• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas - Rizal Eko Saputro Bab II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas - Rizal Eko Saputro Bab II"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kreativitas

Pengertian Kreativitas

a. Kreativitas merupakan kecenderungan jiwa seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru/lain dari umum. Kreativitas merupakan bentuk berfikir yang cenderung jlimet dan menantang arus. Orang kreatif menyukai hal-hal yang rumit, dan selalu berusaha menemukan sesuatu yang belum pernah ditemukan orang lain. Kreativitas bisa mengacu pada pengertian hasil yang baru, berbeda dengan yang pernah ada. (Sukino, 2010 : 42)

Sedangkan menurut Sulistyowati, E. (2012:30), kreatif merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkanb cara atau hasil baru dari sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Indikator Kreativitas

Menurut Agus Zainul Fitri (2012:41) Indikator pencapaian pendidikan karakter dari nilai kreativ yaitu:

 Menciptakan ide-ide baru disekolah.

 Menghargai setiap karya yang unik dan berbeda.

 Membangun suasana belajar yang mendorong munculnya

(2)

Adapun indikator keberhasilan karakter kreatif untuk kelas dan sekolah seperti tercantum pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Karakter Kreatif di Kelas dan di Sekolah.

Kreativ

Indikator Kelas Indikator Sekolah Menciptakan suasana

Sumber : Sulistyowati, E. (2012:73) b. Pengembangan Kreativitas

Pengembangan kreativitas siswa menurut Munandar (2009:45) perlu meninjau empat aspek dari kreativitas yaitu pribadi, pendorong (press), proses, dan produk (4p dari kreativitas)

1) Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkunganya. Ungkapan kreatif adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang produktif.

2) Pendorong

(3)

3) Proses

Mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Proses pengembangan kreativitas yang terpenting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif.

4) Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkunagan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (“press”)

seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Pendidik harus menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya dengan mempertunjukan atau memamerkan hasilkarya anak. Ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.

c. Model Penilaian Kreativitas dalam Mengarang

(4)

1) Kelancaran

Didasarkan atas jumlah kata yang digunakan dalam karangan tersebut.

a) Jika kurang dari 50 kata skor 1

b) 50-99 kata skor 2

c) 100-149 kata skor 3

d) 150-199 kata skor 4

e) Lebih dari 200 kata skor 5 2) Kelenturan (fleksibilitas)

Kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan. Kelenturan dalam struktur kalimat

a) Keragaman dalam struktur kalimat

Kalimat dapat beragam dalam bentuk: sederhana, gabungan dan kompleks.

b) Keragaman dalam penggunaan kalimat: deklaratif, interogatif, atau eksklamatoris.

c) Keragaman dalam panjang kalimat: kalimat singkat ialah yang kurang dari lima kata, kalimat panjang ialah yang lebih dari kata.

Kelenturan dalam konten atau gagasan

a) Imajinasi: apakah subjek menunjukan imajinasi yang kaya?

(5)

b) Fantasi: sejauh mana mengembangkan topik karangan tidak? Pertimbangan untuk dimensi fantasi ialah jika karangan menunjukan daya khayal mengenal hal-hal yang dalam kenyataan tidak terjadi.

3) Keaslian (orisinalitas)

Sejauh mana konten atau gaya pemikiran karangan menunjukan orisinalitas.

a) Orisinalitas dalam tema: jika tema atau topik karangan termasuk baru, artinya tidak lazim digunakan

b) Orisinalitas dalam pemecahan atau akhir cerita: jika cerita tidak diduga menimbulkan kejutan.

c) Humor: jika karangan itu menggelikan membuat orang tertawa.

d) Menggunakan kata atau nama baru yang ditemukan sendiri misalnya gabungan dari dua kata atau lebih untuk mengungkapkan suatu konsep, jika orang atau hewan diberi nama yang lucu atau nama sesuai dengan watak mereka. e) Orisinalitas dalam gaya penulisan.

4) Kerincian (elaborasi, kekayaan)

Kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya.

(6)

b) Emosi: jika karangan kaya dalam ungkapan perasaan. c) Empati: jika secara eksplisit mengungkapkan perasaan

dalam penggambaran tokoh utama.

d) Unsur pribadi: jika subjek melibatkan dirinya dalam

kejadian, mengungkapkan pendapatnya atau pengalaman pribadi.

e) Percakapan: menggunakan kalimat naratif langsung dengan menggunakan tanda kutip. Namun pada anak kecil penggunaan tanda kutip tidak perlu yang penting di sini ada kata-kata langsung dari pembicara.

2. Hakekat Menulis

Menurut Hartati (2006:28) komunikasi tertulis adalah membaca dan menulis. Kedua ragam komunikasi tertulis ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Komunikasi tertulis telah dikenal sebelum anak-anak masuk sekolah dengan bimbingan orang tua di lingkungan keluarganya anak mencoba untuk melatih dirinya dengan mencoret-coret hal yang dilihat dan dibacanya.

Tarigan (1986:21) juga menjelaskan bahwa

(7)

Menurut Suparno dan Yunus (2008:13) menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Bahasa merupakan kunci utama dalam menulis. Konsep Menulis menurut Harmer (2004: 86) mengemukakan bahwa :“writing is a process and that we write is often heavily influenced by the constraints of genres, then these elements have to be present in

learning activities.”

Menulis merupakan suatu proses seseorang dalam karya dan sangat

sering dipengaruhi oleh kendala genre atau ragam dimana ada suatu

pembagian bentuk tulisan, seni, atau tutur tertentu menurut kriteria yang

sesuai dengan bentuk tersebut serta unsur-unsur menulis juga harus hadir

dalam kegiatan belajar maka unsur-unsur tulisan itu harus dibuat

seefektif mungkin dan dengan sendirinya tulisan itu menjadi efektif

apabila hal-hal yang harus memperhatikan susunan kata, kalimat, dan

alinea.

Menurut Smith (dalam Suparno dan Yunus 2008:14) pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Ada beberapa manfaat yang dipetik dari menulis yaitu : a. Peningkatan kecerdasan

b. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas c. Penumbuhan keberanian

(8)

3. Menulis Karangan

Ada dua hal yang umum dan perlu diperhatikan dalam menulis sebuah karangan, yaitu isi dan cara pengungkapan atau penyajian. Keduanya saling mempengaruhi. Kedua komponen ini tidak boleh terpisahkan dalam dalam tata aturan menulis sebuah karangan. Karangan yang isinya runtut dan sistematis adalah karangan yang baik dan dapat dengan mudah dibaca oleh pembaca.

Menurut Hadis (dalam Resmini 2008:230) mengemukakan pendapatnya bahwa belajar berpikir dilakukan melalui kegiatan menulis atau mengarang. Menulis karangan mendorong anak untuk berpikir terlebih dahulu sebelum menuliskan karangannya. Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa menulis karangan merupakan ungkapan kreatifitas yang tidak hanya menekankan pada keterampilan mekanistis tetapi lebih pada prosesnya. Siswa akan memanfaatkan dunia pengetahuan dan pengalamannya, menuangkan ide, gagasan dan perasaannya serta mengaitkannya dengan skemata yang di miliki sehingga akan melahirkan sebuah tulisan.

(9)

Menurut Suparno dan Yunus (2008:11) ada lima jenis karangan yaitu :

a. Deskripsi

Ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.

b. Narasi (penceritaan dan pengisahan)

Ragam wacana yang menceriterakan proses kejadian suatu peristiwa. c. Eksposisi (sasaran)

Ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pendangan pembacanya.

d. Argumentasi (pembahasan atau pembuktian)

Ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya.

e. Persuasi

(10)

4. Karangan Narasi

Menurut Yunus (2008:1.11) mengungkapkan karangan narasi sasaranya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Pendapat ini diperkuat oleh Resmini (2008:135) yang menjelaskan tujuan menulis karangan narasi secara fundamental ada dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. Dalam hal pengembangan karangan narasi, Resmini (2008:135) menyebutkan ada 6 langkah seperti berikut: a. Menentukan tema atau amanat apa yang disampaikan.

b. Menetapkan sasaran pembaca.

c. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.

d. Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.

e. Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.

(11)

serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

Karangan narasi merupakan karangan yang selalu memperhatikan prinsip-prinsip dasar yaitu alur, penokohan, latar, dan pemilihan detail peristiwa. Jika prinsip-prinsip itu diperhatikan maka akan menghasilkan sebuah karangan narasi yang baik. Dalam melakukan penilaian karangan, menurut Nurgiyantoro (1988:279) harus memperhatikan aspek-aspek berikut:

a. Kualitas dan ruang lingkup isi b. Organisasi dan penyajian c. Gaya dan bentuk bahasa d. Tata bahasa

e. Ejaan dan tanda baca

f. Kerapian tulisan dan kebersihan

g. Respon afektif guru terhadap karya tulis.

(12)

Tabel 2.2 Aspek-aspek Penilaian Karangan

No Indikator Dekriptor

1 Kualitas dan ruang lingkup isi

Siswa mampu mengembangkan ide dalam karangan narasi.

Siswa cukup mampu mengembangkan ide dalam karangan narasi.

Siswa kurang mampu mengembangkan ide dalam karangan narasi.

Siswa tidak mampu mengembangkan ide dalam karangan narasi.

2 Organisasi dan penyajian isi

Siswa mampu mengorganisasi unsur-unsur karangan narasi dalam karangan.

Siswa cukup mampu mengorganisasi unsur-unsur karangan narasi dalam karangan.

Siswa kurang mampu mengorganisasi unsur-unsur karangan narasi dalam karangan.

Siswa tidak mampu mengorganisasi unsur-unsur karangan narasi dalam karangan.

3 Gaya dan bentuk bahasa

Siswa mampu menggunakan gaya dan bentuk bahasa yang baik dan benar.

Siswa cukup mampu menggunakan gaya dan bentuk bahasa yang baik dan benar.

Siswa kurang mampu menggunakan gaya dan bentuk bahasa yang baik dan benar.

Siswa tidak mampu menggunakan gaya dan bentuk bahasa yang baik dan benar.

4 Tata bahasa

Siswa mampu menggunakan struktur kalimat dengan tepat dan benar.

Siswa cukup mampu menggunakan struktur kalimat dengan tepat dan benar.

Siswa kurang mampu menggunakan struktur kalimat dengan tepat dan benar.

Siswa tidak mampu menggunakan struktur kalimat dengan tepat dan benar.

5 Ejaan dan tanda baca

Siswa mampu menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat dan benar pada setiap kalimat.

Siswa cukup mampu menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat dan benar pada setiap kalimat.

Siswa kurang mampu menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat dan benar pada setiap kalimat.

Siswa tidak mampu menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat dan benar pada setiap kalimat.

6 Kerapihan tulisan

Siswa mampu menulis karangan narasi dengan tulisan rapi.

Siswa cukup mampu menulis karangan narasi dengan tulisan rapi.

Siswa kurang mampu menulis karangan narasi dengan tulisan rapi.

(13)

Materi menulis karangan narasi sesuai KTSP SD Negeri 1 Brobot dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut :

Tabel 2.3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Standar Kompetensi (SK) Menulis

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan anak.

Kompetensi Dasar (KD) Menyusun karangan tentang

berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar dan tanda baca).

Sumber : Silabus SD N 1 Brobot

(14)

5. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar harus berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), secara umum dalam KTSP dikembangkan menjadi empat ketrampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Kempat aspek ketrampilan berbahasa tersebut harus mendapat porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaanya dilakukan secara terpadu. Aspek ketrampilan menulis dalam KTSP SD Negeri 1 Brobot meliputi berbagai kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk buku harian, surat pribadi, pesan singkat, laporan, surat dinas, petunjuk, rangkuman, teks berita, slogan, poster, iklan baris, resensi, karangan, karya ilmiah sederhana, pidato, surat pembaca, dan berbagai karya saatra berbentuk pantun, dongen, puisi, drama, dan cerpen.

Menurut Depdikanas (dalam Muslich 2011:117) tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah sebagai berikut :

a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan.

b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi, serta menggunakanya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan.

c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk

(15)

d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).

e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,

f. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, guru perlu mengetahui kondisi-kodisi yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Menurut Rosdiana (2009:1.7) faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa adalah

a. Kondisi eksternal

Kondisi eksternal adalah faktor diluar diri murid, seperti lingkungan, guru, teman sekolah, keluarga, orang tua, masyarakat. Kondisi eksternal terdiri dari 3 prinsip belajar, yaitu (1) memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon yang diharapkan, (2) pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat, (3) penguatan respon yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respon itu.

b. Kondisi intern

(16)

tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa, (3) adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak.

6. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2009:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.

(17)

perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (2) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (3) tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.

b. Manfaat Media

Menurut Susilana (2009:9) manfaat media sebagai berikut : 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

peserta didik dengan sumber belajar.

4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman

dan menimbulkan persepsi yang sama.

Ada beberapa kriteria umum dalam pemilihan media pembelajaran (Susilana, 2009:69), yaitu:

1) Kesesuaian dengan tujuan (Instructional Goal)

Tujuan pembelajaran yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran perlu dikaji untuk mengetahui media apa yang cocok.

(18)

Maksud dari kesesuaian dengan materi pembelajaran adalah bahan atau kajian yang akan diajarkan pada program pembelajaran. Pertimbanagan lainnya yaitu dari bahan atau pokok bahasan tersebut, sejauhmana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian dapat dipertimbangkan media yang cocok atau sesuai untuk menyampaikan bahan tersebut.

3) Kesesuaian dengan karakteristik pembelajar atau siswa

Media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan. Selain itu, karakteristik siswa juga perlu dipertimbangkan, baik dari segi kualitas (ciri, karakter, kemampuan, kebiasaan, dll) maupun kuantitasnya (jumlah).

4) Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran, yang fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

5) Kesesuaian dengan gaya belajar

Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi oleh gaya belajar.

6) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia

(19)

menjadi kurang efektif. Kemampuan guru dalam menggunakan media dengan baik juga perlu dipertimbangkan, atau media hanya akan menjadi sia-sia bila guru tidak bisa memanfaatkannya.

c. Media Gambar Seri

Gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati. Menurut Sadiman (2009:29) media gambar mempunyai kelebihan sebagai berikut :

1) Sifatnya kongkret, gambar lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu

Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar dapat mengatasi masalah tersebut.

3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel

atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar. 4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa

saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

(20)

Alasan digunakan gambar seri adalah agar media gambar tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian peristiwa yang kronologis dengan menghadirkan orang, benda, dan latar. Kronologi atau kejadian peristiwa dapat memudahkan siswa untuk menuangkan idenya dalam kegiatan bercerita. Dikatakan gambar seri karena gambar satu dengan gambar lainya memiliki hubungan keruntutan peristiwa.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa gambar seri adalah rangkaian gambar yang menceritakan suatu peristiwa secara runtut dan jelas.

7. Model Picture and Picture

Proses pembelajaran di sekolah terutama sekolah dasar tidak bisa lepas dari model pembelajaran yang akan mendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Sagala (2010:175) model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.

Menurut Rusman (2011:136) ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut :

(21)

c. Model pembelajaran dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelasnya, misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan : (1) urutan langkah-langkah pembelajaran (2) adannya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem social, dan (4) sistem pendukung.

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajarn. Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

Siswa sekolah dasar akan lebih mudah memahami materi pembelajaran apabila proses pembelajaran menggunakan model yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Model picture and picture yang menggunakan gambar sebagai media utama merupakan salah satu model yang akan membuat siswa lebih mudah memahami atau membuat karangan di sekolah dasar.

Menurut Asmani (2012:39) langkah-langkah model picture and picture adalah sebagai berikut :

(22)

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai kemampuan yang harus dikuasainya. Guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga dapat terukur KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

2) Menyajikan materi sebagai pengantar.

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

3) Guru menunjukan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

Pada saat proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya sehingga dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa dapat mencari kronologi, jalan cerita atau maksud dari gambar yang ditunjukan.

(23)

Pada langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.

5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menemukan jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses pembelajaran semakin menarik.

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses pembelajaran dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan.

7) Kesimpulan/rangkuman.

Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran picture and picture sebagai berikut:

1) Kelebihan

(24)

b) Melatih berpikir logis dan sistematis.

c) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

d) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih baik.

e) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 2) Kelemahan

a) Memakan banyak waktu.

(25)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinarti di SDN 34 Pontianak Kota

(2013) tentang Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi

menunjukan hasil positive dengan adanya peningkatan kemampuan menulis

karangan narasi siswa yang ditunjukan melalui peningkatan hasil menulis

dari Hasil penilaian menulis karangan narasi dari base line sampai siklus II

dengan skor rata-rata sebesar 61,8 meningkat menjadi 73,15 dan meningkat

lagi menjadi 81,11 Hal ini menunjukan bahwa kemampuan menulis

karangan narasi siswa dapat ditingkatkan.

C. Kerangka Berfikir

Kemampuan siswa dalam menulis karangan anak masih sangat kurang yang bisa dilihat dari siswa kurang mampu menggunakan dan memilih variasi kata untuk menuangkan idenya sehingga siswa sering menggulang kata yang sama dalam satu kalimat. Permasalahan lain yang dialami oleh siswa adalah kreativitas yang masih rendah. Kreativitas yang rendah dibuktikan dengan siswa kurang mampu mengembangkan ide dalam menulis karangan. Kalimat yang dihasilkan siswa masih sedikit dalam mengarang juga menjadi bukti bahwa kreativitas siswa masih rendah.

(26)

karangan juga sangat terbatas sehingga sering kali siswa tidak dapat menyelesaikan tulisan karangannya dengan baik.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas menulis karangan siswa yaitu dengan menggunakan model picture and picture dengan media gambar seri. Model picture and picture dengan media gambar seri adalah salah satu cara yang efektif untuk melatih siswa dalam menulis sebuah karangan narasi karena dengan melihat langsung media yang ada siswa akan berfikir tentang gambar yang dilihatnya dan dapat mengengembangkan ide dari gambar yang telah dilihatnya mengenai waktu, tempat, dan kejadian yang terjadi pada gambar yang di tampilkan oleh guru. Kerangka berfikir dapat terlihat dari gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berfikir Penelitian

Kondisi awal Rendahnya kemampuan

dan kreativitas menulis

Melalui model picture and picture dengan media gambar seri dapat

(27)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil analisis tindakan, peneliti membuat hipotesis bahwa,

1. Guru menggunakan model picture and picture dengan media

gambar seri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan narasi.

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Karakter Kreatif di Kelas dan di
Tabel 2.3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar
gambar satu dengan gambar lainya memiliki hubungan keruntutan
+3

Referensi

Dokumen terkait

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR TM PS PI • Menjelaskan pengertian Keratitis • Menjelaskan pengertian

Dengan mempraktikkan gerakan menendang bola pada gambar yang tersedia di power point, siswa dapat mendemonstrasikan cara menendang bola ke tujuan yang ditentukan dengan

Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dimana terlebih dulu diuraikan ketidakbebasan sisa usia pasangan suami istri menggunakan asumsi semi markov

Oleh karena itu, pelayanan pastoral konseling Kristen harus dilakukan secara efektif agar dapat menolong para korban dan secara bersamaan Berdasarkan persoalah

Sementara, persamaan antara remaja lelaki dan perempuan di kawasan FELDA yang memilih untuk menonton rancangan bahasa Melayu adalah disebabkan oleh keadaan persekitaran mereka

Seluruh variabel pengamatan vegetatif, yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun, perlakuan kompos kotoran ternak (K) jika dibandingkan dengan kontrol,

Lidah buaya ( aloe vera ) adalah tanaman asli yang telah banyak dibudidayakan petani (terutama di Kalimantan Barat) dan hasil tanaman tersebut juga banyak digunakan manusia

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa cara belajar Gambar Teknik kelas X Jurusan Bangunan SMK N 1 Sungai Rumbai Masuk dalam