No. Daftar: 316/UN 40.7.D1/LT/2013
PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KECUKUPAN MODAL PADA
PT BANK SYARIAH MANDIRI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh:
Rilna Desti (0906404)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Likuiditas terhadap
Kecukupan Modal pada PT Bank
Syariah Mandiri
Oleh Rilna Desti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Rilna Desti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KECUKUPAN MODAL PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI
RILNA DESTI
0906404
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Pembimbing
Dr. Ikaputera Waspada, M.M NIP. 19610420 1987703 1 002
Mengetahui, Ketua Program Studi
ABSTRAK
Rilna Desti (0906404), “Pengaruh Likuiditas terhadap Kecukupan Modal pada PT Bank Syariah Mandiri”, dibawah bimbingan Dr. Ikaputera Waspada M.M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan likuiditas yang diukur dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) serta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh likuiditas terhadap kecukupan modal pada PT Bank Syariah Mandiri. Aspek yang diteliti meliputi dua hal yaitu likuiditas dan kecukupan modal.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
purposive sample. Data penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
Keuangan Publikasi PT Bank Syariah Mandiri dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan dengan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial FDR berpengaruh signifikan terhadap CAR pada Bank Syariah Mandiri periode 2008 sampai dengan 2012 dengan nilai probabilitas kurang dari 0,05. Hasil perhitungan korelasi yaitu sebesar -0,367 menunjukkan tingkat hubungan antara likuiditas dengan kecukupan modal adalah rendah dan tidak searah. Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana didapat persamaan Y= 20,314 – 0,0906X dan koefisien determinasi 13,4% artinya likuiditas berpengaruh terhadap kecukupan modal sebesar 13,4% sedangkan sisanya 86,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
ABSTRACT
Rilna Desti (0906404), "Liquidity Effects of the Capital Adequacy at PT Bank Syariah Mandiri", under the guidance of Dr. Ikaputera Waspada M.M.
This study aims to describe the capital adequacy as measured by the Capital Adequacy Ratio (CAR) and liquidity as measured by Financing to Deposit Ratio (FDR) as well as to determine the extent of the effect of liquidity on capital adequacy at PT Bank Syariah Mandiri. Aspects studied include two matter that is liquidity and capital adequacy.
The method used in this research is descriptive and verification methods. The sampling technique used was purposive sample. The data of this study are secondary data from financial statements of PT Bank Syariah Mandiri Publications from 2008 to 2012. The analysis technique used is simple linear regression, correlation coefficient, coefficient of determination and with the classical assumption that normality test, multikolonieritas, heteroscedasticity test and autocorrelation test. Hypotheses were tested using the t test.
Results of this study showed that partially FDR significant effect on CAR at Bank Syariah Mandiri period 2008 to 2012 with a probability value of less than 0.05. The calculation result is equal to -0.367 correlation indicates the relationship between the level of liquidity with capital adequacy is low and not unidirectional. Calculation results obtained simple linear regression analysis equation Y = 20.314-.0906 X and coefficient of determination of 13.4% means that the liquidity effect on the capital adequacy of 13.4% while the remaining 86.6% is influenced by other factors not examined in this study.
DAFTAR ISI
2.1.5 Modal Bank Syariah ... 39
3.6.3.4 Analisis Regresi ... 67
3.6.4 Uji Hipotesis ... 69
3.6.4.1 Menetapkan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif ... 69
3.6.4.2 Uji t ... 70
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kinerja CAR pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2012 ... 5
Tabel 1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) PT Bank Syariah Mandiri periode 2008 - 2012 ... 6
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 21
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 60
Tabel 3.2 Nilai Kriteria Hubungan Korelasi ... 67
Tabel 4.1 Perkembangan FDR pada PT Bank Syariah Mandiri Januari 2008 – Desember 2012 ... 78
Tabel 4.2 Perkembangan CAR pada PT Bank Syariah Mandiri Januari 2008 – Desember 2012 ... 84
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 90
Tabel 4.4 Uji Multikolonieritas ... 93
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ... 94
Tabel 4.6 Koefisien Korelasi ... 95
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi ... 96
Tabel 4.8 Model Regresi Linier Sederhana ... 97
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan CAR pada Bank Umum Syariah Periode 2008
– 2012 ... 7
Gambar 1.2 Grafik Perkembangan FDR pada PT Bank Syariah Mandiri Periode 2008 – 2012 ... 9
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 55
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 56
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan FDR Januari 2008 – Desember 2012 ... 83
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan CAR Januari 2008 – Desember 2012 ... 89
Gambar 4.3 Uji Normalitas ... 91
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank merupakan lembaga keuangan yang cukup penting dalam
mendukung pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Bank yang sehat
menunjukkan bahwa bank tersebut mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses
pembelian surplus dana dari sektor usaha, pemerintah maupun rumah tangga,
untuk disalurkan kepada unit ekonomi yang defisit (Reniwaty, 2012). Apabila
fungsi bank telah berjalan dengan baik, maka hal ini akan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan efisien. Pertumbuhan ekonomi yang baik
membuat lembaga keuangan bank dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola
simpanan mereka.
Menurut Maulana Hamzah dalam La Riba Jurnal Ekonomi Islam, “Bila
melihat sistem perbankan Indonesia ditinjau dari sistem perbankan dunia pada
umumnya ada perbedaan yang sangat signifikan. Sejak diberlakukannya UU
No.10 tahun 1998 di Indonesia dikenal adanya dual banking system, perbankan
syariah disatu sisi dan perbankan konvensional disisi lainnya. Walaupun terdapat
2 perbedaan sistem operasional namun secara struktural tetap dibawah naungan
Bank Indonesia. Perbedaan sistem ini membuat perbedaan tingkat perkembangan
juga, contoh hingga Juni 2009 NPF (Non Performing Financing) bank syariah
Loan) 21%. Fakta ini tentu memberi keunggulan pada perbankan syariah,
terutama dalam faktor likuiditas dan daya tahannya ketika menghadapi krisis,
selain faktor sistem yang lebih aman, tingkat integrasi bank syariah dengan
ekonomi global dapat dibilang lebih kecil ketimbang bank konvensional”.
Menurut M. Syafi‟i Antonio (2001:29), terdapat banyak perbedaan
mendasar diantara bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan itu
menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan
kerja. Dari segi akad dan aspek legalitas, pada bank syariah memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi karena akad dilakukan berdasarkan hukum islam. Jika
dilihat pada struktur organisasi, bank syariah mungkin memiliki persamaan
dengan bank konvensional dalam hal komisaris dan direksi, namun unsur yang
membedakan adalah adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi
operasional bank dan produknya agar sesuai syariah islam.
Eksposure pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan
kepada aktivitas perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat
integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global dan belum memiliki tingkat
sofistikasi transaksi yang tinggi adalah dua faktor yang dinilai telah
“menyelamatkan” bank syariah dari dampak langsung guncangan sistem
keuangan global. Memiliki kinerja yang baik selama masa krisis membuat
kedudukan perbankan syariah menjadi semakin kokoh dan mendapat kepercayaan
dari masyarakat serta pemerintah. Pemerintah menunjukkan dukungan dengan
adanya pengesahan atas keberadaan dan beroperasinya bank Syariah di Indonesia.
3
melalui pemberdayaan dan pemanfaatan lembaga perbankan syariah sebagai
alternatif dalam aktivitas perekonomian. (Arthesa dan Handiman, 2006:80)
Sesuai dengan Undang-undang No.21 Tahun 2008 bahwa perbankan
syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah,
demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian yang bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. (www.bi.go.id, 13 Maret
2013)
Kinerja perbankan syariah pada umumnya mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Total aset perbankan syariah per Desember 2011 mencapai
Rp145,47 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 49,17% yang merupakan
pertumbuhan tertinggi sepanjang tiga tahun terakhir. Pertumbuhan aset bank
syariah didukung oleh pertumbuhan jaringan kantor, yaitu berjumlah 1.477 kantor
pada tahun 2010 menjadi 1.737 kantor pada 2011. Total keseluruhan bank syariah
pada tahun 2011 sebesar 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah
(UUS) dan 155 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Industri perbankan
syariah menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata sebesar
40,2% pertahun dalam lima tahun terakhir (2007-2011), sedangkan rata-rata
pertumbuhan perbankan nasional hanya sebesar 16,7% pertahun. Sehingga
industri perbankan syariah dijuluki „the fastest growing industry’, (www.bi.go.id,
13 Maret 2013). Menurut Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia
(BI), Mulya Effendi Siregar, “Tingginya aset turut mendorong pangsa pasar bank
2010, pangsa pasar bank syariah masih berada di level 3,28 persen. Aset bank
syariah terus naik setiap tahun”. (www.republika.co.id, 13 Maret 2013)
Menurut Muhammad dan Suwiknyo (2009:71) modal adalah sejumlah
sumber daya yang ditanamkan pada suatu usaha yang fungsinya untuk menambah
kekayaan perusahaan/usaha dimaksud. Modal merupakan faktor penting bagi
bank dalam usaha untuk perkembangan dan kemajuan sekaligus untuk menjaga
kepercayaan masyarakat. Ini karena sebagian besar modal yang diperoleh bank
berasal dari dana pihak ketiga. Dalam menentukan jumlah modal yang harus
dimiliki bank-bank umum berdasarkan prinsip syariah, Bank Indonesia selaku
bank sentral menetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia No.7/13/PBI/2005
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bahwa bank wajib menyediakan
modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko. Selanjutnya,
ketentuan modal minimum ini diukur dengan menggunakan capital adequacy
ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang membandingkan antara jumlah
modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut risiko.
Selama lebih dua puluh tahun perbankan syariah mewarnai industri
perbankan nasional. Kini, seiring dengan berkembangnya industri perbankan,
Bank Syariah secara bersama-sama melakukan penambahan modal. Penambahan
modal untuk memudahkan ekspansi bisnis tanpa khawatir rasio kecukupan modal
atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tergerus. CAR adalah denyut nafas bank.
Penurunannya akan membuat kepercayaan masyarakat pada bank berkurang.
Ditengah masyarakat tersimpan keyakinan bahwa bank dapat dikatakan sehat bila
5
persen. Aksi penambahan modal karena tren perekonomian nasional masih
prospektif ditengah perlambatan perekonomian global. Tahun ini saja pemerintah
masih berani memasang target pertumbuhan 6,5 persen. Bank syariah menangkap
tren itu dengan optimis. Untuk mempermudah ekspansi bisnis, maka bank syariah
menambah kecukupan modal pada batas yang realistis. (ekonomisyariah.info, 13
Maret 2013)
Adanya penambahan modal pada bank umum syariah akan membantu
meningkatkan rasio kecukupan modal serta mendorong kegiatan operasional bank
berjalan dengan lancar. Namun, penambahan modal yang tidak dibarengi dengan
penambahan ATMR yang seimbang maka akan berdampak pada menurunnya
nilai CAR. Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan nilai CAR pada Bank Umum
Syariah:
Tabel 1.1
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (data diolah) vol: 11 no. 1 desember 2012 (www.bi.go.id)
Tabel 1.1 diatas menunjukkan perkembangan CAR pada Bank Umum
Syariah yang berada diatas 8% sehingga dapat dikatakan kondisi permodalan bank
berada pada posisi yang sehat. Namun perkembangan tersebut berfluktuatif, mulai
dari tahun 2010 nilai CAR sebesar 16,76% kemudian mengalami penurunan pada
tahun 2011 sebesar 0,13 menjadi 16,63%. Pada tahun 2012, penurunan terus
terjadi dari bulan pertama hingga bulan kelima sebesar 3,13 dari 16,27% menjadi
13,4%. Kemudian terjadi kenaikan kembali pada bulan keenam dan ketujuh
mencapai 16,12%, lalu pada bulan kedelapan turun menjadi 13,63%. Pada bulan
kesembilan terjadi kenaikan dengan nilai 14,98% namun setelah itu terjadi
penurunan hingga akhir tahun 2012 mencapai 14,14%.
Salah satu bank yang termasuk ke dalam bank umum syariah adalah PT
Bank Syariah Mandiri. Data keuangan yang diperoleh selama tahun 2008 hingga
tahun 2012 menunjukkan kondisi CAR pada Bank Syariah Mandiri berfluktuatif.
Seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Tabel 1.2
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (data diolah)
Pada tabel 1.2, dapat dilihat bahwa CAR pada Bank Syariah Mandiri
7
Bank Indonesia yaitu 8%-12%. Akan tetapi mulai tahun 2011 terjadi peningkatan
sehingga mencapai 14,57%. Kemudian pada tahun 2012 CAR menurun menjadi
13,82%, walaupun telah memenuhi kecukupan pemenuhan modal minimum akan
tetapi dengan CAR yang diatas standar dianggap kurang baik bagi bank. Berikut
perkembangan CAR pada Bank Umum Syariah disajikan dalam grafik:
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (data diolah)
Gambar 1.1
Grafik Perkembangan CAR pada Bank Umum Syariah Periode 2008 – 2012
Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan
kemajuan bank sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu
modal menurut Muhammad (2002:210) harus dapat digunakan untuk menjaga
kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas investasi pada aktiva terutama yang
berasal dari dana pihak ketiga atau masyarakat.
Dari berbagai macam rasio keuangan yang mempengaruhi kecukupan
modal dipilih likuiditas sebagai faktor utama berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan bank. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dahlan Siamat
(2005:293) bahwa “Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menilai
kecukupan modal bank antara lain Likuiditas”. Bagi dunia perbankan likuiditas
merupakan faktor penting dalam menilai kinerja bank. Seberapa besar aset yang
dimiliki bank jika kondisi likuiditas terancam maka bank akan mengalami
kesulitan dikarenakan penarikan dana yang dilakukan oleh para deposan.
Indikator yang digunakan dalam mengukur likuiditas pada bank salah
satunya adalah Financing to Deposit Ratio (FDR) yang menunjukkan seberapa
jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
likuiditas (Dendawijaya, 2009:116). Semakin tinggi tingkat FDR menunjukkan
semakin jelek kondisi likuiditas bank, karena penempatan pada kredit juga
dibiayai dari dana pihak ke tiga yang sewaktu-waktu dapat ditarik. Untuk itu nilai
FDR yang terlalu tinggi akan sangat berbahaya bagi kondisi likuiditas bank
karena standar FDR menurut Peraturan Bank Indonesia No12/19/PBI/2010 adalah
sebesar 78%-100%.
Kondisi likuiditas bank yang berada pada posisi tidak likuid membuat
nasabah kehilangan kepercayaan terhadap bank bersangkutan. Sehingga hal
tersebut akan mempengaruhi jumlah modal yang ada. Untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat maka bank melakukan penambahan modal agar dapat
9
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (diolah kembali)
Gambar 1.2
Grafik Perkembangan FDR pada PT Bank Syariah Mandiri Periode 2008 - 2012
Gambar 1.2 diatas menunjukkan perkembangan FDR Bank Syariah
Mandiri. Pada tahun 2008 hingga 2010 FDR mengalami penurunan. Kemudian
mengalami peningkatan lagi pada tahun 2011 hingga 2012. Menurut
Dendawiajaya (2009:116) “Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin rendah
kemampuan likuiditas bank karena jumlah dana yang diperlukan untuk
pembiayaan semakin besar”.
Dalam kondisi yang kurang likuid bank harus bisa mengelola penyaluran
dana terhadap dana masyarakat yang dimilikinya agar FDR dapat dijaga pada
batas aman. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Taswan (2006:73) bahwa
“ketentuan FDR dapat membantu menentukan modal bank. FDR adalah
perbandingan antara pembiayaan terhadap dana pihak ketiga. Dengan
memperhatikan formula tersebut dan dengan asumsi manajemen bank mampu
memprediksi pertumbuhan pembiayaan dan dana, maka selanjutnya bank dapat
Pengaturan tentang kecukupan modal dilakukan agar bank dapat menjaga
tingkat likuiditas sehingga dapat mengurangi terjadinya risiko kerugian bagi bank.
Ketika suatu bank memiliki likuiditas rendah menunjukkan bahwa bank tidak
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan dana yang dimilikinya.
Sebaliknya ketika suatu bank memiliki tingkat likuiditas yang terlalu tinggi maka
bank dikatakan dalam kondisi yang sangat likuid yaitu terjadinya penumpukan
dana sehingga dapat menimbulkan beban. Oleh sebab itu bank harus mampu
menjaga tingkat likuiditas pada batas yang wajar sehingga dapat mengurangi
risiko kerugian.
Berdasarkan uraian tentang fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang kecukupan modal dan likuiditas dengan mengambil
judul “ Pengaruh Likuiditas terhadap Kecukupan Modal pada PT Bank
Syariah Mandiri”.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Modal merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan
aktivitas perbankan untuk memperoleh keuntungan. Pengelolaan modal bank
yang baik membuat masyarakat semakin percaya untuk menyimpan dana
mereka ke bank. Ini karena dengan adanya setoran dana dari pemegang
saham membuat posisi modal semakin baik.
Besaran jumlah modal yang harus dimiliki bank ditentukan oleh Bank
Indonesia selaku Bank Sentral. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
11
bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang
menurut risiko. Selanjutnya, ketentuan modal minimum bank biasanya
menggunakan suatu ukuran yang disebut capital adequacy ratio (CAR).
Menurut Kasmir (2012:325) “Capital Adequacy Ratio adalah rasio
untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung
perkreditan terutama resiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih”.
Faktor likuiditas yang dapat mempengaruhi CAR adalah financing to
deposit ratio (FDR). Menurut Kasmir (2012:319) FDR adalah rasio untuk
mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan dibandingkan
dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Semakin
tinggi rasio ini menunjukkan semakin rendah kemampuan likuiditas bank
karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan semakin besar
(Dendawijaya, 2009:116). Oleh karena itu, bank harus bisa mengelola dana
yang dimiliki dengan mengoptimalkan penyaluran pembiayaan agar kondisi
likuiditas bank tetap terjaga. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Taswan (2006:73) bahwa “ketentuan FDR dapat membantu menentukan
modal bank. FDR adalah perbandingan antara pembiayaan terhadap dana
pihak ketiga. Dengan memperhatikan formula tersebut dan dengan asumsi
manajemen bank mampu memprediksi pertumbuhan pembiayaan dan dana,
maka selanjutnya bank dapat menentukan kebutuhan modal sendiri”.
Peneliti membatasi masalah yang diteliti terfokus pada pengaruh
Kecukupan Modal dengan indikator Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT
Bank Syariah Mandiri.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
dibuat beberapa rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana gambaran likuiditas pada PT Bank Syariah Mandiri?
2. Bagaimana gambaran kecukupan modal pada PT Bank Syariah Mandiri?
3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap kecukupan modal pada PT Bank
Syariah Mandiri?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Gambaran likuiditas pada PT Bank Syariah Mandiri.
2. Gambaran kecukupan modal pada PT Bank Syariah Mandiri.
3. Pengaruh likuiditas terhadap kecukupan modal pada PT Bank Syariah
Mandiri.
1.4 Kegunaan Penelitian
Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan kegunaan baik secara
teoritis atau praktis sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memperluas khasanah ilmu
pengetahuan yaitu ilmu keuangan serta dapat memberi sumbangan pada
13
menyangkut teori likuiditas dan kecukupan modal. Juga diharapkan
penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada akademisi untuk
pengembangan teori Manajemen Keuangan.
2. Kegunaan Praktis
Bagi Perusahaan Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berhubungan dengan rasio-rasio keuangan bank serta menjadi
pertimbangan bagi bank dalam menetapkan kebijakan dan
mempertahankan tingkat rasio keuangan agar kondisi perbankan
yang sehat dapat terwujud.
Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
menambah pengetahuan dan memberikan informasi untuk tujuan
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pada penelitian ini, objek yang akan dianalisis adalah likuiditas dan
kecukupan modal pada PT Bank Syariah Mandiri. Likuiditas (X) yang diukur
dengan menggunakan indikator Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan
variabel independen atau variabel bebas yang akan diteliti. Sementara, kecukupan
modal (Y) diukur dengan indikator Capital Adequacy Ratio (CAR) menjadi
variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini. Penelitian
dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari Mei sampai Juli 2013.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dan metode verifikatif.
Menurut Mohammad Nazir (2005:54) “Metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
58
sesuai dengan penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui gambaran
likuiditas dan kecukupan modal pada PT Bank Syariah Mandiri.
Sedangkan pengertian penelitian verifikatif yang dikemukakan oleh
Arikunto (2004:7) sebagai berikut: “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin
menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan”. Metode verifikatif
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara likuiditas dengan kecukupan modal
PT Bank Syariah Mandiri.
3.2.2 Desain Penelitian
Zulganef (2008:47) mengemukakan bahwa “Desain penelitian adalah
rencana penelaahan/penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian atau identifikasi masalah.”
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud desain penelitian adalah rencana penelitian yang disusun secara ilmiah
sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dibuat.
Menurut Iqbal Hasan (2002:32-33), desain penelitian dapat dibagi menjadi
tiga macam, yaitu:
1. Desain eksplanatori
Desain eksplanatori berusaha mencari ide-ide atau hubungan hubungan
baru sehingga dapat dikatakan bahwa desain ini bertitik tolak dari variabel
bukan dari fakta.
2. Desain deskriptif
Desain deskriptif bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari
3. Desain kausal
Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel dapat
mempengaruhi variabel lainnya.
Adapun desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain kausal.
Penelitian yang dilakukan berbentuk hubungan yang bersifat sebab akibat
(kausal), yaitu hubungan yang bersifat mempengaruhi dua variabel atau lebih.
3.3 Operasional Variabel
Adapun terdapat dua variabel yang dijadikan penelitian yaitu variabel
independen dan variabel dependen:
1. Variabel Bebas (Variable Independent)
Menurut Sugiyono (2012:59) variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah Likuiditas (X) yang diukur dengan indikator financing to
deposit ratio .
2. Variabel Terikat (Variable Dependent)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:59). Variabel terikat dalam
60
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Alat Ukur Skala
Likuiditas
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2004:107) “Sumber data adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh”. Sumber data dapat diperoleh baik secara langsung
(primer) atau secara tidak langsung (sekunder) dari objek penelitian.
Menurut Asep Hermawan (2006:168) mengemukakan “Data sekunder
adalah struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan
dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain.”
a. Laporan keuangan periode 2008 - 2012 PT Bank Syariah Mandiri.
(www.syariahmandiri.co.id)
b. Literatur dan artikel yang berhubungan dengan penelitian.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Studi dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan penelaahan
dokumen, catatan dan laporan mengenai data yang berhubungan dengan
objek penelitian. Yaitu laporan keuangan periode 2008 - 2012 PT Bank
Syariah Mandiri.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari
berbagai literatur baik melalui buku Manajemen Perbankan, surat kabar,
jurnal serta karya ilmiah yang berkaitan dengan likuiditas dan kecukupan
modal.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:115) yang dimaksud dengan populasi yaitu
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
62
Jadi, berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang disebut populasi itu adalah sekumpulan obyek/subyek
yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti sehingga dapat
ditarik kesimpulan. Maka dari itu, yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Periode 2008 - 2012.
3.5.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.5.2.1 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini yang
menjadi sampel adalah laporan keuangan PT Bank Syariah Mandiri periode 2008
– 2012 secara bulanan.
Adapun pertimbangan dalam pengambilan sampel ini adalah data-data
keuangan yang diperoleh merupakan data aktual dan dipublikasikan dalam
laporan keuangan pada Bank Indonesia. Pengambilan sampel dimulai dari periode
Januari 2008 – Desember 2012 dikarenakan laporan keuangan yang
dipublikasikan di website Bank Syariah Mandiri mulai dari tahun 2008 dan tahun
2012 merupakan data yang paling aktual yang didapatkan oleh penulis.
3.5.2.2 Teknik Penarikan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:116) teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel. Teknik penarikan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
purposive sample yaitu pengambilan subjek didasarkan atas adanya tujuan
tertentu.
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.6.1 Rancangan Analisis Data
Setelah memperoleh data-data keuangan yang dibutuhkan maka kemudian
dibuat rancangan analisis untuk menginterpretasikan hasil perhitungan serta
menjawab masalah yang diteliti dan menarik kesimpulan dari pengolahan data
tersebut.
Langkah-langkah analisis data yang perlukan dalam penelitian ini
mencakup beberapa hal sebagai berikut:
a. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel kemudian
disajikan ke bentuk grafik.
b. Analisis deskriptif terhadap Kecukupan Modal dengan menghitung nilai
capital adequacy ratio (CAR).
c. Analisis deskriptif terhadap likuiditas denagan menghitung nilai financing
to deposit ratio (FDR) .
d. Melakukan analisis statistik untuk mengetahui pengaruh likuiditas
terhadap kecukupan modal.
3.6.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran tentang
kondisi variabel penelitian. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan terhadap
variabel likuiditas dengan indikator financing to deposit ratio (FDR) dan
variabel kecukupan modal dengan indikator capital adequacy ratio (CAR) dengan
64
Variabel independen yaitu likuiditas:
a. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Standar FDR Bank Indonesia 78%-100% (PBI No 12/19/PBI/2010)
Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah kecukupan modal:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Standar CAR Bank Indonesia minimal 8% (PBI No 7/13/PBI/2005)
3.6.3 AnalisisStatistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Likuiditas dengan indikator financing to deposit ratio
(FDR) terhadap Kecukupan Modal dengan indikator capital adequacy ratio
(CAR). Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan
statistik parameter yaitu analisis regresi linier sederhana, analisis korelasi product
moment pearson dan koefisien determinasi.
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan
analisis statistik parametris yaitu uji normalitas data. Tujuan dari
uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Apabila data
tidak bisa digunakan karena statistik dalam analisis parametrik
diturunkan dari distribusi normal (Sugiyono, 2011:239). Terdapat
dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual sau pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas dan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolonierits
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Multikolonieritas dilihat dari
nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
66
menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan
metode Durbin-Watson (DW test).
3.6.3.2 Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan
antar variabel yang diteliti. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah korelasi product moment pearson yaitu untuk mengetahui derajat atau
kekuatan hubungan timbal balik antara 2 variabel. Hubugan dua variabel terdiri
dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Ukuran
yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y
disebur koefisien korelasi (r). Adapun rumus dari koefisien korelasi tersebut
adalah sebagai berikut:
(Sugiyono, 2011:228)
Keterangan:
r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n : jumlah periode
X : nilai Likuiditas
Y : nilai Kecukupan Modal
∑ ∑ ∑
Tabel 3.2
Nilai Kriteria Hubungan Korelasi
No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
2 0,20 – 0,399 Lemah
3 0,40 – 0,599 Sedang
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2011:231)
3.6.3.3 Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari likuiditas dengan
indikator financing to deposit ratio (FDR) sebagai variabel independen terhadap
kecukupan modal dengan indikator capital adequacy ratio (CAR) sebagai variabel
dependen, dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan koefisien
determinasi (Kd). Rumus dari koefisien determinasi sebagai berikut:
(Sugiyono, 2011:231)
Keterangan:
Kd : nilai koefisien determinasi
r : nilai koefisien korelasi
3.6.3.4 Analisis Regresi
Sugiyono (2011:260) mengemukakan bahwa, analisis regresi digunakan
untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai
68
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap Kecukupan Modal.
Maka analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.
Sugiyono (2011:261) mengemukakan bahwa:
“Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.”
Adapun bentuk persamaan umum regresi linier sederhana sebagai berikut:
(Sugiyono, 2011:261)
Keterangan:
a : konstanta
b: koefisien regresi
Y : Kecukupan Modal
X : Likuiditas
Untuk mencari nilai a dan b menggunakan rumus sebagai berikut:
(Sugiyono, 2011:262)
Keterangan:
a : konstanta
b : koefisien regresi
X : Likuiditas
∑ (∑ ) ∑ ∑ ∑ ∑
Y : Kecukupan Modal
n : lamanya periode
3.6.4 Uji Hipotesis
3.6.4.1 Menetapkan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
yang jawabannya harus diuji secara empiris. Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, maka digunakan pengujian hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha). Penetapan hipotesis nol dan alternatif digunakan dengan
tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar dua variabel diatas.
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah hipotesis alternatif, sedangkan untuk
keperluan analisis statistik hipotesisnya berpasangan antara hipotesis nol dan
hipotesis alternatif. Hipotesis nol adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya
hubungan antara kedua variabel. Jika hipotesis nol ditolak maka hipotesis
alternatif dapat diterima sedangkan hipotesis alternatif adalah hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini.
Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini sebagai
berikut:
H0 : r ≤ 0, likuiditas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kecukupan modal.
Ha : r > 0, likuiditas mempunyai pengaruh signifikan terhadap kecukupan
70
3.6.4.2 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berdampak pada
variabel tidak bebas. Pengujian ini dilakukan dengan asumsi bahwa
variabel-variabel lain adalah nol. Menurut Sugiyono (2011:97) dalam uji t-statistik ada 2
jenis kriteria pengujian yaitu:
a. Pengujian dua arah (two tail test)
Pengujian dua arah digunakan ketika kita tidak memiliki dasar teori
yang kuat mengenai bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas.
b. Pengujian satu arah (one tail test)
Pengujian satu arah digunakan ketika kita memiliki dasar teori
yang kuat mengenai bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas.
Untuk mengetahui apakah variabel-variabel koefisien korelasi r signifikan
atau tidak maka dilakukan pengujian melalui uji thitung. Rumus thitung dapat dilihat
dalam persamaan berikut:
(Sugiyono, 2011:230)
Keterangan:
t : statistik uji korelasi (thitung)
r : koefisien korelasi
n : banyaknya sampel
r2 : koefisien determinasi
Adapun pengujian yang dilakukan dengan ketentuan sesuai kriteria
pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan menurut Sugiyono
(2011:97) adalah:
Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam pengambilan keputusan
penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
H0 : r = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara likuiditas (X) dan
kecukupan modal (Y)
Ha : r 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara likuiditas (X) dan kecukupan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan likuiditas pada PT Bank Syariah Mandiri yang diukur
dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) selama periode Januari tahun
2008 hingga Desember tahun 2012 cenderung mengalami peningkatan.
Hal ini menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri melakukan
pembiayaan yang sangat besar sehingga apabila tidak diseimbangkan
dengan dana pihak ketiga yang diperoleh maka akan menyebabkan bank
mengalami kesulitan likuiditas.
2. Perkembangan kecukupan modal pada PT Bank Syariah Mandiri yang
diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) cenderung mengalami
penurunan selama periode Januari 2008 hingga Desember 2012. Namun
walaupun terjadi penurunan, nilai CAR masih berada diatas batas yang
ditentukan oleh Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
modal bank terhadap aktiva produktif yang mengandung risiko masih
belum optimal.
3. Likuiditas berpengaruh terhadap kecukupan modal pada PT Bank Syariah
Mandiri. Nilai korelasi antara likuiditas yang diukur dengan Financing to
Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan tingkat hubungan yang
lemah dan negatif atau tidak searah. Hal ini menunjukkan apabila FDR
meningkat maka akan menyebabkan penurunan pada CAR, yang artinya
ketika pembiayaan yang dilakukan tinggi sedangkan dana pihak ketiga
yang dimiliki tidak mencukupi untuk menutupi penarikan yang tidak
terduga dari nasabah maka akan diambil dari modal bank sehingga
berdampak pada turunnya CAR.
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa saran yang dapat
diberikan oleh penulis sebagai berikut:
1. Bagi pihak PT Bank Syariah Mandiri agar memperhatikan kondisi
likuiditas terutama pada Financing to Deposit Ratio (FDR) yang
mengalami peningkatan. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
meyalurkan pembiayaan pada batas yang wajar. Dimana bank harus
menyesuaikan antara permintaan pembiayaan dengan dana pihak ketiga
yang dimiliki bank. Sehingga bank dapat meminimalisir risiko kerugian
dan terhindar dari mengalami kesulitan likuiditas pada saat terjadi krisis.
2. Diharapkan pihak PT Bank Syariah Mandiri agar memperhatikan kondisi
Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada diatas batas ketentuan Bank
Indonesia. Bank dapat melakukan upaya dengan mengoptimalkan
penggunaan modal milik bank sendiri terhadap aktiva produktif yang
105
3. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti hubungan antara rasio
likuiditas dengan kcukupan modal agar melakukan penelitian lanjutan
dengan menambah beberapa rasio likuiditas seperti Quick Ratio, Loan to
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari buku
Abdullah, Faisal. (2003). Manajemen Perbankan. Malang: Penerbit UMM.
Ali, Masyhud. (2004). Asset Liability Management, Menyiasati Risiko Pasar dan
Risiko Operasional dalam Perbankan. Jakarta: PT. Elex Media Kompetindo.
Antonio, Muhammad Syafi’i. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Arikunto, Suharsimi. (2004). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Bandung: Rineka Cipta.
Arthesa, Ade dan Handiman, Edia. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank. ________: PT Indeks.
Dendawijaya, Lukman. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Greuning, Hennie Van dan Iqbal, Zamir. (2011). Analisis Risiko Perbankan
Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hasibuan, Malayu S.P. (2007). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hermawan, Asep. (2006). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Cikal Sakti:
Grasindo.
Kasmir. (2012). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Machmud, Amir dan Rukmana. (2010). Bank Syariah; Teori, Kebijakan dan Stusi
Muhammad dan Suwiknyo, Dwi. (2009). Akuntansi Perbankan Syariah.
Yogyakarta: TrustMedia
Muhammad. (2002). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Nazir, Mohammad. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Siamat, Dahlan. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sudarsono, Heri. (2003). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
EKONISIA.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Taswan. (2006). Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik dan Aplikasi.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Triandaru, Sigit dan Budisantoso, Totok. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta: Salemba Empat
Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumber dari Internet
www.bi.go.id
www.syariahmandiri.co.id
www.bsmi.co.id
Siringoringo, Reniwaty. (2012). Karakteristik dan Fungsi Intermediasi Perbankan
di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan [Online]. Tersedia:
Direktorat Perbankan Syariah. (2009). Perbankan Syariah: Lebih Tahan Krisis
Global. Dokumentasi Perbankan Syariah [Online]. Tersedia:
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/2FA608A9-DDFE-4551-884D-D0B9D5965572/17639/Perbankan_Syariah_Lebih_Tahan_Krisis_Global.pdf [13
Maret 2013]
Admin. (2013). Dua Dekade Perbankan Syariah Indonesia [Online]. Tersedia:
http://ekonomisyariah.info/blog/2013/01/31/dua-dekade-perbankan-syariah-indonesia/ [13 Maret 2013]
Nuraini. (2012, 23 Januari). Aset Perbankan Syariah Naik 49 persen. Republika
[Online]. Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/12/01/23/ly8i2a-aset-perbankan-syariah-naik-49-persen [13 Maret 2013]
Sumber dari Jurnal
Hamzah, Maulana. (2009). Optimalisasi Peran Dual Banking System Melalui
Fungsi Strategis JUB Dalam Rangka Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan di
Indonesia. La_Riba Jurnal Ekonomi Islam [Online], Vol 3 No.2, 25 halaman.
Tersedia: http://journal.uii.ac.id/index.php/JEI/article/viewFile/2563/2351 [13
Maret 2013]
Fitrianto, Hendra dan Mawardi, Wisnu. (2006). Analisis Pengaruh Kualitas Aset,
Likuiditas, Rentabilitas dan Efisiensi terhadap Rasio Kecukupan Modal
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Studi Manajemen &
Organisasi [Online], Vol 3 No.1, 11 halaman. Tersedia: