• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terapi Laser Daya Rendah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Terapi Laser Daya Rendah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Terapi Laser Daya Rendah

Laser adalah singkatan untuk amplifikasi cahaya emisi yang dirangsang oleh radiasi. meskipun disajikan dalam film-film fiksi ilmiah, laser menawarkan aplikasi berharga dalam industri, militer, lisngkungan ilmiah, dan medis. Einstein pada tahun 1916 adalah orang pertama yang mendalilkan teorema yang dikonsep pengembangan laser. Karya pertama yang diperkuat dengan radiasi elektromagnetik ditangani oleh maser (microwave amplifikasi menstimulasi emisi radiasi) pada tahun 1955. Townes dan Schawlow menunjukkan hal itu mungkin untuk menghasilkan emisi terstimulasi dari mivrowaves luar kawasan optik dari spektrum elektromagnetik. Pekerjaan ini dengan emisi terstimulasi segera diperluas ke wilayah optik dari spektrum elektromagnetik, sehingga dalam pengembangan perangkat yang disebut maser optik. Pertama maser optik bekerja dibangun pada tahun 1960 oleh Theodore Maiman ketika ia mengembangkan ruby laser yang sintetis. Jenis laser yang dirancang tak lama kemudian itu tidak sampai tahun 1965 bahwa istilah laser menggantikan maser optik.

Meskipun laser relatif baru, mereka telah melalui kemajuan yang luas dan perbaikan dalam waktu yang sangat singkat. laser telah dimasukkan ke dalam berbagai aplikasi sehari-hari yang berkisar dari cakram audio dan supermarket pemindaian untuk komunikasi dan aplikasi medis. Bab ini berkaitan dengan penerapan laser tingkat rendah seperti yang digunakan dalam pengelolaan konservatif kondisi medis.

FISIK

Laser adalah bentuk energi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang dan frekuensi yang termasuk dalam inframerah dan terlihat bagian cahaya dari spektrum elektromagnetik. energi cahaya elektromagnetik ditransmisikan melalui ruang sebagai gelombang yang berisi "paket energi" kecil yang disebut foton. Setiap foton mengandung sejumlah tertentu energi, tergantung pada panjang gelombang (warna).

Laser terdiri dari medium gain, yang merupakan bahan (gas, cair, padat) dengan sifat optik khusus yang terkandung di dalam sebuah ruang optik. Jika sebuah sumber daya eksternal diterapkan pada medium gain, foton yang dilepaskan yang identik dalam fase, arah, dan frekuensi. mengandung mereka, dan untuk menghasilkan lebih banyak foton, cermin ditempatkan di kedua ujung ruangan. Satu cermin benar-benar reflektif,

(2)

sedangkan yang lainnya adalah semitransparan. Foton memantul kembali dan sebagainya mencerminkan antara cermin, setiap kali melewati medium gain sehingga memperkuat cahaya dan dan merangsang emisi foton lainnya. Akhirnya, begitu banyak foton dirangsang bahwa ruangan tidak dapat berisi energi. Bila tingkat energi tertentu dicapai, panjang foton gelombang tertentu yang dikeluarkan melalui cermin semitransparan muncul sebagai seberkas cahaya. Dengan demikian, cahaya diperkuat melalui emisi terstimulasi (LASER) yang diproduksi.

Sinar laser dipancarkan secara terorganisir daripada dalam pola acak dari sumber cahaya pijar dan neon. tiga sifat membedakan laser: koherensi, monochromaticity, dan collimation.

Koherensi berarti semua foton cahaya yang dipancarkan dari molekul gas individu gelombang yang sama dan bahwa gelombang cahaya individu dalam fase satu sama lain. Cahaya normal, di sisi lain, terdiri dari banyak panjang gelombang yang menempatkan di fase mereka pada satu sama lain.

Monochromaticity mengacu pada kekhususan cahaya dalam satu, didefinisikan panjang gelombang: jika spesifisitas adalah dalam spektrum cahaya tampak hanya satu warna. Laser adalah salah satu dari beberapa sumber cahaya yang menghasilkan panjang gelombang tertentu.

Ada perbedaan minimal foton. Itu berarti foton bergerak secara paralel. Sehingga berkonsentrasi pada seberkas cahaya.

TIPE LASER

Ada potensi ribuan berbagai jenis laser. Masing-masing dengan panjang gelombang tertentu dan karakteristik yang unik. Laser diklasifikasikan menurut sifat keuntungan media ditempatkan di antara dua permukaan yang dicerminkan. Satu media gain yang digunakan untuk membuat laser termasuk kategori berikut: kristal dan kaca (solid-state), gas, semikonduktor, cairan pewarna, dan bahan kimia.

Laser dapat dikategorikan sebagai daya tinggi atau rendah, tergantung pada intensitas energi yang mereka berikan. Laser daya tinggi juga dikenal sebagai laser “panas” karena respon termal yang mereka hasilkan. Ini digunakan di alam medis di berbagai daerah, termasuk pemotongan bedah dan koagulasi, mata, kanker, dan spesialisasi vaskular.

(3)

Penggunaan laser daya rendah untuk penyembuhan luka dan manajemen nyeri merupakan hal yang relatif baru dalam kedokteran. Laser ini menghasilkan output maksimal kurang dari 1 milliwatt (1 mW = 1/1000 W) di Amerika Serikat dan bekerja dengan menyebabkan fotokimia, daripada termal, efek. ada pemanasan jaringan terjadi. Perbedaan yang tepat dari output daya yang menggambarkan laser daya rendah versus laser daya tinggi bervariasi. perangkat tingkat rendah adalah respon termal conciable. Kategori ini dapat mencakup laser yang mampu menghasilkan kekuatan hingga 500 W. Konsep emisi dirangsang mirip dengan menginvestasikan uang di pasar saham (emisi chamber). Seorang investor mengambil uang (foton) dan membeli 10 bersama dari growth stock. Dalam ekonomi yang kuat, harga saham meningkat dan akhirnya perpecahan sehingga investor sekarang memiliki 20 saham. Harga saham terus meningkat dan lagi pecah sehingga investor sekarang memiliki 40 saham. Saham akan terus tumbuh selama ada cukup banyak investor yang bersemangat (atom tereksitasi yang tidak terbatas). Ketika portofolio saham memiliki cukup saham, investor menarik kelebihan uang dari rekening (foton dikeluarkan dari ruang).

Terapi laser tingkat rendah (LLLT) adalah istilah yang dominan digunakan saat ini. dalam literatur terapi rendah daya laser yang (LPLT) juga sering digunakan. Terapi laser, tingkat rendah laser, laser daya rendah, atau laser energi rendah juga digunakan untuk terapi laser. Laser lunak jangka awalnya digunakan untuk membedakan laser terapi laser dari tangan, yaitu laser bedah. Beberapa sebutan yang berbeda kemudian muncul, seperti MID laser dan medis laser. Biostimulating laser adalah istilah lain, dengan kelemahan yang juga dapat memberikan dosis menghambat. Bioregulating Laser istilah demikian telah diusulkan. Nama yang diusulkan: reaktif-tingkat rendah, hukum-intensitas, laser photobiostimulation, dan laser photobiomodulation.

Laser tingkat rendah, yang telah dipelajari dan digunakan di Kanada dan Eropa selama 30 tahun terakhir, telah diteliti di Amerika Serikat selama dua dekade terakhir. Dua yang paling umum digunakan laser tingkat rendah adalah helium-neon (HeNe) dan gallium arsenide (GaAs). HeNe laser memberikan sinar merah karakteristik dengan panjang gelombang 632,8. Laser disampaikan dalam gelombang dan berkesinambungan memiliki penetrasi langsung 2-5 mm dan penetrasi langsung dari 10-15 mm. Laser GaAs tidak terlihat dan memiliki panjang gelombang 904 nm. Mereka disampaikan dalam modus pulsa dan memiliki output daya rata-rata sebesar 0,4 mW. Laser ini

(4)

memiliki penetrasi langsung 1-2 cm dan penetrasi langsung sampai 5 cm. Aplikasi potensial untuk laser tingkat rendah termasuk pengobatan tendon dan cedera ligamen, arthritis, pengurangan edema, cedera jaringan lunak, ulkus dan membakar perawatan, penghambatan jaringan parut, dan acutherapy.

Unit laser yang tersedia di Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk memberikan baik HeNe dan laser GaAs. Perangkat yang sama dapat baik mengukur impedansi listrik dan memberikan stimulasi titik listrik. Impedansi detektor memungkinkan poin hipersensitif atau akupunktur berada. Titik stimulator dapat dikombinasikan dengan aplikasi laser yang saat mengobati rasa sakit. Stimulasi listrik diyakini memberikan bantuan nyeri spontan, sedangkan laser memberikan tanggapan jaringan yang lebih laten.

TEKNIK TERAPI LASER

Aplikasi metode terapi laser relatif sederhana, tapi beberapa prinsip harus didiskusikan sehingga clinician bisa menentukan dengan akurat besar energi laser yang dihantarkan ke jaringan.

Untuk aplikasi umum, hanya bervariasi pada lama terapi dan kecepatan nadi. Untuk tujuan penelitian, peneliti harus mengukur kepadatan energi dari aplikator sebelum terapi. Dosis adalah variabel terpenting dalam terapi laser. Energi laser dipancarkan dari remote tangan aplikator. Laser HeNe memuat komponennya didalam unit dan menghantarkan cahaya laser pada target area melalui tuba fiber-optic. Fiber-optic ini rapuh dan tidak bisa digunakan dengan kasar. Laser GaAs menyimpan elemen semikonduktor didalam tip dari aplikator. Fiber-optic digunakan dengan HeNe dan bentuk elip dari semikonduktor dengan GaAs laser menciptakan tembakan divergen dengan kedua alat. Divergen ini menyebabkan tembakan energi menyebar diatas area yang diberikan sehingga semakin dekat dari sumber energi, intensitas dari tembakan makin berkurang.

Teknik Lasing

Untuk menghantarkan terapi laser, ujungnya harus kontak dengan kulit dan diarahkan perependikular pada jaringan target sementara laser disetel dengan waktu tertentu. Biasanya, area terapi dibagi menjadi grid persegi centimeter, dengan tiap persegi cm distimulasi dengan waktu tertentu. Teknik gridding ini adalah metode paling

(5)

sering dan harus digunakan bila memungkinkan. Garis dan poin tidak seharusnya digambar pada kulit pasien. Karena ini bisa menyerap beberapa energi cahaya. Jika area yang diterapi terbuka, plastik bening steril bisa diletakan diatas luka untuk membiarkan kontak permukaan.

Alternatif lain adalah teknik scanning dimana tidak ada kontak antara ujung lasesr dab kulit. Dengan teknik ini, ujung aplikator harus berjarak 5-10 mm dari luka. Karena ketika divergen energi, jumlah energi menurun bila jarak dai target meningkat. Jumlah energi menjadi sulit dihitung dengan akurat bila jarak dari target bervariasi. Untuk itu, tidak direkomendasi untuk mebuat jarak lebih dari 1cm. Ketika menggunakan ujung laser dari 1mm dengan sudut 30 dari divergen, tembakan laser meah dari HeNe akan mengisi area berukuran 1 cm2. Meskipun laser infra merah tidak terlihat, pertimbangan yang sama harus diberikan bila menggunakan teknik scanning. Bila ujung laser terjadi kontak dengan luka terbuka , ujungnya. Harus dibersihkan seluruhnya dengan bleach atau antiseptik lainnya untuk mencegah kontaminasi.

Teknik scanning harus dibedakan dengan teknik wanding, dimana area grid bermandikan laser seting dilakukan dalam waktu . Dimana teknik scanning, dosimetri sulit uentuk mengukur bila jarak kurang dari 1cm todak bisa dilakukan. Teknik wanding tidak disarankan karena dosis tidak reguler.

Dosis

Laser HeNe memiliki output tenaga rata rata 1.0-mW pada ujung jari dan dihantarkan berkelanjutan dengan model gelombang.

Laser GaAs memiliki output 2-W tapi hanya memiliki tenaga rata rata 0.4-mW ketika mencapai rate maksimum 1000Hz. Frekuensi dari GaAs bervariasi dan clinician boleh memilih pulse rate 1-1000Hz. Dengan tap pulse memiliki lebar 200nsec (nsec= 10-9) mendeskripsikan kontras yg spesifik dari laser. Pulse modes menurunkan secara drastis jumlah energi dari laser. Contoh 2-W laser dengan pulse 100Hz:

Tenaga rata rata = pulse rate x peak power x lebar pulse = 100Hz x 2 W x (2x10-7 sec)

= 0.04 mW

Kontras ini dengan tenaga output 0.4 mW pada rate 1000Hz. Untuk itu, ini bisa dilihat bahwa pulse rate mempengaruhi tenaga, dengan signifikan mempengaruhi waktu terapi bila membutuhkan sejumlah energi. Dahulu, mereka mengira mengubah frekuensi

(6)

dari lasser akan meningkatkan keuntungannya. Bukti terbaru menunjukan menunjukkan jumlah angka lebih penting untuk itu pulse rate yang lebih tinggi direkomendasikan untuk menurunkan waktu terapi diperlukan untuk setiap poin stimulasi.

Dosis atau densitas energi dari laser dilaporkan di literatur sebagai joules per persegi centimeter (j/cm2). Satu joule sama dengan 1 W/sec. Maka itu, dosis bergantung pada (1) output laser dalam mW. (2) waktu dari paparan per detik. Dan (3) area permukaan tembakan dalam cm2.

Dosis harus akurat di akumulasikan menjadi tatalaksana standar dan mengadakan panduan tatalaksana untuk cedera spesifik. Tujuannya adalah untuk mengahantarkan jumlah spesifik dari j/cm2 atau mH/cm2. Setelah menyetel pulse rate, yang mana menentujan rata rata energi laser, hanya waktu tatalaksana per cm2 perlu di kalkulasikan.

Ta= waktu tatalaksana yg diberikan untuk tiap area. E= Mj adari energi per cm2

Pav= rata rata energi laser dalam mW A= area tembakan dalam cm2

Sebagai contoh: untuk menghantarkan 1 J/cm2 dengan 0.4 mW energi rata rata laser GaAs denan 0.07 cm2 area tembakan.

Ta = (1J/cm2/0.0004 W) x 0.07 cm2 = 175 sec or 2:55 min

Untuk menghantarkan 50 mJ/cm2 dengan laser yang sama, hanya akan membutuhkan 8.75 detik per stimulasi. Tabel telah tersedia untuk membantu clinician untuj menghitung waktu tatalaksana untuk berbagai variasi pulse rate. Laser GaAs hanya bisa memiliki pulse hingga 1000Jz, menghasilkan energi rata rata 0.4 mW. Untuk itu waktu tatalaksana bisa diperpanjang untuk menghantarkan densitas energi dengan gelombang laser berkelanjutan.

Kedalaman Penetrasi

Energi apa pun yg di aplikasi kan bisa diserap tubuh, dipantulkan, disalurkan, dan disambung. Dan semakin banyak energi yg diserap semakin berkurang yang Tersedia untuk jaringan yang lebih dalam. Kedalaman penetrasi energi cahaya bergantung pada tipe energi laser yang dihantarkan. Penyerapan energi laser HeNe terjadi pada struktur superfisial, terutama pada 2-5mm dari jaringan lembut pertama.

(7)

Respon yang terjadi pada penyerapan disebut efek langsung. Efek tidak langsung adalah respon lebih sedikit yang terjadi pada jaringan yang lebih dalam. Proses metabolik yang normal pada jaringan yang lebih dalam dikatalisasi dari penyerapan energi dalam struktur superfisial untuk menghasilkan efek tidak langsung. Laser HeNe memiliki efek tidak langsung pada jaringan hingga 8-10 mm.

GaAs, yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, akan langsung diserap dalam jaringan dengan kedalaman 1-2 cm dan memiliki efek tidak langsung hingga 5 cm. Maka itu laser ini memiliki potensi lebih baik untuk terapi pada jaringan lembut seperti strains, sprains, dan kontusio. Radius dari lapang energi menyebar sebagai cahaya tak terserap adalah dipantulkan, direfleksi, dan dihantarkan ke sel sebagai penetrasi energi. Clinician harus menstimulasi tiap persegi centimeter dari sebuah grid. Meskipun akan ada overlap pada area yg menerima paparan tidak langsung.

APLIKASI KLINIS PENGGUNAAN LASER

Karena produksi laser yang masih baru, efek biologi dan fisiologi dari energi cahaya masih dalam penelitian. Efek laser pada tingkat rendah masih belum jelas, terutama yang terjadi pada tingkat sel. Beberapa penelitian in vitro dan pada hewan memperjelas hubungan antara photon dan struktur biologi. Meskipun beberapa penelitian klinis dengan kontrol yang terdapat dalam beberapa literatur, penelitian kasus yang ada dan bukti empiris mengindikasikan laser efektif dalam meringankan rasa nyeri dan penyembuhan luka. Mekanisme pasti masih belum pasti, namun terdapat beberapa efek fisiologi yang dapat dipertimbangkan yaitu percepatan dalam sintesis kolagen, penurunan jumlah mikroorganisme, peningkatan vaskularisasi, penurunan rasa nyeri, dan efek anti inflamasi.

Laser dengan tingkat rendah diakui untuk meningkatkan laju penyembuhan luka dan ulkus dengan meningkatkan metabolism sel. Hasil penelitian pada hewan memiliki variasi sebagai keuntungan pada penyembuhan luka, hal ini mungkin disebabkan pada tipe dari laser, dosism dan protocol penggunaan yang tidak konsisten. Pada manusia, perbaikan dari luka yang tidak sembuh merupakan kemungkinan terapi luka yang menjanjikan.

(8)

Penelitian awal mengenai efek dari laser dengan tingkat rendah pada jaringan biologi terbatas pada penelitian in vitro. Maskipun diketahui bahwa laser dengan tingkat tinggi dapat merusak jaringan, efek dari penggunaan dosis kecil diketahui pada viabilitas dan stabilitas struktur sel. Penggunaan radiasi dosis rendah (< 10 J/cm2) dari laser tingkat rendah diketahui dapat menstimulus proses metabolisme dan proliferasi sel dibandingkan dengan lampu pijar atau cahaya wolfram.

Mester melakukan berbagai penelitian in vitro dengan dua laser pada spektrum merah : laser ruby, dengan panjang gelombang 694,3 nm dan laser HeNe, dengan panjang gelombang 632,8 nm. Kultur jaringan tubuh manusia menunjukkan peningkatan yang berarti pada proliferasi fibroblastik akibat stimulasi yang diujikan. Fibroblas merupakan sel prekusor pada struktur jaringan pengikat seperti kolagen, sel epitel, dan kondrosit. Ketika produksi fibroblas distimulus, terjadi peningkatan pada produksi jaringan pengikat. Abergel dan beberapa dokumen yang berhubungan dengan dosis yang tepat pada laser HeNe dan laser GaAs, dengan panjang gelombang 904 nm, menyebabkan produksi prokolagen fibroblas pada kulit manusia meningkat tiga kali lipat. Efek ini paling banyak terjadi ketika stimulasi GaAs dengan tingkat rendah (1.94 x 10-7 sampai 5.84 x 10-6 J/cm2 dan pada dosis 0.053 sampai 1.589 J/cm2) yang dilakukan berulang kali selama 3-4 hari dibandingkan dengan satu kali paparan. Sampel jaringan menunjukkan peningkatan fibroblas dan struktur kolagen seiring meningkatnya material dalam intrasel dan bengkaknya sel mitrokondria.

Selanjutnya, sel menjadi tidak rusak dalam hal morfologi dan struktur setelah terpapar laser tingkat rendah.

Analisis pada metabolisme sel dengan observasi yang lebih pada aktifitas DNA dan RNA telah dilakukan. Dengan menggunakan zat radioaktif sebagai petunjuk. Analisis tersebut menyimpulkan bahwa stimulasi laser dapat meningkatkan sintesis asam nukleus dan pembelahan sel. Abergel melaporkan bahwa sel yang diterapi dengan laser memiliki jumlah prokolagen messenger RNA yang secara signifikan lebih banyak. Konfirmasi lebih lanjut menyatakan bahwa peningkatan produksi kolagen terjadi karena modifikasi dari level transkripsi.

Laser pada tingkat rendah digunakan pada penelitian hewan untuk menggambarkan lebih jauh keuntungan dan kerugian dari penggunaan sinar laser. Pada penelitian baru-baru ini yang dilakukan Mester dan teman-teman, luka mekanis dan

(9)

luka bakar dibuat pada seekor tikus. Luka yang sama dibuat pada hewan lain sebagai kontrol, penelitian terhadap luka diterapi dengan berbagai dosis dari laser ruby. Meskipun tidak terdapat perbedaan histologi diantara luka-luka tersebut, terjadi proses penyembuhan yang lebih cepat terutama pada dosis 1 J/cm2. Hal ini juga menunjukkan bahwa terapi laser yang dilakukan berulang kali lebih efektif dibandingkan dengan satu kali paparan.

Peneliti lain meneliti laju penyembuhan dan penutupan luka yang tebal ketika terpapar laser. Terdapat beberapa hasil penelitian yang bertentangan mengenai laju penyembuhan, dimana beberapa penelitian menunjukkan tidak ada perubahan pada laju penutupan luka sedangkan penelitian yang lain menunjukkan penyembuhan luka yang cepat. Penjelasan dari hasil penelitian yang bertentangan tersebut akibat dari efek sistemik tidak langsung dari energi laser. Mester menyatakan bahwa tidak perlu dilakukan penyinaran pada seluruh area luka untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat karena stimulasi pada area kecil dari lukapun mempunyai hasil yang sama. Kana dan teman-teman menjelaskan peningkatan dari laju penyembuhan pada luka yang disinari dan tidak disinari pada hewan yang sama dibandingkan dengan hewan yang tidak disinari. Efek sistemik sangat jelas ditunjukkkan pada laser argon. Beberapa penelitian telah menunjukkan laju kesembuhan dalam beberapa detik pada jaringan hewan yang hidup, luka kontrol yang tidak diobati pada hewan yang sama. Laju penyembuhan dapat dipengaruhi oleh efek sistemik. Adapun efek sistemik ini meliputi komponen humoral, elemen sirkulasi ataupun efek imunologik yang masih belum dapat diidentifikasi. Bakterisida dan stimulasi limfosit merupakan penyebab dari mekanisme fenomena ini.

Penutupan Luka

Peningkatan penutupan luka dilaporkan lebih sering. Kontraksi pada luka, sintesis kolagen, dan peningkatan penutupan luka merupakan fungsi yang dimediasi oleh fibroblast dan ditunjukkan pada fase awal penyembuhan luka. Luka diuji pada berbagai tingkat penyembuhan untuk mendapatkan titik balik dan telah dibandingkan dengan kontrol atau luka yang tidak diterapi. Luka yang diterapi dengan laser mempunyai efek penutupan luka yang lebih besar, terutama pada 10-14 hari pertama

(10)

setelah cedera. Meskipun luka tersebut mendekati nilai kontrol setelah waktu itu. Bekas luka hipertropik tidak menunjukkan respon jaringan yang normal setelah 14 hari. Laser HeNe dengan dosis antara 1.1 sampai 2.2 J/cm2 menunjukkan hasil yang positif sewaktu digunakan baik dua kali sehari ataupun pada hari yang berselang. Peningkatan penutupan luka berhubungan dengan tingkat kolagen yang tinggi.

Respon Imunologik

Penelitian baru-baru ini mengarah pada hipotesis bahwa paparan laser dapat meningkatan penyembuhan dari kulit dan lesi jaringan ikat, namun mekanisme kerjanya masih belum jelas. Analisis biokimia dan bahan radioaktif digunakan untuk menggambarkan efek imunologis dari sinar laser pada kultur jaringan manusia. Penyinaran laser menyebabkan peningkatan fagositosis oleh leukosit dengan dosis 0,05 J/cm2. Hal ini mengarah pada kemungkinan efek bakterisida yang ditunjukkan lebih jauh dengan paparan laser pada kultur sel yang mengandung Escherichia coli, bakteri yang umumnya berada pada usus manusia. Laser ruby mempunyai efek yang meningkatkan replikasi sel maupun dekstruksi bakteri oleh fagositosis leukosit. Mester juga menyimpulkan bahwa terdapat efek imunologik pada laser ruby, HeNe dan argon. Khususnya, pengaruh stimulasi langsung pada aktifitas T- dan B-limfosit, fenomena spesifik yang dihasilkan dari laser dan panjang gelombang. Laser HeNe dan argon memberikan hasil yang terbaik, dengan dosis 0,5-1 J/cm2. Trelles telah melakukan penelitian yang serupa secera in vitro dan in vivo dan dilaporkan bahwa laser tidak memiliki efek bakterisida, namun ketika digunakan dengan antibiotika, hal ini akan menghasilkan efek bakterisida yang tinggi dibandingkan dengan kontrol.

Dengan keyakinan tersebut, laser dapat mengakibatkan sedikit atau tidak menimbulkan bahaya sama sekali dan dapat digunakan sebagai terapi. Laser pada tingkat rendah sudah digunakan secara klinis pada manusia sejak tahun 1960an. Di Hungaria, Mester mengobati luka yang tidak berespon terhadap terapi tradisional dengan menggunakan laser HeNe dan argon dengan panjang gelombang 632,8 dan 488 nm. Dosis yang diberikan dapat bervariasi namun mempunyai dosis maksimum 4 J/cm2. Pada saat Mester menyatakan bahwa dari 1125 orang pasien telah diobati, dimana 875 orang sembuh, 160 orang ada kemajuan, dan 85 orang tidak memberikan respon terhadap terapi yang diberikan. Luka, yang dikategorikan berdasarkan etiologi, memerlukan waktu rata-rata 12-16 minggu untuk sembuh. Teller juga menunjukkan

(11)

hasil yang secara klinis menjanjikan dengan menggunakan sinar infra merah GaAs dan laser HeNe pada penyembuhan luka, fraktur nonunion, dan lesi penyakit herpes.

Gogia dan teman-teman, di Amerika Serikat, mengobati luka yang tidak sembuh dengan laser GaAs pada frekuensi 1000 Hz selama 10 detik/cm2 dengan cara mengusap 5 mm permukaan luka. Protokol ini telah digunakan bersama-sama dengan terapi pusaran air steril setiap hari ataupun dua kali sehari, dan memberikan hasil yang memuaskan, meskipun tidak dilaporkan secara statistik. Bukti empiris menyatakan penyembuhan luka lebih cepat dan jelas bila terapi laser GaAs dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu minggu.

Inflamasi

Hasil biopsi yang diambilkan dari luka di dapatkan adanya aktivitas prostaglandin yang menggambarkan efek dari stimulasi laser pada proses inflamasi. Penurunan prostaglandin PGE2 memicu peningkatan mekanisme untuk mengurangi

edema saat terapi laser. Selama proses inflamasi berlangsung, prostaglandin menyebabkan vasodilatasi yang berkontribusi pada aliran plasma ke jaringan interstitial. Dengan adanya penurunan prostaglandin mengakibatkan pengurangan edema yang didapat. Pemeriksaan prostaglandin E dan F dilakukan setelah mendapatkan terapi dengan laser HeNe 1 J/cm2. Pada hari keempat, jumlah kedua tipe prostglandin tidak terkontrol. Meskipun, pada hari ke delapan PGE2 menurun, dimana PGE2 alpha

meningkat. Peningkatan kapilerisasi juga terjadi selama fase ini, data yang didapatkan mengindikasikan bahwa produksi prostaglandin diakibatkan stimulasi laser, dan kemungkinan akan berubah selama proses inflamasi akut terjadi.

Jaringan Scar

Penelitian makroskopik pada jaringan yang sembuh telah dideskripsikan pada beberapa penelitian. Umumnya luka yang terpapar radiasi laser akan meninggalkan lebih sedikit bekas luka dan penampakan yang lebih baik untuk kosmetik. Pemeriksaan histologi menunjukan epithelisasi yang lebih baik dan sedikit bahan eksudatif.

Kasus luka bakar yang digunakan menunjukkan jaringan kolagen yang tersusun secara regular dan bekas luka yang lebih kecil. Trelles memberikan laser tingkat tiga

(12)

pada tikus percobaan dengan GaAs dan HeNe pada punggung tikus yang tidak berbulu ini dan hasil yang didapat menunjukkan adanya peningkatan proses penyembuhan secara signifikan pada hewan ini. Hasil terbaik didapat dari laser yang menggunakan GaAs dikarenakan penetrasinya yang baik. Trelles menemukan peningkatan sirkulasi pada produksi pembuluh darah baru yang berada ditengah luka dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tepi luka dipertahankan oleh viabilitas dan dikontribusi epithelisasi dan penutupan luka bakar. Karena adanya kontraktur yang lebih sedikit akibat luka yang diradiasi, terapi laser sudah disarankan sebgai terapi pada luka bakar dan luka pada tangan dan leher, dimana kontraktur dan bekas luka bisa membatasi fungsi dari organ tersebut.

Pertimbangan Klinis

Tidak didapatkan laporan adanya efek terapi laser untuk penyembuhan luka. Data klinis yang terkontrol diperlukan untuk menentukan efektivitas dan untuk menetapkan dosimeter yang direproduksi sebagai respon terapi. Laser dengan kekuataan rendah terkesan memiliki gangguan biostimulasi dibandingkan dengan dosis yang diberikan lebih besar sekitar 8 – 10 J/cm2. Efek ini tidak ada pengaruh pada jaringan normal. Dengan batas nilai tersebut memberikan efek bioinhibitor.

Aplikasi laser dengan kekuatan kecil pada klinis memiliki potensi yang tidak terbatas. Aplikasi ini termasuk peralatan penyembuhan luka pada laserasi, abrasi atau infeksi. Prosedur yang bersih harus diterapkan untuk mencegah adanya kontaminasi silang dengan plaster laser. Karena penetrasi yang dalam pada laser infrared sekitar 5 cm, jaringan lunak yang teluka secara efektif dapat sembuh dengan radiasi laser. Terkilir, tegang dan memar telah diteliti oleh penulis memiliki proses penyembuhan yang lebih cepat dengan nyeri minimal. Akupuntur dan saraf superfisial juga bisa dilaser atau dikombinasi dengan stimulasi elektrik untuk mengobati nyeri.

Nyeri

Laser secara efektif dapat mengurangi rasa nyeri dan dapat mempengaruhi aktivitas saraf perifer. Rochkind dan luka yang lain pada tikus serta hewan percobaan yang telah diterapi dengan 10 J/cm2 laser HeNe secara transkutan bersama dengan proyeksi saraf. Aksi amplitudo stimulasi elektrik memiliki potensi yang telah diukur bersama cedera saraf dan dibandingkan dengan kelompok kontrol selama 1 tahun setelahnya. Aksi potensial amplitudo 43% lebih baik setelah 20 hari, selama

(13)

mendapatkan terapi laser. Selama 1 tahun, saraf yang telah di laser memiliki amplitudo yang sama atau lebih dari sebelum cedera. Sedangkan pemulihan kelompok kontrol tidak mencapai batas normal setelah 1 tahun.

Snyder Mackler dan Bork telah di investigasi berkaitan dengan efek radiasi laser HeNe pada saraf sensorik perifer manusia. Kedua penelitian ini menunjukan saraf radial superficial yang terpapar laser dengan kekuatan kecil mengahasilkan adanya penurun kecepatan konduksi sensori secara signifikan, yang kemungkinan disebabkan mekanisme untuk meringkan nyeri oleh laser. Penjelasan lain untuk nyeri ringan adalah kemungkinan akibat proses penyembuhan yang cepat, aksi anti inflamasi, pengaruh autonomik saraf, dan neruohumoral respon (serotonin, norepinephrine) pada jalur inhibitor.

Nyeri kronik di terapi dengan laser GaAs dan HeNe, dan hasil positifnya telah diobservasi secara empiris dan melalui penelitian klinis. Walker mempelajari dua penelitian yang memberikan analgesi setelah terapi radiasi pada pasien yang memiliki nyeri kronik yang dibandingkan dengan terapi shunt. Pada bagian saraf superficial radial, median, dan saphenous yang menyebabkan nyeri juga dipapar radiasi. Terdapat kemajuan yang signifikan pada penyakit dan nyeri yang minimal pada pengobatan. Penelitian ini menunjukkan hasil yang positif, walaupun penyakit ini sulit dinilai secara objektif.

Respon Tulang

Akhir-akhir ini laser radiasi juga digunakan untuk penangan pada jaringan penghubung, seperti tulang dan kartilago artikuler. Schultz dan pelajar, meneliti bermacam-macam intesitas laser pada proses penyembuhan kekakuan parsial pada lesi di daerah artikular pada babi guinea.

Selama proses pembedahan, lesi di radiasi selama 5 detik dengan intesitas berkisar 25 – 125 J. Setelah 4 minggu, dosis yang rendah dari group 25 J memiliki poliferasi chondral. 6 minggu kemudian, defek pada lapisan kartilago telah terekontruksi. Normalnya, saat terkilir ada hubungan dengan sel basofil, yang mengindikasikan struktur normal dari sel terebut. Kelompok dengan dosis yang lebih besar dan kelompok kontrol memiliki sedikit atau tidak ada cadangan kartilago pada lesi tersebut. Penyembuhan tulang dan konsolidasi fraktur telah di selidiki oleh Trelles and Mayayo. Jarum pada adaptor yang ditempal pada intramuskalar diharapkan bisa

(14)

menyalurkan energi laser lebih dalam ke perioustum. Pada kelinci percobaan dengan fraktur tibial menunjukkan konsolidasi lebih cepat dengan terapi laser HeNe dari 2.4 J/cm2. Penelitian histologi diindikasi sebagai penelitian yang lebih tepat dengan ditangkapnya osteosit pada terapi laser tulang. Terdapat juga remodelling dari garis artikular, yang tidak mungkin diterapi secara tradisional. Penggunaan laser untuk terapi dari non-union fraktur telah di mulai di Eropa.

PROTOKOL TERAPI YANG DIANJURKAN

Penelitian menyarankan beberapa densitas laser untuk terapi beberapa model klinis. Rata-rata dari 0.05 sampai dengan 0.5 J/cm2 untuk kondisi akut dan rata-rata dari 0.5 sampai dengan 3 J/cm2 untuk kondisi kronik. Respon dari jarigan tergantung pada dosis yang diberikan, walaupun jenis dari laser yang digunakan juga mempengaruhi efeknya. Respon yang diperoleh dengan dosis yang berbeda dan dengan jenis laser yang berbeda bervariasi diantara banyak studi, meninggalkan parameter terapi yang ditentukan sebagian besar secara empiris. Dalam literature, hal ini tampak ada sedikit diferensiasi saat membandingkan dosis laser HeNe dan GaAs, meskipun kedalaman penetrasi keduanya berbeda signifikan. Unit laser yang diproduksi di Amerika Serikat memiliki kekuatan rata-rata relative sedikit, jadi kecenderungan untuk pemberian dosis dalam millijoules daripada joules. Tiga sampai enam terapi mungkin dibutuhkan sebelum keefektifan dari terapi laser dapat ditentukan.

Walaupun output laser lebih tinggi yang direkomendasikan untuk mengurangi waktu terapi, stimulasi berlebihan sebaiknya dihindari. Prinsip Arndt-Schultz yang menyatakan lebih tidak tentu lebih baik berlaku dengan terapi laser. Untuk alasan ini, laser seharusnya diberikan maksimum sekali sehari per area terapi. Saat penggunaan dosis besar, terapi yang dianjurkan pada hari-hari alternatif. Jika efek dari plateau laser, frekuensi dari terapi sebaiknya dikurangi atau terapi dihentikan selama satu minggu, dimana waktu terapi dapat dikembalikan jika diperlukan.

Nyeri

Penggunaan laser berdaya-rendah dalam terapi nyeri akut dan kronik dapat diimplementasikan dalam berbagai cara. Setelah diagnosis yang tepat dari etiologi nyeri, bagian patologis dapat dijaring. Seluruh area luka seharusnya di laser seperti yang dijelaskan sebelumnya. Table 9-3 beberapa protokol terapi yang dianjurkan untuk

(15)

berbagai kondisi klinis. Saat poin pemicu diterapi, pemeriskaan seharusnya dilakukan per-pendikular sampai dengan kulit dengan sentuhan ringan. Jika struktur spesifik, seperti ligament, adalah jaringan target, pemeriksaan laser seharusnya dilakukan dalam kontak dengan kulit dan perpendicular untuk struktur tersebut. Ketika menerapi sendi, pasien harus diposisikan supaya sendi tersebut terbuka untuk mengijinkan penetrasi dari energi ke area intra-artikular.

Terapi akupuntur dan poin pemicu dengan laser dapat ditambah dengan stimulasi elektrik untuk managemen nyeri. Mengacu pada tabel yang seharusnya dibuat untuk menjabaran poin akupuntur yang tepat. Detektor impendansi di remote laser meningkat kemampuan untuk menemukan bagian ini. Poin seharusnya diterapi dari distal ke proksimal untuk hasil terbaik.

Kadang-kadang, pasien mungkin mengalami peningkatan nyeri setelah terapi laser. Fenomena ini dipercaya merupakan inisiasi respon normal tubuh untuk nyeri yang telah dorman. Laser telah ditemukan untuk membantu memperbaiki kondisi ini dengan meningkatkan proses fisiologis normal yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi ini. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, beberapa terapi seharusnya diberikan sebelum menganggap modalitas tidak efektif dalam majemen nyeri.

Penyembuhan Luka

Meskipun ulserasi dan luka terbuka tidak biasa dalam sebuat lingkungan latihan atletik, kontusio, abrasi dan laserasi dapat diterapi dengan laser untuk mempercepat waktu penyembuhan dan menurukan infeksi. Luka seharusnya dibersihkan secara tepat dan semua debris dan eschar disingkirkan. Eksudat yang banyak yang menutupi luka akan mengurangi penetrasi laser; meskipun, penguat disekitar perifer luka disarankan. Teknik scanning seharusnya lebih dimanfaatkan luka terbuka kecuali selembar plastic diletakan pada luka untuk mengijinkan kontak langsung. Material opaque dapat diserap beberap energi laser dan tidak dianjurkan. Laserasi fasial dapat diterapi dengan laser, meskipun perawatan seharusnya dilakukan untuk langsung sinar ke mata pasien. Risiko kerusakan retina dari penggunaan laser berdaya rendah di Amerika Serikat adalah rendah.

Jaringan Luka

Energi laser hanya mempengaruhi apa yang secara metabolik dikurangi dan tidak mengubah jaringan normal. Luka yang hipertropik dapat diterapi dengan laser

(16)

karena efek bioinhibitif. Bioinhibisi membutuhkan jumlah terapi yang lebih banyak dan mungkin secara klinis tidak berguna karena output daya rendah dari laser yang digunakan di Amerika Serikat. Nyeri dan edema berhubungan dengan luka patologis yang secara efektif diterapi dengan laser berdaya rendah. Luka yang tebal memiliki vaskularisasi yang bervariasi, yang menyebabkan transmisi laser tidak beraturan; untuk itu, ini seringkali dianjurkan untuk terapi bagian perifer dari luka daripada untuk penggunaan laser secara langsung pada bagian ini.

Edema dan Inflamasi

Aksi utama dari penggunaan laser untuk kontrol edema dan inflamasi adalah melalui interupsi dari formasi substrat intermediate yang diperlukan untuk produksi mediator inflamasi; kinin, histamine, dan prostaglandin. Tanpa mediator kimiawi ini, gangguan dari keadaan homeostastis tubuh adalah minimal dan nyeri dan edema yang berkepanjangan dapat berkurang. Ini juga diperaya bahwa energi laser dapat mengoptimalkan permeabilitas membrane sel, yang meregulasi tekanan osmotic hidrostatik intersisial. Untuk itu, selama trauma jaringan, aliran cairan kedalam ruang interselular dapat dikurangi. Terapi laser biasanya diberikan dengan gridding semua area yang terlibat atau dengan menterapi sesuai dengan poin akupuntur jika area yang terlibat adalah luas.

Tabel 9-3 Aplikasi Terapi yang Dianjurkan

Applikasi Tipe Laser Densitas Energi

Poin pemicu Superfisial HeNe 1-3 J/cm2 Deep GaAs 1-2 J/cm2 Reduksi Edema Akut GaAs 0,1-0,2 J/cm2 Subakut GaAs 0,2-0,5 J/cm2

Penyembuhan Luka (Jaringan Superfisial)

Akut HeNe 0,5-1 J/cm2

Kronik HeNe 4 J/cm2

Penyembuhan Luka ( Jaringan Dalam)

Akut GaAs 0,05-0,1 J/cm2

Kronik GaAs 0,5-1 J/cm2

Jaringan Luka GaAs 0,5-1 J/cm2

(17)

1. tentukan area yang akan diterapi dan visualisasikan jaringan diatas area terapi. Jaringan seharusnya dibagi kedalam 1 cm2.

2. Jika teknik gridding digunakan, tempat ujung dari pemeriksaan dengan kontak ringan dengan kulit dan pemberiaan sinar pada tiap sentimeter persegi dari area untuk waktu yang tepat untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

3. Jika teknik scanning digunakan, tahan ujung dari pemeriksaan dalam 1 cm dari kulit dan pastikan bukaan dari pemeriksaan diposisikan sehingga laser menyinari perpendicular sampai ke kulit. Pemberiaan sinar pada tiap sentimeter persegi area untuk waktu yang tepat untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

4. Pastikan bahwa energi laser tidak langsung diarakan ke mata pasien

5. Jika pasien melaporkan sesuatu yang tidak biasa, seperti rasa tidak nyaman pada bagian terapi, mualm dan lain-lain, hentikan terapi.

6. Lanjutkan untuk memantau pasien selama durasi dari terapi.

KEAMANAN

Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun, berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun meningkat di United States, hal ini menjadi diperlukannya pengembangan pedoman nasional tidak hanya untuk keamanan tetapi juga untuk keberhasilan terapi. Food and Drug Administration’s Center US untuk peralatan dan kesehatan radiologikal mengatur pembuatan dan penjualan laser di US.

Peralatan laser umumnya diklasifikasikan dalam 4 kelas FDA dengan pembagian berdasarkan prosedur keselamatan pada tiap kelas.

- Kelas I (exempt) Laser yang dianggap tidak berbahaya bagi tubuh. Semua invisible laser dengan daya ouput rata-rata 1mW kebawah termasuk dalam kelas 1. Termasuk juga “The GaAs Laser” dengan panjang gelombang 820 – 910nm. Invisible infrared laser harus mengandung indikator cahaya untuk mengidentifikasi bahwa laser bekerja.

- Kelas II. (low power), laser berbahaya bagi tubuh jika ditatap terus-menerus pada sumbernya. Kelas ini termasuk visible laser yang memancarkan daya rata-rata diatas 1mW , termasuk “HeNe Laser”.

(18)

- Kelas III ( moderate risk), laser dapat menyebabkan kerusakkan pada retina dengan reaksi alami. Operator dan pasien perlu menggunakan alat pelindung mata. Namun, laser-laser ini tidak menyebabkan kerusakkan kulit yang serius atau menghasilkan bahaya difusi logam atau benda-benda lain dibawah penggunaan normal.

- Kelas 4 ( high-power), laser dengan resiko tinggi kerusakkan dapat menyebabkan pembakaran bahan yang mudah terbakar. Bahaya lain adalah reflek difusi yang dapat membahayakan mata dan laser ini juga dapat menyebabkan kerusakkan kulit yang parah. Laser dengan daya tinggi ini jarang digunakan diluar penilitian laboratorium dan lingkungan industri terbatas.

Low-level laser digunakan untuk perawatan cedera saat olahraga dan dikategorikan dalam kelas I, II dan kelas III peralatan medical. Peralatan medikal kelas III termasuk modikasi yang baru yang tidak setara dalam pasaran sebelum 28 Mei 1976. The US Food and Drug Administration (FDA) sejauh ini memiliki peraturan yang sangat kuat dalam penggunaan terapi laser. Untuk menggunakan terapi laser pada manusia memerlukan persetujuan dari Institutional Review Board (IRB), yang didirikan melalui universitas, produsen atau rumah sakit. Sesuai dengan peraturan yang didirikan pada tahun 1999, FDA mulai membahas notifikasi premarket, yang diberi lebel 510 (k). FDA tidak mengatur pelatih atletik dalam penggunaan produk laser. Mereka mengatur perusahaan yang memproduksi dan menjual laser. Perusahaan tersebut harus disetujui FDA untuk menjual peralatan dan perusahaan-perusahaan ini diperbolehkan mempromosikan kegunaan medis produk laser mereka hanya pada aplikasi tertentu yang disetujui. FDA melarang pernyataan bahwa perawatan ini dapat membantu dan mengobati penyakit jika penelitian ilmiah belum menemukan bahwa itu benar. Persetujuan tersebut berarti bahwa laser tertentu dapat dijual. Tetapi satu-satunya klaim yang dapat dibuat produsen yaitu indikasi yang digambarkan dalam 510 (k). Sejak 2002 FDA memberikan persetujuan 510 (k) pada beberapa perusahaan untuk menjual low-level laser yang diklasifikasikan dalam kelas II. Tabel 9-4 menyediakan list low-level yang disetujui FDA untuk penelitian sejak 2002. Low-level laser diindikasikan untuk penggunaan tambahan dalam perawatan sementara pada nyeri tangan dan pergelangan terkait dengan carpal tunnel syndrome.Dengan mengharuskan dokumentasi hasil dan

(19)

efek samping dari laser, peraturan FDA meminta data ilmiah untuk menentukan keamanan dan keberhasilan produk dalam pertanyaan.

Tabel 9-4 List Low-Level Laser yang Disetujui FDA sejak 2002

- MicroLight 830 (MicroLight Corporation of America. Missouri City, TX) received approval in 2002 for the indication of “adjunctive use in the temporary relief of hand; and wrist pain associated with Carpal Tunnel Syndrome.”

- Axiom BioLaser LLL T Series-3 (Axiom Worldwide, Tampa, FL) received approval in 2003 for the indication of “adjunctive use in the temporary relief of hand and wrist pain associated with Carpal Tunnel Syndrome.”

- Acculaser Pro4 (PhotoThera, Carlsbad, CA) received approval in 2004 for the indication of “adjunctive use in profiding temporary relief of pain associated with iliotibial band syndrome.” - Thor DDII IR Lamp System (Thor International Ltd, Amersham, UK) received approval in 2004

for the indication of “elevating tissue temperature for the temporary relief of minor muscle and joint pain and stiffness, minor arthritis pain, or musce spasm; the temporary increase in local blood circulation; and/or the temporary relaxation of muscle.”

- Thor DDI 830 CL3 Laser System (Thor International Ltd. Amersham. UK) received approval in 2003 for the indication of “adjunctive use in the temporary relief of hand and wrist pain associated with Carpal Tunnel Syndrome.”

- Luminex LL Laser System (Medical Laser Systems, Inc. Branford, CT) received approval in 2007 for the indication of “adjunctive use in the temporary relief of hand and wrist pain associated with Carpal Tunnel Syndrome.”

TABEL 9-5 Indikasi dan kontaraindikasi

Indikasi

Fasilitas penyembuhan luka Reduksi rasa sakit

Meningkatkan kekuatan penarikkan bekas luka Mengurangi jaringan parut pada luka

Mengurangi Inflamasi

Penyembuhan tulang dan konsolidasi fraktur

Kontraindikasi

Tumor kanker

Terpapar langsung pada mata Kehamilan

Pertumbuhan kanker

Tindakan Pencegahan dan Kontraindikasi

Tabel 9-5 mencantumkan indikasi dan kontraindikasi dalam penggunaan low-level laser. Laser memberikan radiasi non-ionisasi: oleh karena itu, tidak ada efek mutagenik pada DNA dan tidak ada kerusakkan sel-sel atau membran sel yang ditemukan.Tidak ada efek samping merugikan yang dilaporkan setelah terpapar low-power laser termasuk respon-respon karsinogenik, kecuali bila diterapkan pada sel kanker yang sudah ada. Tumor kanker dapat berploriferasi ketika terstimulasi. Hal-hal berikut adalah beberapa saran dalam penggunaan laser.

(20)

- Lebih baik underexpose daripada overexpose. Dalam penelitian klinik, reduksi dosis atau frekuensi perawatan dapat menentukan hasil.

- Cegah paparan langsung ke mata karena dapat memungkinkan terjadinya pembakaran retina. Jika penyinaran dalam periode yang panjang, seperti dalam penyembuhan luka, kacamata pengaman dianjurkan untuk mencegah pemaparan dari refleksi cahaya.

- Walaupun tidak ada reaksi merugikan yang telah tercatat, penggunaan laser selama trimester pertama kehamilan tidak dianjurkan.

- Pada sedikit persentasi pasien, terutama yang memiliki sakit kronik dapat mengalami episode sinkop selama perawatan laser. Gejalanya biasanya mereda dalam hitungan menit. Bila gejalanya melebihi 5 menit, tidak ada perawatan lebih lanjut yang harus diberikan.

Kesimpulan

Penggunaan low-level laser tampaknya bukanlah apa-apa, tetapi memiliki efek yang positif. Hal Ini menciptakan kekhawatiran pada profesional obat-obat mujarab. Dengan output arus listrik, laser dikenal sebagai peralatan yang beresiko non-signifikan. Namun, FDA tidak mengakui bahwa low-level laser sebagai alat yang aman dan efektif. Walaupun banyak penemuan empiris dan klinikal menunjukkan hasil yang menjanjikan, semakin banyak penelitian yang penting untuk menentukan jenis-jenis laser beserta dosisnya yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direproduksi.

Gambar

Tabel 9-3 Aplikasi Terapi yang Dianjurkan

Referensi

Dokumen terkait

Pasangan yang memiliki hubugan kekerabatan paling dekat berdasarkan indeks kesamaan yaitu pasangan D ( Pteris ensiformis Burm.) – E ( Pteris vitata L.), sedangkan

Berkaitan dengan posisi dan peranan guru dalam proses pengembangan program pembelajaran, aspek substansial yang penting untuk direnungkan adalah; bagaimana guru

Berawal dari masalah tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan dan upaya tranformasi pembentukan karakter Islami pada anak melalui pendidikan nilai yang diterapkan

Kepulauan  Kuril   dan  Sakhalin Selatan  diserahkan  kepada  Uni  Soviet  (Rusia),

Hasil yang dicapai adalah sebuah data warehouse dan prototipe aplikasi data warehouse yang dapat digunakan untuk membantu di dalam mengambil keputusan dan menentukan

&#34;emberantasan dengan $ara ini dikenal sebagai kegiatan 2 7 yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak ;, menutup tempat penampungan air, mengubur, menyingkirkan

Truss merupakan struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai  penyangga utama rangka atap, yang terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang %am (&amp;ebs), dan

Instrumen penelitian menggunakan skala kecemasan terpakai yaitu HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil penelitian menunjukkan : 1) tingkat Kecemasan ibu hamil