• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No.29/05/71/Th.X, 02 Mei 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL

2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

 Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan April 2016 sebesar 97,14 atau meningkat

sebesar 0,31 persen dibanding NTP Maret 2016 yaitu sebesar 96,83. Peningkatan NTP ini disebabkan karena

penurunan indeks harga yang diterima petani (It) tidak sedalam dibandingkan dengan indeks yang dibayar

petani (Ib), dimana penurunan tersebut masing-masing sebesar 0,12 persen untuk It dan 0,43 persen untuk Ib.

NTP tahun kalender meningkat sebesar 0,30 persen, sedangkan secara YoY meningkat sebesar 0,60 persen.

 Bulan April 2016, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi deflasi sebesar 0,45 persen. Deflasi

perdesaan ini disebabkan karena menurunnya beberapa indeks komponen kelompok pengeluaran rumah tangga, yakni kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, dan kelompok transportasi dan komunikasi, masing-masing sebesar 0,59 persen, 0,06 persen dan 1,72 persen,

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sulawesi Utara di bulan April 2016 sebesar

(2)

Tabel 1

NILAI TUKAR PETANI (NTP) GABUNGAN PROVINSI SULAWESI UTARA (2012 = 100)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sulawesi Utara, NTP pada bulan April 2016 sebesar 97,14 atau meningkat sebesar 0,31 persen dibanding NTP bulan Maret 2016 sebesar 96,83 persen. Hal ini disebabkan harga-harga komoditi yang diterima petani melalui komoditi pertanian yang dihasilkan mengalami penurunan yang lambat dibandingkan dengan harga-harga yang harus dikeluarkan petani untuk rumah tangganya maupun untuk keperluan produksi pertaniannya yang mengalami penurunan yang lebih dalam, seperti terlihat pada Tabel 1. Di sisi lain NTP Sulawesi Utara masih berada di bawah nilai 100, artinya bahwa daya beli petani di Sulawesi Utara masih belum lebih baik dibandingkan dengan keadaan di tahun dasarnya (Tahun 2012), atau secara sederhana kesejahteraan petani di Sulawesi Utara dapat diindikasikan masih kurang lebih baik dibandingkan tahun dasarnya (Tahun 2012).

Rincian

Indeks Gabungan Sulut Perubahan (%)

Maret’16 April’16 Prbhn Apr’16 thd Mar’16 Tahun Kalender YoY [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Indeks Harga yang Diterima

Petani 119.53 119.38 -0.12 0.03 5.46

Indeks Harga yang Dibayar

Petani 123.44 122.90 -0.43 -0.27 4.83

Konsumsi Rumah Tangga 127.88 127.30 -0.45 -0.32 6.03

Bahan Makanan 139.42 138.59 -0.59 -0.93 10.06

Makanan Jadi 119.79 119.72 -0.06 1.38 6.08

Perumahan 119.23 119.28 0.05 0.73 2.65

Sandang 111.64 111.68 0.04 1.17 2.39

Kesehatan 115.11 115.34 0.20 1.77 4.64

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107.03 107.03 0.00 0.67 1.45

Transportasi dan Komunikasi 127.99 125.79 -1.72 -3.28 -2.40

BPPBM 111.38 111.02 -0.33 0.10 1.13

Bibit 110.77 110.53 -0.22 0.69 1.64

Obat-obatan & Pupuk 108.55 108.55 0.00 0.91 2.09

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 108.31 108.60 0.27 0.76 1.11

Transportasi 125.45 120.89 -3.64 -7.18 -6.01

Penambahan Barang Modal 108.17 108.36 0.18 1.17 1.49

Upah Buruh Tani 112.85 113.03 0.16 1.52 2.51

Nilai Tukar Petani 96.83 97.14 0.31 0.30 0.60

(3)

Tabel 2

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA Maret - April 2016 (2012 = 100)

1. Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks yang berasal dari seluruh harga-harga yang didapatkan petani dari hasil penjualan seluruh komoditi pertanian yang diusahakan. Pada bulan April 2016 indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Sulawesi Utara mencapai nilai 119,38 atau menurun sebesar 0,12 persen dibandingkan bulan Maret 2016. Pergerakan indeks It berbeda antar sub sektor pertanian, dimana indeks It yang mengalami peningkatan terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat, ternak, dan perikanan budi daya, sedangkan sub sektor tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan tangkap mengalami penurunan.

Subsektor Bulan % Perub.

Maret’16 April’16

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 121.65 120.82 -0.69

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.91 124.52 -0.31

c Nilai Tukar Petani (NTPP) 97.39 97.02 -0.38

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 130.99 127.69 -2.52

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.27 123.81 -0.37

c Nilai Tukar Petani (NTPH) 105.41 103.13 -2.16

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 111.10 112.88 1.61

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.94 123.39 -0.45

c Nilai Tukar Petani (NTPR) 89.64 91.49 2.06

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118.97 119.69 0.60

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.53 117.81 -0.61

c Nilai Tukar Petani (NTPT) 100.37 101.59 1.22

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 123.26 122.82 -0.35

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.83 124.10 -0.58

c Nilai Tukar Petani (NTNP) 98.74 98.97 0.23

5.1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.17 127.05 -0.87

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125.13 124.21 -0.74

c Nilai Tukar Petani (NTN) 102.43 102.29 -0.13

5.2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.39 115.19 0.69

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.28 123.91 -0.30

(4)

2. Indeks harga yang dibayar petani (I

b

)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya rumah tangga petani yang merupakan bagian kelompok terbesar yang ada di daerah perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Sulawesi Utara di bulan April 2016 adalah sebesar 122,90 atau menurun sebesar 0,43 persen dibandingkan bulan Maret 2016, sebesar 123,44. Umumnya indeks harga yang dibayar ini mengalami peningkatan untuk seluruh sub sector pertanian.

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

NTP sub sektor tanaman pangan pada bulan April 2016 mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya, yakni dari nilai 97,39 di bulan Maret 2016 menurun menjadi 97,02 di bulan April 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sebesar 0,69 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani menurun sebesar 0,38 persen.

Indeks harga yang diterima petani berasal dari kelompok padi dan palawija dimana indeks pada kelompok tanaman padi meningkat sebesar 1,00 persen, sedangkan kelompok tanaman palawija menurun sebesar 2,45 persen. Komoditi yang memberikan penurunan indeks yang diterima petani disumbang oleh komoditi Jagung, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar, masing-masing sebesar -3,59%, -0,52%, dan -0,73%.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

NTP subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 2,16 persen di bulan April 2016. Sama halnya dengan subsektor Tanaman Pangan, indeks harga yang diterima petani menglami penurunan, sebesar 2,52 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan hanya sebesar 0,37 persen. Nilai NTPH di bulan Maret 2016 sebesar 105,41 menurun menjadi 103,13 di bulan April 2016. Komoditi yang menyumbang penurunan indeks NTP sub sektor hortikultura adalah Cabai Rawit, Kentang, dan Tomat, masing-masing menurun sebesar 10,83%, 4,39%, dan 4,31%.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan April 2016, NTPR mengalami peningkatan sebesar 2,06 persen, dari 89,64 di bulan Maret 2016 meningkat menjadi 91,49 di bulan April 2016. Hal ini disebabkan perubahan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan, sebesar 1,61 persen dibandingkan dengan peningkatan indeks harga dibayar petani, yang menurun sebesar 0,45 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani pada sub sektor ini disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang diterima petani pada komoditi Kelapa, Pala Biji dan Kakao, masing-masing sebesar 2,64%, 1,34%, dan 2,88%.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTP subsektor Peternakan di bulan April 2016 mengalami peningkatan, sebesar 1,22 persen, yakni dari nilai 100,37 di bulan Maret 2016 menurun menjadi 101,59 di bulan April 2016. Hal ini disebabkan

(5)

indeks harga yang diterima petani meningkat, sebesar 0,60 persen dibandingkan dengan indeks yang dibayarkan petani yang menurun sebesar 0,61 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh meningkatnya seluruh indeks pada kelompok komoditi pembentuk It yakni kelompok ternak besar, ternak kecil, ungags, dan hasil ternak. Dari penimbang komoditinya terlihat peningkatan indeks pada hampir seluruh komoditi peternakan kecuali ayam ras pedaging dan telur itik yang menurun masing-masing sebesar 0,79 persen dan 1,11 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

NTNP subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen. Peningkatan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani menurun sebesar 0,35 persen, sedangkan indeks yang dibayarkan petani menurun, sebesar 0,58 persen. Penurunan indeks harga yang diterima pada kelompok pembentuk subsektor perikanan lebih disebabkan penurunan yang terjadi pada indeks perikanan tangkap sebesar 0,87 persen, sedangkan perikanan budidaya meningkat sebesar 0,69 persen.

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

NTN subsektor perikanan pada kelompok penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 0,13 persen di bulan April 2016. Nilai NTN pada subsektor ini di bulan Maret 2016 sebesar 102,43 menurun menjadi 102,29 di bulan April 2016. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani menurun lebih dalam dibandingkan indeks yang dibayarkan petani. Komoditi subsektor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar subsektor ini berasal dari komoditi Ikan Cakalang yang menurun sebesar 0,75 persen.

2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

NTN subsektor perikanan budi daya di bulan April 2016 meningkat sebesar 0,99 persen. Peningkatan ini dikarenakan meningkanya indeks yang diterima petani sebesar 0,69 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani hanya menurun sebesar 0,30 persen. Peningkatan nilai tukar nelayan ini umumnya disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada hampir seluruh komoditi perikanan, seperti ikan mujair, nila, dan mas.

Tabel 3.

NILAI TUKAR PETANI PER SUB SEKTOR DAN PERUBAHANNYA MARET – APRIL 2016 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub.

Mar’16 Apr’16

[1] [3] [4] [5

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 121.65 120.82 -0.69

- Padi 120.21 121.41 1.00

- Palawija 123.19 120.18 -2.45

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.91 124.52 -0.31

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.82 127.41 -0.32

- Indeks BPPBM 114.93 114.62 -0.27

2 Hortikultura

(6)

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sulawesi

Nilai Tukar Petani pada bulan April 2016 di pulau Sulawesi yang tertinggi berada di Provinsi Sulawesi Barat, sebesar 106,65, sedangkan yang terendah berada di Provinsi Sulawesi Utara, sebesar 97,14. Petumbuhan berjalan indeks NTP di bulan yang sama mengalami variasi yang cukup beragam dimana hanya Provinsi ulawesi Utara dan Sulawesi Barat yang mengalami peningkatan nilai tukar petani dan peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Barat, sebesar 0,51 persen. Jika dilihat dari Nilai Tukar

- Sayur-sayuran 132.97 129.43 -2.66

- Buah-buahan 120.37 118.07 -1.91

- Tanaman obat 120.75 121.82 0.89

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.27 123.81 -0.37

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.07 126.57 -0.39

- Indeks BPPBM 111.44 111.16 -0.25

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 111.10 112.88 1.61

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 111.10 112.88 1.61

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.94 123.39 -0.45

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.36 126.70 -0.52

- Indeks BPPBM 110.44 110.33 -0.10

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118.97 119.69 0.60

- Ternak Besar 117.68 118.42 0.63

- Ternak Kecil 116.57 117.40 0.71

- Unggas 120.11 120.53 0.35

- Hasil Ternak 129.03 129.64 0.47

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.53 117.81 -0.61

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.02 128.22 -0.62

- Indeks BPPBM 107.45 106.81 -0.59

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 123.26 122.82 -0.35

- Tangkap 128.17 127.05 -0.87

- Budidaya 114.39 115.19 0.69

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.83 124.10 -0.58

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.33 129.96 -0.28

- Indeks BPPBM 112.90 111.40 -1.33

1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.17 127.05 -0.87

- Penangkapan Perairan Umum 107.91 108.87 0.89

- Penangkapan Laut 128.18 127.06 -0.87

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125.13 124.21 -0.74

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.62 130.25 -0.29

- Indeks BPPBM 113.23 111.12 -1.86

2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.39 115.19 0.69

- Budidaya Air Tawar 114.39 115.19 0.70

- Budidaya Air Payau 114.83 114.83 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.28 123.91 -0.30

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.80 129.45 -0.27

- Indeks BPPBM 112.31 111.90 -0.36

(7)

Usaha pertanian (NTUP), Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki indeks yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di pulau Sulawesi.

Tabel 4.

NTP 6 PROVINSI DI PULAU SULAWESI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA APRIL 2016 (2012 = 100)

5.

Inflasi/Deflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan April 2016, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi deflasi sebesar 0,45 persen. Deflasi perdesaan ini umumnya disebabkan oleh menurunnya indeks kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, dan kelompok transportasi dan komunikasi, seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5.

INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN DAN PERUBAHANNYA PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

MARET – APRIL 2016 (2012 = 100)

No. Provinsi It Ib NTP NTUP

Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1 Sulawesi Utara 119.38 -0.12 122.90 -0.43 97.14 0.31 107.53 0.21 2 Sulawes Tengah 121.14 -0.16 121.77 0.02 99.48 -0.18 108.96 0.13 3 Sulawesi Selatan 127.56 -1.74 122.65 -0.45 104.01 -1.29 113.01 -1.40 4 Sulawesi Tenggara 119.67 -0.54 121.35 0.15 98.62 -0.69 106.73 -0.33 5 Gorontalo 129.80 -0.47 123.83 -0.41 104.82 -0.06 117.52 -0.21 6 Sulawesi Barat 125.35 0.12 117.53 -0.39 106.65 0.51 115.12 0.54

Kelompok Pengeluaran Maret’16 April’16 Prbh Apr’16 thd Mar’16

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 127.88 127.30 -0.45

Bahan Makanan 139.42 138.59 -0.59

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 119.79 119.72 -0.06

Perumahan 119.23 119.28 0.05

Sandang 111.64 111.68 0.04

Kesehatan 115.11 115.34 0.20

Pendidikan, Rekreasi, & OR 107.03 107.03 0.00 Transportasi & Komunikasi 127.99 125.79 -1.72

(8)

6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor

Jika dilihat secara umum pada bulan April 2016 telah terjadi peningkatan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sebesar 0,21 persen. Peningkatan NTUP per subsektor terjadi hampir pada seluruh subsektor kecuali Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. NTUP yang tertinggi di bulan April 2016 terjadi di subsektor hortikultura sebesar 114,87 dan NTUP yang terendah terjadi pada subsektor Peternakan, sebesar 101,59, seperti yang terdapat pada tabel 6.

Tabel 6.

NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN PER SUBSEKTOR PROVINSI SULAWESI UTARA, MARET – APRIL 2016 (2012=100)

Subsektor Maret’16 April’16 Apr’16 thdp

Mar’16

[1] [2] [3] [4]

1. Tanaman Pangan 105.85 105.40 -0.42

2. Hortikultura 117.54 114.87 -2.28

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 100.60 102.31 1.70

4. Peternakan 100.37 101.59 1.22

5. Perikanan 109.17 110.25 0.99

a. Tangkap 113.19 114.33 1.00

b. Budidaya 101.86 102.94 1.06

(9)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Martedhy Mormin Tenggehi, S.Si

Kabid. Statistik Distribusi

BPS Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044

Fax.: 0431-862204

Email: bps7100@bps.go.id

Homepage: http://sulut.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa 46% Bunda PAUD memiliki kemampuan emotion regulation rendah, 30,88% memiliki kemampuan impulse control sedang, 68% memiliki kemampuan

No. Sementara itu, responden kurang setuju kalau kecenderungan berpikir negatif menghambat inovasi mereka. Mereka juga kurang setuju jika perasaan-perasaan negatif

Buku Saleh Ritual Saleh Sosial, merupakan Buku yang dikarang oleh K.H. Buku ini menceritakan tentang gambaran kehidupan masyarakat di era sekarang. Kultur dongeng dalam masyarakat

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Berdasarkan hasil perancangan sebelumnya maka terbentuklah sistem managemen rantai pasok yang terdiri dari 8 user dan 1 admin. Masing-masing user memiliki hak akses

Penelitian Fifendy et al .(2011) menyimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen dapat menghasilkan mutu nata yang lebih baik dibanding dengan

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah