• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA “KOTAK AKU BISA PINTERR” DI KB NATURA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA “KOTAK AKU BISA PINTERR” DI KB NATURA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL

MELALUI MEDIA “KOTAK AKU BISA PINTERR”

DI KB NATURA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN

2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

SITI ASYIYAH

NIM 11614010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

بسنبلا ملعتب ملعلا

ILMU ITU DIDAPAT DENGAN BELAJAR, TIDAK DENGAN

NASAB(KETURUNAN)

(Mauidhoh)

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Keluarga besar Bapak Sumono dan Bapak Hisom (Almarhum) yang senantiasa mendo'akan, yang telah memberikan dukungan spiritual dan kasih sayang.

2. Mbah Uti sama Mbah Kakungku (Almarhum/almarhumah) dan Pakde Margono yang dari kecil mengasuh saya, dan mendidik saya

3. Emak Mertua Ibu Hj Sutirah yang senantiasa mendukung dan mendoakanku.

4. Suamiku tercinta Nasikun S.Pd yang telah memberi dukungan spiritual, material dan kasih sayang yang tak henti-hentinya menyemangatiku dan selalu mendoakanku.

5. Buah hatiku tercinta Ratna cahyaning Tyas yang senantiasa menjadi sumber penyemangatku.

6. Kakak dan adik-adik semua yang selalu mendukung

7. Temanku mbak Niswa dan Deddi yang selalu hadir didalam kehidupanku didalam suka maupun duka

8. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi.

9. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Pengembangan Sikap Sosial Emosional melalui Media “Kotak Aku Bisa Pinterr” di KB Natura Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 telah selesai.

Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Program Studi di Pendidikan Islam Anak Usia Dini

4. Bapak M.Agung Hidayatulloh, S.S.,M.Pd.I. selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar membimbing, serta mengorbankan waktu, tenaga seta fikiran untuk membimbing penulisan Skripsi hingga akhir.

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

(8)

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman Amin.

Salatiga, 29 Agustus 2018 Penulis

(9)

ABSTRAK

Asyiyah, Siti. 2018 “Pengembangan Sikap Sosial Emosional melalui Media Kotak Aku Bisa Pinterr di KB Natura Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Fakultas Tarbiyah dan ILmu keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Agung Hidayatulloh, S.S. M.Pd.I.

Kata kunci: Sikap Sosial Emosional, Media Pembelajaran, Strategi yang menarik Banyak realita yang terjadi di KB Natura antara lainbanyak terjadinya kesulitan kesulitan yang di alami para pendidik dalam pembentukan sikap pada anak usia 4-5 tahun. Perkembangan anak yang kurang optimal, masih banyaknya anak yang membawa makanan yang kurang sehat dan pembuangan sampah sembarangan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan sikap sosial emosional melalui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” pada anak usia dini di KB Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi anak, dokumentasi, serta tes.

(10)

DAFTAR ISI

H. Sistematika Penulisan... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 19

B. Kajian Materi Penelitian ... 41

C. Kajian Pustaka ... 53

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian………... 59

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ... 72

1.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I... 72

(11)

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus ... 87

1. Ketentuan Penelitian ... 87

2. Deskripsi Siklus I ... 89

3. Deskripsi Siklus II ... 93

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….. 100

B. Saran ... 100 DaftarPustaka

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 6 Catatan Lapangan

Lampiran 7 SKK

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa usia dini adalah usia emas dalam pembentukan sikap anak. Ibarat lahan potensial pada masa inilah orang tua dan pendidik menabur benih pembiasaan sikap yang baik, Agar kelak berbuah karakter yang kuat ketika mereka tumbuh besar nanti. Sebaliknya apabila lahan potensi dibiarkan tandus tanpa stimulasi, pembiasaan dan yang seperti yang dikatakan olh Soetarno (1989 : 3.13). Secara umum ada tiga faktor penentu dalam pembentukan pola sikap anak, yaitu pola asuh keluarga, pendidikan di sekolah dan pengaruh lingkungan. Realitas yang sering terjadi kebiasaan yang terbentuk dari rumah berbeda dengan pola pembiasaan di sekolah. Perbedaan pola asuh dan pembiasaan membuat anak sulit memahami aturan dan bersikap tidak konsisten.

(14)

agresifitas, perilaku anarkis, dan gangguan emosi lain yang semakin meningkat.

Anak sebagai generasi penerus perlu di bekali kemampuan untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang di miliki dan meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada.

Guru dan orang tua sebagai orang dewasa di sekitar anak, memegang peranan penting dalam mengoptimalkan potensi anak, baik fisik, kognitif, spiritual maupun emosional. Periode anak merupakan tahap awal kehidupan individu yang akan menentukan sikap, nilai, perilaku, dan kepribadian individu di masa depan. Ironisnya, perhatian terhadap pentingnya periode usia dini sebagai masa kritis bagi tumbuh kembang anak khususnya sebagai masa kritis perkembangan emosi di Indonesia belum optimal. Hal ini dapat diamati dari rendahnya stimulasi emosi yang di berikan pada anak usia dini, keterbatasan kemampuan pendidik anak usia dini dan orang tua dalam memberi rangsangan emosi bagi anak, dan keterbatasan sumber referensi tentang stimulasi emosi, merupakan salah satu kendala kurang optimalnya pemberian rangsangan emosi pada anak.

(15)

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolh, dan mengontrol emosi agar anak mampu merespons secara positif setip kondisi yang merangsang munculny emosi-ini. (Riana Mashar, 2011 : 60).

Emosi memainkan peranan kritis dalam munculnya psikopatologi atau gangguan psikis pada individu.Berbagai gangguan psikis memiliki akar utama terkait dengan ekspresi atau regulasi emosi.Diminished affectivity, perasaan yang tidak tepat (inappropriate affect),dan emosi yang tidak terkontrol merupakan tanda-tanda emosi yang terganggu. (Riana Mashar, 2011 : 16).

(16)

pembiasaan di sekolah.Perbedaan pola asuh dan pembiasaan membuat anak sulit memahami emosinya dan bersikap tidak konsisten.

(17)

yang di biasakan. Selain strategi dan penggunaan media yang belum efektif, pendidik dan orang tua sering mengabaikan faktor keteladanan.

Lembaga Pendidikan anak usia dini diharapkan menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk sikap dan karakter anak usia dini. Kurikulum PAUD 2013 menempatkan pengembangan sikap sebagai komponen yang harus direncanakan secara lebih matang dan mendalam, bukan sekedar dampak ikutan dari pengembangan pengetauan dan ketrampilan. Dalam implementasinya pembentukan sikap dikembangkan dalam kegiatan yang bersifat rutin (pembiasaan) dan kegiatan yang bersifat terstuktur. Pembiasaan dalam kegiatan rutin di buat dalam standar Operasional Prosedur atau SOP. Sementara dalam kegiatan terstuktur pembentukan sikap harus dimasukkan dalam rencana pembelajaran baik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

Dari paparan diatas sehingga dipilihlah judul, “PENGEMBANGAN

SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA KOTAK AKU BISA PINTERR USIA 4-5 DI KB NATURA KOTA SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah

(18)

emosional pada anak usia4-5 tahun di KB Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini, yaitu: Untuk mengetahui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” dapat meningkatkan sikap sosial emosional pada anak usia 4-5 Tahun di KB Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.

D. Hipotesis Tindakan

Menurut Bambang Dwiloka (2012:29) menyatakan bahwa hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini yaitu:“ ADA PERKEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA “KOTAK AKU BISA PINTERR” USIA 4-5 TAHUN DI KB NATURA TAHUN PELAJARAN 2018/2019” E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu:

(19)

b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya upaya mengembangkan sikap sosial emosional melalui media kotak aku bisa pinterr pada anak usia dini. c. Bagi guru PAUD, guru dapat menambah wawasan betapa

pentingnya memahami karakteristik anak sehingga dapat

menentukan media pembelajaran yang tepat yaitu dengan media

kotak aku bisa pinterr.

d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang

menyenangkan untuk anak didik.

2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu:

a. Bagi guru

Guru adalah teladan dan orang tua anak di sekolah, hendaknya guru dapat mengembangkan sosial emosional (disiplin) pada anak dengan baik dan menjadi teladan sehari-hari bagi anak didik.

b. Bagi sekolah

(20)

F. Definisi Operasioal

1. Pengertian Sikap Sosial Emosional

Perkembangan emosi anak behubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia pra sekolah lebih rinci. Anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka.

Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hamper keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu.

Tidak setiap anak berhasil melewati tugas perkembangan social emosional pada usia dini, sehingga berbagai kendala dapat saja terjadi. Sebagai pendidik sepatutnyalah untuk memahami perkembangan social emosional anak sebagai bekal dalam memberikan bimbingan terhadap anak agar mereka dapat mengembangkan kemampuan sosial dan emosinya dengan baik. Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini :

a. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan.

(21)

c. Marah, yaitu perasaan tidak senang baik terhadap orang lain, diri sendiri, maupun objek tertentu.

d. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang orang yang disayanginya.

e. Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman karena terpenuhi keinginannya.

f. Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan perhatian dan perlindungan kepada orang lain.

g. Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu ditakutinya.

h. Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal tentang objek yang ada disekitarnya.

Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya hasil dari kematangan.Perkembangan sosial anak diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon terhadap dirinya.

(22)

2. Pengertian Media Kotak “Aku Bisa Pinterr”

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab,

media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran yang bernama “Kotak Aku Bisa Pinterr” pemilihan akronim ini mengandung beberapa nilai filosofi yaitu :

1. Kotak adalah benda yang digunakan anak untuk menyimpan sesuatu seperti : makanan, minuman, peralatan sekolah. Kotak yang digunakan dalam karya ini menggunakan loker untuk menyimpan kartu reward dan punishment. Adapun warna yang di gunakan adalah warna hijau dan merah. Pemilihan warna mengambil filosofi lampu lalu lintas.Warna hijau digunakan untuk menyiman Reward (di simbolkan dengan emoticon

(23)

yang kuat. Sementara simbol warna merah artinya berhenti, (punishment) untuk sikap negative harus di stop, di hentikan tentunya dengan sikap kasih sayang.

2. AKU BISA mengandung arti anak bisa melakukan sesuatu dengan segala potensi yang dimiliki serta sumber belajar yang mendukung. Aku bisa juga mengandung arti aku terbiasa bersikap baik.

3. PINTERR dalam bahasa jawa artinya pandai. Dengan media ini

anak dapat memperoleh Pengetahuan, dapat memainkan, Terbiasa bersikap baik, Reward mendapat penghargaan

terhadap sikap baik yang dimiliki anak.

Strategi dan media ini dipilih agar program pembiasaan ini menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak, bahwa anak belajar melalui bermain dan memiliki tahapan perkembangan kecakapan hidup dan pembentukan karakter yaitu pembiasaan sikap positif, pembiasaan menaruh barang pada tempatnya, pembiasaan pengenalan emosi atau perasaan. Melalui strategi dan media kotak aku bisa pinterr ini anak juga diajarkan untuk memecahkan masalah dan belajar mengambil keputusan.

(24)

Reward). Melalui “Kotak Aku Bisa Pinterr” anak-anak terpola

dalam kebiasaan dan keteladanan dalam suasana menyenangkan. Anak terbiasa memecahkan masalah sehari-hari dan anak mampu mangambil keputusan.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Acep Yoni (2012:7) Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi.

(25)

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut Yonny, (2012:42168) menjabarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (Yonny, 2012:168)

Model Penelitian yang digunakan adalah model Kemmes dan Mc. Taggart, yaitu model spiral (Wardani 2012 : 2.4). Dimana dalam model spiral ini terdiri dari 2 Siklus dan dari setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi.

Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan

(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

(26)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok usia 4-5 Tahun KB Natura yang berlokasi di wiroyudan Rt02/06 Kelurahan Tingkir Tengah, kecamatan Tingkir, kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019yang berjumlah 32 anak yang terdiri dari 19 laki-laki dan 13 perempuan.

Kami memilih kelompok usia 4-5 tahun, karena usia perkembangan sosial emosional sangat penting untuk lebih diprioritaskan semenjak dini, dengan penguasaan sosial emosional anak kelompok usia 4-5 tahun akan mudah mempelajari aspek perkembangan lainnya (nilai agama moral, kognitif, fisik motorik, spiritual,bahasa dan seni), semakin banyak anak didik kelompok usia 4-5 tahun dalam menguasai sosial emosional maka akan semakin cepat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang baru. Adapun model pembelajaran yang digunakan di KB Natura menggunakan BCCT (Sentra).

Untuk itu kami mencoba mencari suatu solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut dengan media kotak aku bisa pinterr untuk pengembangan sosial emosional yang lebih baik dan berkembang sesuai dengan tahapannya.

3. Langkah-Langkah Penelitian

(27)

a. Tahap Rencana

1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan media kotak aku bisa pinterr yaitu membuat (RPPH) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian.

2) Membuat daftar kreasi gambar emoticon seperti marah, sedih, senang, dll untuk diajarkan kepada anak didik.

3) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.

4) Membuat simulasi perbaikan b. Tahap Tindakan

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa pembiasaan dengan menggunakan media kotak aku bisa pinterr sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada (RPPH) Rencana Pelaksaan Pembelajaran Harian pada tahap perencanaan.

c. Tahap Pengamatan

(28)

Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi:

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.

4. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPPH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar serta hasil penilaian

(29)

digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.

c. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersamaan, yaitu anak didik tidak diperintahkan maju satu per satu dalam melaksanakan tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mengkreasikan gambar bebas perasaan hari itu .

d. Tes

Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa:Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan.

(30)

dianalisa dan diambil kesimpulannya. Tes (lisan, tulisan, aksi).

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian:

Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan Teori, berisi tentang Pengertian Perkembangan, karakteristik, keterkaitan sosial emosional, prinsip pengembangan sosial emosional untuk Anak Usia Dini, Hakikat Media kotak aku bisa pinterr

BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian, Deskripsi Pra Siklus, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan.

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

a. Pengertian Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial adalah proses dimana anak mengembangkan ketrampilan interpersonalnya, belajar menjalin persahabatan, meningkatkan pemahamannya tentang orang di luar dirinya, dan juga belajar penalaran moral dan perilaku.

Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon) Syamsuddin (1995:105) mengungkpkan bahwa “sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk social”, sedangkan menurut Lorce (1970:86) “sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain didalam lingkungan sosialnya”.

Ali Nugraha (2008: 1.18) mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses pembentukan Social self

(Pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Menurut Hurlock (1978: 250) “Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai norma, nilai atau harapan sosial.

(32)

apabila terjadi kegagalan dalam salah satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. Ketiga proses ini yaitu:

1) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial. Setiap kelompok sosial mempunyai standar masing-masing bagi para anggotanya mengenai perilaku yang dapat diterima. Agar dapat diterima dalam suatu kelompok sosial, seorang anak harus mengetahui perilaku seperti apa yang dapat diterima. Sehingga mereka dapat berperilaku sesuai dengan patokan yang dapat diterima.

2) Belajar memainkan peran sosial yang dapat diterima. Setiap kelompok sosial memiliki pola kebiasaan yang telah ditentukan oleh para anggotanya. Pola kebiasaan tersebut tentu saja harus dipatuhi oleh setiap anggota kelompok. Misalnya kesepakatan bersama untuk kebiasaan di kelas antara guru dan murid.

3) Perkembangan proses sosial, untuk bersosialisasi dengan baik, anak harus menyukai orang dan kegiatan sosial dalam kelompok. jika mereka dapat melakukannya, maka mereka akan dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka bergabung 4) Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri

(33)

a) Periode Bayi 1-2

Bulan

Belum mampu membedakan objek dan benda

3 bulan 1. Otak mata sudah kuat dan mampu melihat pada orang atau objek dan mengikuti gerakan

2. Telinga sudah mampu membedakan suara. Mulai mampu membedakan objek dan orang, siap belajar untuk menjadi manusia sosial.

3. Senyum sosial (social smiles) apabila orang yang dikenalnya datang dan menangis apabila

ditinggal.

4 bulan Memperlihatkan tingkah laku, memperhatikan

apabila ada orang yang bicara, membuat penyesuaian dengan tertawa padanya.

4-6 bulan

Tersenyum dengan bayi lain. 5-6

bulan

Bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah dan tidak.

7 bulan Kadang- kadang agresif, menjambak, menyakar, dan sebagainnya.

6-8 bulan

Memegang, melihat, merebut benda dari bayi lain. 7-9

bulan

Mengikuti suara- suara, tingkah laku yang sederhana. 9-13

bulan

Meniru suara, mengeksplorasi bayi lain menjambak dan sebagainya. Bisa bermain dengan peermainan tanpa komunikasi.

Mulai minat terhadap bayi lain. 15

bulan

Memperlihatkan minatyang tinggi terhadap orang dewasa dan selalu ingin dekat serta mutasi dengan mereka.

24 bulan (2 tahun)

(34)

b) Periode Prasekolah

Piaget dalam Suwardi, dkk (2017: 219) menyatakan bahwa prkembangan kognitif manusia melalui empat tahapan sesuai dengan usianya. Adapun ciri sosialisasi periode prasekolah adalah sebagai berikut

(1) Membuat kontak sosial dengan orang diluar rumahnya.

(2) Dikenal dengan istilah pregang age. Dikatakan pregang karena anak prasekolah berkelompok belum mengikuti arti sosialisasi yang sebenarnya. Mereka mulai belajar menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan sosial.

(3) Hubungan dengan orang dewasa melanjutkan hubungan dan selalu ingin dekat dengan orang dewasa baik dengan orang tua maupun guru. Mereka selalu berusaha untuk berkomunikasi dan menarik perhatian orang dewasa.

(4) Hubungan dengan orang dewasa.

(5) 3-4 tahun mulai bermain bersama (cooperative play). Mereka tampak mulai mengobrol selama bermain. Memilih teman untuk bermain,mengurangi tingkah laku bermusuhan.

(35)

c) Periode usia sekolah

Minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga.

Mereka membentuk kelompok (gang) sehingga periode ini disebut periode gang age. Peranan teman sebaya pada tahap ini sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak.

Diantara pengaruh yang ditimbulkannya pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini.

(1) Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain danbertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.

(2) Membantu anak mengembangkan nilai- nilai sosial lain di luar nilaiorang tua.

(3) Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan.

Snowman dalam Patmonodewo (1995: 29) mengemukakan beberapa karakteristik perilaku sosial pada anak usia prasekolah, diantaranya sebagai berikut:

(36)

menyesuaikan diri secara sosial. Sahabat yang dipilih biasanya dari jenis kelamin yang sama.

(2) Kelompok bermainnya cenderung kelompok kecil, tidak terlalu terorganisasisecara baku sehingga kelompok tersebut cepat berganti- ganti.

(3) Anak yang lebih kecil sering kali mengamati anak yang lebihbesar.

(4) Pola bermain anak prasekolah lebih bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender. Anak dari kelas menengah lebih banyak bermain asosiatif, kooperatif, dan konstruktif, sedangkan anak perempuan lebih banyak bermain soliter, konstruktif, paralel, dan dramatic. Anak laki- laki, lebih banyak bermain fungsional solitaire dan asosiatif dramatis. (5) Perselisihan sering terjadi. Akan tetapi, sebentar

kemudian mereka berbaikan kembali. Anak laki-laki banyak melakukan tindakan agresif dan menantang. (6) Setelah masuk TK, pada umumnya kesadaran mereka

(37)

Sementara itu Hurlock (1978)mengemukakan beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa kanak- kanak, yaitu sebagai berikut :

(1) Kerja sama

Anak belajar bermain atau bekerjasama hingga usia mereka empat tahun. Semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melatih keterampilan ini, semakin cepat mereka belajar dan menerapkannya secara nyata dalam kehidupannya.

(2) Persaingan

Persaingan ini dapat mengakibatkan perilaku baik atau burukpada anak. Jika anak melakukannya karena merasa terdorong untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin, maka hal ini dapat berakibat baik pada prestasi dan pengolahan motivasinya, namun jika persaingan dianggap sebagai pertengkaran dan kesombongan maka hal ini dapat mengakibatkan timbulnya sosialisasi yang buruk.

(3) Kemurahan hati

(38)

lingkungan sehingga menghasilkan penerimaan sosial yang baik

(4) Hasrat Akan Penerimaan Sosial

Jika anak memiliki hasrat yang kuat akan penerimaan sosial, hal ini akan mendorong anak untuk melakukan penyesuaian sosial secara baik.

(5) Simpati

Seorang anak belum mampu melakukan simpati sehingga mereka pernah mengalami situasi yang mirip dengan duka cita. Mereka mengekspresikan simpati dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.

(6) Empati

Merupakan kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain serta menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini hanya akan berkembang jika anak telah dapat memahami ekspresi wajah orang lain atau maksud pembicaraan orang lain.

(7) Ketergantungan

(39)

bebas, ia cenderung mengabaikan ini. (8) Sikap ramah

Seorang anak memperlihatkan sikap ramah dengan cara melakukan sesuiatu bersama orang lain, membantu teman, dan menunjukan kaish saying. (9) Meniru

Anak- anak melakukan peniruan terhadap orang- orang yang diterima baik oleh lingkungannya. Dengan meniru anak- anak mendapatkan respons penerimaan kelompok terhadap diri mereka.

(10) Perilaku kelekatan

Berdasarkan pengalamannya pada masa bayi, tatkala anak merasakan kelekatan yang hangat dan penuh cinta kasih bersama ibunya, anak mengembangkan sikap ini untuk membina persahabatan dengan anak lain.

d) Tahapan Penerimaan Sosial

(40)

belajar mematuhi aturan-aturan melalui bermain, menjadi sumber informasi, teman berfungsi sebagai pendorong perilaku positif atau negatif bagi anak.

Berkenaan dengan penerimaan sosial ini, Hurlock (1991) mengemukakan beberapa tahapan (stage) dalam penerimaaan oleh kelompok teman sebaya, adalah sebagai berikut :

(1) A Reward – Cost Stage

Pada saat ini ditandai dengan adanya harapan yang sama, aktivitas yang sama dan kedekatan. Biasanya pada anak kelas 2 dan 3, tetapi belum mendalam. (2) A Normative Stage

Pada stage ini ditandai oleh dimilikinya nilai yang sama, sikap terhadap aturan, dan sanksi yang diberikan. Biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5. (3) An Emphatic Stage

Pada stage ini dimilikinya pengertian, pembagian minat, self disclosure adanya kedekatan yang mulai mendalam. Biasanya di atas kelas 6.

(41)

yang digunakan dalam situasi kelompok dan individu, dan kesediaan berbagi, membantu, bekerjasama, merasa nyaman, aman, dan mendukung orang lain.

Penguasaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas bisa menentukan antara baik dan buruk. Karena Manusia sudah Fitrahnya harus bisa hidup bersosial, tidak bisa hidup sendiri.

b. Pengertian emosi

Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai “berbagai perasaan yang kuat”, seperti perasaan benci, takut, marah,

cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi.

Syamsudin (1990 : 69) mengemukakan bahwa “emosi

merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku”.

Goleman (1995:411) menyatakan bahwa “emosi merujuk pada

suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak”.

(42)

melihat emosi sebagai suatu peristiwa. Emosi dapat dirtikan sebagai kondisi intrapersonal, seperti perasaan, keadaan tertentu, atau pola aktifitas motor.

Menurut Lazarus (1991), emosi adalah suatu keadaan yang kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan secara badaniah dalam bernafas, detak jantung, perubahan kelenjar, dan kondisi mental, seperti keadaan yang menggembirakan yang ditandai dengan perasan yang kuat dan biasanya disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk perilaku.

Ali&Yeni (2004) mengutarakan proses terjadinya emosi melalui lima tahap, yaitu :

1) Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa. Misalnya, peristiwa didekati ekor ular

2) Reseptors, yaitu aktifitas dipusat system syaraf

3) State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologis.

4) Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara, atau tindakan yang terdorong oleh perubahan fisiologis

5) Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosionalnya.

(43)

1) Jenis Emosi

Stewart at all (1985) mengutarkan perasaan senang, marah, takut, dan sedih sebagai bacic emotions.

a) Amarah

(1) Marah yang impulsive biasanya disebut juga agresif (2) Marah yang terhambat adalah marah yang tidak

dicetuskan karena dikendalikan atau ditahan b) Takut

(1) Shyness atau malu adalah reaksi takut yang ditandai dengan “rasa segan” berjumpa dengan orang yang

dinggap asing

(2) Embarassment (merasa sulit, tidak mampu atau malu melakukan sesuatu) merupakan reaksi takut akan penilaian orang lain pada dirinya.

(3) Khawatir timbul disebabkan oleh rasa takut yang dibentuk oleh pikiran anak sendiri, biasanya mengenai hal-hal khusus, misalnya takut dihukum orang tua, takut sekolah takut terlambat, takut teman sebaya, takut dimusuhi, takut tidak popular, dan lain sebaginya. (4) Anxiety atau cemas, merupakan perasaan takut sesuatu

(44)

c) Cemburu

Cemburu adalah reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang, baik kehilangan secara nyata terjadi maupun yang hanya sekedar dugaan. Perasaan cemburu muncul karena anak takut kehilangan atau merasa tersaingi dalam memperoleh perhatian dan kasih sayang dari orang yang dicintainya. Rasa cemburu biasanya bercampur dengan marah dan takut. Reaksi cemburu dapat langsung ataupun ditekan.

d) Ingin Tahu

Rasaingin tahu yang besar merupakan perilaku khas anak prasekolah

e) Iri Hati

Iri hati pada saat anak merasa tidak memperoleh perhatian yang di harapkan.

f) Senang/gembira

Setiap orang pada berbagai usia mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa. g) Sedih

(45)

h) Kasih sayang

Adalah emosi positif yang sangat penting keberadaannya menjadi dari berbagai macam perilaku emosi dan kepribadian yang sehat

Jadi, emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang berupa perasaan senang, tidak senang, perasaan baik tidak baik, benci, takut, marah, cinta, senang, sedih. Emosi merupakan perasaan atau pikiran suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak, dan emosi meliputi perubahan secara badaniah dalam bernafas, detak jantung, kondisi mental.

Emosi anak sering muncul dan mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Emosi bersifat individual dan bisa dikenali melalui gejala tingkah laku. Dalam keseharian anak kadang juga memilih dalam mengekspresikan emosi agar tidak menyakiti orang lain. Selain itu, tradisi dan sikap sosial juga mengajari nak untuk memilih jenis emosi mna yang dapat ditunjukkan dan dibicarakan dn emosi mana yang tidak.

c. Aspek Perkembangan Sosial Emosional Anak usia dini.

Aspek perkembangan sosial pada anak usia dini diharapkan memiliki kemampuan dan hasil belajar yang dicapai meliputi:

(46)

3) Peranan masyarakat

4) Menghargai keragaman sosial budaya yang ada di sekitar anak

5) Mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar

6) Memiliki kontrol diri yang baik, serta memiliki rasa empati pada orang lain.

Erikson mengidentifikasi Aspek perkembangan sosial anak sebagai berikut:

Tahap 1 : Basic trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun pada tahap ini, apabila anak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan akan tumbuh rasa percaya diri dan apabila mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan akan timbul rasa curiga.

Tahap 2: Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), anak usia 2-3 tahun apabila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat menimbulkan otonomi, sebaliknya apabila lingkungan terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu.

(47)

Tahap 4: percaya diri vs rasa rendah diri, usia 6 tahu sampai pubertas, anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa sehingga perlu memiliki keterampilan tertentu. Apabila anak menguasai keterampilan tertentu dapat menumbuhkan rasa percaya diri, dan apabila tidak akan menumbuhkan rasa rendah diri.

Perilaku prososial anak usia dini sebagaimana dalam Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini mencakup :

1) Kemampuan bermain dengan teman sebaya 2) Memahami perasaan

3) Merespon, 4) Berbagi

5) Menghargai hak dan pendapat orang lain 6) Kooperatif

7) Toleran

8) Berperilaku sopan.

d. Faktor yang Mempengaruhi perkembangan Sosial Emosional

Anak Usia Dini

1) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak

(48)

keluarga. Kedua faktor tersebut dilengkapi oleh Hurlock (1978) dengan faktor ketiga, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak. Kedua faktor tersebut sebagai berikut :

a) Faktor lingkungan keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan :

(1) Status Sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi keluarga ternyata mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak. Apabila perekonomian keluarga cukup maka lingkungan material anak didalam keluarga tersebut menjadi lebih kuat.

(2) Keutuhan keluarga

Keluarga adalah hadirnya ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu keluarga. Apabila ayah dan ibu atau kedua-duanya tidak ada maka struktur keluarga dianggap sudah tidak utuh lagi.

(3) Sikap dan Kebisaan Orang tua

(49)

tidak dapat merencanakan sesuatu, serta mudah menyerah.

b) Faktor dari luar rumah

Jika anak senang berhubungan dengan orang luar, ia akan terdorong untuk berperilaku dengan cara yang dapat diterima orang luar terssebut. Karena hasrat terhadap pengakuan dan penerimaan sosial sangat kuat pada akhir masa kanak-kanak, pengaruh teman sebaya lebih kuat dibandingkan waktu masa prasekolah, yaitu ketika anak masih kecil dan kurang berminat bermain dengan teman sebaya.

c) Faktor pengaruh pengalaman sosial awal

Pengalaman awal sosial juga menentukan dan berpengaruh terhadap partisipasi sosial anak. Jika pilihan dan Variasi kegiatan sosial yang diikuti anak sebagaimana yang disajikan menyenangkan maka selanjutnya anak akan menjadi lebih aktif untuk mengikuti aktifitas sosial karena dianggap memenuhi kepuasaannya.

Faktor yng dianggap dapat menghambat perkembangan sosial anak prasekolah, menurut Sri Maryni Deliana (2000), yaitu sebagai berikut :

(50)

(3) Pemalu (4) Anak manja (5) Perilaku berkusa (6) Perilaku merusak

2) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Setiawan (1995), terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak prasekolah atau TK, bahkan hingga mampu menimbulkan gangguan yang mencemaskan para pendidik dan orang tua. Faktor-faktor tersebut, yaitu meliputi :

a) Pengaruh keadaan individu sendiri

Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik, inteligensi, peran seks (Hurlock, 1980) dapat mempengaruhi perkembangan individu. Hal yang cukup menonjol terutama berupa cacat tubuh atau apapun yang dianggap oleh diri anak sebagai sesuatu kekuranagn pada dirinya dan akan sangat mempengaruhi perkembangan emosinya.

b) Konflik-konflik dalam proses perkembangan

(51)

juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi konflik-konflik ini.

c) Sebab-sebab lingkungan

Anak-anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan emosi dan kepribadiannya. Ketiga faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan emosi anak-anak usia prasekolah

(2) Lingkungan sekitarnya

Kondisi lingkungan disekitar anak akan snagat berpengaruh terhadap tingkah laku serta perkembangan emosi dan pribadi anak. Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi pada anak bahkan mungkin mengganggunya, adalah sebagai berikut :

 Daerah yang terlalu padat

 Daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi  Kurangnya fasilitas rekreasi

 Tidak adanya aktifitas-aktifitas yang

(52)

(3) Lingkungan sekolah

Sekolah mempunyai tugas membantu anka-anak dalam perkembangan emosi dan kepribadiannya dalam suatu kesatuan, tetapi sekolah serimg juga menjadi penyebab timbulnya gangguan emosi pada anak. Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi yang menyebabkan terjadinya gangguan tingkah laku pada anak, yaitu seperti berikut ini :

 Hubungan yang kurang harmonis antara guru

dan anak

 Hubungan yang kurang harmonis dengan

(53)

B. Kajian Materi Penelitian

1. Media Kotak Aku Bisa Pinterr

a. Pengertian Media

Mengajar jangan diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses pengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.

Menurut Suyono dan Hariyanto (2012) mengajar adalah suatu proses kegiatan untuk membantu orang lain mencapai kemajuan seoptimal mungkin sesuai dengan tingkat perkembangan potensi kognitif, afektif maupun pisikomotornya. Hal ini dipertegas dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dewey (dalam Santrock, 2007) bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif, kemudian pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, James (dalam Santrock, 2007) menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan.

(54)

harus menguasai berbagai perspektif dan strategi dan dapat mengaplikasikannya secara fleksibel. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Lisa dan Burnaford (dalam Santrock, 2007) bahwa guru yang baik ialah guru yang punya barang-barang yang bisa menarik perhatiannmu. Terutama anak yang masih dalam tingkatan Pra sekolah yang fikirannya mudah terangsang oleh berbagai bentuk-bentuk, warna-warna, dan gambar-gambar yang disajikan, yang mana media ini bisa memberikan pengaruh positif maupun negatif.

b. Deskripsi Kotak aku bisa pinterr

Dengan menggabungkan metode dan penggunaan media pembelajaran yang bernama “Kotak Aku Bisa Pinterr” pemilihan akronim di atas mengandung beberapa nilai filosofi yaitu :

1) Kotak adaalah benda yang di gunaan anak untuk menyimpan sesuatu seperti : makanan, minuman, peralatan sekolah. Kotak yang digunakan dalam karya ini menggunakan loker untuk menyimpan kartu reward dan punishment. Adapun warna yang di gunakan adalah warna hijau dan merah. Pemilihan warna mengambil filosofi lampu lalu lintas.Warna hijau digunakan untuk menyiman Reward (di simbolkan dengan emoticon

(55)

(punishment) untuk sikap negative harus di stop, di hentikan tentunya deengan sikap kasih sayang

2) AKU BISA mengandung arti anak bisa melakukan sesuatu dengan segala potensi yang dimiliki serta sumber belajar yang mendukung. Aku bisa juga mengandung arti aku terbiasa bersikap baik.

3) PINTERR dalam bahasa jawa artinya pandai. Dengan media ini anak dapat memperoleh Pengetahuan, dapat memainkan, Terbiasa bersikap baik, Reward mendapat penghargaan

terhadap sikap baik yang dimiliki anak.

Strategi dan media ini dipilih agar program pembiasaan ini menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak, bahwa anak belajar melalui bermain dan memiliki tahapan perkembangan kecakapan hidup dan pembentukan karakter yaitu pembiasaan sikap positif, pembiasaan menaruh barang pada tempatnya, pembiasaan pengenalan emosi atau perasaan .Melalui strategi dan media kotak aku bisa pinterr ini anak juga diajarkan untuk memecakan masalah dan belajar mengambil keputusan.

Awal mulai terciptanya media “kotak aku bisa pinterr”, yaitu

(56)

perkembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. peneliti mencoba mengembangkan sebuah gagasan menarik dengan memunculkan sebuah media baru yang peneliti beri nama kotak aku bisa pinterr, yaitu media kotak aku bisa pinterr ( Aku bisa memperoleh pengetahuan, Aku bisa memainkan, aku terbiasa dan mendapat Reward) yang akan digunakan oleh guru dan anak didik dengan cara praktik langsung mengkreasikan suatu karya sesuatu benda yang baru.

Kemudian diberi penamaan pada benda tersebut sehingga berguna untuk menambah pengembangan sosial emosional.

1) Manfaat media kotak aku bisa pinterr

a) Anak akan berusaha mengatakan apa yang ada dalam pikirannya dengan kalimat-kalimat pendek. Anak akan menjadi terbiasa mengungkapkan perihal kepada orang tua dan guru

b) Dengan pembiasaan yang terapkan di sekolah dan dirumah oleh anak, maka anak akan mampu memahami maksud apa perbedaan baik dan buruk

(57)

d) Sosial emosional merupakan bekal utama dalam kehidupan Selanjutnya, bahkan mempengaruhi perkembangan yang lain dan perkembangan selanjutnya.

Media kotak aku bisa pinterr ini digunakan untuk melaksanakan suatu pembelajaran agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki guna mencapai tujuan yang ditentukan.

2) Pembuatan Kotak Aku Bisa Pinterr

Adapun Bahan-Bahan Dasar yang diperlukan untuk pembuatan Kotak Aku bisa Pinterr antara lain sebagai berikut:

a) Kardus b) Triplek

c) Kotak Buah Bekas d) Jerigen Plastik e) Cup bekas uding f) Kertas

g) Cat warna (hitam, putih, merah, hijau) h) Lem

(58)

3) Langkah Pembuatan Kotak Aku Bisa Pinterr

Potong triplek sesuai ukuran kardus tanggung, kardus dilem ditaruh diatas triplek yang sudah dicat warna hitam dan putih, kardus fungsinya untuk pembiasaan menyimpan makanan sehat dan tidak sehat, triplek sebagai kerangkanya.

Kotakbberubah warna menjadi merah hijau, Potong kotak buah sesuai ukuran dan dicat merah, hijau. Didalam kotak warna merah untuk menyimpan kartu punisment, untuk sikap tidak baik dan kotak hijau untuk menyimpan Reward untuk perbuatan yang baik.

4) Manfaat media Kotak aku Bisa Pinterr

Dengan penerapan media Kotak Aku Bisa Pinterr ini diharapkan ada perubahan perilaku yang tidak baik menjadi baik, sikap bekerjasama dengan teman, sabar menunggu giliran, dan beberapa aspek lainnya sebagai berikut :

a) Kompetensi Inti Sikap Sosial

(59)

Anak bisa membedakan makanan sehat dan tidak sehat, baik dan buruk, mengerti etika dalam makan (duduk) cuci tangan sebelum makan, membuang sampah bungkus makanan kedalam tempat sampah. Anak bisa berdoa dengan kusyu, membereskan mainan atau alat setelah digunakan. Anak juga mampu menilai sikap, jujur dan bertanggung jawab terhadap sikap atau perilaku yang dilakukan. Anak mampu bersikap demokratis terlihat ketika anak disuruh mengambil nilai untuk dirinya sendiri.

Berkurangnya Konflik dengan teman sekelas maupun satu sekolah laki-laki maupun perempuan, mampu menunggu giliran dan bersikap santun dalam berinteraksi denagn pendidik dan wali murid.

b) Kompetensi Inti Sikap Spiritual

Dalam diri anak tumbuh sikap spiritual bahjwa sesuatu yang dilakukan senantiasa disaksikan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Anak juga berkembang rasa syukur menghargai dan menjaga lingkungan sekitar sekolah. c) Kompetensi Inti Pengetahuan dan Ketrampilan

(60)

sopan. Mampu mengucap maaf dan bilang terimnakasih. Ketrampilanmotorik anak dapat memainkan alat atau media pembelajaran dengan secara langsung. Ketrampilan anak mengolah perasaan dengan media Kotak aku Bisa Pinterr ini anak lebih bisa mengendalikan persaannya seperti marah, sedih, senang. Dan anak bisa lebih tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

5) Usia yang bisa tercakup dalam Media Kotak Aku Bisa Pinterr Masa Usia Dini adalah disebut masa emas Golden age

dimana anak bealajar melalui bermain dan konkrit, dalam media Kotak Aku Bisa Pinterr ini sesuai dengan perkembangan anak. Dalam media ini anak bisa mengamati dan memainkan langsung, yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak pada usianya. Media ini dibuat untuk anak usia dari 3 sampai dengan 6 tahun.

6) Langkah –Langkah penerapan media “Kotak aku bisapinterr” Cara Memainkan media “Kotak aku Bisa Pinterr”

a) Guru memberikan informasi tentang aturan main dan tema hari ini melalui cerita, diskusi, dongeng, lagu atau tepuk b) Guru memberikan informasi tentang kegunan dan fungsi

kotak dan semua bagiannya.

(61)

d) Pada saat kegiatan pembukaan, guru mengamati perilaku anak, memberikan keteladanan atau contoh sikap berdoa. e) Sebelum transisi kegiatan inti, anak dipersilahkan menilai

sikap diri, menganalisa, dan dipersilahkan mengambil kartu sesuai penilaian yang dilakukan anak sendiri. Peran guru memotivasi anak untuk jujur menilai diri sendiri dan bertanggung jawab menerima konsekuensi sikap atau perilaku yang ditampilkan. Guru memberi apresiasi untuk anak yang mendapat bintang hijau. Guru juga mengapresiasi kejujuran anak menilai diri sendiri. Untuk anak yang mengambil kartu merah, guru memberikan penjelasan singkat tentang akibat sikap tidak baik. Setelah anak-anak mengambil kartu sikap, guru mempersilahkan anak untuk menyimpan diloker yang telah ditandai dengan nama anak sesuai kartu yang didapatkan. Guru juga mengambil kartu sikap untuk menilai diri sendiri. Sebelum membuka loker anak-anak melakukan tepuk “Aku Bisa”

Aku..Bisa...Aku Bisa Mengetahui prok...prok..

Aku..Bisa...Memainkan prok...prok..

Aku..Bisa...Bersikap baik, Aku Jadi terbiasa

Aku..Bisa..Mendapat penghargaan prok...prok...

(62)

menyimpan sumber belajar, menanya kegunaan,, mengumpulkan informasi, kemudian memainkan. Setelah kegiatan selesai anak menyimpan alat yang digunakan. Tugas guru mengamati, memperluas gagasan dan memberi penguatan.Sebelum masuk transisi istirahat, anak kembali mengambil kartu (bintang hijau atau kartu merah) dan menyimpan sesuai warna.

Kegiatan istirahat diisi dengan makan bersama yang dibawa dari rumah. Anak cuci tangan, membuka bekal, mengamati bekal yang dibawa lalu memasukkan kedalam kotak makanan sehat dan tidak sehat. Guru mengapresiasi anak yang membawa bekal makanan yang sehat dan mengucap doa sebelum makan. Anak-anak yang membawa bekal sehat dipersilahkan untuk makan, sementara anak yang membawa bekal makanan yang tidak sehat menunggu smapai pulang sekolah. Ketika waktu pulang tiba bekal makna anak yang tidak sehat diberikan tetapi disertai tulisan jika besok membawa bekal makanan yang sehat.

(63)

selanjutnya adalah doa penutup.Guru dan anak berdoa bersama mengucap dan menjawab salam. Setelah berdoa anak-anak diajak menilai sikap berdoa dan mengambil kartu seperti saat kegiatan pembuka. Guru mengapresiasi sikap anak baik anak dan kejujuran anak dalam menilai diri sendiri.

7) Kelebihan kotak aku bisa pinterr

Adapun kelebihan kotak aku bisa pinterr yaitu:

a) Merupakan kolaborasi antara empat tipe gaya belajar yaitu: visual, auditori, kinestetik, intrapersonal. Anak yang menyukai gaya belajar dengan cara melihat, mendengar ataupun sambil melakukan aktivitas lainnya, maka dengan kotak aku bisa pinterr ini akan teratasi semua masalah yang berhubungan dengan gaya belajar anak.

b) Bahan dan alat tidak membutuhkan biaya yang mahal, cukup dengan barang bekas yang ada disekitar sekolah atau dirumah

c) Memperkaya atau menambah sumber belajar bagi guru dan anak usia dini.

(64)

e) Meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan media dan mnetode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk anak usia dini.

f) Materi pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan konkret.

g) Untuk anak didik, diharapkan dapat merangsang kemampuan penalarannya, penciptaan, perkembangan daya pikir, perkembangan bahasa, berimajinasi dan kreativitas dan perkembangan social emosionalnya, dan intrapersonalnya.

h) Membantu anak untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan pada hal–hal yang telah anak ketahui dan yang ingin diketahui anak.

i) Kreasi media kotak aku bisa pinterr menyediakan konsep yang dapat diselidiki oleh setiap anak melalui pengalaman praktik langsung tentang objek-objek yang nyata bagi anak untuk menilai dan memanipulasinya.

j) Media kotak aku bisa pinterr dapat disesuaikan dengan tema, materi dan kegiatan yang berlangsung

k) Anak menjadi aktif terlibat di dalam kegiatan, sehingga anak akan menggunakan semua pemikirannya

(65)

m) Meningkatkan kemandirian, harga diri yang positif (percaya diri), menghargai hasil karyanya sendiri.

8) Kekurangan media” Kotak aku Bisa Pinterr”

a) Jika yang terbuat dari kardus akan cepat rusak

b) Memerlukan waktu yang lama dalam proses memainkannya karena menggali pemikiran serta perasaan anak satu persatu.

c) Kompetensi pendidik dalam menerapkan program secara konsisten dan berkesinambungan

d) Perbedaan pola pikir orang tua dalam memahami urgensi program serta pola pembiasaan berbeda disetiap keluarga.

e) Butuh waktu lama untuk membuat media “Kotak aku Bisa

Pinterr”

C. Kajian Pustaka

Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian, ada beberapa yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian yang pertama yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari jurnal yang dilakukan oleh Rizki Ayudia (2017) yang berjudul “Mengembangkan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bercerita di Ra

Ulya Bandar Lampung”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

(66)

difokuskan pada situasi kelas atau lazim disebut Classroom Action Risearch.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi atau pedoman observasi. teknik wawancara, dan tehnik dokumentasi. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bercerita dapat mengembangkan sosial emosional anak pada kelompok B.1 di RA Al-Ulya Bandar Lampung. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan kemampuan sosial emosional anak, anak didik yang berkembang sangat baik/BSB pada siklus 1 pertemuan ke-1 mencapai 0% sedangkan pada peremuan ke-2 mencapaia 5% pertemuan ke-3 mencapai 5% sedangkan pertemuan ke-4 mencapai 5% kemudian pada siklus II pertemuan ke-5 mencapai 19% pada pertemuan ke-6 mencapai 23%, pertemuan ke-7 48% dan pada pertemuan ke-8 mencapai 86%.

Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah penelitian ini difokuskan pada pengembangan sosial emosional anak melalui metode bercerita sedangkan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti ialah upaya pengembangan sikap sosial emosional melalui media kotak aku bisa pinterr

(67)

Penelitian yang kedua yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari Ariyanti (2014) yang berjudul “Meningkatkan Kegiatan Sosial Emosional Melalui Permainan Gobag Sodor Pada Anak”. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana kegiatan sosial emosional anak sebelum melalui permainan gobag sodor, untuk mengetahui bagaimana proses penggunaan permainan gobag sodor dalam meningkatkan kegiatan sosial emosional anak, dan untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran melalui permainan gobag sodor dapat meningkatkan kegiatan sosial emosional anak.

Penelitian yang digunakan adalah penilaian tindakan kelas. Lokasi penelitian di TK Mutiara Sleman pada anak kelompok A yang berjumlah 16 terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Sumber data penilaian ini dari hasil observasi, dan dokumentasi serta wawancara dengan narasumber.Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Semua data divalidasi dengan menggunakan tringulasi yaitu penapaian validasi menggunakan berbagai jenis alat atau instrumen ,untuk mengecek kebenaran dengan menggunakan dari sumber yang berbeda dengan menggunakan teknik yang sama.

(68)

Penelitian dilakukan selama 2 siklus dengan prosedur umum meliputi tahapan (1) Perencanaan yaitu merumuskan masalah, menentukan tujuan, metode penelitian dan rencana tindakan; (2) Tindakan yaitu dilakukan sebagai upaya perubahan yang dilakukan, (3) Observasi dilakukan secara sistematis untuk mengamati hasil atau dampak tindakan terhadap proses belajar mengajar, (4) Refleksi yaitu mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau daftar dari tindakan yang dilakukan.

Hasil penelitian menunjukkan melalui permainan gobag sodor dapat meningkatkan kegiatan sosial emosional pada anak. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan sosial emosional pada anak dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, yaitu pra siklus 31%, siklus I meningkat menjadi 56%, siklus II meningkat menjadi 81% sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui permainan gobag sodor salah satunya dapat melatih kemampuan anak dalam mengendalikan perasaan sehingga kegiatan sosial emosional anak dapat berkembang dengan baik

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dengan metode bercerita dapat mengembangkan kecerdasan sosial emosional pada anak kelompok B.1 di RA Al-Ulya Bandar Lampung.

(69)

mencapai 19% pada pertemuan ke-6 mencapai 23%, pertemuan ke-7 48% dan pada pertemuan ke-8 mencapai 86%.

Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah penelitian ini difokuskan pada Pengembangan sosial emosional melalui media Kotak Aku Bisa Pinterr buatan sendiri.

Sedangan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama membahas tentang sosial emosional.

Penelitian yang ketiga yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari Mita Nugrahani (2014) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan sosial

emosional melalui media Power Point pada Anak Usia Dini 5-6 Tahun di TK SD model Sleman.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional melalui media power point padaanak usia dini 5-6 tahun di TK SD Model Sleman. Penelitian ini menggunakan jenis Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).Subjek dalam penelitian ini anak usia dini 5-6 tahun yang tergabung dalam kelompok B3 dan berjumlah 20 anak.

(70)

peningkatan kemampuan sosial emosional yang didapat pada Siklus I terdapat 51,6%, dan pada Siklus II peningkatan kemampuan sosial emosional menjadi91,6%.Adapun langkah-langkah dalam penerapan media power point saat pembelajaran yaitu (1) guru melakukan appersepsi, (2) guru menggunakan media power point pada anak untuk menjelaskan materi, (3) anak mempraktikkan kegiatan sesuai yang dicontohkan.

Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah penelitian ini difokuskan pada “Peningkatan Kemampuan sosial

emosional melalui media Power Point pada Anak Usia Dini 5-6 Tahun di TK SD model Sleman”.

(71)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. GambaranUmum KB Natura

a. Letak Geografis

KB Natura terletak di kawasan perkampungan dekat Akbid Arrum. Berjarak sekitar 5 km dari arah selatan kota Salatiga, dusun Wiroyudan Tingkir Tengah berbatasan dengan wilayah :

Sebelah timur : Perumahan Idaman

Sebelah selatan : Perkampungan Wiroyudan Sebelah barat : Desa Ngerkesan Cinderejo Sebelah utara : Perumahan Pepabri

Lokasinya mudah terjangkau dan sangat mendukung proses belajar mengajar karena berada dalam satu komplek lingkungan perumahan dan dekat dengan SDN Tingkkir tengah 2 dan Madrasah Diniyah Mi’rojul wildan.

Selain berada dalam pertenghan perkampungan, dekat dengan wilayah cengek yang termasuk home industri, sehingga mudah untuk anak-anak bisa belajar tentang budaya lokal.

b. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

(72)

peranan penting dalam membentuk karakter anak yang berakhlak mulia dan siap untuk memasuki ke jenjang pendidikan selanjutnya, yang berbasik sekolah alam.

Awal berdiri lembaga ini adalah atas inisiatif dari Ibu Dra Saodah yang merupakan sebagai seorang guru ngaji, tentunya beliau sangat dekat dengan dunia anak-anak. Beliau sangat prihatin dengan perkembangan pendidikan bagi anak-anak dilingkungan tempat tinggalnya, dimana saat itu Wiroyudan merupakan desa yang termasuk maju dalam hal menuntut ilmu.

Disamping sudah ada lembaga pendidikan formal tetapi belum ada lembaga yang non formal, belum ada lembaga pendidikan anak usia dini yang marak seperti sekarang ini. lingkungan yang terdiri dari sawah, dan lingkungan kebun pekarangan, dan banyak tanah yang tidak berpotensi untuk digunakan pertanian, maka untuk memperdayakan tanah tersebut didirikan sekolah alam, dimana untuk memperdayakan lingkungan sekitar.

(73)

gazibo-gazibo tersebut tidak bisa bertahan lama sering kali memperbaiki, dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, akhirnya diputuskan untuk membuat sekolahan yang permanen tetapi dengan pintu terbuka(tidak bersekat) sampai sekarang.

Antusiasme masyarakatpun sangat besar, terbukti di awal didirikannya sekolah ini ada sekitar 40 siswa yang diasuh 4 orang guru yaitu Ibu Dra Saodah, Bapak Sajianto, dan Ibu Dra Siti Muhayatun, Ibu Sri Utami AMd. Meskipun dengan gedung sekolah yang belum layak dari anyaman bambu (Gazibo) dan fasilitas yang minim, namun tidak membuat mereka patah semangat untuk terus mendidik dan mengasuh para siswa serta mengembangkan lembaga pendidikan ini sampai hasil yang maksimal.

(74)

Baik yang dari tingkat propinsi, kecamatan, dan Kota salatiga, KB Natura juga pernah meraih juara 3 PAUD berprestasi tingkat Kota Salatiga tahun 2015

c. Profil Sekolah

Berikut identitias sekolah berdasarkan EMIS Dinas Pendidikan semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 sebagai berikut:

Nama Satuan PAUD : KB Natura Status Satuan PAUD : Swasta

Nama Yayasan Penyelenggara : Yayasan Natura Salatiga Alamat Satuan PAUD : Dusun Wiroyudan, RT 02/06 Kelurahan : Tingkir Tengah

Kecamatan : Tingkir

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 50721

Nomer Ijin Operasional : 421.9/0274/101

NPWP : 31.420.064.3-505.000

NPSN : 69818882

(75)

d. Visi dan Misi KB Natura 1) Visi KB Natura

KB Natura menciptakan generasi Agamis, Cinta Alam, Mandiri

dan Berprestasi”

Jabaran visi KB Natura

Dari visi tersebut diatas diharapkan anak usia dini yang belajar di KB Natura akan menjadi anak yang cerdas spiritual dengan patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi segala LaranganNya, serta menjadi anak yang Cinta lingkungan alam bisa memelihara, memanfaatkan dan menikmati alam sebagai ciptaan Allah. Mampu memecahkan masalah sehari-hari secara mandiri, serta cerdasbaik fisiknya maupun sosial dan emosionalnya, dimana kecerdasan tersebut berlandaskan moral etika serta budaya Indonesia.

2) Misi KB Natura

a) KB Natura menciptakan generasi agamis, cinta alam,mandiri, berprestasi

b) Membimbing siswa agar menjadi generasiyang bertaqwa, berbudi pekerti, dan berkarakter.

c) Membimbing anak cinta akan lingkungan

Gambar

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.5 Daftar Keadaan Anak KB Natura
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dengan penelitian diatas dengan penelitian yang saya lakukan adalah faktor apa sajakah yang mempengaruhi kepuasan kerja Ahli Teknologi Laboraturium Medik di Rumah

Berdasarkan penelitian terdahulu, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengusahaan lahan adalah status penguasaan lahan (terdiri dari: kelompok status

Melakukan asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir dengan observasi Sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar pasien terlayani dengan baik. Melakukan asuhan kebidanan pada Bayi baru

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan sinbiotik sebagai aditif pakan ayam petelur tidak berpengaruh terhadap kandungan protein putih telur, lemak kuning telur, dan

Yang akan terpengaruh adalah fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang nasionalisme Indonesia karena dari adanya petunjuk bahwa bahasa Inggris cenderung dinilai lebih tinggi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan multi representasi pada materi Fluida Statis terhadap hasil belajar siswa dan untuk

The electors shall meet in their respective states and vote by ballot for President and Vice-President, one of whom, at least, shall not be an inhabitant of the same state