3. METODE PENELITIAN
3.1 Model Analisis
Hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
Gambar 3.1 Model Analisis
Berdasarkan model analisis di atas, peneliti membentuk model regresi sebagai berikut:
LO = β0+ β1OC +ε (3.1)
FP = β0 + β1OC + β3LO + ε (3.2)
3.2 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari: variabel independen, variabel mediasi (variabel intervening), dan variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah organizational culture, variabel perantara dalam penelitian ini adalah learning organization, dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial performance. Setiap variabel memiliki definisi operasional yang kemudian diuraikan menjadi indikator.
3.2.1 Organizational culture A. Definisi Variabel
Organizational culture adalah nilai, asumsi, harapan, gaya kepemimpinan dominan, bahasa dan simbol, prosedur dan rutinitas, dan definisi kesuksesan yang menjadi ciri suatu organisasi (Cameron & Quinn, 1999).
H2
H1
H3 Organizational
Culture
Learning Organization
Financial Performance
B. Indikator Organizational Culture 1. The Hierarchy Culture (OC1)
a) Perusahaan kami adalah tempat yang sangat terkontrol dan terstruktur.
Prosedur resmi umumnya mengatur apa yang karyawan lakukan.
b) Kepemimpinan di perusahaan kami secara umum dianggap sebagai panutan atau contoh dalam mengkoordinasi, mengorganisir atau menjalankan unit kerja secara lancar dan efisien.
c) Hal yang mempererat kebersamaan kami dalam perusahaan adalah peraturan dan kebijakan formal. Penting untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan secara lancar.
d) Perusahaan kami menekankan pada stabilitas, efisiensi, kontrol dan kelancaran kegiatan perusahaan merupakan hal yang dianggap penting.
2. The Market Culture (OC2)
a) Perusahaan kami sangat berorientasi pada hasil. Tujuan utamanya adalah menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan. Para karyawan sangat kompetitif dan berorientasi pada prestasi kerja.
b) Kepemimpinan dalam perusahaan kami secara umum dianggap sebagai contoh untuk menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh, agresif dan berorientasi pada hasil.
c) Hal yang mempererat kebersamaan kami dalam perusahaan adalah penekanan pada prestasi dan pencapaian tujuan. Tema umum adalah agresivitas dan kemenangan.
d) Perusahaan kami menekankan tindakan dan pencapaian kinerja yang kompetitif. Menetapkan target kerja yang tinggi dan mencapai kemenangan dalam pasar.
3. The Clan Culture (OC3)
a) Perusahaan kami merupakan tempat yang sangat akrab, seperti sebuah keluarga besar. Para karyawan saling berbagi dalam banyak hal.
b) Kepemimpinan dalam perusahaan kami secara umum dianggap sebagai contoh dalam memberi bimbingan, memfasilitasi atau mengembangkan para karyawan.
c) Hal yang mempererat kebersamaan kami dalam perusahaan adalah kesetiaan dan rasa saling percaya.
d) Perusahaan kami menekankan pada pengembangan manusia. Kepercayaan yang tinggi, keterbukaan dan partisipasi yang terus menerus.
4. The Adhocracy Culture (OC4)
a) Perusahaan kami adalah tempat yang sangat dinamis untuk berkarya dan berinovasi. Para karyawan bersedia untuk mengambil resiko.
b) Kepemimpinan dalam perusahaan kami secara umum dianggap sebagai contoh kewirausahaan, berinovasi atau pengembalian resiko.
c) Hal yang mempererat kebersamaan kami dalam perusahaan adalah komitmen terhadap inovasi dan pengembangan. Ada penekanan untuk selalu berada pada posisi terdepan dalam hal inovasi.
d) Perusahaan kami menekankan pada perolehan sumber daya baru dan penciptaan berbagai tantangan baru. Mencoba berbagai hal baru dan pencarian berbagai peluang sangat dihargai oleh perusahaan.
C. Skala pengukuran: Likert
3.2.2 Learning Organization A. Definisi Operasional
Learning organization adalah organisasi yang terus belajar dimana anggotanya bekerja sama, mengembangkan kapasitas mereka, melakukan perubahan ke arah dalam organisasi secara bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi (Watkins dan Marsick , 1996; Senge, 1990).
B. Indikator Learning Organization
1. Create continuous learning opportunities. (LO1)
a) Dalam perusahaan saya, setiap karyawan saling membantu untuk belajar.
b) Dalam perusahaan saya, setiap karyawan diberi waktu belajar untuk menambah pengetahuan mereka.
2. Promote inquiry and dialogue. (LO2)
a) Dalam perusahaan saya, setiap karyawan dapat memberi tanggapan satu sama lainnya secara terbuka dan jujur.
b) Dalam perusahaan saya, saat menyatakan pendapat, setiap karyawan juga menanyakan pendapat orang lain.
3. Encourage collaboration and team learning. (LO3)
a) Dalam perusahaan saya, setiap tim bebas untuk menentukan tujuan mereka sesuai yang dibutuhkan.
b) Dalam perusahaan saya, setiap tim memperbaiki kesalahan pemikiran mereka sesuai hasil diskusi grup atau informasi yang ada.
4. Create systems to capture and share learning. (LO4)
a) Perusahaan saya mempunyai sistem untuk mengukur perbedaan kinerja saat ini dan kinerja yang diharapkan.
b) Perusahaan saya mengukur hasil yang diperoleh dari penggunaan waktu dan sumber daya untuk training.
5. Empower people toward a collective vision. (LO5)
a) Perusahaan saya menghargai karyawan yang mengambil inisiatif.
b) Perusahaan saya mendukung karyawan yang berani mengambil resiko.
6. Connect the organization to its environment. (LO6)
a) Perusahaan saya mendorong setiap karyawan untuk berpikir secara global.
b) Perusahaan saya bekerja sama dengan komunitas lokal/masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bersama.
7. Provide strategic leadership for learning. (LO7)
a) Dalam perusahaan saya, pemimpin membimbing dan melatih karyawan.
b) Dalam perusahaan saya, pemimpin memastikan kegiatan perusahaan konsisten dengan nilai-nilainya.
C. Skala pengukuran: Likert
3.2.3 Financial Performance A. Definisi Operasional
Financial performance adalah kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan selama periode waktu tertentu.
B. Indikator Financial Performance 1. Return on Assets (FP1)
Asset telah digunakan secara optimal untuk mencapai profit yang ditargetkan.
2. Return on Equity (FP2)
Organisasi saya mampu memberikan return sesuai dengan yang ditargetkan kepada pemegang saham / pemilik modal.
3. Sales Growth (FP3)
Organisasi saya mampu mencapai pertumbuhan penjualan yang telah ditargetkan.
4. Profitability (FP4)
Organisasi saya mampu mencapai keuntungan bersih yang telah ditargetkan.
5. Profit Growth (FP5)
Organisasi saya mampu mencapai pertumbuhan keuntungan yang telah ditargetkan.
6. Market Share (FP6)
Organisasi saya mampu menguasai pangsa pasar yang ditargetkan.
C. Skala Pengukuran: Likert
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif merupakan data berupa simbol angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif yang diangkakan dapat dilihat dalam skala pengukuran misalnya skala likert dengan pernyataan yang memerlukan jawaban sangat setuju, setuju, dan tidak setuju. Dalam penelitian ini, data kuantitatif berupa hasil pembagian kuisioner yang diangkakan.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner organizational culture, learning organization, dan financial performance yang diberikan pada karyawan perusahaan manufaktur yang berada di kota Surabaya dan sekitarnya.
3.4 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan merupakan salah satu penelitian dengan mengumpulkan data dari sumbernya secara langsung di lapangan dalam memperoleh data terkait penelitian. Penelitian ini tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Data penelitian lapangan diperoleh dari angket atau kuisioner, yaitu pengumpulan data dilakukan melalui daftar pernyataan yang disiapkan untuk responden
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan merupakan salah satu penelitian dimana data yang diambil berupa data yang diperoleh dari pihak ketiga, misalnya perpustakaan maupun lembaga yang tidak dijadikan objek penelitian. Penulis memperoleh data dengan cara membaca literatur-literatur, bahan referensi, hasil penelitian lainnya, dan sumber data tertulis lainnya yang ada di perusahaan, yang berhubungan dengan pokok bahasan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk memperoleh tambahan pengetahuan mengenai masalah terkait dan mendapatkan dasar perbandingan antara data yang penulis dapatkan di lapangan dengan teori terkait.
3.5 Instrumen dan Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuisioner untuk variabel organizational culture, learning organization dan financial performance. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert.
Skala likert digunakan saat peneliti ingin mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok mengenai fenomena yang diteliti. Variabel organizational culture dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) yang dirancang oleh Cameron & Quinn (2006).
Variabel learning organization menggunakan Dimensions of the Learning Organization Questionnaire Self-Scoring Instrument (DLOQ) yang dibuat oleh
Watkins & Marsick (2003). Variabel financial performance menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Hatane (2015).
3.6 Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang ditetapkan oleh peneliti karena mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang kemudian akan dipelajari dan ditarik kesimpulannya Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
3.7 Sampel dan Teknik Sampling
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu. Sedangkan teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel adalah Non-Probability Sampling dengan menggunakan teknik sampling yang dikenal dengan Purposive Sampling. Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan tidak memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Purposive sampling adalah teknik dalam menentukan sampel berdasarkan kriteria-kriteria atau pertimbangan tertentu. Berikut adalah kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian:
1. Perusahaan manufaktur yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT).
2. Perusahaan manufaktur yang berlokasi di Surabaya dan sekitarnya.
3.8 Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan terkecil dari objek penelitian yang dipilih peneliti untuk klasifikasi pengumpulan data. Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan.
3.9 Rancangan Kuisioner
Kuisioner penelitian ini terbagi atas tiga kelompok pertanyaan dan pernyataan, yaitu sebagai berikut:
3. Kelompok pertanyaan demografi responden adalah sebagai berikut:
a) Jenis kelamin
b) Usia
c) Nama perusahaan d) Lokasi perusahaan e) Jumlah karyawan f) Posisi/ Jabatan g) Jenis perusahaan
4. Kelompok pernyataan yang mewakili variabel independen, variabel intervening, dan variabel dependen. Dalam kelompok ini, responden diminta untuk memberikan respon atas pernyataan yang diberikan. Kuisioner yang dilampirkan terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Variabel independen: Organizational Culture yang diadopsi dari Cameron & Quinn (2006). Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner asli tanpa modifikasi yang diambil dari buku berjudul “Diagnosing and Changing Organizational Culture” oleh Cameron & Quinn (2006). Penelitian ini menggunakan skala likert dimana responden diminta untuk mengisi kuisioner dengan dengan memberi poin 1-5 (“tidak setuju” – “sangat setuju”) untuk masing- masing dimensi.
Variabel intervening: Learning Organization yang diadopsi dari Marsick
& Watkins (2003). Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dimensions of the Learning Organization Questionnaire (DLOQ) yang dibuat oleh Marsick & Watkins (2003). Pemilihan indikator LO menggunakan dua dari tiga indikator dalam jurnal berjudul “Dimensions of Learning Organizations Questionnaire (DLOQ) in a low-resource health care setting in Nepal” oleh Leufvén, Vitrakoti, Bergström, KC, &
Målqvist (2015). Penelitian ini menggunakan skala likert 5 poin dimana responden diharuskan memberi tanggapan atas kuisioner pada setiap pernyataan. Angka 1 merepresentasikan “tidak pernah”, angka 2 merepresentasikan “jarang”, angka 3 merepresentasikan “kadang- kadang”, angka 4 merepresentasikan “sering”, dan angka 5 merepresentasikan “selalu”.
Variabel dependen: Financial Performance yang diadopsi dari jurnal
“Employee Satisfaction and Performance as Intervening Variable of Learning Organization on Performance” oleh Hatane (2015). Penelitian ini menggunakan skala likert dimana responden diminta untuk mengisi kuisioner dengan dengan memberi poin 1-5 (“tidak setuju” – “sangat setuju”).
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah kegiatan yang terdiri dari: mengelompokkan data berdasarkan variabel yang diteliti dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data tiap variabel, menguji hipotesis dengan melakukan perhitungan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) yang merupakan bagian dari Structural Equation Modeling (SEM). Teknik penelitian ini menggunakan software WarpPLS.
Langkah-langkah sebelum data diolah dengan software WarpPLS adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan data penelitian
Data penelitian yang dipersiapkan dalam tahapan ini adalah data kuisioner dari responden dan annual report tahun 2012-2016 dari perusahaan- perusahaan manufaktur publik yang merupakan sampel dalam penelitian ini 2. Menyajikan analisis statistik deskriptif
Dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti menggunakan teknik statistik deskriptif untuk analisis data. Statistik deskriptif merupakan statistik yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data penelitian berdasarkan keadaan sebenarnya. Dalam penelitian ini, teknik statistik deskriptif menggunakan parameter seperti mean, nilai maximum, nilai minimum, dan standar deviasi.
3. Merancang inner model / structucal model
Inner model disebut juga inner relation atau structural model merupakan hubungan hubungan antar variabel laten. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung sehingga memerlukan indikator- indikator untuk mengukurnya. Peneliti merancang inner model antar
variabel laten berdasarkan pada hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel laten yang membentuk inner model, yaitu organizational culture merupakan variabel independen atau exogenous latent variable, financial performance merupakan variabel dependen atau exogenous latent variabels, dan learning organization merupakan variabel intervening.
4. Merancang outer model / measurement model
Outer model disebut juga outer relation atau measurement model merupakan hubungan antara variabel laten dengan indikatornya. Indikator terbagi menjadi dua, yaitu indikator formatif dan indikator reflektif.
Pertama, indikator yang membentuk variabel laten disebut indikator formatif. Indikator formatif digambarkan dengan anak panah mengarah ke variabel laten yang dipengaruhinya. Kedua, indikator yang mencerminkan variabel laten disebut indikator reflektif. Karena merefleksikan variabel laten, indikator ini digambarkan dengan anak panah dari arah variabel laten mengarah ke indikator berkaitan. Dalam PLS, perancangan outer model merupakan hal yang sangat penting. Pertama, dengan merancang outer model peneliti dapat mengetahui apakah sifat indikator variabel laten adalah formatif atau reflektif. Kedua, perancangan outer model dilakukan untuk menghindari hasil analisis yang bias.
Indikator dalam penelitian ini merupakan indikator reflektif. Indikator organizational culture adalah hierarchy, market, clan, dan adhocracy culture. Indikator learning organization adalah create continuous learning opportunities, promote inquiry and dialogue, encourage collaboration and team learning, create systems to capture and share learning, empower people toward a collective vision, connect the organization to its environment, dan Provide strategic leadership for learning. Sedangkan indikator financial performance adalah ROA, ROE, sales growth, profitability, profit growth, dan market share.
5. Menyusun diagram path.
Hasil perancangan inner model dan outer model kemudian dinyatakan dalam bentuk diagram path agar konsepnya lebih mudah dipahami.
Diagram path merupakan jalur hubungan klausal antar variabel independen dan variabel dependen dimana hubungan tersebut berdasarkan teori yang sudah ada. Gambar berbentuk oval atau lingkaran merupakan variabel laten, gambar berbentuk kotak merupakan indikator dari variabel laten, gambar arah panah tunggal merupakan hubungan satu arah, dan gambar arah panah ganda merupakan hubungan dua arah. Gambar diagram path dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Diagram Path
6. Mengkonversi diagram path ke persamaan dari:
a) Outer model merupakan hubungan antara variabel laten dengan indikatornya.
b) Inner model merupakan hubungan antara variabel laten yaitu variabel independen (exogeneous) dan variabel dependen (endogeneous).
LO4 LO5 LO6 LO7
LO3 LO2
LO1
Learning Organization
(LO) Organizational
Culture (OC)
Hierarchy
Clan Market
Adhocracy
Financial Performance
(FP)
Profitabi lity
Market Share Profit
Growth
H2
H3 H1
Sales Growth ROE
ROA
c) Weight relation merupakan perkiraan nilai variabel laten. Inner dan outer model akan memberikan spesifikasi yang diikuti oleh weight relation pada algoritma PLS.
7. Penyusunan algoritma
Dalam WarpPLS, langkah ini sudah secara otomatis dibuat oleh program sehingga peneliti tidak perlu menyusun secara manual. Namun, data yang akan diproses seharusnya disesuaikan dengan format yang telah disediakan sehingga dapat terbaca oleh program. Program WarpPLS hanya dapat membaca tiga jenis file untuk diimpor, yaitu file dengan extension .txt, .xls, dan .xlxs.
8. Estimasi parameter.
Algoritma analisis model luar merupakan proses perhitungan data variabel laten yang diperoleh dari data indikatornya. Algoritma outer model terbagi menjadi lima bentuk yaitu regresi PLS (inner model tidak mempengaruhi outer model), mode M atau “mixed” (inner model mempengaruhi outer model), mode A (untuk model indikator reflektif), mode B (untuk model indikator formatif) dan Robust Path Analysis (data variabel laten berupa rata-rata indikator). Algoritma analisis inner model merupakan proses perhitungan koefisien jalur hubungan antara variabel laten. Algoritma ini terbagi menjadi tiga, yaitu linier (model hubungan linier antar variabel laten), Warp2 (hubungan antar variabel laten berbentuk kurva U) dan Warp3 (hubungan antar variabel laten berbentuk kurva S).
9. Uji goodness of fit a. Outer model
Goodness-of-fit dalam hal ini merupakan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Uji validitas merupakan pengukuran yang bertujuan mengetahui bahwa alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan uji reliabilitas merupakan pengujian dalam mengukur konsistensi alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Goodness-of-fit atas outer model mencakup:
Validitas Konvergen
Validitas konvergen merupakan pengukuran korelasi antara skor indikator dengan skor variabel laten. Tujuannya adalah mengukur apakah setiap indikator yang digunakan valid dalam mengukur dimensi dari variabel laten. Uji validitas konvergen pada indikator reflektif dinilai berdasarkan skala pengukuran loading factor. Selain itu, validitas konvergen juga dapat dilihat dari nilai Average Variant Extracted (AVE). Rule of thumb atas loading factor dan AVE adalah lebih besar dari 0.5.
Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan merupakan pengukuran indikator dengan variabel laten berdasarkan cross loading. Ketika nilai cross loading dari suatu indikator dalam suatu variabel lebih besar nilainya dibandingkan dnilai cross loading indikator dalam variabel lainnya, maka indikator yang mempunyai nilai cross loading lebih besar dinyatakan valid. Selain itu, validitas diskriminan juga dapat dilihat dengan membandingkan akar AVE untuk setiap variabel laten dengan korelasi antara variabel laten dengan variabel laten lainnya dalam model. Jika akar AVE variabel laten lebih besar dari korelasi dengan seluru variabel laten lainnya maka indikator tersebut dinyatakan memiliki validitas diskriminan yang baik. Rule of thumb yang digunakan adalah lebih besar dari 0.5.
Reliabilitas Komposit
Indikator sebuah variabel dianggap memiliki reliabilitas komposit yang baik jika nilai composite reliability > 0.7
Alpha Cronbach
Indikator sebuah variabel dianggap memiliki reliabilitas komposit yang baik jika bernilai koefisien alfa > 0.6
b. Inner model
Goodness-of-fit Model dalam hal ini merupakan indeks dan ukuran mengenai kebaikan hubungan antar variabel laten atau inner model. Rule of thumb dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Model fit and quality indices No Model fit and quality indices Kriteria Fit 1 Average path coefficient (APC) p < 0.05 2 Average R-squared (ARS) p < 0.05 3 Average adjusted R-squared
(AARS) p < 0.05
4 Average block VIF (AVIF) Acceptable if ≤ 5, ideally
≤ 3.3
5 Average full collinearity (AFIVIF) Acceptable if ≤ 5, ideally
≤ 3.3
6 Tenenhaus GoF (GoF)
Small ≥ 0.1, Medium ≥ 0.25, Large ≥ 0.36,
7 Sympson’s paradox ratio (SPR) Acceptable if ≥ 0.7, ideally = 1
8 R-squared contribution ratio (RSCR)
Acceptable if ≥ 0.9, ideally = 1
9 Statistical suppression ratio (SSR) Acceptable if ≥ 0.7 10 Nonlinear bivariate causality
direction ratio (NLBCDR) Acceptable if ≥ 0.7
10. Pengujian hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan metode resampling bootstrap yang merupakan prosedur statistik nonparametris. Metode bootsrap digunakan untuk menguji signifikansi koefisien. Keunggulannya, metode resampling boothstrap tidak menuntut data harus berdistribusi normal atau
“distribution free”. Selain itu, tidak memerlukan sampel dengan jumlah besar (minimum 30). Pengujian signifikansi koefisien dilakukan dengan t- test dengan nilai p < 0.05. Bila nilai p <0.05 maka disimpulkan signifikan.
11. Analisa hasil pengolahan data
Hasil pengolahan data yang disediakan WarpPLS kemudiakan akan dianalisa dalam penelitian ini. Hasil pengolahan yang akan dianalisa
meliputi nilai atau skor hasil pengolahan data mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dan hubungan antara variabel laten tersebut dengan indikatornya.