BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan
berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi, dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dewasa ini yang masih
menjadi pembicaraan hangat dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu. Menyadari hal tersebut, maka
pemerintah bersama para ahli pendidikan berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan. Upaya pembaruan pendidikan telah banyak dilakukan oleh pemerintah, diantaranya melalui seminar, loka karya dan pelatihan-pelatihan
dalam hal pemantapan materi pelajaran serta modifikasi metode pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu misalnya IPA, IPS, , Bahasa Indonesia, dan
lain-lain.
Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, seperti kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan
bekerja keras, mandiri, jujur, disiplin, memiliki sikap sosial yang baik, serta berbagai keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi
pendidikan dapat dimaknai sebagai sebuah proses pengubahan tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu
tetapi ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh hingga anak menjadi lebih dewasa dan memiliki kecakapan
hidup.
Sekolah merupakan lingkungan yang sengaja didesain untuk membina
siswa untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannya dikemudian hari. SD Negeri 03 Cibangkong merupakan sekolah dasar yang terletak di Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen Kabupaten
Banyumas. Proses pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 03 Cibangkong telah berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
telah dibuat oleh sekolah tersebut.
Pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 03 Cibangkong dilaksanakan dengan metode yang monoton yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan.
Guru berperan sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan siswa pun terlihat bosan terhadap kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif dan hasil belajar IPA pun menjadi rendah.
Di Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA ada materi yang memuat
kompetensi dasar pesawat sederhana. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA masih rendah, hal ini terbukti dari hasil evaluasi di SD Negeri
03 Cibangkong masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Dari 22 siswa kelas V SD Negeri 03 Cibangkong ada 13 siswa yang nilainya di bawah KKM. Di SD Negeri 03 Cibangkong nilai KKM yang ditetapkan adalah 59.
2012/2013 semester II SD Negeri 03 Cibangkong. Di samping nilai siswa yang masih rendah, sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat tidak
semangat, bahkan ada beberapa siswa yang bercerita sendiri saat guru menyampaikan materi. Dapat diartikan bahwa motivasi belajar siswa di SD
Negeri 03 Cibangkong masih rendah.
Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan menggunakan langkah-langkah yang praktis dan harus segera ditemukan metode yang tepat agar dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas
adalah dengan model pembelajaran cooperatif learning tipe jigsaw.
Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan di Kelas V SD Negeri 03 Cibangkong yaitu hanya menggunakan metode ceramaholeh guru yaitu
dengan cara menjelaskan materi dari buku paket dan buku-buku latihan yang tersedia di sekolah, padahal banyak hal di lingkungan sekitar yang dapat
digunakan sebagai sumber belajar. Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran hanya duduk diam memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru, kemudian siswa mengerjakan soal yang ada pada buku. Hal ini
menggambarkan suasana pembelajaran yang membuat siswa jenuh dan tidak termotivasi dalam proses pembelajaran.
Memperhatikan hal tersebut, agar siswa dapat mencapai hasil belajarIPA yang lebih baik, proses pembelajaran di kelas harus lebih ditingkatkan dan ditunjang dengan cara penyampaian materi atau metode
metode yang sesuaiakan membawa pengaruh yang positif dalam belajar siswa, baik dari intern siswa terhadap pelajaran maupun terhadap prestasi belajarnya.
Begitu pula tentang cara penyampaian materi IPA pada siswa, ketika guru menyampaikan materi dengan baik maka akan berpengaruh baik juga dalam
prestasi belajar siswa.
Pembelajaran IPA dikelas V dengan menggunakan metode ceramah sebenarnya masih kurang efektif dan kurang mencapai prestasi belajar yang
optimal. Pelajaran IPA akan lebih efektif dan akan membuat siswa aktif jika menggunakan kombinasi antara metode yang sudah dilaksanakan (ceramah,
penugasan, dan tanya jawab) dengan model pembelajaran coooperatve learning.
Cooperative Learning adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa
dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Agar kelompok bisa bekerja secara efektif dalam poses pembelajaran gotong
royong, masing-masing anggota kelompok perlu mempunyai semangat gotong royong. Semangat gotong royong ini bisa dirasakan dengan membina niat dan kiat siswa dalam bekerja sama dengan siswa-siswa lainnya.
Dalam penggunaan model pembelajaran coooperatve learning melibatkan aktivitas siswa yang cukup tinggi, membangun kerjasama antar
siswa, melatih siswa bertanggungjawab sehingga beban materi dan tugas yang berat menjadi lebih ringan dan mudah. Metode cooperatif learning sangat dimungkinkan siswa menemukan konsep sendiri, memperoleh pemahaman
Banyak tipe dalam model pembelajaran cooperative learning yang dikembangkan oleh para ahli antara lain tipe : STAD, TPS, NHT, Jigsaw dan
banyak tipe lainnya. Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan yaitu mengambil satu tipe pembelajaran model cooperative learning yaitu tipe
Jigsaw. Inti dari Tipe Jigsaw ini adalah guru menyampaikan suatu materi kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat sampai enam siswa (heterogen) untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan
oleh guru.
Alasan dalam memilih model pembelajaran coooperative learning tipe
jigsaw dalam penelitian yang akan dilakukan karena proses pembelajaran ini dilakukan dari sesuatu yang bersifat sederhana namun bermakna, yaitu guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam kelompok atau tim
mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi tersebut. Setelah itu seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut,
dan pada saat tes mereka tidak dapat saling membantu. Poin setiap anggota tim selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan skor kelompok. Tim yang mencapai kriteria tertentu diberikan sertifikat atau ganjaran yang lain. Dengan
menggunakan model pembelajaran coooperatve learning tipe jigsaw diharapkan dalam belajar IPA, pembelajaran akan menjadi lebih menarik,
Konsep model pembelajaran coooperative learning mengacu pada proses pembelajarannya memfokuskan pada aktivitas siswa secara individual,
menemukan dan mentranformasikan informasi secara kompleks. Jigsaw merupakan salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning yang
dalam proses pembelajarannya mengutamakan kerja kelompok dan interaksi setiap anggota kelompok. Ciri khas model pembelajaran tipe jigsaw dibentuk kelompok asal dan kelompok atau tim ahli.Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar yang diharapkan, pada akhir Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus dilakukan tes akhir sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam
menyerap bahan ajar dan tolak ukur bagi keberhasilan guru dalam melaksankan KBM.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 03 Cibangkong?
2. Apakah melalui model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 03 Cibangkong Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran IPA tentang
Materi Pesawat Sederhana melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw di kelas V SD Negeri 03 Cibangkong.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswapada mata pelajaran IPA tentang
materi pesawat sederhana melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw di kelas V SD Negeri 03 Cibangkong.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan mendapatkan
teori baru tentang metode meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran lain melalui model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw.
b. Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, yang menggunakan
c. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Siswa dapat memperoleh pembelajaran IPA yang lebih menarik
dan menyenangkan, siswa yang mengalami kesulitan belajar juga
dapat diminimalkan sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA.
2) Siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi dengan
penerapan strategi yang dimiliki.
3) Siswa akan lebih kreatif dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dengan berbagai strategi yang dimiliki b. Manfaat bagi guru
1) Guru dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian
tindakan kelas dan meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran.
2) Dapat memberi sumbangan informasi, pengetahuan, dan
pengalaman tentang upaya peningkatan motivasi dan prestasi
c. Manfaat bagi sekolah
1) Dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah dalam usaha
perbaikan dan proses pembelajaran para guru untuk merencanakan dan mengambil kebijakan mengenai penggunaan
metode pembelajaran yang tepat sehingga mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat.
2) Menjadi acuan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar IPA di
sekolah.
3) Dengan adanya hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
menambah koleksi bacaan di perpustakaan. d. Manfaat bagi peneliti
Mengaplikasikan gagasan yang dimiliki untuk peningkatan kualitas