• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN Nomor 23/Pdt.G/2009/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN Nomor 23/Pdt.G/2009/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar dalam persidangan majelis untuk mengadili perkara perkara tertentu di tingkat banding telah menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh :

PEMBANDING, umur 74 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, bertempat tinggal di Kota Makassar ( tempat tinggal sebenarnya di Kabupaten Takalar), dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Hamka Jarod, S.H dan Muh.Nasir Syam, S.H., keduanya advokat/penasehat hukum yang berkantor di Jalan Arif Rahman Hakim, Nomor 40 Kota Makassar, sesuai surat kuasa khusus tertanggal 14 Juli 2008, register Pengadilan Agama Makassar No. W 20 - A 1/ Sku 219/Hk.03.5/VII/2008 PA/ Mks tanggal 15 Juli 2008. semula pemohon asal/ terlawan/ pembanding ;

m e l a w a n

TERBANDING, umur 70 tahun, agama Islam, pekerjaan -- bertempat tinggal di Kabupaten Takalar, semula pelawan sekarang terbanding .

Pengadilan Tinggi Agama tersebut.

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini.

(2)

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Makassar Nomor 40/Pdt.P/2008/PA Mks. Tanggal 23 September 2008 M, bertepatan tanggal 23 Ramadhan 1429 H yang amarnya berbunyi sebagai berikut.

I. Dalam eksepsi

- Menolak eksepsi terlawan (pemohon asal). II. Dalam Pokok Perkara

-1. Menyatakan permohonan pengesahan nikah pemohon asal/terlawan tidak dapat diterima.

2. Menyatakan pula perlawanan pelawan tidak dapat diterima.

3.Membebankan kepada pemohon asal/terlawan dan pelawan untuk membayar biaya perkara ini sebanyak Rp 411.000,00 (empat ratus sebelas ribu rupiah).

Menimbang, bahwa terhadap putusan Pengadilan Agama Makassar tersebut pemohon asal/terlawan/pembanding merasa tidak puas, selanjutnya mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar, melalui Pengadilan Agama Makassar sesuai akta banding Nomor 40/Pdt.P/2008/PA Mks. tanggal 5 Nopember 2008.

Bahwa permohonan banding a quo telah diberitahukan secara saksama kepada pihak lawannya pada tanggal 17 Desember 2008.

Bahwa pemohon asal/terlawan/pembanding telah melengkapi berkas permohonan bandingnya dengan memori banding bertanggal 5 Januari 2009 yang telah disampaikan kepada terbanding pada tanggal 14 Januari 2009 dan oleh pelawan /terbanding tidak mengajukan kontramemori banding.

(3)

Bahwa, baik kepada pembanding maupun kepada terbanding oleh panitera Pengadilan Agama Makassar telah memberikan Kesempatan untuk Memeriksa ( inzage ) berkas perkara banding masing-masing tanggal 19 Desember 2008 dan tanggal 17 Desember 2008.

Memperhatikan memori banding yang diajukan oleh pemohon asal/terlawan/pembanding dan tanpa adanya kontramemori banding dari terbanding.

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang ditentukan dalam Undang-Undang, maka permohonan banding tersebut formal harus dinyatakan dapat diterima.

Menimbang, bahwa setelah majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar mempelajari dengan teliti dan saksama berkas perkara yang berisi berita acara persidangan, serta surat bukti dan surat-surat lain yang diajukan oleh kedua belah pihak berperkara (terlawan dan pelawan) dan salinan resmi putusan Pengadilan Agama Makassar, memori banding dan tanpa adanya kontra memori banding, maka pengadilan Tinggi Agama akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut ;

Dalam eksepsi

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi Agama Makassar mempelajari secara saksama putusan hakim pertama, berita acara serta semua surat yang menyangkut eksepsi, maka Pengadilan

(4)

Tinggi Agama berpendapat bahwa atas dasar-dasar apa yang telah dipertimbangkan oleh hakim pertama dalam putusannya dianggap telah benar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi Agama mengambil alih alasan-alasan dan pertimbangan tersebut menjadi pertimbangan Pengadilan Tinggi Agama sendiri.

Dalam Pokok Perkara

Menimbang, bahwa yang menjadi masalah dalam perkara ini adalah pemohon asal/terlawan yang mengajukan pengesahan nikah dengan maksud untuk pengurusan kelengkapan berkas pensiunan janda dan hak-hak lainnya pada Kantor Taspen Makassar, karena pemohon asal/terlawan pernah menikah dengan lelaki bernama Langsa Dg.Romo pada tanggal 1 Nopember 1952 di Kampung Kalampa, Desa Sombala Bella, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, yang oleh pemohon asal/terlawan diajukan kembali ke Pengadilan Agama Makassar tertanggal 12 Mei 2008 dan sebelumnya telah pernah diajukan ke Pengadilan Agama Takalar berdasarkan Penetapan Pengadilan Agama Takalar Nomor 164/Pdt.P/2007/PA Tkl. dengan penetapan “menolak permohonan pemohon”.

Menimbang, bahwa keberatan pemohon asal /terlawan/ pembanding pada memori bandingnya angka satu , dua dan tiga oleh Pengadilan Tinggi Agama merasa tidak perlu dipertimbangkan lagi karena yang menjadi masalah dalam penyelesaian perkara adalah masalah kewenangan mengadili relatif konpetensi atas keberatan pelawan, Pengadilan Agama Makassar tidak berwenang mengadili perkara ini karena ternyata pemohon asal/terlawan bukan penduduk Kota Makassar tetapi dia adalah penduduk Kabupaten Takalar dan sesuai pengakuannya dan keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan alat bukti P. 6 dan T. L. 6 ternyata terlawan / pemohon asal

(5)

terbukti bertempat tinggal di Kampung Kalampa, Kelurahan Kallabirang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, dan lagi pula perkawinan antara terlawan (pemohon asal) dengan Langsa Dg. Romo terjadi dalam wilayah hukum Kabupaten Takalar , sehingga seharusnya permohonan pengesahan nikah tetap diajukan pada Pengadilan ditempat perkawinan dilangsungkan sesuai maksud ketentuan Pasal 64 Undang-Undang No 1 tahun 1974.

Menimbang, bahwa dengan pertimbangan tersebut diatas maka seharusnya amar putusan tingkat pertama menyatakan bahwa Pengadilan Agama Makassar tidak berwenang mengadili perkara tersebut bukan menyatakan permohonan pengesahan nikah pemohon asal/terlawan tidak dapat diterima.

Menimbang, bahwa semula perkara ini diajukan oleh pemohon asal/terlawan dalam perkara isbat Nikah ( Voluntair) diberi kode P, namun dengan masuknya pelawan melawan pemohon asal/terlawan maka perkara ini menjadi kontentiosa yang di beri kode G.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di muka putusan Pengadilan Agama tingkat pertama yang isinya menyatakan permohonan pengesahan nikah pemohon asal/terlawan tidak dapat diterima, dan perlawanan pelawan tidak dapat diterima, tidak dapat dipertahankan dan karenanya harus dibatalkan, dan Pengadilan Tinggi Agama akan mengadili sendiri yang amarnya akan disebutkan seperti berikut .

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 Undang-Undang No 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada pemohon asal/terlawan dan biaya perkara pada tingkat banding di bebankan kepada pembandintg.

(6)

Mengingat ketentuan perundang-undangan yang bersangkutan dengan perkara ini.

M E N G A D I L I

- Menyatakan bahwa permohonan banding yang diajukan oleh pemohon asal/terlawan /pembanding dapat diterima.

- Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Makassar Nomor 40 / Pdt.P / 2008 / PA Mks. Tanggal 23 September 2008 M, bertepatan tanggal 23 Ramadhan 1429 H.

Dan dengan mengadili sendiri Dalam eksepsi

- Menolak eksepsi terlawan (pemohon asal). Dalam Pokok Perkara

- Menyatakan Pengadilan Agama Makassar tidak berwenang mengadili perkara ini berdasarkan relatif kompetensi.

- Menghukum pemohon asal/terlawan untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama sebesar Rp 411.000,00 (empat ratus sebelas ribu rupiah ) dan kepada pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp. 89.000,00 (delapan puluh sembilan ribu rupiah ).

Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Selasa tanggal 31 Maret 2009 M, bertepatan tanggal 4 Rabiulakhir 1430 H, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Drs.H.Muh.Rasul Lily,SH.,M.H., ketua majelis, Dra.Hj.Atirah Mustafa,M.H., dan Dra.Hj.Aisyah Ismail,S.H.,M.H., masing-masing hakim anggota, yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 2 Pebruari 2009. dibantu oleh Hj. Sederhana, B.A. panitera pengganti tanpa dihadiri oleh kedua

(7)

belah pihak yang berperkara.

Hakim Anggota, Ketua Majelis, ttd ttd

Dra.Hj.Atirah Mustafa.,MH. Drs.H.Muh Rasul Lily,,SH.MH. ttd Dra.Hj.Aisyah Ismail,SH.,MH. Panitera Pengganti, ttd Hj.Sederhana,B.A. Perincian Biaya Meterai Rp 6.000,00 Redaksi Rp 5.000,00 Leges Rp 3.000,00 Pemberkasan dll Rp 75.000,00 Jumlah Rp 89.000,00 Untuk salinan:

Panitera Pengadilan Tinggi Agama Makassar,

(8)

Resume

Nomor : 34/Pdt.G/2001/PA Pol.

Putus : Kamis 26 Juni 2008/bertepatan tanggal 22 Jumadilakhir 1429 H.

M E N G A D I L I

- Menyatakan bahwa permohonan banding yang diajukan oleh pelawan / pembanding dapat diterima.

- Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Polewali Nomor 67 / Pdt.G/2001/PA Pol., Tanggal 26 Maret 2007 M, bertepatan tanggal 7 Rabiulawal 1428 H., yang dimohonkan banding.

(9)

Dan dengan mengadili sendiri

- Menyatakan pelawan sebagai pelawan yang tidak benar. - Menyatakan menolak perlawanan pelawan.

- Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara ini kepada pelawan/pembanding sebesar Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).

Ketua majelis.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simpanan karbon dan karakteristik atau kualitas tempat tumbuh yang terkandung pada hutan sekunder, menduga dan

Pertama, artikel ditulis oleh Dwi Yani Yuniawati membicarakan mengenai bukti adanya hunian dan budaya manusia modern awal yang berkarakter ras Australomelanesid di sejumlah kawasan

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barangpasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang

L’étre-pour-soi atau ‘ada untuk diri’ menunjuk cara beradanya manusia yaitu pada kesadaran manusia; sifatnya melebar (extensif) dengan dunia kesadaran dan sifat kesadaran

Harun Joko Prayitno, M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberikan izin melakukan penelitian

Akuntabilitas kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memiliki program dan kegiatan dalam rangka mendukung outcome Direktorat Jenderal Pelayanan

Berdasarkan dari penjelasan kedua tafsir di atas, maka dapat kita ambil pelajaran yakni hendaklah ketika ada di dalam majelis disunnahkan untuk memperbaiki tempat duduk

motif gerakan yang dilakukan penari Sêblang selalu sesuai dengan hitungan lagu. Contohnya motif sapon yang terdiri darigerak kanan lalu kiri dalam empat hitungan,