• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PADA LATIHAN BEBAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PADA LATIHAN BEBAN."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT

PADA LATIHAN BEBAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh :

DEDEN SAEFUL AZHAR 0800631

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT

PADA LATIHAN BEBAN

Oleh :

DEDEN SAEFUL AZHAR

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan

© Deden Saeful Azhar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN DEDEN SAEFUL AZHAR

0800631

PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PADA LATIHAN

BEBAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP. 19750812001121001

Pembimbing II,

dr. Imas Damayanti, M.Kes. NIP. 198007212006042001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI,

(4)

ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PADA LATIHAN

BEBAN

Pembimbing I : Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II : dr. Imas Damayanti, M.Kes.

Oleh :

Deden Saeful Azhar 0800631

Dalam latihan beban untuk meningkatakan massa otot yaitu menggunakan metode latihan hypertrofi otot. Dan selain latihan beban untuk meningkatkan massa otot yaitu perlu adanya nutrisi protein yang baik untuk membantu meningkatkan massa otot. Dalam penelitian ini nutrisi yang di konsumsi ialah susu sapi murni dan susu kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh susu sapi murni dengan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban.

Pengambilan data dilakukan pada bulan September hingga bulan November 2012 di Rebell Gym lucky square mall. Penelitian ini menggunakan metode penelitian exsperimen dengan populasi member rebel gym dan sampel yang di ambil sebanyak 12 orang dengan usia 19-25 tahun. Dengan pembagian 2 kelompok, 6 orang mengkonsumsi susu sapi murni dan 6 orang mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban.

Hasil analisis pada penelitian ini menunjukan adanya pengaruh terhadap peningkatan massa otot yang mengkonsumsi susu sapi murni dan susu kedelai serta terdapat perbedaan yang signifikan di antara kedua nutrisi susu tersebut.

Diharapkan kedepannya dilakukan penelitian untuk meningkatkan massa otot dengan nutrisi protein yang lain dan dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi pelaku latihan beban.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Susu Sapi Murni ... 9

1. Susu ... 9

2. Kandungan Susu Sapi Murni ... 11

2.1 Lemak Susu ... 11

2.2 Protein Susu ... 12

2.3 Karbohidrat Susu ... 13

3. Manfaat Susu ... 14

4. Pengolahan Susu Sapi Murni ... 15

B. Susu Kedelai ... 17

1. Kedelai ... 17

2. Susu Kedelai dan Kandungan Gizi Susu Kedelai ... 18

3. Manfaat Susu Kedelai ... 22

4. Proses Pembuatan Susu Kedelai ... 24

C. Latihan Beban ... 28

1. Latihan... 28

2. Latihan Beban ... 29

3. Komponen-komponen Fisik Dasar ... 30

3.1 Kekuatan (Strength) ... 30

3.2 Kelentukan (Flexibility) ... 32

3.3 Kecepatan Gerak ... 33

(6)

4. Metode Dan Sistem Latihan Weight Training

(Latihan Beban) ... 36

4.1 Set Sistem ... 36

4.2 Super Set ... 36

4.3 Split Routines ... 36

4.4 Multi Poundage ... 37

4.5 Burn Out ... 37

4.6 Sistem Piramid ... 37

D. Otot ... 38

1. Otot ... 38

2. Struktur Fisik Otot Lurik ... 40

3. Pengelompokan Otot Berdasarkan Bentuknya ... 42

4. Pengelompokan Otot Berdasarkan Cara Kerja/Fungsi Otot ... 43

5. Hypertrofi Otot ... 44

6. Kontraksi Otot ... 46

7. Sistem Pembentukan Energi Untuk Kontraksi Otot... 48

7.1 Sistem An aerobic ATP-PC ... 48

7.2 Sistem Asam Laktat ... 49

7.3 Sistem Aerobik ... 50

E. Latihan Beban Meningkatkan Massa Otot ... 50

F. Susu Murni Meningkatkan Massa Otot Pada Latihan Beban .. 52

G. Susu Kedelai Meningkatkan Massa Otot Pada Latihan Beban 56 H. Kerangka Pemikiran ... 59

I. Hipotesis ... 62

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

A. Prosedur Penelitian... 63

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 64

1. Populasi Penelitian ... 64

2. Sampel Penelitian ... 65

C. Desain Penelitian ... 66

D. Definisi Operasional... 69

E. Batasan Penelitian ... 70

F. Instrumen Penelitian... 71

G. Pelaksanaan Penelitian ... 73

1. Jadwal Latihan Beban ... 74

2. Pelaksanaan Latihan Beban... 74

3. Cara Menentukan 1 Repetisi Maksimal ... 75

4. Program Latihan Beban Dengan Metode Hypertrofi ... 76

5. Bentuk/Gerakan Latihan Dan Otot Yang Terlatih ... 94

5.1 Bentuk/Gerakan Latihan Dada ... 94

5.2 Bentuk/Gerakan Latihan Punggung ... 95

5.3 Bentuk/Gerakan Latihan Bahu ... 98

(7)

5.5 Bentuk/Gerakan Latihan Lengan Biceps ... 101

5.6 Bentuk/Gerakan Latihan Lengan Triceps ... 102

5.7 Bentuk/Gerakan Latihan Perut ... 103

6. Takaran Pemberian Susu ... 104

H. Teknik Pengolahan Data ... 107

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 109

A. Pengolahan Data... 109

1. Susu Sapi Murni ... 110

1.1 Uji Wilcoxon ... 111

2. Susu Kedelai ... 113

2.1 Uji Wilcoxon ... 114

3. Uji (Uji Mann-Whitney) Perbedaan Susu Sapi Murni Dengan Susu Kedelai ... 116

B. Pembahasan Data ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 120

A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Komposisi Susu Kedelai Dan Susu Sapi Per 100 gram ... 19

2.2 Kandungan Asam Amino Esensial Biji Kedelai ... 20

2.3 Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan ... 21

2.4 Komposisi Kimia Biji Kedelai Kering Per 100 gram... 21

3.1 Jadwal Latihan Beban ... 74

3.2 Program Latihan Beban Dengan Metode Hypertrofi ... 76

3.3 Komposisi Gizi susu Kedelai Cair Dan Susu sapi (dalam 100 gram) ... 105

4.1 Data Hasil Tes Massa Otot Kelompok Yang Mengkonsumsi Susu Sapi Murni ... 110

4.2 Wilcoxon Signed Rank Test ... 111

4.3 Data Hasil Tes Massa Otot Kelompok Yang Mengkonsumsi Susu Kedelai ... 113

4.4 Wilcoxon Signed Rank Test ... 114

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anatomi Otot ... 40

2.2 Pembesaran Potongan Melintang Sebuah Otot Utuh ... 46

2.3 Ilustrasi Aktivitas Otot Rangka Berdasarkan Strukturnya ... 47

3.1 Desain Penelitian ... 68

3.2 Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 ... 72

3.3 Tes Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 ... 73

3.4 1 Liter Susu Sapi Murni ... 106

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Program Latihan ... 126

B. Foto-foto Penelitian ... 163

C. Pengolahan Statistik ... 166

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Latihan beban merupakan olahraga yang sangat terkenal dan marak pada

waktu sekarang ini. Latihan beban sudah menjadi kegiatan olah tubuh yang semakin diminati baik muda maupun orang dewasa, latihan beban ini bisa kita

jumpai dimana saja, misalnya di pusat latihan olahraga, di wilayah kampus, di pusat perkotaan dan di hotel-hotel berbintang. Pada umumnya olahraga ini

biasanya dilakukan di dalam ruangan oleh karena itu, dapat dilakukan kapan saja pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari saat orang mulai pulang dari kerja. Latihan beban ini untuk meningkatkan kemampuan fungsional otot dan perlu

dilatih menggunakan beban yang dapat berupa berat badan sendiri (berat beban internal) atau beban yang berasal dari luar (beban external). Setiap latihan

hendaknya lebih mengarah terhadap suatu perubahan, baik perubahan secara anatomis, fisiologis dan kejiwaan. Latihan menurut (Harsono, 1988) yang di kutip oleh Iman Imanudin (2008:13) bahwa „Latihan adalah proses yang sistematis

dalam berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya‟. Dan pengertian olahraga itu

sendiri di jelaskan oleh Giriwijoyo (2010:41) bahwa “Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya”. Salah satu tujuan orang

(12)

Latihan beban merupakan gerakan sederhana dan sistematis dimana bebannya hanya sebagai alat untuk menambah kekuatan otot dan bermanfaat

banyak bagi proses tubuh ideal. Tujuan Latihan beban ialah untuk meningkatkan kemampuan otot, menjaga kesehatan tubuh dan menjaga penampilan atau

membentuk tubuh menjadi lebih menarik dengan melihatkan otot-otot. Kita dapat melakukan latihan beban kapan saja di waktu senggang. Mengapa orang sangat tertarik pada latihan beban, alasannya sangat sederhana sekali karena secara

dramatis keadaan otot dengan latihan beban menghasilkan pembentukan otot menjadi lebih baik, yang berakibatkan perubahan pada postur tubuh menjadi

atletis, akan tetapi harus dilakukan dengan latihan yang teratur dan terprogram. Maka pada serat otot akan mengalami pembesaran yang berakibat bertambahnya

massa otot menjadi lebih besar dan akan mengakibatkan perubahan bentuk tubuh. Menurut (bouchart, et.al) yang di kutip oleh Yusup (2008:86) „Dalam otot seseorang presentase kedua jenis serabut otot banyak di temukan oleh faktor

keturunan (genetically), namun melalui proses latihan yang sistematis dan intensif presentase ini dapat berubah‟. Sedangkan menurut Toruan (2008:18)

mengungkapkan “Ada beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk menambah

massa otot. Pertama-tama otot harus ada rangsang atau stimulasi untuk tumbuh. Hal ini hanya dilakukan dengan latihan beban”. Maka dengan latihan secara

teratur sesuai program akan memperoleh otot yang besar, dan perubahan otot menjadi besar yang berakibat perubahan pada bentuk tubuh. Menurut Toruan

(13)

3

adalah sebagai alat penggerak aktivitas tubuh”. Jadi dengan menambah massa otot

maka bentuk tubuh kita akan menjadi lebih indah, pergerakan kita menjadi lebih

fleksibel, lebih cepat dan lebih energik. Massa otot yang lebih besar akan membantu membakar kalori lebih banyak yang berarti kita akan mengurangi

kegemukan.

Untuk mendapatkan fungsi otot yang optimal selain latihan beban yang baik dan benar maka butuh dukungan nutrisi yang sehat. Hal ini di jelaskan oleh

Toruan (2008:145) bahwa “Tanpa latihan beban maka tidak ada rangsang untuk bertumbuh lebih besar, karena itu untuk memperbesar massa otot yang harus dilakukan adalah latihan beban, PLUS nutrisi yang cukup”. Menurut Sulianti

(2008:29) “Nutrisi yaitu keseluruhan proses penerimaan dan pengubahan

bahan-bahan makanan ke dalam bentuk zat-zat yang dapat digunakan untuk memelihara fungsi tubuh”. Nutrisi tersebut bisa di peroleh dari karbohidrat, lemak, dan

protein. Dalam pengaplikasian latihan beban ketiga sumber nutrisi tersebut sangat

di butuhkan, namun peranan protein dalam aplikasi latihan beban adalah nutrisi yang menjadi bahan dasar pembentukan otot. Kini sudah banyak tempat fitness

yang menyediakan dan menjual suplement-suplement sebagai bahan nutrisi untuk membantu meningkatkan massa otot pada tubuh. Ada beberapa macam suplement yang fungsinya untuk menurunkan kadar lemak, menambah berat badan, dan

meningkatkan massa otot. Namun dari ketiga fungsi tersebut peningkatan massa otot merupakan tujuan spesifik yang paling ingin dicapai oleh pelaku latihan

(14)

menjadi masalah, mereka mampu membeli suplement tersebut walaupun harganya yang mahal. Sedangkan bagi kalangan menengah ke bawah, mereka tidak mampu

untuk membeli suplement tersebut karena dengan harganya yang mahal.

Para pelaku latihan beban tertarik mengkonsumsi suplement-suplement

tersebut karena memiliki kandungan protein yang tinggi dengan dikemas secara intsan dalam bentuk susu bubuk maupun tablet. Mengenai protein di jelaskan menurut Sulianti (2008:42) Protein berasal dari bahasa yunani (greek). “primary, holding first place” yang berarti menduduki tempat yang utama.

Sulianti (2008:44) menjelaskan fungsi protein ialah “Pertama protein

menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Kedua, Protein bekerja sebagai perngatur. Ketiga,

Protein sebagai bahan bakar”.

Sedangkan menurut Toruan (2008:65) mengapa kita perlu mengkonsumsi protein? Karena :

“1) Hanya protein yang menciptakan otot, 2) Asam amino dalam protein membentuk creatine, 3) Protein adalah sumber glutamine, 4) Protein kaya BCAA, 5) Protein mencegah kehilangan massa otot saat berdiet, 6) Protein meningkatkan sistem kekebalan tubuh, 7) Protein membuat anda waspada, 8) Protein merupakan sumber Growth hormone, 9) Protein meningkatkan pelepasan insulin. 10) Protein adalah bahan baku vasodilator”.

Para pelaku latihan beban percaya bahwa untuk mencapai fisik yang sempurna di butuhkan latihan yang teratur dan mengkonsumsi suplement sehingga mampu meningkatkan massa otot. Hal ini di jelaskan oleh Hamid

(2007:162) bahwa :

(15)

5

populer dipakai untuk meningkatkan performa (kekuatan, stamina, maupun pertumbuhan otot) secara legal”.

Selain suplement, sebenarnya kita dapat memperoleh protein dari makan

makanan yang kita konsumsi setiap hari.

Berdasarkan sumbernya protein diklasifikasikan menjadi :

1. Protein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang,

seperti protein dari daging dan susu.

2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan

seperti protein dari jagung, kedelai.

Dari kedua sumber protein tersebut kita dapat memperoleh protein sebagai bahan nutrisi tambahan atau pengganti suplement yang telah banyak di jual di

tempat fitness. Namun dari sumber protein tersebut terdapat protein yang bernilai tinggi dan berkualitas seperti protein hewani kita dapat memperoleh dari susu sapi

atau lebih di kenal dengan susu sapi murni, dan protein nabati kita dapat memperoleh dari sumber kacang kedelai yang di ubah menjadi susu kedelai. Toruan (2008:55) “sumber makanan yang mengandung asam amino

lengkap adalah protein hewani dan satu satunya tumbuhan yang memiliki asam amino lengkap seperti hewan adalah kedelai”. Sumber susu dari hewani seperti

susu sapi adalah salah satu sumber protein yang paling baik dan ini dapat di kaitkan dengan konten yang kaya protein berkualitas. Protein dalam susu sapi murni mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Sedangkan

kedelai dikenal sebagai salah satu makanan yang memiliki tingkat protein nabati yang sangat tinggi. Di jelaskan oleh Toruan (2008:33) “kedelai merupakan salah

(16)

yang sama, kandungan protein yang terdapat dalam kedelai lebih tinggi di bandingkan dengan yang terdapat dalam daging ayam”. Maka bagi kalangan

menengah ke bawah susu sapi murni atau susu kedelai adalah alternative pengganti suplement dan sebagai tambahan nutrisi yang baik di konsumsi karena

memiliki nilai kandungan protein yang tinggi dan harga susu murni dan susu kedelai jauh lebih terajangkau dibandingkan dengan suplement yang di jual di tempat fitness.

Mengapa setelah latihan beban membutuhkan protein? Pada dasarnya setelah latihan terjadi kerusakan pada otot. Hal ini di jelaskan oleh Hamid

(2007:15) bahwa :

“Pertama terjadi robekan-robekan halus pada serabut otot akibat latihan. Kerusakan ini akan segera dipulihkan secara otomatis oleh tubuh kita dengan menggunakan bahan pembangun tubuh berupa protein yang kita konsumsi. Kedua, terjadi penimbunan asam laktat di otot hasil dari latihan. Asam laktat ini akan diangkat oleh darah secara perlahan-lahan. Ketiga, karena baru pertama kali berlatih, tubuh kita belum mempunyai protein pelindung. Seiring bertambahnya waktu, maka protein ini akan dibentuk disekitar sel otot tubuh kita sehingga kita beradaptasi dan tidak lagi merasa sakit apabila berlatih”.

Dari keterangan di atas penulis mencoba meneliti untuk membandingkan

apakah kandungan protein hewani dan nabati yang di peroleh dari susu sapi murni dengan susu kedelai yang harganya lebih terjangkau mampu meningkatkan massa otot pada latihan beban, dan hasil dalam latihan beban nanti penulis menggunakan

metode hypertrofi otot. Dan apabila masalah tersebut diatas tidak di teliti maka sangat di sayangkan bagi pelaku latihan beban yang tidak mengetahui bahwa ada

(17)

7

di bandingkan dengan suplement. Mencari jawaban permasalahan di atas diharapkan dapat membantu dibidang keilmuan khususnya dalam latihan beban

dan mudah-mudahan akan menjadi bahan kajian yang dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis serta menjadi bahan ilmu pengetahuan yang bermanfaat

dimasa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada judul yang di angkat pada penelitian ini,

penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan-permasalahan yang menjadi pokok dalam masalah penelitian ini dan dapat dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh susu sapi murni terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban?

2. Apakah terdapat pengaruh susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban?

3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban?

C. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk

kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:282) yaitu sebagai berikut: “tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan

(18)

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui pengaruh susu sapi murni terhadap peningkatan masa otot pada latihan beban.

2. Ingin mengetahui pengaruh susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban.

3. Ingin mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh antara susu sapi murni

dengan susu kedelai dalam peningkatan masa otot pada latihan beban.

D. Manfaat Penelitian

Harapan penulis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi dan manfaat bagi masyarakat bahwa latihan beban membutuhkan asupan protein yang baik dalam menjaga kesehatan tubuh dan pembentukan otot dan protein tersebut bisa di peroleh dari susu sapi murni

atau susu kedelai.

2. Sebagai bahan informasi terhadap fitness center yang menjadi pusat latihan

beban bahwa terdapat protein yang berkualitas dan bernilai tinggi untuk di konsumsi yaitu susu sapi murni atau susu kedelai.

3. Sebagai bahan informasi dan manfaat bagi peneliti bahwa terdapat protein

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan di teliti, serta dapat membantu peneliti mengungkapkan suatu permasalahan yang terjadi. Keberhasilan suatu penelitian tidak lepas dari

metode yang akan di gunakan tersebut. Menurut penjelasan Sugiyono (2011:2) bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut

maka untuk menunjang tujuan tersebut, peneliti memerlukan desain atau

rancangan penelitian, desain penelitian yang penulis gunakan ialah desain eksperimental, karena dalam penelitian ini penulis memberikan kepada kelompok sampel untuk mengkonsumsi susu sapi murni sebelum dan setelah latihan beban

dan kelompok lainnya mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban. Mengenai desain penelitian, Arikunto (1987:3) menjelaskan bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

kausal) antara dua faktor yang sengaja di timbulkan oleh peneliti dengan mengelimir dan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa

mengganggu”. Mengenai hubungan kausal, Sugiyono (2011:37) menjelaskan bahwa “hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini

(20)

Dalam penelitian variabel independen (variabel yang mempengaruhi) yaitu mengkonsumsi susu sapi murni dan susu kedelai sebelum dan setelah latihan

beban, sedangkan variabel dependen (dipengaruhi) yaitu peningkatan massa otot pada tubuh. Pelaksanaan penelitian eksperimen ini dilakukan dengan cara

memberikan program latihan beban yang sama terhadap kedua kelompok yang mengkonsumsi susu sapi murni dan susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban yang di lakukan selama 18 kali pertemuan (6 minggu). Tujuan yang ingin

di capai dalam penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh susu sapi murni dan susu kedelai dalam peningkatan massa otot pada latihan beban.

B. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sumber data untuk menganalisis suatu penelitian. Munurut Sugiyono (2011:80) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi obyek dan benda-benda alam yang lain, selain itu juga populasi

bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

(21)

65

2. Sampel Penelitian

Keberadaan sampel dalam penelitian sangat penting, karena data yang

diteliti akan diperoleh dari sampel tersebut. Menurut Sugiyono (2011:81) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Dalam penelitian ini, peneliti lebih hati-hati dalam menentukan jumlah

sampel, karena akan di pertanggung jawabkan baik kualitas dan hasil penelitian tersebut. Menurut penjelasan Arikunto (2002:112) bahwa :

“Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar presentase sampel dari populasi, hasil penelitian semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang di kandung oleh subyek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi”.

Dari penjelasan diatas maka peneliti mengambil sampel sebanyak 12 orang member rebel gym yang bergender laki-laki usia antara 19-25 tahun. Dalam

pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknis Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive sample atau sampling kebetulan/seadanya Menurut Hasan (2002:68) menjelaskan bahwa :

“Teknik sampling kebetulan/seadanya adalah bentuk sampling nonprobabilitas dimana anggota sampelnya yang dipilih diambil berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan, atau dilakukan seadanya, seperti mudah ditemui atau dijangkau atau kebetulan ditemukan”.

Sedangkan menurut pendapat Surakhmad (1989:100) bahwa “Teknik Purposive sample adalah dengan sengaja menarik sampel (non random) karena

alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat sampel itu”. Dalam hal ini sifat sifat karakteristik sampel yang peneliti gunakan ialah bergender laki-laki usia antara

(22)

akan dilakukan, dan alasan peneliti mengambil jumlah sampel yang tidak banyak disebabkan karena pertimbangan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat

mengambil sampel yang besar dan jauh.

C. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian sangat penting membuat desain penelitian agar apa yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan desain penelitian eksperimen, sebagai bahan pengambilan data awal sebelum diberikan treatment dan data akhir setelah diberikan treatment. Untuk

mengumpulkan data-data dalam penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan suatu alat ukur persentase massa otot dalam tubuh yaitu Karada Scan Body

Composition Monitor HBF 362 dan meteran untuk mengukur tinggi badan dalam tes awal dan tes akhir. Adapun desain penelitian ini yang di gunakan adalah desain pretes-posttest control group design.

R : O1 ---X--- O2 R : O3 ---Y--- O4

Keterangan :

R = Random Sampling

O1 = Tes awal jumlah persentase massa otot pada tubuh kelompok A

O2 = Tes awal jumlah persentase massa otot pada tubuh kelompok B O3 = Tes akhir jumlah persentase massa otot pada tubuh kelompok A

(23)

67

Y = Perlakuan atau treatment kelompok B

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Menentukan populasi.

2. Memilih dan menentukan sampel. 3. Pembagian dua kelompok sampel.

4. Mengadakan tes awal jumlah persentase massa otot pada tubuh dengan

menggunakan alat Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 dan meteran (mengukur tinggi badan).

5. Melaksanakan treatment dengan program latihan beban, kelompok A mengkonsumsi susu sapi murni sebelum dan setelah latihan dan kelompok

B mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban.

6. Mengukur tes akhir jumlah persentase massa otot pada tubuh dengan menggunakan alat Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 dan

meteran (mengukur tinggi badan).

7. Hasil tes yang diperoleh kemudian diolah dengan statistik SPSS

8. Menguji hipotesis.

9. Pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian.

Agar lebih jelas dapat di lihat melalui langkah-langkah pengambilan dan pengolahan data penelitian yang peneliti lakukan dalam bentuk gambar di bawah

(24)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Populasi

Sampel

Tes awal

Treatment

Latihan Beban

Tes akhir

Pengolahan dan Analisiss Data

Kesimpulan Kelompok A

Mengkonsumsi 1 Liter Susu Sapi Murni

Kelompok B Mengkonsumsi 1 Liter

(25)

69

D. Definisi Operasional Variabel

Guna menghindari kemungkinan salah satu penafsiran terhadap istilah

yang digunakan dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang harus didefinisikan diantaranya:

1. Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara yang sederhana (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Penelitian ini membandingkan antara susu sapi murni dengan susu kedelai. 2. Pengaruh adalah efek atau suatu yang ditimbulkan oleh suatu hal (Kamus

Besar Bahasa Indonesia)

Penelitian ini mencari pengaruh perbedaan susu sapi murni dan susu kedelai

terhadap peningkatan massa otot.

3. Latihan ( Training) adalah “ proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya” (Harsono, 1988) yang di kutip oleh

Iman Imanudin (2008:13)

Latihan dalam penelitian ini yaitu menggunakan beban berupa barbell, dumbbell, dan alat mesin untuk latihan.

(26)

Latihan beban dalam penelitian ini menggunakan metode hypertrofi otot dengan sistem piramid yaitu beban untuk set 1 ringan, kemudian pada set-set

berikutnya makin lama makin berat.

5. Peningkatan massa otot adalah keadaan dimana serabut otot bertambah besar/tebal. Toruan (2008:29)

Peningkatan massa otot dalam peneltian ini menggunakan alat ukur Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 yang di ukur sebelum di berikan

treatment dan sesudah di berikan treatment berupa latihan beban selama 18 kali pertemuan.

E. Batasan Penelitian

Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah. Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan tetapi juga untuk

dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya. Tenaga, kecekatan, waktu, biaya dan lain sebagainya yang timbul

dari rencana tersebut.

Dalam penelitian ini di batasi langkah masalah bagaimana pengaruh susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada saat latihan

beban.

Penulis lebih mengarahkan penelitian ini sebagai berikut:

(27)

71

2. Variabel bebas ke-1 mengkonsumsi susu sapi murni sebelum dan setelah latihan beban.

3. Variabel bebas ke-2 mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban.

4. Variabel terikat meningkatkan massa otot dengan latihan beban.

5. Populasi penelitian ini adalah member rebel gym dan terbatas pada member yang bergender laki-laki dengan usia 19-25 tahun.

6. Sampel penelitian terdiri dari 12 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang mengkonsumsi susu sapi murni sebanyak 6

orang dan kelompok yang mengkonsumsi susu kedelai sebanyak 6 orang. 7. Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu dan 3 kali pertemuan dalam setiap

minggu sehingga total jumlah pertemuan yaitu 18 kali pertemuan.

8. Dalam penelitian ini, peneliti tidak memperhatikan makanan sehari hari yang di konsumsi oleh para sampel.

9. Tempat pelaksanaan treatment di rebel gym – lucky square mall.

10.Tes yang dilakukan adalah mengukur massa otot menggunakan alat Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362.

F. Instrument Penelitian

Dalam penelitian diperlukan suatu alat untuk memperoleh data, yang disebut juga sebagai instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2011:102) mengungkapkan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

(28)

instrument yang digunakan untuk memperoleh data jumlah persentase massa otot pada tubuh yaitu Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362.

Gambar 3.2

Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362

Perlengkapan yang digunakan untuk pengambilan tes hasil jumlah persentase massa otot pada tubuh yaitu :

1. Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362

2. Meteran (mengukur tinggi badan) 3. Alat tulis

4. Ruangan untuk pelaksanaan tes

Petunjuk menggunakan test alat Karada Scan Body Composition Monitor

HBF 362 yaitu :

1. Memakai pakaian olahraga

(29)

73

3. Setelah memasukan data kemudian sampel berdiri tegap diatas alat dengan posisi tangan menggenggam lurus kedepan pada pegangan alat sampai

membentuk sudut 90 derajat dengan tubuh.

4. Kemudian dalam waktu 10 detik akan tampak hasilnya berupa persentase

massa otot pada tubuh.

Gambar 3.3

Tes Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362

G. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data di perlukan suatu

perencanaan atau program latihan beban demi menunjang keberhasilan tujuan penelitian tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 minggu, mulai dari tanggal 24 September 2012 hingga 6 November 2012, dengan waktu latihan 3 kali

(30)

susu sapi murni sebelum dan sesudah latihan beban dan kelompok B mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan sesudah latihan beban.

Dalam penelitian ini susu sapi murni yang di konsumsi yaitu diperoleh dari agen penjualan susu sapi murni berlokasi di jl Ahmad yani. Sedangkan Susu

kedelai yang di konsumsi di peroleh dari tempat fitness Asia Gym yang berlokasi jln Tirtasari 3 Sarijadi.

[image:30.595.117.507.248.625.2]

1. Jadwal Latihan Beban

Tabel 3.1 Jadwal Latihan Beban

2. Pelaksanaan Latihan beban a. Pendahuluan

Sebelum memulai latihan, peneliti memberikan arahan dan penjelasan tentang tujuan latihan beban serta memberikan susu sapi murni dan susu kedelai terhadap dua kelompok sebelum melakukan latihan beban.

b. Pemanasan

Jadwal Latihan Beban

No Kelompok A Kelompok B Lokasi

1 Hari senin, pukul 19.00-20.30

Hari Selasa, pukul 16.30-18.00

Rebel gym Lucky Square

2 Hari Rabu, pukul 19.00-20.30

Hari kamis, pukul 16.30-18.00

Rebel gym Lucky Square

3 Hari Jumat, pukul 19.00-20.30

Hari sabtu, pukul 15.00-16.30

(31)

75

Sebelum melakukan latihan inti, terlebih dahulu melakukan pemanasan dengan peregangan statis dan dinamis, kurang lebih lima menit.

c. Latihan Inti

Pada latihan inti ini, sampel diberikan program latihan beban yang telah di

buat oleh peneliti dengan metode Hipertrofi. Kurang lebih latihan inti dilaksanakan selama 60 menit.

d. Pendinginan

Setelah latihan ini, para sampel melakukan pendinginan dengan peregangan statis dan dinamis. Pendinginan dilakukan kurang lebih 5

menit. e. Penutup

Setelah melakukan pendinginan dan latihan beban , para sampel diberikan arahan untuk mengkonsumsi susu sapi murni atau susu kedelai.

3. Cara Menentukan 1 Repetisi Maksimal. 3.1 Parameter Kekuatan

Intensitas 95% 1 kali repetisi

Intensitas 75% 5 kali repetisi

(32)

Contoh :

Jojo dengan berat badan 60 kg. dia melatih dada dengan gerakan bench press, beban 20 kg hanya mampu mengangkat 4 kali repetisi. Maka untuk mencari beban

1 repetisi maksimal yaitu

Maka beban repetisi maksimal Jojo ialah 25 kg 1RM.

Untuk meningkatkan hypertrofi otot beban latihan yang di gunakan ialah 30-60%

dari kekuatan maksimal.

Repertisi 30 % = 14 kali pengulangan Repetisi 60 % = 8 kali pengulangan

Jika Jojo menggunakan beban dengan intensitas 60 %. berikut penghitungannya :

Jadi Jojo mampu mengangkat beban 15 kg yaitu dengan 8 kali pengulangan (repetisi).

4. Program Latihan Beban Dengan Metode Hypertrofi

No Pertemuan

ke Hari/Tanggal Uraian Program Latihan Beban

1 1

Kelompok A Senin/24

September 2012

 Tes awal mengukur presentase massa otot pada tubuh

(33)

77

Kelompok B Selasa/25 September 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

 Machine Bench Presses  Machine Incline Presses  Machine Decline Presses  Machine Flying

 Machine Curl

 Machine Hammer Curl  Concentration Curl  Machine Crunches  Machine Trunk Rotations  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

2 2

Kelompok A Rabu/26

(34)

September 2012

Kelompok B Kamis/27 September 2012

bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :  Chin up

 Front Lat Pull Downs  Seated Machine Rows  One Arm Dumbbell Rows  Pushdown

 Seated Dumbbell Tricep Extensions

 Seated Machine Pusdown  Knee Up

 Dumbbel Side Bends  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

3 3

Kelompok A Jumat/28

September 2012

(35)

79

Kelompok B Sabtu/29

September 2012

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

 Seated Dumbbell Presses  Front Dumbbell Raises  Lateral Dumbbell Raises  Incline Hack Squat  Leg Extensions  Lying Leg Curls  Barbel Curl

 Hammer Dumbbell Curls  Tricep Dips

 Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

4 4

Kelompok A Senin/1 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

(36)

Kelompok B Selasa/2 Oktober 2012

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

 Machine Incline Presses  Dumbbell Presses  Dumbbel Pullovers  Cable Crossover Flys  Preacher Curls  Alternative Curls  Seated Machine Curl  Chair Sit up

 Roman Chair Side Bend  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

5 5

Kelompok A Rabu/3 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

(37)

81

Kelompok B Kamis/4 Oktober 2012

latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

 Front lat Pull Downs

 Close Gripp Lat Pull Downs  Freestanding T-Bar Rows  Deadlifts

 Reverse Push Down  Tricep Kickbacks

 Seated Machine Pusdown  Incline Leg Raises

 Roman Chair Side Bend  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

6 6

Kelompok A Jumat/5 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

(38)

Kelompok B Sabtu/6 Oktober 2012

menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :  Military Presses  Upright rows

 Pec deck Rear-Delt Lateral  Angled Leg Presses

 Seated Calf Raises  Seated Leg Curls  Machine Curl  Wrist Curl

 Seated Dumbbell Tricep Extensions

 Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

7 7

Kelompok A Senin/8 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

(39)

83

Kelompok B Selasa/9 Oktober 2012

RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

 Machine Chest Presses  Incline Dumbbel Presses  Machine Decline Presses  Batterfly

 Dumbel Bisep Curl  Hammer Dumbbell Curls  Seated Machine Curl  Inline Bench Sit ups  Dumbbel Side Bends  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

8 8

Kelompok A Rabu/10 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

(40)

Kelompok B Kamis/11 Oktober 2012

sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :  Chin up

 Reverse Grip Lat Pulldown  One arm Dumbbell Rows  Bent Rows

 EZ Bar Tricep Extensions  One arm Pushdown

 Dumbell Tricep Extensions  Hanging Leg Raises

 Machine Trunk Rotations  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

9 9

Kelompok A Jumat/12 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

(41)

85

Kelompok B Sabtu/13 Oktober 2012

 Istirahat di setiap gerakan 1-2 menit.

 Bentuk Latihan :

 Seated Dumbbell Presses  Low Pulley Front Raises  Dumbbell Shrugs

 Lunges

 Leg Extensions  Seated Machine Hip

Abductions  Cable Bisep Curl  Reverse wrist curls  Tricep Kickbacks

 Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

10 10

Kelompok A Senin/15 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

(42)

Kelompok B Selasa/16 Oktober 2012

menit.

 Bentuk Latihan :

 Machine Incline Presses  Dumbbell Presses

 Decline Dumbbell Presses  Barbell Pullovers

 Alternative Curls  Machine Hammer Curl  Concentration Curl  Calves Over Bench Sit up  Roman Chair Side Bend  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

11 11

Kelompok A Rabu/17 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

(43)

87

Kelompok B Kamis/18 Oktober 2012

 Front Lat Pull Downs  Seated Cable Row

 Freestanding T-Bar Rows  Dumbbell Row Standing  Pushdown

 Seated Machine Pusdown  Tricep Dips

 Seated Crunch  Broomstick Twist  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

12 12

Kelompok A Jumat/19 Oktober 2012

Kelompok B

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

(44)

Sabtu/20 Oktober 2012

 Squat

 Leg Extensions  Lying Leg Curls

 Close Grip EZ bar Bisep Curl  Seated Dumbbell Tricep

Extensions  Wrist Curl

 Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

13 13

Kelompok A Senin/22 Oktober 2012

Kelompok B Selasa/23

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :  Bench presses

(45)

89

Oktober 2012  Hammer Dumbbell curls  Seated Machine Curl  Suspended Bench Sit ups  Machine Trunk Rotations  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

14 14

Kelompok A Rabu/24 Oktober 2012 Kelompok B Kamis/25 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :  Chin up

 Close Gripp Lat Pull Downs  Row Bent Over Two arm  Back Extensions

 Reverse Push Down  One Arm Pushdown

(46)

 Dumbbel Side Bends  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

15 15

Kelompok A Senin/29 Oktober 2012

Kelompok B Selasa 30 Oktober 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :  Military Presses

 Bent over Lateral Raises  Low Pulley Front Raises  Incline Hack Squat  Seated Leg Curls  Seated Calf Raises  Preacher Curls

(47)

91

 Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

16 16

Kelompok A Rabu/31 Oktober 2012 Kelompok B Kamis/1 November 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

 Machine Incline Presses  Machine Chest Presses  Decline Dumbbell Presses  Dumbbel Pullovers  Decline Dumbbell Presses  Dumbbel Pullovers  Cable Bisep Curl

(48)

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

17 17

Kelompok A Jumat/2

November 2012

Kelompok B Sabtu/3

November 2012

 Mengkonsumsi susu murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

 Front lat Pull Downs  Reverse Grip Lat Pulldown  Seated Machine Rows  EZ Bar Bent over Row  Pushdown

 EZ Bar Tricep Extensions  Tricep Dips

 Incline Leg Raises  Roman Chair Side Bend  Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

(49)

93

18 18

Kelompok A Senin/5 November 2012 Kelompok B Selasa/6 November 2012

 Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

 Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)

 Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%

 Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)

 Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set

 Banyaknya repetisi 8-14 kali  Istirahat di setiap gerakan 1-2

menit.

 Bentuk Latihan :

 Seated Dumbbell Presses  Lateral Dumbbell Raises  Barbell Shrugs

 Angled Leg Presses  Deumbbell Lunges  Seated Machine Hip

Abductions  Alternative Curls  Reverse Push Down  Wrist Curl

 Pendinginan (cooling down)  Mengkonsumsi susu sapi murni

bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B

(50)

massa otot pada tubuh

(menggunakan alat Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362).

5. Bentuk/Gerakan Latihan Dan Otot Yang Terlatih 5.1 Bentuk/Gerakan Latihan Dada

a. Machine Bench Presses, Dambbell Presses, Machine Chest Presses, Otot yang

terlatih ialah :

1. Pectoralis major, Stemocostal head

2. Anterior deltoid

3. Triceps brachii : Medial head, Long head

b. Machine Incline Presses, Incline Dambbell Presses, Otot yang terlatih ialah :

1. Pectoralis major, Clavicular Head 2. Anterior deltoid

3. Triceps brachii : Medial head, Long head

c. Machine Decline Presses, Decline Dambbell Presses, Otot yang terlatih ialah : 1. Pectoralis major,Abdominal head

2. Triceps brachii : Medial head, Long head d. Machine Flying, Otot yang teraltih ialah :

1. Pectoralis major, Stemocostal head

(51)

95

2. Pectoralis minor

f. Dummbbell Pullovers, Barbell Pullover, Otot yang terlatih ialah :

1. Pectoralis major, Stemocostal head 2. Serratus anterior

3. Triceps brachii : Long head 4. Latissimuss dorsi

5. Teres major

5.2 Bentuk/Gerakan Latihan Punggung a. Chin ups, Otot yang terlatih ialah :

1. Teres major

2. Rhomboid minor 3. Rhomboid major 4. Latissimus dorsi

5. Trapezius, lower portion 6. Bicephs brachii

7. Brachioradialis 8. Brachialis

b. Front Lat Pull Downs, Otot yang terlatih ialah :

1. Teres major 2. Latissimus dorsi

(52)

2. Rhomboid major 3. Trapezius

4. Latissimus dorsi 5. Posterior deltoid

6. Brachioradialis

d. One Arm Dumbbell Rows, Otot yang terlatih ialah : 1. Trapezius

2. Rhomboid major 3. Latissimus dorsi

4. Teres major 5. Bicephs brachii

6. Brachioradialis 7. Brachialis

8. Posterior Deltoid

e. Close Gripp Lat Pull Downs, Otot yang terlatih ialah : 1. Teres major

2. Latissimus dorsi 3. Bicephs brachii 4. Brachioradialis

5. Brachialis

f. Freestanding T-Bar Rows, Otot yang terlatih ialah :

(53)

97

3. Rhomboid major 4. Latissimus dorsi

5. Teres major 6. Teres minor

7. Brachioradialis 8. Brachialis

9. Erector spinae, under the thoracolumbar fascia

10.Posterior Deltoid

g. Deadlifts, Otot yang terlatih ialah :

1. Splenius capitis 2. Levator scapula

3. Trapezius 4. Teres major 5. Rhomboid major

6. Latissimus dorsi 7. Gluteus maximus

8. Rectus femoris 9. Semitendinosus 10.Semimemnranosus

11.Vastus medialis

12.Biceps femosris, long head

13.Vastus lateralis

(54)

h. Bent Rows, Otot yang terlatih ialah : 1. Trapezius

2. Posterior deltoid 3. Infraspinatus

4. Teres major 5. Teres minor 6. Rhomboid major

7. Latissimus dorsi 8. Bicephs brachii

9. Brachioradialis 10.Brachialis

i. Back Extensions, Otot yang terlatih ialah :

1. Spinalis Thoracis, Longissimus Thoracis, Lliocostalis Thoracis 2. Quadratus lumborum

3. Lliocostalis Lumborum 4. Gluteus Maximus

5. Semitendinosus 6. Semimembranosus

7. Biceps Femoris : Long Head, Short Head

5.3 Bentuk/Gerakan Latihan Bahu

(55)

99

2. Triceps brachi : Medaial head, Lateral head, Long head b. Front Dumbbell Raises, Otot yang terlatih ialah :

1. Middle deltoid, Anterior deltoid 2. Pectoralis major Clavicular head

c. Lateral Dumbbell Raises, Otot yang terlatih ialah : 1. Middle deltoid, Posterior deltoid, Anterior deltoid 2. Trapezius

d. Military Presses, Otot yang terlatih ialah :

1. Middle deltoid, Posterior deltoid, Anterior deltoid

2. Triceps brachi : Medaial head, Lateral head, Long head 3. Supraspinatus

e. Pec deck Rear-Delt Lateral, Otot yang terlatih ialah : 1. Middle deltoid, Posterior deltoid, Anterior deltoid 2. Trapezius : Upper portion, Middle portion

3. Infraspinatus 4. Teres Minor

5. Trapezius : Lower portion 6. Rhomboid

f. Dumbbell Shrug, Otot yang terlatih ialah :

1. Trapezius 2. Levator scapula

3. Rhomboid

(56)

1. Middle deltoid, Posterior deltoid, Anterior deltoid h. Bent-over Lateral Raises, Otot yang terlatih ialah :

1. Middle Deltoid, Posterior Deltoid, Anterior Deltoid 2. Trapezius

3. Infraspinatus 4. Teres minor

5.4 Bentuk/Gerakan Latihan Kaki

a. Incline Hack squat, Otot yang terlatih ialah :

1. Quadriceps : Vastus lateralis, Rectus femoris, Vastus medialis b. Leg extensions, Angled leg presses, Otot yang terlatih ialah :

1. Quadriceps : Vastus lateralis, Rectus femoris, Vastus medialis, Vastus intermedius

c. Lying Leg Curls, Seated Leg Curl, Otot yang terlatih ialah :

1. Semimembranosus

2. Biceps femoris : Short head, Long head

3. Semitendinosus 4. Gastrocnemius

d. Squat, Otot yang terlatih ialah :

1. Quadriceps : Vastus lateralis, Rectus femoris, Vastus medialis, Vastus intermedius

(57)

101

e. Seated Calf Raises, Otot yang terlatih ialah : 1. Soleus

f. Lunges, Otot yang terlatih ialah : 1. Gluteus maximus

2. Quadriceps : Vastus lateralis, Rectus femoris, Vastus Mmedialis, Vastus intermedius

g. Seated Machine Hip Abduction, Otot yang terlatih ialah :

1. Gluteus Maximus 2. Gluteus Medius

5.5.Bentuk/Gerakan Lengan Biceps

a. Machine Curl, Concetration curl, Preacher Curl, Otot yang terlatih ialah : 1. Brachialis, Bicep brachii

b. Machine hammer curl, Hammer Dambbell Curl, Otot yang terlatih ialah :

1. Brachialis, Bicep brachii, Brachioradialis c. Barbell Curl, Otot yang terlatih ialah :

1. Biceps Brachii : Long head, Short head 2. Brachialis

d. Barbell Curl,Dambbell Biceps Curl, Cable Biceps Curl, Otot yang terlatih

ialah :

1. Brachialis, Bicep brachii, Brachioradialis, Anterior deltoid

e. Wrist Curl, Otot yang terlatih ialah :

(58)

2. Flexor pollicis longus 3. Flexor carpi radialis

4. Palmaris longus 5. Flexor carpi ulnaris

5.6 Bentuk/Gerakan Lengan Triceps

a. Pushdown, Seated Dambbell Tricep Extensions,Tricep Dips, Otot yang

terlatih ialah :

1. Triceps brachii : Lateral head, Long head, Medial head

2. Anconeus

b. Reverse Pushdowns, One Arm Reverse Pushdowns, Otot yang terlatih ialah :

1. Triceps brachii : Lateral head, Long head, Medial head 2. Extensor Ccrpi radialis brevis

3. Extensor digitorum

4. Extensor carpi ulnaris

5. Extensor carpi radialis longus

6. Anconeus

c. Tricep Kickbacks, Otot yang terlatih ialah : 1. Triceps brachii : Lateral head, Long head

2. Anconeus

f. EZ Bar Tricep Extensions, Otot yang terlatih ialah :

(59)

103

1. Extensor carpi radialis longus 2. Extensor carpi radialis brevis

3. Extensor digitorum 4. Extensor digiti minimi

5. Extensor carpi ulnaris 6. Extensor indicis

5.7 Bentuk/Gerakan Latihan Perut

a. Machine Crunches, Knee up, Incline Leg Raises, Incline Bench Sit-up,

Hanging Leg Raises, Calves Over Bench Sit-up, Suspended Bench Sit-up, Otot yang terlatih ialah :

1. External oblique 2. Rectus abdominis 3. Tensor fascia lata

4. Quadriceps, rectus femoris

b. Machine Trunk Rotations, Dambbell Side Bends, Roman Chair Side Bends,

Otot yang terlatih ialah : 1. Rectus abdominis 2. External oblique

3. Internal oblique, under the aponeurosis 4. Pyramidalis

(60)

2. External oblique

3. Internal oblique, In deep

(Sumber : Frederic Delavier, second edition “Strength Training Anatomy”)

6. Takaran Pemberian Susu

Pada sampel kelompok A mengkonsumsi susu sapi murni dan kelompok B

mengkonsumsi susu kedelai, masing masing diberikan sebanyak 1 liter susu sapi murni dan susu kedelai. Dalam 1 liter ini di bagi menjadi dua, yaitu

masing-masing kedua sampel diberikan susu sebanyak 500 ml di konsumsi sebelum latihan beban dan 500 ml. di konsumsi setelah latihan beban. Menurut Organisasi

Kesehatan Sedunia (World Healt Organization=WHO) yang di kutip oleh (Toruan, 2008:11) bahwa „Kebutuhan tubuh akan protein adalah 0.8 gr/per kg berat badan untuk orang yang tidak aktif‟. Jadi jika seseorang yang berat

badannya 60kg harus mengkonsumsi 48 gr protein.

Dalam 1 liter susu sapi murni mengandung 32 gr protein, sedangkan dalam

(61)
[image:61.595.112.508.133.648.2]

105

Tabel 3.3 Komposisi Gizi Susu Kedelai Cair dan Susu Sapi (dalam 100 gram)

Sumber : Muchtadi (2010:62)

Peneliti memberikan susu sapi murni dan susu kedelai sebelum latihan

karena pada saat melakukan aktivitas latihan beban di butuhkan energi, dan energi tersebut di peroleh dari sumber makanan atau minuman yang di konsumsi. Hal ini sesuai penjelasan Yusup (2008:88) bahwa :

“Energi untuk suatu kontraksi otot di peroleh dari proses penguraian senyawa kimia, yaitu yang disebut adenosine trifosfat (adenosine triphosphat/ATP). Proses ini terjadi di mitochondria (mitochondrium) serabut otot. Kuantitas ATP dalam serabut otot terbatas. Pada awal aktivitas fisik, energi untuk kontraksi otot dan ATP yang tersedia pada serabut-serabut otot. Pada proses selanjutnya, energi untuk kontraksi otot diperoleh dari ATP yang dibentuk melalui proses giloklisis (glycolysis) glikogen, lemak dan protein serta, risintesis dan asam laktat (lactic acid) dan asam piruvik (piruvik acid).ATP ini diperoleh dari makanan yang kita makan, yaitu hasil proses pencernaan. Jadi sumbernya adalah karbohidrat, lemak dan protein yang dimakan”.

Dan peneliti memberikan susu sapi murni dan susu kedelai 2 jam sebelum latihan. Hal ini di jelaskan dari sumber (http:www.rochem wordpress.com)

“Suplai protein dari makanan biasanya Cuma bisa bertahan 2-3 jam, maka di anjurkan setiap 2-3 jam kita mengkonsumsi protein agar bila

Komponen Susu Kedelai Susu Sapi

(62)

protein yang kita makan sebelumnya telah habis di gunakan/di serap tubuh maka kebutuhan protein yang masih diperlukan tubuh tidak diambil dari otot kita sendiri, tetapi diperoleh dari konsumsi protein yang kita lakukan setiap 2-3 jam itu”.

Dan mengenai penyerapan protein di dalam tubuh yang kita konsumsi, muchtadi (2010:35-36) menjelaskan bahwa :

[image:62.595.117.512.236.607.2]

“Protein diserap melalui dinding usus sebagai asam-asam amino dan di alirkan melalui saluran darah (vena porta) ke hati. Asam-asam amino tersebut di serap dengan cara difusi aktif, menggunakan protein pembawa (carrier protein) dan dengan bantuan na-pump.Didalam hati asam-asam amino tersenut di metabolisme, disintesis menjadi protein yang kemudian akan menjadi protein hati atau protein plasma (darah), ditransportasikan dalam darah sebagai asam amino bebas, yang kemudian dapat digunakan oleh jaringan lain (ekstra-hepatik) untuk disintesis menjadi protein atau digunakan sebagai sumber energi (ATP) setelah mengalami deaminasi, kemudian akan menghasilkan urea yang akhirnya akan di buang oleh ginjal bersama urine”.

Gambar 3.4 1 Liter Susu Sapi Murni

Kemudian peneliti memberikan susu sapi murni dan susu kedelai setelah

latihan beban. Hal ini sesuai dengan penjelasan Hamid (2007:124) bahwa :

(63)

107

intensif. Keadaan ini mengkondisikan tubuh kita agar secara segera mensuplai karbohidrat dan protein untuk memulai proses pemulihan. Apabila tubuh gagal mendapatkan asupan karbohidrat dan protein segera sesudah latihan, maka tubuh akan mulai memecahkan atau mengurai protein yang berasal dari otot untuk dikembalikan kedalam liver. Hal ini yang disebut sebagai keadaan pengempisan atau penyusutan otot (katabolik) akibat tubuh memakan ototnya sendiri untuk mempertahankan hidup”.

Dan menurut pemaparan Toruan (2008:53) bahwa “Protein yang diserap

[image:63.595.112.513.258.613.2]

dengan cepat, misalkan whey dan asam amino, mempunyai efek moderat untuk mencegah pemecahan otot yang terjadi akibat latihan, tetapi memiliki efek pemulihan dan pembentukan otot 68% lebih besar”.

Gambar 3.5 1 Liter Susu Kedelai

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian di peroleh. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistika agar diperoleh suatu data akhir atau kesimpulan yang benar. Adapun langakah-langkah yang

(64)

a. Uji Wilcoxon

Uji wolcoxon ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

atau tidak pada susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban yang dapat di lihat dari nilai asymp. Sig. (2-tailed) / asymptotic

significance.

b. Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara susu sapi murni dengan susu kedelai terhadap peningktan massa

otot pada latihan beban yang dapat di lihat dari nilai rank.

(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan di buat berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tentang perbandingan pengaruh susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban. Maka dari itu penulis dapat mengambil beberapa

kesimpulan di bawah ini :

1. Terdapat pengaruh dari pemberian susu sapi murni terhadap peningkatan

massa otot pada latihan beban

2. Terdapat pengaruh dari pemberian susu kedelai terhadap peningkatan massa

otot pada latihan beban

3. Susu kedelai memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban di bandingkan dengan susu sapi murni.

B. Saran

Berdasarkan proses dan hasil kajian mengenai perbandingan pengaruh susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban. Maka saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Lakukan latihan beban dengan metode latihan yang benar dan efektif sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

(66)

di konsumsi guna membantu mencapai peningkatan massa otot yang lebih baik.

3. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel bergender laki-laki sehingga di harapkan kedepannya jika ingin membantu meningkatkan massa

otot dengan latihan beban, ada alternative selain mengkonsumsi suplement yaitu ada nutrisi protein yang bernilai tinggi dalam membantu meningkatkan massa otot yaitu susu kedelai.

4. Diharapkan kedepannya di lakukan penelitian mengenai nutrisi yang lain, sehingga hasil penelitian dapat dijadikan alternatif untuk membantu dalam

meningkatkan massa otot.

5. Diharapkan kedepannya dilakukan penelitian dengan ditambahkannya lagi

pertemuan latihan beban dengan lebih dari 6 minggu untuk meningkatkan massa otot.

6. Dalam penelitian ini, peneliti tidak memperhatikan makanan yang di

konsumsi sehari-hari oleh para sampel, kedepannya di harapkan jika ingin mengadakan kembali penelitian yang berhubungan dengan nutrisi, lebih baik

harus memperhatikan nutrisi makanan sehari-hari yang di konsumsi oleh para sampel tersebut.

7. Peningkatan massa otot yang optimal tidak hanya dengan latihan beban,

(67)

122

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat yang besar bagi

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Cahyadi, Wisnu. (2009). Kedelai Khasiat Dan Teknologi. Jakarta : Bumi Aksara. Giriwijoyo, Santosa. et al. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Habibudin, tjetjep. (2006). Ilmu Faal. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamid, Laila. et al. (2007

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1  Desain Penelitian
Gambar 3.2 Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362
+6

Referensi

Dokumen terkait

Filosofi membantu pendidik untuk melakukan refleksi pada masalah- masalah kunci dan konsep-konsep dalam pendidikan melalui pertanyaan- pertanyaan seperti Apa

dalam implementasi pendekatan CTL ( Contextual Teaching and Learning ) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Purwoyoso 01 Ngaliyan Semarang tahun

mempengaruhi lingkungan fisik kimiawi, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial budaya, eksploitasi sumber daya air yang pemanfaatannya berpotensi menimbulkan

Kepada para bapak/ibu, para hadirin semua saya sampaikan banyak terima kasih atas kesediaan meluangkan waktu dan kesabarannya mengikuti pengukuhan ini hingga

This study was intended to investigate whether the inductive teaching of grammar through reading passages to the eighth grade students yielded significantly different result

Bahan Baku Utama yang digunakan dalam pembuatan permen soft candy adalah ekstrak kulit buah naga, gula pasir (sukrosa), sorbitol, gum arab, karagenan, gelatin,

l\4ahasiswa yang akan diuji :.. Nama :

[r]