BAB II
PROFIL KABUPATEN BANYUASIN
2.1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Banyuasin secara geografis mempunyai letak yang
strategis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi. Kabupaten Banyuasin
mempunyai wilayah seluas 11.832,69 Km2 dan terbagi me njadi 19
kecamatan. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan
wilayah seluas 3.632,4 Km2 atau sekitar 30,70 % dari luas wilayah
Kabupaten Banyuasin. Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan
Sumber Marga Telang dengan wilayah seluas 174,8 9 Km2 atau sekitar 1,48
% dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin.
Secara administratif, Kabupaten Banyuasin mempunyai batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Provinsi Jambi dan Selat Bangka.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Pampangan dan Air
Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan
Komering Ilir, Kota Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan Talang Ubi
Kabupaten Muara Enim.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin
Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
No Kecamatan Luas (km2) Persentase
1 Rantau Bayur 556.91 4.71
2 Betung 354.41 3.00
3 Suak Tapeh 312.70 2.64
4 Pulau Rimau 888.64 7.51
5 Tungkal Ilir 648.14 5.48
6 Banyuasin III 294.20 2.49
7 Sembawa 196.14 1.66
8 Talang Kelapa 439.43 3.71
9 Tanjung Lago 802.42 6.78
10 Banyuasin I 186.69 1.58
11 Air Kumbang 328.56 2.78
12 Rambutan 450.04 3.80
13 Muara Padang 917.60 7.75
14 Muara Sugihan 696.40 5.89
15 Makarti Jaya 300.28 2.54
16 Air Saleh 311.57 2.63
17 Banyuasin II 3 632.40 30.70
18 Muara Telang 341.57 2.89
19 Sumber Marga Telang 174.89 1.48
Total 11 832.99 100,00
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2016
Sejak akhir tahun 2012, jumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin
mengalami pemekaran dari 17 kecamatan menjadi 19 kecamatan.
Kecamatan yang mengalami pemekaran tersebut antara lain Kecamatan
Banyuasin I pecah menjadi Kecamatan Banyua sin I dan Kecamatan Air
Kumbang, serta Kecamatan Muara Telang pecah menjadi Kecamatan Muara
Telang dan Kecamatan Sumber Marga Telang.
Masing-masing kecamatan terbagi atas desa-desa dan kelurahan,
sedangkan setiap desa-desa dan kelurahan didalamnya tersusun atas dusun,
lingkungan maupun rukun warga dan sebagian masih dibagi lagi kedalam
rukun tetangga. Jumlah desa di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2014
Tabel 2.2. Jumlah Kelurahan dan desa per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah Desa/Kelurahan
1 Rantau Bayur 21 - 21
2 Betung 9 2 11
3 Suak Tapeh 11 - 11
4 Pulau Rimau 29 - 29
5 Tungkal Ilir 14 - 14
6 Banyuasin III 21 5 26
7 Sembawa 11 - 11
8 Talang Kelapa 6 6 12
9 Tanjung Lago 15 - 15
10 Banyuasin I 11 2 13
11 Air Kumbang 16 - 16
12 Rambutan 19 - 19
13 Muara Padang 15 - 15
14 Muara Sugihan 22 - 22
15 Makarti Jaya 11 1 12
16 Air Saleh 14 - 14
17 Banyuasin II 17 - 17
18 Muara Telang 16 - 16
19 Sumber Marga Telang 10 - 10
Jumlah 208 16 304
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2016
2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin
Potensi Sumberdaya Lahan A.
Kondisi sumberdaya lahan di Kabupaten Banyuasin terdiri dari lahan
basah dan lahan kering, dimana Hampir 80 persen dari wilayah Kabupaten
Banyuasin merupakan hamparan lahan basah berupa dataran rendah rawa
lebak, dataran rendah lahan gambut, serta dataran rendahpasang surut dan
sisanya sekitar 20% merupakan lahan kering yang dimanfaatkan untuk
pekarangan dan permukiman, perkebunan, ladang dan pemanfaatan lainnya.
Kawasan khusus yang berekosistem rawa pasang surut yang dibelah-belah
oleh aliran sungai dan menjadi delta-delta serta membentuk dataran rendah
yang bergambut tersebar di sepanjang pesisir timur. Sedangkan di sepanjang
Potensi lahan pasang surut yang tersedia di sebagian besar wilayah
Kabupaten Banyuasin memiliki prospek yang cukup besar untuk
dikembangkan menjadi sentra produksi p ertanian dan perkebunan dengan
pola intensifikasi dan ekstensifikasi. Hal ini tercermin dengan pemanfaatan
lahan pasang surut yang dominan untuk tanaman pangan khususnya beras
dan telah menghantarkan Kabupaten Banyuasin sebagai penyumbang
produksi beras Su matera Selatan ± 26%. Demikian juga dibidang
perkebunan, dimana lahan pasag surut yang belum termanfaatkan untuk
tanaman pangan menjadi faktor penarik bagi investor di bidang perkebunan
kelapa sawit.
Potensi pengembangan lahan produktif juga dapat dilakuk an pada
lahan berawa (lebak dan gambut). Berdasarkan penggunaan lahan eksisting
Kabupaten Banyuasin tipologi lahan berawa ini berupa kawasan hutan rawa
primer seluas 37.664 Ha, kawasan hutan rawa sekunder seluas 28.818 Ha,
kawasan rawa 12.545 Ha serta sema k belukar rawa yang memiliki luasan
terbesar yaitu 259.773 Ha atau sekitar 22% dari luas total Kabupaten
Banyuasin. Sebaran Lahan rawa tersebut terletak di sepanjang Pantai Timur
sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti
Jaya, Muara Telang, Banyuasindua, Pulau Rimau, Air Salek, Muara Sugihan,
sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir.
Kehutanan B.
Kawasan hutan Kabupaten Banyuasin luasnya mencapai 496.720,1
Ha atau sekitar 40% dari total luas Kabupaten Banyuasin. Ka wasan hutan
tersebut di dominasi oleh Taman Nasional Sembilang seluas 202.896,31 Ha
serta jenis kawasan lainnya berupa kawasan hutan lindung, kawasan hutan
produksi, kawasan huntan konversi, dan hutan yang terdapat di kawasan
suaka alam berupa suaka marga satwa. Untuk lebih jelasnya, secara rinci
jenis kawasan hutan di Kabupaten Banyuasin menurut fungsinya, dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
No Kawasan Hutan Luas (Ha)
1. Hutan Lindung 68.988,66
2. K.Hutan Produksi 69.899,59
3. HPK 60.781,85
4. Kawasan Suaka Alam :
Suaka Margasatwa 94.300
Taman Nasional Sembilang 202.750
Total 496.720,1
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin
Penggalian, Pertambangan dan Energi C.
Kabupaten Banyuasin merupaka n daerah yang memiliki bahan galian
yang cukup potensial seperti minyak dan gas bumi, batubara, gambut,
lempung, kaolin, pasir kuarsa. Kualitas batubara di Kab. Banyuasin umumnya
berjenis Ligmit – Subbituminous dengan kalori 4000- 5000 Kcal/kg dan
memiliki kadar sulfur dan abu rendah, baik untuk bahan bakar PLTU dan
sebagai komoditi ekspor non migas yang dapat menjadi sumber devisa
negara.
Bahan galian batubara tersebar di 5 (lima) Kecamatan yaitu Kec.
Rantau Bayur, Kec. Pulau Rimau, Kec. Betung, Kec. Ban yuasin I dan Kec.
Banyuasin III dengan perkiraan 2,5 milyar ton. Dari data Dinas Pertambangan
setempat telah terdapat izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi
seluas 12.674 Ha dan IUP Eksplorasi seluas 196.378 Ha yang berada di
Kecamatan Banyuasin II I, Pulau Rimau, Rantau Bayur, Betung, Tungkal Ilir,
Talang Kelapa dan Kecamatan Muara Telang. Berikut ini sebaran lokasi izin
usaha pertambangan batubara yang terdapat di Kabupaten Banyuasin :
Tabel 2.4. Izin Usaha Pertambangan Batubara(Eksplorasi) Di Kabupaten Banyuasin
(Ha) 1. PT. Basin Coal Mining Kec. Rantau Bayur 2870 2. PT. Bumi Indo Power Kec. Banyuasin III, Kec. Betung 22360 3. PT. Basindo Karya Utama Kec. Tungkal Ilir 3760
Kec. Tungkal Ilir 6387
4 PT. Buana Minera
Harvest
Kec. Pulau Rimau, Kec. Tanjung Lago 9775
5 PT. Graha Nusa Minergi Kec. Tungkal Ilir 13000 6 PT. Sumber Alam
Makmur Utama
Kec. Suak Tapeh, Kec. Pulau Rimau 11890 Kec. Banyuasin II, Kec. Muara Telang 13000 Kec. Tungkal Ilir dan Kec. Pulau
Rimau
17000
7 PT. Tubindo Kec. Rantau Bayur, Kec. Betung 5000 8 PT. Elok Indah Subur
Jaya
Kec. Tungkal Ilir 5107
9 PT. Nusantara Alam
Pasifik
Kec. Betung, Kec. Pulau Rimau 16520
10 PT. Trimata Coal Perkasa Kec. Tungkal Ilir 11640 11 PT. MBH Mining
Resources
Kec. Tungkal Ilir 11380
Kec. Pulau Rimau 18000
12 PT. Bhumindo Tambang
Jaya
Kec. Betung 20880
13 PT. Tubindo Energi Kec. Rantau Bayur, Banyuasin III,
Betung
9560
14 PT. Trimata Benua Kec. Tungkal Ilir 4804
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin
Untuk jenis tambang lainnya yaitu Kaolin sebesar 1.000.000 ton
terdapat di Kec. Talang Kelapa, Kec. Pulau Rimau dan Kec. Betung .
Tambang Koain ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat keramik,
kertas, industri farmasi, industri komestik dan plastik. Selain itu terdapat jenis
tambang Bentonit yang tersebar di Kec. Talang Kelapa . Tambang ini
digunakan sebagai bahan baku pembuat cat, bahan baku industri cor, lem
dan industri kelapa sawit.
Kegiatan pertambangan lainnya berupa Gambut sebesar 120.000.000
m3 yang berada di Kecamatan Muara Padang, Pasir Silika sebesar 675.000
m3 di Kecamatan Talang Kelapa dan Tanah Urug yang tersebar di sebagian
besar wilayah Kabupaten Banyuasin. Untuk kegiatan pertambangan minyak
dan gas bumi sebagian berlokasi di Kecamatan Pulau Rimau dengan jumlah
sumur produksi sebanyak 24 sumur atau 25.000 barel/hari.
NO COMPANY Kecamatan 1. Petronas Cargau (Tanjung Jabung) Kec. Rantau Bayur 2. Job Pertamina-Amirada Hiss Jambi Merang Kec. Banyuasin II 3. PT. Pertamina E&P Kec. Tungkal Ilir 4 PT. Odira Energi Karang Agung Kec. Pulau Rimau 5 Conoco Phillips (Gresik) Kec. Banyuasin II
6 PT. Medco E&P Rimau Kec. Betung
7 PT. Seli Raya Belida Kec. Rantau Bayur
8 PT. Medco E&P Indonesia Kec. Rantau Bayur
9 Star Energy (Sekayu) Kec. Rantau Bayur
10 Job Pertamina-Goldenspike Indonesia Kec. Rantau Bayur
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin
Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil D.
Kabupaten Banyuasin merupakan wilayah di Sumatera Se latan yang
memiliki kawasan perairan terbesar. Kabupaten banyuasin memilik panjang
pantai sekitar 275 km dan luas laut sebesar 1.765,4 Km² , kawasan pantai
tersebut membentang dari perbatasan Provinsi Jambi hingga perbatasan
Kabupaten Ogan Komering Ilir ber hadapan dengan Selat Bangka. Untuk
delineasi kawasan pesisir, Batas ke arah darat berdasarkan Ekologis adalah
kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang
surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang . Secara administrative y aitu
batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer
(2 km, 20 km, dst dari garis pantai) , sedangkan Batas ke arah laut
berdasarkan Ekologis yaitu kawasan perairan laut yang masih dipengaruhi
proses-proses alamiah dan kegi atan manusia di daratan, seperti aliran air
sungai, limpasan air permukaan, sedimen dan bahan pencemar dan
Administratif 4 mil dari garis pantai , dari ketentuan tersebut delineasi
kawasan pesisir di Kabupaten Banyuasin adalah batas administrasi
Kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut dan 4 mil ke arah laut
sesuai kewenangan kabupaten yang meliputi lima Kecamatan, yaitu
Banyuasin II, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek, Kecamatan
Makarti Jaya, dan Kecamatan Tanjunglago serta terdapat sekitar 22
pulau-pulau kecil baik yang berada di wilayah laut maupun di perairan sungai.
potensial, baik sebagai jalur transportasi yang strategis karena merupakan
pintu gerbang penghubung Provinsi Sumater a Selatan dengan Pulau
Bangka, juga menyimpan potensi hasil laut yang melimpah serta potensi
wisata. Pada Kawasan pesisir Kabupaten Banyuasin juga terdapat kawasan
konservasi Taman Nasional Sembilang yang memiliki hutan mangrove
dengan ketebalan sekitar 35 km. Potensi hasil laut berupa perikanan laut,
perairan umum (budidaya keramba), budidaya tambak dan budidaya ikan air
tawar.
Tabel 2.6. Potensi Perikanan Kabupaten Banyuasin
No. Jenis Pemanfaatan Potensi Potensi yang telah dikelola
1. Perikanan Laut 1000 unit 52 unit
2. Budidaya Air Payau 21000 Ha 3.272 Ha
3. Budidaya Air Tawar :
Kolam 142.000 Ha 8.520 Ha
Keramba 15.130 unit 153 unit
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin
Jumlah nelayan 1.976 RTP dan buruh 3.477 RTBP. Jenis ikan yang dominan
adalah m anyung, cucut, pari, teri, gerot-gerot, selar, golok-golok,
Petek/peperek dan bawal hitam, serta udang putih . Untuk sarana
transportasi, akan dikembangkan kawasan pelabuhan Internasional Tanjung
Api-Api.
Pertanian Tanaman Pangan E.
Tanaman Pangan yang dipro duksi oleh Kabupaten Banyu asin antara
lain padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan kacang hijau.
Produksi tanaman padi di Kabupaten Banyuasin meliputi padi ladang, padi
pasang surut dan padi lebak, dengan dominasi produksi yaitu untuk jenis
padi pasang surut. Jenis padi pasang surut memiliki produksi terbesar
dengan total produksi 682.786,8 ton di tahun 20 10, sedangkan produksi
terkecil yaitu jenis padi lebak sebesar 107.708,1 ton . M engingat Kabupaten
Banyuasinpenopang terbesar lumbung padi nasional di Provinsi Sumatera
ekstensifikasi kegiatan pertanian tanaman padi untuk meningkatkan hasil
produksi.
Tanaman jagung diproduksi hampir di seluruh wilayah kecamatan d i
Kabupaten Banyuasin dengan total produksi di tahun 2010 mencapai 10.326
Ton dan yang terbesar Kacamatan Banyuasin I. Tanaman pangan lainnya
yang dihasilkan di Kabupaten Banyuasin adalah Ubi Kayu dengan nilai total
produksi 30.342,2Ton, potensi unggulan ubi kayu terbesar terdapat di
Kecamatan Betung, Kecamatan Tungkal Ilir, Talang Kelapa, Banyuasin I,
Rambutan, dan Kecamatan Muara Sugihan.
Untuk Produksi ubi jalar di Kabupaten Banyuasin sebesar 4.626,7 Ton
dengan potensi ekspor berada di Kecamatan Betung , Talang Kelapa,
Banyuasin I, Rambutan dan Muara Sugihan. Total Produksi kacang Tanah di
Tahun 2010 sebesar 465,7Ton. Pertanian tanaman kedelai memiliki total
produksi sebesar 110Ton dan hanya Kecamatan Banyuasin I, Banyuasin II,
Makarti Jaya dan Air Salek yang memiliki potensi. Untuk Kacang hijau
merupakan tanaman yang sifatnya optional dengan total produksi hanya
184,8ton di tahun 2010 terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, Betung, Talang
Kelapa, Banyuasin I dan Muara Telang.
Pertanian Holtikultura F.
Pertanian holtikultura yang terdapat di Kabupaten Banyuasin meliputi
tanaman buah-buahan dan sayuran. Untuk tanaman buah-buahan diproduksi
hampir di semua kecamatan. Jenis buah-buahan yang dihasilkan meliputi
mangga, jeruk, pepaya, sawo, durian, duku, nangka, jamb u biji, rambutan
dan pisang. Produksi tertinggi yaitu untuk tanaman jeruk, rambutan dan
pisang yang masing-masing 3.143 ton, 1.262,7 ton dan 37.404,1 ton di tahun
2010.
Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Banyuasin
meliputi kacang panjang , cabai, tomat, terong, timun, kangkung, bayam dan
buncis. Total produksi terbesar yaitu untuk komoditi terong mencapai 318,6
Ton dan produksi terkecil yaitu komoditi buncis sebesar 36,6 ton.
Karet, kelapa sawit dan kelapa merupakan komoditi pe rkebunan yang
banyak diusahakan oleh rakyat Kabupaten Banyuasin, dibanding dengan
komoditi kopi dan kakao. Hal ini terlihat dari jumlah produksi untuk karet di
tahun 2010 yaitu produksi perkebunan rakyat sebesar 95.334,5 ton dan
produksi PBMN dan PBSN sebesar 31.675 Ton.
Untuk komoditas kelapa sawit, Kabupaten Banyuasin memberikan
kontribusi hasil produksi bagi Sumatera Selatan sekitar 13%, yaitu 31392 ton
untuk perkebunan rakyat dan 99.932 Ton dari PBMN dan PBSN , sementara
pada komoditas kelapa Kabupate n Banyuasin memberikan kontribusi
terbesar di Sumatera Selatan sekitar 62% dengan hasil produksi 39567 ton
dari perkebunan rakyat serta 2576 dari PBMN dan PBSN , dan hasil
komoditas lainnya 808 ton untuk kopi serta 16 ton kakou. Total areal
perkebunan di K abupaten Banyuasin Tahun 2010 sebesar 233.432 Ha yang
terdiri dari 152.624 perkebunan rakyat dan 88.808 Ha PBSN dan PBN.
Peternakan H.
Jenis peternakan yang diusahakan di Kabupaten Banyuasin meliputi
peternakan besar seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi serta
peternakan unggas yang meliputi ayam petelur, ayam pedaging, ayam buras
dan itik.
Populasi ternak dan unggas di Kabupaten Banyuasin cenderung terus
meningkat.Populasi ternak tahun 2010, untuk kambing sebanyak 24.145
ekor, sapi sebanyak 25.325 e kor. Kerbau dan domba masing-masing hanya
sekitar dua ribuan ekor. Populasi unggas ayam ras sebanyak
12.442.100ekor, ayam bukan ras sebanyak 804.200 ekor dan itik sebanyak
96.700 ekor.
Perikanan. I.
Kegiatan perikanan p ada perekonomian daerah, memberikan
kontribusi sekitar 13,0 persen sehingga posisinya menempati pada
urutankedua setelah sub sektor Tanaman Bahan Makanan yaitu dari hasil
produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan. Produksi ikan tahun 2010,
sebanyak 37.557,77 ton, penangkapan ikan di perairan umum sebanyak
8.656,80 ton dan hasil budidaya ikan 12.765,34 ton . Sedangkan j enis ikan
dari perairan umum yang berkualitas ekspor diantaranya jenis ikan Bandeng,
Udang Win du dan lain sebagainya. Potensi untuk perikanan umum hampir
merata di setiap kecamatan, sedangkan jenis perikanan laut hanya terdapat
di Kecamatan Banyuasin II dan Air Salek. Untuk jenis perikanan budidaya
terdapat di Kecamatan Tanjung Lago, Muara Padang, Mura Sugihan dan
Muara Telang.
Sektor Industri J.
Besarnya nilai produksi/nilai tambah sektor industri Kabupaten
Banyuasin sangat dipengaruhi oleh industri minyak/gas bumi , selain migas
jenis industri lainnya yaitu Industri kayu dan barang-barang dari kayu (kecuali
furnitur),Industri makanan dan minuman,Industri barang galian non logam,
Industri karet dan barang-barang dari karet. Di Kabupaten Banyuasin, Jenis
industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri besar/sedang dan industri kecil
dan kerajinan rumah tangga.
Industri Besar/sedang, Jenis industri tersebut meliputi Industri
minyak/gas bumi, kayu dan barang-barang dari kayu (kecuali furnitur),
Industri makanan dan minuman, Industri karet dan barang-barang olahan dari
karet dengan jumlah total industri di Tahun 2010 sebanyak 99 unit
perusahaan. Industri kecil dan kerajinan Rumah Tangga, tersebar di
mengikuti kawasan permukiman, dengan total jumlah industri di Tahun 2010
sebesar 384 unit perusahaan.
Pariwisata K.
Sektor pariwisata, seni dan budaya merupaka n bidang pembangunan
yang memiliki potensi yang begitu besar untuk dikembangkan di Kabupaten
Banyuasin. Kualitas sumber daya tarik wisata di Kabupaten Banyuasin cukup
beragam, baik keunikan/kelangkaan, keragaman daya tarik maupun
jangkauan pemanfaatannya b agi wisatawan. Misalnya sumber daya wisata
mempunyai keunikan sumber daya hayati yang tidak ditemukan di tempat
lain dan merupakan salah satu dari dua situs ramsar lahan basah yang ada
di Ind onesia. Keistimewaan kawasan Sembilang terutama karena
keberadaan Hutan Mangrove paling tebal di dunia (sekitar 35 km) yang
merupakan habitat berbagai jenis tanaman dan hewan langka, sebagai
tempat berkumpulnya kelompok burung migran jenis stork serta jenis burung
langka Wallace Hawk Eagle . Kawasan hutan bakau yang sangat tebal,
pesisir pantai yang sangat panjang serta keberadaan permukiman nelayan di
perairan pantai yang unik dengan pusatnya yang berada di Desa Sungsang
cukup menunjang dan menambah keragam an daya tarik wisata di kawasan
Sembilang. Potensi eco-tourism yang sangat unik serta daya tarik yang
sangat beragam ini cuckup layak untuk dimanfaatkan dan dipasarkan bagi
masyarakat internasional.
Seperti banyak dijumpai di tempat lain, sumber daya wisa ta kawasan
perkebunan di Kabupaten Banyuasin cukup mempunyai daya tarik untuk
dikunjungi. Namun demikian, ragam daya tarik di area perkebunan terbatas
pada panorama/nuansa hijau perkebunan dan kegiatan pengolahan hasil
perkebunan yang ada di lokasi. Pada s aat ini kawasan perkebunan yang ada
di Kabupaten Banyuasin terutama Melania dan Sembawa sudah
dimanfaatkan masyarakat disekitarnya sebagai tempat berwisata.
Tabel 2.7. Potensi Wisata di Kabupaten Banyuasin
No Nama Objek Wisata Jenis Objek Wisata Potensi 1 Taman Nasional Sembilang
Wisata Alam - Panorama Alam - Danau/Pulau 5 Bom Berlian
Kelurahan Pangkalan Balai
Wisata Alam - Panorama Alam - Danau/Pulau 6 PT. Sawit Mas Sejahtera
Desa Langkan 8 Hutan Lindung Lebong Hitam
Lebong Hitam/Jalur 21 Air Sugihan
9 Pulau Pejaye
Desa Srijaya
Wisata Alam - Panorama Alam
- Bumi Perkemahan Banyuasin 10 Tugu Sejarah Silk Air
Desa Tanjung Mas
Monumen Sejarah - Tugu Sejarah
- Data Sejarah Perjuangan
Wisata Bermain - Kolam Renang - Kolam Bermain
Kolam Renang - Kolam Renang Anak-anak - Kolam Renang Dewasa
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin
2.3. Kependudukan
Jumlah Penduduk a.
Penduduk Kabupaten Banyuasin tahun 2014 berjumlah 799.998 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk tahun 2013 adalah 788.286 jiwa. Rasio jenis
kelamin kabupaten Banyuasin pada tahun 2014 sebesar 104,29 persen . Hal
ini berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104
penduduk laki-laki.
Tabel 2.8. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Banyuasin
Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
1. Rantau Bayur 556,91 40 870 41 457 73,39 74,44
2. Betung 354,41 54 690 55 479 154,31 156,54 3. Suak Tapeh 312,70 17 539 17 791 56,09 56,89 4. Pulau Rimau 888,64 41 009 41 599 46,15 46,81 5. Tungkal Ilir 648,14 24 828 25 184 38,31 38,86 6. Banyuasin III 294,20 60 780 61 654 206,59 209,56 7. Sembawa 196,14 30 281 30 716 154,38 156,60 8. Talang Kelapa 439,43 131 387 133 275 298,99 303,29 9. Tanjung Lago 802,42 38 059 38 607 47,43 48,11 10. Banyuasin I 186,69 52 817 53 576 282,91 286,98 11. Air Kumbang 328,56 23 738 24 079 72,25 73,29 12. Rambutan 450,04 42 696 43 311 94,87 96,24 13. Muara Padang 917,60 31 734 32 190 34,58 35,08 14. Muara Sugihan 696,40 38 755 39 995 55,65 57,43 15. Makarti Jaya 300,28 27 724 28 124 92,33 93,66 16. Air Saleh 311,57 36 354 36 877 116,68 118,36 17. Banyuasin II 3 632,40 42 822 43 438 11,79 11,96 18. Muara Telang 341,57 39 430 39 312 115,44 115,09 19. Sumber Marga Telang 174,89 24 485 24 837 140,00 142,01 Total 11 832,99 799 998 811 501 67,61 68,58
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2016
b. Penduduk Miskin
Penduduk miskin adalah penduduk yang rata-rata pengeluaran
perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan.
Garis kemiskinan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 281.336. Ini
berarti jika pengeluaran rata-rata perkapita per bulan kurang dari Rp. 281.336
maka tergolong penduduk miskin. Persentase penduduk miskin pada tahun
2013 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun
2013, persentase penduduk miskin di Banyuasin sebesar 12,3 p ersen,
meningkat dibanding tahun 2012 yang sebesar 11,3 persen.
Tabel 2.9. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Kecamatan Pra Sejahtera KS I KS II KS III KS III Plus
1 RantauBayur 4 751 3 509 3 497 1 049 124
3
SuakTapeh 979 2 138 1 283 128 37
4 PulauRimau 4 270 3 848 4 074 198 0
5 TungkalIlir 4 344 3 014 1 309 341 74
6 Banyuasin III 1754 4 097 5 758 2 523 51
7 Sembawa 964 1 888 4 122 821 117
8 TalangKelapa 4 385 9 529 10 881 5 353 1 882
9 Tanjung Lago 2 527 3 086 2 870 715 300
10 Banyuasin I 4 070 6 317 3 280 1 092 173
11 Air Kumbang 3 189 2 539 1 694 522 235
12 Rambutan 1 530 3 840 4 418 1 861 331
13 Muara Padang 2 279 2 852 2 109 911 195
14 MuaraSugihan 2 092 3 564 3 500 1 225 508
15 Makarti Jaya 942 956 2 982 1 802 601
16 Air Saleh 3 009 2 285 3 168 1 123 177
17 Banyuasin II 4 452 5 869 1 912 552 106
18 MuaraTelang 1 378 1 776 5 432 1 391 319
19 Sumber Marga Telang 1 422 1 709 2 523 1 004 191
Jumlah 50 974 66 661 72 444 25 049 5 448
2013 53 637 65 176 67 018 24 606 4 022
Tahun 2012 52 819 60 919 64 324 23 249 3 737
2011 56 019 57 456 61 651 23 88 3716
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2016
Proyeksi Penduduk c.
Proyeksi penduduk yang di gunakan adalah proyeksi penduduk
berdasarkan RTRW Kabupaten Banyuasin 2012-2031. Untuk mengetahui
perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin sampai dengan tahun
2031 akan digunakan pendekatan Lung Polinomial Methods, dengan dasar
pemikiran bahwa pe rkiraan pertambahan penduduk ke depan tidak lagi
selamanya mengikuti pola pertumbuhan yang berlaku di wilayah
perencanaan karena sebagai daerah baru dengan potensi/peluang untuk
kemungkinan berusaha lebih baik akan menjadi daya tarik ya ng kuat bagi
penduduk luar untuk memasuki wilayah Kabupaten Banyuasin. Penggunaan
Kabupaten Banyuasin sebesar 2,6 % per tahun. Berikut ini hasil
perhitungan proyeksi penduduk Ka bupaten Banyuasin di setiap Kecamatan
hingga tahun 2031.
Tabel 2.10. Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin HinggaTahun 2031
No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)
2016 2021 2026 2031
1. Rantau Bayur 57.393 63.995 70.598 77.201
2. Betung
63.811 71.152 78.493 85.834
3. Banyuasintiga
74.780 83.383 91.986 100.589 4.. Pulau Rimau
55.843 62.268 68.692 75.117
5. Tungkal Ilir
32.411 36.139 39.868 43.597
6. Talang Kelapa
151.157 168.546 185.936 203.326 7. Tanjung Lago
43.712 48.741 53.769 58.798
8. Banyuasinsatu
104.974 117.050 129.127 141.203 9. Rambutan
56.625 63.140 69.654 76.169
10. Muara Padang
37.450 41.759 46.067 50.376
11. Muara Sugihan
46.900 52.295 57.691 63.086
12. Banyuasindua
58.027 64.702 71.378 78.054
41.317 46.071 50.824 55.577 14. Air Salek
34.323 38.271 42.220 46.168
15. Muara Telang
70.081 78.144 86.206 94.269
16. Suak Tapeh
18.934 21.113 23.291 25.469
17. Sembawa
35.144 39.187 43.230 47.274
J u m l a h 982.882 1.095.957 1.209.032 1.322.107
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin
Dengan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin hingga Tahun 2031
mencapai 1.322.107 jiwa maka kepadatan penduduk di tahun 2031 akan
menjadi 1 12 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan
Talang Kelapa yai tu sebesar 368 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk
terendah berada di Kecamatan Betung sebesar 3 jiwa/km2.
2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
2.4.1. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi Struktur Ekonomi dan PDRB
a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama
perekonomian di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku dapat
digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi. Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di
Kabupaten Banyuasin (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2014
mencapai Rp. 19,11 milyar, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 17,66
milyar.
Struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin masih didomi nasi oleh sektor
Banyuasin disumbang oleh sektor ini. Sumbangan sektor primer terutama
berasal dari sektor pertanian sebesar 34,14 persen, sedangkan sektor
pertambangan sebesar 8,60 persen. Sektor sekunder (sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor bangunan)
memberikan kontribusi sebesar 40,01 persen terhadap PDRB Banyuasin.
Sumbangan sektor sekunder terutama diberikan oleh sektor industri
pengolahan sebesar 26,73 persen.
Sumbangan sektor tersier (sektor perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan
akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan
asuransi, real estate, sektor jasa-jasa) t erhadap PDRB Banyuasin sebesar
17,24 persen. Pada sektor ini sumbangan terbesar berasal dari sektor
perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor yaitu sebesar 9,84
persen.
Tabel 2.11. PDRB Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah)
No Lapangan usaha 2013 2014
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 6414307 6609901 2 Pertambangan dan Penggalian 1443084 1694277
3 Industri pengolahan 4019550 4597526
4 Pengadaan listrik dan gas 12122 14343
5 Pengadaan, pengelolaan sampah,
limbah 2315 2751
6 Bangunan 231152616 2521952
7 Perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan motor 1677871 1813480
8 Transportasi dan pergudangan 112433 122394
9 Penyediaan akomodasi dan makan
minum 71951 79710
10 Informasi dan komunikasi 292075 327923
11 Jasa keuangan dan asuransi 54673 59432
12 Real estate 88899 95967
13 Jasa peruahaan 2883 3086
14 Administrasi pemerintahan,
pertahanan 500647 595451
15 Jasa pendidikan 386487 450150
17 Jasa lainnya 60081 62997
PDRB dengan migas 17526287 19137046
PDRB tanpa migas 15090075 16374740
Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016
Tabel 2.12. PDRB Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (juta rupiah)
No Lapangan usaha 2013 2014
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 5199844 5366279
2 Pertambangan dan Penggalian 1092338 1250672
3 Industri pengolahan 3445465 3608924
4 Pengadaan listrik dan gas 10334 11398
5 Pengadaan, pengelolaan sampah,
limbah 2055 2191
6 Bangunan 2006084 2086528
7 Perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan motor 1497666 1561290
8 Transportasi dan pergudangan 72592 77426
9 Penyediaan akomodasi dan makan
minum 56024 58912
10 Informasi dan komunikasi 238230 256979
11 Jasa keuangan dan asuransi 48137 50174
12 Real estate 112919 120925
13 Jasa peruahaan 2064 2187
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan 387369 411115
15 Jasa pendidikan 335470 385724
16 Jasa kesehatan 63339 69147
17 Jasa lainnya 59030 60718
PDRB dengan migas 14628960 15380589
PDRB tanpa migas 12376876 12972568
Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016
Pertumbuhan Ekonomi b.
Pada tahun 2014 tingkat pertumbuhan riil sektor ekonomi di
Kabupaten Banyuasin mencapai 5,14 persen dengan migas dan bila tanpa
migas sebesar 4,81 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 mengalami
perlambatan dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 6,18
persen,sedangkan bila dibandingkan dengan tanpa migas juga terjadi
perlambatan yaitu sebesar 6,57 persen.
Sektor jasa pendidikan mengalami laju pertumbuhan tertinggi yaitu
sebesar 14,98 persen. Disusul kemudian oleh sektor pengadaan listrik dan
gas sebesar 10,29 persen dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Tabel 2.13. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuasin Menurut Sektor (%)
No Lapangan usaha 2013 2014
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 5.31 3.20
2 Pertambangan dan Penggalian 9.73 14.49
3 Industri pengolahan 3.75 4.74
4 Pengadaan listrik dan gas 9.81 10.29
5 Pengadaan, pengelolaan sampah, limbah 4.76 6.63
6 Bangunan 10.87 4.01
7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan motor 6.06 4.25
8 Transportasi dan pergudangan 7.40 6.66
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 2.44 5.16
10 Informasi dan komunikasi 5.78 7.87
11 Jasa keuangan dan asuransi 7.60 4.23
12 Real estate 8.67 7.09
13 Jasa peruahaan 9.06 5.98
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan 5.23 6.13
15 Jasa pendidikan 9.43 14.98
16 Jasa kesehatan 5.29 9.17
17 Jasa lainnya 2.18 2.86
PDRB dengan migas 7.18 5.14
PDRB tanpa migas 6.57 4.81
Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016
Laju Inflasi PDRB c.
Selain untuk mengukur kinerja perekonomian, PDRB juga dapat
digunakan untuk mengestimasi laju inflasi. Inflasi merupakan suatu indeks
yang menggambarkan perubahan harga. Laju inflasi PDRB Bany uasin tahun
2014 sebesar 3,79 persen dalam struktur migas dan 2,87 persen dalam
struktur tanpa migas.
Tabel 2.14. Laju Inflasi Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Banyuasin Menurut Sektor (%)
No Lapangan usaha 2013 2014
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 7.05 -0.15
2 Pertambangan dan Penggalian 5.96 2.54
3 Industri pengolahan 6.63 9.20
4 Pengadaan listrik dan gas 6.20 7.28
5 Pengadaan, pengelolaan sampah, limbah 2.74 11.24
6 Bangunan 0.14 4.90
7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan motor 4.36 3.68
8 Transportasi dan pergudangan 7.41 2.06
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 17.38 5.35
10 Informasi dan komunikasi 1.92 4.08
11 Jasa keuangan dan asuransi 3.46 4.29
12 Real estate 2.74 0.80
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan 7.46 12.07
15 Jasa pendidikan 6.28 1.30
16 Jasa kesehatan 3.43 4.14
17 Jasa lainnya 2.22 1.94
PDRB dengan migas 5.57 3.85
PDRB tanpa migas 5.53 3.53
Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016
2.4.2. Pendapatan per Kapita
Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat
dinikmati oleh setiap penduduk secara rata- rata. Angka ini terbentuk dari
jumlah pendapatan yang timbul (income origined) dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun.
Pendapatan perk apita di Kabupaten Banyuasin dalam struktur
ekonomi atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2014 tercatat 19,49
juta rupiah atau naik sebesar 6,61 persen dibanding tahun sebelumnya.
Begitu juga dengan pendapatan perkapita tanpa migas naik sebesar 6,2 5
persen atau mencapai 17,91 juta rupiah.
Tabel 2.15. Pendapatan Perkapita Kabupaten Banyuasin (rupiah)
Tahun Atas dasar harga berlaku Atas dasar harga konstan PDRB dengan
migas
PDRB tanpa
migas
PDRB dengan
migas
PDRB tanpa migas 2013 22 985 837 19 790 729 19 185 974 16 232 352 2014 25 098 358 21 475 576 20 171 740 17 013 606 Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016
2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis
Untuk kondisi fisik, Kabupaten Banyuasin mempunyai iklim tropis
basah dengan tipe iklim B1 menurut klasifikasi Oldemand, dengan rata-rata
curah hujan 2.723 mm/tahun dan suhu rata-rata 26,100 – 27,400 Celcius
serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5 %
umum terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan,
dimana pengaruh arus angin yang bertiup sangat mempengaruhi perubahan
musim tersebut.
Menurut topogafinya wilayah Kabupaten Banyuasin terdiri dari 80 %
dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak,
20% merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan elevasi 0
– 40 M di atas permukaan laut. Kemiringan daratan Kabupaten Banyuasin
berada pada kelerengan 0-8% seluas 1.181.610 Ha dan 8-15% seluas 1.689
Ha. Dataran rendah berupa lahan rawa pasang surut tersebar di sepanjang
Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara
Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasindua, Pulau Rimau, Air Salek
Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal
Ilir. Selanjutnya lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur,
sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasinsatu.
Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang terdapat di
sebagian besar Kecamatan Betung, Banyuasintiga, Talang Kelapa dan
sebagian kecil Kecamatan Rambutan dan Kecamatan Tungkal Ilir.
Menurut kondisi tanahnya, jenis tanah yang berada di Kabupaten
Banyuasinterdiri dari 7 jenis, yaitu :
1 Alluvial : Sepanjang Wilayah Timur dan Tengah Kabupaten Banyuasin serta sebagian kecil Kec. Banyuasindua dan Kecamatan Tungkal Ilir
2 Andosol : Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Rantau Bayur dan Kecamatan Sukajadi
3 Glei : Tersebar di seluruh Kabupaten Banyuasin
4 Hidromorf : Kecamatan Banyuasinsatu, Mar iana, Suak Tapeh dan Kecamatan Banyuasintiga
5 Latosol : Kecamatan Rambutan
7 Regosol : Kecamatan Sembawa, Kecamatan Tanjung Lago,
Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Makarti Jaya.
Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten
Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah
dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai
di daerah datarah basah pola a lirannya rectangular dan di daerah dataran
kering pola alirannya dandritik. Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi,
Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan yang
lainnya berperan sebagai sarana transportasi air berupa alur pelayar an
pedalaman yang dapat menghubungkan pusat kegiatan wilayah (PKW),
pusat kegiatan lingkungan (PKL), antar pusat pelayanan lokal serta antar
pusat pelayanan lingkungan. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah
rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah
yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah subparali,
dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering dijumpai genangan air
yang cukup luas.Terkait kondisi hidrologi, Kabupaten Banyuasin terbagi
kedalam 4 wi layah daerah sungai yang masing-masing Das Banyuasin, Das
Benawang, Das Bulurarinding dan Das Musi.
Pada pola penggunaan lahan di Kabupaten Banyuasin, jenis
penggunaan lahan terbesar berupa semak belukar rawa dengan luas
299.773 Ha atau sekitar 22 % dari luas total Kabupaten Banyuasin. Selain itu
dominasi penggunaan lahan di Kabupaten Banyuasin berupa kawasan hutan
yang terdiri dari hutan mangrove, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder
serta hutan tanaman. Untuk kawasan terbangun berupa permukiman dan
transmigrasi masing-masing seluas 34.039 Ha dan 2.023 Ha.
2.4.4. Data Resiko Bencana Alam
Potensi bencana akan selalu berkaitan dengan tingkat kerentanan
dan tingkat kerawanan bencana pada masing-masing kawasan tertentu
sesuai dengan karakteristik morfolog i, geologi dan topografi kawasan. Di
Kabupaten Banyuasin dilihat dari potensi bencana yang ada, dapat
Daerah Rawan Genangan a.
Topografi Kabupaten Banyuasin yang 80% merupakan dataran rendah
basah dengan kemiringan 0 - 8% terletak sepanjang aliran sungai sampai
dengan wilayah pesisir. Kondisi tersebut mengakibatkan Kabupaten
Banyuasin memiliki luasan daerah genangan tahunan yang sebagian besar
disebabkan pengaruh pasang surut air laut, genan gan air hujan serta luapan
air sungai dengan total luasan genangan sekitar 914.164,7 Ha. Luasan
tersebut beragam mulai dari genangan dengan tipe A yaitu lahan yang selalu
terluapi air pasang baik pasang besar maupun pasang kecil, tipe genangan
ini terutama tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Muara Padang,
Banyuasindua, Muara Telang, Muara Sugihan dan Mekarti Jaya. Selanjutnya
tipe genangan B dimana lahan terluapi saat pasang besar, kondisi ini
terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Muara Sugihan, Muara T elang, dan
Makarti Jaya. Tipe genangan C yaitu dalam kondisi tidak tergenang tetapi
kedalaman air tanah pada waktu pasang surut kurang dari 50 cm dan
genangan tipe D yaitu dalam kondisi tidak tergenang pada waktu pasang air
tanah lebih dari 50 cm, tetapi p asang surutnya air masih terasa atau tampak
pada saluran tersier. Untuk Sebaran daerah genangan C dan D cukup
merata hampir di seluruh kecamatan Kabupaten Banyuasin.
Kawasan Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung b.
Angin Topan/Puting Beliung adalah pusara n angin kencang dengan
kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis
diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat
berdekatan dengan khatulistiwa.
Sebagian besar sebaran kawasan rawan bencana angin puting
beliung terletak di wilayah pesisir. Berikut sebaran kawasan Kabupaten
Banyuasin yang memiliki daerah Rawan Bencana Angin Topan/Puting
Beliung diantaranya adalah Kecamatan Banyuasin I , Kecamatan Banyuasin
II, Kecamatan Betung, Kecamatan Pulau Rimau,Kecamatan Talang Kelapa,
Kecamatan Tungkal Ilir , Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek ,
Kawasan Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan c.
Potensi bencana keb akaran hutan di Kabupaten Banyuasin
disebabkan oleh Faktor kesengajaan antara lain pembakaran lahan untuk
keperluan pertanian, dan faktor alam yaitu disebabkan oleh musim kemarau
mengakibatkan vegetasi semak belukar, lahan basah dan bergambut yang
kering mudah terbakar . Faktor kesengajaan dalam pembakaran lahan masih
merupakan budaya sebagian masyarakat di beberapa kecamatan di
Kabupaten Banyuasin, dimana pada musim kemarau panjang masyarakat
mencari kawasan semak belukar dengan ketebalan bahan organik ti nggi
untuk sengaja dibakar lalu ditebari benih padi (sistem sonor) yang kemudian
di biarkan dan datang kembali saat musim panen. Berdasarkan sebaran hot
spot hasil pantauan Satelit SSMFP, p otensi kebakaran hutan dan lahan
cukup tinggi di Kabupaten Banyuas in,tersebar di Kecamatan Pulau Rimau,
Banyuasinsatu, Muara Padang , Tungkal Ilir dan Muara Sugihan serta
kawasan lain yang memiliki Lahan gambut cukup tebal seperti di daerah
Taman Nasional (TN) Sembilang dan sekitarnya. B iasanya kebakaran hutan
tersebut terjadi sekitar Juni-September.
2.4.5. Isu-isu Strategis
Isu penting terkait rencana penataan ruang Kabupaten Banyuasin,
diantaranya adalah :
Peningkatan Aksesibilitas di Kabupaten Banyuasin, keterbatasan 1)
infrastruktur transportasi di Kabupaten Banyuasin seperti Jalan darat dan
jembatan yang belum dapat menghubungkan seluruh wilayah
mengakibatkan masih terdapatnya beberapa kawasan yang terisolir
terutama di wilayah perairan.
Potensi Geografis yang strategis, Kabupaten Banyuasin memiliki letak 2)
yang strat egis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi dan
merupakan pintu gerbang untuk penyeberangan menuju Pulau Bangka,
kondisi tersebut merupakan posisi yang menguntungkan terutama bagi
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api , adanyarencana 3)
pembangunan Pelabuhan Internasional Tanjung Api-Ap i yang ditetapkan
sebagai kawasan strategis Provinsi yang berlokasi di Kecamatan
Banyuasin II. Kawasan ini merupakan kawasan ekonomi khusus yang
akan menjadi kawasan strategis ekonomi yang dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuasin.
Pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM), Berlokasi dikawasan 4)
TransmigrasiKecamatan Muara Telang . Pembangunan dan
pengembangan KTM dirancang menjadi pusatpertumbuhan dengan
fungsi perkotaanmelalui penge lolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan. Fungsi utama KTM sebagai pusat agribisnis dan
perdagangan wilayah yang mampu menarik investasiswasta untuk
menumbuh-kembangkan kesejahteraan transmigran melalui kegiatan
ekonomi yang dapat membuka peluangusaha dan kesempatan kerja.
Kabupaten Banyuasin merupakan hinterland Kota Palembang
5)
ibukota provinsi Sumatera Selatan .Kedudukan dan posisi wilayah Kabupaten Banyuasin secara regional sebagai bagian dari Metropolitan
Palembang. Dari posisi tersebut Kabupaten Ban yuasin merupakan
kawasan pendukung metropolitan Palembang terutama untuk kawasan
permukiman dan dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan
sarana dan prasarana perkotaan.
Sumberdaya pertanian pangan, Luas area tanaman pangan di 6)
Kabupaten Banyuasin sangat potensial, sekitar 34% merupakan lahan
pasang surut yang dimanfaatkan untuk kawasan pertanian lahan basah.
Hasil produksi pertanian pangan didominasi oleh komoditas padi, dimana
dari hasil tersebut Banyuasin mampu ikut menopang stok pangan
sebesar 2 8 % bagi provinsi Sumatera Selatan yang ditetapkan sebagai
Lumbung Pangan Nasional.
Sumberdaya Perkebunan, Jenis perkebunan didominasi oleh karet dan 7)
kelapa sawit, akan tetapi lebih dari 50% untuk perkebunan kelapa sawit
dimiliki dan dikelolah oleh swasta, sehingga diperlukan penanganan
meningkatkan perekonomian penduduk. Potensi perkebunan di
Kabupaten Banyuasin diarahkan melalui pengembangan kawasan
agropolitan, hal ini didukung dengan ditetapkannya Kecamatan
Sumbawa sebagai kawasan agropolitan center.
Sumberdaya Perairan, Kabupaten Banyuasin yang 80% wilayahnya 8)
merupakan perairan dengan panjang garis pantai mencapai 275 km,
memiliki potensi perikanan terbesar di Provinsi Sumatera Selatan dan
akan di kembangkan sebagai kawasan minapolitan. Potensi perairan di
Kabupaten Banyuasin jugaterdapat Taman Nasional Sembilang ,
yangditetapkan sebagai kawasan strategis provinsi berlokasi di
Kecamatan Banyuasin II seluas 202.750 Ha. Kawasan Sembilang
berpotensi seb agai kawasan wisata bahari yang memiliki Hutan
Mangrove paling tebal di dunia (sekitar 35 km) yang merupakan habitat
berbagai jenis tanaman dan hewan langka , difungsikan bagi daya
dukung lingkungan hidup, tatanan lingkungan kawasan pelestarian alam
untuk taman wisata alam kawasan lindung untuk perlindungan ekosistem
dan m emberikan perlindungan keseimbangan tata guna air . Selain itu
Kawasan perairan ini menjadi pintu gerbang yang menghubungkan
dengan pulau Bangka, namun secara umum potensi perairan Kabupate n
Banyuasin belum tergali optimal.
Sumberdaya Pertambangan, terdapat potensi pertambangan berupa 9)
minyak, gas bumi serta tambang batubara yang tersebar di Kacamatan
Pulau Rimau dan Rantau Bayur.
Pengembangan Potensi Industri, terdapat pengembangan kawasan 10)
industri terpadu yang terletak di Kawasan Gasing dan di Kawasan
Tanjung Api-Api, serta akan dikembangkan kawasan industri Mariana
melalui revitalisasi kawasan industri.
Rendahnya pemanfaatan lahan yang optimal dan berwawasan
11)
lingkungan, Daya tampung untuk pengembangan lahan budidaya cukup besar. Kabupaten Banyuasin memiliki alokasi luasan terbesar di
Sumatera Selatan yang direncanakan untuk peruntukan permukiman
pengendalian pemanfaatan ruang s erta adanya desakan kebutuhan
ruang memicu terjadinya konflik pemanfaatan yang berdampak pada Alih
fungsi lahan cukup be sarselain itu untuk peruntukan pertanian belum
optimalnya pengelolaan mengakibatkan banyak dijumpai lahan tidur
khususnya pada lahan pas ang surut serta berdampak pada penurunan