• Tidak ada hasil yang ditemukan

R DNA (3.1.1) k 1. DNA NTP k 3. k 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "R DNA (3.1.1) k 1. DNA NTP k 3. k 2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL DAN ANALISA

MATEMATIKA

3.1

Model Matematika

Pada bab ini akan dimodelkan proses ekspresi gen dengan kontrol yang dilakukan oleh protein repressor. Kemudian kita analisis model yang diperoleh yakni mencari solusi steady-state dan kestabilannya. Sementara itu, dengan analisis numerik kita akan menentukan parameter yang sangat berpengaruh pada proses ini.

Kita misalkan protein yang dihasilkan oleh ekspresi gen ini adalah protein repressor. Sebagaimana ditulis pada Bab 2, ekspresi gen terdiri dari transkripsi dan translasi. Mula-mula ketika repressor tidak berikatan dengan DNA, DNA tersebut akan di-transkripsi berdasarkan suatu reaksi kimia sehingga terbentuk mRNA di nukleus. Reaksi kimia tersebut diberikan oleh [6] :

DN A+ρR k+1 k−1 R∗DN A (3.1.1) DN A+N T P k+2 k−2 DN A∗N T P k3 →DN A+mRN A (3.1.2)

dengan R menyatakan protein repressor, R∗DN A, DN A∗N T P adalah senyawa kompleks dan N T P adalah substansi kimia nukleotida trifosfat.

(2)

mRNA yang terbentuk dari proses transkripsi di nukleus tersebut akan menuju ribosom untuk mentranslasikan diri sehingga terbentuk protein yang dikodenya. Dalam perjalanannya menuju ribosom, mRNA harus melalui membran inti yang memiliki permeabilitas tertentu dan berdifusi di sitoplasma menuju ribosom yang diasumsikan terletak pada suatu jarak tertentu dari nukleus. Proses translasi yang terjadi dinyatakan oleh reaksi [6] :

mRN A+AAk+4

k−4 mRN A∗AA k5

→mRN A+R (3.1.3)

dengan AA menyatakan asam amino.

Untuk memodelkan permasalahan ini, kita bagi sel menjadi dua kompartemen (ru-ang bagian), yaitu nukleus sebagai kompartemen pertama dan sitoplasma sebagai kompartemen kedua yang mengandung ribosom, Gambar 3.1. Kedua kompartemen tersebut dipisahkan oleh membran inti yang menyelubungi nukleus. Selain itu, sel tersebut dibatasi oleh dinding sel yang impermeabel.

Pada kompartemen pertama terjadi reaksi kimia yakni reaksi pada proses

trans-Dinding sel yang impermeabel

v (t)2 u (t)2

Gambar 3.1: Model dengan 2 kompartemen

kripsi. DNA berkombinasi secara reversibel dengan sejumlah ρ molekul repressor (R) membentuk senyawa kompleks R∗DN A yang dinyatakan oleh reaksi (3.1.1) dengan konstanta laju reaksi K1. Sehingga diperoleh :

K1 = DN A∗Rρ

(3)

Sementara itu, DNA yang tidak berkombinasi dengan repressor berkombinasi dengan NTP (nukleotida trifosfat) membentuk mRNA berdasarkan reaksi (3.1.2) dengan konstanta K2. Sehingga kita peroleh :

K2 = DN A∗N T P

DN A.N T P (3.1.5)

DN AT = DN A+R∗DN A+DN A∗N T P (3.1.6) = DN A(1 +K1.Rρ +K2.N T P)

Secara biologi, jumlah atau konsentrasi DN AT (DNA total) tetap yang diberikan oleh persamaan (3.1.6) sedangkan konsentrasi mRNA dapat berubah-ubah tergan-tung pada kondisi sel. Jika pada sel terdapat substrat maka DNA akan meme-rintahkan untuk memproduksi enzim untuk mengubah substrat tersebut menjadi produk akhir yang diinginkan dengan membentuk salinan perintahnya yang terkan-dung dalam mRNA. Sebagai contoh, bila di sel terdapat laktosa sebagai substrat glukosa, sel akan menghidupkan lac operon-nya yang akan mencetak mRNA yang membawa perintah untuk mensintesa enzim beta-galaktosidase yang akan memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Jika diasumsikan laju penghancuran mRNA dan repressor terjadi secara linier maka persamaan diferensial untuk konsentrasi mRNA, pembentukan dan penghancuran, dapat dirumuskan sebagai berikut [6]. Misal u1 menyatakan konsentrasi (molar) mRNA dan v1 menyatakan konsentrasi (molar) repressor pada kompartemen per-tama maka diperoleh persamaan laju perubahan konsentrasi mRNA dan repressor pada kompartemen pertama sebagai berikut :

·

u1(t) = (v1)−b1u1(t) +a1(u2(t)−u1(t)) ·

v1(t) = a2(v2(t)−v1(t))−b2v1(t)

(v1) menyatakan laju pembentukan mRNA berdasarkan reaksi (3.1.1) dan (3.1.2),

b1 dan b2 masing-masing adalah konstanta laju penghancuran mRNA dan repres-sor serta a1 dan a2 masing-masing adalah kontanta permeabilitas yang berasosiasi dengan u1 dan v1.

(4)

Kita tinjau (v1), dari reaksi (3.1.2) dan bahwa DNA pada reaksi (3.1.2) adalah DNA yang ditranskripsi sementara ada bagian lain dari DNA yang tidak dapat ditranskripsi yaitu pada reaksi (3.1.1), maka diperoleh [9] :

(v1) =k3 DN A∗N T P.f(v1) (3.1.7) Dengan f(v1) adalah fraksi dari DNA yang dapat ditranskripsi. Dari persamaan (3.1.5), (3.1.6) dan (3.1.7) diperoleh : (v1) = τ 1 +k[v1(t)]ρ (3.1.8) denganτ = k3K2DN AT.N T P 1+K2.N T P ,k = k+1 k−1(1+K2.N T P),K2 = k+2 k−2. Persamaan (3.1.8) belum

memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk transkripsi, sebut r1. Jika kita masukkan r1 pada persamaan (3.1.8) maka r1 akan menjadi waktu tunda sehingga unsur v1(t) menjadiv1(t−r1).

Pada kompartemen kedua, mRNA ditranslasi oleh ribosom untuk memproduksi pro-tein. Waktu yang dibutuhkan oleh mRNA untuk berdifusi dari nukleus ke ribosom relatif kecil dibandingkan dengan waktu untuk transkripsi dan translasi. Oleh karena itu, kita abaikan proses difusi tersebut. Dari reaksi (3.1.3) diperoleh :

K4 = mRN A∗AA

mRN A.AA (3.1.9)

Misal u2 menyatakan konsentrasi (molar) mRNA dan v2 menyatakan konsentrasi (molar) repressor pada kompartemen kedua maka diperoleh :

·

u2(t) = a3(u1(t)−u2(t))−b1u2(t) ·

v2(t) = S(u2)−b2v2(t) +a4(v1(t)−v2(t))

dengana3 dana4 masing-masing merupakan konstanta permeabilitas yang berasosi-asi dengan u2(t) dan v2(t). S(u2) menyatakan laju pembentukan protein repressor berdasarkan reaksi (3.1.3). Dengan demikian, kita peroleh :

(5)

Dari persamaan (3.1.9) dan (3.1.10) diperoleh :

S(u2) = c0u2(t) (3.1.11)

dengan c0 = k5 K4 AA, K4 = kk+4

−4. Jika pada persamaan (3.1.11) kita masukkan

waktu yang diperlukan untuk translasi, sebutr2, makar2 akan menjadi waktu tunda sehingga unsur u2(t) menjadi u2(t−r2).

Dengan melihat keseluruhan proses, kita mendapatkan model yang dicari yaitu berupa SPD dengan waktu tunda r1 dan r2 sebagai berikut :

· u1(t) = τ 1 +k[v1(t−r1)]ρ −b1u1(t) +a1(u2(t)−u1(t)) · v1(t) = a2(v2(t)−v1(t))−b2v1(t) (3.1.12) · u2(t) = a3(u1(t)−u2(t))−b1u2(t) · v2(t) = c0u2(t−r2)−b2v2(t) +a4(v1(t)−v2(t))

3.2

Analisa Model

3.2.1

Analisa Masalah

Steady-State

Pada sub bab ini akan dibahas persamaan yang independen terhadap waktu yang diperoleh dari model (3.1.12). Artinya, untuk waktu yang sangat lama model terse-but akan memberikan solusi yang konstan atau konvergen ke suatu nilai. Oleh karena itu, bentuk diferensial pada (3.1.12) bernilai nol sehingga diperoleh per-samaan steady-state sebagai berikut :

v1)−b1u¯1+a1u2−u¯1) = 0

a2v2−v¯1)−b2v¯1 = 0

a3u1−u¯2)−b1u¯2 = 0

(6)

Dari persamaan steady-state di atas terdapat empat variabel dengan empat per-samaan. Dengan demikian, dapat diperoleh solusi steady-state nya adalah :

¯ v1 = ¯v1 ¯ v2 = b2+a2 a2 v¯1 ¯ u1 = b2+a2 a2 u¯2 ¯ u2 = B2 c0v¯1 dengan ¯v1 memenuhi v1) = B1B2 c0 v¯1 denganB1 = b21+a1b1+a3b1 a3 , B2 = b22+a2b2+a4b2 a2 .

3.2.2

Kestabilan Lokal

Dari model (3.1.12) dengan r2 = 0 disekitar titik kesetimbangan dapat dituliskan sebagai berikut : ⎡ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ · u1(t) · v1(t) · u2(t) · v2(t) ⎤ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ = ⎡ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ (a1+b1) 0 a1 0 0 (a2+b2) 0 a2 a3 0 (a3+b1) 0 0 a4 c0 (a4+b2) ⎤ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎡ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ u1(t) v1(t) u2(t) v2(t) ⎤ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ + ⎡ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ 0 (v1(t−r1)) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎤ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦

Pertama kita analisis terlebih dahulu jika= 0. Dengan asumsi tersebut, diperoleh persamaan karakteristik :

(7)

Dengan demikian, diperoleh :

λ1 = −b1 λ2 = −b2

λ3 = (a1+a3+b1)

λ4 = (a2+a4+b2) Maka syarat kestabilan dari model (3.1.12) adalah :

b1 >0

b2 >0 (a1+a3 +b1)>0 (a2+a4 +b2)>0

Selanjutnya tinjau kasus = 0. Persamaan karakteristiknya adalah :

|λI−J0−Jr1e−λr1 |= 0

denganJ0 = ∂x∂g(t),Jr1 = ∂x(∂gtr1), ˙x=g(x(t), x(t−r1)) danx(t) = [u1(t), v1(t), u2(t), v2(t)]. Sehingga diperoleh :

(b1+λ)(b2+λ)(a1+a3+b1+λ)(a2+a4+b2+λ)−c0a2a3g(x2(t−r1))e−λr1 = 0 (3.2.1)

Tidaklah mudah untuk menentukan nilai λ yang memenuhi persamaan 3.2.1. Oleh sebab itu, analisa pengaruh parameter pada model dengan waktu tunda akan di-lakukan secara numerik dan dijelaskan pada bab selanjutnya.

Gambar

Gambar 3.1: Model dengan 2 kompartemen

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat finansial penerapan teknologi inseminasi buatan (IB) pada usahaternak sapi rakyat di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.

1) Fokus sasaran: balita pada rumahtangga miskin, terutama balita laki-laki berusia 1- 3 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, dengan tetap tidak mengabaikan balita perempuan. 2)

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh pola asuh belajar, lingkungan pembelajaran, motivasi belajar, dan potensi akademik terhadap prestasi akademik siswa

Lingkup pekerjaan : Melakukan inventarisasi data infrastruktur industri pengguna energi panas bumi, melakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul dan selanjutnya

Adanya variasi waktu penahanan yang diberikan pada briket batok kelapa muda pada proses pirolisis fluidisasi bed menggunakan media gas argon, mampu memperbaiki

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA

Dengan dikembangkannya aplikasi Alat Musik Tradisional Jawa Tengah dengan metode single marker dan markerless 3D objek tracking, serta dilakukan pengujian aplikasi

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan