PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT
PADA LATIHAN BEBAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
DEDEN SAEFUL AZHAR 0800631
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT
PADA LATIHAN BEBAN
Oleh :
DEDEN SAEFUL AZHAR
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan
© Deden Saeful Azhar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN DEDEN SAEFUL AZHAR
0800631
PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PADA LATIHAN
BEBAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP. 19750812001121001
Pembimbing II,
dr. Imas Damayanti, M.Kes. NIP. 198007212006042001
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI,
ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGARUH SUSU SAPI MURNI DENGAN SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PADA LATIHAN
BEBAN
Pembimbing I : Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II : dr. Imas Damayanti, M.Kes.
Oleh :
Deden Saeful Azhar 0800631
Dalam latihan beban untuk meningkatakan massa otot yaitu menggunakan metode latihan hypertrofi otot. Dan selain latihan beban untuk meningkatkan massa otot yaitu perlu adanya nutrisi protein yang baik untuk membantu meningkatkan massa otot. Dalam penelitian ini nutrisi yang di konsumsi ialah susu sapi murni dan susu kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh susu sapi murni dengan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban.
Pengambilan data dilakukan pada bulan September hingga bulan November 2012 di Rebell Gym lucky square mall. Penelitian ini menggunakan metode penelitian exsperimen dengan populasi member rebel gym dan sampel yang di ambil sebanyak 12 orang dengan usia 19-25 tahun. Dengan pembagian 2 kelompok, 6 orang mengkonsumsi susu sapi murni dan 6 orang mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban.
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukan adanya pengaruh terhadap peningkatan massa otot yang mengkonsumsi susu sapi murni dan susu kedelai serta terdapat perbedaan yang signifikan di antara kedua nutrisi susu tersebut.
Diharapkan kedepannya dilakukan penelitian untuk meningkatkan massa otot dengan nutrisi protein yang lain dan dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi pelaku latihan beban.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A. Susu Sapi Murni ... 9
1. Susu ... 9
2. Kandungan Susu Sapi Murni ... 11
2.1 Lemak Susu ... 11
2.2 Protein Susu ... 12
2.3 Karbohidrat Susu ... 13
3. Manfaat Susu ... 14
4. Pengolahan Susu Sapi Murni ... 15
B. Susu Kedelai ... 17
1. Kedelai ... 17
2. Susu Kedelai dan Kandungan Gizi Susu Kedelai ... 18
3. Manfaat Susu Kedelai ... 22
4. Proses Pembuatan Susu Kedelai ... 24
C. Latihan Beban ... 28
1. Latihan... 28
2. Latihan Beban ... 29
3. Komponen-komponen Fisik Dasar ... 30
3.1 Kekuatan (Strength) ... 30
3.2 Kelentukan (Flexibility) ... 32
3.3 Kecepatan Gerak ... 33
4. Metode Dan Sistem Latihan Weight Training
(Latihan Beban) ... 36
4.1 Set Sistem ... 36
4.2 Super Set ... 36
4.3 Split Routines ... 36
4.4 Multi Poundage ... 37
4.5 Burn Out ... 37
4.6 Sistem Piramid ... 37
D. Otot ... 38
1. Otot ... 38
2. Struktur Fisik Otot Lurik ... 40
3. Pengelompokan Otot Berdasarkan Bentuknya ... 42
4. Pengelompokan Otot Berdasarkan Cara Kerja/Fungsi Otot ... 43
5. Hypertrofi Otot ... 44
6. Kontraksi Otot ... 46
7. Sistem Pembentukan Energi Untuk Kontraksi Otot... 48
7.1 Sistem An aerobic ATP-PC ... 48
7.2 Sistem Asam Laktat ... 49
7.3 Sistem Aerobik ... 50
E. Latihan Beban Meningkatkan Massa Otot ... 50
F. Susu Murni Meningkatkan Massa Otot Pada Latihan Beban .. 52
G. Susu Kedelai Meningkatkan Massa Otot Pada Latihan Beban 56 H. Kerangka Pemikiran ... 59
I. Hipotesis ... 62
BAB III METODE PENELITIAN ... 63
A. Prosedur Penelitian... 63
B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 64
1. Populasi Penelitian ... 64
2. Sampel Penelitian ... 65
C. Desain Penelitian ... 66
D. Definisi Operasional... 69
E. Batasan Penelitian ... 70
F. Instrumen Penelitian... 71
G. Pelaksanaan Penelitian ... 73
1. Jadwal Latihan Beban ... 74
2. Pelaksanaan Latihan Beban... 74
3. Cara Menentukan 1 Repetisi Maksimal ... 75
4. Program Latihan Beban Dengan Metode Hypertrofi ... 76
5. Bentuk/Gerakan Latihan Dan Otot Yang Terlatih ... 94
5.1 Bentuk/Gerakan Latihan Dada ... 94
5.2 Bentuk/Gerakan Latihan Punggung ... 95
5.3 Bentuk/Gerakan Latihan Bahu ... 98
5.5 Bentuk/Gerakan Latihan Lengan Biceps ... 101
5.6 Bentuk/Gerakan Latihan Lengan Triceps ... 102
5.7 Bentuk/Gerakan Latihan Perut ... 103
6. Takaran Pemberian Susu ... 104
H. Teknik Pengolahan Data ... 107
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 109
A. Pengolahan Data... 109
1. Susu Sapi Murni ... 110
1.1 Uji Wilcoxon ... 111
2. Susu Kedelai ... 113
2.1 Uji Wilcoxon ... 114
3. Uji (Uji Mann-Whitney) Perbedaan Susu Sapi Murni Dengan Susu Kedelai ... 116
B. Pembahasan Data ... 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 120
A. Kesimpulan ... 120
B. Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 123
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Komposisi Susu Kedelai Dan Susu Sapi Per 100 gram ... 19
2.2 Kandungan Asam Amino Esensial Biji Kedelai ... 20
2.3 Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan ... 21
2.4 Komposisi Kimia Biji Kedelai Kering Per 100 gram... 21
3.1 Jadwal Latihan Beban ... 74
3.2 Program Latihan Beban Dengan Metode Hypertrofi ... 76
3.3 Komposisi Gizi susu Kedelai Cair Dan Susu sapi (dalam 100 gram) ... 105
4.1 Data Hasil Tes Massa Otot Kelompok Yang Mengkonsumsi Susu Sapi Murni ... 110
4.2 Wilcoxon Signed Rank Test ... 111
4.3 Data Hasil Tes Massa Otot Kelompok Yang Mengkonsumsi Susu Kedelai ... 113
4.4 Wilcoxon Signed Rank Test ... 114
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Anatomi Otot ... 40
2.2 Pembesaran Potongan Melintang Sebuah Otot Utuh ... 46
2.3 Ilustrasi Aktivitas Otot Rangka Berdasarkan Strukturnya ... 47
3.1 Desain Penelitian ... 68
3.2 Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 ... 72
3.3 Tes Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 ... 73
3.4 1 Liter Susu Sapi Murni ... 106
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Program Latihan ... 126
B. Foto-foto Penelitian ... 163
C. Pengolahan Statistik ... 166
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latihan beban merupakan olahraga yang sangat terkenal dan marak pada
waktu sekarang ini. Latihan beban sudah menjadi kegiatan olah tubuh yang semakin diminati baik muda maupun orang dewasa, latihan beban ini bisa kita
jumpai dimana saja, misalnya di pusat latihan olahraga, di wilayah kampus, di pusat perkotaan dan di hotel-hotel berbintang. Pada umumnya olahraga ini
biasanya dilakukan di dalam ruangan oleh karena itu, dapat dilakukan kapan saja pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari saat orang mulai pulang dari kerja. Latihan beban ini untuk meningkatkan kemampuan fungsional otot dan perlu
dilatih menggunakan beban yang dapat berupa berat badan sendiri (berat beban internal) atau beban yang berasal dari luar (beban external). Setiap latihan
hendaknya lebih mengarah terhadap suatu perubahan, baik perubahan secara anatomis, fisiologis dan kejiwaan. Latihan menurut (Harsono, 1988) yang di kutip oleh Iman Imanudin (2008:13) bahwa „Latihan adalah proses yang sistematis
dalam berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya‟. Dan pengertian olahraga itu
sendiri di jelaskan oleh Giriwijoyo (2010:41) bahwa “Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya”. Salah satu tujuan orang
Latihan beban merupakan gerakan sederhana dan sistematis dimana bebannya hanya sebagai alat untuk menambah kekuatan otot dan bermanfaat
banyak bagi proses tubuh ideal. Tujuan Latihan beban ialah untuk meningkatkan kemampuan otot, menjaga kesehatan tubuh dan menjaga penampilan atau
membentuk tubuh menjadi lebih menarik dengan melihatkan otot-otot. Kita dapat melakukan latihan beban kapan saja di waktu senggang. Mengapa orang sangat tertarik pada latihan beban, alasannya sangat sederhana sekali karena secara
dramatis keadaan otot dengan latihan beban menghasilkan pembentukan otot menjadi lebih baik, yang berakibatkan perubahan pada postur tubuh menjadi
atletis, akan tetapi harus dilakukan dengan latihan yang teratur dan terprogram. Maka pada serat otot akan mengalami pembesaran yang berakibat bertambahnya
massa otot menjadi lebih besar dan akan mengakibatkan perubahan bentuk tubuh. Menurut (bouchart, et.al) yang di kutip oleh Yusup (2008:86) „Dalam otot seseorang presentase kedua jenis serabut otot banyak di temukan oleh faktor
keturunan (genetically), namun melalui proses latihan yang sistematis dan intensif presentase ini dapat berubah‟. Sedangkan menurut Toruan (2008:18)
mengungkapkan “Ada beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk menambah
massa otot. Pertama-tama otot harus ada rangsang atau stimulasi untuk tumbuh. Hal ini hanya dilakukan dengan latihan beban”. Maka dengan latihan secara
teratur sesuai program akan memperoleh otot yang besar, dan perubahan otot menjadi besar yang berakibat perubahan pada bentuk tubuh. Menurut Toruan
3
adalah sebagai alat penggerak aktivitas tubuh”. Jadi dengan menambah massa otot
maka bentuk tubuh kita akan menjadi lebih indah, pergerakan kita menjadi lebih
fleksibel, lebih cepat dan lebih energik. Massa otot yang lebih besar akan membantu membakar kalori lebih banyak yang berarti kita akan mengurangi
kegemukan.
Untuk mendapatkan fungsi otot yang optimal selain latihan beban yang baik dan benar maka butuh dukungan nutrisi yang sehat. Hal ini di jelaskan oleh
Toruan (2008:145) bahwa “Tanpa latihan beban maka tidak ada rangsang untuk bertumbuh lebih besar, karena itu untuk memperbesar massa otot yang harus dilakukan adalah latihan beban, PLUS nutrisi yang cukup”. Menurut Sulianti
(2008:29) “Nutrisi yaitu keseluruhan proses penerimaan dan pengubahan
bahan-bahan makanan ke dalam bentuk zat-zat yang dapat digunakan untuk memelihara fungsi tubuh”. Nutrisi tersebut bisa di peroleh dari karbohidrat, lemak, dan
protein. Dalam pengaplikasian latihan beban ketiga sumber nutrisi tersebut sangat
di butuhkan, namun peranan protein dalam aplikasi latihan beban adalah nutrisi yang menjadi bahan dasar pembentukan otot. Kini sudah banyak tempat fitness
yang menyediakan dan menjual suplement-suplement sebagai bahan nutrisi untuk membantu meningkatkan massa otot pada tubuh. Ada beberapa macam suplement yang fungsinya untuk menurunkan kadar lemak, menambah berat badan, dan
meningkatkan massa otot. Namun dari ketiga fungsi tersebut peningkatan massa otot merupakan tujuan spesifik yang paling ingin dicapai oleh pelaku latihan
menjadi masalah, mereka mampu membeli suplement tersebut walaupun harganya yang mahal. Sedangkan bagi kalangan menengah ke bawah, mereka tidak mampu
untuk membeli suplement tersebut karena dengan harganya yang mahal.
Para pelaku latihan beban tertarik mengkonsumsi suplement-suplement
tersebut karena memiliki kandungan protein yang tinggi dengan dikemas secara intsan dalam bentuk susu bubuk maupun tablet. Mengenai protein di jelaskan menurut Sulianti (2008:42) Protein berasal dari bahasa yunani (greek). “primary, holding first place” yang berarti menduduki tempat yang utama.
Sulianti (2008:44) menjelaskan fungsi protein ialah “Pertama protein
menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Kedua, Protein bekerja sebagai perngatur. Ketiga,
Protein sebagai bahan bakar”.
Sedangkan menurut Toruan (2008:65) mengapa kita perlu mengkonsumsi protein? Karena :
“1) Hanya protein yang menciptakan otot, 2) Asam amino dalam protein membentuk creatine, 3) Protein adalah sumber glutamine, 4) Protein kaya BCAA, 5) Protein mencegah kehilangan massa otot saat berdiet, 6) Protein meningkatkan sistem kekebalan tubuh, 7) Protein membuat anda waspada, 8) Protein merupakan sumber Growth hormone, 9) Protein meningkatkan pelepasan insulin. 10) Protein adalah bahan baku vasodilator”.
Para pelaku latihan beban percaya bahwa untuk mencapai fisik yang sempurna di butuhkan latihan yang teratur dan mengkonsumsi suplement sehingga mampu meningkatkan massa otot. Hal ini di jelaskan oleh Hamid
(2007:162) bahwa :
5
populer dipakai untuk meningkatkan performa (kekuatan, stamina, maupun pertumbuhan otot) secara legal”.
Selain suplement, sebenarnya kita dapat memperoleh protein dari makan
makanan yang kita konsumsi setiap hari.
Berdasarkan sumbernya protein diklasifikasikan menjadi :
1. Protein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang,
seperti protein dari daging dan susu.
2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan
seperti protein dari jagung, kedelai.
Dari kedua sumber protein tersebut kita dapat memperoleh protein sebagai bahan nutrisi tambahan atau pengganti suplement yang telah banyak di jual di
tempat fitness. Namun dari sumber protein tersebut terdapat protein yang bernilai tinggi dan berkualitas seperti protein hewani kita dapat memperoleh dari susu sapi
atau lebih di kenal dengan susu sapi murni, dan protein nabati kita dapat memperoleh dari sumber kacang kedelai yang di ubah menjadi susu kedelai. Toruan (2008:55) “sumber makanan yang mengandung asam amino
lengkap adalah protein hewani dan satu satunya tumbuhan yang memiliki asam amino lengkap seperti hewan adalah kedelai”. Sumber susu dari hewani seperti
susu sapi adalah salah satu sumber protein yang paling baik dan ini dapat di kaitkan dengan konten yang kaya protein berkualitas. Protein dalam susu sapi murni mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Sedangkan
kedelai dikenal sebagai salah satu makanan yang memiliki tingkat protein nabati yang sangat tinggi. Di jelaskan oleh Toruan (2008:33) “kedelai merupakan salah
yang sama, kandungan protein yang terdapat dalam kedelai lebih tinggi di bandingkan dengan yang terdapat dalam daging ayam”. Maka bagi kalangan
menengah ke bawah susu sapi murni atau susu kedelai adalah alternative pengganti suplement dan sebagai tambahan nutrisi yang baik di konsumsi karena
memiliki nilai kandungan protein yang tinggi dan harga susu murni dan susu kedelai jauh lebih terajangkau dibandingkan dengan suplement yang di jual di tempat fitness.
Mengapa setelah latihan beban membutuhkan protein? Pada dasarnya setelah latihan terjadi kerusakan pada otot. Hal ini di jelaskan oleh Hamid
(2007:15) bahwa :
“Pertama terjadi robekan-robekan halus pada serabut otot akibat latihan. Kerusakan ini akan segera dipulihkan secara otomatis oleh tubuh kita dengan menggunakan bahan pembangun tubuh berupa protein yang kita konsumsi. Kedua, terjadi penimbunan asam laktat di otot hasil dari latihan. Asam laktat ini akan diangkat oleh darah secara perlahan-lahan. Ketiga, karena baru pertama kali berlatih, tubuh kita belum mempunyai protein pelindung. Seiring bertambahnya waktu, maka protein ini akan dibentuk disekitar sel otot tubuh kita sehingga kita beradaptasi dan tidak lagi merasa sakit apabila berlatih”.
Dari keterangan di atas penulis mencoba meneliti untuk membandingkan
apakah kandungan protein hewani dan nabati yang di peroleh dari susu sapi murni dengan susu kedelai yang harganya lebih terjangkau mampu meningkatkan massa otot pada latihan beban, dan hasil dalam latihan beban nanti penulis menggunakan
metode hypertrofi otot. Dan apabila masalah tersebut diatas tidak di teliti maka sangat di sayangkan bagi pelaku latihan beban yang tidak mengetahui bahwa ada
7
di bandingkan dengan suplement. Mencari jawaban permasalahan di atas diharapkan dapat membantu dibidang keilmuan khususnya dalam latihan beban
dan mudah-mudahan akan menjadi bahan kajian yang dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis serta menjadi bahan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
dimasa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada judul yang di angkat pada penelitian ini,
penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan-permasalahan yang menjadi pokok dalam masalah penelitian ini dan dapat dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh susu sapi murni terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban?
2. Apakah terdapat pengaruh susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban?
C. Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk
kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:282) yaitu sebagai berikut: “tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan
Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui pengaruh susu sapi murni terhadap peningkatan masa otot pada latihan beban.
2. Ingin mengetahui pengaruh susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban.
3. Ingin mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh antara susu sapi murni
dengan susu kedelai dalam peningkatan masa otot pada latihan beban.
D. Manfaat Penelitian
Harapan penulis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi dan manfaat bagi masyarakat bahwa latihan beban membutuhkan asupan protein yang baik dalam menjaga kesehatan tubuh dan pembentukan otot dan protein tersebut bisa di peroleh dari susu sapi murni
atau susu kedelai.
2. Sebagai bahan informasi terhadap fitness center yang menjadi pusat latihan
beban bahwa terdapat protein yang berkualitas dan bernilai tinggi untuk di konsumsi yaitu susu sapi murni atau susu kedelai.
3. Sebagai bahan informasi dan manfaat bagi peneliti bahwa terdapat protein
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan di teliti, serta dapat membantu peneliti mengungkapkan suatu permasalahan yang terjadi. Keberhasilan suatu penelitian tidak lepas dari
metode yang akan di gunakan tersebut. Menurut penjelasan Sugiyono (2011:2) bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut
maka untuk menunjang tujuan tersebut, peneliti memerlukan desain atau
rancangan penelitian, desain penelitian yang penulis gunakan ialah desain eksperimental, karena dalam penelitian ini penulis memberikan kepada kelompok sampel untuk mengkonsumsi susu sapi murni sebelum dan setelah latihan beban
dan kelompok lainnya mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban. Mengenai desain penelitian, Arikunto (1987:3) menjelaskan bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan
kausal) antara dua faktor yang sengaja di timbulkan oleh peneliti dengan mengelimir dan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa
mengganggu”. Mengenai hubungan kausal, Sugiyono (2011:37) menjelaskan bahwa “hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini
Dalam penelitian variabel independen (variabel yang mempengaruhi) yaitu mengkonsumsi susu sapi murni dan susu kedelai sebelum dan setelah latihan
beban, sedangkan variabel dependen (dipengaruhi) yaitu peningkatan massa otot pada tubuh. Pelaksanaan penelitian eksperimen ini dilakukan dengan cara
memberikan program latihan beban yang sama terhadap kedua kelompok yang mengkonsumsi susu sapi murni dan susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban yang di lakukan selama 18 kali pertemuan (6 minggu). Tujuan yang ingin
di capai dalam penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh susu sapi murni dan susu kedelai dalam peningkatan massa otot pada latihan beban.
B. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan sumber data untuk menganalisis suatu penelitian. Munurut Sugiyono (2011:80) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi obyek dan benda-benda alam yang lain, selain itu juga populasi
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
65
2. Sampel Penelitian
Keberadaan sampel dalam penelitian sangat penting, karena data yang
diteliti akan diperoleh dari sampel tersebut. Menurut Sugiyono (2011:81) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Dalam penelitian ini, peneliti lebih hati-hati dalam menentukan jumlah
sampel, karena akan di pertanggung jawabkan baik kualitas dan hasil penelitian tersebut. Menurut penjelasan Arikunto (2002:112) bahwa :
“Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar presentase sampel dari populasi, hasil penelitian semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang di kandung oleh subyek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi”.
Dari penjelasan diatas maka peneliti mengambil sampel sebanyak 12 orang member rebel gym yang bergender laki-laki usia antara 19-25 tahun. Dalam
pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknis Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive sample atau sampling kebetulan/seadanya Menurut Hasan (2002:68) menjelaskan bahwa :
“Teknik sampling kebetulan/seadanya adalah bentuk sampling nonprobabilitas dimana anggota sampelnya yang dipilih diambil berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan, atau dilakukan seadanya, seperti mudah ditemui atau dijangkau atau kebetulan ditemukan”.
Sedangkan menurut pendapat Surakhmad (1989:100) bahwa “Teknik Purposive sample adalah dengan sengaja menarik sampel (non random) karena
alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat sampel itu”. Dalam hal ini sifat sifat karakteristik sampel yang peneliti gunakan ialah bergender laki-laki usia antara
akan dilakukan, dan alasan peneliti mengambil jumlah sampel yang tidak banyak disebabkan karena pertimbangan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat
mengambil sampel yang besar dan jauh.
C. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian sangat penting membuat desain penelitian agar apa yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan desain penelitian eksperimen, sebagai bahan pengambilan data awal sebelum diberikan treatment dan data akhir setelah diberikan treatment. Untuk
mengumpulkan data-data dalam penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan suatu alat ukur persentase massa otot dalam tubuh yaitu Karada Scan Body
Composition Monitor HBF 362 dan meteran untuk mengukur tinggi badan dalam tes awal dan tes akhir. Adapun desain penelitian ini yang di gunakan adalah desain pretes-posttest control group design.
R : O1 ---X--- O2 R : O3 ---Y--- O4
Keterangan :
R = Random Sampling
O1 = Tes awal jumlah persentase massa otot pada tubuh kelompok A
O2 = Tes awal jumlah persentase massa otot pada tubuh kelompok B O3 = Tes akhir jumlah persentase massa otot pada tubuh kelompok A
67
Y = Perlakuan atau treatment kelompok B
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Menentukan populasi.
2. Memilih dan menentukan sampel. 3. Pembagian dua kelompok sampel.
4. Mengadakan tes awal jumlah persentase massa otot pada tubuh dengan
menggunakan alat Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 dan meteran (mengukur tinggi badan).
5. Melaksanakan treatment dengan program latihan beban, kelompok A mengkonsumsi susu sapi murni sebelum dan setelah latihan dan kelompok
B mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban.
6. Mengukur tes akhir jumlah persentase massa otot pada tubuh dengan menggunakan alat Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 dan
meteran (mengukur tinggi badan).
7. Hasil tes yang diperoleh kemudian diolah dengan statistik SPSS
8. Menguji hipotesis.
9. Pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian.
Agar lebih jelas dapat di lihat melalui langkah-langkah pengambilan dan pengolahan data penelitian yang peneliti lakukan dalam bentuk gambar di bawah
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Populasi
Sampel
Tes awal
Treatment
Latihan Beban
Tes akhir
Pengolahan dan Analisiss Data
Kesimpulan Kelompok A
Mengkonsumsi 1 Liter Susu Sapi Murni
Kelompok B Mengkonsumsi 1 Liter
69
D. Definisi Operasional Variabel
Guna menghindari kemungkinan salah satu penafsiran terhadap istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang harus didefinisikan diantaranya:
1. Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara yang sederhana (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Penelitian ini membandingkan antara susu sapi murni dengan susu kedelai. 2. Pengaruh adalah efek atau suatu yang ditimbulkan oleh suatu hal (Kamus
Besar Bahasa Indonesia)
Penelitian ini mencari pengaruh perbedaan susu sapi murni dan susu kedelai
terhadap peningkatan massa otot.
3. Latihan ( Training) adalah “ proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya” (Harsono, 1988) yang di kutip oleh
Iman Imanudin (2008:13)
Latihan dalam penelitian ini yaitu menggunakan beban berupa barbell, dumbbell, dan alat mesin untuk latihan.
Latihan beban dalam penelitian ini menggunakan metode hypertrofi otot dengan sistem piramid yaitu beban untuk set 1 ringan, kemudian pada set-set
berikutnya makin lama makin berat.
5. Peningkatan massa otot adalah keadaan dimana serabut otot bertambah besar/tebal. Toruan (2008:29)
Peningkatan massa otot dalam peneltian ini menggunakan alat ukur Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362 yang di ukur sebelum di berikan
treatment dan sesudah di berikan treatment berupa latihan beban selama 18 kali pertemuan.
E. Batasan Penelitian
Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah. Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan tetapi juga untuk
dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya. Tenaga, kecekatan, waktu, biaya dan lain sebagainya yang timbul
dari rencana tersebut.
Dalam penelitian ini di batasi langkah masalah bagaimana pengaruh susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada saat latihan
beban.
Penulis lebih mengarahkan penelitian ini sebagai berikut:
71
2. Variabel bebas ke-1 mengkonsumsi susu sapi murni sebelum dan setelah latihan beban.
3. Variabel bebas ke-2 mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan setelah latihan beban.
4. Variabel terikat meningkatkan massa otot dengan latihan beban.
5. Populasi penelitian ini adalah member rebel gym dan terbatas pada member yang bergender laki-laki dengan usia 19-25 tahun.
6. Sampel penelitian terdiri dari 12 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang mengkonsumsi susu sapi murni sebanyak 6
orang dan kelompok yang mengkonsumsi susu kedelai sebanyak 6 orang. 7. Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu dan 3 kali pertemuan dalam setiap
minggu sehingga total jumlah pertemuan yaitu 18 kali pertemuan.
8. Dalam penelitian ini, peneliti tidak memperhatikan makanan sehari hari yang di konsumsi oleh para sampel.
9. Tempat pelaksanaan treatment di rebel gym – lucky square mall.
10.Tes yang dilakukan adalah mengukur massa otot menggunakan alat Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362.
F. Instrument Penelitian
Dalam penelitian diperlukan suatu alat untuk memperoleh data, yang disebut juga sebagai instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2011:102) mengungkapkan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
instrument yang digunakan untuk memperoleh data jumlah persentase massa otot pada tubuh yaitu Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362.
Gambar 3.2
Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362
Perlengkapan yang digunakan untuk pengambilan tes hasil jumlah persentase massa otot pada tubuh yaitu :
1. Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362
2. Meteran (mengukur tinggi badan) 3. Alat tulis
4. Ruangan untuk pelaksanaan tes
Petunjuk menggunakan test alat Karada Scan Body Composition Monitor
HBF 362 yaitu :
1. Memakai pakaian olahraga
73
3. Setelah memasukan data kemudian sampel berdiri tegap diatas alat dengan posisi tangan menggenggam lurus kedepan pada pegangan alat sampai
membentuk sudut 90 derajat dengan tubuh.
4. Kemudian dalam waktu 10 detik akan tampak hasilnya berupa persentase
massa otot pada tubuh.
Gambar 3.3
Tes Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362
G. Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data di perlukan suatu
perencanaan atau program latihan beban demi menunjang keberhasilan tujuan penelitian tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 minggu, mulai dari tanggal 24 September 2012 hingga 6 November 2012, dengan waktu latihan 3 kali
susu sapi murni sebelum dan sesudah latihan beban dan kelompok B mengkonsumsi susu kedelai sebelum dan sesudah latihan beban.
Dalam penelitian ini susu sapi murni yang di konsumsi yaitu diperoleh dari agen penjualan susu sapi murni berlokasi di jl Ahmad yani. Sedangkan Susu
kedelai yang di konsumsi di peroleh dari tempat fitness Asia Gym yang berlokasi jln Tirtasari 3 Sarijadi.
[image:30.595.117.507.248.625.2]1. Jadwal Latihan Beban
Tabel 3.1 Jadwal Latihan Beban
2. Pelaksanaan Latihan beban a. Pendahuluan
Sebelum memulai latihan, peneliti memberikan arahan dan penjelasan tentang tujuan latihan beban serta memberikan susu sapi murni dan susu kedelai terhadap dua kelompok sebelum melakukan latihan beban.
b. Pemanasan
Jadwal Latihan Beban
No Kelompok A Kelompok B Lokasi
1 Hari senin, pukul 19.00-20.30
Hari Selasa, pukul 16.30-18.00
Rebel gym Lucky Square
2 Hari Rabu, pukul 19.00-20.30
Hari kamis, pukul 16.30-18.00
Rebel gym Lucky Square
3 Hari Jumat, pukul 19.00-20.30
Hari sabtu, pukul 15.00-16.30
75
Sebelum melakukan latihan inti, terlebih dahulu melakukan pemanasan dengan peregangan statis dan dinamis, kurang lebih lima menit.
c. Latihan Inti
Pada latihan inti ini, sampel diberikan program latihan beban yang telah di
buat oleh peneliti dengan metode Hipertrofi. Kurang lebih latihan inti dilaksanakan selama 60 menit.
d. Pendinginan
Setelah latihan ini, para sampel melakukan pendinginan dengan peregangan statis dan dinamis. Pendinginan dilakukan kurang lebih 5
menit. e. Penutup
Setelah melakukan pendinginan dan latihan beban , para sampel diberikan arahan untuk mengkonsumsi susu sapi murni atau susu kedelai.
3. Cara Menentukan 1 Repetisi Maksimal. 3.1 Parameter Kekuatan
Intensitas 95% 1 kali repetisi
Intensitas 75% 5 kali repetisi
Contoh :
Jojo dengan berat badan 60 kg. dia melatih dada dengan gerakan bench press, beban 20 kg hanya mampu mengangkat 4 kali repetisi. Maka untuk mencari beban
1 repetisi maksimal yaitu
Maka beban repetisi maksimal Jojo ialah 25 kg 1RM.
Untuk meningkatkan hypertrofi otot beban latihan yang di gunakan ialah 30-60%
dari kekuatan maksimal.
Repertisi 30 % = 14 kali pengulangan Repetisi 60 % = 8 kali pengulangan
Jika Jojo menggunakan beban dengan intensitas 60 %. berikut penghitungannya :
Jadi Jojo mampu mengangkat beban 15 kg yaitu dengan 8 kali pengulangan (repetisi).
4. Program Latihan Beban Dengan Metode Hypertrofi
No Pertemuan
ke Hari/Tanggal Uraian Program Latihan Beban
1 1
Kelompok A Senin/24
September 2012
Tes awal mengukur presentase massa otot pada tubuh
77
Kelompok B Selasa/25 September 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Machine Bench Presses Machine Incline Presses Machine Decline Presses Machine Flying
Machine Curl
Machine Hammer Curl Concentration Curl Machine Crunches Machine Trunk Rotations Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
2 2
Kelompok A Rabu/26
September 2012
Kelompok B Kamis/27 September 2012
bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan : Chin up
Front Lat Pull Downs Seated Machine Rows One Arm Dumbbell Rows Pushdown
Seated Dumbbell Tricep Extensions
Seated Machine Pusdown Knee Up
Dumbbel Side Bends Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
3 3
Kelompok A Jumat/28
September 2012
79
Kelompok B Sabtu/29
September 2012
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Seated Dumbbell Presses Front Dumbbell Raises Lateral Dumbbell Raises Incline Hack Squat Leg Extensions Lying Leg Curls Barbel Curl
Hammer Dumbbell Curls Tricep Dips
Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
4 4
Kelompok A Senin/1 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Kelompok B Selasa/2 Oktober 2012
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Machine Incline Presses Dumbbell Presses Dumbbel Pullovers Cable Crossover Flys Preacher Curls Alternative Curls Seated Machine Curl Chair Sit up
Roman Chair Side Bend Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
5 5
Kelompok A Rabu/3 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
81
Kelompok B Kamis/4 Oktober 2012
latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Front lat Pull Downs
Close Gripp Lat Pull Downs Freestanding T-Bar Rows Deadlifts
Reverse Push Down Tricep Kickbacks
Seated Machine Pusdown Incline Leg Raises
Roman Chair Side Bend Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
6 6
Kelompok A Jumat/5 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Kelompok B Sabtu/6 Oktober 2012
menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan : Military Presses Upright rows
Pec deck Rear-Delt Lateral Angled Leg Presses
Seated Calf Raises Seated Leg Curls Machine Curl Wrist Curl
Seated Dumbbell Tricep Extensions
Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
7 7
Kelompok A Senin/8 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
83
Kelompok B Selasa/9 Oktober 2012
RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Machine Chest Presses Incline Dumbbel Presses Machine Decline Presses Batterfly
Dumbel Bisep Curl Hammer Dumbbell Curls Seated Machine Curl Inline Bench Sit ups Dumbbel Side Bends Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
8 8
Kelompok A Rabu/10 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Kelompok B Kamis/11 Oktober 2012
sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan : Chin up
Reverse Grip Lat Pulldown One arm Dumbbell Rows Bent Rows
EZ Bar Tricep Extensions One arm Pushdown
Dumbell Tricep Extensions Hanging Leg Raises
Machine Trunk Rotations Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
9 9
Kelompok A Jumat/12 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
85
Kelompok B Sabtu/13 Oktober 2012
Istirahat di setiap gerakan 1-2 menit.
Bentuk Latihan :
Seated Dumbbell Presses Low Pulley Front Raises Dumbbell Shrugs
Lunges
Leg Extensions Seated Machine Hip
Abductions Cable Bisep Curl Reverse wrist curls Tricep Kickbacks
Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
10 10
Kelompok A Senin/15 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Kelompok B Selasa/16 Oktober 2012
menit.
Bentuk Latihan :
Machine Incline Presses Dumbbell Presses
Decline Dumbbell Presses Barbell Pullovers
Alternative Curls Machine Hammer Curl Concentration Curl Calves Over Bench Sit up Roman Chair Side Bend Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
11 11
Kelompok A Rabu/17 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
87
Kelompok B Kamis/18 Oktober 2012
Front Lat Pull Downs Seated Cable Row
Freestanding T-Bar Rows Dumbbell Row Standing Pushdown
Seated Machine Pusdown Tricep Dips
Seated Crunch Broomstick Twist Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
12 12
Kelompok A Jumat/19 Oktober 2012
Kelompok B
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Sabtu/20 Oktober 2012
Squat
Leg Extensions Lying Leg Curls
Close Grip EZ bar Bisep Curl Seated Dumbbell Tricep
Extensions Wrist Curl
Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
13 13
Kelompok A Senin/22 Oktober 2012
Kelompok B Selasa/23
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan : Bench presses
89
Oktober 2012 Hammer Dumbbell curls Seated Machine Curl Suspended Bench Sit ups Machine Trunk Rotations Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
14 14
Kelompok A Rabu/24 Oktober 2012 Kelompok B Kamis/25 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan : Chin up
Close Gripp Lat Pull Downs Row Bent Over Two arm Back Extensions
Reverse Push Down One Arm Pushdown
Dumbbel Side Bends Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
15 15
Kelompok A Senin/29 Oktober 2012
Kelompok B Selasa 30 Oktober 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan : Military Presses
Bent over Lateral Raises Low Pulley Front Raises Incline Hack Squat Seated Leg Curls Seated Calf Raises Preacher Curls
91
Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
16 16
Kelompok A Rabu/31 Oktober 2012 Kelompok B Kamis/1 November 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Machine Incline Presses Machine Chest Presses Decline Dumbbell Presses Dumbbel Pullovers Decline Dumbbell Presses Dumbbel Pullovers Cable Bisep Curl
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
17 17
Kelompok A Jumat/2
November 2012
Kelompok B Sabtu/3
November 2012
Mengkonsumsi susu murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Front lat Pull Downs Reverse Grip Lat Pulldown Seated Machine Rows EZ Bar Bent over Row Pushdown
EZ Bar Tricep Extensions Tricep Dips
Incline Leg Raises Roman Chair Side Bend Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
93
18 18
Kelompok A Senin/5 November 2012 Kelompok B Selasa/6 November 2012
Mengkonsumsi susu sapi murni Bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
Melakukan peregangan statis dan dinamis ( 5 menit)
Melakukan latihan beban dengan metode hypertrofi, dengan beban latihan antara 30%-60%
Berat beban di sesuaikan dengan menentukan repetisi maksimal (1 RM)
Setiap satu variasi (alat) dilakukan sebanyak 3 set
Banyaknya repetisi 8-14 kali Istirahat di setiap gerakan 1-2
menit.
Bentuk Latihan :
Seated Dumbbell Presses Lateral Dumbbell Raises Barbell Shrugs
Angled Leg Presses Deumbbell Lunges Seated Machine Hip
Abductions Alternative Curls Reverse Push Down Wrist Curl
Pendinginan (cooling down) Mengkonsumsi susu sapi murni
bagi kelompok A dan susu kedelai bagi kelompok B
massa otot pada tubuh
(menggunakan alat Karada Scan Body Composition Monitor HBF 362).
5. Bentuk/Gerakan Latihan Dan Otot Yang Terlatih 5.1 Bentuk/Gerakan Latihan Dada
a. Machine Bench Presses, Dambbell Presses, Machine Chest Presses, Otot yang
terlatih ialah :
1. Pectoralis major, Stemocostal head
2. Anterior deltoid
3. Triceps brachii : Medial head, Long head
b. Machine Incline Presses, Incline Dambbell Presses, Otot yang terlatih ialah :
1. Pectoralis major, Clavicular Head 2. Anterior deltoid
3. Triceps brachii : Medial head, Long head
c. Machine Decline Presses, Decline Dambbell Presses, Otot yang terlatih ialah : 1. Pectoralis major,Abdominal head
2. Triceps brachii : Medial head, Long head d. Machine Flying, Otot yang teraltih ialah :
1. Pectoralis major, Stemocostal head
95
2. Pectoralis minor
f. Dummbbell Pullovers, Barbell Pullover, Otot yang terlatih ialah :
1. Pectoralis major, Stemocostal head 2. Serratus anterior
3. Triceps brachii : Long head 4. Latissimuss dorsi
5. Teres major
5.2 Bentuk/Gerakan Latihan Punggung a. Chin ups, Otot yang terlatih ialah :
1. Teres major
2. Rhomboid minor 3. Rhomboid major 4. Latissimus dorsi
5. Trapezius, lower portion 6. Bicephs brachii
7. Brachioradialis 8. Brachialis
b. Front Lat Pull Downs, Otot yang terlatih ialah :
1. Teres major 2. Latissimus dorsi
2. Rhomboid major 3. Trapezius
4. Latissimus dorsi 5. Posterior deltoid
6. Brachioradialis
d. One Arm Dumbbell Rows, Otot yang terlatih ialah : 1. Trapezius
2. Rhomboid major 3. Latissimus dorsi
4. Teres major 5. Bicephs brachii
6. Brachioradialis 7. Brachialis
8. Posterior Deltoid
e. Close Gripp Lat Pull Downs, Otot yang terlatih ialah : 1. Teres major
2. Latissimus dorsi 3. Bicephs brachii 4. Brachioradialis
5. Brachialis
f. Freestanding T-Bar Rows, Otot yang terlatih ialah :
97
3. Rhomboid major 4. Latissimus dorsi
5. Teres major 6. Teres minor
7. Brachioradialis 8. Brachialis
9. Erector spinae, under the thoracolumbar fascia
10.Posterior Deltoid
g. Deadlifts, Otot yang terlatih ialah :
1. Splenius capitis 2. Levator scapula
3. Trapezius 4. Teres major 5. Rhomboid major
6. Latissimus dorsi 7. Gluteus maximus
8. Rectus femoris 9. Semitendinosus 10.Semimemnranosus
11.Vastus medialis
12.Biceps femosris, long head
13.Vastus lateralis
h. Bent Rows, Otot yang terlatih ialah : 1. Trapezius
2. Posterior deltoid 3. Infraspinatus
4. Teres major 5. Teres minor 6. Rhomboid major
7. Latissimus dorsi 8. Bicephs brachii
9. Brachioradialis 10.Brachialis
i. Back Extensions, Otot yang terlatih ialah :
1. Spinalis Thoracis, Longissimus Thoracis, Lliocostalis Thoracis 2. Quadratus lumborum
3. Lliocostalis Lumborum 4. Gluteus Maximus
5. Semitendinosus 6. Semimembranosus
7. Biceps Femoris : Long Head, Short Head
5.3 Bentuk/Gerakan Latihan Bahu
99
2. Triceps brachi : Medaial head, Lateral head, Long head b. Front Dumbbell Raises, Otot yang terlatih ialah :
1. Middle deltoid, Anterior deltoid 2. Pectoralis major Clavicular head
c. Lateral Dumbbell Raises, Otot yang terlatih ialah : 1. Middle deltoid, Posterior deltoid, Anterior deltoid 2. Trapezius
d. Military Presses, Otot yang terlatih ialah :
1. Middle deltoid, Posterior deltoid, Anterior deltoid
2. Triceps brachi : Medaial head, Lateral head, Long head 3. Supraspinatus
e. Pec deck Rear-Delt Lateral, Otot yang terlatih ialah : 1. Middle deltoid, Posterior deltoid, Anterior deltoid 2. Trapezius : Upper portion, Middle portion
3. Infraspinatus 4. Teres Minor
5. Trapezius : Lower portion 6. Rhomboid
f. Dumbbell Shrug, Otot yang terlatih ialah :
1. Trapezius 2. Levator scapula
3. Rhomboid
1. Middle deltoid, Posterior deltoid, Anterior deltoid h. Bent-over Lateral Raises, Otot yang terlatih ialah :
1. Middle Deltoid, Posterior Deltoid, Anterior Deltoid 2. Trapezius
3. Infraspinatus 4. Teres minor
5.4 Bentuk/Gerakan Latihan Kaki
a. Incline Hack squat, Otot yang terlatih ialah :
1. Quadriceps : Vastus lateralis, Rectus femoris, Vastus medialis b. Leg extensions, Angled leg presses, Otot yang terlatih ialah :
1. Quadriceps : Vastus lateralis, Rectus femoris, Vastus medialis, Vastus intermedius
c. Lying Leg Curls, Seated Leg Curl, Otot yang terlatih ialah :
1. Semimembranosus
2. Biceps femoris : Short head, Long head
3. Semitendinosus 4. Gastrocnemius
d. Squat, Otot yang terlatih ialah :
1. Quadriceps : Vastus lateralis, Rectus femoris, Vastus medialis, Vastus intermedius
101
e. Seated Calf Raises, Otot yang terlatih ialah : 1. Soleus
f. Lunges, Otot yang terlatih ialah : 1. Gluteus maximus
2. Quadriceps : Vastus lateralis, Rectus femoris, Vastus Mmedialis, Vastus intermedius
g. Seated Machine Hip Abduction, Otot yang terlatih ialah :
1. Gluteus Maximus 2. Gluteus Medius
5.5.Bentuk/Gerakan Lengan Biceps
a. Machine Curl, Concetration curl, Preacher Curl, Otot yang terlatih ialah : 1. Brachialis, Bicep brachii
b. Machine hammer curl, Hammer Dambbell Curl, Otot yang terlatih ialah :
1. Brachialis, Bicep brachii, Brachioradialis c. Barbell Curl, Otot yang terlatih ialah :
1. Biceps Brachii : Long head, Short head 2. Brachialis
d. Barbell Curl,Dambbell Biceps Curl, Cable Biceps Curl, Otot yang terlatih
ialah :
1. Brachialis, Bicep brachii, Brachioradialis, Anterior deltoid
e. Wrist Curl, Otot yang terlatih ialah :
2. Flexor pollicis longus 3. Flexor carpi radialis
4. Palmaris longus 5. Flexor carpi ulnaris
5.6 Bentuk/Gerakan Lengan Triceps
a. Pushdown, Seated Dambbell Tricep Extensions,Tricep Dips, Otot yang
terlatih ialah :
1. Triceps brachii : Lateral head, Long head, Medial head
2. Anconeus
b. Reverse Pushdowns, One Arm Reverse Pushdowns, Otot yang terlatih ialah :
1. Triceps brachii : Lateral head, Long head, Medial head 2. Extensor Ccrpi radialis brevis
3. Extensor digitorum
4. Extensor carpi ulnaris
5. Extensor carpi radialis longus
6. Anconeus
c. Tricep Kickbacks, Otot yang terlatih ialah : 1. Triceps brachii : Lateral head, Long head
2. Anconeus
f. EZ Bar Tricep Extensions, Otot yang terlatih ialah :
103
1. Extensor carpi radialis longus 2. Extensor carpi radialis brevis
3. Extensor digitorum 4. Extensor digiti minimi
5. Extensor carpi ulnaris 6. Extensor indicis
5.7 Bentuk/Gerakan Latihan Perut
a. Machine Crunches, Knee up, Incline Leg Raises, Incline Bench Sit-up,
Hanging Leg Raises, Calves Over Bench Sit-up, Suspended Bench Sit-up, Otot yang terlatih ialah :
1. External oblique 2. Rectus abdominis 3. Tensor fascia lata
4. Quadriceps, rectus femoris
b. Machine Trunk Rotations, Dambbell Side Bends, Roman Chair Side Bends,
Otot yang terlatih ialah : 1. Rectus abdominis 2. External oblique
3. Internal oblique, under the aponeurosis 4. Pyramidalis
2. External oblique
3. Internal oblique, In deep
(Sumber : Frederic Delavier, second edition “Strength Training Anatomy”)
6. Takaran Pemberian Susu
Pada sampel kelompok A mengkonsumsi susu sapi murni dan kelompok B
mengkonsumsi susu kedelai, masing masing diberikan sebanyak 1 liter susu sapi murni dan susu kedelai. Dalam 1 liter ini di bagi menjadi dua, yaitu
masing-masing kedua sampel diberikan susu sebanyak 500 ml di konsumsi sebelum latihan beban dan 500 ml. di konsumsi setelah latihan beban. Menurut Organisasi
Kesehatan Sedunia (World Healt Organization=WHO) yang di kutip oleh (Toruan, 2008:11) bahwa „Kebutuhan tubuh akan protein adalah 0.8 gr/per kg berat badan untuk orang yang tidak aktif‟. Jadi jika seseorang yang berat
badannya 60kg harus mengkonsumsi 48 gr protein.
Dalam 1 liter susu sapi murni mengandung 32 gr protein, sedangkan dalam
105
Tabel 3.3 Komposisi Gizi Susu Kedelai Cair dan Susu Sapi (dalam 100 gram)
Sumber : Muchtadi (2010:62)
Peneliti memberikan susu sapi murni dan susu kedelai sebelum latihan
karena pada saat melakukan aktivitas latihan beban di butuhkan energi, dan energi tersebut di peroleh dari sumber makanan atau minuman yang di konsumsi. Hal ini sesuai penjelasan Yusup (2008:88) bahwa :
“Energi untuk suatu kontraksi otot di peroleh dari proses penguraian senyawa kimia, yaitu yang disebut adenosine trifosfat (adenosine triphosphat/ATP). Proses ini terjadi di mitochondria (mitochondrium) serabut otot. Kuantitas ATP dalam serabut otot terbatas. Pada awal aktivitas fisik, energi untuk kontraksi otot dan ATP yang tersedia pada serabut-serabut otot. Pada proses selanjutnya, energi untuk kontraksi otot diperoleh dari ATP yang dibentuk melalui proses giloklisis (glycolysis) glikogen, lemak dan protein serta, risintesis dan asam laktat (lactic acid) dan asam piruvik (piruvik acid).ATP ini diperoleh dari makanan yang kita makan, yaitu hasil proses pencernaan. Jadi sumbernya adalah karbohidrat, lemak dan protein yang dimakan”.
Dan peneliti memberikan susu sapi murni dan susu kedelai 2 jam sebelum latihan. Hal ini di jelaskan dari sumber (http:www.rochem wordpress.com)
“Suplai protein dari makanan biasanya Cuma bisa bertahan 2-3 jam, maka di anjurkan setiap 2-3 jam kita mengkonsumsi protein agar bila
Komponen Susu Kedelai Susu Sapi
protein yang kita makan sebelumnya telah habis di gunakan/di serap tubuh maka kebutuhan protein yang masih diperlukan tubuh tidak diambil dari otot kita sendiri, tetapi diperoleh dari konsumsi protein yang kita lakukan setiap 2-3 jam itu”.
Dan mengenai penyerapan protein di dalam tubuh yang kita konsumsi, muchtadi (2010:35-36) menjelaskan bahwa :
[image:62.595.117.512.236.607.2]“Protein diserap melalui dinding usus sebagai asam-asam amino dan di alirkan melalui saluran darah (vena porta) ke hati. Asam-asam amino tersebut di serap dengan cara difusi aktif, menggunakan protein pembawa (carrier protein) dan dengan bantuan na-pump.Didalam hati asam-asam amino tersenut di metabolisme, disintesis menjadi protein yang kemudian akan menjadi protein hati atau protein plasma (darah), ditransportasikan dalam darah sebagai asam amino bebas, yang kemudian dapat digunakan oleh jaringan lain (ekstra-hepatik) untuk disintesis menjadi protein atau digunakan sebagai sumber energi (ATP) setelah mengalami deaminasi, kemudian akan menghasilkan urea yang akhirnya akan di buang oleh ginjal bersama urine”.
Gambar 3.4 1 Liter Susu Sapi Murni
Kemudian peneliti memberikan susu sapi murni dan susu kedelai setelah
latihan beban. Hal ini sesuai dengan penjelasan Hamid (2007:124) bahwa :
107
intensif. Keadaan ini mengkondisikan tubuh kita agar secara segera mensuplai karbohidrat dan protein untuk memulai proses pemulihan. Apabila tubuh gagal mendapatkan asupan karbohidrat dan protein segera sesudah latihan, maka tubuh akan mulai memecahkan atau mengurai protein yang berasal dari otot untuk dikembalikan kedalam liver. Hal ini yang disebut sebagai keadaan pengempisan atau penyusutan otot (katabolik) akibat tubuh memakan ototnya sendiri untuk mempertahankan hidup”.
Dan menurut pemaparan Toruan (2008:53) bahwa “Protein yang diserap
[image:63.595.112.513.258.613.2]dengan cepat, misalkan whey dan asam amino, mempunyai efek moderat untuk mencegah pemecahan otot yang terjadi akibat latihan, tetapi memiliki efek pemulihan dan pembentukan otot 68% lebih besar”.
Gambar 3.5 1 Liter Susu Kedelai
H. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian di peroleh. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistika agar diperoleh suatu data akhir atau kesimpulan yang benar. Adapun langakah-langkah yang
a. Uji Wilcoxon
Uji wolcoxon ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
atau tidak pada susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban yang dapat di lihat dari nilai asymp. Sig. (2-tailed) / asymptotic
significance.
b. Uji Mann-Whitney
Uji Mann-Whitney ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara susu sapi murni dengan susu kedelai terhadap peningktan massa
otot pada latihan beban yang dapat di lihat dari nilai rank.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan di buat berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tentang perbandingan pengaruh susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban. Maka dari itu penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan di bawah ini :
1. Terdapat pengaruh dari pemberian susu sapi murni terhadap peningkatan
massa otot pada latihan beban
2. Terdapat pengaruh dari pemberian susu kedelai terhadap peningkatan massa
otot pada latihan beban
3. Susu kedelai memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban di bandingkan dengan susu sapi murni.
B. Saran
Berdasarkan proses dan hasil kajian mengenai perbandingan pengaruh susu sapi murni dan susu kedelai terhadap peningkatan massa otot pada latihan beban. Maka saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Lakukan latihan beban dengan metode latihan yang benar dan efektif sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
di konsumsi guna membantu mencapai peningkatan massa otot yang lebih baik.
3. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel bergender laki-laki sehingga di harapkan kedepannya jika ingin membantu meningkatkan massa
otot dengan latihan beban, ada alternative selain mengkonsumsi suplement yaitu ada nutrisi protein yang bernilai tinggi dalam membantu meningkatkan massa otot yaitu susu kedelai.
4. Diharapkan kedepannya di lakukan penelitian mengenai nutrisi yang lain, sehingga hasil penelitian dapat dijadikan alternatif untuk membantu dalam
meningkatkan massa otot.
5. Diharapkan kedepannya dilakukan penelitian dengan ditambahkannya lagi
pertemuan latihan beban dengan lebih dari 6 minggu untuk meningkatkan massa otot.
6. Dalam penelitian ini, peneliti tidak memperhatikan makanan yang di
konsumsi sehari-hari oleh para sampel, kedepannya di harapkan jika ingin mengadakan kembali penelitian yang berhubungan dengan nutrisi, lebih baik
harus memperhatikan nutrisi makanan sehari-hari yang di konsumsi oleh para sampel tersebut.
7. Peningkatan massa otot yang optimal tidak hanya dengan latihan beban,
122
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat yang besar bagi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Cahyadi, Wisnu. (2009). Kedelai Khasiat Dan Teknologi. Jakarta : Bumi Aksara. Giriwijoyo, Santosa. et al. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Habibudin, tjetjep. (2006). Ilmu Faal. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Hamid, Laila. et al. (2007