• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Campuran Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum) dan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia swingle) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Campuran Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum) dan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia swingle) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH CAMPURAN AIR PERASAN BAWANG

PUTIH(Allium sativum) dan JERUK NIPIS(Citrus aurantifolia

swingle) TERHADAP Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

secara In Vitro

Steven Octavianus, 2011. Pembimbing I : Triswaty Winata,dr., M.Kes Pembimbing II : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes

Latar belakang infeksi merupakan masalah yang semakin hari semakin

meningkat kasusnya terutama di negara - negara berkembang. Salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Pseudomonas aeruginosa. Banyak antibiotik yg biasa dipakai untuk mengobati infeksi tersebut sekarang sudah tidak efektif. Maka dari itu perlu adanya solusi untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan penggunaan tanaman herbal dan yang biasa digunakan adalah bawang putih dan jeruk nipis.

Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antimikroba campuran air

perasan bawang putih dan jeruk nipis terhadap Pseudomonas aeruginosa

Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Metode penelitian yang digunakan adalah difusi cakram dengan melakukan pengamatan zona inhibisi yang terbentuk dari campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis dengan Gentamisin sebagai kontrol positif.

Hasil penelitian menunjukkan zona inhibisi yang terbentuk pada campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis adalah 13 mm, pada gentamisin adalah 11 mm

Simpulan zona inhibisi dari campuran air perasan bawang putih dan jeruk

nipis lebih besar dari zona inhibisi yang ditimbulkan oleh gentamisin

(2)

v

ABSTRACT

EFFECT OF MIXTURE GARLIC JUICE (Allium sativum) AND

LIME (Citrus aurantifolia swingle) AGAINST THE GROWTH OF

Pseudomonas aeruginosa in vitro

Steven Octavianus, 2011. First Tutor : Triswaty Winata,dr., M.Kes Second Tutor : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes

Background Infection is a problem that is becoming increasingly the case, especially in developing countries. One of the most common bacterial cause of infection is Pseudomonas aeruginosa. Many antibiotics commonly used to treat these infections are not effective. Accordingly it is necessary the existence of solutions to solve this problem. One of these use herbal plants and commonly used are garlic and lime juice

Objective to find out the antimicrobial activity of mixture of garlic and lemon juice against Pseudomonas aeruginosa

Method this study is experimental laboratory. This study was used disc diffusion with observation zones of inhibition from a mixture of garlic, lemon and lime juice and also Gentamisin as positive control

Results showed zones of inhibition formed on the mixture of juice of garlic and lemon juice is 13 mm, the gentamicin was 11 mm

Conclusion. inhibition zone of a mixture of garlic juice and lemon juice is greater than the zone of inhibition caused by gentamicin

(3)

viii

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, Subjek Penelitian ... 15

(4)

ix

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel... 17

3.2.3 Prosedur Kerja ... 17

3.2.3.1 Sterilisasi Alat ... 17

3.2.3.1.1 Sterilisasi Kering ... 17

3.2.3.1.2 Sterilisasi Basah ... 18

3.2.3.2 Persiapan Bahan Uji ... 18

3.2.3.2.1 Pengumpulan Bahan Uji... 18

3.2.3.2.2 Pembuatan Air perasan... 18

3.2.3.4 Persiapan kontrol pembanding... 19

3.2.3.5 Persiapan Media Agar ... 19

3.2.4 Cara Pemeriksaan ... 20

3.2.4.1 Identifikasi Mikroorganisme Uji ... 20

3.2.4.2 Pembuatan Suspensi Mikroorganisme Uji ... 21

3.2.4.3 Penanaman cakram ... 21

3.2.5 Pengamatan dan Pencatatan Hasil Penelitian ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 23

4.2 Pembahasan... 24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

DAFTAR LAMPIRAN ... 28

(5)

28

LAMPIRAN 1

FOTO IDENTIFIKASI MIKROBA

Gambar 1 Koloni Pseudomonas aeruginosa

Gambar 2 Pewarnaan Gram

(6)

29

LAMPIRAN 2

FOTO HASIL PERCOBAAN

Gambar 4 Zona inhibisi pada air perasan bawang putih

(7)

30

Gambar 5 zona inhibisi pada jeruk nipis

Gambar 6 Zona inhibisi campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis

(8)

31

RIWAYAT HIDUP

Nama : Steven Octavianus

NRP : 0810126

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 14 Oktober 1989

Agama : Katolik

Alamat : Jalan Lombok no 31, Bandung

Riwayat Pendidikan :

1994-1996 TK Taruna Bakti, Bandung

1996-2002 SD Taruna Bakti, Bandung

2002-2005 SLTP Santo Aloysius Sultan Agung, Bandung

2005-2008 SMA Santo Aloysius Sultan Agung , Bandung

2008-sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia yang hidup di alam akan selalu berhubungan dengan mikroorganisme,

bakteri, virus, fungi, dan berbagai bentuk kehidupan parasit. Infeksi terjadi bila

mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan berbagai gangguan

fisiologi normal tubuh sehingga timbul penyakit infeksi. Penyakit infeksi dapat

menular kepada orang lain yang sehat sehingga populasi penderita dapat meluas

(Wattimena dkk., 1991).

Infeksi merupakan penyakit yang sering terjadi di daerah tropis seperti

Indonesia karena keadaan udara yang banyak berdebu, temperatur yang hangat

dan lembab sehingga mikroba dapat tumbuh subur. Bagi negara berkembang

timbulnya strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik pada penyakit infeksi

merupakan masalah penting. Kekebalan bakteri terhadap antibiotik menyebabkan

angka kematian semakin meningkat. Penanganan penyakit infeksi tersebut tidak

hanya meningkatkan biaya kesehatan karena diperlukan penanganan kombinasi

antibiotik, tetapi juga menyebabkan meningkatnya kematian terutama di negara

berkembang karena antibiotik yang diperlukan tidak tersedia (Heymann, 1996).

Penyakit infeksi masih menduduki urutan pertama dalam hal penyebarannya di

Negara Indonesia, sehingga dibutuhkan biaya penanggulangan yang relatif besar

terutama untuk obat-obat golongan antibiotik. Dana yang harus dikeluarkan oleh

pemerintah Indonesia untuk mengimpor bahan baku antibiotik setiap tahunnya

berkisar antara Rp. 18,6 – Rp. 122,4 milyar (Akmal, 1996).

Timbul pemikiran untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan

menggunakan tanaman herbal seperti bawang putih dengan kandungan allicin dan

jeruk nipis yang memiliki kandungan minyak atsiri dimana yang diyakini

memiliki efek antibakteri (Onyeagba et al, 2004).

Salah satu antibakteri dari alam yang berfungsi sebagai antibakteri adalah

buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia, Swingle). Buah jeruk nipis mempunyai

(10)

2

geranil asetat, kadinena, linalin asetat), asam sitrat 7-7,6%, damar, mineral,

vitamin B1, vitamin C, dan flavonoid (Dalimarta,2000). Pada penelitian

sebelumnya telah diketahui bahwa minyak astiri dan flavanoid pada buah jeruk

nipis berguna sebagai antibakteri dan antiseptik. Jeruk nipis juga dapat digunakan

untuk antiseptik mulut dan kerongkongan, obat batuk, meredakan demam pada

anak, meringankan sakit perut disamping kegunaannya sebagai minyak wangi,

masakan, dan perawatan tubuh (Dalimarta, 2000).

Selain itu, bawang putih juga sudah lama dikenal sebagai antibakteri. Bawang

putih (Allium sativum) merupakan anggota keluarga Alliaceae. Bawang putih

telah digunakan sepanjang sejarah manusia baik untuk pengobatan maupun

kuliner, sehingga dijuluki “umbi seribu khasiat”. Bawang putih telah digunakan

sebagai obat selama ribuan tahun, bahkan 3000 tahun SM, para pujangga Cina

telah menguji dan menulis manfaat bawang putih! Cendekiawan Yunani kuno

Aristoteles juga telah menguji bawang putih pada tahun 335 SM untuk digunakan

sebagai pengobatan.Tulisan Mesir kuno mencatat bahwa bawang putih diberikan

kepada para pekerja yang membangun piramida untuk menjaga mereka agar tetap

kuat dan sehat. Orang Rusia menjadikan bawang putih sebagai “pengganti antibiotik” dan dikenal sebagai “Penisilin Rusia” karena dipercaya mengandung

1/10 kebaikan penisilin. Manfaat bawang putih bagi kesehatan sudah sangat

populer di tengah masyarakat sejak zaman dulu. Selain sebagai pendongkrak

stamina seks, kini dapat dipastikan bawang putih juga mampu menangkal flu,

membasmi cacing perut, mengobati rematik, dan meredakan insomnia. Juga

mampu memerangi penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke,

jantung koroner, diabetes mellitus, ketidakseimbangan kolesterol, dan kanker

(Kathi Kemper, 2000).

Atas dasar ini, peneliti ingin melakukan penelitian tentang perpaduan antara

(11)

3

1.2Identifikasi Masalah

Apakah campuran bawang putih dan jeruk nipis menghasilkan zona

inhibisi yang sesuai dengan standar hambat Pseudomonas aeruginosa

yaitu Gentamisin.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah mengetahui aktivitas antimikroba campuran air

perasan bawang putih dan jeruk nipis.

Tujuan penelitian adalah menilai diameter zona hambat yang ditimbulkan

oleh campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis adalah memperluas wawasan ilmu pengetahuan

kedokteran mengenai bawang putih dan jeruk nipis sebagai antimikroba.

Manfaat praktis adalah menggunakan campuran bawang putih dan jeruk

nipis sebagai salah satu pengobatan alternatif untuk infeksi bakteri.

1.5Kerangka Pemikiran

Kandungan Alliin yang terdapat pada bawang putih, bila bergabung dengan

enzim allinase akan bereaksi sebagai antibakteri. Adanya kandungan allicin dalam

bawang putih, telah dilaporkan bahwa bawang putih lebih efektif daripada

penisilin terhadap penyakit tifus dan mempunyai efek yang baik terhadap

Streptococcus, Staphylococcus, Pseudomonas, Vibrio cholerae dan mikroorganisme yang berpengaruh dalam menyebabkan disentri dan enteritis

(Anonymous, 2004).

Jeruk nipis mengandung minyak atsiri dan flavonoid yang telah diketahui

(12)

4

1.6Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Metode penelitian yang

digunakan adalah difusi cakram dengan melakukan pengamatan zona inhibisi

yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan diameter zona inhibisi dari

antibiotik sebagai pembanding dalam satuan milimeter (mm).

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha mulai pada bulan Desember 2010 – Desember

(13)

25

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

⁻ Campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis memiliki aktivitas

antimikroba terhadap Pseudomonas aeruginosa.

⁻ Zona inhibisi yang dihasilkan dari campuran lebih besar dari yang tidak

dicampur

⁻ Zona inhibisi yang dihasilkan oleh campuran air perasan bawang putih dan

jeruk nipis lebih tinggi dibandingkan dengan zona inhibisi dari Gentamisin

5.2Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

- Memastikan penanaman, pemeliharaan tanaman bawang putih dan jeruk nipis

- Mencoba efeknya terhadap bakteri lain selain Pseudomonas aeruginosa

- Mencoba dengan konsentrasi yang lebih bervariasi

(14)

26

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, A. Helmi, dan A. Romita. 1996. Isolasi Mikroba Tanah Penghasil Antibiotika dan Sampel Tanah pada Lokasi Penumpukan Sampah. Cermin Dunia Kedokteran No. 108, 1996 45.

Anonymous. 2004. Garlic A(llium sativum). Diakses dari http://www.

Dietsite.com/dt/alternativenutrition/Herbs/garlic.asp.[ Diunduh pada : 18 Januari 2011].

Bhagyalakshmi N, Thimmaraju R,Venkatachalam L, Chidambara Murthy KN, and Sreedhar RV. 2005. Nutraceutical Applications of Garlic And the Intervention of Biotechnology. Critical Reviews in Food Science and Nutrition 45:607–21.

Boel, Trelia, 2004. Psedomonas aeruginosa, http :// library.usu.ac.id

Boboye BE and Alli AJ. 2008. Cellular Effects of Garlic (Allium sativum) Extract on Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Research Journal of Medicinal Plant. 2(2) : 19-85.

Brooks G.F., Carroll K.C., Butel J.S., Morse S.A. 2007. Pathogenesis of bacterial infection. In J. Malley, H. Lebowitz: Jawetz, Melnick, & Adelberg’s medical microbiology. 24th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 147-8 Cowan, M.M., 1999, Plant Products as Antimicrobial Agents, Clinical

Microbiology Reviews Vol. 12, No. 4 : 564–82.

Dalimartha, (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal: 36

Di Carlo G, Mascolo N, Izzo AA, Capasso F. Falvonoids: old andnew aspects of a class of natural therapeutic drugs. Life Sci 1999; 65 (4):337–53

Heymann, D., 1996, WHO and Industry Square Up to New Challenge Health, Horizon Magazine. No. 12-13, 29.

Kayser FH. 2005. Medical Microbiology. New York : Thieme

Kathi J. Kemper. 2000. Garlic (Allium sativum).

http://www.mcp.edu/herbal/default.htm. Diunduh 4 Januari 2011

Mayasari, Evita, 2006. Pseudomonas aeruginosa; Karakteristik, Infeksi, dan Penanganan, http :// library.usu.ac.id

(15)

27

officinale Roscoe) and lime (Citrus aurantifolia Linn). Afr. J. Biotechnol.. 3(10): 552-554.

Strohl WA, Rouse H, Fisher BD. 2001. Microbiology. USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Syamsiah, I.S., dan Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Tampubolon, Oswald T, 1981. Tumbuhan Obat Bagi Pecinta Alam. Jakarta : Bhratara Karya Aksara

Todar K. 2011. The normal bacterial flora of humans. http://textbookofbacteriology.net/normalflora.html. downloaded on Jan 21st, 2011.

Wattimena, J. R., Sugiarso, N. C., Widianto, N. B., Sukandar, E. Y., Soemardji. 1991. Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik , 48-50, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2 Pewarnaan Gram
Gambar 4 Zona inhibisi pada air perasan bawang putih
Gambar 6 Zona inhibisi campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis

Referensi

Dokumen terkait

The participants in this research are three Pronunciation class teachers who were purposely chosen from 3 Pronunciation classes in English Department of Satya Wacana

Berikut ini adalah penjelasan AI Hard yang digunakan komputer dalam menentukan langkah terbaik, pada pengujian ini asumsi kondisi papan permainan seperti pada gambar

PENGARUH JUS LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN MALONDIALDEHID (MDA) PADA TIKUS WISTAR DIABETES YANG DIINDUKSI

Astiko (2015) menyebutkan bahwa unsur hara P memiliki hubungn dengan laju fotosintesis, meningkatnya unsur hara P dapat meningkatkan laju fotosintesis pada tanaman

[r]

To summarise, the reduced pressure on the one hand increases the residence time of biogas fuel that increases the laminar burning velocity, but on the other hand the inhibitors in

PERSENTASE PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR ANTARA PEMERINTAH DAERAH DALAM PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016. BAB

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubemur Bengkulu.. Nomor 3 Tahun 2O\2 tentang