DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
PERNYATAAN KEASLIAN iii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 10
C. Tujuan Penelitian 14
D. Manfaat Penelitian 15
E. Metode Penelitian 16
F. Struktur Organisasi Tesis 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Motivasi Berprestasi Guru Dalam Konteks Administrasi Pendidikan 19
B. Kualitas Kehidupan Kerja sekolah 33
C. Lingkungan Kerja Sekolah 44
D. Kajian Terdahulu Yang Relevan 54
E. Kerangka Pemikiran 57
F. Hipotesis Penelitian 66
A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian 67
B. Metode Penelitian 73
C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian 74
D. Instrumen Penelitian 75
E. Teknik Pengumpulan Data 93
1. Teknik Angket 93
2. Studi Dokumentasi 94
F. Teknik Analisis Data 94
1. Prosedur dan Tahapan Penelitian 94
2. Tahapan Pelaksanaan 95
3. Tahapan Pengolahan Data 95
a. Menghitung skor rata-rata setiap variable 95
b. Mendeskripsikan Variabel 96
c. Menguji normalitas distribusi 96
d. Menguji hipotesis 96
4. Tahap Pengambilan Kesimpulan 97
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 98
1. Hasil analisis data deskriftif 98
2. Pengujian persyaratan analisis 105
3. Hasil pengujian hipotesis 112
4. Interpretasi hasil analisis 126
B. Pembahasan 129
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
B. Rekomendasi 168
DAFTAR PUSTAKA 170
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia suatu bangsa sangat ditentukan oleh
tinggi rendahnya kualitas pendidikan yang dimilikinya. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan
juga sangat bergantung pada sumber daya manusia yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan bangsa itu. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
suatu bangsa diperlukan tenaga pendidik yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan untuk bisa berperan dalam kehidupan. Undang-undang Republik Indonesia
Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, menyatakan sebagai berikut.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kualitas pendidikan di wilayah Kab.Bekasi dipengaruhi oleh motivasi kerja guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,salah satu cermin peningkatan mutu
pendidikan disekolah dasar adalah prestasi guru dalam meningkatkan mutu lulusan yang
produktif,dengan motivasi berprestasi guru yang tinggi akan menciptakan lulusan dengan
kualitas yang bagus.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Subbag TU UPTD PAUD-SD
Kec.Cikarang Utara bapak Nasin Sumanto, SH menyatakan bahwa lulusan untuk tingkat
Sekolah Dasar pada tahun ajaran 2010/2011 berdasarkan SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
dinyatakan lulus 100%, akan tetapi perlu perbaikan dari tingkat pencapian nilai standar
UASBN. Untuk itu di butuhkan kinerja yang produktif yang harus di tumbuh dan di
kembangkan pada diri guru khususnya di wilayah Kec. Cikarang Utara Kab.Bekasi.
Untuk dapat memperbaiki standar minimum kelulusan, sekolah mengharapkan guru
mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan motivasi tinggi, selain itu sekolah diharuskan
untuk mengoptimalkan tingkat motivasi guru supaya tujuan sekolah dapat dicapai apabila
guru memiliki motivasi kerja yang tinggi. Untuk menghasilkan motivasi kerja yang produktif
perlu di tumbuh dan kembangkan motivasi berprestasi kedalam diri guru.
Dengan di tumbuh dan kembangkan motivasi berprestasi pada diri guru, maka
produktivitas sekolah akan tinggi atau meningkat, produktivitas sekolah disini adalah
bagaimana menghasilkan keluaran atau lulusan pendidikan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif sehingga menciptakan lulusan yang bermutu, unggul, produktif, dan inovatif sesuai
dengan kebutuhan.. Dorongan atau keinginan yang dimiliki para guru antara yang satu
dengan yang lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh faktor internal sendiri maupun faktor
eksternal pada diri guru.
Faktor internal dan faktor eksternal menurut Sondang P. Siagian dalam Teori Kaitan
Imbalan dengan Prestasi (2009:294), memaparkan bahwa:
Faktor internal yaitu persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, dan prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal yaitu jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja di mana seseorang bergabung, organisasi tempat bekerja, situasi lingkungan pada umumnya, dan sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya
.
Namun pada kenyataannya, motivasi berprestasi guru tidak selalu dalam kondisi yang
optimal (tinggi) kadang kala motivasi guru dalam mengajar dan bekerja demi mencapai
prestasi mengalami turun naik (fluktuatif). Banyak faktor yang menyebabkan motivasi
berprestasi guru menjadi turun yaitu, ketidakpuasan baik secara materil (gaji, intensif dan
barang-barang) dan non materil (pekerjaan yang terjamin, piagam penghargaan, pujian dan
bekerja yang terlihat dari rendahnya kinerja yang dihasilkan dan menurunnya tingkat
motivasi kerja guru tersebut.
Menurunnya tingkat motivasi kerja sebagai cermin dari motivasi berprestasi guru
menurut Nitisemito (2000:165) dapat dilihat dari beberapa indikasi dan salah satunya yaitu,
dipengaruhi oleh tingkat absensi yang naik/tinggi. Salah satu aspek yang menunjukkan
tingkat motivasi guru dalam sebuah sekolah adalah sikap mentalnya dalam bekerja, dimana
sikap tersebut dapat tercermin melalui tingkat kehadiran kerjanya.
Motivasi yang dimiliki oleh guru Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi
akan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang menjadi faktor pembentuk motivasi
diantaranya kebutuhan akan prestasi, penghargaan, tanggungjawab, disiplin. Unsur-unsur
tersebut dapat mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam
melakukan aktivitasnya.
Dalam wawancara dan observasi peneliti dilapangan diwilayah kecamatan Cikarang
Utara motivasi kerja yang dilandasi oleh faktor kebutuhan prestasi perlu ditingkatkan
dikarenakan tingkat pendidikan guru-guru di sekolah dasar berdasarkan data dan hasil
wawancara peneliti dengan bapak Nasim selaku Kassubag TU menyatakan tingkat
pendidikan guru Sekolah Dasar 60% memiliki ijasah SMU dan yang sederajat, 25% ijasah
D-II, 15% yang memiliki pendidikan tingkat strata satu (S1) dan fakta dilapangan banyak
memiliki pendidikan tingkat strata satu yang dimiliki tidak selaras dengan konsentrasi
pendidikan dan pekerjaannya yaitu bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Adanya rasa ikut memiliki (sense of belonging) akan menimbulkan motivasi untuk merasa bertanggung jawab.Fakta dilapangan tanggung jawab guru-guru pada pekerjaan
masih perlu untuk ditingkatkan dikarenakan kesadaran akan upaya untuk mempersiapkan
rencana pembelajaran yang masih perlu ditanamkan kedalam diri guru,kegigihan mereka
akan upaya mereka untuk meningkatkan komptensi diri yang masih perlu dikembangkan,
kadangkala mereka absen mengajar karena berbagai alasan yang tidak dibenarkan. Kami
melihat cukup kentaranya gejala-gejala ini terdapat pada beberapa sekolah di sekitar tempat
kami bertugas, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa gejala ini juga terdapat di
sekolah-sekolah lain dalam wilayah Kecamatan Cikarang Utara. Sudah tentu persoalan ini harus
diatasi dengan menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi kerja guru.
Untuk itu sekolah sebagai salah satu aspek bagi terciptanya mutu pendidikan di
wilayah bekasi harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya
motivasi kerja guru khususnya guru sekolah dasar sehingga faktor-faktor tersebut dapat
terindentifikasi dan dapat dicarikan solusi bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
Salah satu faktor yang sangat jarang diperhatikan adalah kualitas kehidupan kerja
guru disekolah terutama ditataran tingkat terendah yaitu dilingkungan sekolah dasar, dimana
tingkat pertumbuhan dan perkembangan guru masih perlu peningkatan dari segi kompetensi
diri hal ini tercermin dari tingkat pendidikan yang dicapai oleh guru, masih banyak yang
belum memenuhi standar kompetensi akademik seorang guru, banyak guru-guru di sekolah
dasar yang masih memiliki ijasah sma atau sederajat atau ketika mereka melanjutkan
ketataran tingkatan lebih tinggi yaitu sarjana banyak yang memilih jurusan yang tidak sesuai
dengan bidang pekerjaanya,banyak kita temui guru sekolah dasar yang memiliki gelar sarjana
agama (S.ag) hal ini menandakaan masih kurangnya pemahaman guru-guru disekolah dasar
tentang restukturisasi kerja yang terdapat dalam indikator kualitas kehidupan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja disekolah khususnya
sekolah dasar adalah tingkat patisipasi kerja guru,restrukturisasi kerja, sistem imbalan yang
inovatif, keamanan dan keselamatan kerja. Jika hal ini dilaksanakan maka secara tidak
langsung akan menumbuhkan semangat dan menciptakan motivasi berprestasi pada diri para
menemukan beberapa fakta yang berkaitan dengan kualitas kehidupan kerja di Kecamatan
Cikarang Utara.
Partisipasi kerja yang masih belum terlaksana dengan baik menyebabkan motivasi dan
kinerja guru di sekolah dasar masih membutuhkan peningkatan ,misalnya dalam pelaksanaan
kegiatan sekolah terlihat bahwa disetiap kegiatan maka guru-guru yang terlibat dalam
kegiatan tersebut adalah guru yang sama disetiap kegiatan,hal ini menandakan kurang
meratanya partisifasi kerja guru, belum lagi dalam pengambilan keputusan ditingkat sekolah
dasar masih terdapat dalam pengambilan keputusan belum dilandasi oleh partisipasi guru hal
itu tercermin dari kurangnya dilaksanakan rapat rutin yang membahas tentang tantangan dan
kendala yang dihadapi dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah.
Sistim imbalan yang di terapkan masih bersifat tradisional dan kurang inovotif
sehingga masih banyak guru-guru yang diberikan imbalan yang masih rendah terutama bagi
mereka yang status kepegawainya honorer, dimana upah rendah dengan beban kerja yang
padat sehingga tidak sesuai dengan kelayakan kualitas kehidupan kerja yang baik, belum lagi
dengan terlambatnya pembayaran gaji karena keterlambatan dana operasional sekolah (BOS)
yang belum dapat dicairkan, sehingga banyak guru yang kadang harus menunggu hingga satu
atau dua bulan baru gaji diberikan,padahal gaji adalah salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi motivasi berprestasi guru khususnya guru sekolah dasar.
Keselamatan dan keamanan kerja yang masih kurang diperhatikan baik itu guru
pegawai negri sipil atau guru yang statusnya honorer,dimana jaminan sosial dan kesehatan
masih belum bisa menjamin apabila terjadi sesuatu hal dalam bekerja khususnya bagi guru
yang statusnya masih honorer.
Faktor yang selanjutnya adalah faktor lingkungan kerja karena lingkungan kerja
merupakan unsur dinamis yang ada di sekitar orang bakerja. Lingkungan kerja bagi guru
antara kesemuanya itu akan saling berinteraksi atau saling mempengaruhi. Guru akan
mewarnai lingkungan kerja sekolah dan sebaliknya lingkungan kerja sekolah juga akan
mempengaruhi guru-guru dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Komaruddin (2000:231) ”Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial,
psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melakukan
tugasnya”. Kenyamanan tempat kerja baik secara fisik dan non fisik (psikis) merupakan
harapan bagi tiap guru. Upaya mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat
dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kelengkapan fasilitas kantor,
kualitas fasilitas kantor, estetika dan keindahan, serta kebersihan. Hal ini memberikan rasa
nyaman pada guru dalam
menyelesaikan pekerjaaan sehingga pada akhirnya kondisi kerja akan lebih baik dan
membantu mengurangi kejenuhan dan kelelahan serta produktivitas sekolah tercapai.
Guru selalu menuntut adanya lingkungan tempat mereka bekerja lebih nyaman
sehingga optimalisasi kerja guru dapat tercapai dengan baik. Guru tidak akan bekerja secara
optimal apabila kondisi lingkungan tempat ia bekerja seperti penerangan tidak terpenuhi,
suara gaduh,suhu udara terlalu lembab, dan panas (kondisi lingkungan kerja fisik). Selain itu
juga perlu diperhatikan tata ruang.
Dengan adanya kemampuan bekerja yang didasari oleh motivasi yang tinggi maka
kepuasan kerja dan produktivitas akan meningkat. Guru akan lebih menyukai lingkungan
secara umum. Lingkungan kerja yang baik akan membuat guru merasa nyaman melakukan
pekerjaan. Sehingga perlu ditegaskan bahwa kondisi lingkungan kerja guru merupakan salah
satu faktoryang ikut berpengaruh bagi seorang guru untuk mencapai motivasi dalam kerjanya
atau mengajar, hal ini harus mendapat perhatian yang serius dari pihak sekolah. Kondusifnya
dalam melaksanakan tugas-tugas dan beban kerja yang diberikan sekolah kepada guru
agarproduktifitas sekolah tinggi atau tercapai.
Agar guru memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, mereka harus bekerja dalam
lingkungan sekolah yang kondusif. Lingkungan kerja merupakan unsur dinamis yang ada
pada tempat ia bekerja. Lingkungan kerja bagi guru adalah lingkungan sekolah yaitu segala
sesuatu yang ada di dalam atau di luar sekolah baik lingkungan fisik maupun sosial.
Lingkungan kerja yang baik akan memberikan dorongan (motivasi) kepada setiap individu
untuk dapat bekerja dengan nyaman dan maksimal, sebaliknya lingkungan kerja yang kurang
mendukung akan mempengaruhi optimalisasi kerja.
Berdasarkan wanwancara dan observasi yang peneliti lakukan tehadap beberapa
sekolah dasar di wilayah Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, faktor lingkungan
kerja ini memang secara umum dalam kategori sedang tapi di perlukan perbaikan baik secara
fisik maupun sosial karena peningkatan mutu pendidikan pada Sekolah Dasar di
Kec.Cikarang Utara harus di dukung oleh faktor lingkungan kerja sekolah yang kondusif dan
lingkungan kerja sekolah merupakan indikator bagi terciptanya mutu pendidikan diwilayah
tersebut. Menurut bapak Nasin Sumanto dari segi sarana dan prasarana yang terdapat di
wilayah Kec,Cikarang Utara Sekolah Dasar yang memenuhi syarat 50% layak, 40% cukup
layak dan 10% tidak layak . Secara sosial, hubungan antarpersonal di kalangan warga sekolah
juga terbina dengan baik yang ditandai dengan keselarasan dalam pola pergaulan, kerjasama
yang di bina antar warga sekolah masih dalam taraf sedang dan membutuhkan peningkatan
karena kerjasama yang terbangun hanya tercermin dari kegiatan KKG saja sehingga masih
membutuhkan tindak lanjut yang lebih baik lagi.kondisi dan beberapa faktor ini akan
berpengaruh terhadap motivasi kerja dalam melaksanakan tugas dan perannya.
Selain lingkungan sekolah, peran kepemimpinan kepala sekolah juga penting bagi
menggunakan strategi disamping taktik atau siasat kepemimpinan yang tepat. Strategi
kepemimpinan ini berisikan iklim dan seni untuk memperoleh dan memanfaatkan dukungan
dalam melaksanakan kebijakan dan mencapai maksud yang diinginkan, serta berisi patokan
yang perlu dipegang untuk mengerjakan upaya-upaya guna mengejar pencapaian tujuan.
Selain itu kepala sekolah juga harus memahami setiap individu bawahannya serta
menyesuaikan dengan situasi, sifat dan kondisi yang ada agar gaya yang akan digunakan
tidak mengakibatkan hal-hal yang negatif, tetapi harus dapat mendorong dan membangkitkan
para guru agar bekerja lebih sungguh-sungguh sehingga tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, ada persoalan dalam motivasi berprestasi guru yang terkait
dengan kualitas kehidupan kerja dan lingkungan kerja. Hal ini amat terasa di lingkungan
SDN di wilayah Kec.Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu, penelitian ini ingin
mengungkap seberapa besar pengaruh kualitas kehidupan kerja dan kualitas lingkungan kerja
sekolah terhadap motivasi berprestasi guru pada sekolah dasar kecamatan Cikarang Utara.
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis dapat
mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan motivasi berprestasi guru pada Sekolah
Dasar di Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi berprestasi guru Sekolah Dasar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan anak bangsa.Motivasi berprestasi menurut McClelland dalam Hasibuan
(1996:112) Mengemukakan bahwa:
individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
Energi ini dimanfaatkan oleh karyawan (guru) karena didorong oleh: a. Kebutuhan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat
c. Nilai intensif yang terlekat pada tujuan.
Motivasi berprestasi guru yaitu suatu dorongan dasar (baik itu dorongan internal
maupun dorongan eksternal) yang menggerakkan (to more) perilaku seorang guru dalam bertindak sebagai upaya untuk menciptakan kinerja yang produktif sehingga
menghasilkan lulusan yang kompetitif dengan menumbuh dan mengembangkan konsep
Kebutuhan akan prestasi (n Ach), kebutuhan akan affiliasi (n Aff), kebutuhan akan kewenangan (n Pow).
Motivasi berprestasi guru di pengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam
(motivasi intrinsik ) dan faktor yang berasal dari luar ( motivasi ekstrinsik ). Faktor yang berasal dari dalam ( intrinstik ) salah satunya adalah kualitas kehidupan kerja yang terbangun
di sekolah.Cascio (2006:24) menyatakan bahwa :
Terdapat dua cara dalam menjelaskan kualitas kehidupan kerja yaitu: Pertama, kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai sekumpulan persepsi karyawan mengenai rasa aman dalam bekerja, kepuasan kerja, dan kondisi untuk dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia. Kedua, kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai sekumpulan sasaran yang ingin dicapai melalui kebijakan organisasi seperti: kondisi kerja yang aman, keterlibatan kerja, kebijakan pengembangan karir, kompensasi yang adil dan lain-lain.
Kualitas kehidupan kerja bertujuan untuk mengkoordinasikan dan mengelola potensi
yang dimiliki oleh guru sehingga tercipta rasa aman dalam bekerja, dapat menumbuhkan
kepuasan kerja sehingga guru dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia. Yang kedua
adalah konsep kualitas kehidupan kerja sebagai pendekatan yang dikembangkan oleh institusi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui serangkaian kebijakan yang diterapkan
yang meliputi sistem imbalan yang adil, partisipasi warga sekolah, kebijakan pengembangan
warga sekolah.Peningkatan kualitas kehidupan kerja ini diperlukan untuk menciptakan
kepuasan dan komitmen dalam bekerja sebagai pemicu dan pembentuk motivasi berprestasi
Dengan terciptanya lingkungan kerja yang kompetititf maka secara tidak langsung
institusi pendidikan khususnya Sekolah Dasar akan menjadi lebih kompetitif pula dalam
mewujudkan eksistensinya. Fokus usaha-usaha kualitas kehidupan kerja bukan hanya pada
bagaimana orang dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik tidak hanya dalam
peningkatan produktivitas belaka, melainkan juga bagaimana pekerjaan dapat menyebabkan
pekerja menjadi lebih baik dalam hal pemenuhan kesejahteraan para pekerja.
Faktor selanjutnya adalah faktor yang berasal dari luar ( Ekstrinsik ) yang salah
satunya adalah faktor lingkungan kerja karena lingkungan kerja merupakan unsur dinamis
yang ada di sekitar orang bekerja. Lingkungan kerja bagi guru adalah lingkungan sekolah
yaitu segala sesuatu yang ada di dalam atau di luar sekolah, dan di antara kesemuanya itu
akan saling berinteraksi atau saling mempengaruhi. Guru akan mewarnai lingkungan kerja
sekolah dan sebaliknya lingkungan kerja sekolah juga akan mempengaruhi guru-guru dalam
melaksanakan tugasnya.
Menurut Peter dan Oslo dalam Sumarwan (2003:271) ‘Lingkungan terbagi kedalam
dua dimensi, yaitu lingkungan fisik dan sosial’. Lingkungan kerja fisik sekolah adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana yang berada dilingkungan
sekolah yang berfungsi untuk menujang kelancaran penyelenggaraan pendidikan disekolah
yang meliputi : penerangan (cahaya), suhu udara (sirkulasi udara), warna, keamanan,
kebersihan, gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, aula, halaman sekolah,
kebun sekolah, tempat istirahat.Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi hubungan
yang interaksi yang tercipta dan saling mempengaruhi antara guru dengan kepala sekolah,
guru dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan orang tua siswa/masyarakat yang
Kenyamanan tempat kerja baik secara fisik dan non fisik (psikis) merupakan harapan
bagi tiap guru. Upaya mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan
jalan memelihara prasarana fisik seperti kelengkapan fasilitas kantor, kualitas fasilitas kantor,
estetika dan keindahan, serta kebersihan. Hal ini memberikan rasa nyaman pada guru dalam
menyelesaikan pekerjaaan sehingga pada akhirnya kondisi kerja akan lebih baik dan
membantu mengurangi kejenuhan dan kelelahan serta produktivitas sekolah tercapai.
Guru selalu menuntut adanya lingkungan tempat mereka bekerja lebih nyaman
sehingga optimalisasi kerja guru dapat tercapai dengan baik. Guru tidak akan bekerja secara
optimal apabila kondisi lingkungan tempat ia bekerja seperti penerangan tidak terpenuhi,
suara gaduh,suhu udara terlalu lembab, dan panas (kondisi lingkungan kerja fisik). Selain itu
juga perlu diperhatikan tata ruang.
Dengan adanya kemampuan bekerja yang didasari oleh motivasi berprestasi yang
tinggi maka kepuasan kerja dan produktivitas akan meningkat. Guru akan lebih menyukai
lingkungan secara umum. Lingkungan kerja yang baik akan membuat guru merasa nyaman
melakukan pekerjaan. Sehingga perlu ditegaskan bahwa kondisi lingkungan kerja guru
merupakan salah satu faktor yang ikut berpengaruh bagi seorang guru untuk mencapai
motivasi dalam kerjanya atau mengajar, hal ini harus mendapat perhatian yang serius dari
pihak sekolah. Kondusifnya lingkungan kerja guru yang memberikan kenyamanan dan
keamanan akan membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas dan beban kerja yang
diberikan sekolah kepada guru agar produktifitas sekolah tinggi atau tercapai.
Agar guru memiliki motivasi berprestasi yang optimal, mereka harus bekerja dalam
lingkungan sekolah yang kondusif. Lingkungan kerja merupakan unsur dinamis yang ada
pada tempat ia bekerja. Lingkungan kerja bagi guru adalah lingkungan sekolah yaitu segala
sesuatu yang ada di dalam atau di luar sekolah baik lingkungan fisik maupun sosial.
untuk dapat bekerja dengan nyaman dan maksimal, sebaliknya lingkungan kerja yang kurang
mendukung akan mempengaruhi optimalisasi kerja.
Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas,
maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut.
1) Bagaimana gambaran umum motivasi berprestasi guru pada sekolah dasar di
Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi?
2) Bagaimana gambaran umum kualitas kehidupan kerja pada Sekolah Dasar di
Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi?
3) Bagaimana gambaran umum Lingkungan Kerja Sekolah pada Sekolah Dasar di
Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi?
4) Seberapa besar pengaruh kualitas kehidupan kerja sekolah terhadap motivasi berprestasi
guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi?
5) Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja sekolah terhadap motivasi berprestasi guru
pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi?
6) Seberapa besar pengaruh kualitas kehidupan kerja dan lingkungan kerja sekolah terhadap
motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dengan judul pengaruh kualitas kehidupan kerja dan lingkungan
kerja sekolah terhadap motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara
Kab.Bekasi adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran umum pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap
motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi.
2. Untuk mengetahui gambaran umum pengaruh lingkungan kerja sekolah terhadap
3. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di
Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap
motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi.
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja sekolah terhadap
motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi
6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas kehidupan kerja dan lingkungan
kerja sekolah terhadap motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di
Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
ataupun secara praktis untuk meningkatkan kualitas pendidikan ditanah air umumnya, dan
khususnya peningkatan kualitas pendidikan Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Bekasi.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu
administrasi pendidikan khususnya dalam pengembangan bidang sumberdaya manusia.
Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam pendidikan yang terkait dengan peningkatan motivasi
berprestasi pada guru, kualitas kehidupan kerja dan lingkungan kerja sekolah.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini secara praktis adalah sebagai
berikut.
a. Bagi penulis, menambah dalam bidang penelitian sehingga mengetahui dengan
terhadap motivasi berprestasi guru sekolah dasar di Kec.Cikarang Utara
Kab.Bekasi.
b. Bagi sekolah, dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian ini sehingga dapat
menerapkan konsep kualitas kehidupan kerja sekolah dan menciptakan
lingkungan kerja sekolah yang baik sehingga tercipta motivasi berprestasi pada
guru Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi yang dapat meningkatkan
produktivitas dan prestasi dalam proses pembelajaran.
c. Memberikan peluang bagi para peneliti berikutnya, untuk memberikan kontribusi
dalam memperkaya, meningkatkan, maupun mengembangkan penelitian yang
berkaitan dengan pengaruh kualitas kehidupan kerja dan lingkungan kerja sekolah
yang terhadap motivasi berprestasi pada guru.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriftif. Metode deskriptif adalah metode
penelitian yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan profil variabel-variabel penelitian,
menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki
validitas yang tinggi.
Pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Hal
ini dilakukan karena penelitian ini berusaha membuktikan teori yang sudah ada, dengan cara
membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Sehingga data yang diperoleh dan diolah
adalah data yang berbentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakaan.
F. Struktur Organisasi Tesis
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.
Bab ini berisi landasan – landasan teori yang digunakan untuk membahas materi pokok.
Teori – teori yang digunakan antara lain motivasi berprestasi, kualitas kehidupan
kerja dan lingkungan kerja sekolah, kajian terdahulu yang relevan,kerangka pemikiran
dan hipotesis.
BAB III : METODA PENELITIAN
pada bab ini di paparkan tentang lokasi, populasi dan sample penelitian metode
penelitian, defenisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta
teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari apa
yang menjadi permasalahan penelitian. Bab ini pun mencoba untuk menjawab
rumusan masalah sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
BAB V : .KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Merupakan penutup pada penelitian yang berisi kesimpulan dari analisa masalah
dan merupakan jabaran deskriptif dari tujuan yang telah tercapai pada penelitian ini dan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar yang ada di kecamatan Cikarang Utara,
Kabupaten bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang terdiri atas 34 Sekolah Dasar.Data
penelitian ini merupakan nilai persepsi guru, oleh sebab itu yang dijadikan anggota
populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar yang berada di kecamatan
Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Adapun anggota populasi penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.1
Rekapitulasi Jumlah Guru-Guru SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun 2011
No. Nama Sekolah Jumlah Guru
Lk Pr Total
1. SDN Karang Asih 01
9 17 26
2. SDN Karang Asih 02
8 7 15
3. SDN Karang Asih 03
7 23 30
4. SDN Karang Asih 04
7 12 19
5. SDN Karang Asih 05
10 24 34
6. SDN Karang Asih 06
6 11 17
7. SDN Karang Asih 07
10 12 22
8. SDN Karang Asih 08
7 8 15
9. SDN Karang Asih 09
7 10 17
10. SDN Karang Asih 10
5 10 15
11. SDN Karang Asih 11
11 9 20
12. SDN Karang Asih 12
No. Nama Sekolah Jumlah Guru
Lk Pr Total
13. SDN Karang Asih 13
7 12 19
14. SDN Karang Asih 14
9 10 19
15. SDN Cikarang Kota 01
6 9 15
16. SDN Cikarang Kota 02
7 8 15
17. SDN Cikarang Kota 03
4 10 14
18. SDN Cikarang Kota 04
5 7 12
19. SDN Kr. Baru 01
9 10 19
20. SDN Kr. Baru 02
18 22 40
21. SDN Kr. Baru 03
5 9 14
22. SDN Kr.Baru 04
22 12 34
23. SDN Kr. Baru 05
10 7 17
24. SDN Mek. Mukti 01
10 12 22
25. SDN Mek. Mukti 02
6 8 14
26. SDN Mek. Mukti 03
9 10 19
27. SDN Mek. Mukti 04
8 8 16
28. SDN Mek. Mukti 05
5 5 10
29. SDN Mek. Mukti 06
14 27 41
30. SDN Harja Mekar 01
6 13 19
31. SDN Harja Mekar 02
4 8 12
32. SDN Harja Mekar 03
2 4 6
33. SDN Harja Mekar 04
6 12 18
34. SDN Wangun Harja 01
3 12 15
Jumlah
272 400 672
2. Populasi
Sugiyono (2008:90) memberikan definisi definisi mengenai populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.
Sudjana dan Ibrahim (2001:84) mendefinisikan mengenai populasi berkaitan
dengan elemen yaitu unit tempat diperolehnya informasi ,dimana elemen tersebut
bisa individu, tempat kelompok sosial, sekolah organisasi dan lain-lain.
Data penelitian ini merupakan nilai persepsi guru, oleh sebab itu yang
dijadikan anggota populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar yang
berada di kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi yang jumlah populasinya 672
guru Sekolah Dasar.
3. Sample Penelitian
Sugiyono (2008:91) menjelasakan bahwa sampel adalah sebagian dari
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel
penelitian didasarkan adanya keterbatasan peneliti, dimana peneliti tidak melakukan
teknik sensus dalam pelaksanaan penelitian
Sudjana dan Ibrahim (2001 :86-95) membagi penarikan sampel yaitu :
a. Sampel tidak berpeluang (Non Probability Sampling) adalah penarikan sampel dimana pemilihan elemen dari populasi yangakan dimasukan didalam sampel tidak didasarkan pada nilai-nilai peluang yang sama. Jenis Sampel tidak berpeluang yaitu Sampel Aksidental (Accident Sampling), Snow Ball, Quota Sampling, Cluster Sampling.
Penarikan sampel Sesuai dengan penelitian ini, sampel yang diambil
adalah dengan mengambil sampel peluang (probability sampling) dengan jenis
sampel acak (simple random sampling). Berdasarkan pemaparan dari Sugiyono bahwa yang dimaksud dengan probability sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2008:92), sedangkan simple random sampling adalah pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Simple random sampling dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2008:93).
Untuk menentukan jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan rumus Slovin dalam Riduwan sebagai berikut :
N
n = --- 1 + N x e 2
Keterangan :
- n = Ukuran sampel
- N = Ukuran Populasi
- e = Tingkat kesalahan sampel yang masih ditolelir dengan tingkat
kepercayaan penelitian apabila digeneralisasikan.
adalah 0,1 atau 10% dan tingkat kepercayaan penelitian ini adalah 0,90 atau 90%
Berdasarkan rumus tersebut tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk
guru Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara, yaitu sebagai berikut:
N
n = --- 1 + N x e2
672
n = --- 1 + 672 x (0,1)2 n = 87.0 dibulatkan = 87
Dari perhitungan di atas, mengisyaratkan bahwa untuk melakukan penelitian
dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 %, maka harus menentukan jumlah sampel
minimal terhadap populasi sasaran sebesar 672 guru sekolah dasar di Kec.Cikarang
Utara yang terdiri dari 34 Sekolah dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi yang
dijadikan populasi sampling.
1.SDN Karang Asih 01 26
--- x 87 responden = 3.46 responden 653
n = 3.46 dibulatkan = 4
Setelah dihitung secara keseluruhan didapat data sebagai berikut :
Tabel 3.2
Rekapitulasi Jumlah Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Guru
No. Nama Sekolah Jumlah Guru
Lk Pr Total
1. SDN Karang Asih 01 2 2 4
2. SDN Karang Asih 02 1 1 2
3. SDN Karang Asih 03 2 1 3
4. SDN Karang Asih 04 2 1 3
5. SDN Karang Asih 05 1 2 3
6. SDN Karang Asih 06 1 1 2
7. SDN Karang Asih 07 2 1 3
8. SDN Karang Asih 08 1 1 2
9. SDN Karang Asih 09 1 1 2
10. SDN Karang Asih 10 1 1 2
11. SDN Karang Asih 11 1 2 3
12. SDN Karang Asih 12 1 2 3
13. SDN Karang Asih 13 2 1 3
14. SDN Karang Asih 14 1 2 3
15. SDN Cikarang Kota 01 1 1 2
16. SDN Cikarang Kota 02 1 1 2
17. SDN Cikarang Kota 03 1 1 2
18. SDN Cikarang Kota 04 1 1 2
19. SDN Kr. Baru 01 1 2 3
20. SDN Kr. Baru 02 3 1 4
21. SDN Kr. Baru 03 1 1 2
22. SDN Kr.Baru 04 1 3 4
23. SDN Kr. Baru 05 1 1 2
24. SDN Mek. Mukti 01 2 1 3
25. SDN Mek. Mukti 02 1 1 2
26. SDN Mek. Mukti 03 1 2 3
27. SDN Mek. Mukti 04 1 1 2
28. SDN Mek. Mukti 05 1 0 1
29. SDN Mek. Mukti 06 3 2 5
No. Nama Sekolah Jumlah Guru
Lk Pr Total
31. SDN Harja Mekar 02 1 1 2
32. SDN Harja Mekar 03 0 1 1
33. SDN Harja Mekar 04 1 1 2
34. SDN Wangun Harja 01 1 1 2
Jumlah 44 43 87
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode
penelitian yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan profil variabel-variabel penelitian,
menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki
validitas yang tinggi.
Pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Hal
ini dilakukan karena penelitian ini berusaha membuktikan teori yang sudah ada, dengan cara
membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Sehingga data yang diperoleh dan diolah
adalah data yang berbentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakaan.
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan kajian,
penulis menggunakan teknik angket (kuisioner), kajian pustaka, dan studi dokumentasi.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang
sedang di teliti. Riduwan (2006:14) berpendapat bahwa definisi operasional adalah unsur
peneliti yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel.definisi operasional
adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan
variabel yang sama
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu
Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut
1. Kualitas Kehidupan Kerja
Kualitas kehidupan kerja dalam penelitian ini adalah pendekatan sistem manajemen
yang bertujuan untuk mengkoordinasikan dan mengelola potensi yang dimiliki oleh
guru sehingga tercipta rasa aman dalam bekerja, dapat menumbuhkan kepuasan
kerja sehingga guru dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia. Indikator
dalam penelitian ini meliputi :1) Restrukturisasi kerja 2) Partisifasi 3) Sistem
imbalan. Konsep kualitas kehidupan kerja dikembangkan oleh Cascio (2006:24).
2. Lingkungan Kerja Sekolah
Lingkungan kerja sekolah bagi guru dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang
ada di dalam atau di luar sekolah, dan di antara kesemuanya itu akan saling
berinteraksi atau saling mempengaruhi. Indikator dalam penelitian ini meliputi : 1)
Sarana fisik dan prasarana fisik penunjang KBM 2) Hubungan guru dengan kepala
sekolah 3) Hubungan guru dengan guru 4) Hubungan guru dengan siswa 5)
Hubungan guru dengan wali murid. Konsep lingkungan kerja sekolah dikembang
oleh Peter dan Oslo dalam Sumarwan (2003:271)
3. Motivasi Berprestasi Guru
Motivasi kerja guru dalam penelitian ini adalah suatu dorongan dasar (baik itu
dorongan internal maupun dorongan eksternal) yang menggerakkan (to more) perilaku seorang guru dalam bertindak sebagai upaya untuk menciptakan kinerja
yang produktif sehingga menghasilkan lulusan yang kompetitif dengan menumbuh
dan mengembangkan konsep n Ach, n Aff, n Pow. Indikator dalam penelitian ini
D. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148)
Sedangkan Riduwan (2008:71) mengemukakan: “Instrumen penelitian menjelaskan
semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik
penentuan kualitas instrumen (validitas dan reliabilitas)”
Berdasarkan teori di atas, maka untuk memperoleh data tentang kualitas kehidupan
kerja sekolah, lingkungan kerja sekolah dan motivasi berprestasi guru maka digunakan alat
pengumpulan data berupa kuesioner (angket) dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi
instrumen berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian. Angket
yang telah disusun, diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Skala Pengukuran
Dalam menyusun kuesioner peneliti menggunakan skala likers,skala likers
digunakan untuk mengukur sikap,pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena tertentu (sugiyono, 2008:93). Jadi dengan
menggunakan skala ini penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran kualitas
kehidupan kerja sekolah, lingkungan kerja sekolah, serta motivasi berprestasi guru di
SD Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel
penelitian ini adalah angket skala likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu:
Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah
positif diberi bobot: 5 - 4 - 3- 2 -1, sedangkan bobot untuk pernyataan
negative diberi bobot: 1 – 2 – 3 – 4 – 5.
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian ini di susun berdasarkan indikator-indikator masing-
masing variabel .untuk mendapatkan keshahihan dilakukan melalui pendefinisian
dan study kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing
Instrumen pada masing indicator di susun dengan menggunanakan
langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2)
menyusun pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis
rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam
menyusun angket dari aspek yang diukur.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Variabel Kualitas Kehidupan Kerja
Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator Nomer
item kuesioner
Kualitas Kehidupan Kerja (X1)
1. Restrukturisasi kerja Fasilitas kerja Kesempatan berkarir Perlindungan jabatan
Sarana pendukung KBM
Prasarana pendukung KBM
2. Partisifasi
3. Sistem Imbalan
Keterlibatan pekerjaan
Komunikasi
Penyelesaian konflik
Kompensasi yang layak
Penghargaan dan sanksi
Achievment program
Partisifasi dalam rapat
Kerjasama dalam kelompok
Interaksi sosial warga sekolah
Interaksi dalam tugas
Keterbukaan masalah
Proses penyampaian pendapat dan konfirmasi
Proses pengambilan keputusan atas suatu masalah Gaji Intensif Tunjangan Penghargaan bersifat material Penghargaan bersifat non material
Sumber : Cascio Weyne F (2006)
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Variabel lingkungan kerja sekolah
Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator Nomer
Item
Kuesioner
Lingkunga kerja sekolah (X2)
Lingkungan Fisik
Lingkungan sosial
Sarana dan prasarana fisi penunjang KBM
Hubungan kepala sekola dengan guru
Hubungan guru denga guru
Hubungan guru denga murid
Sumber : Peter dan Oslo dalam Sumarwan (2003:271)
.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi Guru
Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator No
Item
Motivasi Berprestasi guru (Y)
1. Kebutuhan akan prestasi
Melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab dengan dedikasi yang tinggi.
Menggunakan umpan balik sebagai bahan evaluasi Berorientasi pada tugas Menyatu pada tugas Berorientasi pada pencapaian tujuan Bertanggung jawab terhadap performa dan hasil pekerjaan
[image:31.595.80.530.67.779.2]2. Kebutuhan akan Affiliasi
Melaksanakan tugas dengan inovatif dan kratif
Memiliki rasa kebersamaan yang tinggi
Menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain
Lebih efektif apabila bekerja sama dengan yang lain dalam
pekerjaan
menyelesaikan tugas dengan cara berbeda dari biasanya
menghindari hal-hal rutin dalam bertugas
aktif mencari informasi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu
3. Kebutuhan akan kewenangan
melaksanakan tugas
Berperan aktif dalam setiap kegiatan
Mengutamakan prestise
Lebih mengutamakan tugas dari pada hubungan pribadi
dengan yang lain
Berupaya meminta bimbingan dan arahan dalm bertugas Memiliki rasa percaya diri yang tinggi Kegiatan merupakan wadah pengakualisasi diri Beorientasi pada prestasi
Ingin di hormati
Berorientasi kepada pekerjaan Lebih mandiri dalam bekerja 22 23 24 25 26 27,28 29,30
Sumber : McClelland dalam Hasibuan ( 1996:116)
3 Ujicoba instrumen
Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk mengetahui
sejauh mana validitas keshahihan atau kehandalan melalui jalur prosedur berikut:
Instrumen penelitian ini diuji cobakan melalui responden yang tidak termasuk
sampel penelitian .jumlah responden ujicoba sebanyak 30 (tiga puluh ) orang
guru.jumlah ini dianggap sudah cukup memenuhi syarat untuk di uji cobakan
b. Pelaksanaan uji coba
Uji coba instrumen dilakukan dengan melalui langkah berikut: a) membagikan
angket terhadap responden (guru), b) memberi keterangan /penjelasan cara pengisian angket
c) para responden melakukan pengisian sesuai aturan, d) responden mengumpulkan
kembali angket.
c. Tujuan pelaksanaan uji coba
Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan serta
kekurangan yang kemungkinan besar dapat terjadi pada item-item angket baik
dalam hal redaksi, alternative jawaban yang tersedia maupun dalam setiap
jawaban dan pernyataan yang ada. Uji coba ini juga dilakukan untuk menganalisis
terhadap intrumen sehingga bisa diketahui sumbangan butir –butir pernyataan
terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing masing variabel
selanjutnya untuk mengetahui butir pertanyaan dan pernyataan yang valid dan
reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
d. Uji validatas
Arikunto (2010:167) yang dimaksud uji validitas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan
diukur .jenis validitas yang di pakai peneliti adalah validitas logis. Sedangkan
menurut Sugiono (Akdon 2008:143) mengemukakan suatu ukuran yang
menunjukan tingkat keandalan atau keshohihan suatu alat ukur. jika instrument
dikatakan valid berarti instrument itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang
e. Hasil uji validitas dan reabilitas instrumen
1. Uji validitas
Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan bantuan computer dengan
program SPSS versi 17 for window. Dengan demikian, untuk mengetahui tingkat validitas instrument maka dapat melihat angka pada kolom corrected item-total
correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r
hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. .Jika r hitung> r tabel maka item tersebut adalah
valid. Sebaliknya, Jika r hitung< r tabel maka item tersebut adalah tidak valid
a. Validitas Variable X1 (Kualitas Kehidupan Kerja)
Dengan perhitungan menggunakan rumus di tersebut di atas, maka untuk
variabel X1 (Kualitas Kehidupan Kerja) yang terdiri dari 30 item pertanyaan,
dinyatakan valid sebanyak 30 (tiga puluh) item, dan yang tidak valid sebanyak 0
(nol) item. Sehingga 30 item tersebut layak digunakan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table Item-Total Statistics sebagai berikut
Tabel 3.6: Hasil Uji Validitas Variabel X1
(Kualitas Kehidupan Kerja)
Item r hitung r tabel
α= 0.05; n = 30
Keputusan
No.1 .511 >0.361 Valid
No.2 .631 >0.361 Valid
No.3 .407 >0.361 Valid
No.4 .548 >0.361 Valid
No.5 .730 >0.361 Valid
No.6 .386 >0.361 Valid
No.7 .509 >0.361 Valid
b. Validitas Variabel X2 (Lingkungan Kerja Sekolah)
Dengan perhitungan menggunakan rumus di tersebut di atas, maka untuk variabel
X1 (Lingkungan Kerja Sekolah) yang terdiri dari 30 item pertanyaan, dinyatakan valid
sebanyak 30 (tiga puluh) item, dan yang tidak valid sebanyak 0 (nol) item. Sehingga 30
item tersebut layak digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table Item-Total
[image:36.595.78.532.61.609.2]Statistics sebagai berikut :
Tabel 3.7: Hasil Uji Validitas Variabel X2
(Lingkungan Kerja Sekolah)
No. 9 .690 >0.361 Valid
No.10 .657 >0.361 Valid
No.11 .623 >0.361 Valid
No.12 .388 >0.361 Valid
No.13 .620 >0.361 Valid
No.14 .540 >0.361 Valid
No.15 .749 >0.361 Valid
No.16 .475 >0.361 Valid
No.17 .609 >0.361 Valid
No.18 .514 >0.361 Valid
No. 19 .466 >0.361 Valid
No.20 .368 >0.361 Valid
No.21 .576 >0.361 Valid
No.22 .363 >0.361 Valid
No.23 .577 >0.361 Valid
No.24 .419 >0.361 Valid
No.25 .657 >0.361 Valid
No.26 .521 >0.361 Valid
No.27 .565 >0.361 Valid
No.28 .532 >0.361 Valid
No.29 .481 >0.361 Valid
No.30 .594 >0.361 Valid
Item r hitung r tabel
α= 0.05; n = 30
Keputusan
c. Validitas Variabel Y (Motivasi Berprestasi)
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas untuk variabel Y
tentang Motivasi Berprestasi Pada Guru, yang terdiri dari 30 item pertanyaan,
dinyatakan valid sebanyak 30 (tiga puluh) item, dan yang tidak valid sebanyak 0 (nol)
item. Sehingga 30 item tersebut layak digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table Item-Total Statistics sebagai berikut :
No.2 .719 >0.361 Valid
No.3 .645 >0.361 Valid
No.4 .455 >0.361 Valid
No.5 .639 >0.361 Valid
No.6 .384 >0.361 Valid
No.7 .474 >0.361 Valid
No.8 .741 >0.361 Valid
No. 9 .632 >0.361 Valid
No.10 .445 >0.361 Valid
No.11 .586 >0.361 Valid
No.12 .633 >0.361 Valid
No.13 .645 >0.361 Valid
No.14 .526 >0.361 Valid
No.15 .702 >0.361 Valid
No.16 .597 >0.361 Valid
No.17 .422 >0.361 Valid
No.18 .646 >0.361 Valid
No. 19 .568 >0.361 Valid
No.20 .460 >0.361 Valid
No.21 .542 >0.361 Valid
No.22 .744 >0.361 Valid
No.23 .627 >0.361 Valid
No.24 .668 >0.361 Valid
No.25 .601 >0.361 Valid
No.26 .690 >0.361 Valid
No.27 .488 >0.361 Valid
No.28 .714 > 0.361 Valid
No.29 .561 > 0.361 Valid
Tabel 3.8: Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Berprestasi Pada Guru)
Item r hitung r tabel
α= 0.05; n = 30
Keputusan
No.1 .556 > 0.361 Valid
No.2 .422 >0.361 Valid
No.3 .585 >0.361 Valid
No.4 .732 >0.361 Valid
No.5 .715 >0.361 Valid
No.6 .791 >0.361 Valid
No.7 .406 >0.361 Valid
No.8 .381 >0.361 Valid
No. 9 .615 >0.361 Valid
No.10 .519 >0.361 Valid
No.11 .589 >0.361 Valid
No.12 .443 >0.361 Valid
No.13 .497 >0.361 Valid
No.14 .709 >0.361 Valid
No.15 .450 >0.361 Valid
No.16 .541 >0.361 Valid
No.17 .559 >0.361 Valid
No.18 .594 >0.361 Valid
No.19 .630 >0.361 Valid
No.20 .843 >0.361 Valid
No.21 .665 >0.361 Valid
No.22 .666 >0.361 Valid
No.23 .564 >0.361 Valid
No.24 .593 >0.361 Valid
No.25 .580 >0.361 Valid
No.26 .452 >0.361 Valid
No.27 .584 >0.361 Valid
No.28 .488 > 0.361 Valid
No.29 .415 > 0.361 Valid
d. Uji Reliabilitas Instrumen
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melalui bantuan computer
dengan program SPPSS versi 17 for window. Dalam analisis ini apabila data dikatakan
reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui.Tingkat reliabilitas
perhatikan angka pada Guttaman Split-Half Coefficient yang merupakan nilai r hitung
dibandingkan dengan nilai r table , jika r hitung> r table maka item tersebut reliabel,
sebaliknya jika r hitung< r table maka item tidak reliabel secara lebih jelasnya dapat dilihat
pada table berikut :
Table 3.9 : Reliability statistic X1
Kualitas Kehidupan kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .884
N of Items 15a
Part 2 Value .859
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .753
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .859
Unequal Length .859
Guttman Split-Half
Coefficient
.859
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .884
N of Items 15a
Part 2 Value .859
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .753
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .859
Unequal Length .859
Guttman Split-Half
Coefficient
.859
a. The items are: NO.1, NO.2, NO.3, NO.4, NO.5, NO.6, NO.7, NO.8, NO.9, NO.10, NO.11, NO.12, NO.13, NO.14, NO.15.
b. The items are: NO.16, NO.17, NO.18, NO.19, NO.20, NO.21, NO.22, NO.23, NO.24, NO.25, NO.26, NO.27, NO.28, NO.29, NO.30.
Pengujian Reliabilitas dilihat dari nilai kolerasi Gutman Split Half Coefficient sebesar = 0.859. Kolerasi berada pada kategori sangat kuat . Bila dibandingkan dengan r tabel (0.859) > r hitung
Table 3.10: Reliability statistic X2
Lingkungan Kerja Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .891
N of Items 15a
Part 2 Value .892
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .821
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .902
Unequal Length .902
Guttman Split-Half
Coefficient
.892
a. The items are: NO.1, NO.2, NO.3, NO.4, NO.5, NO.6, NO.7, NO.8, NO.9, NO.10, NO.11, NO.12, NO.13, NO.14, NO.15.
b. The items are: NO.16, NO.17, NO.18, NO.19, NO.20, NO.21, NO.22, NO.23, NO.24, NO.25, NO.26, NO.27, NO.28, NO.29, NO.30.
Pengujian Reliabilitas dilihat dari nilai kolerasi Gutman Split Half
Coefficient sebesar = 0.892. Kolerasi berada pada kategori sangat kuat . Bila dibandingkan dengan r tabel (0.892) > r hitung (0.361) .
Table 3.11 : Reliability statistic Y Motivasi Berprestas Pada Guru
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .870
N of Items 15a
Part 2 Value .894
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .772
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .871
Unequal Length .871
Guttman Split-Half
Coefficient
.870
a. The items are: N0.1, NO.2, NO.3, NO.4, NO.5, NO.6, NO.7, NO.8, NO.9, NO.10, NO.11, NO.12, NO.13, NO.14, NO.15.
b. The items are: NO.16, NO.17, NO.18, NO.19, NO.20, NO.21, NO.22, NO.23, NO.24, NO.25, NO.26, NO.27, NO.28, NO.29, NO.30.
Pengujian Reliabilitas dilihat dari nilai kolerasi Gutman Split Half Coefficient sebesar = 0.870. Kolerasi berada pada kategori sangat kuat .
Bila dibandingkan dengan r tabel (0.870) > r hitung (0.361) . Dengan demikian
E. Teknik pengumpulan data
“Data ialah bahan mentah yang perlu diolah, sehingga menghasilkan informasi atau
keterangan, baik kuantitatif ataupun kualitatif yang menunjukan fakta” (Riduawan,
2008:106). Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah teknik
angket, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi
1. Teknik Angket
Teknik angket atau kuisioner digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas
kehidupan kerja sekolah, lingkungan kerja sekolah dan motivasi berprestasi pada guru
Sekolah Dasar. Langkah-langkah pengumpulan data melalui angket adalah sebagi berikut.
a) Penyusunan kisi-kisi instrumen dengan berlandaskan rujukan teoritis yang berhubungan
dengan variabel dan dimensi penelitian, serta indikator-indikatornya.
b) Penyusunan butir instrumen.
c) Pengujian Validitas dan reliabilitas butir instrumen
d) Menyeleksi butir soal berdasarkan validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil uji
coba, diperoleh diketahui terdapat beberapa butir soal yang tidak valid. Butir soal yang
tidak valid dibuang tetapi terwakili oleh soal lain, dibuang, artinya tidak dipakai untuk
memotret variabel-variabel penelitian. Butir soal yang tidak valid, tetapi belum
terwakili oleh soal lain, maka soal tersebut direvisi berdasarkan pendapat para ahli,
dalam hal ini atas dasar saran pembimbing. Setelah dilakukan seleksi dan revisi,
diperoleh jumlah butir instrumen sebagai berikut.
1. Instrumen kualitas kehidupan kerja sekolah sebanyak 30 item
2. Instrumen lingkungan kerja sekolah sebanyak 30 item
3. Instrumen motivasi berprestasi guru sebanyak 30 item
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa informasi yang
berhubungan dengan penelitian ini, yang berada di kecamatan Cikarang Utara Kabupaten
Bekasi dan di Sekolah Dasar yang dijadikan sampel penelitian.
F. Teknik Analisis Data
1.Prosedur dan Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh dalam kegiatan penelitan ini ada empat
tahap, yakni persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, dan tahap pengambilan
kesimpulan.
a. Tahapan Persiapan
Sebelum mengadakan penelitian kelapangan, penulis mengadakan persiapan terlebih
dulu. Persiapan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Merumuskan masalah penelitian,
2) Menyusun hipotesis,
3) Menentukan lokasi, populasi, dan sampel penelitian,
4) Menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan variabel dan dimensi penelitian, baik
variabel independen ataupun varibel dependen,
5) Menyusun butir instrumen
6) Mengujicobakan instrumen,
7) Mengadakan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, dan
8) Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada unit kerja subjek penelitian.
Penelitian kelapangan akan dilaksanakan pada bulan oktober dengan lokasi penelitian
di Sekolah Dasar di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten bekasi. Adapun langkah-langkah
yang ditempuh adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi responden penelitian, mengenal nama, dan menentukan waktu
pertemuan antara peneliti dengan responden
b. Melaksanakan pengumpulan data dengan menyebarkan angket yang telah diuji validitas
dan reabilitasnya
c. Mengumpulkan dan menyusun data berupa jawaban responden
d. Mengolah data berupa skor penelitian responden atas variabel-variabel penelitian,
dengan pendekatan kuantitatif
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang diperoleh melalui angket yang telah disebar, kemudian dianalisis secara
kuantitatif. Proses pengukuran terhadap data yang diperoleh dari responden menggunakan
skala diferensial semantik (semantic deferensial scale). Langkah-langkah yang digunakan penulis untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Menghitung skor rata-rata setiap variabel
Menghitung skor rata-rata bertujuan untuk mengetahui gambaran umum jawaban
responden terhadap variabel-variabel penelitian. Perhitungan ini menggunakan rumus
Weighted Means Scored(WMS) :
= ∑
= nilai rata-rata yang dicari
∑X= jumlah jawaban yang telah diberi bobot N = jumlah responden
Langkah berikutnya setelah menghitung skor rata-rata variabel, penulis mendeskripsikan
setiap variabel, lengkap dengan dimensinya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kualitas kehidupan kerja ,lingkungan kerja,dan motivasi berprestasi pada
guru di Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara. Untuk mengetahui masing-masing
variabel beserta dimensinya, penulis menggunakan bantuan program Ms Excel dan
program SPSS for Windows.
c) Menguji normalitas distribusi
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel tersebut bersumber dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan
Kolmogorov-Smirnov melalui bantuan program SPSS for Windows 17.0.
d) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi
variabel independen terhadap variabel dependen, dan menghitung kontribusi variabel
independen terhadap variabel dependen, dan menganalisis regresi yang digunakan untuk
memprediksi perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independennya
berubah. Pengujian nilai variabel dependen apabila variabel independennya berubah.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows.
Untuk memudahkan interpretasi mengenai kekuatan korelasi antara variabel bebas dan
[image:46.595.76.529.181.764.2]variabel terikat, digunakan tabel berikut.
Tabel 3.12
Interpretasi Korelasi Antarvariabel
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Sangat Kuat Kuat
Cukup Kuat Rendah
Sumber : (Akdon, 200 : 188)
4. Tahap Pengambilan Kesimpulan
setelah selesai pengolahan data dengan memanfaatkan bantuan program SPSS 17.00
for windows, penulis memparafrasekan bahasa statistik kedalam bahasa deskriptif.
Berdasarkan bahasa deskriptif itu, penulis menyimpulkan hasil penelitian dengan cara
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data hasil penelitian seperti yang
disajikan pada Bab IV dapat diperoleh fakta empirik mengenai kualitas kehidupan kerja
dan lingkungan kerja sekolah terhadap motivasi berprestasi guru. Masing-masing variabel
dianalisis menggunakan analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dikemukan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Gambaran umum dari kualitas kehidupan kerja pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang
Utara Kab.Bekasi yang di ukur melalui variabel kualitas kehidupan kerja yang
meliputi : a. restrukturisasi kerja b. Partisifasi c. Sistem imbalan termasuk kategori
“Baik”. Hal ini di tunjukan oleh skor rata-rata jawaban responden tentang kualitas
kehidupan kerja.
2. Gambaran umum dari lingkungan kerja sekolah pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang
Utara Kab.Bekasi yang di ukur melalui variabel lingkungan kerja sekolah : a.
Lingkungan fisik b. Lingkungan sosial termasuk kategori “Sangat Baik” Hal ini di
tunjukan oleh skor rata-rata jawaban responden tentang lingkungan kerja sekolah.
3. Gambaran umum dari motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang
Utara Kab.Bekasi yang di ukur melalui variabel motivasi berprestasi guru yang
meliputi: a. Kebutuhan akan prestasi b. Kebutuhan akan affiliasi c. Kebutuhan akan
kewenangan termasuk kategori “Sangat Tinggi”. Hal ini di tunjukan oleh skor
4. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Kualitas kehidupan kerja sekolah terhadap
motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi
sebesar 44.1%. hal ini menunjukan bahwa tingakat motivasi berprestasi guru dapat
dikontribusikan oleh kulitas kehidupan kerja sekolah sebesar 44.1%.
5. Terdapat pengaruh yang signifikan dari lingkungan kerja sekolah terhadap motivasi
berprestasi guru pada Sekolah Dasar di Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi sebesar 41.5%.
hal ini menunjukan bahwa tingakat motivasi berprestasi guru dapat dikontribusikan oleh
lingkungan kerja sekolah sebesar 41.5%.
6. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Kualitas kehidupan kerja sekolah dan lingkungan
kerja sekolah (secara simultan) terhadap motivasi berprestasi guru pada Sekolah Dasar di
Kec.Cikarang Utara Kab.Bekasi sebesar 50.8%. hal ini menunjukan bahwa tingkat
motivasi berprestasi guru dapat pengaruhi oleh Kualitas kehidupan kerja sekolah dan
lingkungan kerja sekolah (secara simu