dan boarding flight (Lampiran C).

5. Rekomendasi.

a. Bidang pre-emtif:

1) Perlunya sinkronisasi regulasi terkait bencana asap sehingga tidak menghindari celah penyimpangan;

2) Menghilangkan kebiasaan stakesholders bekerja sendiri-sendiri;

3) Perlunya pengetahuan dan teknologi pengelolaan lahan gambut agar bernilai ekonomi tinggi;

4) Perlunya kebijakan dan strategi pengelolaan lahan negara. b. Bidang preventif:

1) Perlunya sinergitas antara jumlah personel pemadam kebakaran dari Polri dengan masyarakat lokal;

2) Perlunya pemahaman preventif secara komprehensif yang tidak hanya dipahami sebatas patroli dan jaga;

3) Perlunya sistem database secara terpusat untuk menghindari sporadis data di masing-masing pemangku kepentingan;

4) Perlunya peningkatan pengawasan lahan oleh pemilik lahan dengan mengefektifkan masyarakat lokal, karena lokasi lahan sangat rawan dan mudah diakses.

c. Bidang represif:

1) Perlunya peningkatan kualitas penyidik yang berkompeten untuk memenuhi rasa keadilan;

2) Perlunya peningkatan anggaran penyelidikan dan penyidikan terutama terhadap tindak pidana korporasi, termasuk anggaran mendatangkan saksi ahli;

3) Menghindari intervensi penyelidikan dan penyidikan baik dari pemilik lahan maupun pemangku kepentingan;

4) Menghindari penagangan kasus yang di tutup-tutupi sehingga terkesan tidak transparan.

(5)

6. Penutup.

Demikian laporan penelitian penanganan bencana asap di Propinsi Riau sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Jakarta, 27 Desember 2015 Ketua Peneliti,

(6)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

“LAMPIRAN A”

PENELITIAN DALAM GAMBAR

Tanggal 01/12/2015 pertemuan dengan Kapolda Riau

Tanggal 01/12/2015 pertemuan dengan Kepala BLH Propinsi Riau terkait upaya

(7)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

“LAMPIRAN A”

PENELITIAN DALAM GAMBAR

Tanggal 01/12/2015 pertemuan dengan pejabat BLH Propinsi Riau terkait upaya

pre-emtif, preventif dan represif bencana asap

Tanggal 02/12/2015 pertemuan dengan Kasubdit 3 Ditreskrimsus Polda Riau terkait upaya represif bencana asap

(8)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

“LAMPIRAN A”

PENELITIAN DALAM GAMBAR

Tanggal 02/12/2015 pertemuan dengan Wadir Intelkam Polda Riau terkait upaya

pre-emtif dan preventif bencana asap

Tanggal 02/12/2015 pertemuan dengan pejabat Dit Bimmas Polda Riau terkait upaya pre-emtif dan preventif bencana asap

(9)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

“LAMPIRAN A”

PENELITIAN DALAM GAMBAR

Tanggal 03/12/2015 penelitian lapangan lahan gambut di Kabupaten Indragiri Hilir

(10)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

“LAMPIRAN A”

PENELITIAN DALAM GAMBAR

Tanggal 03/12/2015 penelitian lapangan dengan Pak Johanes pemilik lahan di Kecamatan Siak, Kotamadya Pekanbaru

Tanggal 03/12/2015 penelitian lapangan tentang kondisi sebenarnya lahan gambut di Kecamatan Siak, Kotamadya Pekanbaru

(11)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

“LAMPIRAN A”

PENELITIAN DALAM GAMBAR

Tanggal 05/12/2015 penelitian lapangan di Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kabupaten Pelalawan

Tanggal 05/12/2015 pertemuan dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) di Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kabupaten Pelalawan

(12)

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI _ SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN _

“LAMPIRAN B”

PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

PENELITIAN BENCANA ASAP WILAYAH RIAU

TANGGAL 30 NOPEMBER 2015 S/D 05 DESEMBER 2015

TANGGAL URAIAN DEBET KREDIT

28/11/2015 Menerima dana penelitian bencana asap (cash) 15.000.000,- -

29/11/2015 Dibayarkan untuk tiket pesawat CGK-PKU (K-1) - 5.235.600,-

30/11/2015 Dibayarkan untuk makan (K-2) - 722.700,-

01/12/2015 Dibayarkan untuk makan (K-3) - 797.500,-

02/12/2015 Dibayarkan untuk tiket pesawat PKU-CGK (K-4) - 5.673.000,-

02/12/2015 Dibayarkan untuk makan (K-5) - 685.000,-

03/12/2015 Dibayarkan untuk bahan bakar mobil (K-6) - 440.000,-

03/12/2015 Dibayarkan untuk penginapan (K-7) - 640.000,-

04/12/2015 Dibayarkan untuk makan (K-8) - 806.200,-

JUMLAH TOTAL 15.000.000,- 15.000.000,-

Jakarta, 27 Desember 2015 Ketua tim Peneliti Riau,

(13)
(14)
(15)
(16)

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan regulasi oleh pemerintah kota Medan sebagai model dalam menata topologi menara BTS, baik yang dimiliki oleh operator

Colombo No.1 Yogyakarta 55281 Telepon :

Pembentukan Kesadaran Hukum Warga Negara untuk Penegakan Hukum Tanah dalam Implementasi Asas Fungsi Sosial Hak Atas Tanah .... Pembentukan Kesadaran Hukum Tanah melalui Kelompok

Upaya ini dilakukan apabila pihak debitur masih mampu untuk membayar pokok pinjamanya, akan tetapi pihak debitur tidak sanggup untuk membayar bunga kreditnya,

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya, maka Rencana Teknik

Penyuluhan yang dilakukan oleh TGP berpengaruh ter- hadap perbedaan perubahan skor pengetahuan ibu, TKE, hari sakit diare serta status gizi (skor Z BB/U, PB/U dan BB/PB) subyek,

Selain itu bangunan kantor yang didesain nantinya diharapkan dapat mencerminkan sebuah kantor yang terus berkembang dan sesuai dengan bangunan perkantoran disekitarnya

Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode deskriptif komparatif,, yaitu dengan menguraikan dan membandingkan data-data primer maupun sekunder