• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI 3 NAGARAWANGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI 3 NAGARAWANGI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V

SD NEGERI 3 NAGARAWANGI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Imas Siti Nurhasanah NIM 1004154

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI

DALAM KARANGAN NARASI

SISWA KELAS V

SD NEGERI 3 NAGARAWANGI

Oleh

Imas Siti Nurhasanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Imas Siti Nurhasanah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

KESA DALAM

d

IMAS SITI NURHASANAH

SALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI M KARANGAN NARASI SISWA KELAS

SD NEGERI 3 NAGARAWANGI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Drs. Aan Kusdiana, M.Pd. NIP 196112201986021001

Pembimbing II,

Seni Apriliya, M.Pd. NIP 198204122010122003

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya,

Drs. Rustono WS, M.Pd. NIP 1952062819811031001

(4)

ii

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V

SD NEGERI 3 NAGARAWANGI Oleh

Imas Siti Nurhasanah

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi. Siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi telah mendapatkan pembelajaran tentang karangan narasi dan konjungsi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada semester ganjil. Siswa ditugaskan untuk menulis karangan narasi. Dokumen karangan narasi siswa merupakan salah satu karya siswa dalam mengembangkan keterampilan menulis yang dimiliki. Dokumen karangan narasi siswa tersebut, terdapat kesalahan pemilihan dan penggunaan kata salah satunya kesalahan penggunaan konjungsi. Hal tersebut menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan serangkaian kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. “Konjungsi adalah kategori yang menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat; bisa juga antara paragraf dengan paragraf” (Chaer, 2009, hlm. 81). Dengan demikian, fungsi konjungsi yaitu untuk menghubungkan dua buah satuan bahasa sederajat. Konjungsi menjadi salah satu unsur penting dalam pembentukan kalimat karena apabila penggunaan konjungsi tidak tepat maka kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk jenis kesalahan konjungsi, persentase kesalahan penggunaan konjungsi, dan penyebab terjadinya kesalahan penggunaan konjungsi yang terdapat dalam karangan narasi siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan alasan dapat mendeskripsikan hasil analisis terhadap suatu kejadian yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumentasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini yaitu ditemukannya kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif dan subordinatif dalam karangan narasi siswa. Jumlah seluruh kesalahan penggunaan bentuk jenis konjungsi sebanyak 43 kesalahan terdiri atas 34 kesalahan atau 79,08% kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif dan sembilan kesalahan atau 20,96% kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif. Penyebab terjadinya kesalahan penggunaan konjungsi tersebut adalah siswa lupa tentang nateri yang telah diajarkan pada semester ganjil, siswa jarang menggunakan konjungsi dalam kehidupan sehari-hari, keterbatasan waktu kegiatan belajar mengajar untuk mengajarkan materi konjungsi di sekolah, siswa kurang memahami penggunaan konjungsi yang tepat, dan keterbatasan pengetahuan dan motivasi siswa dalam menulis karangan narasi yang baik dan benar.

(5)

iii

THE ERRORS OF CONJUNCTION USAGE

IN A STUDENT’S NARRATIVE ESSAYS AT FIFTH GRADE OF NAGARAWANGI 3 ELEMENTARY SCHOOL conjunction in Indonesian subject on the first semester. The students are ordered to make a narrative essay. Student’s narrative essay documents are their own work to develop their writing skill. In Student’s narrative essay documents, there are errors in the choice of words and the use of words one of it is the use of conjunction. This is the background of this study. Narrative essay is an essay which a series of events in chronological order. “Conjunction is a category which links word with word, clause with clause, or sentence with sentence; could also between paragraph with the paragraph” (Chaer, 2009, p. 81). Thus, the function of conjunction is to connect two equal units of language. Conjunction is one important element in a sentence because the improper use of conjunctions can make the sentence becomes ineffective. The aims of this study are to describe the errors of conjunction, the error percentage of conjunctions usage, and the cause of the error in the use of conjunctions students’ narrative essay. The method used in this study is descriptive analysis it is describe the results of an analysis of an actual experience. Data collection techniques in this study are documentation studies and interviews. The result of this study is the discovery of the errors of coordinative an subordinative conjunction usage in narrative essays written by students. The total number of the error of conjunction usage are 43 errors, 34 or conjunction, and lack of knowledge and motivation in writing narrative essay.

(6)

vii DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 8

B. Hakikat Karangan Narasi ... 9

C. Hakikat Kesalahan Berbahasa ... 10

D. Konjungsi ... 11

E. Penelitian yang Relevan ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28

B. Desain Penelitian ... 29

(7)

viii

D. Metode Penelitian ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

1. Data Karangan Narasi Siswa dan Data Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Narasi Siswa ... 34

2. Data Hasil Wawancara ... 73

3. Analisis Data Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Narasi Siswa ... 93

B. Pembahasan ... 118

1. Kesalahan Penggunaan Bentuk Jenis Konjungsi dalam Karangan Narasi Siswa ... 118

2. Persentase Kesalahan Penggunaan Konjungsi ... 124

3. Penyebab Kesalahan Penggunaan Konjungsi ... 125

4. Temuan Penelitian ... 127

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 128

A. Simpulan ... 128

B. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 130

LAMPIRAN ... 132

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 1 ... 35

4.2. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif Siswa 1 ... 36

4.3. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 2 ... 37

4.4. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif Siswa 3 ... 38

4.5. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 4 ... 39

4.6. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 5 ... 40

4.7. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 6 ... 41

4.8. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 7 ... 43

4.9. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif Siswa 7 ... 44

4.10. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 8 ... 45

4.11. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif Siswa 8 ... 46

4.12. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 10 ... 48

4.13. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif Siswa 12 ... 50

4.14. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 13 ... 51

4.15. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif Siswa 13 ... 52

4.16. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 15 ... 53

4.17. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 16 ... 54

4.18. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 18 ... 56

4.19. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 19 ... 57

4.20. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 20 ... 58

4.21. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 22 ... 60

4.22. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif Siswa 23 ... 61

4.23. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 24 ... 62

4.24. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 27 ... 64

4.25. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif Siswa 28 ... 66

4.26. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif Siswa 28 ... 67

(9)

x

4.28. Rekapitulasi Jumlah Kesalahan Penggunaan Bentuk Jenis Konjungsi

Koordinatif ... 69

4.29. Rekapitulasi Jumlah Kesalahan Penggunaan Bentuk Jenis Konjungsi Subordinatif ... 71

4.30. Data Wawancara Siswa Pertanyan 1 ... 73

4.31. Data Wawancara Siswa Pertanyan 2 ... 76

4.32. Data Wawancara Siswa Pertanyan 3 ... 78

4.33. Data Wawancara Siswa Pertanyan 4 ... 80

4.34. Data Wawancara Siswa Pertanyan 5 ... 82

4.35. Data Wawancara Siswa Pertanyan 6 ... 84

4.36. Data Wawancara Siswa Pertanyan 7 ... 85

4.37. Data Wawancara Siswa Pertanyan 8 ... 87

4.38. Data Wawancara Siswa Pertanyan 9 ... 88

4.39. Data Wawancara Siswa Pertanyan 10 ... 89

4.40. Persentase Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif ... 108

4.41. Persentase Kesalahan Penggunaan Konjungsi Subordinatif ... 112

(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Administrasi Penelitian ... 133

B. Instrumen Penelitian ... 138

C. Data Hasil Penelitian ... 143

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan penggunaannya tersebut, terdapat empat keterampilan bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Mendengar (menyimak) dan berbicara merupakan ragam bahasa lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan ragam bahasa tulis.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), pembelajaran menulis diarahkan pada kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi. Kegiatan menulis tersebut, meliputi menulis karangan sederhana, parafrase, laporan, teks pidato, dialog, pengumuman, petunjuk, formulir, surat, dan ringkasan. Kegiatan menulis lainnya yaitu menulis karya sastra untuk anak. Karya sastra anak tersebut berupa puisi, pantun, dan cerita. Hal ini sejalan dengan lampiran 1 Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 yang dibuat oleh Depdiknas (2009, hlm. 5) bahwa

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Menulis merupakan keterampilan bahasa yang paling sulit karena menulis berarti menyampaikan dan mengembangkan pikiran berupa ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan tulisan ke dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Keterbatasan ilmu pengetahuan dan pembendaharaan kata serta sulitnya menyusun bahasa menjadi faktor utama seseorang mengalami kesulitan dalam menulis. Tata bahasa yang digunakan dalam menulis harus dirangkai dengan teratur sehingga berkesinambungan dan bermakna. Bahasa yang digunakan dalam tulisan dapat berupa bahasa formal maupun bahasa informal tergantung pada jenis tulisan yang akan dibuat. Hal terpenting adalah tulisan yang dibuat dapat mengkomunikasikan gagasan dan pesan dari penulis.

(13)

2

Secara khusus siswa SD mendapat pembelajaran tentang menulis yakni menulis karangan di kelas V. Hal ini terdapat dalam KTSP yang disusun oleh Depdiknas (2009, hlm. 7) bahwa

Standar Kompetensi 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Kompetensi Dasar 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

Untuk melihat sejauhmana siswa dapat menggunakan pilihan kata yaitu dengan menganalisis karangan yang dibuat oleh siswa sendiri. Karangan tersebut berupa karangan yang dibuat berdasarkan pengalaman siswa. Karangan pengalaman dapat dikategorikan sebagai karangan narasi karena menyampaikan suatu kejadian yang dialami sesuai dengan urutan waktu. Karangan pengalaman termasuk pada jenis karangan narasi.

Karangan narasi merupakan sebuah karangan yang menceritakan serangkaian kejadian, tindakan, dan keadaan secara berurutan dari awal sampai akhir sesuai dengan urutan waktu. Pemaparan tersebut sejalan dengan pendapat dari Suparno dan Yunus (2008, hlm. 4.31) yang menjelaskan bahwa

Karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

Bagi siswa SD, menulis karangan dengan bahasa yang baik dan benar sangatlah sulit walaupun berdasar pada pengalaman yang dialami. Diperlukan keterampilan menyusun kalimat yang baik sesuai dengan ejaan yang telah disempurnakan, keterampilan memilih kata-kata (diksi), keterampilan dalam menyusun dan menghubungkan kata satu dengan kata yang lain agar hubungan antar kata menjadi jelas, dan sebagainya. Keterampilan menulis meliputi keterampilan-keterampilan lain yang lebih khusus seperti penguasaan ejaan, konjungsi, preposisi, struktur kalimat, kosakata, dan penyusunan paragraf.

(14)

3

menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat; bisa juga antara paragraf dengan paragraf.” Konjungsi menjadi unsur penting dalam pembentukan wacana yang di dalamnya mencakup pembentukan klausa, kalimat, dan paragraf. Apabila penempatan konjungsi dalam kalimat tidak tepat maka kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, penempatan konjungsi harus sesuai dengan kaidah yang berlaku. Tepat atau tidaknya penggunaan konjungsi dapat dilihat dari kalimat-kalimat, dan paragraf-paragraf yang tersusun rapi dalam sebuah karangan.

Berdasarkan studi dokumentasi hasil karangan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi dalam materi menulis karangan berdasarkan pengalaman terdapat masalah yang menarik perhatian. Hal tersebut adalah kesalahan penggunaan konjungsi. Contoh kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan siswa sebagai berikut.

1. Penulisan yang salah : Dan ketika sudah mempersiapkannya aku segera mandi, shalat, makan dan sekolah agama.

Penulisan yang benar : Sesudah mempersiapkannya aku segera mandi, shalat, makan dan sekolah agama.

Konjungsi dan tidak dapat digunakan pada awal kalimat. Konjungsi ini berfungsi untuk menyatakan hubungan penjumlahan yang digunakan di antara dua kata benda, dua kata kerja, dua kata sifat yang tidak bertentangan, dan diantara dua buah klausa dalam kalimat majemuk koordinatif.

2. Penulisan yang salah : Setelah waktu magrib aku solat dengan teman. Penulisan yang benar : Setelah magrib aku solat dengan teman.

Penggunaan konjungsi setelah dan waktu pada kalimat di atas salah, karena kedua konjungsi tersebut memiliki fungsi yang berbeda, maka penggunaannya tidak dapat disatukan. Konjungsi setelah digunakan untuk menggabungkan menyatakan urutan waktu lebih dahulu, sedangkan konjungsi waktu digunakan untuk menghubungkan menyatakan kesamaan waktu suatu kejadian. Maka, pada kalimat di atas konjungsi waktu dihilangkan karena penggunaannya salah.

(15)

4

Penggunaan konjungsi waktu pada kalimat di atas salah karena konjungsi tersebut memiliki fungsi yang sama dengan konjungsi ketika, saat, sewaktu, dan

tatkala yakni digunakan untuk mengubungkan menyatakan waktu yang sama

suatu kejadian yang terjadi antara dua buah kalimat yang berurutan. Oleh karena itu, pengguanaan konjungsi waktu pada kalimat di atas dihilangkan.

Kenyataannya, banyak siswa yang tidak menggunakan kata dengan tepat termasuk di dalamnya penggunaan konjungsi. Padahal dalam sebuah karangan narasi, konjungsi merupakan unsur yang penting karena dapat digunakan untuk menunjukan urutan waktu. Apabila salah dalam penggunaan konjungsi, maka kalimat menjadi tidak efektif, sehingga karangan secara keseluruhan tidak sesuai dengan tata bahasa yang baik dan benar.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan analisis terhadap karangan narasi yang dibuat oleh siswa. Analisis ini difokuskan pada kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi. Dengan demikian, judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

(16)

5

C. Rumusan Masalah Penelitian

Merujuk identifikasi masalah di atas, maka rumusan penelitian ini dibuat dalam bentuk kalimat pertanyaan. Rumusan masalah penelitian ini yaitu: Bagaimana kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi?

Rumusan masalah tersebut secara khusus dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Bagaimana bentuk jenis kesalahan penggunaan konjungsi yang ditemukan dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi?

2. Bagaimana persentase kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi?

3. Bagaimana penyebab kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu:

Mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi.

Tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan bentuk jenis kesalahan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi.

2. Mendeskripsikan persentase kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi.

3. Mendeskripsikan penyebab kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi.

E. Manfaat Penelitian

(17)

6

1. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Mengembangkan konsep penilaian terhadap hasil karangan siswa dan membantu dalam mengembangkan pembelajaran yang lebih kreatif untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis.

b. Bagi Siswa

Memiliki kemampuan menulis karangan narasi yang lebih baik dengan pemilihan kata dan penggunaan konjungsi yang benar.

c. Bagi Peneliti

Menambah wawasan kualitas pemahaman siswa tentang penggunaan konjungsi dalam karangan narasi.

2. Manfaat Teoretis

a. Menambah kajian ilmu khususnya tentang konjungsi.

b. Dapat dijadikan sumber informasi dan bahan referensi penelitian selanjutnya.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

(18)

7

skripsi berisi tentang urutan penulisan skripsi. Urutan penulisan skripsi ini dipaparkan secara sistematis.

Bab II yakni kajian pustaka yang berisi tentang pemaparan konsep-konsep, teori-teori, dan penelitian terdahulu yang relevan. Konsep dan teori yang dijabarkan di antanya pembelajaran bahasa Indonesia di SD, hakikat karangan narasi, hakikat kesalahan berbahasa, dan konjungsi.

Bab III yakni metode penelitian berisi tentang lokasi dan subjek penelitian yang telah dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan beberapa hal, desain penelitian, alasan penggunaan metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV yakni hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan pemaran data dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Hasil pembahasan yang ditemukan dalam penelitian merupakan bahasan terkait teori yang dibahasa dalam kajian pustaka.

(19)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SD Negeri 3 Nagarawangi, yang beralamat di Jalan Lukmanul Hakim No. 6, Desa Tuguraja, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Alasan terpilihnya SD Negeri 3 Nagarawangi sebagai lokasi penelitian sebagai berikut.

1. Kurikulum yang digunakan di SD Negeri 3 Nagarawangi adalah KTSP 2006. Dalam kurikulum tersebut, terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan pembelajaran menulis karangan narasi di kelas V.

2. Guru kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi belum melaksanakan analisis terhadap kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi.

3. Siswa SD Negeri 3 Nagarawangi banyak mengalami rangkaian peristiwa yang memiliki urutan waktu.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V. Jumlah rombongan belajar kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi adalah dua rombongan belajar, yakni kelas V/a dan kelas V/b. Subjek penelitian yang dipilih adalah kelas V/a, karena pada pelaksanaan studi pendahuluan tanggal 29 Januari 2014, guru kelas V/a mempunyai dokumen karangan narasi siswa yang dibuat pada semester ganjil, sedangkan guru kelas V/b tidak mempunyai dokumen karangan narasi siswa.

Siswa kelas V/a berjumlah 29 orang siswa yang terdiri 12 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Sebagian besar siswa kelas V/a SD Negeri 3 Nagarawangi memiliki karakter rajin, aktif, dan pemalu. Dari 17 orang siswa perempuan, satu orang siswa bernama Nisya pindah sekolah pada bulan Februari 2014 dengan alasan ikut orang tua pindah domisili. Dengan demikian, jumlah siswa kelas V/a berjumlah 28 orang.

Dokumen karangan narasi siswa yang diperoleh dari guru kelas V/a SD Negeri 3 Nagarawangi sebanyak 29 karangan karena karangan tersebut dibuat

(20)

29

ketika jumlah siswa kelas V/a berjumlah 29 orang. Dokumen karangan narasi siwa tersebut merupakan data penelitian yang dibutuhkan. Maka dari itu, subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V/a SD Negeri 3 Nagarawangi.

B. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini diawali dengan menentukan masalah yang akan diteliti. Penentuan masalah dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia. Setelah diketahui dalam kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia terdapat SK dan KD yang akan diteliti. Kemudian, peneliti melakukan studi pendahuluan di SD Negeri 3 Nagarawangi agar memperoleh gambaran awal mengenai masalah. Setelah mengkaji dan mengidentifikasi studi pendahuluan yang ternyata sesuai dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Peneliti mencari penelitian yang relevan untuk mencari informasi terkait dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Setelah itu, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian yang dibuat adalah pertanyaan penelitian secara umum dan pertanyaan penelitiaan secara khusus.

(21)

30

Gambar 3.1. Bagan Penelitian

Bagan penelitian di atas merupakan desain penelitian yang dibuat oleh peneliti. Bagan tersebut dibuat untuk memperjelas pemaparan desain penelitian ini.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini berawal dari pembuatan Surat Keterangan (SK) Penelitian, meminta ijin penelitian kepada Kepala Kesatuan Bangsa dan Polotik, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, dan Kepala Sekolah SD Negeri 3 Nagarawangi. Setelah itu, penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Nagarawangi untuk mendapatkan data penelitian. Data tersebut diklasifikasi, diinterpretasi, dianalisis, dideskripsikan, dan dibuat simpulan penelitian.

D. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Metode ini digunakan dengan alasan dapat menggambarkan atau

(22)

31

mendeskripsikan hasil analisis terhadap suatu kejadian yang sedang berlangsung. Penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Nagarawangi untuk dapat mendeskripsikan hasil dari analisis kejadian yang sebenarnya.

Penelitian ini disusun dan dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif berdasarkan pedoman analisis melalui pendekatan kualitatif. Prof. Dr. Sugiyono (2008, hlm. 15) mendefinisikan bahwa

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan data dilakukan secara

purposive dan snowbaal, teknik pengumppulan data dengan triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dalam penelitian kualitatif deskriptif, peneliti dilibatkan dalam situasi dan fenomena yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti berusaha menginterpretasikan fakta yang relevan secara menyeluruh. Oleh karena itu, “analisis kualitatif fokusnya pada penunjukkan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan seringkali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam bentuk angka-angka” (Mahsun, 2005, hlm. 257).

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2008, hlm. 307) berpendapat bahwa

Dalam penelitian kualitatif intrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan intrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Berdasarkan pendapat di atas, instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti menggunakan alat untuk mempermudah dalam pengumpulan data. Alat yang digunakan berupa kartu data dan pedoman wawancara semiterstruktur.

(23)

32

kelas V/a SD Negeri 3 Nagarawangi. Selain kartu data, instrumen penelitian lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan wawancara agar fokus pertanyaan tetap pada masalah penelitian. Wawancara ditujukan kepada guru dan siswa kelas V/a SD Negeri 3 Nagarawangi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan wawancara.

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data kualitatif terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian. Dokumentasi yang diambil dalam penelitian adalah dokumen pribadi siswa. Dokumen pribadi siswa yang diteliti dalam penelitian ini berupa hasil karangan narasi tentang pengalaman pribadi siswa. Peneliti akan meneliti kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa sesuai dengan tujuan penelitian ini.

2. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 317) berpendapat bahwa “wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Peneliti membutuhkan berbagai macam informasi untuk dijadikan data dalam penelitian ini. Data penelitian ini perlu dilengkapi, maka dilakukan wawancara.

(24)

33

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 337) yang menjelaskan

“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Seluruh data yang diperoleh melalui studi literatur dan wawancara semiterstruktur disusun secara sistematis. Kemudian, data diolah dan dianalisis untuk memecahkan masalah yang diteliti serta dapat diketahui korelasi dalam setiap masalah. Data-data tersebut diolah dengan cara sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan adalah data wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara direduksi. Reduksi data yang telah terkumpul saat di lapangan yaitu memilih, mensortir, mengklasifikasikan atau mengkategorikan setiap data pada hal-hal pokok yang berhubungan dengan masalah penelitian, yakni hal-hal yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini adalah dengan memasukan data yang telah direduksi dan dikorelasikan dengan literatur ke dalam teks naratif yang memaparkan permasalahan yang terjadi dan menggambarkan atau mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah mengalami proses analisis kedalam bentuk tulisan.

3. Penarikan Kesimpulan

(25)

128

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat kesalahan penggunaan bentuk jenis konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi. Data-data hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan penggunaan bentuk jenis konjungsi yang terdapat dalam karangan narasi siswa yaitu kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif dan subordinatif.

Kesalahan bentuk jenis konjungsi koordinatif diantaranya kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif penjumlahan, pertentangan, dan pengurutan. Sedangkan kesalahan bentuk jenis penggunaan konjungsi subordinatif diantaranya kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif penyebaban, persyaratan, kesewaktuan, dan perbandingan. Dari kedua kesalahan tersebut, kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif penjumlahan dan lebih banyak dari pada kesalahan penggunaan konjungsi lainnya. Hampir seluruh siswa menggunakan konjungsi ini dalam karangan narasi, tetapi penggunaannya tidak tepat sehingga terjadi kesalahan penggunaan konjungsi.

Jumlah seluruh kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi sebanyak 43 kesalahan yang terdiri atas 34 kesalahan atau 79,08% kesalahan konjungsi koordinatif dan sembilan kesalahan atau 20,96% kesalahan konjungsi subordinatif. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif lebih banyak dari pada kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif. Hal ini terjadi karena konjungsi koordinatif banyak digunakan siswa dalam menulis karangan narasi. Namun, siswa tidak mengetahui penggunaan konjungsi tersebut dengan tepat.

Kesalahan penggunaan konjungsi terjadi akibat siswa lupa terhadap materi konjungsi yang telah diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat guru kelas yang mengatakan bahwa pembelajaran konjungsi telah diajarkan sudah lama, sehingga siswa tidak ingat/lupa. Penyebab lainnya adalah siswa jarang menggunakan

(26)

129

konjungsi dalam kehidupan sehari-hari, keterbatasan waktu kegiatan belajar mengajar untuk mengajarkan materi konjungsi di sekolah, siswa kurang memahami penggunaan konjungsi yang tepat, dan keterbatasan pengetahuan dan motivasi siswa dalam menulis karangan narasi yang baik dan benar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi siswa agar dapat menggunakan konjungsi dengan benar.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan untuk guru melakukan inovasi dalam mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis karangan dan mengembangkan konsep penilaian terhadap hasil karangan siswa.

(27)

130

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, A. (2009). Sintaksis bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2012). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. (2009). Lampiran I peraturan mendiknas no. 22 tahun 2006. Jakarta: BSNP.

Depdiknas. (2009). Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

BSNP.

Finoza, L. (2002). Komposisi bahasa Indonesia untuk mahasiswa nonjurusan

bahas. Jakarta: Insan Mulia.

Indihadi, D., Zaenuddin, E., & Gusrayani, D. (2010). Pembinaan bahasa

Indonesia sebagai bahasa kedua. Bandung: UPI PRESS.

Keraf, G. (2003). Argumentasi dan narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. (2005). Metode penelitian bahasa: tahapan, strategi, metode, dan

tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ningsih, R. D. (2013). Analisis kesalahan penggunaan kata penghubung dalam

karangan argumentasi siswa kelas X SMAN 3 bintan tahun pelajaran 2012/2013. E-Journal. 1 (1), hlm. 1-5.

Ramlan. (2005). Ilmu bahasa Indonesia sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.

Resmini, N., Churiyah, Y., & Sundori, N. (2010). Membaca dan menulis di SD

teori dan pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Suparno dan Yunus, M. (2008). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

(28)

131

Gambar

Gambar 3.1.  Bagan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Mutta työlläni on myös käytännöllinen puolensa, sillä kaiken tämän teorioissa käytetyn ajan jälkeen saan uudenlaisen käsityksen siitä, mistä maineen käsite

Pelaksana Mutu Baku Staf Kasubag TU dan RT Kabag Umum dan Keuangan Sekretaris Ketua Wakil Ketua Persyaratan/ Perleng- kapan Waktu Output 1 Mengumpulkan

novel up in Alaska, British Columbia, Costa Rica, France, Ontario and Mexico, and has continued travelling as an adult, spending time in Iran, Turkey and India..

Keuntungan basis dari bahan ini adalah penampilan yang baik, mudah dalam pembuatannya, permukaan akhir yang baik, dan ikatan kimia yang sangat baik. Namun disamping keuntungan,

Pada Penulisan Ilmiah ini, penulis menghitung biaya pemasaran dengan menentukan jenis biaya menurut fungsinya, menentukan dasar alokasi biaya , sehingga akan diketahui biaya

Menurut Sugiyono (2009:78) “sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi

This paper presents an optimized look-up table (i.e. voltage vector selection) and a Constant Frequency Torque Controller (CFTC) proposed in [7] to achieve constant

Sistem informasi akuntansi penjualan jasa sewa kamar merupakan organisasi dari formulir, catatan, prosedur, dan alat-alat yang digunakan (contohnya komputer) untuk mengolah