• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL PADA ANAK PENDERITA AUTIS(TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL PADA ANAK PENDERITA AUTIS(TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI VERBAL DAN

NONVERBAL PADA ANAK PENDERITA AUTIS

(TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh:

KARTIKA PANGGABEAN

NIM 2103210017

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul Analisis Kemampuan

Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan

Psikolinguistik). Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.,Rektor Universitas Negeri Medan, 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, 3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia,

5. M. Surip, S.Pd. M.Si.,Ketua Prodi Sastra Indonesia,

6. Drs. Tangson R. Pangaribuan, M. Pd., Pembimbing Skripsi, 7. Drs. M. Joharis, M.M.,M.Pd., Pembimbing Akademik, 8. Arnita, S.Si.,M.Si., Dosen Penguji I Skripsi,

9. Fitriani Lubis, S.Pd.,M.Pd.,Dosen Penguji II Skripsi,

(7)

11.Kelurahan Tanjung Gusta Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di lingkungan kelurahan tersebut,

12. Ayahanda G. Panggabean dan Ibunda N. Sitorus, serta Kakak dan Adik penulis Theresia Panggabean dan Henri Panggabean, atas segala kasih sayang, motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis,

13.Teman seperjuangan Sastra Indonesia 2010, khususnya Alda, Ferry, Ririn, Ella, Rani, dan teman-teman lain yang telah memberikan semangat serta motivasi dalam penyelesaian Skripsi.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan menembah wawasan bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, September 2014 Penulis

(8)

ABSTRAK

Kartika Panggabean, NIM 2103210017, Analisis kemampuan berkomunikasi verbal dan nonverbal pada anak penderita autis ( Tinjauan Psikolinguistik). Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini membahas tentang kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal pada anak penderita autis, bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berkomunikasi verbal dan nonverbal anak penderita autis yang ditinjau dari kajian psikolinguistik. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan observasi, khususnya pada aspek kemampuan berkomunikasi verbal dan nonverbal Sumber data dalam penelitian ini ialah anak penderita autis sebagai sumber utama dan orang tua dari anak penderita autis. Adapun kajian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kajian Psikolinguistik, sebagai teori yang membahas kemampuan berkomunikasi dan dihubungkan dengan tiga bidang utama psikolinguistik yaitu umum, perkembangan, dan terapan. Dari hasil perolehan data, ditemukan 4 anak penderita autis yang terbagi atas 2 anak penderita autis ringan yang mampu berkomunikasi secara verbal nonverbal dan 2 anak penderita autis sedang tidak mampu melakukan komunikasi secara verbal melainkan bergantung pada komunikasi nonverbal.

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DANPERTANYAAN PENELITIAN ... 9

A. Landasan Teoretis ... 9

1. Pengertian Komunikasi ... 9

2. Jenis Komunikasi ... 11

2.1 Komunikasi Verbal ... 11

2.2 Komunikasi Non Verbal ... 13

3. Pengertian dan Klasifikasi Anak Autis ... 18

3.1 Pengertian Autis ... 18

3.2 Klasifikasi Anak Autis ... 19

4. Tinjauan Psikolinguistik Anak Autis ... 22

B. Kerangka Konseptual ... 30

(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Metode Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Sumber Data ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Hasil Penelitian Anak Autis I ... 39

1.1 Gambaran Anak Autis 1 ... 39

1.2 Hasil Penelitian Komunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak I ... 40

1.2.1 Hasil Penelitian Komunikasi Verbal ... 40

1.2.2 Hasil Penelitian Komunikasi Nonverbal ... 41

1.3 Tinjauan Psikolinguistik Anak Autis I ... 45

1.4 Intensitas Psikologi pada Anak dan Orang tua I ... 46

1.4.1 Intensitas Psikologi pada Anak ... 46

1.4.2 Intensitas Psikologi pada Orang Tua ... 47

1.5 Hasil Wawancara Orang Tua Anak Autis I ... 48

2. Hasil Penelitian Anak II ... 50

2.1 Gambaran Anak Autis II ... 50

2.2 Hasil Penelitian Komunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak II ... 51

2.2.1 Hasil Penelitian Komunikasi Verbal ... 51

2.2.2 Hasil Penelitian Komunikasi Nonverbal ... 52

2.3. Tinjauan Psikolinguistik Anak Autis II ... 57

2.4 Intensitas Psikologi pada Anak dan Orang tua ... 57

(11)

2.4.2 Intensitas Psikologi pada Orang Tua ... 58

2.5 Hasil Wawancara Orang Tua Anak Autis II ... 59

3. Hasil Penelitian Anak Autis III ... 61

3.1 Gambaran Anak Autis III ... 61

3.2 Hasil Penelitian Komunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak III ... 62

3.2.1 Hasil Penelitian Komunikasi Verbal ... 62

3.2.2 Hasil Penelitian Komunikasi Nonverbal ... 64

3.3 Tinjauan Psikolinguistik Anak Autis III ... 67

3.4Intensitas Psikologi pada Anak dan Orang tua ... 68

3.4.1 Intensitas Psikologi pada Anak ... 68

3.4.2 Intensitas Psikologi pada Orang Tua ... 69

3.5 Hasil Wawancara Orang Tua Anak Autis III ... 69

4. Hasil Penelitian Anak Autis IV ... 71

4.1 Gambaran Anak Autis IV ... 72

4.2 Hasil Penelitian Komunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak IV ... 72

4.2.1 Hasil Penelitian Komunikasi Verbal ... 72

4.2.2 Hasil Penelitian Komunikasi Nonverbal ... 73

4.3 Tinjauan Psikolingusitik Anak Autis IV ... 78

4.4 Intensitas Psikologi pada Anak dan Orang tua ... 78

4.4.1 Intensitas Psikologi pada Anak ... 78

4.4.2 Intensitas Psikologi pada Orang Tua ... 79

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.

(13)

Bahasa merupakan hal sangat yang penting dalam segala aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti menggunakan bahasa untuk mengungkapkan apa yang ada dalam hati maupun pikirannya kepada orang lain. Dalam penyampaiannya, manusia melewati beberapa proses dari sebuah pemikiran menjadi sebuah bahasa yang diungkapkan. Termasuk dalam proses tersebut yaitu pemerolehan bahasa, pengolahan bahasa dalam otak, dan penyampaian bahasa. Jika dilihat dari aspek psikologi, bahasa sangat berhubungan dengan kondisi psikis seseorang. Akan sangat berbeda bahasa yang digunakan orang yang sedang senang hati dengan orang yang sedang marah atau sedih, orang yang sedang sakit dengan orang yang sehat, orang yang dalam kondisi lelah dan orang yang berada dalam kondisi bugar, semuanya pasti akan berbeda (Sugiarmin, 2006 : 98).

Chaer (2002:10), psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia. Psikolinguistik gabungan dari psikologi dan linguistik. Tujuan dari psikolinguistik yaitu menemukan struktur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa.

(14)

juga anak yang lahir dengan membawa ”kelainan-kelainan” seperti autis, down syndrome, hiperaktif, tuna rungu, cacat fisik, dan lain-lain. Istilah special need atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) digunakan untuk menggantikan kata

anak cacat atau ”Anak Luar Biasa (ALB)”, yang menandakan adanya kelainan

khusus tersebut untuk menghindari konotasi negatif. Dalam penelitian ini, akan dikaji mengenai penderita autis yang pada umumnya banyak diderita oleh anak-anak. Anak-anak yang menderita autism tampil seolah-olah mereka terbelenggu oleh pikiran mereka sendiri, sebab mereka tidak dapat mempelajari bahasa, atau keterampilan sosial yang dibutuhkan dilingkungannya.

Anak-anak autis pada tahun ke dua dari kehidupan mereka biasanya kehilangan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang dilingkungannya dan tidak berbicara, atau menggunakan bahasa, walaupun banyak diantara mereka

mempunyai intelejensi yang normal. “Anak Autis lebih suka menyendiri dan

(15)

dimana nantinya mereka tidak hanya bergaul dengan orang-orang yang berkebutuhan khusus. Selain itu, mereka juga akan lebih dapat mengembangkan

potensi yang dimiliki ketika bergaul dengan anak ”normal” lainnya.

Anak autis adalah kondisi anak yang mengalami gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, imajinasi, fleksibilitas, kognisidanatensi. Anak autis kurang dalam merespon dari lingkungan sebagaimana mestinya dan memperlihatkan kurangnya kemampuan komunikasi dan sering merespon lingkungan dengan cara yang unik. Penyandang autis dalam berkomunikasi dengan guru dan teman sesama autis di sekolah menggunakan dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Sedangkan ketika berada di luar sekolah penyandang autis hanya menggunakan pola komunikasi dua arah dengan orang tuanya.

Komunikasi yang digunakan anak autis sangatlah unik karena berbeda dengan anak normal pada umumnya. Pola komunikasi yang digunakan anak autis dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sesama autis, guru dan orang tua tergantung pada tingkat kemapuan dan spektrum autis yang dimiliki setiap anak. Autisme adalah gangguan pervasif yang mencakup gangguan-gangguan dalam komunikasi verbal dan non-verbal, interaksi sosial, perilaku dan emosi. Kemampuan anak autis tidak dapat diketahui secara langsung karena anak autis memiliki kemampuan tinggi dalam bidang tertentu.

(16)

tingkat pengembangan yang dicapai. Penting untuk diketahui oleh guru bahwa perkembangan bahasa yang lebih lambat pada siswa ini dapat menjadi sumber kesulitan akademisnya (Sugiarmin,2006 : 120).

Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.

(17)

Manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat berbahasa dengan baik. Namun, mereka yang memiliki kelainan fungsi otak dan alat bicaranya, tentu mempunyai kesulitan dalam berbahasa, baik proiduktif maupun reseptif. Jadi, kemampuan berbahasanya terganggu. Gangguan berbahasa ini secara garis besar dapat dibagi dua. Pertama, gangguan akibat faktor medis; dan kedua, akibat faktor lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan faktor medis adalah gangguan, baik akibat kelainan fungsi otak maupun akibat kelainan alat-alat bicara. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor lingkungan sosial adalah lingkungan kehidupan yang tidak alamiah manusia, seperti tersisih atau terisolasi dari lingkungan kehidupan masyarakat manusia yang sewajarnya (Chaer, 2002 : 148).

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis merasa tertarik meneliti mengenai kemampuan berkomunikasi seorang anak berkebutuhan khusus baik komunikasi verbal maupun nonverbal dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu :

1. Banyaknya hambatan-hambatan yang membuat anak penderita autis sulit berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.

(18)

3. Dampak dari seseorang yang mengalami hambatan dalam komunikasi yaitu akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya kepada orang lain karena penggunaan bahasa yang kurang dipahami oleh orang disekitarnya sehingga satu sama lain akan kesulitan untuk memahami maksud dari masing-masing individu.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup pada pembahasan, maka penulis membatasi masalah agar cakupannya menjadi lebih fokus. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis anak penderita autis dalam berkomunikasi baik verbal maupun verbal ditinjau dari kajian psikolinguistik.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini agar menjadi lebih terarah maka perlu dirumuskan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kemampuan berkomunikasi anak autis baik itu komunikasi verbal maupun nonverbal?

2. Bagaimana menganalisis kemampuan berkomunikasi verbal dan nonverbal anak autis ditinjau dari kajian psikolinguistik?

E. Tujuan Penelitian

(19)

1. Untuk mengetahui cara berkomunikasi seorang anak penderita autis baik itu komunikasi verbal maupun non verbal.

2. Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana tingkat kemampuan berkomuinikasi verbal dan nonverbal pada anak autis tersebut.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain :

1. Penambah wawasan tentang cara anak penderita autis berkomunikasi. 2. Menjadi tahu cara berkomunikasi dengan anak yang memiliki gangguan

dalam berbicara.

3. Penambah wawasan dalam hal kajian psikolinguistik mulai dari sejarah psikolinguistik sampai penerapannya.

4. Sebagai penyemangat anak-anak penderita autis lainnya yang awalnya malu berinteraksi kepada orang lain menjadi aktif berkomunikasi dengan orang lain.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

Christie, Phil. 2009. Langkah Awal Berinteraksi Dengan Anak Autis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Hadis, Abdul. 2006. Pendidikan Anak Kebutuhan Khusus. Bandung: Alfabeta. Mar’at,Samsunuwiyati. 2011. Psikolinguistik. Bandung: Refika Aditama.

Moleong, J Lexi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda. Sidiarto, Lily. 1991. PELLBA: Penyunting Bambang Kasnawanti Purwo. Jakarta:

Kanisius.

Sugiarmin, Mohammad dan MIF Baihaqi. 2006. Inklusi Sekolah Ramah Untuk

Semua. Bandung: Nuansa.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunu, Christopher. 2012. Unlocking Autism. Yogyakarta: Lintangterbit. Tarigan, Henry Guntur.1985. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.

Putih.(2009) “Stimulus KemampuanBerbahasaAnakAutis”. JurnalAutisme.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak terapi musik terhadap bentuk komunikasi verbal dan non-verbal anak dengan spektrum autis.. Jenis penelitian ini

Gangguan komunikasi pada anak autis ditandai dengan tidak adanya kontak mata, terlambat berbicara atau sama sekali belum dapat bicara dan terkadang huruf vokal

Gangguan komunikasi pada anak autis ditandai dengan tidak adanya kontak mata, terlambat berbicara atau sama sekali belum dapat bicara dan terkadang huruf vokal

Komunikasi Non Verbal yang dilakukan guru pada anak-anak penyandang autis di Yayasan Pelita Bunda Therapy Center dengan menggunakan beberapa saluran, yaitu paralanguage

Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang digunakan oleh para atlet pelajar di PPLP dapat mengurangi ketidakpastian dalam

Kemampuan berkomunikasi verbal pada anak prasekolah sebelum diberi terapi bermain bercerita metode boneka tangan di TK Kartika Chandra Kirana Kodim Jombang menunjukkan

Dari penelitian yang dilakukan pada anak berkebutuhan khusus R, mengenai kemampuan berbicara anak autis menggunakan teori Scovel, yaitu empat tahapan produksi bahasa oleh manusia

Gangguan komunikasi pada anak autis ditandai dengan tidak adanya kontak mata, terlambat berbicara atau sama sekali belum dapat bicara dan terkadang huruf vokal