• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PADA PRODUK INDOMIE

(

Studi Kasus Mahasiswa universitas Muhammadiyah Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Manajemen

Oleh:

TRI WIDODO B 100110148

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)
(4)

iv

MOTO

Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya,

gelar sarjana kuterima.

Barang siapa bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan itu untuk kamu sendiri

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kepada Allah SWA, atas segala anugerah, hikmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KONSUMEN” dengan baik. Penulis menyadari Bahwa skripsi ini

jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu dan pengalaman yang penulis

miliki, namun penulis berharap skripsi ini berguna bagi pembaca dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan yang ada. Penulisan skripsi ini juga

melengkapai syarat kelulusan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program

Studi Manajemen di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang ditemui oleh

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu

dalam kelancaran penulisan skripsi ini. Sehingga penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. Triyono, SE., MSi., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universita

Muhammadiyah Surakarta.

2. Dr. Anton Agus Setyawan,SE.,MSi, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Basworo Dibyo, SE, Msi selaku Pembimbing Utama yang senantiasa

dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat

(6)

vi

4. Para Dosen dan Staf pengajar di Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, terima kasih atas materi

yang selama ini diberikan kepada penulis.

5. Karyawan dan Staff Tata Usaha di Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Mas Inung dan Mbak

Yani terima kasih atas pelayanan, kemudahan adsminitrasi, dan informasi

yang telah diberikan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan semangat, dukungan, doa, serta

dukungan baik moril dan materiil selama masa studi dan penyusunan

skripsi.

7. Mas Edhy dan Mbak Anik yang selalu memberi masukan kepada andik

tersayang.

8. Teman-teman dan sahabat-sahabatku Progdi Manajemen FE UMS

angkatan 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

9. Universitas Muhammadiyah Surakarta, semoga dari sini saya menjadi

orang sukses dan berguna bagi orang lain.

10.Sahabat-sahabat di kos ardian (coro), hida, mas diyat, riki, faris dan semua

kawan penghuni kos ganesha terimakasih kalian tempat yang pas untuk

sharing hal-hal kecil.

11.Sahabat-sahabat yang telah menemani saya selama kuliah di FEB UMS

Kriteng, Mbahe, Safee, feri Cilik, Galang, Copril, Feri Gedhe, Apele, Arda

dan juga yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Kalian

(7)

vii

Semoga Allah S.W.T senantiasa melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sebagai

balasan atas bantuan dan amal baik Bapak/Ibu/Saudara semua. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan baik

disengaja maupun tidak disengaja serta jauh dari kata sempurna, maka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk

menyempurnakan penulisan-penulisan dikemudian hari.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb

Surakarta, September 2015

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Label Halal ... 8

1. Pengertian Label ... 8

2. Halal ... 9

3. Pengertian Label Halal ... 11

(9)

ix

C. Keputusan Pembelian Konsumen ... 14

1. Pengertian Keputusan Konsumen ... 14

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen ... 16

3. Pengambilan Keputusan Membeli ... 22

D. Penelitian Terdahulu ... 23

E. Kerangka Pemikiran ... 24

F. Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Variabel Penelitian ... 26

1. Variabel Bebas ... 26

2. Variabel Terikat) ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 28

C. Metode Pengumpulan Data ... 28

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 29

E. Metode Analisis Data ... 30

1. Uji Validitas ... 31

2. Uji Reabilitas ... 32

3. Uji Asumsi Klasik ... 33

4. Analisis Regresi Berganda ... 36

5. Pengujian Hipotesis ... 37

(10)

x

b. Uji Statistik F ... 37

c. Koefisien Determinasi (R2) ... 38

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Gambaran Umum Responden ... 39

B. Deskripsi Variabel ... 40

C. Teknik Analisis Data... ... 45

1. Uji Validitas ... 45

2. Uji Reabilitas ... 48

3. Hasil Uji Asumsi Klasik... 48

4. Hasil Regresi Berganda ... 51

5. Uji Hipotesis... 53

a. Uji Statistik t... 53

b. Uji Statistik F ... 55

c. Koefisien Determinasi (R2) ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Kelompok Usia ... 39

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 40

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Label Halal ... 41

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Harga ... 43

Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Terhadap Keputusan Pembelian ... 44

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ... 46

Tabel 4.8 Hasil Uji Reabiliti ... 47

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonearitas ... 50

Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 52

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik t ... 53

Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 56

(13)

xiii Abstraksi

Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, jumlah penduduk yang banyak, dan mayoritas penduduk adalah muslim, Indonesia adalah pasar yang mengiurkan dari untuk pemasaran suatu produk. Sehingga dibanjiri oleh produk dalam maupun luar negeri. Maka dari itu perusahaan Indonesia harus bisa besaing terutama produk makanan. Perusahaan makanan Indonesia didorong untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan strategi pemasaran. Agar dapat menguasai pasar di negeri sendiri. Salah satu dari strategi tersebut adalah labelisasi halal dan harga dari suatu produk. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah labelisasi halal dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Variable independen dalam penelitian ini adalah Labelisasi Halal (X1), Harga (X2). Variabel dependen adalah keputusan konsumen dalam membeli produk indomie. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden dari populasi seluruh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah secara primer atau langsung dari koesioner. Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji t, uji f, dan uji (R2).

(14)

xiv Abstract

With good economic growth, the number of people a lot, and the majority of the population is Muslim, Indonesia is a tempting market for the marketing of a product. So inundated by products and abroad. Therefore the Indonesian company must be besaing especially food products. Indonesian food companies are encouraged to be creative and innovative in implementing marketing strategies. To be able to dominate the market in their own country. One of these strategies is halal labeling and price of a product. And the purpose of this study was to determine whether the labeling of halal and prices affect the purchase decision

Independent variables in this study are labeling Halal ( X1 ), Price ( X2 ). The dependent variable is the consumer's decision to buy instant noodle products. The sample used in this study were 100 respondents from the entire student population of the University of Muhammadiyah Surakarta. Methods of data collection in this study is primarily or directly from the questioner. Test the hypothesis in this study is t-test, f, and test ( R2 ) .

(15)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era modern ini, perkembangan ekonomi Indonesia sangat cepat.

Pada tahun 2014 Indonesia mengalami peningkatan ekonomi diatas

pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan ini tidak lepas dari peran

pengusaha di dalamnya. Pengusaha memanfaatkan penduduk Indonesia yang

banyak dan bervariatif. Karena Pertumbuhan ekonomi senbenarnya bertumpu

pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

Indonesia yang mencapai 220 jiwa merupakan pasar yang sangat besar di

Indonesia. Disisi lain populasi umat islam di Indonesia mencapai 90 persen

dari jumlah penduduk. Hal ini mengakibatkan membanjirnya produk-produk

dari dalam maupun luar negeri. Membanjirnya produk ini akan mengakibatkan

dilema bagi masyarakat Indonesia. Di satu sisi banyak pilihan bagi masyarakat

disisi lain masyarakat harus jeli dalam memperhatikan kehalalan produk

terutama makanan.

Produk makanan di Indonesia sangat bervariasi. Dengan pangsa pasar

yang banyak perusahaan membuat produk yang sangat bervariasi terutama

untuk ekonomi kalangan menengah kebawah. Karena mayoritas masyarakat

Indonesia berekonomi menengah ke bawah. Di sisi lain, kesadaran

keberagamaan umat Islam diberbagai negeri termasuk di Indonesia,

(16)

2

setiap timbul persoalan, penemuan, maupun aktifitas baru sebagai produk dari

kemajuan tersebut, umat Islam senantiasa bertanya-tanya, bagaimana

kedudukan hal tersebut dalam pandangan ajaran dan hukum Islam.

Salah satu persoalan cukup mendesak yang dihadapi umat adalah

membanjirnya produk makanan dan minuman olahan, obat-obatan, serta

kosmetik. Sejalan dengan ajaran Islam, umat Islam menghendaki agar

produk-produk yang akan dikonsumsi tersebut dijamin kehalalan dan kesucianya.

Menurut ajaran Islam, mengkonsumsi yang halal, suci dan baik merupakan

perintah agama dan hukumnya wajib (Departemen Agama, 2003).

Konsep kehalalan di kehidupan masyarakat Indonesia sudah

diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Halal diperuntukkan bagi sesuatu

yang baik dan bersih untuk dimakan atau untuk dikonsumsi oleh manusia

menurut syariat islam. Lawan halal adalah haram yaitu tidak dibenarkan atau

dilarang menurut ajaran islam. Allah telah menegaskan dalam al qur’an surat

al maidah ayat 3:

خْلا ّ ن مْ ل و ّدلا و تْي ْلا م كْي ل ع ْ مّ ح

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi”

QS (5: 3). Dari surat diatas Allah hanya memerintahkan umat manusia hanya

mengonsumsi makanan yang halal saja. Halal atau tidak merupakan suatu

keamanan pangan yang sangat mendasar bagi umat islam. Konsumen islam

cenderung memilih produk yang telah dinyatakan halal daripada produk yang

belum dinyatakan halal oleh lembaga yang berwenang (Sumarwan, 2011).

(17)

و د بْع ت اّّ ْم تْن ك ْ ّّ ْع ناو كْ ا وا بّي ط َ َ ح ّّ م ك ق ز اّ م او ل ك ف

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah

kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepadanya saja

menyembah (QS. 16: 144)”.

Selain label halal, persoalan konsumen dalam memilih produk adalah

harga itu sendiri. Harga juga merupakan salah satu faktor konsumen untuk

menentukan keputusan pembelian pada produk. Dimana harga adalah

sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari

nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler & Amstrong, 2001). Pengaruh

harga terhadap keputusan pembelian sangatlah penting, kerena dengan tingkat

harga yang ditetapkan oleh perusahaan dapat menjadi tolak ukur akan

permintaan suatu produk. Penetapan harga yang salah atas suatu produk dapat

mengakibatkan jumlah penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal

yang mengakibatkan penjualan menurun dan pangsa pasarnya berkurang. Oleh

sebab itu, dalam penetapan harga perusahaan harus dapat menentukan harga

penjualan sesuai dengan pangsa pasar yang dituju agar penjualan produk dan

pangsa pasar semakin meninggkat.

Kehalalan dan harga produk sangat berdampak terhadap keputusan

pembelian. Sebagai contoh indomie produk dari PT. Indofood. Produk yang

disajikan telah mempunyai label halal dari lembaga yang berwenang. Disisi

lain indomie juga mempunyai harga yang terjangkau. Hal ini sangat layak

(18)

4

pembelian ini mahasiswa juga ikut serta dalam penjualan mie instan tersebut.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mayoritas

mahasiswanya beragama Islam dapat menjadi perwakilan dari komunitas

Muslim dan konsumen mie instan yang menjadi konsumen produk. Komunitas

kritis yang bila ditinjau dari sisi informasi yang diperoleh dan kemampuannya

untuk mencerna informasi adalah komunitas yang bisa memilah-milah

produk-produk yang mereka konsumsi berdasarkan informasi yang mereka

peroleh.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas

serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh label halal dan haga

terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk tertentu, perlu

dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu, akan dilakukan penelitian dengan

menjadikan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai studied

population, karena mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta dapat

memahami dan mempertimbangkan tentang hukum yang berlaku mengenai

labelisasi halal dan pengaruh harga produk tersebut. Atas dasar latar belakang

tersebut maka penelitian akan melakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

merumuskan pertanyaan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian

Mahasiswa Muhammadiyah Surakarta?

2. Adakah pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Mahasiswa

Muhammadiyah Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh label halal terhadap keputusan

pembelian Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh harga produk terhadap keputusan

pembelian mahasiswa muhammadiyah Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka manfaat dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui bagaimana

pengaruh label halal dan harga produk terhadap keputusan pembelian

konsumen. Informasi ini sebagai bahan masukan bagi pimpinan

(20)

6

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

semua pihak yang berminat terhadap bidang manajemen pemasaran

terutama yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan dapat

menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang manajemen

pemasaran, yaitu yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan

komunikasi pemasaran, khususnya mengenai pengaruh labelisasi halal

dan harga produk terhadap keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai

manajemen pemasaran. Selain itu penelitian ini juga berguna sebagai

syarat akademisi untuk menyelesaikan Strata 1 Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universiyas Muhammadiyah Surakarta.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman, penjelasan, dan penelaahan bahasan

pokok permasalahan yang akan dibahas maka, skripsi ini disusun dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB 1: PEMDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

(21)

Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka yang meliputi

landasan teori yaitu: pengertian label, pengertian halal, pengertian

labelisasi halal, pengertian harga, pengertian keputusan

konsumen,kerangka pemikiran, hipotesis.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan

dalam penulisan skripsi. Yang berisi tentang jenis dan sumber data,

populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi oprasional

variable, metode analisis data yang berupa analisis deskriptif. Uji

validitas dan uji reabilitas, uji normalitas dan analisis regresi

sederhana, uji asumsi klasik, uji regresi berganda.

BAB 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian yang terdiri

dari gambaran umum Mahasiswa Muhammadiyah Surakarta,

deskriptif data penelitian dan responden, uji reabilitas dan validitas,

deskriptif variabel penelitian, hasil analisis data dan uji hipotesa,

pembahasan dan penilaian deskriptif responden terhadap

masing-masing variabel.

BAB 5: PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kumpulan dari

saran-saran dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumnya yang dapat

dijadikan masukan dan pertimbangan oleh pihak-pihak yang

(22)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Label halal

1. Pengertian label

Label mempunyai hubungan erat dengan pemasaran. Label

merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi

tentang apa yang yang ada dalam penjual dan produk itu sendiri.

Pemberian label (labeling) merupakan elemen produk yang sangat penting

yang patut memperoleh perhatian seksama dengan tujuan untuk menarik

para konsumen (Sinamora, 2000). Secara umum, label minimal harus

berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi,

informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas

(Apriyantono A dan Nurbowo, 2003). Sebuah label bisa merupakan

bagian dari kemasan atau bisa sebagai tanda pengenal yang melekat

dalam pkemasan.

Secara garis besar tersapat tiga macam label (Tjiptono, 2001), yaitu:

a. Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau

dicantumkan pada kemasan

b. Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif

(23)

dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang

berhubungan dengan produk

c. Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas

produk (product’s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau

kata.

Label mempunyai fungsi (Kotler, 2003), yaitu:

a. Identifies (identifikasi): label dapat mengenalkan mengenai produk

b. Grade (nilai): label dapat menunjukkan nilai atau kelas suatu produk

c. Diskribe (memberikan keterangan): Label akan menunjukkan

keterangan mengenai siapa produsen dari suatu produk, dimana

produk dibuat, kapan produk dibuat, apa komposisi dari produk

tersebut, bagaimana cara penggunaan produk secara aman.

d. Promote (mempromoskan): Label akan mempromosikan lewat gambar

dan produk menarik.

2. Halal

Halal berasal dari kata arab yang berarti melepaskan atau tidak

terikat. Secara etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dilakukan secara

bebas atau tidak terikat oleh hal-hal yang melarangnya. Sedangkan yang

dimaksud dengan makanan halal menurut Himpunan Majelis Ulama

Indonesia (MUI) adalah makanan yang dibolehkan memakanya menurut

ajaran Islam (Departemen Agama, 2003). Sertifikat halal adalah suatu

fatwa tertulis dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan suatu

(24)

10

apabila ingin mendapatkan pencantuman label halal dari instansi

pemerintah yang berwenang.

Adapun yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang

memenuhi klehalalan sesuai dengan syariat islam (Burhanuddin, 2011).

Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan agar manusia mengkonsumsi

makanan dan minuman yang sifatnya halalan dan thayyiban. Firman Allah

dalam Surat Al-Baqarah ayat 168:

ّنلا و ل ك ا اّ م ي ف ْ ْْا ض َ َ ح ا بّي ط و َ و ع بّت ت ا و ط خ تا ا طْيّشلا ۚ هّن ْم ك ل ّو د ع ني ب م ا ّ ا اَّ ي ا

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah

syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagimu” (Qs. Al-Baqarah: 168).

Halal adalah sesuatu yang diperbolehkan menurut ajaran Islam.

Seperti yang telah terkandung di dalam firman Allah Surah Al-Ma’idah

ayat 88:

او ل ك و اّ م م ك ق ز ّّ َ َ ح ا بّي ط ۚ او قّتا و ّّ ي ّلا ْم تْن ي ه ب ْ م و ن م

Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah

Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu

beriman kepada-Nya” (QS. Al- Ma’idah: 88). Agama Islam merupakan

agama yang sangat bijak dalam mengatur umatnya agar tidak memakan

makanan yang haram dengan menjelaskan semua yang halal dimakan

maupun yang diharamkan. Allah telah menciptakan bumi lengkap dengan

(25)

syaitan yang selalu menggoda manusia untuk mengikuti jalanya

(Qardhawi, 1993).

3. Pengertian Label Halal

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 69 tahun 1999, label

halal tentang label halal dan iklan pangan adalah setiap keterangan

mengenai pangan yang berbentuk ganbar, tulisan, kombinasi keduanya

atau atau bentuk lain yang disertakan dalam pangan, dimasukkan ke

dalam, ditempelkan pada dan atau merupakan bagian kemasan pangan.

Menurut peraturan pemerintah Pasal 10 pasal 9, setiap orang yang

memproduksi dan mengemas pangan yang dikemas keseluruh wilayah

Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut

halal bagi umat islam bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan

tersebut dan wajib mencancantumkan keterangan halal pada label.

Produk halal adalah produk pangan, obat, kosmetika dan produk

lain yang tidak mengandung unsur atau barang haram dalam proses

pembuatanya serta dilarang untuk dikonsumsi umat Islam baik yang

menyangkut bahan baku, bahan tambahan, bahan pembantu lainya

termasuk bahan produksi yang diolah melalui proses rekayasa genetika

dan iradiasi yang pengolahanya dilakukan sesuai dengan syari’at Islam

serta memberikan manfaat yang lebih daripada madharat (efek)

(Departemen Agama, 2003). Khusus mengenai Pasal 30 Ayat 2 e dalam

penjelasan Undang-Undang pangan disebutkan bahwa keterangan halal

(26)

12

yang mayoritas memeluk agama Islam. Namun pencantumanya pada label

pangan baru merupakan kewajiban apabila setiap orang yang

memproduksi pangan dan atau memasukkan pangan kedalam wilayah

Indonesia untuk diperdagangkan menyatakan bahwa pangan yang

bersangkutan adalah halal bagi umat Islam.

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis

Ulama Indonesia atau yang disingkat LPPOM MUI adalah lembaga yang

bertugas untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah

produk-produk baik pangan dan turunannya, obat-obatan dan kosmetika

apakah aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan dan dari sisi agama

Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat

Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan

rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada masyarakat.

Lembaga ini didirikan atas keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI)

berdasarkan surat keputusan nomor 018/MUI/1989, pada tanggal 26

Jumadil Awal 1409 Hijriah atau 6 Januari 1989.

Sertifikat produk halal adalah surat keputusan fatwa halal yang

dikeluarkan Dewan Pimpinan MUI dalam bentuk sertifikat. Sertifikat

produk halal ini merupakan syarat untuk mencantum label halal. Ini

artinya sebelum pengusaha memperoleh ijin untuk mencantumkan label

halal atas produk pangannya, terlebih dahulu ia mengantongi sertifikat

produk halal yang diperoleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan

(27)

B. Harga

Menurut Swasta (2009), harga merupakan sejumlah uang (ditambah

beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga adalah sejumlah

uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk atau jasa tersebut. (Kotler & Amstrong, 2001). Harga merupakan

satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan,

sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga

merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang

sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena

menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat

penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh

perusahaan. Kotler, terjemahan (2008) mengemukakan bahwa: “Harga

merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan, elemenelemen lainnya menimbulkan biaya”.

Menurut Sutojo (2009) harga adalah bagian penting yang tidak

terpisahkan dari the marketing mix. Karena juga tidak dapat dipisahkan dari

ketiga komponen the marketing mix yang lain yaitu produk, distribusi dan

promosi penjualan. Oleh karena itu dalam menyusun strategi harga

perusahaan tidak dapat mengabaikan kebijaksanaan pemasaran jangka pendek

dan menengah yang telah digariskan maupun strategi produk, distribusi dan

(28)

14

harga perlu memperhitungkan persepsi konsumen sasaran kepada siapa

strategi itu ditujukan dan perkembangan lingkungan bisnis.

Gitosudarmo (2008) mengemukakan bahwa harga adalah sejumlah

uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa

tertentu atau kombinasi dari keduanya. Harga sebenarnya bukanlah hanya

diperuntukkan bagi suatu barang yang sedang diperjualbelikan di toko saja

akan tetapi harga sebenarnya juga berlaku untuk produk-produk yang lain.

Secara histories harga itu ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui proses

tawar menawar, sehingga terjadilah kesepakatan harga tertentu. Pada mulanya

harga menjadi faktor penentu, tetapi dewasa ini faktor penentu pembelian

semakin bervariasi, sehingga faktor selain harga jual banyak berperan dalam

keputusan pembelian. Semua variabel yang terdapat pada bauran pemasaran

merupakan unsur pendapatan (revenue).

C. Keputusan Konsumen

1. Pengertian Keputusan Konsumen

Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)

adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan

untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah

satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan

(choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku

(Setiadi, 2003). Menurut sumarwan (2011) dalam bukunya “perilaku

konsumen teori dan penerapan dalam pemasaran”.

(29)

a. Pelanggan, pemakai, pengguna, pembeli, dan pengambil keputusan

b. Barang, jasa, merk, harga, kemasan, kualitas, kredit, took, layanan

purna jual

c. Menawar, mencari informasi membandingkan merk

d. Persepsi, preferensi, sikap, loyalitas, kepuasan, motivasi, gaya hidup.

Perilaku konsumen yang loyal terhadap suatu produk tentu saja

menguntungkan bagi produsenya, karena konsumen akan terus berusaha

mencari produk yang didinginkanya. Namun demikian, jika konsumen

terus-menerus kesulitan mencari produk yang diinginkanya, maka

lama-lama konsumen akan mencoba merek yang lain. Sementara itu, perilaku

konsumen yang tidak loyal atau dengan perkataan lain membeli sebuah

produk hanya karena kebiasaan saja, perlu memperhatikan aspek-aspek

lain secara lebih serius (Sutisna, 2003).

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki sesorang

mengenai sesuatu. Menurut Stanton dan William (2004) label adalah

bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk

atau tentang penjualnya. Sebuah label bisa merupakan bagian dari

kemasan atau pula etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk.

Jadi keyakinan terhadap label halal adalah pemikiran deskriptif yang

dimiliki pelanggan mengenai label halal produk kosmetik Wardah. Stanton

dan J william (2004) membagi label kedalam tiga klasifikasi yaitu:

a. Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau

(30)

16

b. Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif

mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perhatian/perawatan,

dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang

berhubungan dengan produk.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

Keputusan pembelian dari konsumen sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor penting. Faktor-faktor ini sangat penting untuk diketahui

bagi pemasar agar dapat menentukan strategi yang akan diterapkan.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Philip Kotler, bahwa perilaku

pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,

pribadi dan psikologis. Masing-masing dari faktor-faktor tersebut memiliki

subfaktor yang menjadi elemen pembentuknya (Kotler, 1997).

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam.

a. Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang sangat luas dan

mendalam terhadap perilaku konsumen, mencakup budaya, sub

budaya, dan kelas social konsumen. Budaya adalah suatu nilai-nilai

dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku dari keluarga dan institusi

lainnya. Setiap perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai sistem

nilai dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah tertentu, untuk

itu perusahaan harus tahu produknya itu dipasarkan pada suatu daerah

(31)

Sub-budaya adalah kelompok orang yang mempunyai sistem

nilai yang sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi. Sub

budaya meliputi nasionalis, agama, kelompok ras dan wilayah

geografis. Bagian pemasaran harus merancang produk dan program

pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka (konsumen).

Kelas sosial adalah divisi atau bagian-bagian masyarakat yang

relative permanen dan teratur dengan para anggotanya yang mengikuti

nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak

ditentukan oleh satu faktor saja, misalnya pendapatan, tetapi

ditentukan sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan

dan kekayaan (Kotler, 1997)

.

b. Faktor Sosial

Selain faktor-faktor budaya, perilaku konsumen juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga,

serta peran dan status sosial konsumen. Kelompok acuan adalah

kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung

terhadap sikap atau tingkah laku seseorang. Seperti teman, saudara,

tetangga dan rekan kerja. Keluarga adalah organisasi pembelian

konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota

keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembelian.

Sedangkan peran status seseorang yang berpartisipasi diberbagai

(32)

18

status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh

masyarakat. Seseorang sering kali memilih produk yang menunjukkan

status mereka dalam masyarakat. Pemasar menyadari potensi simbol

status dari produk dan merek (Kotler, 2002: 187).

Kelompok adalah Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak

kelompok (group). Kelompok adalah dua orang atau lebih yang

berinteraksi untuk mencapai sasaran individu maupun bersama.

Pentingnya pengaruh kelompok, bervariasi untuk setiap produk dan

merknya. Pembelian produk yang dibeli dan digunakan secara pribadi

tidak banyak dipengaruhi oleh kelompok karena baik produk maupun

merknya tidak akan dikenali oleh orang lain.

Anggota keluarga dapat sangat memengaruhi perilaku pembeli.

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat. Orang pemasaran tertarik pada peran dan pengaruh

seorang suami, istri, maupun anak- anak dalam pembelian produk dan

jasa yang berbeda.

Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditetapkan baik

lewat peranya maupun statusnya dalam organisasi tersebut. Setiap

peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang

diberikan oleh masyarakat. Seseorang seringkali memilih produk yang

(33)

c. Faktor pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaaan, keadaan

ekonomi dan gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

Usia berhubungan erat dengan perilaku dan selera seseorang, dengan

bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan berubahnya selera

terhadap produk begitu juga dengan faktor pekerjaan dan keadaan

ekonomi. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi

seseorang. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat

mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan

kembali dan mengubah harga produk. Gaya hidup adalah pola hidup

seesorang di dunia yang diwujudkan dalam aktivitas, interes dan

opininya yang menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkunganya. Sedangkan kepribadian adalah

karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain

yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama

terhadap lingkungan disekitarnya (Kotler, 2002).

Usia sangat memengaruhi perilaku konsumen. Orang dewasa

akan mempunyai perilaku yang berbeda dengan anak- anak atau

bahkan remaja, karena kebutuhan yang mereka perlukan pun berbeda

(34)

20

Pekerjaan seseorang memengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya. Sebuah perusahaan dapat berspesialisasi menghasilkan

produk-produk yang dibutuhkan satu kelompok pekerjaan tertentu.

Situasi ekonomi seseorang akan memengaruhi pilihan

produknya. Seorang pemasar harus peka mengamati tren pendapatan,

tabungan pribadi, dan tingkat bunga. Jika indikator-indikator ekonomi

menunjukkan datangnya resesi, orang pemasaran dapat mengambil

langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan

kembali harga produk mereka dengan cepat.

Gaya Hidup Orang- orang yang berasal dari sub kebudayaan,

kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang

cukup berbeda. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang seperti

yang diperlihatkannya dalam kegiatan, minat, dan

pendapat-pendapatnya.

Kepribadian tiap orang yang berbeda memengaruhi perilaku

membelinya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis unik

seseorang yang menghasilkan tanggapan- tanggapan yang relatif

konsisten dan menetap terhadap lingkungannya. Kepribadian bisa

berguna untuk menganalisis perilaku konsumen atas suatu produk

maupun pilihan merk.

d. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian terdiri

(35)

dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong

seseorang untuk bertindak, dengan memuaskan kebutuhan tersebut

ketegangan akan berkurang, sedangkan persepsi adalah proses yang

digunakan seseorang dalam memilih, mengatur dan

menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran

yang berarti. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak,

bagaimana seseorang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh

persepsinya terhadap situasi tertentu (Kotler, 2002).

Dalam perilaku konsumen yang dipengaruhi faktor budaya,

sosial, pribadi dan psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

pembelian suatu produk khususnya dalam pengambilan keputusan.

Para pembeli dipengaruhi oleh empat faktor tersebut, meskipun

pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen ini akan dapat menghasilkan

petunjuk bagaimana meraih dan melayani konsumen secara lebih

efektif dan efisien.

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang

untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya.

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan

menginterprestasikan informasi suatu gambaran yang berarti mengenai

dunia. Pembelajaran merupakan perubahn pada perilaku individu yang

muncul dari pengalaman. Proses belajar berlangsung melalui dorongan

(36)

22

dan penguatan (reinforcement), yang saling menguatkan. Keyakinan

dan adalah pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu. Sikap

menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang

terhadap suatu objek atau gagasan.

3. Pengambilan Keputusan Membeli

Sebelum konsumen memutuskan untuk menggunakan suatu

produk, seorang konsumen pada dasarnya akan melakukan suatu proses

pengambilan keputusan terlebih dahulu. Proses pengambilan keputusan

merupakan tahap-tahap konsumen dalam memutuskan suatu produk

tertentu yang menurutnya paling baik diantara yang lainya, sehingga

keputusan pembelian dapat diartikan sebagai kekuatan kehendak

konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk apabila konsumen

memiliki minat untuk membeli suatu produk (Kotler, 2000).

Proses pengambilan keputusan konsumen yang luas terjadi untuk

kepentingan khusus konsumen atau keputusan yang mempunyai

keterlibatan tinggi. Tingkat keterlibatan tinggi merupakan karakteristik

konsumen. Konsumen mempunyai keterlibatan tinggi apabila dalam

membeli suatu produk ataupun jasa, mereka meluangkan cukup banyak

waktu, perhtian dan usaha untuk membandingkan suatu merek dan lokasi

penjualan.

Dalam penelitian ini peneliti memilih mengambil keputusan yang

(37)

yang paling lengkap, berawal dari pengenalan masalah konsumen yang

dapat dipecahkan melalui pembeli beberapa produk. Untuk keputusan ini

konsumen mencari produk tertentu. Dan mengetahui seberapa baik masing

masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalah. Evaluasi produk

dan merk dapat memecahkan masalahnya.evaluasi produk atau merk dapat

mengarahkan konsumen akan mengevaluasi hasilnya.

D. Penelitian terdahulu

Penelitian ini pernah dilakukan oleh Aris S. Prima Sandi, dkk. Dalam

jurnal Universitas Muhammadiyah Malang yang berjudul: Persepsi Label

Halal terhadap Keputusan Konsumen pada Produk Minuman Berenergi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dan korelasi label

halal terhadap keputusan pembelian pada produk minuman berenergi. Dalam

penelitian ini Sandi, dkk, membahas tentang perhatian, pemahaman dan

ingatan dengan menggunakan uji regresi linier berganda dihubungkan dengan

produk minuman berenergi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian,

pemahaman, dan ingatan berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen. Sedangkan diantara variable bebas tersebut hanya variable

pemahaman saja yang tidak parsial terhadap variable dependen. Tingkat

hubungan atau korelasi dari antar variable perhatian pemahaman, ingatan dan

variable keputusan pembelian kuat dilihat dari R square (R2) perhitungan

(38)

24

Persamaan dari penelitian ini adalah penelitian ini sama-sama

menggunakan label halal pada suatu produk. Penelitian sebelumnya dengan

menekankan pada label halal sedangkan penelitian ini label halal dan harga

dalam mempengaruhi konsumen. Penelitian terdahulu menggunakan

konsumen minuman berenergi, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

konsumen mie instan.

Pada penelitian selanjutnya berjudul Pengaruh Atribut Produk dan

Label Halal Sebagai Variabel Moderating Terhadap Keputusan Pembelian

Produk Kosmetik Wardah Di Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukan

bahwa atribut produk berpengaruh secara langsung signifikan terhadap

keputusan pembelian. Label halal dapat memperkuat hubungan langsung

antara pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian.

E. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur yang akan peneliti lakukan

sebagai dasar penelitian. Pada penelitian ini peneliti berfikir kerangka berfikir

dari kebutuhan pangan dari setiap orang. Makanan merupakan kebutuhan

pada setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan berbagai

makanan yang ada mie instan merupakan pilihan dari kalangan konsumen dan

indomie merupakan salah satunya. Produsen menggunakan strategi agar

produknya dapat diterima konsumen. Yaitu dengan strategi label halal dan

(39)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

F. Hipotesis

Berdasarkan dengan kerangka pimikiran diatas maka dapat ditarik

hipotesis sementara yaitu:

H1: Label halal berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan membeli

konsumen di kalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

H2: Harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan membeli

konsumen di kalangan Mahasiswa Muhammadiyah Surakarta. Makanan

Indomie

Label Halal (X1) Harga (X2)

(40)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel penelitian

Variabel adalah konstruk atau hal yang digunakan dalam penelitian.

Variabel penelitian adalah ubahan yang memiliki variasi nilai (Ferdinand,

2006). Dalam penelitian ini menggunakan variable sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang

memengaruhi variabe lain. Variabe bebas adalah variabel yang menjadi

sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat dimana faktornya

diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungan dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas (X)

dalam penelitian ini yaiyu Atribut label halal (X1), dan Harga (X2).

a. Label halal

Label halal adalah label yang memuat keterangan halal dengan

standart halal menurut agama islam dan berdasar peraturan

pemerintah Indonesia. Label halal diukur dengan indikator yaitu:

1) Gambar, merupakan hasil tiruan berupa bentuk atau pola

2) Tulisan, hasil dari menulis diharapkan untuk bisa dibaca

3) Kombinasi dari gambar dan tulisan, gabungan dari hasil tulisan

dan hasil gambar yang dijadikan satu bagian

(41)

b. Harga

Dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yang mencirikan

harga yaitu (Djaslim, 1996):

1) Harga harus terjangkau oleh daya beli atau kemampuan

konsumen

2) Harga harus memiliki daya saing dengan harga produk lain yang

sejenis

3) Kesesuaian antara harga dengan kualitas

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau

respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah minat beli konsumen (Y). Variabel Dependen dalam

penelitian ini yaitu Keputusan pembelian dengan indikator sebagai

berikut:

a. Kemantapan pada sebuah produk

b. Kebiasaan dalam membeli produk

c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

d. Melakukan pembelian ulang (Kotler, 1995).

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian

(Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Dengan kata lain gabungan dari seluruh

(42)

28

karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti.

Dalam penelitian ini populasinya adalah Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang telah diteliti secara rinci

(Muhammad, 2008). Ini diambil karena dalam banyak kasus tidak

mungkin meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu harus

membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel.

Pengambilan sampel digunakan dengan cara sample random. Sample

random yaitu mencampur subjek-subjek di dalam populasi, sehingga

semua subjek dianggap sama (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan adalah sebagian dari populasi Mahasiswa

Muhammadiyah Surakarta.

C. Metode Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini mencakup dua jenis data yaitu :

1. Data primer

Data Primer merupakan data langsung yang diperoleh dari

responden penelitian dengan menggunakan alat pengukuran berupa

kuesioner. Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk memberikan respon sesuai dengan

permintaan pengguna (Widiyoko, 2012). Dalam penilitian ini, jenis data

(43)

ini diperoleh langsung dari penyebaran pertanyaan di Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Muhammad,

2008). Data sekunder penelitian ini diperoleh dari jurnal penelitian

terdahulu, buku, majalah, jurnal dan data-data yang berhubungan dengan

penelitian ini.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Istilah instrument dalam penelitian tidak terlepas dari metode

pengumpulan data. Artinya instrument berkaitan dengan metode

pengumpulan data. Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian, seperti wawancara, kuisoner,

observasi, analisis data. Sedangkan instrumren penelitian adalah alat yang

digunakan peneliti agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik

(Widoyoko, 2012).

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Kuesioner

adalah sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi yang mendasar dari laporan tentang diri sendiri (self

report) atau pada pengetahuan atau keyakinan pribadi subyek atau informasi

yang diteliti (Sugiyono, 2008). Kuesioner ini dimaksudkan untuk

(44)

30

pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam

memberikan jawaban kepada beberapa alternatif saja atau pada satu jawaban

saja. Sedangkan penyusunan skala pengukuran digunakan metode likert

summated ratings (LSR).

Dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 5 jawaban pertanyaan

dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai 5 : untuk jawaban sangat tingggi

Nilai 4 : untuk jawaban tingggi

Nilai 3 : untuk jawaban cukup

Nilai 2 : untuk jawaban rendah

Nilai 1 : untuk jawaban sangat rendah

Dalam penelitian ini metode pengumpulan datanya yang dipakai adalah

angket (kuesioner). Angket (kuisioner) akan ditujukan kepada Mahasiswa

Unversitas Muhammadiyah Surakarta.

E. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

analisis dengan pendekatan studi deskripsi. Metode deskriptif adalah suatu

metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang

dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta sifat, serta hubungan antara fenomena yang

(45)

Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah kedalam

suatu bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan

menafsirkan maksud dari data atau angka yang ditampilkan. Kegunaan utama

statistik deskriptif ialah untuk menggambarkan jawaban-jawaban penelitian.

Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah kedalam suatu

bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan

menafsirkan maksud dari data atau angka yang ditampilkan. Kegunaan utama

statistik deskriptif ialah untuk menggambarkan jawaban-jawaban penelitian.

Yang termasuk di dalamnya salah satu rata-rata (Sarwono, 2006). Untuk

mengetahui data responden, terlebih dahulu peneliti mencari data tersebut

dengan metode dokumentasi.

Dalam penelitian kali ini, Metode deskriptif kuantitatif digunakan

untuk mengkaji dan mengukur nilai atau rata-rata dari hasil uji pengaruh

labelisasi halal dan harga terhadap keputusan konsumen membeli produk mie

instan Indofood. Untuk mengukur pengaruh labelisasi halal dan harga

terhadap keputusan konsumen dilakukan dengan cara menyebar angket serta

memberi skor jawaban angket yang diisi oleh mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan ketentuan jawaban “1 untuk skor sangat

tidak setuju, 2 untuk skor tidak setuju, 3 untuk skor kurang setuju, 4 untuk

skor setuju, dan 5 sangat setuju.

1. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu

(46)

32

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam

kuesioner yang sudah di buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak

diukur (Ghozali Imam, 2009).

Pengambilan keputusanya bahwa setiap indikator valid apabila

nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel atau r hitung berada

dibawah 0,05. Untuk menentukan nilai r hitung, dibantu dengan progam

SPSS yang dinyatakan dengan nilai correted item total correlation. Dapat

pula digunakan rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar,

2003):

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen sudah baik (Ghozali Imam, 2009). Reliabilitas menunjukkan

sejauh mana suatu instrument dapat memberi hasil. Pengukuran yang

(47)

yang sama dengan alat pengukuran yang sama. Uji reliabilitas ini hanya

dilakukan pada data yang dinyatakan valid. Untuk menguji reliabilitas

digunakan teknik croancbach alpha > 0,60, Dimana pada pengujian ini

menggunakan bantuan komputer progam SPSS. Rumus croanbach alpha

adalah sebagai berikut:

k = banyaknya butir pertanyaan

ab2 = jumlah varian butir

αt2 = varian total

3. Uji asumsi klasik

Dalam penelitian ini untuk mengolah data dari hasil penelitian ini

dengan menggunakan Analisis Inferensial (kuantitatif). Dimana dalam

analisis tersebut dengan menggunakan paket program SPSS. Analisis

data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda, tetapi

sebelum melakukan analisis regresi linear berganda digunakan uji asumsi

klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji

heterokesdastisitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

(48)

34

mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Imam

Ghozali, 2001). Mendeteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot. adapun

pengambilan keputusan didasarkan kepada:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model

dari regresi yang baik adalah tidak terdapat korelasi antara variabel

independen. Mulitikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan

variance inflantion factor (VIF) (Imam Ghozali, 2001).

Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang yang nilai

korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Cara yang

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas

(49)

melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), dan nilai tolerance.

Gejala multikolinearitas tidak terjadi apabila nilai VIF tidak lebih

besar dari 10 serta nilai tolerance kurang dari 0.10 (Ghozali, 2001)

c. Uji heteroskedatisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam menguji apakah terdapat

heteroskedastisitas atau tidak yaitu dengan menggunakan uji Glejser,

apabila uji Glejser menunjukkan variabel independen signifikan

mempengaruhi variabel dependen dapat disimpulkan terjadi indikasi

heterokedastisitas. Apabila probabilitas signifikansinya menunjukkan

nilai di atas 0,05 atau 5%, maka dalam model regresi tersebut tidak

terdapat heteroskedastisitas. Uji Glejser merupakan salah satu cara

yang dapat digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi yang digunakan terjadi heterokedastisitas atau tidak, uji

Glejser merupakan pengujian yang mengusulkan untuk meregres nilai

absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2001).

Cara lain untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan

residualnya, adapun dasar untuk menganalisisnya adalah:

1) Jika ada pola tertentu seperti (bergelombang, melebar kemudian

menyempit) maka model regresi tersebut mengindikasikan telah

(50)

36

2) Jika tidak ada pola yang serta titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Regresi Berganda

Setelah melakukan uji asumsi klasik lalu menganalisis dengan

metode regresi linear berganda dengan alasan variabel bebas terdiri dari

beberapa variabel. Berdasarkan hubungan dua variabel yang dinyatakan

dengan persamaan linear dapat digunakan untuk membuat prediksi

(ramalan) tentang besarnya nilai Y (variabel dependen) berdasarkan nilai

X tertentu (Variabel independent). Ramalan (prediksi) tersebut akan

menjadi lebih baik bila kita tidak hanya memperhatikan satu variabel yang

mempengaruhi (variabel independen) sehingga menggunakan analisis

regresi linear berganda (Djarwanto, 1989). Adapun bentuk persamaan

regresi linear berganda yang digunakan dapat dirumuskan (Gujarati,

1996):

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan :

Y : Keputusan pembelian (variabel dependen)

X1 : Variabel label halal (variabel independen)

X2 : Variabel harga (variabel independen)

α : Konstanta.

β1 : Koefisien regresi variabel label halal

(51)

5. Pengujian hipotesis

a. Pengujian secara parsial (Uji t)

Pengukuran tes dimaksudkan untuk mengetauhi apakah secara

individu (parsial) ada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan

variabel terikat. Pengujian secara parsial untuk setiap koefisien regresi

di uji untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

Pengujian setiap koefisien regresi dikatakan signifikan bila nilai

probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0.05 (tingkat kepercayaan

yang dipilih) maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif

(Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak signifikan apabila nilai

probabilitas signifikansi lebih besar dari 0.05 (tingkat kepercayaan

yang dipilih) maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif

(Ha) ditolak.

b. Uji F (Uji Ketepatan Model)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara

variabel label halal, dan harga dengan variabel keputusan pembelian

Prosedur uji F

1) Menentukan hipotesa dan alternatif

Ho: 1 = 2 = 3 0; (tidak ada pengaruh antara variabel x dan y)

Ha: 1 = 2 = 3  0 (ada pengaruh antara variabel x dan y)

2) Level of significance a= 0,05 atau 5%

(52)

38

3) Kriteria pengujian

Daerah diterima

Daerah ditolak

F (k-1; n-k)

Ho diterima apabila : Fhitung≤ Ftabel

Ho ditolak apabila : Fhitung > Ftabel

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas. Secara

umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif

rendah mendekati nol karena adanya variasi yang besar antara

masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi yaitu

mendekati satu. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien

determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

(53)

39 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Responden

Gambaran umum responden penelitian akan diuraikan secara

deskriptif dan dibantu dengan penyajian dalam bentuk tabel dari jumlah

responden dengan membagi ke dalam beberapa tabel yaitu jenis kelamin,

kelompok usia, pendidikan terakhir dan uraian identitas ini diharapkan dapat

memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kondisi responden dan

kaitannya dengan masalah-masalah dan tujuan penelitian.

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 60 60%

Perempuan 40 40%

Total 100 orang 100%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa keseluruhan responden

yang digunakan di dominasi oleh laki-laki sebesar 60% (60 responden)

sedangkan jumlah responden perempuan hanya 40% (40 responden).

2. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok Usia Frekuensi Presentase

18-20 Tahun 53 53%

21-23 Tahun 32 32%

24-25 Tahun 15 15%

(54)

40

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa usia responden terbanyak

adalah mereka yang berada pada usia 18-20 tahun yaitu sebanyak 53

responden (53%), kemudian 21-23 tahun sebanyak 32 responden (32%)

dan 24-25 tahun sebanyak 15 responden (15%). Data ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden adalah yang berada pada usia 18-20 tahun.

3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase

Semester 1-3 46 46%

Semester 4-6 33 33%

Semester 7-9 21 21%

Total 100 orang 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan

responden terbanyak adalah mereka yang masih semester 1-3 yaitu

sebanyak 46 responden (46%), lalu semester 4-6 sebanyak 33 responden

(33%) dan semester 7-9 sebanyak 21 responden (21%). Data tersebut

menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah yang tingkat

pendidikannya masih semester 1-3.

B. Deskripsi Variabel

1. Deskripsi Variabel Label Halal

Label halal merupakan setiap keterangan mengenai pangan yang

berbentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang disertakan, dimasukkan,

ditempelkan dan menjadi bagian kemasan pangan bahwa produk tesebut

bebas dari bahan yang haram. Hasil tanggapan responden terhadap label

(55)

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Label Halal

2 Saya selalu memperhatikan

gambar tersebut sebelum membeli

produk indomie.

pertimbangan saya untuk membeli

produk indomie.

2 61 30 7 0 358 3.58

6 Label halal memudahkan saya

untuk mengetahui mutu produk.

13 65 19 3 0 388 3.88

7 Adanya lebel halal membantu saya

mengidentifikasi produk indomie

sebelum membeli.

3 58 36 3 0 361 3.61

Jumlah 2751 27.51

(56)

42

Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan yang tinggi

terhadap variabel label halal pada produk indomie, artinya tanggapan

responden menunjukkan bahwa label halal pada produk indomie

merupakan sesuatu yang di anggap penting karena menunjukkan bahwa

dalam produk tersebut tidak mengandung unsur atau barang haram dalam

proses pembuatanya serta dilarang untuk dikonsumsi umat Islam baik

yang menyangkut bahan baku, bahan tambahan, bahan pembantu lainya

termasuk bahan produksi yang diolah melalui proses rekayasa genetika

dan iradiasi yang pengolahanya dilakukan sesuai dengan syari’at Islam

serta memberikan manfaat yang lebih daripada madharat (efek).

Berdasarkan tanggapan mengenai label halal pada produk

indomie, menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan

sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa pembelian produk indomie menjadi

salah satu hal yang dapat memenuhi kebutuhan mereka akan makanan

instans yang halal dan bebas dari unsur atau barang haram dalam proses

pembuatanya serta dilarang untuk dikonsumsi umat Islam baik yang

menyangkut bahan baku, bahan tambahan, bahan pembantu lainya.

Seseorang akan dapat menyatakan atas kesesuaian atau ketidaksesuaian

terhadap produk dengan preferensi masyarakat. Keseuaian kehalalan

produk dengan kualitas yang diberikan akan memberikan satu

(57)

2. Deskripsi Variabel Harga

Harga menunjukkan jumlah yang dikeluarkan oleh seseorang

dalam memberi nilai terhadap suatu barang/jasa. Hasil tanggapan

responden terhadap harga dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Harga

No. Indikator Skor Jml

12 Harga indomie sudah sesuai dengan manfaat yang saya rasakan.

0 36 55 9 0 327 3.27

Jumlah 1861 18.61

Rata-rata 372.2 3.72

Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan yang tinggi

terhadap variabel harga produk indomie, artinya tanggapan responden

menunjukkan bahwa harga dari produk indomie memiliki harga yang

tidak terlalu tinggi, terjangkau, dan sesuai dengan pendapatan

mahasiswa. Harga produk bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang

yang berbeda. Penelitian ini mengukur harga berdasarkan penilaian

subyektif dari responden mengenai harga produk indomie. Berdasarkan

tanggapan respoden mengenai harga indomie menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju bahwa produk

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
gambar tersebut sebelum membeli
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan nomor BAHP/36/ULP.5/PJ.014/2017 tanggal 1 Agustus 2017, Kelompok Kerja 5 Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Pajak, dengan ini

Terkait permasalahan pengawasan yang bersifat preventif akan mempengaruhi kemandirian daerah (Pemda/DPRD) dalam mempertahankan pendapat dan tindakan yang dibenarkan

individu yang memiliki peran unik, yang membantu individu sakit atau sehat dalam.. melakukan tindakan-tindakan yang berperan untuk kesehatan

[r]

Adapun bentuk pola tabuhan ugal-ugal pada alat musik gendang panjang satu (penginduk), gendang panjang dua (peningkah), canang , tawak-tawak dan aggong dalam

Ada pula kekurangan pengobatan sendiri adalah obat dapat membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan sesuai aturan, pemborosan biaya dan waktu

Konsep penataan dilakukan dengan menetapkan sebagian selatan Taman Ekspresi sebagai area taman lansia dan membaginya berdasarkan zona kelompok umurmeningkatkan

adalah elevasi dasar saluran tidak beraturan, banyaknya cekungan di tengah saluran, terjadi penumpukan sampah di saluran, kapasitas saluran yang sudah tidak mampu