ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Sepuluh Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Deavri Nur Paska NIM: 132214065
PROGAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Sepuluh Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Deavri Nur Paska NIM: 132214065
PROGAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Motto dan Persembahan
Kamu Pasti Bisa, Jika Kamu Terus Berusaha. -Penulis
Aku tahu, bahwa engkau sanggup melakukan
segala sesuatu, dan tidak ada rencanamu yang
gagal. -Ayub 42:2
I have always belived that hope is that stubborn thing
inside of us that insists that despite all evidence to the
contrary, something better awaits us. - Barack Obama
Hal yang terpenting adalah kejujuran.
Mengerjakan sesuai dengan kesukaanmu,
sesuai dengan kemampuanmu, dan di situ lah
kesuksesan mengikutimu. - Raditya Dika
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bapakku, laki-laki terhebat dalam
hidupku
Mamaku, wanita terhebat dan
tersayang dalam hidupku
Kakak-kakakku tersayang dan
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Return OnAssets dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham, Studi Kasus pada Sepuluh
Perusahaan Perbankan di BEI”.Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bantuan,
dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si.,selaku Kepala Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang
bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan
bimbingan, perhatian, kritik dan saran yang sangat berharga dengan penuh
kesabaran dan kesungguhan hati sehingga skripsi ini terselesaikan dengan
viii
4. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku Dosen
Pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan, koreksi,
informasi, dan saran selama penyusunan hingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Ibu Ima Kristina Yulita, SE., M.Sc., selaku anggota tim penguji yang telah
memberikan masukan yang sangat berguna.
6. Bapak Drs. Laurentius Bambang Harnoto, M.Si., terimakasih untuk semua
ilmu pengetahuan dan informasi-informasi yang Anda berikan kepada saya.
7. Seluruh dosen dan staf Sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh petugas Bursa Efek Indonesia Universitas Kristen Duta Wacana
yang telah membantu dalam mendapatkan data sehingga bisa terselesaikan
skripsi ini.
9. Anda Hidayat dan Ibu RA. Kusyadirah Terul Tawusi, orang tuaku tercinta
yang selalu memberikan dukungan, doa, kepercayaan dan semangat
pantang menyerah dalam melewati semua tahap kehidupan yang selalu
dengan sabar mendengarkan curahan hatiku yang mendorongku untuk
melangkah maju.
10. Kakak-kakakku tersayang, RA. Dorothy Natalia Junamsi dan RM.
ix
dukungan, doa, dan ocehan yang mengobarkan semangatku untuk
terselesainya skripsi ini.
11. Keluarga besar eyang RM. LY Raisul Ngaskari yang selalu memberikan
semangat dan doa sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
12. Anastasia Ayu, Chrisna Irawati, dan Valentian Ade P.W yang selalu
memberiku semangat serta membantuku dalam memperoleh data yang
dibutuhkan selama mengerjakan skripsi ini.
13. Sydney Grashelita Mendrika, yang selalu memberiku banyak pengetahuan,
pengalaman, pendengar curhatan dari awal perkuliahan hingga sekarang.
14. Teman-teman Manajemen kelas B 2013, yang selalu memberi semangat,
selalu mengingatkan, dan membatu sehingga dapat terselesaikannya skripsi
ini.
15. Teman-teman Manajemen Angkatan 2013, terima kasih atas kebersamaan,
perjuangan, suka duka dalam masa perkuliahan 4 tahun di Universitas
Sanata Dharma. Terima kasih telah berperan penting dalam hidupku.
Kalian, masa terindahku.
16. Teman-teman kerabat skripsi 2013. Terima kasih telah mengajarkan
banyak hal, pengalaman yang luar biasa serta suka duka yang telah kita
alami selama ini.
17. Teman-teman OMK Gereja Brayat Minulya. Terima kasih atas dukungan,
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.. . ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 28
D. Rumusan Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
III. 1 Klasifikasi Nilai d ... 40
V. 1 Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 75
V. 2 Rekapitulasi Data Return On Assets Tahun 2011 - 2015 ... 76
V. 3 Rekapitulasi Data Dividend Per Share Tahun 2011 - 2015 ... 77
V. 4 Rekapitulasi Data Harga Saham Tahun 2011 - 2015 ... 78
V. 5 Uji Normalitas ... 79
V. 6 Uji Multikolinearitas ... 80
V. 7 Uji Autokorelasi ... 83
V. 8 Uji Regresi Berganda... 84
V. 9 Uji F……... ... 85
V. 10 Uji t…………. ... 87
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
II. 1 Investasi Langsung Dan Investasi Tidak Langsung ... 11
II. 2 Kerangka Konseptual Penelitian ... 29
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 102
Lampiran 2 Hasil Uji Regresi Berganda ... 104
Lampiran 3 Hasil Uji F ... 105
Lampiran 4 Hasil Uji t ... 106
Lampiran 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 107
Lampiran 6 Tabel Statistik ... 108
xvi ABSTRAK
ANALISIS PENGARUHRETURN ON ASSETS DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Sepuluh Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia
Deavri Nur Paska
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama dan parsial Return On Assets dan Dividend Per Share terhadap harga saham. Populasi dalam penelitian ini adalah 43 perusahaan Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan Perbankan yang
listing di Bursa Efek Indonesia dengan data time series yang terlengkap. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi.Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Assets dan
Dividend Per Share secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap harga saham.
xvii ABSTRACT
THE ANALYSIS OF THE RETURN ON ASSETS AND DIVIDEND PER SHARE INFLUENCE ON THE STOCK PRICE
The study of the Ten Banking Companies in Bursa Efek Indonesia
Deavri Nur Paska
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
The aim of this research is to know the affects of the Return on Assets and Dividend Per Share both separately and simultaneously on the stock price. The population in this research consists of 43 banking companies in Bursa Efek Indonesia (BEI). The sample in this study is ten banking companies that are listed in Bursa Efek Indonesia (BEI) who have the most complete time-series data. The sampling technique used is purposive sampling and documentation technique is used for collectig data. For analyzing the data, it is used multiple regression technique. The results of this study indicates that the Return on Assets and Dividend Per Share simultaneously and separately affect the stock price.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal adalah tempat bertemunya antara para pemodal dengan
pencari modal. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal diartikan sebagai
pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur
lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Ada tiga tujuan utama
diadakannya pasar modal: Pertama, mempercepat proses perluasan
pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan; Kedua,
pemerataan pendapatan bagi masyarakat; Ketiga, meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam penghimpunan dana secara produktif. Bagi calon investor
dalam melakukan investasi dapat menggunakan harga saham sebagai sinyal
investasi. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah
dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko
yang terkait dengan investasi tersebut.
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan
uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Ada 43 perusahaan perbankan di Indonesia yang
tercatat dalam Bursa Efek Indonesia sampai dengan Desember 2016
(www.idx.co.id).
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di
bursa itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan
sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Sebuah
bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari sebuah pasar
saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham didukung
faktor-faktor, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, memengaruhi harga saham
(www.wikipedia.org).
Investasi merupakan usaha investor untuk mendapatkan hasil yang akan
dikonsumsi di masa depan. Investasi yang memberikan tingkat pengembalian
yang tinggi tentunya akan memberikan risiko yang tinggi pula. Tinggi
rendahnya risiko suatu instrument terutama yang ada di pasar modal
Indonesia sangatlah dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik suatu negara
serta kondisi perusahaan itu sendiri. Untuk itu, dalam mengambil keputusan
berinvestasi, ada baiknya investor melakukan analisis terlebih dahulu pada
instrument investasi yang akan dipilih. Analisis ini dilakukan untuk
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan
diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Peningkatan harga saham
menunjukkan kondisi pasar modal sedang bullish, sebaliknya jika menurun menunjukkan kondisi pasar modal sedang bearish. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka investor akan tertarik untuk menjual
sahamnya. Terdapat banyak faktor eksternal maupun internal yang
mempengaruhi harga saham atau return saham. Dua diantara faktor-faktor internal tersebut adalah Return On Assets dan Dividend Per Share.
Return on Assets (ROA) merupakan satu ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Semakin
tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan, perusahaan akan dianggap
mampu memaksimalkan penggunaan asetnya dengan efisien. Kondisi ini
akan menimbulkan efek positif terhadap respon para investor di pasar modal
yang dapat meningkatkan permintaan terhadap saham perusahaan yang
memiliki Return on Assets tinggi sehingga harga saham perusahaan yang bersangkutan akan semakin meningkat. Dalam penelitian Mahadewi dan Ica
(www.download.portalgaruda.org) ditemukan bahwa Return On Assets
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham emiten LQ-45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008.
Dividend Per Share (DPS) adalah bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham yang jumlahnya sebanding dengan jumlah
Per Share dalam jumlah yang tinggi. Hal ini dapat menarik para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang
dibeli mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut naik. Dalam
penelitian Hutami (2012:104) ditemukan bahwa Dividend Per Share
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan industry
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia 2006-2010.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan atas, maka penelitian ini
akan diberi judul “Analisis Pengaruh Return On Assets dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah pada penelitian
ini sebagai berikut:
1. Apakah Return On Assets dan Dividend Per Share secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap harga saham?
2. Apakah Return On Assets dan Dividend Per Share secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham?
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data harga saham perusahaan dalam penelitian ini adalah harga saham
sepuluh perusahaan Perbankan yang listed di BEI dengan data time series
2. Data Return On Assets dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan sepuluh perusahaan Perbankan yang listed di BEI dengan data
time series yang terlengkap.
3. Data Dividend Per Share dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan sepuluh perusahaan Perbankan yang listed di BEI dengan data
time series yang terlengkap. D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Return On Assets dan Dividend Per Share secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap harga saham.
2. Untuk mengetahui Return On Assets dan Dividend Per Share secara parsial berpengaruh positifterhadap harga saham.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Kegiatan penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan peneliti
tentang investasi khususnya keputusan pendanaan dalam bentuk saham,
serta mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang selama ini didapatkan
selama perkuliahan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan teori serta
menambah wawasan mahasiswa lain yang akan mengadakan penelitian
3. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu calon investor dalam
menentukan saham yang akan dipilih sebelum menanamkan modalnya
dengan terlebih dahulu memperhatikan faktor-faktor internal maupun
eksternal dengan tujuan mengurangi risiko yang akan dialami oleh
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pasar Modal
Pasar modal secara umum merupakan suatu sistem keuangan yang
terorganisir, termasuk di dalamnya ialah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1) pasar
modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrument keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham),
instrument derivative, dan instrument lainnya. Menurut Widoatmojo
2012:15 (www.infodanpengertian.blogspot.com) pasar modal dapat
dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana
jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari
satu tahun.
Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan
antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Sedangkan
dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pasar modal adalah sebagai
pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur
lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Dari beberapa
pengertian pasar modal, maka dapat dikatakan pasar modal adalah tempat
bertemunya pembeli dan penjual dana-dana jangka panjang seperti utang,
saham, dan dana jangka panjang lainnya.
Menurut Sunariyah (2011:12-15) ada beberapa jenis pasar modal,
yaitu:
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah: “Penawaran saham dari perusahaan yang
menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang
ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut diperdagangkan di
pasar sekunder”. Pengertian tersebut menunjukkan, bahwa pasar
perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan
saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya
(penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. Harga
saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan
perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Peranan penjamin emisi
pada pasar perdana selain menetukan harga saham, juga melaksanakan
penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon pemodal.
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah
melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di pasar
sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli
dan penjual. Besarnya permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh
telah dicapai. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat
dikendalikan oleh manajemen. Misalnya, pendapatan per lembar
saham, besaran dividen yang dibagi, kinerja manajemen peusahaan,
prospek perusahaan di masa yang akan datang dan lain sebagainya.
Faktor lainnya yaitu faktor eksternal perusahaan yang menyangkut
hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar kemampuan
manajemen untuk mengendalikan. Misalnya, munculnya gejolak
politik pada suatu negara, perubahan kebijakan moneter, dan laju
inflasi yang tinggi. Perdagangan pasar sekunder, bila dibandingkan
dengan perdagangan pasar perdana mempunyai volume perdagangan
yang jauh lebih besar.
c. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di
luar bursa (over the counter market). Bursa parallel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi,
dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh
Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina
oleh Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan. Operasi yang
ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut
“trading information”. Informasi yang diberikan dalam pasar ini
meliputi: harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya
perdagangan ini pialang dapat bertindak dalam kedudukan sebagai
pedagang efek maupun sebagai perantara pedagang.
d. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal
atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke
pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk
transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam
jumlah besar (block sale). Contohnya PT NUSAMBA mengambil-alih pemilikan saham PT ASTRA Internasional dari beberapa
investor/pemegang saham lainnya sehingga menguasai 15% saham
yang beredar. Meskipun transaksi pengalihan saham tersebut terjadi
secara langsung antara pemodal yang satu dengan pemodal yang lain,
mekanisme kerja dalam pasar modal menghendaki pelaporan terhadap
transaksi block sale tersebut kepada bursa efek Indonesia secara terbuka. Jadi, pada akhirnya transaksi antarpemodal tersebut juga
harus dicatatkan pula di bursa efek.
2. Investasi
Menurut Sunariyah (2011:4) investasi adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu
lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan
datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh
individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Menurut
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu.
Dengan adanya aktiva yang produktif, penundaan konsumsi sekarang
untuk diinvestasikan ke aktiva yang produktif tersebut akan meningkatkan
utility total. Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
investasi adalah penanaman modal yang dimasukkan ke aktiva produktif
selama periode tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa
yang akan datang.
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan
dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik
melalui perantara atau dengan cara lain. Sebaliknya investasi tidak
langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi
yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain. Berikut adalah gambar yang menunjukkan investasi
langsung dan investasi tidak langsung (Hartono, 2015:7).
Investasi Investasi Tidak Langsung Langsung
Investasi Langsung
Gambar II.1
Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung Investor Perusahaan
Investasi
a. Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang
tidak dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank
komersial. Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau
sertifikat deposito.Ada macam-macam investasi langsung dapat
disarikan sebagai berikut ini:
1) Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan
a) Tabungan
b) Deposito
2) Investasi langsung dapat diperjual-belikan
a) Investasi langsung di pasar uang
(1) T-bill
(2) Deposito yang dapat dinegoisasi
b) Investasi langsung di pasar modal
(1) Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities)
(a) T-bond
(b) Federal agency securities
(d) Corporate bond
(e) Convertible bond
(2) Saham-saham (equity securities) (a) Saham preferen (preferred stock) (b) Saham biasa (common stock) c) Investasi langsung di pasar turunan
(1) Opsi
(a) Waran (warrant) (b) Opsi put (put option) (c) Opsi call (call option) (2) Futures contract
b. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat
berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual
sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk
diinvestasikan ke dalam portofolionya. Ini berarti bahwa perusahaan
investasi membentuk portofolio (diharapkan portofolionya optiman)
dan menjualnya eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya
(Hartono, 2015:7-10).
3. Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan
perseroan yang berlaku di Indonesia (dalam Sunariyah, 2011:125) saham
adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu
maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Saham menyatakan bahwa pemilik
saham juga termasuk pemilik sebagian perusahaan tersebut. Maka, kalau
seorang investor membeli saham, ia pun menjadi pemilik atau pemegang
saham perusahaan.
Saham adalah sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Menurut Darmadji dan
Fakhruddin (2011:6-8) ada beberapa sudut pandang untuk membedakan
saham, yaitu:
a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka
saham terbagi atas:
1) Saham biasa (common stocks), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian
dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.
2) Saham preferen (preferred stocks), merupakan saham yang memiliki karakteriktik gabungan antara obligasi dan saham
biasa,karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas:
1) Saham atas tunjuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut
tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan
dari satu investor ke investor yang lain. Secara hukum, siapa yang
memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2) Saham atas nama (registered stocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat
dikategorisasikan atas:
1) Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di
industry sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.
2) Saham pendapatan (income stocks), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari
rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten
seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih
tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini
tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi
3) Saham pertumbuhan (growth stocks-well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industry namun memiliki cirri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di kalangan emiten.
4) Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang,
meskipun belum pasti.
5) Saham siklikal (counter cyclical stocks), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap
tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang
tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini
biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu
dibutuhkan masyarakat seperti rokok dan barang-barang
4. Harga Saham
Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat
diterka secara pasti. Harga saham di bursa efek ditentukan menurut
hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar.
Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham
tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak
orang yang ingin menjual saham tersebut, maka harga saham tersebut
akan bergerak turun. Namun dalam jangka panjang, kinerja perusahaan
emiten dan pergerakan harga saham umumnya bergerak searah. Artinya,
jika kinerja perusahaan baik maka harga sahamnya akan meningkat,
sebaliknya, jika kinerja perusahaan memburuk maka harga sahamnya
akan menurun (Widoatmodjo, 2012:31). Menurut Tandelilin (2010:103)
berdasarkan hukum permintaan-penawaran, jika banyak pihak menjual
saham, ceteris paribus, maka harga saham akan turun.
Setiap pemegang saham memperoleh sertifikat sebagai tanda
pemilikan pada perusahaan. Pada setiap sertifikat saham tercantum nama,
alamat dan hak suara (voting) para pemegang saham. Nilai sertifikat dapat dibagi empat (Sunariyah, 2011:125-126):
a. Nilai Nominal (Par Value), adalah harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha. Harga saham tersebut
merupakan harga yang sudah diotorisasi oleh rapat umum pemegang
value lebih kecil daripada nilai buku. Apabila saham dijual di pasar modal kelebihan dari nilai nominal (par value) dilaporkan sebagai agio atau premium dalam neraca.
b. Nilai Buku (Book Value), nilai saham akan bermacam-macam dari waktu perusahaan didirikan, nilai saham tersebut berubah karena
adanya kenaikan atau penurunan harga saham dan adanya laba
ditahan. Jumlah laba ditahan, par value saham, dan modal selain par value adalah nilai buku. Nilai buku untuk setiap lembar saham dihitung dari pembagian jumlah nilai buku dengan jumlah lembar
saham.
c. Nilai Dasar (Base Price), nilai dasar suatu saham berkaitan dengan harga saham yang bersangkutan setelah dilakukan penyesuaian karena
corporate action (aksi emiten). Nilai dasar ini merupakan harga perdana saham tersebut. Nilai dasar ini juga digunakan dalam
perhitungan indeks harga saham sehungga akan terus berubah jika
emiten seperti stock split, right issue dan lain-lain.
d. Nilai Pasar (Market Price), nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila
bursa efek telah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya
5. Return On Asset
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:158) Return On Assets
merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan.
Return On Assets digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas asset yang dimiliki perusahaan. Menurut
Hanafi dan Halim (2014:170) analisis Return On Assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total
asset yang ada, setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk
mendanai asset) dikeluarkan dari analisis. Fokus analisis Return On Assets adalah profitabilitas, indepenpen terhadap biaya modalnya.
Menurut Astuti (2004:37) perusahaan mengharapkan adanya hasil
pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Hasil
pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan alternatif dari
dana tersebut. Sebagai salah satu ukuran ke efektifan, maka semakin
tinggi hasil pengembalian, semakin efektiflah perusahaan. Return On Assets dirumuskan sebagai berikut:
6. Dividend Per Share
Menurut Irawati (dalam www.luqmanhakim0493.blogspot.co. id)
dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen
yang akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan
merupakan bagian keuntungan perusahaan menjadi hak pemegang saham.
Dividen dapat berasal dari pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
(net income after tax, NIAT) atau laba ditahan (retained earning). Tidak semua laba yang diperoleh perusahaan sebagaimana tercermin dalam EPS
menjadi hak investor sebagai dividen. Sebagian laba yang diperoleh
perusahaan akan dicadangkan sebagai laba ditahan (retained earning). Laba ditahan tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai
berbagai aktivitas perusahaan seperti ekspansi, penelitian, maupun inovasi
produknya. Bagian keuntungan perusahaan yang diperuntukkan sebagai
dividen dibagi dengan seluruh jumlah saham beredar di masyarakat
(outstanding share) maka diperoleh dividen perlembar saham (dividen per share, DPS) (Sulistyastuti, 2002:4-5).
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat
membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Dengan demikian potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan
dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut (Sunariyah, 2011:50).
Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (2008:321-325) dividen memiliki
4 jenis:
a. Dividen tunai
Dividen direksi melakukan pemungutan suara untuk mengumumkan
pemegang saham terakhir harus disiapkan. Karena itu, biasanya
terdapat tenggang waktu antara saat pengumuman dan pembayaran.
b. Dividen properti
Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas disebut
sebagai dividen properti atau dividend in kind. Dividen properti dapat
berupa barang dagang, real estat, atau investasi, atau bentuk lainnya
yang dirancang oleh dewan direksi. Ketika dividen properti
diumumkan, perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar
properti yang akan dibagikan, dengan mengakui setiap keuntungan
atau kerugian sebagai perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku
properti pada tanggal pengumuman.
c. Dividen likuidasi
Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan kadang-kadang
disebut sebagai dividen likuidasi (liquidating dividends), yang menyiratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari
investasi pemegang saham dan bukan dari laba. Dengan kata lain,
setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba merupakan
pengurangan modal disetor perusahaan dan, sejauh itu, merupakan
dividen likuidasi.
d. Dividen saham
Dalam kasus ini, tidak ada aktiva yang dibagikan, dan setiap
pemegang saham memiliki bagian kepemilikan yang sama atas
diterbitkan. Tentu saja, nilai buku per saham menjadi lebih rendah
karena jumlah saham dari setiap pemegang saham bertambah. Dividen
saham (stock dividend) merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham miliknya sendiri kepada pemegang saham atas dasar
prorata.
DPS dirumuskan sebagai berikut:
7. Signalling Theory
Menurut Mulyawan (2015:252) signalling merupakan kegiatan pendanaan manajer yang dipercaya dapat merefleksikan nilai dari saham
perusahaan. Pada umumnya pendanaan dengan utang dianggap sebagai
signal positif sehingga manajer percaya bahwa saham undervalued. Manajer percaya bahwa prospek perusahaan ke depannya sangat bagus
yang diindikasikan dengan harga saham perusahaan sekarang. Dalam hal
ini akan menguntungkan bagi para stockholder untuk menggunakan utang dibandingkan dengan menerbitkan saham karena dianggap sebagai sinyal
positif. Akan tetapi, dengan adanya penerbitan saham dianggap sebagai
signal negatif sehingga manajemen percaya bahwa saham overvalued. Hal ini mengakibatkan harga saham akan menurun, underwriting cost
(menerbitkan saham) tinggi sehingga pendanaan dengan penerbitan saham
baru sangat mahal dibandingkan dengan penggunaan utang.
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran baik keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa
yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan
tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Menurut Atmaja (1994:354) jika ada kenaikan dividen, sering
diikuti kenaikkan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada
umumnya menyebabkan harga saham turun. Suatu kenaikan dividen
biasanya merupakan suatu “sinyal” kepada para investor bahwa
manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa
mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen
yang dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai suatu
sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit di waktu mendatang.
B. Penelitian Sebelumnya
1. Gusti Ayu Ketut Chandni Dewi dan Gede Merta Sudiartha (www.ojs.unud.ac.id). Pengaruh Price Earning Ratio, Dividend Payout Ratio, Ireturn on Assets, Tingkat Suku Bunga SBI, serta Kurs Dollar AS Terhadap Harga Saham.
Penelitian ini menggunakan teknik metode regresi linear berganda karena
metode ini dapat membuktikan hubungan dan pengaruh 2 variabel atau
a. Variabel PER, DPR, ROA, Tingkat Suku Bunga SBI serta Kurs
Dollar AS secara serempak bersama-sama mempengaruhi Harga
Saham.
b. Variabel PER memiliki pengaruh negative dan signifikan dengan
Harga Saham pada beberapa perusahaan manufaktur terdapat di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2012.
c. Variabel DPR memiliki pengaruh negatif dan signifikan dengan Harga
Saham pada beberapa perusahaan manufaktur terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2012.
d. Variabel ROA tidak memiliki pengaruh terhadap Harga Saham pada
beberapa perusahaan manufaktur terdapat di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2012.
e. Variabel Tingkat Suku Bunga SBI memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2012.
f. Variabel Kurs Dollar AS tidak memiliki pengaruh terhadap Harga
Saham pada beberapa perusahaan manufaktur terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2012.
Diantara kelima variabel bebas pada penelitian ini, yang paling
berpengaruh terhadap Harga Saham adalah tingkat suku bunga SBI. Hal
ini dikarenakan tingkat suku bunga SBI memiliki pengaruh positif dan
harga saham dimasa mendatang akan naik ketika pada saat ini tingkat
suku bunga SBI meningkat.
2. Rescyana Putri Hutami. 2012. Pengaruh Dividen Per Share, Return on Equity, dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana dan
analisis regresi linier berganda (multiple linier regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Dividen per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham Peusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2010.
b. Return on Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2010.
c. Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2010.
d. Dividen per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin
berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama (simultan)
terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat
3. I Gusti Agung Ayu Bintang Mahadewi dan Ica Rika Candraningrat. www.download.portalgaruda.org. Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share, dan Debt Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Indeks LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode observasi non partisipan yaitu dengan
mempelajari dan melihat laporan keuangan yang dipublikasikan pada
situs resmi BEI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Return On Assets secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham emiten LQ-45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2005-2008.
b. Earning Per Share secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham emiten LQ-45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2005-2008.
c. Debt Ratio secara parsial mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham emiten LQ-45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2005-2008.
4. Lidya Agustina dan Sany Noviri. 2013. Pengaruh Return On Asset
(ROA), Earning Per Share (EPS), dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham.
Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis, khususnya
pengujian hipotesis kausal atau sebab akibat, yaitu hipotesis yang
menyatakan hubungan suatu variabel dapat menyebabkan perubahan
variabel lainnya.
a. Variabel ROA secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Variabel EPS secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
c. Variabel Tingkat Suku Bunga SBI secara parsial tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang tercantum
dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
d. Variabel Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Tingkat Suku Bunga SBI secara bersama-sama mempunyai pengaruh
terhadap harga saham.
5. Maulan Irwadi. 2014. Pengaruh Dividen Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa:
a. DPS secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2012. Dari segi teori, hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat pertama dalam irrelevance Theory mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham. Teori ini menganggap bahwa
perusahaan. Jadi, peningkatan atau penurunan dividen oleh
perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan.
b. EPS secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2012.
c. EPS dan DPS secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur
di Bursa Efek Indonesia.
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian menjelaskan keterkaitan variabel penelitian
ini yaitu Return On Assets dan Dividend Per Share berpengaruh terhadap harga saham sepuluh perusahaan perbankan terbesar di BEI. Variabel
penelitian ini secara teori maupun empiris berpengaruh terhadap harga saham.
Gambar II.2
Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan:
: berpengaruh secara parsial
: berpengaruh secara bersama-sama
D. Rumusan Hipotesis
Menurut Martono (2014:67) hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus
diuji atau rangkuman simpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka.
Hipotesis juga merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau
merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.
Dalam signalling theory, suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagaimana investor memandang prospek
keuangan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, Return On Assets dan
Dividend Per Share oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram (Brigham
Return On Assets
Dividend Per Share
dan Joel, 2001:36). Signalling theory adalah suatu sinyal untuk para inverstor mengenai prospek keuangan kedepannya. Jika Return On Assets dan
Dividend Per Share naik, maka harga saham juga naik. Para investor menanamkan uangnya melihat dari harga sahamnya. Jika harga saham bagus
maka menandakan bahwa kondisi keuangan perusahaan juga bagus dan
perusahaan tersebut dapat dipercaya.
Dalam penelitian Mahadewi dan Ica (www.download.portalgaruda.org)
ditemukan bahwa Return On Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham Dalam penelitian Hutami (2012:104) ditemukan bahwa
Dividend Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Maka hipotesis dapat dikemukakan sebagai berikut:
: Return On Assets dan Dividend Per Share secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap harga saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian konklusif. Menurut Kuncoro (2011:75)
penelitian konklusif adalah penelitian untuk menguji atau membuktikan
sesuatu dan untuk membantu peneliti dalam memilih tindakan khusus
selanjutnya. Penelitian ini bersifat kausalitas, yaitu penulis berupaya meneliti
seberapa jauh faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi suatu variabel,
sehingga tujuan analisis yang tepat adalah uji hipotesis. Uji hipotesis berguna
untuk menarik suatu kesimpulan dan untuk melakukan generalisasi terhadap
populasi.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Return On Assets, Dividend Per Share, dan harga saham perusahaan Perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia dengan data time series yang terlengkap.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2017.
2. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di ruang Galeri Investasi Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat (nilai dari orang, objek,
atau kegiatan) yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan 2 variabel, yaitu sebagai berikut:
a. Variabel Bebas
Variabel independen adalah variabel yang berfungsi menerangkan
atau mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini ada 2
variabel independen yang digunakan, yaitu Return On Assets dan
Dividend Per Share. b. Variabel Terikat
Variabel dependen adalah variabel yang diterangkan atau yang
mendapat pengaruh dari variabel lainnya. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan variabel dependen yaitu harga saham.
2. Definisi Variabel
a. Return On Assets
Menurut Fauziah, Darminto, dan Hidayat (2014:1) Return On Assets
merupakan salah satu indikator rasio profitabilitas yang dimaksudkan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
b. Dividend Per Share
Dividend Per Share (DPS) adalah bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham yang jumlahnya sebanding dengan
jumlah saham yang dimiliki.
E. Definisi Operasional
Untuk mengukur sejauh mana pengaruh return on assets dan dividend per share terhadap harga saham, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu definisi operasional dari return on assets, dividend per share, dan harga saham dibawah ini:
1. Return On Assets
Return On Assets yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan ukuran profitabilitas suatu perusahaan. Data Return On Assets yang digunakan adalah data tiap tahun selama periode 2011-2015.
2. Dividend Per Share
Dividend Per Share yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan total pendapatan yang dibagikan, dibagi dengan jumlah lembar saham yang
beredar dari masing-masing perusahaan. Data yang digunakan adalah data
3. Harga Saham
Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan harga saham
bank yang menjadi objek penelitian pada saat akhir tahun dalam periode
penelitian.
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Martono (2014:76) populasi merupakan keseluruhan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dapat didefinisikan
sebagai keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan
diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43
perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Sampel
Menurut Martono (2014:76) sampel merupakan bagian dari populasi yang
memiliki cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel
dapat didefiniskan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili
populasi. Sampel yang diambil adalah 10 perusahaan perbankan terbesar
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, ukuran
besaran perusahaan dilihat dari asetnya.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
Martono (2014:81) purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria penentuan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Sampel diambil dengan ketentuan perusahaan perbankan yang listed di BEI pada periode penelitian pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
2. Sepuluh perusahaan perbankan dengan data Return On Assets, Dividend Per Share, dan harga saham yang tidak terputus selama periode penelitian pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
H. Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
primer telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpulan data
primer atau diolah lebih lanjut oleh pihak lain. Dalam penelitian ini data yang
akan digunakan berupa data Return On Assets, Dividend Per Share, dan harga saham yang diperoleh di situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id,
www.duniainvestasi.com, www.webksei.co.id, dan Pojok BEI Universitas
Kristen Duta Wacana.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik dokumentasi dimana teknik ini digunakan dengan cara melihat yang
ada di situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id,
www.duniainvestasi.com, www.webksei.co.id, dan Pojok BEI Universitas
J. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir dalam
regresi merupakan penaksir kolinear tak bisa terbaik. Untuk memperoleh
persamaan yang paling tepat digunakan parameter regresi yang dicari
dengan metode kuadrat atau Odinary Least Square (OLS). Pengujian asumsi klasik yang digunakan, yaitu:
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi
normal. Untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak,
digunakan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis:
: Data residual berdistribusi normal
: Data residual tidak berdistribusi normal
Kriteria penerimaan apabila analisis Kolmogorov-Smirnov
(1-Sample K-S) adalah sebagai berikut :
1) Apabila nilai Asymptotic Significance kurang dari 5%, berarti data residual terdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel ortogonar adalah variabel independen sama
dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di
dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1) Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mepengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya
diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen tidak berarti bebas dari multikoloniearitas.
Multikoloniearitas dapat disebabkan karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat)
dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance < 0.10 yang berarti tidak
ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%.
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF >10. Jadi dapat disimpulakn bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) alat uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka hal
tersebut disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut
sebagai heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Model regresi
tidak mengandung adanya heterokedastisitas apabila probabilitas
d. Uji Autokorelasi
Tujuan uji autokorelasi adalah menguji tentang ada tidaknya korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada
persamaan regresi linier. Apabila terjadi korelasi maka menunjukkan
adanya problem autokorelasi. Problem autokorelasi pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi jarang terjadi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi. Salah
satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan Uji
Durbin-Watson.
Pengambilan keputusan dalam Uji Durbin Watson adalah:
1) Menentukan Hipotesis
H0 : tidak ada autokorelasi
Hi : ada autokorelasi
2) Menentukan nilai α dengan d tabel (n,k) terdiri atas dl dan du.
3) Menentukan kriteria pengujian
a) Tidak terjadi autokorelasi jika (4-dl) <DW<dl.
b) Terjadi autokorelasi positif jika DW< dl, koefisien korelasinya
lebih besar dari nol.
c) Terjadi autokorelasi negatif jika DW > (4-dl), koefisien
korelasinya lebih kecil dari nol.
d) Jika DW terletak antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak
Jika n<15, pembuktian dilakukan melalui Tabel Klasifikasi Nilai
d.
Tabel III.1
Nilai d Keterangan
< 1,10 Ada autokorelasi
1,10 - 1,54 Tidak ada kesimpulan
1,55 - 2,46 Tidak ada autokorelasi
2,46 - 2,90 Tidak ada kesimpulan
> 2,91 Ada autokorelasi
2. Uji Regresi Berganda
Menurut Subagyo dan Djarwanto (2011:270) regresi linier
berganda adalah suatu prediksi (ramalan) tentang besarnya nilai Y
(variabel dependen) berdasarkan nilai X tertentu (variabel independen).
Hubungan antara variabel-variabel merupakan hubungan regresional yang
berarti bahwa tidak ada nilai Y tertentu untuk nilai X tertentu, terdapat
banyak kemungkinan nilai Y untuk nilai X tertentu karena nilai Y
dipengaruhi oleh banyak variabel X.
Menurut Sujarweni (2015:160) analisis regresi berganda digunakan
untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Adapun rumus dari regresi linier berganda sebagai berikut (Sujarweni dan
Endrayanto, 2012:88):
Keterangan:
a = Konstanta
= Koefisien regresi
= Return On Assets
= Dividend Per Share
Menurut Subagyo dan Djarwanto (2011:270) uji hipotesis
berdasarkan regresi linier berganda untuk menentukan hipotesis diterima
atau ditolak adalah dengan menggunakan uji F dan uji t. Uji F dilakukan
untuk mengetahui variabel independen dan variabel dependen mempunyai
pengaruh yang sama atau berbeda. Pada uji F biasanya membandingkan
dan untuk membuktikan kebenaran pada hipotesis regresi
linier berganda. Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikan
koefisien nilai dan uji t dilakukan dengan cara membandingkan
antara dan .
Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis dengan uji F maupun uji
t adalah sebagai berikut:
a. Uji F
Menurut Sujarweni (2015:162) uji F adalah pengujian signifikansi
persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Lima tahapan melakukan uji F adalah sebagai berikut
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesa alternative : Hipotesis nol yang diuji adalah:
: = = 0. Variabel Return On Assets dan Dividend Per Share tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel harga
saham.
Hipotesis alternatifnya (Mason, 1996:114):
: minimal salah satu ,…, ≠ 0, atau
: tidak semua , = 0. Variabel Return On Assets dan Dividend Per Share mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap harga saham
2) Menentukan taraf nyata (significant level) dengan symbol α.
Taraf nyata dalam penelitian ini adalah 5%.
3) Menentukan statistik uji yang akan dipergunakan, penelitian ini
menggunakan distribusi .
4) Menentukan kriteria yang dijelaskan sebagai berikut:
a) Hipotesis nol diterima apabila <
b) Hipotesis alternatif diterima apabila ≥
5) Mengambil kesimpulan
b) Apabila hipotesis alternative diterima, maka variabel
Return On Assets dan Dividend Per Share mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel harga saham.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen secara parsial mampu mempengaruhi variabel dependen.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t yaitu (Sunyoto,
2009:152):
1) Menentukan dan
: = 0, artinya variabel independen ( atau ) secara
parsial tidak berpengaruh terhadap Y.
Keterangan: ( i = atau )
: ≠ 0, artinya variabel independen ( atau ) secara
parsial berpengaruh terhadap Y.
Keterangan: ( i = atau )
2) Menentukan level of significance (α): 5%
Dalam penelitian ini level of significance atau tingkat signifikannya sebesar 0,05 dengan df = n - k - 1 (k adalah jumlah
variabel independen).
3) Menentukan dengan menggunakan alat analisis atau rumus
Keterangan:
= koefisien regresi variabel i
sbi = standard error dari variabel
4) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0
diterima, jika <
ditolak, jika ≥
5) Menarik kesimpulan
a) Jika diterima berarti Return On Assets dan Dividend Per Share tidak berpengaruh positive terhadap harga saham. b) Jika ditolak berarti Return On Assets dan Dividend Per
Share berpengaruh posive terhadap harga saham. c. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Menurut Sujarweni (2015:164) koefisien determinasi (Adjusted R Square) digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel dependen yang disebabkan variabel independen. Jika
Adjusted R Square semakin besar, maka presentase perubahan variabel dependen yang disebabkan oleh variabel independen
semakin tinggi. Jika Adjusted R Square semakin kecil, maka Ho diterima
presentase perubahan variabel dependen yang disebabkan oleh
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) (IDX: BBCA) adalah bank swasta
terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama
Bank Central Asia NV dan pernah menjadi bagian penting dari Salim Group. Sekarang bank ini dimiliki oleh salah satu grup perusahaan rokok terbesar di
dunia, Djarum.
BCA sempat mengalami krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem
perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi
aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya.
Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka.
Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada
tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif,
BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember
1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA
mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36
triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA
diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.