• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MATA KULIAH KEMISKINAN REVIEW (ULASAN KRITIS) JURNAL KNOWLEDGE, ATTITUDES AND PRACTICES OF COVID-19 AMONG INCOME-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS MATA KULIAH KEMISKINAN REVIEW (ULASAN KRITIS) JURNAL KNOWLEDGE, ATTITUDES AND PRACTICES OF COVID-19 AMONG INCOME-"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH KEMISKINAN REVIEW (ULASAN KRITIS) JURNAL

KNOWLEDGE, ATTITUDES AND PRACTICES OF COVID-19 AMONG INCOME- POOR HOUSEHOLDS IN THE PHILIPPINES: A CROSS-SECTIONAL STUDY

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh:

HARIS ZIRTANA 20/467916/PMU/10522

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPENDUDUKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2021

(2)

- 1 -

Review (Ulasan Kritis) Jurnal

Knowledge, Attitudes and Practices of COVID-19 among Income-Poor Households in the Philippines: A Cross-Sectional Study

Penulis: Lincoln Leehang Lau1, Natalee Hung, Daryn Joy Go, Jansel Ferma, Mia Choi, Warren Dodd, Xiaolin Wei

Sumber: http://www.jogh.org/documents/issue202001/jogh-10-011007.pdf

1. Review Judul, dan Abstrak

Judul yang dibuat oleh peneliti sudah baik. Judul yang telah disusun sangat jelas dan juga tidak terlalu panjang. Dalam judul juga sudah mencantumkan fokus studi kasus yang diteliti oleh peneliti. Saat membaca judul juga kita sudah tahu lokasi yang menjadi objek penelitian yaitu di kelompok masyarakt miskin di Filipina.

Pada penulisan abstrak telah disusun dengan baik dan terangkum secara jelas. Peneliti menjelaskan secara singkat latar belakang penelitian, tujuan penelitian dilakukan, deskripsi singkat hasil penelitian. Kesimpulan singkat penelitian ini masyarakat kelompok miskin mayoritas mengetahui Covid-19 melalui media eletronik (bukan media sosial). Mereka juga lebih banyak melakukan cuci tangan adalah dalam menanggapi pencegahan COVID-19. Di samping itu, pendidikan kesehatan yang ditargetkan sebagai strategi respons terhadap COVID- 19 di kelompok masayarakat berpenghasilan rendah, juga masih perlu ditingkatkan.

2. Review Pendahuluan

Dalam pendahuluan disebutkan bahwa di Filipina, meskipun kecepatan penularan awalnya terbatas, langkah-langkah kesehatan masyarakat belum cukup untuk menghentikan penyebaran virus. Pada 30 Januari 2020, Departemen Kesehatan mengonfirmasi kasus pertama di negara itu, dan dalam upaya untuk menahan penularan lebih lanjut, pemerintah Filipina memberlakukan tindakan pencegahan menyeluruh seperti peningkatan karantina komunitas di wilayah dengan jumlah COVID-19 kasus yang signifikan. Langkah-langkah ini termasuk memberlakukan karantina rumah yang ketat, menerapkan lockdown (penguncian) di tempat- tempat dengan kasus COVID-19 positif, menangguhkan sistem transportasi umum, dan membatasi perjalanan udara dan laut. Namun, per 27 April 2020, 7.579 kasus COVID-19 telah dikonfirmasi dengan angka yang terus meningkat secara eksponensial. Meskipun beban kasus sebagian besar terkonsentrasi di wilayah ibu kota negara Metro Manila, ada bukti penularan

(3)

- 2 -

lokal sebelum lonjakan kasus, dan kemungkinan penyebaran ke wilayah sekitarnya mengancam masyarakat yang memiliki kapasitas sistem kesehatan terbatas.

3. Review Metodologi

Dalam penyusunan metodologi telah disampaikan dengan baik. Peneliti menggunakan data primer dengan melakukan survey kepada peserta program Transform (program pengentasan kemiskinan yang ditujukan untuk rumah tangga berpenghasilan rendah yang ekstrim). Survei dilakukan dengan sistem CAPI (Survei berbasis computer) dengan 16 pertanyaan terkait pengetahuan, sikap, dan praktek pencegahan COVID-19 dari 20 Februari hingga 13 Maret 2020. Pertanyaan tersebut mencakup tiga domain yaitu: 1) delapan pertanyaan berbasis pengetahuan menentukan kesadaran responden tentang virus, cara utama penularannya, dan tindakan pencegahan; 2) dua pertanyaan berbasis sikap menilai tanggapan peserta terhadap gejala terkait virus dan persepsi risiko COVID-19; dan 3) enam pertanyaan berbasis praktik menentukan tindakan pencegahan umum yang telah diambil responden dalam menanggapi virus baru.

Pertanyaan berbasis pengetahuan dan praktik dijumlahkan untuk membuat indeks untuk masing-masing pertanyaan yang digunakan sebagai variabel berkelanjutan untuk analisis.

Karena variabel kontinu ini tidak terdistribusi normal, tes nonparametrik Kruskal-Wallis digunakan untuk menentukan karakteristik sosio-demografis yang terkait dengan pengetahuan dan praktik COVID-19, termasuk tingkat pendapatan, lokasi geografis, pencapaian pendidikan, akses ke ponsel atau televisi, dan hubungan sosial dengan kesehatan daerah dan unit pemerintah.

Pertanyaan berbasis sikap tentang persepsi risiko responden terhadap COVID-19 merupakan variabel biner yang menunjukkan apakah responden khawatir tertular virus atau tidak. Analisis regresi logistik multivariat diterapkan untuk menyelidiki faktor sosio- demografis yang mungkin terkait dengan persepsi risiko. Analisis regresi tambahan dilakukan untuk menentukan dampak indikator pengetahuan dan sikap tertentu pada persepsi risiko responden dan praktik pencegahan yang diadopsi sehubungan dengan COVID-19. Perkiraan rata-rata dan rasio ganjil, dengan interval kepercayaan 95% (CI) yang sesuai, masing-masing diperoleh dari uji Kruskal-Wallis dan analisis regresi logistik.

4. Review Hasil

Peneliti hanya menyajikan distribusi frekuensi dalam persentase jawaban responden menurut variabel pertanyaan yang dibuat. Hasil dari jawaban responden diakumulasi dan

(4)

- 3 -

disajikan dalam bentuk tabel. Tentunya akan lebih baik juga jika melakukan tabulasi silang antara variabel pengetahun, sikap, dan praktik pencegahan covid disandingkan dengan karakteristik responden seperti pendidikan, pendapatan, dan umur.

Sebanyak 2.428 peserta dalam program Transform yang mewakili 166 komunitas menjadi target repsonden disurvei. Namun, terdapat 204 orang yang tidak memberikan persetujuan untuk berpartisipasi dalam survei. Dari 2.090 responden yang menyatakan bahwa mereka mengetahui virus COvid-19 tersebut, ada sekitar 1.786 (85,5%) mengetahui Covid-19 dari televisi dan 1.173 (56,1%) dari radio. Ada 908 (43,4%) orang yang melaporkan memperoleh informasi dari teman, keluarga atau tetangga. Sebaliknya, hanya 230 (11,0%) dan 432 (20,7%) orang yang masing-masing melaporkan berkonsultasi dengan sumber internet atau media sosial untuk informasi tentang COVID-19.

Berkaitan dengan pengetahuan seputar tindakan pencegahan untuk melindungi orang dari infeksi, sebanyak 1719 responden (82,2%) mejawab pencegahan efektif dengan cuci sedangkan opsi lainnya dipilih oleh kurang dari setengah responden. Social distancing dan menghindari keramaian diakui sebagai tindakan pencegahan oleh 677 (32,4%) dan 849 (40,6%) responden. Beberapa pilihan bermasalah dipilih: 66 (3,2%) orang mengidentifikasi minum alkohol dan 24 (1,1%) mengidentifikasi membawa kantong jahe sebagai tindakan pencegahan efektif.

Untuk memeriksa niat mencari kesehatan, responden ditanya apa yang akan mereka lakukan jika mereka menunjukkan gejala seperti demam, batuk atau sakit tenggorokan (Tabel 4). Secara keseluruhan, 1033 (49,4%) mengatakan mereka akan menghubungi petugas kesehatan barangay (yaitu, petugas kesehatan komunitas) atau mencari nasihat kesehatan di tempat lain: ada 911 (43,6%) responden yang mengindikasikan mereka akan mengunjungi rumah sakit umum dan 720 (34,4%) responden yang akan mempertimbangkan untuk mengunjungi unit kesehatan pedesaan. Responden juga mempertimbangkan penanganan gejalanya sendiri dengan 762 (36,5%) yang menyatakan niat untuk tinggal di rumah dan menunggu hingga sembuh dan 724 (34,6%) responden yang memilih opsi untuk menggunakan obat yang mungkin mereka miliki di rumah.

5. Review Diskusi

Dalam bagian diskusi peneliti menyampaikan kondisi hasil penelitian dengan baik, dimana peneliti mengurai kaitan antara pengetahuan, tingkah laku dan praktik pencegahan Covid-19 dari responden yang merupakan masayarakat berpenghasilan rendah. Pada saat survei dilakukan, sebagian besar (94,0%) responden sudah pernah mendengar tentang COVID-19.

(5)

- 4 -

Namun, meskipun pengetahuan tentang rute penularannya tinggi, tindakan pencegahan yang tepat terhadap COVID-19 tidak teridentifikasi dengan baik. Mayoritas (82,2%) responden mengakui kebersihan tangan sebagai tindakan pencegahan yang penting terhadap infeksi, tetapi ada kurangnya identifikasi langkah-langkah kunci lainnya seperti menjaga jarak sosial dan menghindari kerumunan besar, dan meskipun ada hubungan antara pengetahuan dan praktik, proporsinya orang yang mengadopsi praktik pencegahan relatif rendah.

Meskipun responden dalam penelitian ini tidak mewakili masyarakat umum, mereka mewakili sebagian dari populasi yang memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan dan seringkali terpinggirkan dari layanan sosial. Di Filipina, pemanfaatan layanan kesehatan berbeda secara substansial berdasarkan posisi sosial ekonomi: pada tahun 2017, hanya 59,7%

dari mereka yang berada di kuintil kekayaan terendah memiliki asuransi kesehatan, dibandingkan dengan 83,2% di antara mereka yang berada dalam kuintil kekayaan tertinggi.

Populasi berpenghasilan rendah di Filipina juga menderita kekurangan gizi secara tidak proporsional, dan dalam kombinasi dengan kurangnya akses ke perawatan kesehatan, terlihat bahwa tingkat kematian anak yang enam kali lebih tinggi di kuintil kekayaan terendah, dibandingkan dengan yang terkaya.

Perlu dicatat bahwa, sejauh ini, sebagian besar penduduk melaporkan memperoleh informasi melalui sumber media tradisional, seperti televisi dan radio, bukan melalui media sosial. Selain konektivitas internet yang terbatas di banyak wilayah di Filipina, banyak orang mungkin tidak memiliki perangkat yang dapat mengakses media sosial karena faktor ekonomi.

Temuan ini menyoroti perlunya strategi komunikasi kesehatan masyarakat untuk menghindari fokus tunggal pada media sosial dan digital sebagai media penyebaran informasi.

Beberapa responden melaporkan jarak sosial dan menghindari kerumunan besar sebagai tanggapan terhadap virus, meskipun tidak memilih mereka sebagai tindakan pencegahan dalam survei. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pesan kesehatan masyarakat mungkin dapat menekankan pentingnya mengadopsi praktik tertentu, alasan di balik tindakan pencegahan ini belum dikomunikasikan dengan baik kepada populasi ini. Alternatifnya, orang mungkin mempraktikkan tindakan tertentu tetapi tidak yakin dengan keefektifan tindakan ini untuk pencegahan penyakit. Dengan pengecualian mencuci tangan, proporsi yang relatif rendah dari orang yang mengadopsi praktik pencegahan menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan atau meningkatkan terjemahan pengetahuan kesehatan masyarakat dalam skenario wabah dalam konteks yang mungkin tidak memiliki akses reguler ke informasi, serta untuk mengeksplorasi potensi hambatan lain untuk penyerapan. yang mungkin ada di antara populasi berpenghasilan rendah.

(6)

- 5 -

Berkenaan dengan perencanaan inisiatif tanggap perawatan primer, sangat penting untuk menyoroti kurangnya niat untuk mengakses layanan kesehatan bahkan jika orang menunjukkan gejala COVID-19. Pemanfaatan perawatan kesehatan yang tidak adil telah diamati pada populasi ini, bahkan selama waktu tanpa keadaan darurat kesehatan masyarakat, karena hambatan seperti jarak yang jauh ke layanan kesehatan, kehilangan pendapatan sehari untuk perjalanan, keterjangkauan layanan, dan menghadapi stigma yang terkait dengan potensi diagnosis penyakit menular.

Dalam jurnal ini, peneliti belum memberikan saran kebijakan secara jelas. Saran kebijakan yang dapat diambil antara lain: menerapkan sistem perlindungan sosial (bantuan sosial yang tepat sasaran), menerapkan kebijakan at all cost seperti pengadaan alat kesehatan penunjang pemeriksaan, ruang isolasi, dan Alat Pelindung Diri (APD), menggratiskan biaya pemeriksaan baik yang terbukti positif Covid-19 maupun tidak, pembagian masker murah dan sebagainya. Selain itu, untuk menjaga daya beli masyarakat sebagai dampak perlambatan putaran roda ekonomi, pemerintah dituntut untuk dapat mengurangi beban biaya yang secara langsung dalam kendali pemerintah, di antaranya tarif dasar listrik, BBM, dan air bersih.

Daftar Pustaka

Giyarsih S.R. (2012). Strategi Penghidupan Korban Bencana Merapi di Tempat Hunian Sementara di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Merapi Dalam Kajian Multidisiplin, Badan Penerbit Sekolah Pascasarjana UGM: 155-168

Giyarsih S.R., & Dalimunthe. S.A. (2012). Surviving the Bantul Earthquake: Perspective from Livelihood Aspecte. Community Approach to Disaster. Gadjah Mada University Press.

Giyarsih S.R., & Dalimunthe S.A. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Permukiman Pasca Gempa Bumi di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul. Jurnal Tataloka 15 (1): 28-38

Giyarsih S.R., & Marfai M.A. (2018). The Perception of Stakeholders on Regional Transformation on the Outskirts of Yogyakarta City, Indonesia. Geojournal 83: 983-991 Harini R., Giyarsih S.R., Ariani R.D., & Darusasi R. (2014). Community Adaptation Model of Food Security Due to Global Warming in Kulon Progo. Proceeding of The 6th International Graduate Students and Scholars’ Conference in Indonesia, Yogyakarta November 19-20, 2014: 305-320.

Kaho H.E.D.P.R., & Giyarsih S.R. (2018). Kualitas Permukiman di Basin Wonosari dan Perbukitan Karst Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul. Majalah Geografi Indonesia 32 (1) :68-76

Satriawan D., Pitoyo A.J., Giyarsih S.R. (2020). Cakupan Kesehatan Universal (UHC) Pekerja Sektor Informal di Indonesia. Tata Loka 22 (4): 556-572

Referensi

Dokumen terkait

Moreover, the community under study had fairly good knowledge and appropriate mask usage, therefore, reducing the spread of this disease during the

Kegiatan pengabdian masyarakat ini mayoritas mampu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang materi Covid-19, mencuci tangan dengan enam langkah benar

Cuci tangan adalah salah satu cara yang efektif untuk membunuh kuman, diketahui virus covid-19 dapat menempel pada bagian tubuh terutama tangan yang menyentuh

Also, to ensure all students in the higher institutions rightly implemented the new norm practice, it is essential to ensure the students have suitable and adequate knowledge,

The writer's research showed a correlation between mothers' knowledge about the impact of the Covid-19 pandemic and mothers' attitudes toward bringing babies to immunization

The purpose of this research was to analyze the determinants of COVID-19 transmission, including knowledge, attitudes, actions, travel history, and comorbidities to

Oleh karena itu, kami membuat jurnal ini dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku pencegahan Covid-19 pada masyarakat Dusun Kalisoko Desa Rejuno

Kesimpulan singkat penelitian ini adalah konurbasi telah berlangsung cepat setelah pembangunan jalan raya yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, tetapi efek kritis