• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BANGKA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 14A TAHUN 2016

TENTANG

TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BANGKA TAHUN ANGGARAN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 12 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Bupati menetapkan mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian dana desa setiap desa di Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa setiap Desa di Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2016 perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Bangka;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa di Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2016 perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Bangka;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

(2)

2 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694);

10. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 288);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Kabupaten Bangka (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 478);

(3)

3 MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANGKA TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BANGKA TAHUN ANGGARAN 2016.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Bangka.

4. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

7. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

8. Jumlah Desa adalah jumlah Desa yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

10. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD, adalah rekening tempat penyimpanan uang Daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan Daerah dan membayar seluruh pengeluaran Daerah pada bank yang ditetapkan.

11. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat penyimpanan uang Pemerintah Desa yang menampung seluruh pendapatan desa dan digunakan untuk membayar seluruh belanja desa pada bank yang ditetapkan.

12. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

(4)

4 BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa di Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2016.

(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah agar dalam pelaksanaan pembagian dan penetapan rincian dana desa berjalan efektif efesien sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini adalah penetapan Rincian Dana Desa untuk setiap Desa di Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

BAB III

TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA Pasal 4

(1) Pemerintah Daerah menyalurkan Dana Desa kepada Desa setiap tahun anggaran.

(2) Dana Desa untuk setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan :

a. alokasi dasar; dan

b. alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa di Daerah.

Pasal 5

Alokasi dasar per desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, dihitung berdasarkan alokasi dasar per Daerah dibagi jumlah desa sebagaimana telah ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016.

Pasal 6

Rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a adalah sebesar 90% (sembilan puluh per seratus) dari Dana Desa di Daerah dibagi rata setiap Desa.

BAB IV PENGALOKASIAN

Pasal 7

(1) Pengalokasian Rincian Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dihitung dengan bobot sebagai berikut :

a. 25% (dua puluh lima per seratus) untuk jumlah penduduk Desa;

b. 35 % (tiga puluh lima per seratus) untuk angka kemiskinan;

c. 10% (sepuluh per seratus) untuk luas wilayah Desa; dan

(5)

5 d. 30% (tiga puluh per seratus) untuk tingkat kesulitan geografis Desa.

(2) Angka kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan tingkat kesulitan geografis Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d masing-masing ditunjukkan berdasarkan jumlah penduduk miskin Desa dan IKK Desa.

(3) Penghitungan pengalokasian rincian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut :

W = {(0,25 x Z1) + (0,35 x Z2) + (0,10 x Z3) + (0,30 x Z4)} x (DD-AD) Keterangan:

W = Dana Desa setiap Desa yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis setiap Desa.

Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk Desa yang bersangkutan.

Z2 = rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa terhadap total penduduk miskin Desa yang bersangkutan.

Z3 = rasio luas wilayah setiap Desa terhadap luas wilayah Desa yang bersangkutan.

Z4 = rasio IKG setiap Desa terhadap total IKG Desa yang bersangkutan.

DD = pagu Dana Desa kabupaten.

AD = besaran Alokasi Dasar untuk setiap Desa dikalikan jumlah Desa dalam kabupaten.

(4) Data jumlah penduduk, angka kemiskinan, dan luas wilayah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik.

Pasal 8

Indeks kesulitan geografis Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d disusun dan ditetapkan oleh Bupati berdasarkan data dari kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang statistik.

BAB V

TATA CARA PENYALURAN DANA DESA Pasal 9

(1) Penyaluran Dana Desa dilakukan melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Daerah ke Rekening Kas Umum Desa.

(2) Pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Daerah ke Rekening Kas Umum Desa dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima di Rekening Kas Umum Daerah.

(3) Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap :

a. tahap I pada bulan April sebesar 40% (empat puluh persen);

b. tahap II pada bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh persen); dan c. tahap III pada bulan Oktober sebesar 20% (dua puluh persen).

(6)

6 (4) Penyaluran Dana Desa Tahap I dilakukan setelah Kepala Desa

menyampaikan:

a. peraturan Desa mengenai APB Desa kepada Bupati;

b. laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;

dan

c. Peraturan Desa dan laporan realisasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b kepada Bupati paling lambat minggu kedua bulan Maret.

(5) Penyaluran Dana Desa Tahap II dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan :

a. laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I kepada Bupati;

b. laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I sebagaimana dimaksud dalam huruf a, menunjukkan paling kurang Dana Desa tahap I telah digunakan sebesar 50% (lima puluh per seratus); dan

c. laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b kepada Bupati paling lambat minggu kedua bulan Juli.

(6) Penyaluran Dana Desa Tahap III dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan:

a. laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I dan tahap II kepada Bupati;

b. laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I dan tahap II sebagaimana dimaksud dalam huruf a menunjukkan paling kurang Dana Desa tahap I dan tahap II telah digunakan sebesar 50% (lima puluh per seratus); dan

c. laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I dan tahap II sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b kepada Bupati paling lambat minggu kedua bulan September.

(7) Rincian Dana Desa yang diterima Desa setiap tahun dianggarkan dalam APB Desa.

BAB VI

PENGGUNAAN DANA DESA Pasal 10

Dana Desa diprioritas untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan berskala lokal Desa bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, serta diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat.

Pasal 11

(1) Penggunaan Dana Desa untuk prioritas bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, menjadi prioritas kegiatan, anggaran dan belanja Desa yang disepakati dan diputuskan melalui Musyawarah Desa.

(2) Hasil keputusan Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa dan APB Desa.

(3) Rencana Kerja Pemerintah Desa dan APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Desa.

(7)

7 Pasal 12

1) Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak termasuk dalam prioritas penggunaan Dana Desa setelah mendapat persetujuan Bupati.

(2) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada saat evaluasi rancangan peraturan Desa mengenai APB Desa.

(3) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati memastikan pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi dan/atau kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.

Bagian Kesatu

Bidang Pembangunan Desa Pasal 13

(1) Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas penggunaan Dana Desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan Pembangunan Desa, yang meliputi:

a. pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrasruktur atau sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan permukiman;

b. pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat;

c. pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sosial dan kebudayaan;

d. pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana produksi dan distribusi; dan/atau

e. pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana energi terbarukan serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

(2) Pemerintah Desa bersama-sama dengan BPD dapat mengembangkan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai Daftar Kewenangan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa yang ditetapkan dalam Peraturan Desa.

(3) Pemerintah Daerah melakukan pendampingan terhadap penyusunan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Daftar Kewenangan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

Pasal 14

Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan desa serta pemberdayaan masyarakat desa, dapat mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan desa, yang meliputi:

a. desa tertinggal dan/atau sangat tertinggal, mengutamakan kegiatan pembangunan melalui penyediaan sarana dan prasarana untuk pemenuhan kebutuhan atau akses kehidupan masyarakat Desa;

b. desa berkembang, memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana pelayanan umum dan sosial dasar baik pendidikan dan kesehatan masyarakat mengembangkan potensi dan kapasitas masyarakat Desa; dan

(8)

8 c. desa maju dan/atau mandiri, memprioritaskan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana yang berdampak pada perluasan skala ekonomi dan investasi desa, termasuk prakarsa Desa dalam membuka lapangan kerja, padat teknologi tepat guna dan investasi melalui pengembangan BUM Desa.

Bagian Kedua

Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pasal 15

Prioritas penggunaan Dana Desa untuk program dan kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, peningkatan pendapatan, serta perluasan skala ekonomi individu warga atau kelompok masyarakat dan desa, antara lain:

a. peningkatan investasi ekonomi desa melalui pengadaan, pengembangan atau bantuan alat-alat produksi, permodalan, dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan;

b. dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa atau BUM Desa Bersama, maupun oleh kelompok dan atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;

c. bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan ketahanan pangan Desa;

d. pengorganisasian masyarakat, fasilitasi dan pelatihan paralegal dan bantuan hukum masyarakat Desa, termasuk pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan pengembangan kapasitas Ruang Belajar Masyarakat di Desa (Community Centre);

e. promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan Posyandu, Poskesdes, polindes, dan ketersediaan atau keberfungsian tenaga medis/swamedikasi di Desa;

f. dukungan terhadap kegiatan pengelolaan Hutan/Pantai Desa dan Hutan/Pantai Kemasyarakatan;

g. peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan dan pelestarian lingkungan hidup; dan/atau

h. bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang sesuai dengan analisa kebutuhan desa dan telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

BAB VII

PENGELOLAAN DAN PELAPORAN DANA DESA Pasal 16

Pengelolaan keuangan desa dikelola sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.

Pasal 17

(1) Setiap Pengeluaran belanja atas beban APB Desa harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.

(2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh Sekretaris Desa atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud.

(9)

9 (3) Pengeluaran kas desa yang mengakibatkan beban APB Desa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APB Desa ditetapkan menjadi peraturan desa.

(4) Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18

(1) Kepala Desa berkoordinasi dengan Camat setempat menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I, tahap II, dan laporan realisasi penggunaan dana desa tahunan kepada Bupati.

(2) Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:

a. tahap I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran berjalan;

b. tahap II paling lambat minggu keempat bulan September tahun anggaran berjalan.

c. laporan realisasi penggunaan dana desa tahunan paling lambat minggu keempat bulan Februari tahun anggaran berikutnya.

Pasal 19

(1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa dalam hal :

a. kepala desa tidak menyampaikan APB Desa dan/atau laporan realisasi penggunaan semester sebelumnya.

b. terdapat SiLPA Dana Desa melebihi 30% (tiga puluh per seratus) pada akhir tahun sebelumnya; dan/atau

c. terdapat usulan dari aparat pengawas fungsional Daerah.

(2) Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sampai dengan disampaikannya APB Desa dan/atau laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya kepada Bupati.

(3) Bupati dapat mengurangi penyaluran dana desa setelah dikenakan sanksi penundaan penyaluran dana Desa sebagaimana dimaksud ayat (1), masih terdapat SILPA Dana Desa lebih dari 30% (tiga puluh perseratus) pada tahun anggaran berjalan.

(4) Apabila penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak sesuai dengan prioritas, maka tidak mendapatkan persetujuan dari Bupati.

(5) Penundaan dan/atau pengurangan dana desa dilaporkan oleh Bupati kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.

(10)

10 BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 20

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka.

Ditetapkan di Sungailiat pada tanggal 14 April 2016 BUPATI BANGKA,

Cap/dto TARMIZI SAAT

Diundangkan di Sungailiat Pada tanggal 14 April 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA,

Cap/dto FERY INSANI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA TAHUN 2016 NOMOR 17

Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM,

Cap/dto

DONI KANDIAWAN, SH. MH PEMBINA

NIP. 19730317 200003 1 006

(11)

1

LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 14A TAHUN 2016 TENTANG

TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BANGKA TAHUN ANGGARAN 2016.

RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BANGKA TAHUN ANGGARAN 2016

No. Kecamatan Desa Alokasi Dasar

Alokasi Berdasarkan Formula

Pagu Dana Desa per-

Desa

Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Luas Wilayah IKG

Total Bobot

Alokasi Formula Jumlah

Penduduk

Rasio Jumlah

Pendu duk

Bobot

Jumlah Pendu

duk Miskin

Rasio Jumlah

Pendu duk Miskin

Bobot

Luas Wilaya

h

Rasio Luas Wilaya

h

Bobot

Indeks Kesulitan Geografis

Rasio Indeks Kesulita

n Geografi

s

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

(17) = (7) + (10) + (13) + (16)

(18) (19= (4) +

(18)

I SUNGAILIAT REBO 590,762,685 4,681 0.02 0.62% 200 0.02 0.55% 39 0.01 0.15% 37.99 0.02 0.54% 1.86% 75,863,497 666,626,182

II BELINYU GUNUNG MUDA 590,762,685 5,594 0.03 0.74% 198 0.02 0.55% 20.3 0.01 0.08% 25.48 0.01 0.36% 1.73% 70,396,215 661,158,901

GUNUNG

PELAWAN 590,762,685 2,399 0.01 0.32% 555 0.04 1.53% 99.6 0.04 0.37% 33.21 0.02 0.48% 2.70% 109,817,679 700,580,365

RIDING PANJANG 590,762,685 3,517 0.02 0.47% 660 0.05 1.82% 97.7 0.04 0.36% 31.26 0.01 0.45% 3.10% 126,224,775 716,987,461

LUMUT 590,762,685 2,382 0.01 0.32% 50 0.00 0.14% 47.6 0.02 0.18% 39.95 0.02 0.57% 1.20% 48,995,127 639,757,813

BINTET 590,762,685 2,596 0.01 0.34% 237 0.02 0.65% 84.0 0.03 0.31% 29.57 0.01 0.42% 1.74% 70,650,881 661,413,567

III MERAWANG BATU RUSA 590,762,685 4,639 0.02 0.62% 23 0.00 0.06% 14.51 0.01 0.05% 21.59 0.01 0.31% 1.04% 42,414,520 633,177,206

BALUNIJUK 590,762,685 4,730 0.03 0.63% 345 0.03 0.95% 22.90 0.01 0.09% 34.15 0.02 0.49% 2.15% 87,693,330 678,456,015

RIDING PANJANG 590,762,685 3,110 0.02 0.41% 101 0.01 0.28% 43.66 0.02 0.16% 31.50 0.02 0.45% 1.31% 53,131,397 643,894,082

JURUNG 590,762,685 1,798 0.01 0.24% 41 0.00 0.11% 15.06 0.01 0.06% 36.13 0.02 0.52% 0.93% 37,658,005 628,420,691

KIMAK 590,762,685 3,456 0.02 0.46% 59 0.00 0.16% 58.44 0.02 0.22% 24.02 0.01 0.34% 1.18% 48,168,176 638,930,861

(12)

2

PAGARAWAN 590,762,685 4,936 0.03 0.65% 135 0.01 0.37% 22.90 0.01 0.09% 28.97 0.01 0.41% 1.53% 62,185,271 652,947,956

MERAWANG 590,762,685 2,150 0.01 0.29% 41 0.00 0.11% 97.61 0.04 0.36% 47.22 0.02 0.68% 1.44% 58,559,993 649,322,678

AIR ANYIR 590,762,685 1,931 0.01 0.26% 69 0.01 0.19% 43.11 0.02 0.16% 29.70 0.01 0.43% 1.03% 42,037,725 632,800,411

DWI MAKMUR 590,762,685 869 0.00 0.12% - 0.00 0.00% 1.48 0.00 0.01% 22.16 0.01 0.32% 0.44% 17,830,696 608,593,381

JADA BAHRIN 590,762,685 1,730 0.01 0.23% 175 0.01 0.48% 68.58 0.03 0.26% 39.82 0.02 0.57% 1.54% 62,632,776 653,395,462

IV MENDO BARAT PETALING 590,762,685 3,207 0.02 0.43% 135 0.01 0.37% 30.22 0.01 0.11% 41.50 0.02 0.59% 1.51% 61,260,506 652,023,191

PENAGAN 590,762,685 5,288 0.03 0.70% 484 0.04 1.34% 54.76 0.02 0.20% 34.75 0.02 0.50% 2.74% 111,520,157 702,282,843

ZED 590,762,685 2,881 0.02 0.38% 123 0.01 0.34% 68.92 0.03 0.26% 30.15 0.01 0.43% 1.41% 57,415,886 648,178,571

MENDO 590,762,685 2,721 0.01 0.36% 368 0.03 1.02% 62.36 0.02 0.23% 31.01 0.01 0.44% 2.05% 83,597,631 674,360,317

PAYA BENUA 590,762,685 4,553 0.02 0.60% 731 0.06 2.02% 52.36 0.02 0.20% 30.58 0.01 0.44% 3.26% 132,514,866 723,277,551

CENGKONG ABANG 590,762,685 3,464 0.02 0.46% 371 0.03 1.02% 49.32 0.02 0.18% 38.83 0.02 0.56% 2.22% 90,520,236 681,282,921

KACE 590,762,685 6,250 0.03 0.83% 318 0.03 0.88% 47.58 0.02 0.18% 32.37 0.02 0.46% 2.35% 95,574,707 686,337,392

KEMUJA 590,762,685 4,829 0.03 0.64% 566 0.04 1.56% 72.59 0.03 0.27% 25.83 0.01 0.37% 2.84% 115,769,984 706,532,670

AIR DUREN 590,762,685 1,043 0.01 0.14% 21 0.00 0.06% 49.93 0.02 0.19% 39.49 0.02 0.57% 0.95% 38,586,728 629,349,414

KOTA KAPUR 590,762,685 2,080 0.01 0.28% 361 0.03 1.00% 22.51 0.01 0.08% 46.11 0.02 0.66% 2.02% 82,096,768 672,859,453

AIR BULUH 590,762,685 1,521 0.01 0.20% 172 0.01 0.48% 20.45 0.01 0.08% 45.38 0.02 0.65% 1.40% 57,095,740 647,858,425

RUKAM 590,762,685 1,096 0.01 0.15% 374 0.03 1.03% 18.98 0.01 0.07% 32.75 0.02 0.47% 1.72% 69,918,963 660,681,648

LABUH AIR

PANDAN 590,762,685 1,297 0.01 0.17% 246 0.02 0.68% 52.17 0.02 0.19% 44.07 0.02 0.63% 1.68% 68,257,603 659,020,289

KACE TIMUR 590,762,685 3,516 0.02 0.47% 109 0.01 0.30% 6.12 0.00 0.02% 24.35 0.01 0.35% 1.14% 46,353,426 637,116,112

PETALING BANJAR 590,762,685 3,506 0.02 0.47% 147 0.01 0.41% 28.89 0.01 0.11% 29.22 0.01 0.42% 1.40% 56,868,124 647,630,809

V PEMALI AIR RUAI 590,762,685 6,193 0.03 0.82% 67 0.01 0.19% 8.50 0.00 0.03% 20.97 0.01 0.30% 1.34% 54,479,780 645,242,466

(13)

3

AIR DUREN 590,762,685 3,673 0.02 0.49% 40 0.00 0.11% 8.08 0.00 0.03% 27.19 0.01 0.39% 1.02% 41,396,816 632,159,501

PENYAMUN 590,762,685 3,529 0.02 0.47% 78 0.01 0.22% 32.33 0.01 0.12% 38.06 0.02 0.55% 1.35% 54,913,105 645,675,791

SEMPAN 590,762,685 3,628 0.02 0.48% 49 0.00 0.14% 32.68 0.01 0.12% 26.94 0.01 0.39% 1.12% 45,758,307 636,520,992

PEMALI 590,762,685 4,549 0.02 0.60% 138 0.01 0.38% 26.76 0.01 0.10% 32.08 0.02 0.46% 1.54% 62,830,188 653,592,874

KARYA MAKMUR 590,762,685 5,296 0.03 0.70% 22 0.00 0.06% 5.08 0.00 0.02% 27.11 0.01 0.39% 1.17% 47,633,677 638,396,363

VI BAKAM BAKAM 590,762,685 1,836 0.01 0.24% 200 0.02 0.55% 30.09 0.01 0.11% 27.25 0.01 0.39% 1.30% 52,844,089 643,606,774

KAPUK 590,762,685 1,376 0.01 0.18% 127 0.01 0.35% 33.44 0.01 0.12% 35.88 0.02 0.51% 1.17% 47,692,500 638,455,186

DALIL 590,762,685 3,403 0.02 0.45% 175 0.01 0.48% 81.26 0.03 0.30% 27.11 0.01 0.39% 1.63% 66,187,138 656,949,824

NEKNANG 590,762,685 2,296 0.01 0.30% 369 0.03 1.02% 44.09 0.02 0.16% 29.29 0.01 0.42% 1.91% 77,638,340 668,401,025

TIANG TARAH 590,762,685 1,700 0.01 0.23% 166 0.01 0.46% 48.01 0.02 0.18% 44.32 0.02 0.63% 1.50% 60,953,577 651,716,262

MANGKA 590,762,685 1,109 0.01 0.15% 82 0.01 0.23% 24.49 0.01 0.09% 41.18 0.02 0.59% 1.05% 42,922,972 633,685,658

MABAT 590,762,685 1,593 0.01 0.21% 50 0.00 0.14% 112.80 0.04 0.42% 42.34 0.02 0.61% 1.38% 56,027,140 646,789,826

BUKIT LAYANG 590,762,685 3,728 0.02 0.49% 52 0.00 0.14% 26.17 0.01 0.10% 33.96 0.02 0.49% 1.22% 49,735,060 640,497,745

MARAS SENANG 590,762,685 1,122 0.01 0.15% 110 0.01 0.30% 20.55 0.01 0.08% 23.22 0.01 0.33% 0.86% 35,076,230 625,838,916

VII RIAU SILIP RIAU 590,762,685 3,326 0.02 0.44% 30 0.00 0.08% 63.32 0.02 0.24% 28.20 0.01 0.40% 1.16% 47,382,335 638,145,020

PANGKAL NIUR 590,762,685 3,613 0.02 0.48% 457 0.04 1.26% 39.83 0.01 0.15% 28.73 0.01 0.41% 2.30% 93,666,242 684,428,928

PUGUL 590,762,685 3,645 0.02 0.48% 127 0.01 0.35% 41.27 0.02 0.15% 33.36 0.02 0.48% 1.47% 59,662,703 650,425,388

CIT 590,762,685 5,246 0.03 0.70% 255 0.02 0.70% 38.71 0.01 0.14% 32.22 0.02 0.46% 2.01% 81,643,896 672,406,582

DENIANG 590,762,685 3,315 0.02 0.44% 91 0.01 0.25% 26.29 0.01 0.10% 33.27 0.02 0.48% 1.27% 51,506,271 642,268,956

SILIP 590,762,685 2,985 0.02 0.40% 71 0.01 0.20% 52.12 0.02 0.19% 48.41 0.02 0.69% 1.48% 60,226,398 650,989,084

MAPUR 590,762,685 2,398 0.01 0.32% 176 0.01 0.49% 51.32 0.02 0.19% 53.68 0.03 0.77% 1.76% 71,802,536 662,565,222

BANYU ASIN 590,762,685 1,573 0.01 0.21% 140 0.01 0.39% 30.80 0.01 0.11% 39.07 0.02 0.56% 1.27% 51,674,244 642,436,929

(14)

4

BERBURA 590,762,685 1,462 0.01 0.19% 198 0.02 0.55% 10.75 0.00 0.04% 32.30 0.02 0.46% 1.24% 50,600,729 641,363,415

VIII PUDING BESAR PUDING BESAR 590,762,685 4,994 0.03 0.66% 288 0.02 0.80% 44.29 0.02 0.17% 33.19 0.02 0.48% 2.10% 85,401,227 676,163,912

LABU 590,762,685 2,584 0.01 0.34% 484 0.04 1.34% 39.19 0.01 0.15% 42.61 0.02 0.61% 2.44% 99,132,488 689,895,174

NIBUNG 590,762,685 2,557 0.01 0.34% 328 0.03 0.91% 75.17 0.03 0.28% 34.21 0.02 0.49% 2.02% 82,025,284 672,787,969

TANAH BAWAH 590,762,685 1,659 0.01 0.22% 95 0.01 0.26% 76.36 0.03 0.29% 43.64 0.02 0.62% 1.39% 56,662,567 647,425,252

SAING 590,762,685 1,635 0.01 0.22% 203 0.02 0.56% 37.77 0.01 0.14% 29.97 0.01 0.43% 1.35% 54,845,909 645,608,595

KOTA WARINGIN 590,762,685 2,640 0.01 0.35% 423 0.03 1.17% 67.70 0.03 0.25% 33.17 0.02 0.47% 2.25% 91,408,843 682,171,529

KAYU BESI 590,762,685 2,010 0.01 0.27% 167 0.01 0.46% 35.71 0.01 0.13% 33.14 0.02 0.47% 1.34% 54,356,520 645,119,205

TOTAL 36,627,286,500 188,443 1.00 25% 12,673 1.00 35% 2,679 1.00 10% 2,095 1.00 30% 100% 4,069,698,5

00

40,696,985,0 00

Kontrol Penghitungan Bobot

Pagu Dana Kab.

Bangka

40,696,985,000 JP 25.00%

Hasil Perhitungan Pagu Dana Desa Kab. Bangka

40,696,985,000 JPM 35.00%

Pagu Alokasi Dasar

(90%)

590,762,685 LW 10.00%

TotaL Pagu Alokasi Dasar (90%)

36,627,286,500 IKG 30.00%

Pagu Alokasi Formula

(10%)

4,069,698,500

Total Pagu Alokasi Formula (10%)

4,069,698,500

Jumlah 62

BUPATI BANGKA Cap/dto TARMIZI SAAT

Referensi

Dokumen terkait

1. Bila jumlah paket pos kilat khusus dalam negeri relative sedikit maka dapat dikirimkan sebagai paket pos biasa. Serahkan paket pos kilat khusus dalam negeri

b) Memetakan kuantitas: Maksudnya adalah memetakan sesuatu data yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan

Apabila terjadi proses biosintesis yang tinggi (misalnya biosintesis asam lemak), akan terjadi pengubahan NADPH menjadi NADP + secara besar-besaran, hal ini akan

Semua ajaran-Nya adalah benar (ay. Saya pernah mendengar orang Kristian mengakui bahawa mereka tidak suka apa yang dikatakan Alkitab, tetapi oleh kerana ia adalah

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan sah oleh Panitia Ujian Tingkat Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya sebagai salah

Laba yang diperoleh oleh perusahaan dalam suatu periode sebenarnya adalah untuk kesejahteraan para pemegang saham. Namun, sebagian dibagikan kepada pemegang

Adapun kontribusi pendidikan Islam menuju Indonesia maju dapat terlihat dalam lintasan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, posisi strategis pendidikan Islam