• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Loyalitas Pekerja Jepang Terhadap Kualitas Perusahaan Dalam Animasi 'Hatarakiman'(働きマン)(Melalui Pendekatan Sosiologi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Loyalitas Pekerja Jepang Terhadap Kualitas Perusahaan Dalam Animasi 'Hatarakiman'(働きマン)(Melalui Pendekatan Sosiologi)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

日本人労働者

会社

忠誠心

マン

通し

ー老察

概要

マ タキ ス 教大学

文学部 日本文学科

(2)

Universitas Kristen Maranatha 序論

働 マ ン 今 日 日 本 人 労 働 者 会 社 生 活

ー マ し あ 安 コ 漫 画 働 マン

2006年 化し 全 11話 放送さ 日本

職 場 環境 い 知 い 視 聴 者 多く 新 しい

え 仕 対 し 高い チ ベー シ ン

持 登 場人 物 描 そ 結 果 働 蜂 い う言 葉

使 わ 働 蜂 働 仕 いう 意 味

あ そし 蜂 昆 虫 前 来 い

し 働 蜂 仕 い う意 味 そ

変 化し 休 く働 く人 いう意 味 中

働 蜂 働 マ ン 言 い 換え 使 い 働 マ ン

時 間 忘 疲 知 日夜 奮 闘 日 本人 指 し 言 葉

本 研 究 働 マ ン 社 会 的 プ

ーチ し いく

本論

働 マ ン 出 く 人 登 場 人 物 例 会 社

(3)

Universitas Kristen Maranatha

一 人 目 白 川 子 さ セ ス ス 働 い い

彼 女 安心 し 働く そ 一番 大 あ 給

料 べ い 忠 誠心 給 料 く 働く

生 あ 述べ い 会 社員 安

心 し 働 く 自 然 忠 誠 心 生 会社

い い 影響 え 考 え 働 マ ン 出 く 登場 人物 多

く 給 料 関係 く 日夜 奮闘し 続 働 マ ン 仕 成

功 収 会社 いい結果 生 出

人 目 松 方 弘 子 刊 誌 編 集 者 し い 彼 女 仕

問 あ そ 原因 ス ス

人 目 泰 樹 松 方 弘 子 対 象 者 あ 彼 女

ン タ ュー 前 死 し 彼 仕 問 抱 え

そ ス ス 最 後 過労死 亡く 彼 会 社

対 忠誠 心 寝 食 忘 仕 没頭 し そ 結果 ス ス

過労 死 出 く 会 社 い い影 響 え

(4)

Universitas Kristen Maranatha 結論

本研究 結論 あ

一般 的 日本 生 活 厳し く 物 価 高 い 言わ い そ

日 夜問 わ 働く 人 現 そ 働 マ ン いう 言葉 生

会 社 労働 者 関係 大 あ 労働 者 会

社 運 営 必要 可 存在 あ 労働 者 会社 対 忠誠心

一定 存在 会社 良く

以 働 マン 観 日本 人労 働者 会 社

え 影響 い

自 仕

第一 労働者 自 仕 好 う 要 あ

労 働 者 家 族 近 い 存 在 職 場 仲 間 あ そ し

職 場 司 家 族 言 う 親 当 司 部

関係 良 仕 順調 いく

各個人 力 会 社 成長 し い い し し連帯意 識 持

チー 仕 会社 成長し い く 会社 成長

さ いく ー 仕 し く 僚 必 要

(5)

Universitas Kristen Maranatha

労 働 者 あ 仕 能 力 磨 責 任

仕 対 チ べ ー シ ン 高 そ 結 果 活 動 的

態度 表 強い意気込 見 う

恩 義理

恩 人 感 謝 べ 行 為 あ 義 理

恩 対 し そ 見 合 う 行 為 え あ

日 本 人 会 社 対 し 忠 誠 誓 え 理 由 一 あ 恩

義 理 概 念 日 本 人 根 付 い い あ 会 社

働 感 謝 気 持 労 働 者 会 社 対 忠 誠 心 表

(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...i

Daftar Isi ...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Pembatasan Masalah ….………...………..…..6

1.3 Tujuan Penelitian ….……….…………...6

1.4 Metode Penelitian ...6

1.5 Organisasi Penulisan ...11

BAB II HUBUNGAN PEKERJA DAN PERUSAHAAN 2.1 Faktor yang mendukung loyalitas pekerja terhadap perusahaan...12

2.1.1 Gaji... ...13

2.1.2 Promosi dan pekerjaan seumur hidup...17

2.1.3 Komunikasi dalam dunia kerja...21

2.1.4 Karakteristik perusahaan ...23

2.1.5 Konsep On () dan Giri (義理)...25

2.2 Dampak positif loyalitas pekerja...29

2.2.1 Sikap disiplin pekerja ...29

2.2.2 Komitmen pekerja terhadap perusahaan ...31

(7)

Universitas Kristen Maranatha

2.2.4 Peningkatan Partisipasi Kerja ... 34

3.2 Dampak Negatif Loyalitas Pekerja ... 36

3.2.1 Stres pekerja ... 36

3.2.2 Karoushi ... 39

BAB III ANALISIS LOYALITAS TOKOH-TOKOH TERHADAP KUALITAS PERUSAHAAN 3.1 Perilaku yang mencerimankan “workaholic” Matsukata Hiroko ... 42

3.2 Perilaku kepuasan kerja terhadap Shirakawa Midoriko dan Mimura Yasuki... 48

BAB IV KESIMPULAN ...………..………….………71

Daftar Pustaka ...………..……….….74

Lampiran ...……….………...vii Sinopsis …...……….………….….…...x

(8)

vii

LAMPIRAN

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

(9)
(10)

ix

Matsukata Hiroko, 28 tahun. Matsukata bekerja sebagai seorang editor di sebuah majalah mingguan yang bernama Shukan Jidai, yang bertugas mencari berita dan

menuliskannya kembali ke dalam majalah. Matsukata Hiroko adalah orang yang sangat giat dalam bekerja. Oleh karena itu ia akan lebih mementingkan kepentingan pekerjaan dari pada kepentingan pribadinya.

Kobayashi Akihasa, 28 tahun. Kobayashi bekerja sebagai kepala editor. Sosoknya yang periang dan suka menolong membuat rekan sekantornya meyukainya.

Nagisa Mayu, 23 tahun. Mayu bekerja sebagai junior editor. Sosok Mayu sangat suka menjahili Matsukata, membuat hubungannya begitu dekat dengan Matsukata. Ia juga disenangi oleh rekan-rekan sekerjanya.

Shirakawa Midoriko, 29 tahun. Shirakawa bekerja sebagai seorang terapis di sebuah SPA langganan Matsukata Hiroko. Shirakawa adalah pekerja yang mementingkan kenyamanan pelangannya, hal ini membuat ia sering tidak tepat waktu ketika memijat pasiennya.

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Orang Jepang menganggap bahwa hidup di dunia pada hakekatnya

adalah untuk bekerja. Sikap setia yang ditunjukkan dalam bekerja merupakan

pengaruh dari sosial budaya Jepang itu sendiri. Setia adalah perbuatan

seseorang tetap berada pada posisi ia berdiri, baik di sisi seseorang atau

tempat. Dalam buku sosiologi Jepang Nihon wo Hanasou (1994:72) dijelaskan

bahwa bekerja keras bagi orang Jepang sudah ada sejak jaman feodal1. Pada

jaman feodal petani harus membayar pajak tanah dan sewa tanah yang tinggi.

Rasa bangga terhadap pekerjaan akan tumbuh ketika kita telah

melakukan pekerjaan dengan baik dan sebaliknya rasa malu akan muncul

ketika kita tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Dalam mencapai cita-cita berupa hasil yang sempurna, disiplin

terhadap waktu menjadi ujung tombak keberhasilan. Bekerja dengan suatu

team work yang solid merupakan ciri tersendiri bagi bangsa Jepang.

Pekerja Jepang menganut prinsip berpikir dan bekerja dengan banyak

kepala akan lebih baik dalam menghasilkan hasil kerja dibandingkan dengan

satu kepala. Budaya 5S yaitu Seiri (整 理) ringkas merupakan kegiatan

1

(12)

2 Universitas Kristen Maranatha menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang

yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan dalam

aktivitas kerja, Seiton (整頓) rapi yaitu segala sesuatu harus diletakkan sesuai

posisi yang ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan, Seisho

(聖書) resik merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja

sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik, Seiketsu

(清 潔) rawat merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus

mematuhi ketiga tahap sebelumnya, Sitsuke (躾け) rajin, yaitu pemeliharaan

kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam menjalankan tahap 5S.

Berdasarkan konsep dari Toyota Production System/Taichii Ohno,

budaya bekerja menghindari 3M, yaitu Muda (無駄) pemborosan, Mura

(ムラ) tidak teratur, Muri (無理) berlebihan, serta menjamin sumber daya,

apakah sumber daya manusia, sumber daya mesin, sumber daya material, dan

sebagainya harus digunakan seefisien mungkin. Walaupun orang atau mesin

harus bekerja sesuai kapasitasnya, tetapi karena besarnya rasa loyalitas atau

kesetiaan yang dimiliki oleh orang Jepang, maka mereka rela bekerja keras

dan tidak mau dikalahkan oleh keadaan serta pandai dalam memanfaatkan

kesempatan yang ada.

Sebagai wujud balas budi, karyawan perusahaan di Jepang mau

bekerja keras untuk kemajuan perusahaan. Adapun dampak negatif dari

kesetiaan dalam bekerja adalah kelelahan akibat terlalu over, stres yang

(13)

3 Universitas Kristen Maranatha tidak adanya kebersamaan di dalam rumah. Dalam buku “Hubungan Manusia

Dalam Perusahaan Jepang” karya Gene Gregory/1982. Disebutkan contoh

kehidupan sehari-hari yang dilakukan pekerja Jepang. Pada umumnya para

pekerja di Jepang mulai bekerja pukul 08:00 dan pulang pukul 17:00 sore,

adapun beberapa pegawai yang masih melanjutkan sisa pekerjaan (zangyo) di

kantor, kadang-kadang mereka bekerja hingga larut malam dan bahkan tidur

di tempat mereka bekerja. Dampak tersebut menyebabkan terjadinya

Karoushi (過労死) atau kematian pekerja yang disebabkan oleh stress dan

kelelahan akibat kerja yang berlebihan.

Sikap loyalitas yang dilakukan oleh orang Jepang dalam

perusahaannya merupakan sikap penghargaan tertinggi terhadap sebuah

pekerjaan. Mereka memiliki sikap loyal terhadap pekerjaan dengan sepenuh

hati akan melakukan apapun demi kemajuan perusahaan, bahkan perusahaan

atau kantor dianggap sebagai rumah kedua. Adanya jaminan perusahaan

terhadap karyawan juga menjadi salah satu faktor pendorong seseorang untuk

bekerja mati-matian. Proses keuntungan timbal balik antara perusahaan dan

karyawan menjadikan semua komponen perusahaan bergerak dinamis hingga

melahirkan sikap hatarakibachi. Hataraki artinya bekerja, bachi berasal dari

kata hachi artinya lebah, jadi hatarakibachi berarti “lebah pekerja” atau

sering disebut juga sebagai “kutu kerja” di Indonesia. Sebutan ini untuk

menggambarkan bahwa orang Jepang adalah orang yang gila akan kerja,

(14)

4 Universitas Kristen Maranatha Jiwa hatarakibachi adalah jiwa disiplin spiritual, bukan sekedar berorientasi

pada keuntungan materi belaka. Hal inilah yang membedakan cara

pandangnya dengan konsep dari Amerika yang menyatakan bahwa waktu

adalah uang, setiap pekerjaan selalu dikaitkan dengan uang. Jepang memiliki

kebiasaan segi manage, penghargaan atas loyalitas adalah prioritas utama

bagi perusahaan. Seiring berjalannya waktu, penggunaan kata hatarakibachi

sudah jarang digunakan dan menjadi hatarakiman. Dalam penulisan

penelitian ini istilah yang akan digunakan adalah istilah hatarakiman.

Berbeda sekali dengan pola hubungan kepentingan yang saling

bertentangan di dalam perusahaan-perusahaan Amerika, perusahaan Jepang

dikenal dengan jiwa kesatuan dan kebersamaan. Imbalan keuangan bukanlah

faktor pendorong dari kepuasan pekerja di Jepang, melainkan identifikasi

dirinya dengan tujuan-tujuan perusahaan dan identifikasi yang penting adalah

sebagai imbalan nama baik dimana mereka bekerja. Mengikat diri kepada

perusahaan sebagaimana merasa terikat pada suatu keluarga, dan

sebagaimana keadaanya di dalam suatu keluarga, terdapat suatu tatanan hidup

yang bersifat timbal balik antara kewajiban dan imbalan. Tatanan demikian

itulah yang mengikat mereka pada perusahaan di dalam suatu masa depan

bersama. Karena mereka mengikat diri dengan dan oleh tujuan-tujuan

perusahaan, para anggota merasa didorong untuk bekerja lebih giat lagi untuk

memperbaiki prestasi perusahaan itu. Dalam suasana demikian itu identifikasi

(15)

5 Universitas Kristen Maranatha Animasi Hataraki Man karya Moyoco Anno yang dibuat tahun 2006

yang bertema dunia kerja, berisikan 11 episode yang menceritakan Matsukata

Hiroko, salah satu editor di majalah Gotansha atau Weekly Jidai dengan tugas

meliput berita, wawancara dan menulis artikel. Dalam keadaan tertentu

Hiroko bisa mencapai „Hataraki Mode’ yang membuat kecepatannya bekerja

menjadi tiga kali kecepatan normal. Ini membuatnya dijuluki “Hataraki-man

(働きマン)” oleh rekan sekantor.

Isi cerita animasi ini tidak semata-mata menampilkan pada Hiroko

yang menjadi Hataraki-man, namun diceritakan pula mengenai rekan-rekan

dan orang-orang di sekitar Hiroko yang juga mempunyai sifat hampir sama

dengan Hiroko. Di dalam cerita tersebut juga terdapat konflik-konflik yang

dialami Hiroko misalnya seorang juru foto yang beraksi mirip paparazzi2dan membenci Hiroko, dan Hiroko mulai ketakutan ketika ia merasa dibuntuti

pasca majalahnya memuat artikel tentang korupsi seorang pejabat, lalu ada

lagi mengenai lika-liku kerja dalam dunia penerbitan, misalnya penyerahan

proposal liputan atau artikel pada atasan sebelum membuat suatu liputan.

Serta kisah tentang seorang pemijat langgganan Hiroko yang akan keluar dari

tempat kerjanya karena tidak sanggup melayani pelanggan dengan baik. Lalu

hubungan Hiroko dengan kekasihnya yang kurang harmonis karena keduanya

sangat berdedikasi pada pekerjaan masing-masing. Kesungguhan dalam

bekerja yang ditampakkan oleh Hiroko hingga mengabaikan kebutuhan

pribadinya seperti makan dan tidur. Di dalam cerita ini banyak menceritakan

2

(16)

6 Universitas Kristen Maranatha kehidupan pekerja di Jepang yang sangat padat karena rasa tanggung jawab

kerja, serta kepuasan yang didapat pada saat keberhasilan.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan agar

apa yang menjadi topik permasalahan akan lebih jelas dan terarah. Pada

penelitiaan ini masalah dibatasi bagaimana perilaku workaholic Matsukata

Hiroko dan perilaku kepuasan kerja Shirakawa Midoriko serta dampak negatif

dari loyalitas kerja Mimura Yasuki, yang semuanya berdampak pada kualitas

perusahaan dalam animasi “Hatarakiman” yang dibuat tahun 2006.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah menjelaskan melalui

perilaku workaholic dan kepuasan kerja dari loyalitas kerja tersebut terhadap

kualitas perusahaan yang tercermin dalam animasi “Hataraki-man”.

1.4 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode

deskriptif.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

(17)

7 Universitas Kristen Maranatha sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki.3

Menurut Ir.M.Iqbal Hasan, M.M (1983), metode deskriptif adalah

metode yang melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu yang

bertujuan:

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada.

2. Mengindentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang

berlaku

3. Membuat perbandingan atau evaluasi

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta

dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta

situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan,

sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung

dan pengaruh pengaruh dari suatu fenomena.

Ciri-ciri metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian untuk

membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini

berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun dalam

3

(18)

8 Universitas Kristen Maranatha pengertian metode penelitian lebih luas, metode deskriptif mencakup metode

penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental dan secara

lebih umum sering diberi nama metode survei.

Sedangkan untuk pendekatan skripsi ini, penulis menggunakan

pendekatan sosiologi. Sosiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu sos yang

berarti bersama, bersatu, dan logi dari kata logos yang berarti sabda,

perkataan, perumpamaan. Pada perkembangan penegertian tersebut

mengalami perubahan makna, socius berarti masyarakat, logos berarti ilmu.

Jadi sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Menurut Semi, sosiologi adalah suatu telaah yang objektif dan ilmiah

tentang manusia dalam masyarakat dan tentang sosial dan proses sosial.

Sosiologi menelaah tentang bagaimana masyarakat itu tumbuh berkembang.

Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala permasalahan

perekonomian, keagamaan, politik dan lain-lain.

Menurut Pitrim Sorokin, sosiologi adalah suatu ilmu yang

mempelajari:

a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam

gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala-gejala ekonomi dengan agama,

keluarga dengan moral, hokum dengan ekonomi, gerak masyarakat

dengan politik dan lain-lain).

b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan

(19)

9 Universitas Kristen Maranatha Menurut Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

hubungan antara manusia dan kelompok-kelompok.

Menurut William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah

penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi

sosial

Menurut JAA. Van Dorn dan C.J. Lammers, sosiologi adalah ilmu

pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang

bersifat stabil.

Menurut Selo Soedirman dan Soelaeman Soemardi, sosiologi atau

ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan

proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, selanjutnya menurut Selo

Soedirman dan Soelaeman Soemardi, struktur sosial adalah keseluruhan

jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial,

lembaga-lembaga sosial.

Kesimpulannya sosiologi adalah studi tentang kehidupan manusia,

kelompok manusia dan masyarakat yang mempelajari perilaku terutama dalam

kaitannya dengan suatu sistem sosial dan cara sistem sosial mempengaruhi

orang tersebut. Sistem sosial adalah tindakan sosial sebagai tindakan yang

dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena

telah memiliki segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-cirinya

(20)

10 Universitas Kristen Maranatha a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan

tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat

serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.

b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu

berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi

tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis

serta bertujuan menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat,

sehingga menjadi teori.

c. Sosiologi bersifat komulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi

dibentuk atas teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,

memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.

d. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya

fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta

tersebut secara analitis.

Sifat-sifat dari ilmu sosiologi adalah:

a. Telah diketahui bahwa sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan

merupakan pengetahuan alam sekalipun ilmu pengetahuan kerohanian.

Perbedaan tersebut bukanlah perbedaan mengenai metode, akan tetapi

menyangkut perbedaan isi, yang gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu

pengetahuan yang bersangkutan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan.

b. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi disiplin

yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi

(21)

11 Universitas Kristen Maranatha Artinya sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya

berkembang dalam arti memberikan petunjuk yang menyangkut

kebijaksanaan kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan

yang murni, artinya ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk

dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak serta

mempertinggi mutunya.

Tujuan dari sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang

sedalam-dalamnya tentang masyarakat, dan bukan untuk mempergunakan

pengetahuan tersebut terhadap masyarakat, serta bertujuan untuk mendapatkan

fakta-fakta masyarakat, serta bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta

masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan

persoalan-persoalan masyarakat.

1.5 Organisasi Penulisan

Organisasi penulisan skripsi ini dibagi menjadi empat bab yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang dari

masalah yang dibahas. Kemudian juga pembatasan masalah, tujuan penelitian,

metode yang digunakan dalam penelitian ini, serta organisasi penulisan.

Bab II berisi faktor faktor yang mendukung keloyalitasan karyawan

terhadap perusahaan, timbal balik dari perusahaan terhadap karyawannya,

dampak positif keloyalitasan pekerja, serta dampak-dampak negatif yang

(22)

12 Universitas Kristen Maranatha Bab III berisi analisis sikap dan perilaku “workaholic” Matsukata

Hiroko, dan perilaku kepuasan kerja Mimura Yasuki dan Shirakawa Midoriko

yang berdampak pada kualitas perusahaan, yang tercermin dalam animasi

Hatarakiman.

Bab IV berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

Selain itu penulis juga menyertakan daftar isi, kata pengantar,

lampiran, sinopsis, daftar pustaka dan data pribadi penulis. Hal ini disertakan

untuk melengkapi hal-hal yang perlu ada didalam penulisan karya tulis ilmiah.

Demikianlah organisasi penulisan ini dibuat agar sistematis dan

untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai langkah-langkah

penelitian, sekaligus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian.

Dengan demikian dapat memudahkan pembaca untuk memahami isi dari

(23)

72 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan analisis animasi Hatarakiman (働 き マ ン) yang

memberikan gambaran mengenai hubungan loyalitas yang terjadi antara pekerja

terhadap perusahaan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan

faktor-faktor apa saja yang dapat membuat seorang pekerja menjadi loyal terhadap

perusahaan tersebut.

Di dalam suatu perusahaan banyak faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas

seseorang dalam bekerja, khususnya dalam perusahaan Jepang. Seperti gaji, promosi

dan pekerjaan seumur hidup, serta komunikasi yang baik antar sesama. Di dalam

animasi hatarakiman, menekankan gaji bukan merupakan faktor utama yang

membuat seseorang menjadi loyal. hal tersebut dianggap hanya merupakan imbalan

dari seorang karyawan yang sudah berbakti terhadap perusahaannya. Tetapi adanya

rasa balas budi atau on dan giri yang tertanam dalam jiwa bangsa Jepang sejak dini.

Loyalitas seseorang dapat melahirkan dampak negatif bagi perusahaan

maupun pekerja itu sendiri. Tanpa disadari seorang pekerja akan disiplin dalam

pekerjaannya, dapat berkomitmen terhadap perusahaannya, serta memberikan

kepuasan kerja kepada karyawan tersebut. Di dalam animasi Hatarakiman, semua hal

tersebut dilakukan bukan karena adanya paksaan dari pihak perusahaan, tetapi

(24)

73 Universitas Kristen Maranatha bekerja siang dan malam demi majalah di perusahaan tempat ia bekerja dapat

diterbitkan tepat waktu. Hal ini bukan adanya paksaan dari atasan tetapi sebagai

wujud loyalitasnya terhadap perusahaan. Dampak positif loyalitas pekerja

memberikan juga dampak besar bagi perusahaannya. Kualitas perusahaan akan

semakin maju dan berkembang.

Hasil loyalitas pekerja merupakan kepuasan kerja tersendiri bagi pekerja

tersebut. Untuk mengukur kepuasan kerja seorang kerja biasanya dilihat dari berapa

besarnya gaji dan upah yang diberikan, tetapi ini bukan sebenarnya faktor

sesungguhnya. Ada faktor lain seperti suasana kerja, hubungan dengan atasan, rekan

sekerja dan partisipasi kerja. Seperi tokoh dalam animasi hatarakiman yaitu

Shirakawa Midoriko. Shirakawa yang keluar dari pekerjaannya bukan karena gaji

yang didapat tidak mencukupi ataupun ingin membuka usaha sendiri. Tetapi

Shirakawa menjelaskan bahwa ia berhenti bukan karena gaji melainkan ketenangan

dalam bekerja yang tidak ia dapat.

Animasi Hatarakiman memberikan beberapa kasus dari pekerja yang stres

seperti Matsukata Hiroko yang stres akibat pekerjaan yang belum terselesaikan. Dan

Mimura Yasuki merupakan seorang pekerja keras yang melupakan kepentingan

pribadinya seperti makan dan tidur, hingga suatu saat ia meninggal akibat serangan

(25)

74 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat, Fathoni, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Rineka Cipta.

Amstrong, Michael dan Helen Murlis, 2002, Reward Managemen a Handbook of

Remuneration Strategy and Practice, Kogan page, New Delhi, India

A.A, Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia.

Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Benedict,Ruth, 1982, Pola-pola Kebudayaan Jepang. Jakarta : Sinar Harapan

Casio, 1992, Human Resources. Jakarta : Penerbit Erlangga

Chie Nakane, 1981, Japanese Culture and Behavior. Editor Takie Sugiyama Lembra& William P Lebra.University of Hawaii. Hawai

Dessler, Gary. 2001. Manajemen Personalia Teknik dan Konsep Modern. Jakarta: Erlangga

Flippo, Edwin B, 2002, Personal Management. Mc Graw-Hill Inc. Singapore

Fukutake, Tadashi, 1988, Masyarakat Jepang Dewasa Ini, Jakarta: Gramedia

Gitosudarmo, Indriyo, dan Mulyono, Agus, 1999, Prinsip Dasar Menejemen. Yogyakarta.BPFE

Hadiwiryo, Siswanto Sastro , 1998, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta ; Bumi Aksara

Handoko, T.Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta. BPFE

Hariandja, Marihot. T.E, 2002, Sumber Daya Manusia. Jakarta. Gramedia

(26)

75 Universitas Kristen Maranatha

Lebram, William,1993, Japanese Culture and Behaviour. Honohulu : University of Hawai

Luh, Shu Shin, 2008, Sony Way. Darras Books. Japan

Mondy, R. Wayne, dan Noe, Robert M, 1996, Human Resouce Management

Soedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja

Stephen P Robbins, 2007, Motivasi Karyawan. Jakarta : PT. Indeks

Marwansyah dan Mukaram, 1999, MSDM. Bandung. PPAN

Nazir, Moh, 1988, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Werther,W.B. dan Davis, keith, 1996. Human Resources and Personal Management.

(27)

Gambar

Gambar 1
Gambar 4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Melalui Media Pembelajaran Interaktif Sistem Skeletal Pada Mata Kuliah Dasar Keperawatan I ini, maka proses belajar mengajar

Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan selama perancangan, perealisasian serta pengujian skripsi dan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan

[r]

[r]

[r]

Apa saja upaya-upaya yang dilakukan humas, guru, kepala sekolah dalam membangun citra positif di SD N Sosrowijayan Yogyakarta..

Pembahasan arsitektur tidak akan lepas dari pembahasan ruang, baik ruang semu maupun ruang masif. Hasil-hasil pemaknaan dan pemahaman akan “ruang” mengakomodasi juga

They are: sending multimedia message (MM) with larger data size, maintaining the quality of data during transmission, MM data retrieval (download) from a mobile phone and