• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELATIHAN BERPIKIR KREATIF UNTUK MENINGKATKAN ADVERSITY QUOTIENT PADA PENGURUS BEM UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN - UNWIDHA Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS PELATIHAN BERPIKIR KREATIF UNTUK MENINGKATKAN ADVERSITY QUOTIENT PADA PENGURUS BEM UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN - UNWIDHA Repository"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN JUDUL

EFEKTIVITAS PELATIHAN BERPIKIR KREATIF UNTUK MENINGKATKAN ADVERSITY QUOTIENT PADA PENGURUS BEM

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Universitas Widya Dharma Klaten

Disusun oleh :

ARI WIBOWO 1461100656

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS WIDYA DHARMA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Kebebasan – Pilihan – Tanggung Jawab.

Ajining Diri Ana Ing Lathi, Ajining Raga Ana Ing Busana

Maka nikmat Tuhan-MU yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar- Rahman

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala Puji Bagi Allah SWT, Atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya

Terimakasihku teruntuk :

 Ibuku dan Bapakku tersayang,terimakasih atas segala kasih sayang serta didikan yang engkau berikan kepadaku, yang dengan segenap hati merawat, mengajar dan mendidik serta selalu memanjatkan do’a untuk anak-anaknya setelah selesai sholat

 Mbak-masku yang yang telah memberikan segala bentuk sarana dan

prasarananya, terimakasihku berupa doa yang terbaik bagimu.

 Keponakan lek ari (Oza, Tia, Hanif, Selva, Farhan, Maulana, yang selalu

memberikan semangat dan dukungan serta alasan yang membuat saya selalu

bahagia)

 Keluarga besar Mbah Darmo dan Mbah Warno.

 Teman seperjuanganku “Psikologi angkatan 2014” diajeng Sesil, Mbak Genre (Ayun), Admin Lambe Turah (Dewik), Mbak Anisa, Mbak Dika, Mbak Lisna,

Mas Gama, Bang Erpan, Lanang, Andik, Tio, dan mas gembul Rifqi.

 Almamaterku

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Sempurna atas segala karunia yang senantiasa terlimpahkan

kepada setiap hambanya yang tak kenal putus asa dalam menjalani setiap ayunan

langkah dikehidupannya. Salah satu karunia dari-Nya adalah terselesaikannya

penelitian dan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu prasyarat guna

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Program Studi Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten, dengan judul “EFEKTIVITAS

PELATIHAN BERPIKIR KREATIF UNTUK MENINGKATKAN

ADVERSITY QUOTIENT PADA PENGURUS BEM UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN”. Keberhasilan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak baik berupa

dorongan, arahan dan kebutuhan data yang diperlukan.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat

dan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Triyono, M.Pd., selaku Rektor Universitas Widya Dharma

Klaten.

2. Drs. Purwo Haryono, M.Hum., selaku Wakil Rektor I Universitas

Widya Dharma Klaten yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Bapak Drs. H. Tukiyo, M.Pd, selaku Wakil Rektor II Universitas

Widya Dharma Klaten yang telah memberikan semangat dan motivasi

kepada peneliti.

4. Bapak Winarno Heru Murjito, S.Psi,M.Psi,PSik., selaku Dekan

Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten sekaligus

Pembimbing II , yang telah memberikan dukungan dan bimbingan

kepada penulis selama belajar di Fakultas Psikologi Universitas Widya

Dharma Klaten.

5. Yulinda Erma Suryani, S.Pd,M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas

(8)

viii

mendidik, mendukung serta memberi nasihat kepada penulis selama

menimba ilmu di Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma

Klaten.

6. Ibu Ummu Hany Almasitoh, S.Psi,MA selaku pembimbing I yang

telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepada semua dosen beserta stafnya di Fakultas Psikologi Universitas

Widya Dharma Klaten, yang telah membimbing saya selama masa

perkuliahan, saya ucapkan terimakasih.

8. Seluruh karyawan perpustakaan di Universitas Widya Dharma Klaten,

yang telah membantu penulis menyediakan buku-buku literatur dalam

penulisan skripsi ini.

9. Ibu, Bapak, Adik, Kakak, Budhe, Bulik, Om, Keponakan, Saudara dan

Keluarga besar mbah Warno dan mbah Darmo, terimakasih untuk

kasih sayang dan motivasi yang diberikan.

10.Rizky Prasetya selaku Presiden BEM Universitas Widya Dharma

Klaten 2018 dan pengurus BEM Universitas yang telah membantu

penelitian ini..

11.Gamaliel, fendi, Farinda yang telah membantu saya dalam penelitian

sehingga berjalan dengan baik.

12.Teman-teman seperjuangan Pengurus BEM U tahun 2017 dan Pejuang

Wacana KKN Tangkil 2017Anggita, Rima, Navira, Devlaks, Winda,

Anang, Yasinta, Fendik yang selalu saling mensupport untuk tugas

kita sebagi mahasiswa.

13.BEM Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten.

14.Psikologi Unwidha angkatan 2014 : diajeng Sesil, Mbak Genre

(Ayun), Admin Lambe Turah (Dewik), Mbak Anisa, Mbak Dika,

Mbak Lisna, Mas Gama, Bang Erpan, Lanang, Andik, Tio, dan mas

(9)

15.Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan berkontribusi

terhadap peneliti selama ini. Terimakasih atas kepercayaan, dukungan

dan motivasinya.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan hati

Bapak, Ibu, Saudara semua. Secara khusus penulis menyampaikan

terimakasih kepada Ibu Ummu Hany Almasitoh, S.Psi,MAdan Pak

Winarno Heru Murjito, S.Psi,M.Psi,Psik disisi lain beliau sibuk dalam

tugas-tugas inti sebagai dosen pengajar namun beliau telah berkenan

menjadi pembimbing skripsi ini.

Hanya Allah SWT yang mampu untuk membalas dengan adil atas

semua kebaikan yang telah diberikan. Harapan yang sangat besar oleh

penulis adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan

terutama pendidikan psikologi, pendidikan di sekolah dan semua pihak

yang terkait. Amiin.

Klaten, Mei 2017

Hormat Saya,

Peneliti

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... .. iv

HALAMAN MOTTO ... ... . v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... .. vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... .. xv

DAFTAR GAMBAR ... ... xvi

DAFTAR TABEL ... .... xvii

ABSTRAK ... .... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas ... 12

(11)

B. Pelatihan ... 13

1. Pengertian Pelatihan... 13

2. Manfaat Pelatihan ... 13

C. BERPIKIR KREATIF ... 14

1. Pengerian Berpikir ... 14

2. Tujuan Berpikir ... ... 15

3. Pengertian Kreatif ... ... 17

4. Berpikir Kreatif... 18

5. Faktor yang mempengaruhi berpikir kreatif. ... 21

6. Ciri-ciri Berpikir Kreatif ... .... 23

7. Teknik Berpikr Kreatif ... . 25

8. Mental Block... 25

D. PELATIHAN BERPIKIR KREATIF ... ... 26

1. Teknik Berpikir Kreatif Futuristics ... 27

E. ADVERSITY QUOTIENT... ... 28

1. Pengertian Adversity Quotient... 28

2. Dimensi-dimensiAdversity Quotient. ... 29

3. Faktor yang mempengaruhiAdversity Quotient... 31

4. Tiga Tingkatan Kesulitan ... 33

5. Karakter Manusia Berdasarkan Adversity Quotient ... ..34

F. ORGANISASI ... 37

(12)

xii

H. KERANGKA FIKIR ...

39

I. HIPOTESIS ... ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ...…... . 40

B. Identifikasi Variabel ... 40

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 41

1. Pelatihan Berpikir Kreatif ... 41

2. Advrsity Qoutient ... .42

D. Subyek Penelitian ... 43

E. Desain Penelitian ………... 43

F. Metode Pengumpulan Data ... 44

1. Skala ... 44

G. Prosedur Penelitian ... 47

H. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 48

1. Uji Validitas ... 48

2. Uji Reliabilitas ... 49

I. Teknik Analisis Data ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Homogenitas ... 51

3. Uji Hipotesis ...52

(13)

B. Pelaksanaan Penelitian ... ... 53

1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 54

2. Pelaksanaan Skoring Dan Tabulasi ... 54

3. Perhitungan Validitas ... 55

4. Perhitungan Reliabilitas ... 56

C. Deskripsi Data Penelitian ... ... 58

D. Uji Asumsi ... . 61

E. Pembahasan ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... . 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Subyek ...72

Lampiran 2 Skala Try Out ... 76

Lampiran 3 Skala Pre Test ... 81

Lampiran 4 Skala Post Test ... 85

Lampiran 5 Data Pre Test ... 89

Lampiran 6 Data Post Test... 91

Lampiran 7 Hasil Analisis Data Penelitian ... 93

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ... 106

Lampiran 9 Materi Pelatihan Berpikir Kreatif... 110

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tiga Tingkatan Kesulitan... 33

Gambar 2.2 Kerangka Fikir... 39

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Adversity Quotient ... . 47

Tabel 4.1 Blue Print Skala Skala Adversity Quotient Sebelum Uji Validitas ... 56

Tabel 4.2 Blue Print Skala Skala Adversity Quotient Setelah Uji Validitas ... 57

Tabel4.3 Hasil Uji Reliabilitas... 58

Tabel 4.4 Deskripsi Data Penelitian ... 58

Tabel4.5 Kategori Skor Adversity Quotient Sebelum Diberi Pelatihan ... ... 59

Tabel4.6 Kategori Skor Adversity Quotient Setelah Diberi Pelatihan... 60

Tabel4.7 Uji Normalitas ... 61

Tabel 4.8 Uji Homogenitas ... 62

(17)

ABSTRAK

Ari Wibowo. NIM. 1461100656. Jurusan Psikologi Program Studi Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten. 2018. Judul : Efektivitas Pelatihan Berpikir Kreatif Untuk Meningkatkan Adversity Quotient Pada Pengurus BEM Universitas Widya Dharma Klaten.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan adversity quotientpada pengurus BEM universitas Widya Dharma Klaten setelah mengikuti pelatihan berpikir kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Variabel dalam penelitian ini adalah adversity quotient. Penelitian ini dilakukan dengan subyek pengurus BEM Universitas Widya Dharma Klaten yang berjumlah 20 orang. Dari 20 orang tersebut diberi perlakuan (treatment) berupa pelatihan berpikir kreatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data pre-test dan data post-test. Dari kedua data tersebut diperoleh nilai rerata data pre-test sebesar 67,50 dan nilai rerata post-test sebesar 70,80. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode uji Paired Sample T- Testdengan nilai t sebesar -6,492. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai p (signifikansi) sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Berdasarkan dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada peningkatanadversity quotient pada pengurus BEM Universitas Widya Dharma antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan berpikir kreatif.

(18)

1 BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di

universitas, institut, maupun akademi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia

(2008),definisi mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Setelah

menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah menengah, sebagian siswa ada yang

menganggur, mencari pekerjaan, atau melanjutkan pendidikan ke tingkat

Perguruan Tinggi.

Mahasiswa merupakan peralihan dari siswa menjadi seseorang yang lebih

(Maha) dari sekedar siswa SMA. Sebagai mahasiswa terkadang di tuntut lagi

untuk lebih kritis lagi dalam pola pikir tentunya. Mahaiswa mengembangkan

pemikirannya dan softskill melalui suatu kegiatan yang ada di kampus.

Mahasiswa sebagai agent of change adalah sebuah slogan yang sering

didengar. Mahasiswa sebagai komponenterbesar dalam kampus mempunyai

peranan yang besar dalam perkembangankampus ataupun negera dengan

menyampaikan ide-ide yang membangun.Penyampaian ide-ide ini membutuhkan

suatu wadah berupa organisasi untukmendukung secara legitimasi ide-ide yang

disampaikan. Jadi antara mahasiswadengan organisasi tidak dapat dipisahkan satu

sama lain.

Menurut Dale (2011) organisasi adalah suatu proses perencanaan yang

meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola

(19)

2

sebagai wadah penyalur aspirasi atau ide-ide. Penyaluran aspirasi atau ide

berbeda-beda sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mahasiswa yang

bersangkutan. Ada yang menyalurkannya melalui kegiatan seni, kegiatan

olahraga, kegiatan keagamaan, ataupun kegiatan keilmuan (kelompok belajar).

Salah satu kelengkapan organisasi adalah adanya suatu kepengurusan.

Kepengurusandalam arti luas adalah mencakup jabatan sebagai pengurus itu

sendiri, kemudian jabatan sebagai birokrat, pemeriksa, dan pengawas(karena

birokrat,pemeriksa dan pengawas haruslah berasal dari jajaran

pengurus).Sedangkan pengurus dalam arti sempit, yang hanya mencakup jabatan

sebagai pengurus itu sendiri atau operator system dalam organisasi.

Pengurus bukanlah sebuah kelompok tersendiri dalam organisasi, tapi

mereka adalah bagian dari organisasi.Bisa dikatakan bahwa kepengurusan

merupakan anggota perkumpulan yang ditunjuk sebagai orang yang mengurusi

organisasi,serta orang-orang yang dapat menjalankan tugas dan fungsi pokok di

masing- masing kepengurusan.

Dalam suatu kepengurusan organisasi terdiri dari banyak unsur mahasiswa

yang berbeda,sehingga menimbulkan banyak perbedaan pendapat yang beragam

yang membuat organisasi tersebut terhambat dalam menjalankan visi dan misinya.

Perbedaan pendapat dan ide-ide yang sering muncul membuat adanya tantangan

yang harus di hadapi setiap kepengurusan untuk menemukan solusi permasalahan

tersebut, sehingga setiap individu perlu meningkatkan kecerdasaan dalam

(20)

3

Adversity quotient merupakan bentuk kecerdasan yang melatarbelakangi

kesuksesan sesorang dalam menghadapi sebuah tantangan disaaat terjadi kesulitan

atau kegagalan. Individu yang mengalami hal tersebut di karenakan kendali diri,

asal-usul dan pengakuan diri, jangkauan, serta daya tahan yang kuranng kuat

dalam menghadapi kesullitan dan permasalahan yang dirasa cukup sulit dalam

hidupnya, biasanya berakhir dengan kegagalan sehingga menjadi individu yang

tidak kreatif dan kurang produktif.

Menurut Stoltz (1997)untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan dalam

segala bidang tidak hanya dibutuhkan kecerdasan intelektual (IQ) dan

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (EQ), tetapi juga

membutuhkan Adversity Quotient (AQ) yang merupakan kemampuan seseorang

untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Oleh karena itu dalam menghadapi

kesulitan-kesulitan tersebut mahasiswa membutuhkan Adversity Quotient yang

tinggi.

Adversity Quotient tinggi mengisyaratkan ketahanan seseorang dalam

memperjuangkan dan mengatasi kesulitan dalam hidupnya. Sedangkan

AdversityQuotient rendah mengisyaratkan seseorang yang mudah menyerah dan

putus asa saat berhadapan dengan kesulitan (Stoltz, 1997). Bagaimana seseorang

mengatasi kesulitannya merupakan cerminan dari Adversity Quotient, karena

Adversity Quotient merupakan pola respon seseorang dalam bertingkah laku yang

cenderung menetap,sehingga responnya akan cenderung sama apabila berhadapan

(21)

4

Ali (2010) menyatakan bahwa: “Human beings face a multiple

dimensional problems in their lives and they try to solve these problems in a

particular way in the light of their previously gained knowledge and experiences.

In this regard it is essential for the students to be prepared for future or near

future challenges by facing real life, or real like, problems in their learning

environment, and finding appropriate solution of these problems”. Manusia

menghadapi permasalahan-permasalahan dari beberapa dimensi dalam kehidupan

mereka dan mereka mencoba untuk menyelesaikan permasalahan tersebut

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka sebelumnya. Dalam hal ini,

merupakan hal yang penting bagi para siswa untuk mempersiapkan masa depan

atau tantangan-tantangan masa depan dengan menghadapi kenyataan hidup, atau

sesuatu yang nyata, seperti permasalahan dalam lingkungan belajar mereka.

Dalam penelitian Yurika dkk (2014) banyak faktor yang mempengaruhi

tingkat AQ seseorang. Faktor- faktor yang mempengaruhi AQ seseorang terdiri

dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu genetik, keyakinan,

bakat, hasrat, pola asuh orang tua dan kesehatan. Faktor eksternal yaitu

lingkungan dan pendidikan. Faktor pendidikan dibagi lagi menjadi beberapa

faktor, salah satunya adalah mengikuti organisasi. Dalam penelitiannya

menjelaskan “pengalaman berorganisasi berpengaruh 11,9% terhadap AQ.

Semakin tinggi pengalaman berorganisasi seseorang maka semakin tinggi tingkat

AQ orang tersebut. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 103 mahasiswa

angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau, didapatkan AQ mahasiswa

(22)

5

berjumlah 73 orang (70,9%) dan AQ rendah berjumlah 15 orang (14,6%). Dari

hasil tersebut terlihat bahwa AQ angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas

Riau rata-rata berada pada rentang sedang”.

Luthans (2008), menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan norma

dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota

organisasi akan berperilaku sesuai dengan dengan budaya yang berlaku agar

diterima oleh lingkungannya, terutama dalam hal: 1) sensetivitas terhadap

kebutuhan pelanggan dan tenaga kerja, 2) kebebasan atau ketertarikan para

anggota untuk memberikan ide-ide baru, 3) kemauan untuk menerima resiko yang

mungkin terjadi, dan 4) keterbukaan untuk melakukan komunikasi secara bebas

dan bertanggung jawab.

Dalam organisasi sering kita jumpai bahwa setiap pengurus memiliki

perbedaan yang sangat jelas baik pemikiran, kepribadian, karakter, atau bahakan

usia. Hal ini sering di jadikan permasalahan pada seriap organisasi yang bisa

menghambat kinerja organisasi tersebut. Sehingga hal ini dapat menimbulkan

suatu permasalahan antar pengurus yang bisa menimbulkan konflik baik dalam

organisasi maupun luar organisasi dikampus.

Suatu konflik atau permasalahan bisa terjadi karena perbedaaan

kelompok-kelompok tertentu yang berada di lingkup kampus, seperti kasus mahasiswa di

kota Malang tahun 2014, konflik yang terjadi selama satu hari (26/06/2014

-27/06/2014) di wilayah Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa

Timur, konflik yang terjadi melibatkan kelompok mahasiswa Ambon dan

(23)

6

asal Sumba hilang kesadaran atau mabuk dan menggoda atau menyinggung teman

wanita mahasiswa asal Ambon. Konflik yang terjadi pada mulanya hanya

melibatkan beberapa mahasiswa Sumba dan Ambon yang beradu argumen, tapi

tidak lama merambat pada kelompok masing-masing sehingga melibatkan ratusan

mahasiswa. Akibat dari konflik yang terjadi salah satu mahasiswa asal Sumba

mengalami luka bacok.

(http://www.tribunnews.com/regional/2014/05/27/lagi-dua-kelompok-mahasiswa-di-malang-terlibat-bentrok,diakses pada tanggal 27

Maret 2017, pukul 18:35 WIB)

Permasalahan yang terjadi pada mahasiswa sering kali muncul dan perlu

diselesaikan dengan bijaksana dan sesuai dengan pedoman atau aturan yang ada

pada organisasi kampus. Menurut Newell dan Simon (1997) menjelaskan ciri-ciri

umum dalam pemecahan masalah yang dipengaruhi (1) Kemampuan mengolah

informasi yang di tetapkan oleh memori jangka pendek dan memori jangka

panjang, (2) struktur masalah dan efeknya dalam mencari solusi, serta (3)

efektivitsa srategi yang berbeda informasi, sehingga dalam penyelesaian maasalah

diperlukan pemikiran yang sesuai untuk permasalahan yang sedang terjadi.

Menurut Siswono (2007) dalam Saefudin (2011) proses berpikir adalah

suatu proses yang dimulai dengan menerima data, mengolah dan menyimpannya

dalam ingatan serta selanjutnya mengambil kembali dari ingatan saat dibutuhkan

untuk pengolahan selanjutnya. Dalam proses berpikir terjadi pengolahan antara

informasi yang masuk dengan skema (struktur kognitif) yang ada di dalam otak

(24)

7

adaptasi melalui proses asimilasi atau akomodasi, sehingga akan muncul suatu

kreativitas dan yang di peroleh dari pemikiran yang kreatif.

Kreativitas sering kali dianggap sebagai sesuatu keterampilan

yangdidasarkan pada bakat alam, di mana hanya mereka yang berbakat saja yang

bisa menjadi kreatif. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, walaupun memang

dalam kenyataannya terlihat bahwa orang-orang tertentu memiliki kemampuan

untuk menciptakan ide-ide baru dengan cepat dan beragam. Namun

demikian,sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki

semua orang.

Evans (1991) menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas

mental untuk membuat hubungan-hubungan(conections)yang terus menerus

(kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang benar atau sampai seseorang itu

menyerah. Asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu melalui

pemikiran yang analogis. Asosiasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Jadi, berpikir

kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan dan menciptakan

hubungan-hubungan tersendiri. Pengertian ini menunujukkan bahwa berpikir

kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan kombinasi yang belum

dikenal sebelumnya.

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif seseorang ditunjukkan

melalui produk pemikiran atau kreativitasnya menghasilkan sesuatu yang baru.

Munandar (1999) menunjukkan indikasi berpikir kreatif dalam definisinya bahwa

“kreativitas (berpikir kreatif) adalah kemampuan menemukan banyak

(25)

8

ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban”. Pengertian ini menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kreatif seseorang semakin tinggi, jika ia mampu

menunujukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Semua

jawaban itu harus sesuai dengan masalah dan tepat, selain itu jawaban bervariasi.

Dalam hal ini setiap individu yang memberikan jawaban akan menunjukan

tingkat adversity quotientnya, Stoltz (1997) mengelompokkan orang dalam 3

kategori AQ, yaitu: quitter (AQ rendah), camper (AQ sedang), dan climber (AQ

tinggi). Quitters merupakan kelompok orang yang kurang memiliki kemauan

untuk menerima tantangan dalam hidupnya. Campers merupakan kelompok orang

yang sudah memiliki kemauan untuk berusaha menghadapi masalah dan

tantangan yang ada, namun mereka berhenti karena merasa sudah tidak mampu

lagi. Sedangkan Climbers merupakan kelompok orang yang memilih untuk terus

bertahan untuk berjuang menghadapi berbagai macam hal yang akan terus

menerjang, baik itu dapat berupa masalah, tantangan, hambatan, serta hal – hal lain yang terus didapat setiap harinya.

Universitas Widya Dharma Klaten merupakan salah satu kampus yang

juga memiliki banyak kegiatas mahasiswa, yang terdiri UKM (Unit Kegiaan

Mahasiswa), HMP/HMJ (Himpunan Mahasiswa Prodi/Jurusan), dan BEM (Badan

Eksekutif Mahasiswa) di tingkat Fakultas dan Universitas. Kegiatan mahasiswa

tersebut di naungi dalam sebuah wadah organisasi, yang mana setiap organisasi

tersebut memiliki pengurus.

BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Merupakan organisasi

(26)

9

pernah lepas dari permasalahn baik dari internal maupun eksternal. Sebagai

organisasi tertinggi BEM juga di haruskan memiliki kemampuan menyelasaikan

permasalahan yang ada di BEM Universitas sendiri, bahkan membantu di BEM

Fakultas, UKM atau bahkan di HMP/HMJ. Sehingga sebagai pengurus BEM

Universitas dituntut untuk memiliki kemampuan adversity quotient yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengurus BEM Universitas yang

berada di Universitas Widya Dharma Klaten, yang berjumlah 20 orang, setengah

dari jumlah pengurus mengatakan mengatakan mereka kurang yakin dapat

menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam organisasinya karena mereka

menganggap adanya perbandingan dari masa kepengurusan dengan tahun

sebelumnya yang sangat sulit diatasi. Selain itu ada pula konflik antar pengurus

yang berbeda angakatan, komunikasi yang kurang harmonis dalam satu organisasi

tersebut. Sedangkan beberapa pengurus BEM yang lain juga beranggapan bahwa

permasalahan itu sering terjadi dan penanganannya hanya sesuai prosedur saja,

sehingga mereka beranggapan permasalahan itu merupakan permasalahan yang

akan sering muncul dari tahun ke tahun.

Melihat sering terjadinya permasalahan yang di alami oleh pengurus BEM

Universitas dan yang terjadi hampir tiap tahun ke tahun selalu sama, dan

penangan permasalahan tersebut juga sama, maka peneliti ingin mengadakan

pelatihan berpikir kreatif pada pengurus BEM, untuk meningkatkan adversity

quotient tiap pengurus sehingga mereka mampu untuk menemukan solusi terbaik

(27)

10

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Efektivitas Pelatihan Berfikr Kreatif Untuk

Meningkatkan Adversity Quetient pada Pengurus BEM Universitas Widya

Dharma Klaten”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang

ingin dikemukakan peneliti dalam penelitian ini adalah apakah pelatihan berpikir

kreatif dapat meningkatkan adversity quetient pada pengurus BEM Universitas

Widya Dharma Klaten?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan berpikir

kreatif untuk meningkatkan adversity quetient pada pengurus BEM Universitas

(28)

11

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan di ruang

lingkuppsikologi organisasiterutama mengenai berpikir kreatif danmampu

meningkatkankemampuan adversity quotientdalam berorganisasi, sehingga dapat

menjadi bahan

informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi dan dapat

memberikan pemahaman mengenai pelatihan berpikir kreatif untuk meningkatkan

adersity quotient baik untuk pengurus BEM Universitas Widya Dharma Klaten,

pembaca umum, dan Universitas, serta peneitian ini dapat menjadi salah satu

(29)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Paired Sample T-Test diperoleh nilai rerata

pre-test sebesar 67,50 dan post-test sebesar 70,80, nilai t sebesar -6,492 yang

menunjukkan adanya perbedaan antara sebelum dan sesuadah diberikan

pelatihan, dari analisis data juga diperoleh nilai p sebesar 0,000, karena nilai p

< 0,05 maka hipotesis dinyatakan diterima yaitu ada peningkatan Adversity

Quotient antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan berpikir kreatif pada

pengurus BEM Universitas Widya Dharma Klaten. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan dan peningkatan Adversity Quotient antara

sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan berpikir kreatif pada pengurus BEM

Universitas Widya Dharma Klaten.

B. Saran

1. Bagi Pengurus BEM

Disarankan untuk memberikan pelaithan berpikir kreatif kepada organisasi

mahasiswa yang lain agar mahasiswa yang ikut dalam kegiatan ber organisasi

mampu memberikan suatu gagasan dalam forum ketika akan ada kegitan yang

(30)

67

2. Bagi Mahasiswa Universitas Widya Dharma

Bagi mahasiswa dapat menerapakan pelatihan berpikir kreati dalam

pemecahan masalahnya ketika berada dalam lingkungan organisasi maupun

dalam lingkungan akademik. Sehimggga kedepannya mahasiswa dapat

menjadikan bekal untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dalam

kehidupannya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian yang sama,

disarankan supaya mempertimbangkan variabel-variabel lain yang berhubungan

dengan Adversity Quotient misalnya kepemimpinan, efikasi diri, regulasi diri

dan lain-lain. Disamping itu peneliti juga bisa dairankan untuk lebih

memfokuskan salh satu aspek yang ada. Sehingga dapat ditentukan

faktor-faktor lain yang juga berperan dan mempunyai sumbangan yang paling besar

untuk meningkatkan Adversity Quotient selain pelatihan berpikir kreatif. Selain

itu, diharapkan agar menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam

penelitian sedemikian rupa agar dalam proses penelitian dapat berjalan sesuai

(31)

68

DAFTAR PUSTAKA

Adhimulya Nugraha Putra (2016). Hubungan Antara Adversity Qoutient dan EmployabilityPada Mahasiswa Tingkat Akhir.

Azwar, S. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Belajar. Azwar,S. Reliabilitas dan Validitas. Edisi 4, Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Eka Nur’aini Hidayati (2017). Efektivitas Pelatihan Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Efikasi Diri(Self Efficacy) Pada Siswa Kelas 11 Sma Muhammadiyah 1 Klaten. Skripsi. Klaten : Universitas Widya Dharma Klaten.

Eko Adi Putro. (2009). Upaya Meningkatkan Adversity Quotient Melalui Pelaksanaan Bimbingan Klasikal. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Erma Suryanii, Y. Hand Out Statistika.

Fauziyah dkk,(2013). Jurnal Pendidikan Matematika UNS: Proses Berpikir Kreatif Siswa Kelas X Dalam MemecahkanMasalah Geometri Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau Dari Adversity QuotientSiswa.

http://www.tribunnews.com/regional/2014/05/27/lagi-dua-kelompok-mahasiswa-di-malang-terlibat-bentrok,diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 18:35 WIB https://books.google.co.id/books?id=pJfgeBcKF3EC&pg=PA95&lpg=PA95&dq= seligman+ketekunan&source=bl&ots=5MhKNDhOve&sig=NNbtDN35X bp3kLanMp4BqySG6ak&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj0_ZKLz5LdAhV HXSsKHdlUBTsQ6AEwAnoECAgQAQ#v=onepage&q=seligman%20ket ekunan&f=false https://books.google.co.id/books?id=pJfgeBcKF3EC&printsec=frontcover&hl=id &authuser=0#v=onepage&q&f=false(Mengubah-Hambatan-Jadi-Peluang) M. Yunus Sb, BM Wara K, dkk, Jurnal Psikologi : Tingkat Adversity Quotient

Atlet DIY

Masfingatin, (2012) Jurnal :Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Adversity Quotient Munandar, Utami. 1999. Kreativitas & Keberbakatan : Strategi Mewujudkan

Potensi Kreatif & Bakat, Jakarta : Gramedia.

(32)

69

Pranandari, Jurnal Psikologi Universitas Gunadharma :Kecerdasan Adversitas Ditinjau Dari Pengatasan Masalah Berbasis Permasalahan Dan Emosi Pada Orangtua Tunggal Wanita.

Psikologi Eksperimen. PT Indeks Kelompok Gramedia

Reed Stephen, 2011, Kognisi Teori dan Aplikasi, Jakarta : Salemba Humanika.

Rochmana (2015). Perbedaan Strategi Coping Dalam Menghadapi Skripsi Antara Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris dan Mahasisa Program Studi Teknik Informatika Di Universitas Widya Dharma Klaten.Skripsi. Klaten : Universitas Widya Dharma Klaten.

Siswono, (2005) Jurnal FMIPA UNY : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah.

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Periode Tahun 2006-2010 (Studi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru; (2) persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa

1) Insomnia Sementara yaitu terjadi pada seseorang yang dapat tidur dengan normal, namun adanya stres sementara atau ketegangan sementara mengakibatkan orang tersebut

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afandi (2012), dalam penelitiannya “ Analisis Penggunaan Balanced scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Pengukur Kinerja (Studi Kasus

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perputaran kredit Koperasi Simpan Pinjam Bawana Artha Gedongkiwo ditinjau dari rasio likuiditas dan rentabilitas selama

Penelitian tentang efektifitas terapi musik klasik terhadap penurunan stres kerja pada perawat IGD RSUD Dr.R.Goetheng Taroenadibrata Purbalingga belum pernah

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan s