HALAMAN JUDUL
EFEKTIVITAS PELATIHAN BERPIKIR KREATIF UNTUK MENINGKATKAN ADVERSITY QUOTIENT PADA PENGURUS BEM
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Universitas Widya Dharma Klaten
Disusun oleh :
ARI WIBOWO 1461100656
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS WIDYA DHARMA
MOTTO
Kebebasan – Pilihan – Tanggung Jawab.
Ajining Diri Ana Ing Lathi, Ajining Raga Ana Ing Busana
Maka nikmat Tuhan-MU yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar- Rahman
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala Puji Bagi Allah SWT, Atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
Terimakasihku teruntuk :
Ibuku dan Bapakku tersayang,terimakasih atas segala kasih sayang serta didikan yang engkau berikan kepadaku, yang dengan segenap hati merawat, mengajar dan mendidik serta selalu memanjatkan do’a untuk anak-anaknya setelah selesai sholat
Mbak-masku yang yang telah memberikan segala bentuk sarana dan
prasarananya, terimakasihku berupa doa yang terbaik bagimu.
Keponakan lek ari (Oza, Tia, Hanif, Selva, Farhan, Maulana, yang selalu
memberikan semangat dan dukungan serta alasan yang membuat saya selalu
bahagia)
Keluarga besar Mbah Darmo dan Mbah Warno.
Teman seperjuanganku “Psikologi angkatan 2014” diajeng Sesil, Mbak Genre (Ayun), Admin Lambe Turah (Dewik), Mbak Anisa, Mbak Dika, Mbak Lisna,
Mas Gama, Bang Erpan, Lanang, Andik, Tio, dan mas gembul Rifqi.
Almamaterku
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Sempurna atas segala karunia yang senantiasa terlimpahkan
kepada setiap hambanya yang tak kenal putus asa dalam menjalani setiap ayunan
langkah dikehidupannya. Salah satu karunia dari-Nya adalah terselesaikannya
penelitian dan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu prasyarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Program Studi Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten, dengan judul “EFEKTIVITAS
PELATIHAN BERPIKIR KREATIF UNTUK MENINGKATKAN
ADVERSITY QUOTIENT PADA PENGURUS BEM UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN”. Keberhasilan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak baik berupa
dorongan, arahan dan kebutuhan data yang diperlukan.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat
dan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Triyono, M.Pd., selaku Rektor Universitas Widya Dharma
Klaten.
2. Drs. Purwo Haryono, M.Hum., selaku Wakil Rektor I Universitas
Widya Dharma Klaten yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Drs. H. Tukiyo, M.Pd, selaku Wakil Rektor II Universitas
Widya Dharma Klaten yang telah memberikan semangat dan motivasi
kepada peneliti.
4. Bapak Winarno Heru Murjito, S.Psi,M.Psi,PSik., selaku Dekan
Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten sekaligus
Pembimbing II , yang telah memberikan dukungan dan bimbingan
kepada penulis selama belajar di Fakultas Psikologi Universitas Widya
Dharma Klaten.
5. Yulinda Erma Suryani, S.Pd,M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas
viii
mendidik, mendukung serta memberi nasihat kepada penulis selama
menimba ilmu di Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma
Klaten.
6. Ibu Ummu Hany Almasitoh, S.Psi,MA selaku pembimbing I yang
telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepada semua dosen beserta stafnya di Fakultas Psikologi Universitas
Widya Dharma Klaten, yang telah membimbing saya selama masa
perkuliahan, saya ucapkan terimakasih.
8. Seluruh karyawan perpustakaan di Universitas Widya Dharma Klaten,
yang telah membantu penulis menyediakan buku-buku literatur dalam
penulisan skripsi ini.
9. Ibu, Bapak, Adik, Kakak, Budhe, Bulik, Om, Keponakan, Saudara dan
Keluarga besar mbah Warno dan mbah Darmo, terimakasih untuk
kasih sayang dan motivasi yang diberikan.
10.Rizky Prasetya selaku Presiden BEM Universitas Widya Dharma
Klaten 2018 dan pengurus BEM Universitas yang telah membantu
penelitian ini..
11.Gamaliel, fendi, Farinda yang telah membantu saya dalam penelitian
sehingga berjalan dengan baik.
12.Teman-teman seperjuangan Pengurus BEM U tahun 2017 dan Pejuang
Wacana KKN Tangkil 2017Anggita, Rima, Navira, Devlaks, Winda,
Anang, Yasinta, Fendik yang selalu saling mensupport untuk tugas
kita sebagi mahasiswa.
13.BEM Fakultas Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten.
14.Psikologi Unwidha angkatan 2014 : diajeng Sesil, Mbak Genre
(Ayun), Admin Lambe Turah (Dewik), Mbak Anisa, Mbak Dika,
Mbak Lisna, Mas Gama, Bang Erpan, Lanang, Andik, Tio, dan mas
15.Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan berkontribusi
terhadap peneliti selama ini. Terimakasih atas kepercayaan, dukungan
dan motivasinya.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan hati
Bapak, Ibu, Saudara semua. Secara khusus penulis menyampaikan
terimakasih kepada Ibu Ummu Hany Almasitoh, S.Psi,MAdan Pak
Winarno Heru Murjito, S.Psi,M.Psi,Psik disisi lain beliau sibuk dalam
tugas-tugas inti sebagai dosen pengajar namun beliau telah berkenan
menjadi pembimbing skripsi ini.
Hanya Allah SWT yang mampu untuk membalas dengan adil atas
semua kebaikan yang telah diberikan. Harapan yang sangat besar oleh
penulis adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan
terutama pendidikan psikologi, pendidikan di sekolah dan semua pihak
yang terkait. Amiin.
Klaten, Mei 2017
Hormat Saya,
Peneliti
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... .. iv
HALAMAN MOTTO ... ... . v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... .. vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... .. xv
DAFTAR GAMBAR ... ... xvi
DAFTAR TABEL ... .... xvii
ABSTRAK ... .... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas ... 12
B. Pelatihan ... 13
1. Pengertian Pelatihan... 13
2. Manfaat Pelatihan ... 13
C. BERPIKIR KREATIF ... 14
1. Pengerian Berpikir ... 14
2. Tujuan Berpikir ... ... 15
3. Pengertian Kreatif ... ... 17
4. Berpikir Kreatif... 18
5. Faktor yang mempengaruhi berpikir kreatif. ... 21
6. Ciri-ciri Berpikir Kreatif ... .... 23
7. Teknik Berpikr Kreatif ... . 25
8. Mental Block... 25
D. PELATIHAN BERPIKIR KREATIF ... ... 26
1. Teknik Berpikir Kreatif Futuristics ... 27
E. ADVERSITY QUOTIENT... ... 28
1. Pengertian Adversity Quotient... 28
2. Dimensi-dimensiAdversity Quotient. ... 29
3. Faktor yang mempengaruhiAdversity Quotient... 31
4. Tiga Tingkatan Kesulitan ... 33
5. Karakter Manusia Berdasarkan Adversity Quotient ... ..34
F. ORGANISASI ... 37
xii
H. KERANGKA FIKIR ...
39
I. HIPOTESIS ... ... 39
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ...…... . 40
B. Identifikasi Variabel ... 40
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 41
1. Pelatihan Berpikir Kreatif ... 41
2. Advrsity Qoutient ... .42
D. Subyek Penelitian ... 43
E. Desain Penelitian ………... 43
F. Metode Pengumpulan Data ... 44
1. Skala ... 44
G. Prosedur Penelitian ... 47
H. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 48
1. Uji Validitas ... 48
2. Uji Reliabilitas ... 49
I. Teknik Analisis Data ... 51
1. Uji Normalitas ... 51
2. Uji Homogenitas ... 51
3. Uji Hipotesis ...52
B. Pelaksanaan Penelitian ... ... 53
1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 54
2. Pelaksanaan Skoring Dan Tabulasi ... 54
3. Perhitungan Validitas ... 55
4. Perhitungan Reliabilitas ... 56
C. Deskripsi Data Penelitian ... ... 58
D. Uji Asumsi ... . 61
E. Pembahasan ... 64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... . 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Subyek ...72
Lampiran 2 Skala Try Out ... 76
Lampiran 3 Skala Pre Test ... 81
Lampiran 4 Skala Post Test ... 85
Lampiran 5 Data Pre Test ... 89
Lampiran 6 Data Post Test... 91
Lampiran 7 Hasil Analisis Data Penelitian ... 93
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ... 106
Lampiran 9 Materi Pelatihan Berpikir Kreatif... 110
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tiga Tingkatan Kesulitan... 33
Gambar 2.2 Kerangka Fikir... 39
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue Print Skala Adversity Quotient ... . 47
Tabel 4.1 Blue Print Skala Skala Adversity Quotient Sebelum Uji Validitas ... 56
Tabel 4.2 Blue Print Skala Skala Adversity Quotient Setelah Uji Validitas ... 57
Tabel4.3 Hasil Uji Reliabilitas... 58
Tabel 4.4 Deskripsi Data Penelitian ... 58
Tabel4.5 Kategori Skor Adversity Quotient Sebelum Diberi Pelatihan ... ... 59
Tabel4.6 Kategori Skor Adversity Quotient Setelah Diberi Pelatihan... 60
Tabel4.7 Uji Normalitas ... 61
Tabel 4.8 Uji Homogenitas ... 62
ABSTRAK
Ari Wibowo. NIM. 1461100656. Jurusan Psikologi Program Studi Psikologi Universitas Widya Dharma Klaten. 2018. Judul : Efektivitas Pelatihan Berpikir Kreatif Untuk Meningkatkan Adversity Quotient Pada Pengurus BEM Universitas Widya Dharma Klaten.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan adversity quotientpada pengurus BEM universitas Widya Dharma Klaten setelah mengikuti pelatihan berpikir kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Variabel dalam penelitian ini adalah adversity quotient. Penelitian ini dilakukan dengan subyek pengurus BEM Universitas Widya Dharma Klaten yang berjumlah 20 orang. Dari 20 orang tersebut diberi perlakuan (treatment) berupa pelatihan berpikir kreatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data pre-test dan data post-test. Dari kedua data tersebut diperoleh nilai rerata data pre-test sebesar 67,50 dan nilai rerata post-test sebesar 70,80. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode uji Paired Sample T- Testdengan nilai t sebesar -6,492. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai p (signifikansi) sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Berdasarkan dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada peningkatanadversity quotient pada pengurus BEM Universitas Widya Dharma antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan berpikir kreatif.
1 BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di
universitas, institut, maupun akademi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia
(2008),definisi mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Setelah
menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah menengah, sebagian siswa ada yang
menganggur, mencari pekerjaan, atau melanjutkan pendidikan ke tingkat
Perguruan Tinggi.
Mahasiswa merupakan peralihan dari siswa menjadi seseorang yang lebih
(Maha) dari sekedar siswa SMA. Sebagai mahasiswa terkadang di tuntut lagi
untuk lebih kritis lagi dalam pola pikir tentunya. Mahaiswa mengembangkan
pemikirannya dan softskill melalui suatu kegiatan yang ada di kampus.
Mahasiswa sebagai agent of change adalah sebuah slogan yang sering
didengar. Mahasiswa sebagai komponenterbesar dalam kampus mempunyai
peranan yang besar dalam perkembangankampus ataupun negera dengan
menyampaikan ide-ide yang membangun.Penyampaian ide-ide ini membutuhkan
suatu wadah berupa organisasi untukmendukung secara legitimasi ide-ide yang
disampaikan. Jadi antara mahasiswadengan organisasi tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
Menurut Dale (2011) organisasi adalah suatu proses perencanaan yang
meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola
2
sebagai wadah penyalur aspirasi atau ide-ide. Penyaluran aspirasi atau ide
berbeda-beda sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Ada yang menyalurkannya melalui kegiatan seni, kegiatan
olahraga, kegiatan keagamaan, ataupun kegiatan keilmuan (kelompok belajar).
Salah satu kelengkapan organisasi adalah adanya suatu kepengurusan.
Kepengurusandalam arti luas adalah mencakup jabatan sebagai pengurus itu
sendiri, kemudian jabatan sebagai birokrat, pemeriksa, dan pengawas(karena
birokrat,pemeriksa dan pengawas haruslah berasal dari jajaran
pengurus).Sedangkan pengurus dalam arti sempit, yang hanya mencakup jabatan
sebagai pengurus itu sendiri atau operator system dalam organisasi.
Pengurus bukanlah sebuah kelompok tersendiri dalam organisasi, tapi
mereka adalah bagian dari organisasi.Bisa dikatakan bahwa kepengurusan
merupakan anggota perkumpulan yang ditunjuk sebagai orang yang mengurusi
organisasi,serta orang-orang yang dapat menjalankan tugas dan fungsi pokok di
masing- masing kepengurusan.
Dalam suatu kepengurusan organisasi terdiri dari banyak unsur mahasiswa
yang berbeda,sehingga menimbulkan banyak perbedaan pendapat yang beragam
yang membuat organisasi tersebut terhambat dalam menjalankan visi dan misinya.
Perbedaan pendapat dan ide-ide yang sering muncul membuat adanya tantangan
yang harus di hadapi setiap kepengurusan untuk menemukan solusi permasalahan
tersebut, sehingga setiap individu perlu meningkatkan kecerdasaan dalam
3
Adversity quotient merupakan bentuk kecerdasan yang melatarbelakangi
kesuksesan sesorang dalam menghadapi sebuah tantangan disaaat terjadi kesulitan
atau kegagalan. Individu yang mengalami hal tersebut di karenakan kendali diri,
asal-usul dan pengakuan diri, jangkauan, serta daya tahan yang kuranng kuat
dalam menghadapi kesullitan dan permasalahan yang dirasa cukup sulit dalam
hidupnya, biasanya berakhir dengan kegagalan sehingga menjadi individu yang
tidak kreatif dan kurang produktif.
Menurut Stoltz (1997)untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan dalam
segala bidang tidak hanya dibutuhkan kecerdasan intelektual (IQ) dan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (EQ), tetapi juga
membutuhkan Adversity Quotient (AQ) yang merupakan kemampuan seseorang
untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Oleh karena itu dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan tersebut mahasiswa membutuhkan Adversity Quotient yang
tinggi.
Adversity Quotient tinggi mengisyaratkan ketahanan seseorang dalam
memperjuangkan dan mengatasi kesulitan dalam hidupnya. Sedangkan
AdversityQuotient rendah mengisyaratkan seseorang yang mudah menyerah dan
putus asa saat berhadapan dengan kesulitan (Stoltz, 1997). Bagaimana seseorang
mengatasi kesulitannya merupakan cerminan dari Adversity Quotient, karena
Adversity Quotient merupakan pola respon seseorang dalam bertingkah laku yang
cenderung menetap,sehingga responnya akan cenderung sama apabila berhadapan
4
Ali (2010) menyatakan bahwa: “Human beings face a multiple
dimensional problems in their lives and they try to solve these problems in a
particular way in the light of their previously gained knowledge and experiences.
In this regard it is essential for the students to be prepared for future or near
future challenges by facing real life, or real like, problems in their learning
environment, and finding appropriate solution of these problems”. Manusia
menghadapi permasalahan-permasalahan dari beberapa dimensi dalam kehidupan
mereka dan mereka mencoba untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka sebelumnya. Dalam hal ini,
merupakan hal yang penting bagi para siswa untuk mempersiapkan masa depan
atau tantangan-tantangan masa depan dengan menghadapi kenyataan hidup, atau
sesuatu yang nyata, seperti permasalahan dalam lingkungan belajar mereka.
Dalam penelitian Yurika dkk (2014) banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat AQ seseorang. Faktor- faktor yang mempengaruhi AQ seseorang terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu genetik, keyakinan,
bakat, hasrat, pola asuh orang tua dan kesehatan. Faktor eksternal yaitu
lingkungan dan pendidikan. Faktor pendidikan dibagi lagi menjadi beberapa
faktor, salah satunya adalah mengikuti organisasi. Dalam penelitiannya
menjelaskan “pengalaman berorganisasi berpengaruh 11,9% terhadap AQ.
Semakin tinggi pengalaman berorganisasi seseorang maka semakin tinggi tingkat
AQ orang tersebut. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 103 mahasiswa
angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau, didapatkan AQ mahasiswa
5
berjumlah 73 orang (70,9%) dan AQ rendah berjumlah 15 orang (14,6%). Dari
hasil tersebut terlihat bahwa AQ angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas
Riau rata-rata berada pada rentang sedang”.
Luthans (2008), menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan norma
dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota
organisasi akan berperilaku sesuai dengan dengan budaya yang berlaku agar
diterima oleh lingkungannya, terutama dalam hal: 1) sensetivitas terhadap
kebutuhan pelanggan dan tenaga kerja, 2) kebebasan atau ketertarikan para
anggota untuk memberikan ide-ide baru, 3) kemauan untuk menerima resiko yang
mungkin terjadi, dan 4) keterbukaan untuk melakukan komunikasi secara bebas
dan bertanggung jawab.
Dalam organisasi sering kita jumpai bahwa setiap pengurus memiliki
perbedaan yang sangat jelas baik pemikiran, kepribadian, karakter, atau bahakan
usia. Hal ini sering di jadikan permasalahan pada seriap organisasi yang bisa
menghambat kinerja organisasi tersebut. Sehingga hal ini dapat menimbulkan
suatu permasalahan antar pengurus yang bisa menimbulkan konflik baik dalam
organisasi maupun luar organisasi dikampus.
Suatu konflik atau permasalahan bisa terjadi karena perbedaaan
kelompok-kelompok tertentu yang berada di lingkup kampus, seperti kasus mahasiswa di
kota Malang tahun 2014, konflik yang terjadi selama satu hari (26/06/2014
-27/06/2014) di wilayah Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur, konflik yang terjadi melibatkan kelompok mahasiswa Ambon dan
6
asal Sumba hilang kesadaran atau mabuk dan menggoda atau menyinggung teman
wanita mahasiswa asal Ambon. Konflik yang terjadi pada mulanya hanya
melibatkan beberapa mahasiswa Sumba dan Ambon yang beradu argumen, tapi
tidak lama merambat pada kelompok masing-masing sehingga melibatkan ratusan
mahasiswa. Akibat dari konflik yang terjadi salah satu mahasiswa asal Sumba
mengalami luka bacok.
(http://www.tribunnews.com/regional/2014/05/27/lagi-dua-kelompok-mahasiswa-di-malang-terlibat-bentrok,diakses pada tanggal 27
Maret 2017, pukul 18:35 WIB)
Permasalahan yang terjadi pada mahasiswa sering kali muncul dan perlu
diselesaikan dengan bijaksana dan sesuai dengan pedoman atau aturan yang ada
pada organisasi kampus. Menurut Newell dan Simon (1997) menjelaskan ciri-ciri
umum dalam pemecahan masalah yang dipengaruhi (1) Kemampuan mengolah
informasi yang di tetapkan oleh memori jangka pendek dan memori jangka
panjang, (2) struktur masalah dan efeknya dalam mencari solusi, serta (3)
efektivitsa srategi yang berbeda informasi, sehingga dalam penyelesaian maasalah
diperlukan pemikiran yang sesuai untuk permasalahan yang sedang terjadi.
Menurut Siswono (2007) dalam Saefudin (2011) proses berpikir adalah
suatu proses yang dimulai dengan menerima data, mengolah dan menyimpannya
dalam ingatan serta selanjutnya mengambil kembali dari ingatan saat dibutuhkan
untuk pengolahan selanjutnya. Dalam proses berpikir terjadi pengolahan antara
informasi yang masuk dengan skema (struktur kognitif) yang ada di dalam otak
7
adaptasi melalui proses asimilasi atau akomodasi, sehingga akan muncul suatu
kreativitas dan yang di peroleh dari pemikiran yang kreatif.
Kreativitas sering kali dianggap sebagai sesuatu keterampilan
yangdidasarkan pada bakat alam, di mana hanya mereka yang berbakat saja yang
bisa menjadi kreatif. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, walaupun memang
dalam kenyataannya terlihat bahwa orang-orang tertentu memiliki kemampuan
untuk menciptakan ide-ide baru dengan cepat dan beragam. Namun
demikian,sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki
semua orang.
Evans (1991) menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas
mental untuk membuat hubungan-hubungan(conections)yang terus menerus
(kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang benar atau sampai seseorang itu
menyerah. Asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu melalui
pemikiran yang analogis. Asosiasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Jadi, berpikir
kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan dan menciptakan
hubungan-hubungan tersendiri. Pengertian ini menunujukkan bahwa berpikir
kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan kombinasi yang belum
dikenal sebelumnya.
Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif seseorang ditunjukkan
melalui produk pemikiran atau kreativitasnya menghasilkan sesuatu yang baru.
Munandar (1999) menunjukkan indikasi berpikir kreatif dalam definisinya bahwa
“kreativitas (berpikir kreatif) adalah kemampuan menemukan banyak
8
ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban”. Pengertian ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif seseorang semakin tinggi, jika ia mampu
menunujukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Semua
jawaban itu harus sesuai dengan masalah dan tepat, selain itu jawaban bervariasi.
Dalam hal ini setiap individu yang memberikan jawaban akan menunjukan
tingkat adversity quotientnya, Stoltz (1997) mengelompokkan orang dalam 3
kategori AQ, yaitu: quitter (AQ rendah), camper (AQ sedang), dan climber (AQ
tinggi). Quitters merupakan kelompok orang yang kurang memiliki kemauan
untuk menerima tantangan dalam hidupnya. Campers merupakan kelompok orang
yang sudah memiliki kemauan untuk berusaha menghadapi masalah dan
tantangan yang ada, namun mereka berhenti karena merasa sudah tidak mampu
lagi. Sedangkan Climbers merupakan kelompok orang yang memilih untuk terus
bertahan untuk berjuang menghadapi berbagai macam hal yang akan terus
menerjang, baik itu dapat berupa masalah, tantangan, hambatan, serta hal – hal lain yang terus didapat setiap harinya.
Universitas Widya Dharma Klaten merupakan salah satu kampus yang
juga memiliki banyak kegiatas mahasiswa, yang terdiri UKM (Unit Kegiaan
Mahasiswa), HMP/HMJ (Himpunan Mahasiswa Prodi/Jurusan), dan BEM (Badan
Eksekutif Mahasiswa) di tingkat Fakultas dan Universitas. Kegiatan mahasiswa
tersebut di naungi dalam sebuah wadah organisasi, yang mana setiap organisasi
tersebut memiliki pengurus.
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Merupakan organisasi
9
pernah lepas dari permasalahn baik dari internal maupun eksternal. Sebagai
organisasi tertinggi BEM juga di haruskan memiliki kemampuan menyelasaikan
permasalahan yang ada di BEM Universitas sendiri, bahkan membantu di BEM
Fakultas, UKM atau bahkan di HMP/HMJ. Sehingga sebagai pengurus BEM
Universitas dituntut untuk memiliki kemampuan adversity quotient yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengurus BEM Universitas yang
berada di Universitas Widya Dharma Klaten, yang berjumlah 20 orang, setengah
dari jumlah pengurus mengatakan mengatakan mereka kurang yakin dapat
menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam organisasinya karena mereka
menganggap adanya perbandingan dari masa kepengurusan dengan tahun
sebelumnya yang sangat sulit diatasi. Selain itu ada pula konflik antar pengurus
yang berbeda angakatan, komunikasi yang kurang harmonis dalam satu organisasi
tersebut. Sedangkan beberapa pengurus BEM yang lain juga beranggapan bahwa
permasalahan itu sering terjadi dan penanganannya hanya sesuai prosedur saja,
sehingga mereka beranggapan permasalahan itu merupakan permasalahan yang
akan sering muncul dari tahun ke tahun.
Melihat sering terjadinya permasalahan yang di alami oleh pengurus BEM
Universitas dan yang terjadi hampir tiap tahun ke tahun selalu sama, dan
penangan permasalahan tersebut juga sama, maka peneliti ingin mengadakan
pelatihan berpikir kreatif pada pengurus BEM, untuk meningkatkan adversity
quotient tiap pengurus sehingga mereka mampu untuk menemukan solusi terbaik
10
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Efektivitas Pelatihan Berfikr Kreatif Untuk
Meningkatkan Adversity Quetient pada Pengurus BEM Universitas Widya
Dharma Klaten”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang
ingin dikemukakan peneliti dalam penelitian ini adalah apakah pelatihan berpikir
kreatif dapat meningkatkan adversity quetient pada pengurus BEM Universitas
Widya Dharma Klaten?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan berpikir
kreatif untuk meningkatkan adversity quetient pada pengurus BEM Universitas
11
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan di ruang
lingkuppsikologi organisasiterutama mengenai berpikir kreatif danmampu
meningkatkankemampuan adversity quotientdalam berorganisasi, sehingga dapat
menjadi bahan
informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi dan dapat
memberikan pemahaman mengenai pelatihan berpikir kreatif untuk meningkatkan
adersity quotient baik untuk pengurus BEM Universitas Widya Dharma Klaten,
pembaca umum, dan Universitas, serta peneitian ini dapat menjadi salah satu
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Paired Sample T-Test diperoleh nilai rerata
pre-test sebesar 67,50 dan post-test sebesar 70,80, nilai t sebesar -6,492 yang
menunjukkan adanya perbedaan antara sebelum dan sesuadah diberikan
pelatihan, dari analisis data juga diperoleh nilai p sebesar 0,000, karena nilai p
< 0,05 maka hipotesis dinyatakan diterima yaitu ada peningkatan Adversity
Quotient antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan berpikir kreatif pada
pengurus BEM Universitas Widya Dharma Klaten. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan dan peningkatan Adversity Quotient antara
sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan berpikir kreatif pada pengurus BEM
Universitas Widya Dharma Klaten.
B. Saran
1. Bagi Pengurus BEM
Disarankan untuk memberikan pelaithan berpikir kreatif kepada organisasi
mahasiswa yang lain agar mahasiswa yang ikut dalam kegiatan ber organisasi
mampu memberikan suatu gagasan dalam forum ketika akan ada kegitan yang
67
2. Bagi Mahasiswa Universitas Widya Dharma
Bagi mahasiswa dapat menerapakan pelatihan berpikir kreati dalam
pemecahan masalahnya ketika berada dalam lingkungan organisasi maupun
dalam lingkungan akademik. Sehimggga kedepannya mahasiswa dapat
menjadikan bekal untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dalam
kehidupannya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian yang sama,
disarankan supaya mempertimbangkan variabel-variabel lain yang berhubungan
dengan Adversity Quotient misalnya kepemimpinan, efikasi diri, regulasi diri
dan lain-lain. Disamping itu peneliti juga bisa dairankan untuk lebih
memfokuskan salh satu aspek yang ada. Sehingga dapat ditentukan
faktor-faktor lain yang juga berperan dan mempunyai sumbangan yang paling besar
untuk meningkatkan Adversity Quotient selain pelatihan berpikir kreatif. Selain
itu, diharapkan agar menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
penelitian sedemikian rupa agar dalam proses penelitian dapat berjalan sesuai
68
DAFTAR PUSTAKA
Adhimulya Nugraha Putra (2016). Hubungan Antara Adversity Qoutient dan EmployabilityPada Mahasiswa Tingkat Akhir.
Azwar, S. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Belajar. Azwar,S. Reliabilitas dan Validitas. Edisi 4, Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Eka Nur’aini Hidayati (2017). Efektivitas Pelatihan Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Efikasi Diri(Self Efficacy) Pada Siswa Kelas 11 Sma Muhammadiyah 1 Klaten. Skripsi. Klaten : Universitas Widya Dharma Klaten.
Eko Adi Putro. (2009). Upaya Meningkatkan Adversity Quotient Melalui Pelaksanaan Bimbingan Klasikal. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Erma Suryanii, Y. Hand Out Statistika.
Fauziyah dkk,(2013). Jurnal Pendidikan Matematika UNS: Proses Berpikir Kreatif Siswa Kelas X Dalam MemecahkanMasalah Geometri Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau Dari Adversity QuotientSiswa.
http://www.tribunnews.com/regional/2014/05/27/lagi-dua-kelompok-mahasiswa-di-malang-terlibat-bentrok,diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 18:35 WIB https://books.google.co.id/books?id=pJfgeBcKF3EC&pg=PA95&lpg=PA95&dq= seligman+ketekunan&source=bl&ots=5MhKNDhOve&sig=NNbtDN35X bp3kLanMp4BqySG6ak&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj0_ZKLz5LdAhV HXSsKHdlUBTsQ6AEwAnoECAgQAQ#v=onepage&q=seligman%20ket ekunan&f=false https://books.google.co.id/books?id=pJfgeBcKF3EC&printsec=frontcover&hl=id &authuser=0#v=onepage&q&f=false(Mengubah-Hambatan-Jadi-Peluang) M. Yunus Sb, BM Wara K, dkk, Jurnal Psikologi : Tingkat Adversity Quotient
Atlet DIY
Masfingatin, (2012) Jurnal :Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Adversity Quotient Munandar, Utami. 1999. Kreativitas & Keberbakatan : Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif & Bakat, Jakarta : Gramedia.
69
Pranandari, Jurnal Psikologi Universitas Gunadharma :Kecerdasan Adversitas Ditinjau Dari Pengatasan Masalah Berbasis Permasalahan Dan Emosi Pada Orangtua Tunggal Wanita.
Psikologi Eksperimen. PT Indeks Kelompok Gramedia
Reed Stephen, 2011, Kognisi Teori dan Aplikasi, Jakarta : Salemba Humanika.
Rochmana (2015). Perbedaan Strategi Coping Dalam Menghadapi Skripsi Antara Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris dan Mahasisa Program Studi Teknik Informatika Di Universitas Widya Dharma Klaten.Skripsi. Klaten : Universitas Widya Dharma Klaten.
Siswono, (2005) Jurnal FMIPA UNY : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah.