• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANAGAISAKI ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANAGAISAKI ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANAGAISAKI

1)

Abd. Rahman

1)

FKIK Universitas Tadulako

ABSTRAK

Latar Belakang : Menurut World Health Organization (WHO) praktek menyusui dii negara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun. Atas dasar tersebut WHO merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 4-6 bulan. Menurut pendapat Steven Allen dalam siaran pers UNICEF, 2004 disitasi oleh Roesli, (2000) bahwa ASI bukanlah sekedar makanan tetapi penyelamat kehidupan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF memberikan klarifikasii tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian : Diketahuinya Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 bulan di Puskesmas Managaisaki. Metode Penelitian : Jenis penelitian analitik dengan rancangan Cross Sectional Study (Potong Lintang), Sampel : semua suami yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan di Puskesmas Managaisaki yaitu berjumlah 46 orang dengan tekhnik pengambilan sampel secara

Consecutive Sampling dengan tekhnik pengambilan sampel secara Consecutive

Sampling. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden

melaksanakan praktek pemberian ASI ekslusif yaitu sebanyak 25 (52.1%), sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 30 responden atau 62.5% dan sebagian besar suami mempunyai sikap yang baik yaitu sebanyak 27 responden atau 58.7%. Hasil uji statistik menunjukkan pengetahuan dan sikap berhubungan dengan praktek pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap suami dengan praktek pemberian ASI Eksklusif. Saran : Bagi pihak Puskesmas Managaisaki, perlunya membuat program penyuluhan yang berkesinambungan kepada orang tua laki-laki atau suamii untuk lebih mengenalkan tentang pentingnya ASI dan pentingnya dukungan suamii terhadap istri dalam memberikan ASI khususnya ASI eksklusif sehingga cakupan pemberian ASI eksklusif meningkat.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap Suami, Pemberian ASI Eksklusif Daftar Pustaka : 19 (1998-2008)

PENDAHULUAN

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) merupakan hal penting pada bayi terutama pemberian ASI awal (kolostrum) karena kaya dengan antibodi yang mempunyai efek terhadap penurunan risiko kematian. ASI adalah makanan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

ASI berguna untuk perkembangan sensorik dan kognitif, mencegah bayi terserang penyakit infeksi dan kronis. ASI terutama ASI eksklusif menurunkan kematian bayi dan kejadian sakit pada anak yaitu diare atau pneumoni, dan membantu kesembuhan dari penyakit (WHO, 2004).

(2)

2 Menurut World Health Organization (WHO) Praktek menyusui di negara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun. Atas dasar tersebut WHO merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 4-6 bulan. Menurut pendapat Steven Allen dalam siaran pers UNICEF, 2004 disitasi oleh Roesli, (2000) bahwa ASI bukanlah sekedar makanan tetapi penyelamat kehidupan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health

Assembly (WHA) dan banyak negara

lainnya adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Sejalan dengan hasil kajian WHO di atas, Menkes melalui Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 yang menetapkan perpanjangan pemberian

ASI secara eksklusif dari yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan. Inisiasi menyusui segera dan pemberian ASI eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan adalah dua praktek pemberian ASI yang penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan bayi optimal (WHO, 2002). Target pelaksanaan pemberian ASI eksklusif sebesar 80%, namun dalam pelaksanaan ASI eksklusif masih memprihatinkan. Di Indonesia praktek inisiasi menyusui segera setelah persalinan dan pemberian ASI eksklusif masih rendah. Proporsi praktek inisiasi menyusui dalam 30 menit setelah persalinan adalah 8,3%, dalam satu jam adalah 4-36% (BPS dan ORC Macro, 2003). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan

45,5%, antara 4-5 bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002. Dan berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 bayi dibawah umur 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif hanya sebesar 32% (Depkes, 2002).

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifnya praktek menyusui adalah faktor sosiall demografi ibu dan keluarga, struktur dan dukungan sosial (peran suami dan keluarga), status kesehatan ibu dan bayi, pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu, kebiasaan makan, pelayanan kesehatan, organisasi dan kebijakan, kultural, ekonomi dan lingkungan. Menurut hasil penelitian Zulfayeni et al. (2005), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI dalam waktu satu jam pertama setelah lahir, pelayanan rawat gabung, tidak membiasakan menggunakan dot/botol susu, pemberian penyuluhan mengenai ASI oleh petugas kesehatan, dukungan suami (peran ayah) dan dukungan anggota keluarga lain.

Penelitian mengenai dukungan menyusui telah secara konsisten mengidentifikasi suami sebagai satu sumber dukungan yang penting dalam penentuan keputusan untuk menyusui. Peran suami mempengaruhi 4 aspek yaitu keputusan menyusui, bantuan saat pertama menyusui, durasi menyusui, dan faktor risiko pemberian air susu botol. Penelitian yang dilakukan oleh Februhartanty tahun 2007 ditemui bahwa peran suami pada praktek pemberian ASI dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap suami terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI, faktor sosial ekonomi serta terpapar dengan berbagai sarana komunikasi media massa dan interpersonal. Suami juga berperan dalam memberikan dukungan emosional pada ibu saat

(3)

3 proses persalinan, ikut serta dalam proses pengambilan keputusan tentang pemberian makan bayi, terlibat dalam urusan perawatan anak, dalam pekerjaan rumah tangga, dalam ekonomi keluarga, serta berperan dalam menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga (Sullivan et al., 2004).

Berdasarkan profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah (2010) cakupan program ASII eksklusif pada tahun 2010 baru mencapai 36,2% sementara Kabupaten Tolitoli baru mencapai 35%. Hal tersebut masih jauh dari target nasional yaitu 80% (Profill Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, 2010). Sedangkan menurut profil Kesehatan Kabupaten Tolitoli tahun 2011 puskesmas yang paling rendah cakupan ASII Eksklusifnya adalah Puskesmas Managaisaki yaitu hanya 6,2%.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan rancangan Cross

Sectional Study (Potong Lintang) untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktek Pemberian ASI Ekslusif.

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Managaisaki Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli. Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan di Puskesmas Managaisaki. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara Consecutive

Sampling. Adapun besar sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 46 responden.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil wawancara terhadap responden dan data sekunder yang di peroleh darii instansi yang terkait dalam penelitian ini yaitu: Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli dan Puskesmas Managaisaki. Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data dilaksanakan dengan maksud agar data yang dikumpulkan memiliki sifat, setelah itu dianalisis meliputi analisis Univariat yaitu menggambarkan karakteristik masing – masing variabel penelitian dengan distribusi frekuensi dan persentase masing - masing kelompok data yang di tampilkan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik dan analisis Bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabell dependen dengan menggunakan uji Chi Square (membandingkan variabel kategori) dengan tingkat kepercayaan 95%, bila nilai P ≤0,05 berarti Ho ditolak (Ada hubungan) dan bila P >0,05 berarti Ho diterima (Tidak ada hubungan) dengan memperhatikan nilai rasio prevalensi (RP) dalam hal ini variabel independen adalah Pengetahuan dan Sikap Suami sementara yang menjadi variabel dependennya adalah Praktek Pemberian ASII Eksklusif.

HASIL

1. Karateristik Umum Variabel yang di teliti

a. Umur Suami

Karakteristik umum responden berdasarkan umur suami dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

(4)

4

Tabel 1 : Distribusi Responden Menurut Klasifikasi Umur Suami di Puskesmas Managaisaki Klasifikasi Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%) 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 3 7 13 15 7 1 6.5 15.2 28.3 32.6 15.2 2.2 Total 46 100

Sumber data Primer 2013 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden yang diteliti klasifikasi umur terbanyak adalah 35–39 tahun yaitu sebesar 15 atau (32.6%). Sedangkan terendah pada kelompok umur 45–49 tahun yaitu 1 responden atau 2.2%.

b. Tingkat Pendidikan Suami

Karakteristik umum responden berdasarkan tingkat pendidikan suami dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2 : Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Suami di Puskesmas Managaisaki

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD SMP SMA PT 9 12 23 2 19.6 26.1 50.0 4.3 Total 46 100 Sumber data Primer 2013

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden yang diteliti tingkat pendidikan suami tertinggi adalah SMA yaitu sebesar 23 atau 50% sedangkan terendah pada responden yang pendidikannya perguruan tinggi yaitu 2 responden atau 4.3%.

2. Analisis Univariat a. Pengetahuan Suami

Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan suami

dapat dilihat pada tabel 3 berikut

ini :

Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Suami di Puskesmas Managaisaki

Pengetahuan Jumlah Persentase

(%) Baik Kurang 30 16 65.2 34.8 Total 46 100

(5)

5 Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden yang diteliti rata-rata suami mempunyai pengetahuan baik yaitu 30 (62.5%).

b. Sikap Suami

Karakteristik responden berdasarkan sikap suami dapat

dilihat pada tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4 : Distribusi Responden Menurut Sikap Suami di Puskesmas Managaisaki

Sikap Jumlah Persentase

(%) Baik Kurang 27 19 58.7 41.3 Total 46 100

Sumber data Primer 2013 Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden yang diteliti rata-rata suami mempunyai sikap baik yaitu 27 (58.7%)

3. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat di lakukan untuk mengetahui tingkat kemaknaan dan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang di

gunakan dalam analisis ini adalah

Chi Square dengan perhitungan

Confidence Interval (CI) 95% serta

tingkat kemaknaan p < 0,05.

a. Hubungan Pengetahuan dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif dapat di lihat pada tabel 5 di

bawah ini :

Tabel 5: Analisis Hubungan Pengetahuan Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif

di Puskesmas Managaisaki

Pengetahuan Suami

Praktek Pemberian ASI Eksklusif p Ya Tidak n % n % Baik Kurang 20 5 68.97 29.41 9 12 31.03 70.59 0.022 Keterangan : Signifikansi

Berdasarkan hasil uji statistik variabel pengetahuan suami dengan praktek pemberian ASI eksklusif ada hubungan secara bermakna, hal ini di ketahui dari nilai p = 0,022.

b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Kontrasepsi dapat di lihat pada tabel 6 di bawah ini :

(6)

6

Penggunaan Kontrasepsi Pada Ibu di Puskesmas Managaisaki Pendidikan Penggunaan Kontrasepsi p Ya Tidak n % n % Tinggi Rendah 21 5 77.78 26.31 6 14 22.22 73.69 0.002 Keterangan : Signifikansi

Berdasarkan hasil uji statistik variabel pengetahuan suami dengan praktek pemberian ASI eksklusif terdapat hubungan yang bermakna, hal ini di ketahui dari nilai p = 0,002.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Pengetahuan Suami dengan Praktek Pemberian ASI eksklusif dii Puskesmas Managaisaki. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Pengetahuan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia dimana pengetahuan bisa diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Selain itu, pengetahuan juga dapat diperoleh dengan melihat secara langsung atau melalui media seperti televisi, radio, buku, majalah atau surat kabar (Notoatmodjo, 2003).

Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami dengan praktek pemberian ASI eksklusif. hal ini dikarenakan responden sering mendapat penyuluhan dan informasi kesehatan

darii petugas kesehatan maupun dari media khususnya televisi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif selain itu di dukung oleh faktor pendidikan karena sebagian besar pendidikan responden adalah SMA. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Notoadmodjo (2003), bahwa pengetahuan seseorang akan baik jika ditunjang dengan pendidikan, sosial ekonomi, serta pengalaman yang memadai.

Menurut Alport (1945) megemukakan bahwa pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek pengalaman maupun lingkungan, pengetahuan sangat erat kaitanya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin banyak pula pengetahuanya, namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah bukan berarti berpengetahuan rendah pula, peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

2. Hubungan Sikap Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Managaisaki.

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang menjadii predisposisi tindakan suatu perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan

(7)

7 untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).

Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap suami dengan praktek pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian inii sejalan dengan pendapat Sarwono (1997) bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu, sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari pengaruh interaksi dengan orang lain (eksternal), selain makhluk individuall (internal) kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap sikap.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Februhartanty (2007) bahwa peran suami pada praktek pemberian ASI dapat dipengaruhi oleh sikap suami terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI, faktor sosiall ekonomi serta terpapar dengan berbagai sarana komunikasi media massa dan interpersonal. Penelitian Sullivan et al., (2004) yang menyatakan bahwa suami juga berperan dalam memberikan dukungan emosional pada ibu saat proses persalinan, ikut serta dalam proses pengambilan keputusan tentang pemberian makan bayii termasuk pemberian ASI, terlibat dalam urusan perawatan anak, dalam pekerjaan rumah tangga, dalam ekonomi keluarga, serta berperan dalam menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian di Puskesmas Managaisaki tentang pengetahuan dan sikap suamii dengan praktek pemberian

ASI eksklusif dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap suami dengan praktek pemberian ASII eksklusif.

SARAN

Bagi pihak Puskesmas Managaisaki, perlunya membuat program penyuluhan yang berkesinambungan kepada orang tua laki-laki atau suami untuk lebih mengenalkan tentang pentingnya ASI dan pentingnya dukungan suami terhadap istri dalam memberikan ASI khususnya ASI eksklusif sehingga cakupan pemberian ASI eksklusif meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, (2006), Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik, Edisi IV

Rineka Cipta, Jakarta.

Badan Pusat Statistik, BKKBN & ORC Marco (2003) Survei demografi dan

kesehatan Indonesia 2002-2003.

Calverton, Maryland, USA: ORC Marco.

________ (2001) Panduan manajemen laktasi: Keunggulan ASI dan

manfaat menyusui. Jakarta: Dit.

Gizi Masyarakat.

________ (2002) Manajemen laktasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan masyarakat.

________ (2002) Strategi Nasional peningkatan pemberian air susu ibu

sampai tahun 2005. Jakarta.

Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah (2010) Profil Kesehatan

Sulawesi Tengah tahun . Palu.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli (2011) Profil Kesehatan Kabupaten Tolitoli, Tolitoli.

Februhartanty, J., Musliatun, S. & Septiari, A.M. (2007) Peran ayah untuk meningkatkan praktek menyusui: dapatkah ayah di

Indonesia melakukannya? Jakarta:

SEAMEO-TROPMED Regional Center of Community Nutrition, University of Indonesia.

(8)

8 Lawrence, R.A. & Lawrence, R.M. ( 2005

) Menyusui Eksklusif: a guide for the

medical profession. 6th edition.

Philadellphia,USA: Mosby Inc. Notoatmodjo, S.(2002) Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nystrom K and Ohrling K (2004). Parenthood pengalaman selama tahun pertama anak: tinjauan

Sastra. J Adv Nurs; 46 (3):319-330.

Pruett, K.D. (1998) Peran Ayah.

Pediatrics, 102(5 Suppl

E):1253-1261.

Roesli, U. (2000) Mengenal ASI ekslusif . Jakarta: Trubus Agriwidya.

_______ (2008) Inisiasi menyusu dini

plus ASI ekslusif. Cetakan I.

Jakarta: Pustaka Bunda.

Septiari, A.M., Februhartanty, J. & Bardosono, S. ( 2006 ) Praktek dan Sikap Bidan Terhadap kebijakan ASI Eksklusif Saat sampai enam bulan: Studi kualitatif digunakan di Jakarta Utara. Jakarta: SEAMEO-TROPMED Pusat Regional Gizi Masyarakat, UniversitasIndonesia. Sugiyono, (2008), Metode Penelitian

Kuntitatif Kualitatif dan R&D,

Cetakan IV, Alfabeta, Bandung.

Sullivan, M.L., Leathers, S.J. & Kelley, M.A. (2004) Karakteristik keluarga yang berhubungan dengan durasi menyusui selama masa bayi awal

antara primipara. J Hum Lact,

20(2):196-205

Taveras, E.M., Capra, A.M., Braveman, P.A., Jensvold, N.G., Escobar, G.J. and Lieu, T.A. (2003) Klinik dukungan dan faktor risiko psikososial yang terkait dengan

penghentian menyusui.

Pediatri,,112, 108-115

WHO (2002) Gizi kecukupan ASI eksklusif untuk bayi cukup bulan selama enam bulan pertama kehidupan. Genewa: WHO

_____ (2004) Nutrition: Pemberian ASI

Eksklusif [Internet]. Available from:

<www.CAH-Exclusive

Breastfeeding.htm> [Accessed 8

November 2008].

Zulfayeni., Julia, M. & Helmiyati, S. (2005) Pengaruh dukungan pelayanan kesehatan terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 4 bulan di Kota Pekanbaru. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 2(2):53-59.

Gambar

Tabel 1 : Distribusi Responden Menurut Klasifikasi Umur Suami  di Puskesmas Managaisaki  Klasifikasi Umur  (Tahun)  Jumlah  Persentase (%)  20 – 24  25 – 29  30 – 34  35 – 39  40 – 44  45 – 49  3 7  13 15 7 1  6.5  15.2 28.3 32.6 15.2 2.2  Total  46  100
Tabel 4 : Distribusi Responden Menurut Sikap Suami                                      di Puskesmas Managaisaki

Referensi

Dokumen terkait

administrative software that is commonly used to monitor running processes on a computer, or as complex as sophisticated kernel-level patches that enforce invisibility of

Pembagian model pengajaran team teaching yang lebih spesifik dipaparkan oleh Karin Goetz (2000) dalam jurnalnya Perspectives on Team teaching sebagai berikut ini. 1)

Topik : Korelasi antara Unsur Dasar Menggambar Teknik dengan Perhitungan Volume Rencana Anggaran Biaya. Semarang, 13 Maret 2014

Pemerintahan Republik Indonesia, yang mendasarkan diri pada Pancasila dan bukan merupakan negara agama atau negara sekuler, telah melakukan formalisasi syariat Islam

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap

PESAN SEKARANG JUGA

Secara sub sektor, terdapat hanya 2 (dua) sub sektor yang mengalami kontraksi atau penurunan kegiatan usaha yaitu sub sektor kehutanan dari sektor pertanian , dan sub sektor

Manajemen Sumber Daya Manusia , Salemba Empat, Jakarta.. Manajemen Personalia dan Sumber Daya