• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY K MASA HAMIL, BERSALIN, NEONATUS, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY K MASA HAMIL, BERSALIN, NEONATUS, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “K” MASA HAMIL, BERSALIN, NEONATUS, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS

PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO

Dewi Nurmalasari 1415401011

Subject : Asuhan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana

DESCRIPTION

Masalah kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah kesehatan yang paling utama di Indonesia, dikarenakan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan pada iu dan anak dengan cara memberikan pendekatan kesehatan berkelanjutan atau continuity of care yang dimulai ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana.

Asuhan yang dilakukan yang dilakukan pada Ny K masa hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana. Di dalam penatalaksanaan dilakukan sesuai standart asuhan kebidanan dengan pendokumentasian SOAP, mulai tanggal 22 sampai 18 April 2017.

Hasil asuhan kebidanan pada Ny R dengan keluhan pengeluaran ASI kurang lancar. Telah dilakukan penatalaksanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dengan teori. Penyulit saat nifas yaitu pengaruh budaya tarak yang masih melekat pada Ny K dan gangguan psikologis kurang nya motivasi dalam diri Ny K mengakibatkan pengeluaran ASI tidak efektif.

Asuhan Kebidanan diharapkan bidan mampu meningkatkan pelayanan dengan lebih mendekat pada masyarakat dan memberikan pengetahuan tentang pola hidup sehat terutama pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan kb.

ABSTRACT

Maternal and Child Health Issues is a major health problem in Indonesia, due to high maternal mortality (MMR) and infant mortality (IMR). One of the effort to improve the health of maternal and child health by providing sustainable health approach or continuity of care, which star from pregnant mothers, parturition, post partum, neonatal and family planning.

Midwifery care to Mrs. K during pregnancy, parturity, postpartum, neonatal and family planning. The implementations were done according to standart of midwifery care of SOAP documentation, started from 22 february to 18 April 2017.

The results of midwifery care in Mrs. K found complaint the was breast milk production was not that smooth. Management has been done in accordance with the needs and theory. Complications after parturition were cultural influences of selective in consumtion “K” and her psychological disorders cause of lacking motivation in Mrs. K resulted in ineffective breast milk production.

(2)

Midwifery care was expected to improve services by midwifes by being closer to the community and providing knowledge about healthy lifestyles, especially in pregnant mothers, parturition, postpartum, neonatal and family planning.

Keyword : Pregnancy mothers, Parturition, Neonatal, postpartum and family planning

Contributor : 1. Farida Yuliani, S.ST.,S.KM.,M.Kes

2. Nurun Ayati Khasanah, S.ST.,S.KM.,M.Kes

Date

:

Type Material : Laporan Tugas Akhir

Identifiter

:

Right

: Open Document

Summary

:

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah kesehatan yang paling utama di Indonesia, dikarenakan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi. Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2014).Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dilihat dari keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Hasil SDKI Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup angka tersebut masih jauh dari target Milenium Development Goals (MDGs). Sedangkan hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup jumlah tersebut juga tidak sesuai dengan target Milenium Development Goals (MDGs). (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2014 menurun menjadi 93,52 per 100.000 kelahiran hidup. Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2013 sebesar 27,5 per 1.000 kelahiran di tahun 2014 menurun menjadi 26,66 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2014).Angka Kematian Ibu (AKI) kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar 90,68 per 100.000 kelahiran hidup.Angka Kematian Bayi (AKB) di kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebesar 7,68 per 1.000 kelahiran hidup. Di kota Mojokerto cakupan ibu hamil K1 danK4 pada tahun 2014 sebesar 92,5% dan 82,9%. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 87,9%. Cakupan ibu nifas sebesar 89,2%,cakupan neonatus sebesar 95,5%. Cakupan KB baru sebesar 6,5% dan cakupan KB aktif sebesar 78,7% (Profil Kesehatan Kab.Mojokerto, 2014). Puskesmas Pungging pada tahun 2014, laporan Angka Kematian Ibu adalah nihil (tidak ada), sedangkan untuk laporan Angka Kematian Bayi tercatat 11 kasus dan tercatat 11 kematian neonatal (Profil Kesehatan Kab.Mojokerto, 2014).

(3)

Penyebab kematian ibu terbesar ada 5 yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015) Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi diakibatkan oleh BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), asfiksia, kongenital, infeksi dan lain-lain (Profil kesehatan kabupaten Mojokerto, 2014)

Upaya dinas kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu: Pembinaan teknik berkala (bidan berkompeten, kemudian kinerjanya dievaluasi dilihat dari data-data yang dihasilkan oleh bidan), pengembangan desa Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan komplikasi (P4K) terintegrasi dengan desa siaga, peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan (Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, Baby Spa, Mom Spa, Memberikan asuhan konserfatif, Pelatihan CTU (Contraception Technology Update), peningkatan kerjasama lintas sektor dan lintas program misal bekerjasama untuk meperbaiki akses menuju sarana kesehatan, pengembangan pelayanan persalinan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) (Profil Kesehatan Kab.Mojokerto, 2014).

Dari data diatas pemecahan kesehatan ibu dan bayi perlu pendekatan kesehatan berlanjutan atau seorang bidan harus memberikan pelayanan kebidanan dengan pendampingan secara Continuity of Care mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus sampai KB dan akan terdeteksi jika terjadi komplikasi dapat di lakukan penanganan segera.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan menejemen asuhan kebidanancontinuity of care dalam bentuk SOAP. Pada enelitian ini yaitu pada pasien dilakukan pendampingan mulai dari masa hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan melakukan kunjungan sesuai jadwal di wilayah kerja UPT Puskesmas Pungging dimulai tanggal 22 Februari 2017 sampai 18 April 2017. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menejemen Asuhan kebidanan komperhensif dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan Kb. Pada Ny ”K” umur 34 tahun G2P1001dimulai dari kehamilan trimester 3 sampai dengan Kb yang menggunakan menejemen asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP yang terdiri dari data subjektif, objektif, analisa data dan penatalaksanaan.

Pada tanggal 22 Februari 2017 jam 11.00 WIB melakukan kunjungan pertama kehamilan trimester III. Asuhan Kebidanan pada Ny”K” usia 34 tahun

G2 P 1001 UK 38 minggu, ibu mengeluh nyeri pinggang dan sering buang air kecil

(BAK). Menurut (Deitra Leonard Lowdermilk.Shannon E Perry, 2013) yang mengatakan bahwa nyeri pinggang pada kehamilan trimester III merupakan ketidaknyamanan fisiologis, relaksasi sendi simfisis dan sakroiliaka karena hormon, menyebabkan panggul yang tidak stabil, kelengkungan kurva lumbal dan servikotorasik semakin besar disebabkan oleh perubahan pusat gravitasi akibat pembesaran perut, itulah yang membuat pinggang terasa nyeri. Menurut (Bayu

(4)

irianti, 2014). Sering berkemih terjadi karena tertekannya kandung kemih oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang kemudian frekuensi berkemih meningkat.

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny “K” bahwa nyeri pinggang dan sering buang air kecil merupakan ketidaknyamanan fisiologis pada kehamilan trimester III . Setelah dilakukan asuhan kebidanan dan mengetahui cara untuk mengurangi rasa nyeri pinggang yaitu dengan mempertahankan posisi tubuh dan tidak melakukan aktifitas berat. Untuk mengurangi sering buang air kecil yaitu dengan mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur.

Pada kunjungan ke dua kehamilan trimester III , ibu mengeluh sering merasakan kontraksi. Menurut (Deitra Leonard Lowdermilk.Shannon E Perry, 2013), Kontraksi palsu yaitu tekanan dari uterus yang membesar terutama ketika berdiri atau berjalan.Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny “K” bahwa pasien sering merasakan kontraksi palsu. Setelah dilakukan asuhan kebidanan dan mengetahui cara untuk mengurangi rasa nyeri saat kontraksi bisa dengan istirahat yang cukup.

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 26 Februari 2017 pada jam 20.00 WIB di dapatkan data bahwa Ny “K” datang dengan pembukaan 2 cm. Mengeluh kenceng-kenceng dan merembesnya air ketuban. Dilakukan Vt Ø 2 cm, eff 50 %, Hodge II, presentasi kepala, denominator UUK, ketuban (-), tidak ada bagian yang menumbung. Menurut (KEMNKESRI, 2013) ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau dimulainya tanda inpartu. Faktor predisposisi, riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, perdarahan antepartum, merokok.

Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks menurut (DepkesRI 2010) Berdasarkan fakta diatas Ny “K” ketuban merembes merupakan suatu hal yang fisiologis pada ibu yang mau melahirkan jika tidak melebihi waktu yang ditentukan. Jadi tidak perlu khawatir karena dengan keluhan ini menandakan Ny“K” mau melahirkan anaknya.

Kemudian pada pukul 22.00 WIB dilakukan pemeriksaan dan dipatkan data VT Ø 8cm, eff 75 %, Hodge III,presentasi kepala, denominator UUK, ketuban (-), tidak ada bagian yang menumbung. Pukul 22.30 WIB VT Ø lengkap, eff 100 %, ketuban (-) jernih , presentasi kepala, denuminator UUK, Hodge IV. Dapat di perhitungkan bahwa kala 1 berlangsung selama 4 jam dihitung sejak pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul 22.58 WIB. Menurut (KEMNKESRI, 2013), kala I persalinan dibagi menjadi dua fase yaitu kala satu fase laten serviks membuka dari 1 cm sampai 3 cm yang berlangsung selama 8 jam. Kala I fase aktif dimulai saat pembukaan 4 cm hingga pembukaan 10 cm yang berlangsung selama 6 jam.Berdasarkan fakta Ny“K” proses persalinan berlangsung tidak lebih dari 1 jam melainkan selama 58 menit. Sehingga Kala II persalinan Ny “K” berjalan normal tetapi terdapat ketidak sesuaian dengan teori Kemenkes multi berlangsung selama 1 jam. Dikarenakan Ny “K” pembukaan sudah lengkap, adanya his dan dorongan yang kuat.

Proses kelahiran By Ny”K” berlangsung 28 menit. Setelah bayi lahir pukul 22.58 WIB mengecek fundus secara dorsokranial menunggu adanya tanda-tanda pelepasan plasenta. Pukul 23.20 WIB plasenta belum juga keluar. Kemudian dilakukan penyuntikkan ulang oksitosin 10unit IM. Melakukan penegangan

(5)

ulang, Pukul 23.35 WIB plasenta lahir dan mengecek plasenta dengan kasa bagian maternal: jumlah kotiledon lengkap, keutuhan pinggir kotiledon, bagian fetal: utuh. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam, jumlah perdarahan ± 200 cc. Depkes RI (2010), kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Menurut (KEMNKESRI, 2013) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat maka diberikan dosis ulang Oksitosin 10unit IM.

Menurut myles (2009) plasenta belum dilahirkan yaitu plasenta dapat melekat sebagian atau seluruhnya. Perlekatan sebagian, yaitu jika uterus berkontraksi dengan baik, suatu upaya harus dilakukan untuk melahirkan plasenta dengan melakukan traksi tali pusat terkontrol. Perlekatan lengkap yaitu perdarahan biasanya tidak terjadi jika plasenta masih melekat seluruhnya. Namun semakin lama plasenta in disitu, semakin besar resiko yang dapat menyebabkan perdarah hebat.

Setelah proses persalinan dan pelepasan plasenta, buang bahan yang terkontaminasi, bersihkan ibu dan kenakan pakaian, dekontaminasi tempat persalinan, merendam alat bekas pakai dengan larutan klorin 0,5%. Pukul 00.00 WIB dilakukan pemantauan kondisi Ny. “K” selama 2 jam sampai pada pukul 02.00 WIB. Pada hasil pemeriksaan persalinan ibu berjalan dengan lancar dan keadaan ibu baik, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, terjadi pendarahan ( 200 cc), terjadi jahitan pada perenium, setelah 2 jam post partum.

Menurut Depkes (2010), kala IV yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri pada satu jam pertama setiap 15 menit dan satu jam kedua setiap 30 menit. Masa post partum merupakan saat yang kritis untuk mencegah kematian ibu yaitu dilakukan pemantauan selama 2 jam. Pada kala IV Ny “K” tidak terjadi masalah karena kala IV ibu berlangsung selama 2 jam post partum dengan keluhan mules hal ini dikarenakan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan perubahan hormon progesteron dan estrogen yang mengubah tingkat sensitivitas otot rahim.

Kunjungan nifas dilakukan 4 kali yaitu dalam waktu 6-8 jam, 7 hari, 2 minggu dan 6 minggu.Kunjungan nifas yang pertama pada tanggal 27 Februari 2017 jam 08.00 WIB, tekanan darah ibu : 100/80 mmHg, Nadi : 78 x/menit, suhu : 36,3˚C, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah pusat, lochea rubra ± 50 cc dan ibu mengeluh ASI tidak keluar karena ibu tarak. Faktor lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Budaya atau adat istiadat merupakan tradisi yang sudah melekat di masyarakat (Safrudin, 2009)Menurut Suherni (2013), Lochea rubra berwarna merah tua selama 2 hari pasca persalinan, lochea sanguinolenta berwarna kuning berisi darah dan lendir 3-7 postpartum, lochea serosa berwarna kuning pada hari ke 3-7-14 postpartum, dan lochea alba cairan putih setelah 2 minggu sampai 6 minggu postpartum. Menurut myles (2009) perawatan payudara perlu dilakukan untuk memperlancar produksi ASI.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kunjungan nifas pertama pada Ny “K” maka ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kondisi pasien yakni pengaruh budaya sekitar yang masih melekat pada Ny”K” sehingga menyebabkan tarak yang mempengaruhi kurangnya asupan nutrisi dan produksi ASI yang kurang efektif.

Kunjungan kedua pada tanggal 3 maret 2017 jam 10.00 WIB, tekanan darah ibu : 100/80 mmHg, nadi : 80 x/menit, suhu : 36,4 ˚C, pernapasan 20x/menit,

(6)

TFU pertengahan antara pusat dan sympishis, lochea sanguinolenta ± 15 cc, ASI keluar sedikit.Menurut wulandari, eny (2010) kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk produksi ASI yang cukup.Berdasarkan hasil pemeriksaan kunjungan nifas kedua pada Ny “K” maka ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kondisi ibu. Kurangnya keinginan ibu untuk menambah asupan nutrisi, sedangkan menurut Wulandarieny, nutrisi untuk ibu menyusui perlu peningkatan nutrisi sebesar 25%.

Kunjungan ketiga pada tanggal 20 maret 2017 jam 11.00 WIB, tekanan darah ibu : 110/80 mmHg, nadi : 78 x/menit, suhu : 36,3 ˚C, pernapasan 20 x/menit, TFU sudah tidak teraba, lochea serosa jumlah sedikit ± 5 cc, ibu mengatakan keadaannya sehat dan ibu memutuskan untuk tidak ASI melainkan susu formula karean ibu takut gemuk.Menurut (Bahiyatun, 2011) psikologi ibu nifas, ibu mengalami krisis kepercayaan diri karena perubahan fisik akibat kehamilan dan persalinan yang dilaluinya. Sejak awal mereka sudah dihinggapi rasa takut, jika kelangsingan dan kemolekan tubuhnya hilang.Menurut (Heryani, 2012) manfaat senam nifas antara lain, membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan, memperbaiki otot tonus, pelvis, dan peregangan otot abdomen, memperbaiki dan memperkuat otot panggul, membantu ibu lebih relaks dan segar pasca melahirkan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kunjungan nifas ketiga pada Ny “K” maka ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kondisi ibu. Ny”K” tidak ingin memberikan ASI karena ditakutkan berat badan bertambah. Perilaku ibu disebabkan gangguan psikologis dan tidak ada motivasi dalam diri Ny”K”.

Kunjungan keempat pada tanggal 13 April 2017 jam 11.00 WIB, tekanan darah ibu : 110/80 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 36,3 ˚C, pernapasan 20 x/menit, TFU tidak teraba, lochea alba, ibu mengatakan tidak ada keluhan.Penambahan gizi pada ibu nifas, mengkonsumsi tambahan 500kalori per hari, cukup protein, mineral, vitamin, minum minimal 3 liter per hari menurut (KEMNKESRI, 2013).Setelah dilakukan motivasi Ny”K” tetap tidak ingin menambah asupan nutrisi dan memberikan ASI karena gangguan psikologis pada Ny”K”.

Pengkajian bayi Ny “K” pada kunjungan pertama, by Ny “K” dalam keadaan sehat dan normal. Tanda-tanda vital nya dalm batas normal BB 2900 kg, PB 49 cm dan keadaan tali pusat normal tidak ada tanda infeksi. Tanda bayi mendapat cukup ASI , Buang air kecil sebanyak 6 kali dalam sehari , Buang air besar bayi warna kuning dan berbiji, Bayi tampak puas saat menyusu, Berat badan bayi bertambah Kemenkes (2013) Berdasarkan hasil pemeriksaan kunjungan pertama pada bayi Ny “K” maka tidak ditemukan ada kesenjangan dan berjalan dengan normal.

Pada kunjungan kedua by Ny”K” dalam keadaan sehat, tanda-tanda vital dalam batas normal BB 3300kg, PB 49cm dan keadaan tali pusat sudah mengering. Menurut kemenkes (2011) tanda bayi sakit yaitu, tidak mau menyusu, mengantuk atau tidak sadar, nafas cepat lebih dari 60 kali/menit, merintih, tampak biru pada ujung jari tangan dan kaki atau bibir, badan bayi kuning, demam, tali pusat kemerahan, mata bayi bernanah banyak. Berdasarkan hasil pemeriksaan kunjungan kedua pada bayi Ny “K” maka tidak ditemukan ada kesenjangan dan berjalan dengan normal.

Pada kunjungan ketiga by Ny”K” terlihat mulut bayi kotor. Tanda-tanda vital dalam batas normal BB 4300kg, PB 49cm dan tali pusat sudah

(7)

lepas.Perawatan kebersihan bayi terdiri dari upaya menjaga kebersihan bayi, menyusui, perawatan tali pusat dan pemberian imunisasi Bahiyatun (2013). Berdasarkan hasil pemeriksaan kunjungan ketiga pada bayi Ny “K” maka tidak ditemukan ada kesenjangan dan berjalan dengan normal.

Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 18 april 2017. Pada saat kunjungan didapatkan keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital ibu dalam batas normal dan tidak ada keluhan. Menurut BKKBN (2011), kontrasepsi suntikan 3 bulan mengandung progestin dengan jenis Depo Medroksi Progesteron Asetat mengandung 150 mg DMPA. Cara kerja nya yaitu membuat lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula. Berdasarkan hasil pengkajian, Ny “K” dan suami memutuskan memilih Kb suntik 3 bulan karena Ny”K” takut jika menggunakan Kb jangka panjang.

D. SIMPULAN 1) Kehamilan

Asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III yang diberikan

pada Ny”K” di usia kehamilan 38 minggu telah dilakukan kunjungan

sebanyak 2 kali dan dari hasil pengkajian kunjungan pertama sampai

kedua tidak didapatkan kesenjangan, karena pada keluhan utama ibu

masih dalam keadaan fisiologis yaitu nyeri pinggang, sering Buang

Air Kecil (BAK) dan kontraksi palsu.

2) Persalinan

Pada persalinan Ny”K” terjadi kesenjangan tidak sesuai dengan teori karena pelepasan plasenta berlangsung selama 37menit, tetapi setelah dilakukan penyuntikan oksitosin kedua. Pelepasan plasenta berjalan dengan normal

3) Nifas

Asuhan kebidanan pada masa nifas Ny”K” dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan dan terjadi kesenjangan tidak sesuai dengan teori karena pengaruh budaya sekitar yaitu tarak menyebabkan pengeluaran ASI pada Ny”K” tidak efektif. Setelah dilakukan konseling Ny”K” akhirnya tidak tarak tetapi tetap tidak ingin menyusui bayinya karena Ny”K” mengalami krisis kepercayaan diri takut berat badan bertambah.

4) Neonatus

Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir Ny“K” dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali tidak terjadi kesenjangan tapi bayi Ny”K” tidak mendapatkan ASI karena pada Ny”K” mengalami gangguan psikologi yang mengakibatkan ASI keluar sedikit hingga tidak keluar sama sekali.

5) Kontrasepsi

Asuhan kebidanan kunjungan KB pada Ny “K” dilakukan pada akhir masa nifas yaitu 6 minggu setelah post partum. Ibu dan suami memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan.

E. REKOMENDASI

1) Saran untuk institusi pendidikan

Institusi dapatmemperbaiki praktik pembelajaran terutama penerapan continuity of care agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas sumber daya manusia yaitu mahasiswa meningkat dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara continuity of care dengan baik dan tepat.

(8)

2) Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti lebih menyempurnakan penelitian ini dengan mencari penanganan yang baru dan efektif untuk penanganan masalah-masalah yang terjadi.

3) Bagi Pelayanan Kesehatan

Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebagai pelaksana teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan, khususnya ibu hamil adalah tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini kemungkinan kegawat daruratan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Bayu irianti, e.m.h.d.d., 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. 1st ed. Jakarta: Sagung Seto.

BKKBN, 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Deitra Leonard Lowdermilk.Shannon E Perry, K.C., 2013. Keperawatan Maternitas. In Keperawatan Maternitas. 8th ed. indonesia: Salemba medika DepkesRI, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: yayasan bina pustak prawirohardjo.

DepkesRI, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

DepkesRI, 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, D.K.P.J.T., 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur, 2014.

Heryani, R., 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakarta: Trans Info Media (TIM).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, K.K.R.I., 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

KEMNKESRI, W., 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: UNFPA,UNICEF,USAID. Myles, 2009. Buku Ajar Bidan. In m.A.c. Diane M fraster, ed. Myles Buku Ajar Bidan. 14th ed. Jakarta: EGC.

Profil Kesehatan Kab.Mojokerto, P.K.K.M., 2014. Profil Kesehatan Kab.Mojokerto. Mojokerto, 2014.

Safrudin, 2009. sosial budaya dasar. jakarta: trans info media. ALAMAT CORRESPONDENSI :

Email : Dewinurmalasari00@gmail.com Alamat : Pandaan, Pasuruan

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2016, Total Assets Turnover Ratio tahun 2012 yang diperoleh perusahaan sebesar 1,00 kali menunjukkan bahwa manajemen mampu memutar aset perusahaan sebanyak 1,00

Selain itu dalam kerangka Roland Barthes pula identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai “mitos”, pada film Jenderal Soedirman terdapat sebuah

Tahlil : merupakan kalimat yang berbunyi “ la> ila>ha illallah” yang artinya adalah tiada Tuhan selain Allah. Yang mana kalimat tahlil dari kata hallala yang

dapat menitipkan nominal pembayaran terlebih dahulu kepada sistem rekening bersama sebagai jaminan kepada penjual bahwa pembayaran telah terjadi, kemudian setelah adanya

Modul yang dijelaskan diatas merupakan salah satu koneksi SAP r/3 menggunakan bahasa pemrograman lain, masih banyak sekali bahasa pemrograman lainnya yang dapat berhubungan dengan

Berdasarkan penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa Senyawa 3-BM dapat disintesis melalui reaksi benzoilasi antara asam 3-amino-4-metil benzoat dengan benzoil klorida,

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan simulasi antrian yang memiliki kedatangan atau pelayanan dengan distribusi yang lain dan dapat

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan