Universitas Kristen Maranatha
日本人労働者
会社
対
忠誠心
析
働
マン
通し
ー老察
概要
マ タキ ス 教大学
文学部 日本文学科
Universitas Kristen Maranatha 序論
働 マ ン 今 日 日 本 人 労 働 者 会 社 生 活
ー マ し あ 安 コ 漫 画 働 マン
2006年 化し 全 11話 放送さ 日本
職 場 環境 い 知 い 視 聴 者 多く 新 しい
え 仕 対 し 高い チ ベー シ ン
持 登 場人 物 描 そ 結 果 働 蜂 い う言 葉
使 わ 働 蜂 働 仕 いう 意 味
あ そし 蜂 昆 虫 前 来 い
し 働 蜂 仕 い う意 味 そ
変 化し 休 く働 く人 いう意 味 中
働 蜂 働 マ ン 言 い 換え 使 い 働 マ ン
時 間 忘 疲 知 日夜 奮 闘 日 本人 指 し 言 葉
あ
本 研 究 働 マ ン 社 会 的 プ
ーチ し いく
本論
働 マ ン 出 く 人 登 場 人 物 例 会 社
Universitas Kristen Maranatha
一 人 目 白 川 子 さ セ ス ス 働 い い
彼 女 安心 し 働く そ 一番 大 あ 給
料 べ い 忠 誠心 給 料 く 働く
生 あ 述べ い 会 社員 安
心 し 働 く 自 然 忠 誠 心 生 会社
い い 影響 え 考 え 働 マ ン 出 く 登場 人物 多
く 給 料 関係 く 日夜 奮闘し 続 働 マ ン 仕 成
功 収 会社 いい結果 生 出
人 目 松 方 弘 子 刊 誌 編 集 者 し い 彼 女 仕
問 あ そ 原因 ス ス
人 目 泰 樹 松 方 弘 子 対 象 者 あ 彼 女
ン タ ュー 前 死 し 彼 仕 問 抱 え
そ ス ス 最 後 過労死 亡く 彼 会 社
対 忠誠 心 寝 食 忘 仕 没頭 し そ 結果 ス ス
過労 死 出 く 会 社 い い影 響 え
Universitas Kristen Maranatha 結論
本研究 結論 あ
一般 的 日本 生 活 厳し く 物 価 高 い 言わ い そ
日 夜問 わ 働く 人 現 そ 働 マ ン いう 言葉 生
会 社 労働 者 関係 大 あ 労働 者 会
社 運 営 必要 可 存在 あ 労働 者 会社 対 忠誠心
一定 存在 会社 良く
以 働 マン 観 日本 人労 働者 会 社
え 影響 い
自 仕
第一 労働者 自 仕 好 う 要 あ
司
労 働 者 家 族 近 い 存 在 職 場 仲 間 あ そ し
職 場 司 家 族 言 う 親 当 司 部
関係 良 仕 順調 いく
僚
各個人 力 会 社 成長 し い い し し連帯意 識 持
チー 仕 会社 成長し い く 会社 成長
さ いく ー 仕 し く 僚 必 要
Universitas Kristen Maranatha
労 働 者 あ 仕 能 力 磨 責 任
仕 対 チ べ ー シ ン 高 そ 結 果 活 動 的
態度 表 強い意気込 見 う
恩 義理
恩 人 感 謝 べ 行 為 あ 義 理
恩 対 し そ 見 合 う 行 為 え あ
日 本 人 会 社 対 し 忠 誠 誓 え 理 由 一 あ 恩
義 理 概 念 日 本 人 根 付 い い あ 会 社
働 感 謝 気 持 労 働 者 会 社 対 忠 誠 心 表
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...i
Daftar Isi ...v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Pembatasan Masalah ….………...………..…..6
1.3 Tujuan Penelitian ….……….…………...6
1.4 Metode Penelitian ...6
1.5 Organisasi Penulisan ...11
BAB II HUBUNGAN PEKERJA DAN PERUSAHAAN 2.1 Faktor yang mendukung loyalitas pekerja terhadap perusahaan...12
2.1.1 Gaji... ...13
2.1.2 Promosi dan pekerjaan seumur hidup...17
2.1.3 Komunikasi dalam dunia kerja...21
2.1.4 Karakteristik perusahaan ...23
2.1.5 Konsep On (恩) dan Giri (義理)...25
2.2 Dampak positif loyalitas pekerja...29
2.2.1 Sikap disiplin pekerja ...29
2.2.2 Komitmen pekerja terhadap perusahaan ...31
Universitas Kristen Maranatha
2.2.4 Peningkatan Partisipasi Kerja ... 34
3.2 Dampak Negatif Loyalitas Pekerja ... 36
3.2.1 Stres pekerja ... 36
3.2.2 Karoushi ... 39
BAB III ANALISIS LOYALITAS TOKOH-TOKOH TERHADAP KUALITAS PERUSAHAAN 3.1 Perilaku yang mencerimankan “workaholic” Matsukata Hiroko ... 42
3.2 Perilaku kepuasan kerja terhadap Shirakawa Midoriko dan Mimura Yasuki... 48
BAB IV KESIMPULAN ...………..………….………71
Daftar Pustaka ...………..……….….74
Lampiran ...……….………...vii Sinopsis …...……….………….….…...x
vii
LAMPIRAN
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
ix
Matsukata Hiroko, 28 tahun. Matsukata bekerja sebagai seorang editor di sebuah majalah mingguan yang bernama Shukan Jidai, yang bertugas mencari berita dan
menuliskannya kembali ke dalam majalah. Matsukata Hiroko adalah orang yang sangat giat dalam bekerja. Oleh karena itu ia akan lebih mementingkan kepentingan pekerjaan dari pada kepentingan pribadinya.
Kobayashi Akihasa, 28 tahun. Kobayashi bekerja sebagai kepala editor. Sosoknya yang periang dan suka menolong membuat rekan sekantornya meyukainya.
Nagisa Mayu, 23 tahun. Mayu bekerja sebagai junior editor. Sosok Mayu sangat suka menjahili Matsukata, membuat hubungannya begitu dekat dengan Matsukata. Ia juga disenangi oleh rekan-rekan sekerjanya.
Shirakawa Midoriko, 29 tahun. Shirakawa bekerja sebagai seorang terapis di sebuah SPA langganan Matsukata Hiroko. Shirakawa adalah pekerja yang mementingkan kenyamanan pelangannya, hal ini membuat ia sering tidak tepat waktu ketika memijat pasiennya.
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Orang Jepang menganggap bahwa hidup di dunia pada hakekatnya
adalah untuk bekerja. Sikap setia yang ditunjukkan dalam bekerja merupakan
pengaruh dari sosial budaya Jepang itu sendiri. Setia adalah perbuatan
seseorang tetap berada pada posisi ia berdiri, baik di sisi seseorang atau
tempat. Dalam buku sosiologi Jepang Nihon wo Hanasou (1994:72) dijelaskan
bahwa bekerja keras bagi orang Jepang sudah ada sejak jaman feodal1. Pada
jaman feodal petani harus membayar pajak tanah dan sewa tanah yang tinggi.
Rasa bangga terhadap pekerjaan akan tumbuh ketika kita telah
melakukan pekerjaan dengan baik dan sebaliknya rasa malu akan muncul
ketika kita tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Dalam mencapai cita-cita berupa hasil yang sempurna, disiplin
terhadap waktu menjadi ujung tombak keberhasilan. Bekerja dengan suatu
team work yang solid merupakan ciri tersendiri bagi bangsa Jepang.
Pekerja Jepang menganut prinsip berpikir dan bekerja dengan banyak
kepala akan lebih baik dalam menghasilkan hasil kerja dibandingkan dengan
satu kepala. Budaya 5S yaitu Seiri (整 理) ringkas merupakan kegiatan
1
2 Universitas Kristen Maranatha menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang
yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan dalam
aktivitas kerja, Seiton (整頓) rapi yaitu segala sesuatu harus diletakkan sesuai
posisi yang ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan, Seisho
(聖書) resik merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja
sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik, Seiketsu
(清 潔) rawat merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus
mematuhi ketiga tahap sebelumnya, Sitsuke (躾け) rajin, yaitu pemeliharaan
kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam menjalankan tahap 5S.
Berdasarkan konsep dari Toyota Production System/Taichii Ohno,
budaya bekerja menghindari 3M, yaitu Muda (無駄) pemborosan, Mura
(ムラ) tidak teratur, Muri (無理) berlebihan, serta menjamin sumber daya,
apakah sumber daya manusia, sumber daya mesin, sumber daya material, dan
sebagainya harus digunakan seefisien mungkin. Walaupun orang atau mesin
harus bekerja sesuai kapasitasnya, tetapi karena besarnya rasa loyalitas atau
kesetiaan yang dimiliki oleh orang Jepang, maka mereka rela bekerja keras
dan tidak mau dikalahkan oleh keadaan serta pandai dalam memanfaatkan
kesempatan yang ada.
Sebagai wujud balas budi, karyawan perusahaan di Jepang mau
bekerja keras untuk kemajuan perusahaan. Adapun dampak negatif dari
kesetiaan dalam bekerja adalah kelelahan akibat terlalu over, stres yang
3 Universitas Kristen Maranatha tidak adanya kebersamaan di dalam rumah. Dalam buku “Hubungan Manusia
Dalam Perusahaan Jepang” karya Gene Gregory/1982. Disebutkan contoh
kehidupan sehari-hari yang dilakukan pekerja Jepang. Pada umumnya para
pekerja di Jepang mulai bekerja pukul 08:00 dan pulang pukul 17:00 sore,
adapun beberapa pegawai yang masih melanjutkan sisa pekerjaan (zangyo) di
kantor, kadang-kadang mereka bekerja hingga larut malam dan bahkan tidur
di tempat mereka bekerja. Dampak tersebut menyebabkan terjadinya
Karoushi (過労死) atau kematian pekerja yang disebabkan oleh stress dan
kelelahan akibat kerja yang berlebihan.
Sikap loyalitas yang dilakukan oleh orang Jepang dalam
perusahaannya merupakan sikap penghargaan tertinggi terhadap sebuah
pekerjaan. Mereka memiliki sikap loyal terhadap pekerjaan dengan sepenuh
hati akan melakukan apapun demi kemajuan perusahaan, bahkan perusahaan
atau kantor dianggap sebagai rumah kedua. Adanya jaminan perusahaan
terhadap karyawan juga menjadi salah satu faktor pendorong seseorang untuk
bekerja mati-matian. Proses keuntungan timbal balik antara perusahaan dan
karyawan menjadikan semua komponen perusahaan bergerak dinamis hingga
melahirkan sikap hatarakibachi. Hataraki artinya bekerja, bachi berasal dari
kata hachi artinya lebah, jadi hatarakibachi berarti “lebah pekerja” atau
sering disebut juga sebagai “kutu kerja” di Indonesia. Sebutan ini untuk
menggambarkan bahwa orang Jepang adalah orang yang gila akan kerja,
4 Universitas Kristen Maranatha Jiwa hatarakibachi adalah jiwa disiplin spiritual, bukan sekedar berorientasi
pada keuntungan materi belaka. Hal inilah yang membedakan cara
pandangnya dengan konsep dari Amerika yang menyatakan bahwa waktu
adalah uang, setiap pekerjaan selalu dikaitkan dengan uang. Jepang memiliki
kebiasaan segi manage, penghargaan atas loyalitas adalah prioritas utama
bagi perusahaan. Seiring berjalannya waktu, penggunaan kata hatarakibachi
sudah jarang digunakan dan menjadi hatarakiman. Dalam penulisan
penelitian ini istilah yang akan digunakan adalah istilah hatarakiman.
Berbeda sekali dengan pola hubungan kepentingan yang saling
bertentangan di dalam perusahaan-perusahaan Amerika, perusahaan Jepang
dikenal dengan jiwa kesatuan dan kebersamaan. Imbalan keuangan bukanlah
faktor pendorong dari kepuasan pekerja di Jepang, melainkan identifikasi
dirinya dengan tujuan-tujuan perusahaan dan identifikasi yang penting adalah
sebagai imbalan nama baik dimana mereka bekerja. Mengikat diri kepada
perusahaan sebagaimana merasa terikat pada suatu keluarga, dan
sebagaimana keadaanya di dalam suatu keluarga, terdapat suatu tatanan hidup
yang bersifat timbal balik antara kewajiban dan imbalan. Tatanan demikian
itulah yang mengikat mereka pada perusahaan di dalam suatu masa depan
bersama. Karena mereka mengikat diri dengan dan oleh tujuan-tujuan
perusahaan, para anggota merasa didorong untuk bekerja lebih giat lagi untuk
memperbaiki prestasi perusahaan itu. Dalam suasana demikian itu identifikasi
5 Universitas Kristen Maranatha Animasi Hataraki Man karya Moyoco Anno yang dibuat tahun 2006
yang bertema dunia kerja, berisikan 11 episode yang menceritakan Matsukata
Hiroko, salah satu editor di majalah Gotansha atau Weekly Jidai dengan tugas
meliput berita, wawancara dan menulis artikel. Dalam keadaan tertentu
Hiroko bisa mencapai „Hataraki Mode’ yang membuat kecepatannya bekerja
menjadi tiga kali kecepatan normal. Ini membuatnya dijuluki “Hataraki-man“
(働きマン)” oleh rekan sekantor.
Isi cerita animasi ini tidak semata-mata menampilkan pada Hiroko
yang menjadi Hataraki-man, namun diceritakan pula mengenai rekan-rekan
dan orang-orang di sekitar Hiroko yang juga mempunyai sifat hampir sama
dengan Hiroko. Di dalam cerita tersebut juga terdapat konflik-konflik yang
dialami Hiroko misalnya seorang juru foto yang beraksi mirip paparazzi2dan membenci Hiroko, dan Hiroko mulai ketakutan ketika ia merasa dibuntuti
pasca majalahnya memuat artikel tentang korupsi seorang pejabat, lalu ada
lagi mengenai lika-liku kerja dalam dunia penerbitan, misalnya penyerahan
proposal liputan atau artikel pada atasan sebelum membuat suatu liputan.
Serta kisah tentang seorang pemijat langgganan Hiroko yang akan keluar dari
tempat kerjanya karena tidak sanggup melayani pelanggan dengan baik. Lalu
hubungan Hiroko dengan kekasihnya yang kurang harmonis karena keduanya
sangat berdedikasi pada pekerjaan masing-masing. Kesungguhan dalam
bekerja yang ditampakkan oleh Hiroko hingga mengabaikan kebutuhan
pribadinya seperti makan dan tidur. Di dalam cerita ini banyak menceritakan
2
6 Universitas Kristen Maranatha kehidupan pekerja di Jepang yang sangat padat karena rasa tanggung jawab
kerja, serta kepuasan yang didapat pada saat keberhasilan.
1.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan agar
apa yang menjadi topik permasalahan akan lebih jelas dan terarah. Pada
penelitiaan ini masalah dibatasi bagaimana perilaku workaholic Matsukata
Hiroko dan perilaku kepuasan kerja Shirakawa Midoriko serta dampak negatif
dari loyalitas kerja Mimura Yasuki, yang semuanya berdampak pada kualitas
perusahaan dalam animasi “Hatarakiman” yang dibuat tahun 2006.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah menjelaskan melalui
perilaku workaholic dan kepuasan kerja dari loyalitas kerja tersebut terhadap
kualitas perusahaan yang tercermin dalam animasi “Hataraki-man”.
1.4 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode
deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
7 Universitas Kristen Maranatha sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.3
Menurut Ir.M.Iqbal Hasan, M.M (1983), metode deskriptif adalah
metode yang melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu yang
bertujuan:
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada.
2. Mengindentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang
berlaku
3. Membuat perbandingan atau evaluasi
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta
situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan,
sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh pengaruh dari suatu fenomena.
Ciri-ciri metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini
berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun dalam
3
8 Universitas Kristen Maranatha pengertian metode penelitian lebih luas, metode deskriptif mencakup metode
penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental dan secara
lebih umum sering diberi nama metode survei.
Sedangkan untuk pendekatan skripsi ini, penulis menggunakan
pendekatan sosiologi. Sosiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu sos yang
berarti bersama, bersatu, dan logi dari kata logos yang berarti sabda,
perkataan, perumpamaan. Pada perkembangan penegertian tersebut
mengalami perubahan makna, socius berarti masyarakat, logos berarti ilmu.
Jadi sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Menurut Semi, sosiologi adalah suatu telaah yang objektif dan ilmiah
tentang manusia dalam masyarakat dan tentang sosial dan proses sosial.
Sosiologi menelaah tentang bagaimana masyarakat itu tumbuh berkembang.
Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala permasalahan
perekonomian, keagamaan, politik dan lain-lain.
Menurut Pitrim Sorokin, sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari:
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala-gejala ekonomi dengan agama,
keluarga dengan moral, hokum dengan ekonomi, gerak masyarakat
dengan politik dan lain-lain).
b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan
9 Universitas Kristen Maranatha Menurut Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dan kelompok-kelompok.
Menurut William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi
sosial
Menurut JAA. Van Dorn dan C.J. Lammers, sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil.
Menurut Selo Soedirman dan Soelaeman Soemardi, sosiologi atau
ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, selanjutnya menurut Selo
Soedirman dan Soelaeman Soemardi, struktur sosial adalah keseluruhan
jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial,
lembaga-lembaga sosial.
Kesimpulannya sosiologi adalah studi tentang kehidupan manusia,
kelompok manusia dan masyarakat yang mempelajari perilaku terutama dalam
kaitannya dengan suatu sistem sosial dan cara sistem sosial mempengaruhi
orang tersebut. Sistem sosial adalah tindakan sosial sebagai tindakan yang
dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena
telah memiliki segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-cirinya
10 Universitas Kristen Maranatha a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan
tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat
serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu
berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi
tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis
serta bertujuan menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat,
sehingga menjadi teori.
c. Sosiologi bersifat komulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi
dibentuk atas teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,
memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.
d. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya
fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta
tersebut secara analitis.
Sifat-sifat dari ilmu sosiologi adalah:
a. Telah diketahui bahwa sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan
merupakan pengetahuan alam sekalipun ilmu pengetahuan kerohanian.
Perbedaan tersebut bukanlah perbedaan mengenai metode, akan tetapi
menyangkut perbedaan isi, yang gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu
pengetahuan yang bersangkutan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan.
b. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi disiplin
yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi
11 Universitas Kristen Maranatha Artinya sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya
berkembang dalam arti memberikan petunjuk yang menyangkut
kebijaksanaan kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
yang murni, artinya ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk
dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak serta
mempertinggi mutunya.
Tujuan dari sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang
sedalam-dalamnya tentang masyarakat, dan bukan untuk mempergunakan
pengetahuan tersebut terhadap masyarakat, serta bertujuan untuk mendapatkan
fakta-fakta masyarakat, serta bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta
masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan
persoalan-persoalan masyarakat.
1.5 Organisasi Penulisan
Organisasi penulisan skripsi ini dibagi menjadi empat bab yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang dari
masalah yang dibahas. Kemudian juga pembatasan masalah, tujuan penelitian,
metode yang digunakan dalam penelitian ini, serta organisasi penulisan.
Bab II berisi faktor faktor yang mendukung keloyalitasan karyawan
terhadap perusahaan, timbal balik dari perusahaan terhadap karyawannya,
dampak positif keloyalitasan pekerja, serta dampak-dampak negatif yang
12 Universitas Kristen Maranatha Bab III berisi analisis sikap dan perilaku “workaholic” Matsukata
Hiroko, dan perilaku kepuasan kerja Mimura Yasuki dan Shirakawa Midoriko
yang berdampak pada kualitas perusahaan, yang tercermin dalam animasi
Hatarakiman.
Bab IV berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.
Selain itu penulis juga menyertakan daftar isi, kata pengantar,
lampiran, sinopsis, daftar pustaka dan data pribadi penulis. Hal ini disertakan
untuk melengkapi hal-hal yang perlu ada didalam penulisan karya tulis ilmiah.
Demikianlah organisasi penulisan ini dibuat agar sistematis dan
untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai langkah-langkah
penelitian, sekaligus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian.
Dengan demikian dapat memudahkan pembaca untuk memahami isi dari
72 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan analisis animasi Hatarakiman (働 き マ ン) yang
memberikan gambaran mengenai hubungan loyalitas yang terjadi antara pekerja
terhadap perusahaan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan
faktor-faktor apa saja yang dapat membuat seorang pekerja menjadi loyal terhadap
perusahaan tersebut.
Di dalam suatu perusahaan banyak faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas
seseorang dalam bekerja, khususnya dalam perusahaan Jepang. Seperti gaji, promosi
dan pekerjaan seumur hidup, serta komunikasi yang baik antar sesama. Di dalam
animasi hatarakiman, menekankan gaji bukan merupakan faktor utama yang
membuat seseorang menjadi loyal. hal tersebut dianggap hanya merupakan imbalan
dari seorang karyawan yang sudah berbakti terhadap perusahaannya. Tetapi adanya
rasa balas budi atau on dan giri yang tertanam dalam jiwa bangsa Jepang sejak dini.
Loyalitas seseorang dapat melahirkan dampak negatif bagi perusahaan
maupun pekerja itu sendiri. Tanpa disadari seorang pekerja akan disiplin dalam
pekerjaannya, dapat berkomitmen terhadap perusahaannya, serta memberikan
kepuasan kerja kepada karyawan tersebut. Di dalam animasi Hatarakiman, semua hal
tersebut dilakukan bukan karena adanya paksaan dari pihak perusahaan, tetapi
73 Universitas Kristen Maranatha bekerja siang dan malam demi majalah di perusahaan tempat ia bekerja dapat
diterbitkan tepat waktu. Hal ini bukan adanya paksaan dari atasan tetapi sebagai
wujud loyalitasnya terhadap perusahaan. Dampak positif loyalitas pekerja
memberikan juga dampak besar bagi perusahaannya. Kualitas perusahaan akan
semakin maju dan berkembang.
Hasil loyalitas pekerja merupakan kepuasan kerja tersendiri bagi pekerja
tersebut. Untuk mengukur kepuasan kerja seorang kerja biasanya dilihat dari berapa
besarnya gaji dan upah yang diberikan, tetapi ini bukan sebenarnya faktor
sesungguhnya. Ada faktor lain seperti suasana kerja, hubungan dengan atasan, rekan
sekerja dan partisipasi kerja. Seperi tokoh dalam animasi hatarakiman yaitu
Shirakawa Midoriko. Shirakawa yang keluar dari pekerjaannya bukan karena gaji
yang didapat tidak mencukupi ataupun ingin membuka usaha sendiri. Tetapi
Shirakawa menjelaskan bahwa ia berhenti bukan karena gaji melainkan ketenangan
dalam bekerja yang tidak ia dapat.
Animasi Hatarakiman memberikan beberapa kasus dari pekerja yang stres
seperti Matsukata Hiroko yang stres akibat pekerjaan yang belum terselesaikan. Dan
Mimura Yasuki merupakan seorang pekerja keras yang melupakan kepentingan
pribadinya seperti makan dan tidur, hingga suatu saat ia meninggal akibat serangan
74 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat, Fathoni, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Rineka Cipta.
Amstrong, Michael dan Helen Murlis, 2002, Reward Managemen a Handbook of
Remuneration Strategy and Practice, Kogan page, New Delhi, India
A.A, Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Benedict,Ruth, 1982, Pola-pola Kebudayaan Jepang. Jakarta : Sinar Harapan
Casio, 1992, Human Resources. Jakarta : Penerbit Erlangga
Chie Nakane, 1981, Japanese Culture and Behavior. Editor Takie Sugiyama Lembra& William P Lebra.University of Hawaii. Hawai
Dessler, Gary. 2001. Manajemen Personalia Teknik dan Konsep Modern. Jakarta: Erlangga
Flippo, Edwin B, 2002, Personal Management. Mc Graw-Hill Inc. Singapore
Fukutake, Tadashi, 1988, Masyarakat Jepang Dewasa Ini, Jakarta: Gramedia
Gitosudarmo, Indriyo, dan Mulyono, Agus, 1999, Prinsip Dasar Menejemen. Yogyakarta.BPFE
Hadiwiryo, Siswanto Sastro , 1998, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta ; Bumi Aksara
Handoko, T.Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta. BPFE
Hariandja, Marihot. T.E, 2002, Sumber Daya Manusia. Jakarta. Gramedia
75 Universitas Kristen Maranatha
Lebram, William,1993, Japanese Culture and Behaviour. Honohulu : University of Hawai
Luh, Shu Shin, 2008, Sony Way. Darras Books. Japan
Mondy, R. Wayne, dan Noe, Robert M, 1996, Human Resouce Management
Soedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja
Stephen P Robbins, 2007, Motivasi Karyawan. Jakarta : PT. Indeks
Marwansyah dan Mukaram, 1999, MSDM. Bandung. PPAN
Nazir, Moh, 1988, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia
Werther,W.B. dan Davis, keith, 1996. Human Resources and Personal Management.