• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa FKH Juarai Kompetisi Internasional Birdwatching di Selangor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa FKH Juarai Kompetisi Internasional Birdwatching di Selangor"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Mahasiswa

FKH

Juarai

Kompetisi

Internasional

Birdwatching di Selangor

UNAIR NEWS – Kompetisi internasional bertajuk “Wings of KKB:

Selangor International Bird Race” membawa putra-putri terbaik UNAIR pulang dengan predikat juara I untuk kategori universitas. Mahasiswa dalam satu tim tersebut ialah Gavrila Amadea, Happy Ferdiansyah, dan Fitriah NH. Ketiganya merupakan mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR.

Kompetisi internasional yang dilaksanakan pada 23-24 April lalu, bertempat di Kuala Kubu Bharu, Selangor, Malaysia. Peserta dalam kompetisi ini berasal dari berbagai negara, antara lain Malaysia, Cambodia, United Kingdom, India, Belanda, dan Indonesia.

Penilaian dari bird watching competition dilakukan dengan melihat jenis spesies burung berdasarkan tanda-tanda morfologis tubuhnya. Kompetisi diadakan di Kuala Kubu Bharu, dengan berpindah-pindah dalam 10 check point. Teknisnya dari lomba tersebut, peserta dalam satu tim harus mampu mengidentifikasi burung di waktu dan tempat yang tepat. Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah spesies yang ditemukan. “Ada 10 check point dalam dua hari. Terserah pengamatan dilakukan kapan saja. Pengamatan bisa dilakukan hingga 24 jam,” kata Gavrila.

(2)

Dari kiri, Gavrila Amadea, Happy Ferdiansyah, dan Fitriah NH sesaat setelah ditetapkan sebagai pemenang pada “Wings of KKB Selangor Bird Watching 2016” (Foto: Istimewa)

Membantu recording data

Salah satu tujuan dari diadakan kompetisi tersebut yaitu untuk mendata, untuk melihat persebaran burung dan jumlah populasi yang ada.

“Menariknya adalah, kita bisa tahu asal burung tersebut dari

mana, bisa kita identifikasi. Kita jadi tahu spesies macam-macam burung yang ada di tempat lain (negara asing, -red),” tambahnya.

Tahun lalu, kejuaraan serupa juga diikuti oleh Gavrila dan tim, dan mendapat juara III. Mereka juga pernah mengikuti kompetisi serupa yang diadakan oleh Bali Birdwatching Race (BBR), Birdwatching Cangar yang diadakan Dinas Kehutanan

(3)

Propinsi Jawa Timur, dan juga Birdwatching Baluran.

“Perlombaan ini secara tidak langsung ikut membantu pendataan burung dan persebarannya. Karena yang mengadakan sebagian besar selalu balai taman nasional. Mereka sekalian me-record,” tambahnya.

Menurut Gavrila, birdwatching penting diadakan untuk mengenalkan keanekaragaman hayati ke orang lain, utamanya negara lain. Gavrila berharap masyarakat mampu untuk bersama-sama menjaga keanekaragaman hayati. Melalui kompetisi di Selangor, Gavrila juga mendapati bahwa mereka banyak memuji keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia.

“Secara global, dari persebaran burung kita bisa tahu persebaran penyakit. Karena penyakit flu burung juga dibawa dari persebaran burung, dan mereka bermigran. Pengontrolan persebaran penyakit lewat satwa liat itu cukup sulit. Setidaknya kita bisa identifikasi penyakit flu burung yang dibawa burung-burung itu,” kata Gavrila mengenai pentingnya identifikasi burung pada sebuah wilayah. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan

UNAIR Sediakan 175 Komputer

untuk Tes SBMPTN

UNAIR NEWS – Dalam rangka pelaksanaan seleksi bersama masuk

perguruan tinggi negeri (SBMPTN), kampus pelaksana ujian tertulis computer based testing (CBT) panitia lokal wilayah tiga diberi kuota oleh pemerintah untuk menyediakan 280 komputer siap pakai. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

(4)

telah menyediakan 160 komputer inti, dan 15 komputer cadangan. Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH, FINASIM ketika meninjau laboratorium komputer di Airlangga Medical Education Center, FK UNAIR, pada Rabu (27/4). Lab komputer tersebut rencananya akan digunakan peserta dalam melaksanakan ujian tertulis CBT SBMPTN tahun 2016.

“UNAIR diberikan kuota sebanyak 160 komputer yang digunakan oleh calon mahasiswa untuk melaksanakan tes CBT SBMPTN. Ujian tertulis SBMPTN dengan CBT ini merupakan pilot project, apabila dari segi waktu maupun hasilnya berkualitas, maka proses berikutnya akan menuju ke arah digitalisasi,” tutur Wakil Rektor I UNAIR.

Sampai saat ini, proses awal pengerjaan soal belum bisa dipastikan. Prof. Djoko menuturkan bahwa ada dua alternatif mengenai pengerjaan soal, yakni soal diunggah oleh panitia pusat melalui satu server dan menyebar ke server di perguruan tinggi, lalu alternatif yang kedua yaitu panitia pusat menunjuk seseorang untuk membawa hard disk eksternal berisi bank soal dan disetel lewat server tersebut.

Terkait dengan kerahasiaan soal dan sterilisasi lokasi tes, Prof. Djoko menjamin bahwa kerahasiaan bank soal tetap terjaga dari berbagai risiko kebocoran. Senada dengan Prof. Djoko, Ketua Unit Pengelola Data Digital Mustofa Rusli, dr., Sp.PD, mengatakan bahwa bank soal yang tersimpan dalam hard disk itu sudah terenkripsi secara kuat. “Andaikan hard disk itu hilang,

hard disk tersebut juga tidak bisa dibuka. Soal itu hanya bisa

dibuka pada program khusus,” tutur Mustofa.

Menurut Syamsuddin, selaku penanggung jawab pelaksanaan CBT di FK UNAIR, mengatakan bahwa seluruh komputer FK UNAIR yang akan digunakan untuk pelaksanaan CBT SBMPTN sudah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, seperti penggunaan prosesor

(5)

Apabila gangguan elektronik mengintai, seperti listrik padam, maka pihak FK UNAIR telah menyiapkan UPS (uninterruptible

power supply atau suplai daya bebas gangguan) pada setiap

komputer dengan kurun waktu hingga lima menit. Kemudian, daya listrik akan disetel melalui genset yang dapat beroperasi sampai 24 jam.

“Kalaupun ada masalah dengan komputer, kita akan selesaikan dalam waktu kurang dari satu menit sehingga siswa tidak perlu merasa panik,” ujar Syamsuddin.

Selain itu, pada masa pelaksanaan tes CBT SBMPTN, lokasi tes akan dipasangi jammer sehingga koneksi internet maupun sinyal telepon akan hilang. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Dilan Salsabila

Cerita Nurmalasari, Alumni

Yang Abdikan Diri di Mentawai

UNAIR NEWS – Bermula dari banyaknya ide segar yang hanya

tertuang dalam karya tulis ilmiah namun tanpa implementasi, Nurmalasari S. KM., tergugah untuk terjun mengabdikan diri, deretan teori dan ilmu yang dipelajarinya pun ia abdikan pada program Pencerah Nusantara. Mala, sapaan akrabnya, rela menunda mengikuti prosesi wisuda dan mengabdikan diri di Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, selama satu tahun lamanya.

Dalam pengabdiannya alumni program bantuan pendidikan Bidikmisi angkatan 2010 tersebut mengabdikan diri bersama lima orang yang berbeda bidang kesehatan. Mereka terdiri dari

(6)

dokter, perawat, bidan, ahli gizi. Dalam timnya, Mala memberanikan diri mengajukan menjadi ketua tim, person yang akan memetakan alur kerja selama satu tahun pengabdian.

Pengabdian yang ia lakukan tidak bermula dengan mudah, di awal pengabdian, Mala belum juga menemukan kontribusi apa yang bisa ia lakukan. Mala memiliki kesulitan untuk mengaplikasikan keilmuannya. Namun sebulan berjalan, melalui berbagai pendekatan Mala kemudian mendapatkan celah dimana ia harus memulai pengabdiannya.

“Ada titik balik yang mana ada hal-hal yang tidak dikuasai mereka (non SKM, -red) namun dikuasai bidang kami. Epidemologi, statistika kesehatan, manajemen data dan info kesehatan, kesehatan lingkungan, pengambilan assesment. SKM lebih jeli akan hal itu,” ujar perempuan kelahiran Lumajang, 1 Mei 1992 ini.

Mala memiliki celah dimana ia bisa mengaplikasikan keilmuannya. Namun, sekitar dua bulan masa assesment dan interfensi yang ia jalani, Mala kembali mendapatkan kendala ketika harus berhadapan dengan para pemegang program kesehatan di puskesmas.

“Saya dianggap anak baru yang belum menguasai apa-apa. Kemudian sambil belajar, saya mengikuti seluruh program yang dijalankan mereka,” kata Mala.

Suatu ketika, ada permasalahan puskesmas yang tidak bisa mereka hadapi. Dengan tidak menunjukkan sikap menggurui, Mala datang dengan memberikan berbagai masukan kepada para petugas kesehatan di puskesmas. Ide-ide yang diusulkan Mala membawa dampak positif bagi kepercayaan tenaga kesehatan terhadap dirinya. Kemudian, Mala dipercaya untuk mengerjakan hal yang mulanya dianggap tidak bisa dikerjakan tersebut.

“Pada mulanya pemerintah setempat tidak percaya dengan saya. Saya dianggap anak baru yang belum bisa apa-apa. Namun setelah saya menunjukkan bukti-bukti kegiatan yang telah saya lakukan,

(7)

mereka kemudian percaya. Akhirnya mereka percaya dengan apa yang saya presentasikan, dan mereka mau memberi dana lebih untuk bidang kesehatan di wilayah Mentawai,” imbuhnya.

Setelah beberapa bulan pengabdian dilakukan, Mala perlahan-lahan melihat ada perubahan yang tampak pada masyarakat, utamanya mengenai kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga kesehatan secara bersama-sama.

“Mereka kemudian menyadari bahwa kesehatan bukan hanya tanggungjawab pemerintah. Mereka bahu membahu mengusulkan permasalahan kesehatan yang ada di sana.

Toloh ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program yang telah Mala dan tim lakukan di sana ialah tingkat partisipasi masyarakat dalam program perumusan program kesehatan menjadi meningkat.

Perlahan, Mala mulai mendapati perubahan di daerah tempatnya melakukan pengabdian. Ada seorang anak Mentawai yang kemudian dinobatkan menjadi Duta Anak Nasional. Ialah yang kemudian didapuk Pencerah Nusantara untuk memicu anak-anak yang lain untuk semakin melakukan perubahan di segala bidang. Di Kepulauan Mentawai juga mulai rutin diadakan kegiatan oleh anak-anak dan remaja. Seperti prakarsa kampung bebas rokok, penanaman terumbu karang, serta pembentukan organisasi Sahabat Remaja Mentawai.

Usaha Mala dalam memupuk kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan yang mulai berhasil, membawa kepuasan tersendiri baginya. Dari program Pencerah Nusantara, ia mendapatkan pelajaran penting tentang eksistensi diri seorang SKM.

“Seorang SKM, harus sangat dekat dengan masyarakat. Jika ia ingin mengubah pola perilaku masyarakat, terlebih dahulu ia harus mampu mendekati dan “mengambil hati” masyarakat. Yang lebih penting, jangan menganggap kita paling pintar ketika berhadapan dengan masyarakat,” kata Mala.

(8)

Saat ini, Mala bekerja di Kantor Pencerah Nusantara Pusat yang ada di Jakarta, dan menjadi tim programming di sana. Sehari-hari, ia melakukan riset dan pengembangan, serta menganalisis hasil penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tim lapangan Pencerah Nusantara.

Motto hidupnya ialah, ”Kesehatan itu bukan berbicara tentang aku atau kamu, tapi kita semua yang bertanggungjawab”. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Nuri Hermawan

UNAIR

Gandeng

Citilink

Wujudkan Visi University

Holding

UNAIR NEWS – Beragam kerja sama telah dilakukan UNAIR dengan

berbagai pihak. Mulai dunia industri kesehatan, institusi pendidikan, pelaku ekonomi, dan kini UNAIR menggandeng PT. Citilink Indonesia. Melalui Airlangga Travel, UNAIR menggelar penjajakan kerja sama di ruang Wakil Rektor IV, Rabu (27/4). Penjajakan kerja sama ini menjadi langkah bahwa visi

university holding yang diusung oleh UNAIR terus dijalankan.

Wakil Rektor IV, Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., selaku warek yang mengurusi bidang university holding, menyambut baik kedatangan pihak PT. Citilink Indonesia. Bagi Junaidi, status UNAIR sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) merupakan kesempatan untuk mengembangkan langkah institusi ke arah yang lebih luas lagi

(9)

mengatur kampus secara mandiri, saya berharap dengan adanya kerja sama dengan maskapai ini, kita bisa saling memberikan manfaat,” jelasnya.

Non Government Account PT. Citilink Indonesia, Karina Desiria Dewi menyampaikan bahwa kerja sama dengan UNAIR sebenarnya sudah diajukan sejak tahun lalu. Karina menganggap bahwa dunia pendidikan memiliki peran strategis dalam urusan transportasi udara.

“Kami melihat dunia pendidikan merupakan mitra yang strategis, selain perjalanan dinas, kegiatan yang melibatkan mahasiswa dalam menggunakan armada udara ini juga sangat tinggi,” jelasnya.

Nantinya, kunjungan ini akan berlanjut pada penandatanganan kerja sama antara pihak UNAIR dan Citilink. Selain itu, kerja sama kedua belah pihak dapat memberikan kemudahan pada pegawai di lingkungan kantor manajemen UNAIR, dosen, karyawan di lingkungan fakultas dan bahkan mahasiswa nantinya akan diberikan kemudahan dalam menggunakan maskapai Citilink. (*) Penulis : Nuri Hermawan

Editor : Defrina Sukma S.

[Podcast] UKM Pramuka Cetak

Pembina dan Kader Lewat

Kursus Mahir Tingkat Dasar

RADIO UNAIR – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka UNAIR

telah membawa anggotanya menggapai sukses dengan bekal moral Pramuka. Lulusan dari pramuka UNAIR dituntut untuk memiliki

(10)

kompetensi di bidang leadership dengan berbagai peran, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mengabdi kepada negara dan pancasila.

Untuk meningkatkan kompetensi diri, pramuka UNAIR menyelenggarakan kegiatan Kursus Mahir tingkat Dasar (KMD) yang baru pertama kali dilaksanakan oleh Pramuka UNAIR. Pada dasarnya kegiatan KMD ini bertujuan untuk mencetak pembina atau kader pramuka yang berkualitas. Di dalam kurikulum KMD sendiri sudah terdapat penjelasan mengenai tata cara melatih peserta didik pada kategori siaga hingga pandega.

“KMD yang akan kami selenggarakan adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mencetak pandega di tingkat racana di universitas.” papar Anggi, selaku ketua panitia KMD 2016.

KMD merupakan kegiatan wajib untuk perguruan tinggi yang terkonsentrasi di ranah pendidikan dan keguruan. Merupakan suatu prestasi tersendiri bagi UNAIR karena dapat mengadakan KMD ini. Pasalnya, UNAIR bukan termasuk perguruan tinggi yang terkonsentrasi di bidang pendidikan dan keguruan.

KMD kali ini bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) cabang Surabaya yang menghadirkan para pelatih yang sudah memiliki kualifikasi Kursus Mahir tingkat Lanjut (KML). Tujuan utama dari pelaksanaan KMD ini yaitu untuk membekali anggota UKM Pramuka UNAIR program kerja tahun 2016-2019 dengan berbagai pelatihan yang telah disiapkan.

Kegiatan KMD ini akan diselenggarakan pada tanggal 4-8 Mei 2016, dan terdiri dari beberapa program pelatihan mulai dari pendidikan dasar, Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), pelatihan leadership,dan pelatihan ahli manajemen. Kemudian peserta KMD yang dinyatakan lulus akan mendapatkan ijazah dan sertifikat.

Anggi berharap, event KMD ini bisa menjadi gebrakan baru dan dapat dijadikan sebagai langkah awal bagi UKM Pramuka UNAIR

(11)

untuk melaksanakan acara di tingkat nasional. (*)

Penulis : Afifah Nurrosyidah Editor : Dilan Salsabila

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan bawang merah, bawang putih dan gula merah dalam pembuatan abon jantung pisang mempengaruhi rasa, aroma, warna da tekstur yang dihasilkan.. Saran Saran untuk

sarana pengamanan untuk memisahkan sirkit perlengkapan listrik dan jaringan sumber dengan menggunakan transformator pemisah atau motor generator, pemisahan dimaksudkan untuk

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang Penggantian Biaya Kepada Saksi Atau Ahli Dalam

Dari analisi yang dilakukan terhadap tingkat kemiskinan dan tingkat akses air bersih terhadap 17 kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan selama empat

Otot Otot dapat dapat menyilangi menyilangi lebih lebih dari dari satu satu aksis aksis sesuai sesuai dengan.. dengan jumlah jumlah aksis aksis pada pada sendi sendi yang yang

Dari hasil analisa regresi ganda didapatkan nilai R 2 = 0.277 yang berarti bahwa didapatkan sumbangan efektif variabel konformitas dan harga diri terhadap

Melalui pendekatan saintifik dan dengan menggunakan model discovery learning, siswa dapat membandingkan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan beberapa teks

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada