22 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, dapat berupa hubungan biasa atau sebab akibat (Ulum, dan Juanda, 2018). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berbentuk angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data dan penampilan dari hasilnya.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan karateristik yang telah ditentukan. Adapun karateristik sampel yang ditentukan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan pertambangan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia periode 2019–2021
2. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya secara lengkap selama periode 2019 – 2021
3. Perusahaan Pertambangan yang terdaftar dan memiliki laba bersih.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang didapatkan oleh peneliti dari data yang sudah ada berupa dokumentasi, dimana data yang diterbitkan atau digunakan berasal dari perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan.
D. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini yaitu perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019 – 2021.
E. Definisi Variabel dan Pengukurannya 1. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan mendapatkan laba atau keuntungan dalam periode tertentu maka diperlukan alat menilainya. Dalam penelitian ini menggunakan Return on Assets (ROA), dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan total aset perusahaan. (Ramadhan, 2017). ROA memiliki standar industri sebesar 30%. Kinerja keuangan akan dianggap baik apabila ROA semakin besar disebabkan Return atau tingkat pengembalian yang semakin besar pula. Peningkatan ROA akan diiringi dengan
peningkatan profitabilitas perusahaan. Sebaliknya, semakin rendahnya laba bersih yang tertanam dalam total aset ditunjukkan oleh ROA yang rendah.
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥 100%
b. Likuiditas
Likuiditas merupakan gambaran keberhasilan suatu perusahaan guna memenuuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor (Nuraini, 2021). Likuiditas dalam penelitian ini diukur menggunakan current ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aset lancar perusahaan terhadap liabilitas jangka pendeknya. Penelitian ini menggunakan current ratio dikarenakan rasio ini dapat mengukur tingkat kepercayaan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang terdapat dan disimpan di bank (Kurniawan &
Mulyanta, 2021). Standar current ratio yang baik atau memuaskan bagi perusahaan adalah 2:1. Artinya dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka pendek. Dengan kata lain, rasio lancar mengindikasikan seberapa besar kewajiban jangka pendek yang mampu ditutupi oleh aktiva lancar. Berikut merupakan rumus perhitungan Current Ratio dalam penelitian ini :
CR = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑥 100%
2. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahan. Nilai perusahaan menunjukkan pandangan investor atau stakeholder akan kondisi perusahaan. Apabila perusahaan dapat memberikan kesejahteraan kepada pemegang saham, maka publik akan menilai bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai yang tinggi. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan indikator Price to Book Value (PBV), PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Standar PBV yang baik adalah apabila nilai nya >1. Alasan penelitian ini menggunakan PBV karena rasio ini dapat menggambarkan aktiva bersih yang dimiliki pemegang saham dengan mempunyai satu lembar saham. Semakin tinggi nilai PBV maka akan mempengaruhi prospek perusahaan. Untuk memperoleh nilai PBV dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Price Book Value = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢
F. Teknik Perolehan data
Teknik perolehan data dilakukan dengan cara teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan laporan keuangan perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2019-2021 yang terdiri dari neraca, laporan tahunan, laporan laba rugi yang dianggap relevan dan sesuai dengan fakta serta dapat menunjang penelitian ini.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan ketika semua data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang telah terkumpul secara lengkap. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan regresi data panel.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan bentuk peringkasan data dan pengumpulan data serta penyajian hasil peringkasan tersebut dalam sebuah table maupun presentasi grafis agar tertata dengan baik dan rapi.
2. Analisis Linear Berganda
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan alat analisis regresi liniear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Secara umum formulasi dari regresi linear berganda dapat di tulis sebagai berikut :
PBV = β0 + β1PS + β2 LS + e Keterangan :
PBV = Nilai Perusahaan β0 = Intersep
β1PS = Profitabilitas β2LS = Likuiditas
e = Kesalahan Residual
Variabel perkalian antara X1 dan X3 disebut juga variabel moderat oleh karena menggambarkan pengaruh moderating variabel X2 terhadap hubungan X1 dan Y. Sedangkan variabel X1 dan X2 merupakan pengaruh langsung dari variabel X1 dan X2 terhadap Y.
X1X2 dianggap sebagai variabel moderat karena:
PBV = β0 + β1PS + β2 LS + β3PSxKI + β4PSxKI + e 3. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Berikut pengujian asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016: 154). Uji normalitas residual dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov test dengan taraf signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.
1) Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal.
2) Jika nilai Sig < 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model
regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2016:103). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam regresi adalah sebagai berikut.
1) Tolerance < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.
2) Tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara ada korelasi antara suatu periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variable bebas terhadap variable terikat, jika tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan metode pengujian Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2016:107).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134). Heteroskedastisitas dapat diketahui melalui uji Glesjer. Jika probabilitas signifikan masing-masing variabel independen > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
4. Uji Kelayakan Model
Menurut Ghozali (2016:95) uji kelayakan model dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Uji kelayakan model dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan:
a. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Adjusted R Square berarti R Square sudah disesuaikan dengan derajat masing-masing jumlah kuadrat yang tercakup dalam perhitungan Adjusted R Square. Nilai koefisien determinasi adalah 0 (nol) atau 1 (satu). Nilai Adjusted R Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:95).
b. Uji Statistik F
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016:96). Selain itu, uji F dapat digunakan untuk melihat model regresi yang digunakan sudah signifikan atau belum.
Jika F hitung > F tabel dengan signifkansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dilakukan degan melihat signifikansi di bawah 0,05. Sebaliknya, jika F hitung < F tabel dengan signifikansi 0,05, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Uji Statistik t
Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan, dengan asumsi bahwa jika nilai t hitung> t tabel dengan signifikansi 0,05, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikan di bawah 0,05. Sebaliknya jika t hitung< t tabel
dengan signifikan 0,05, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau dapat dilakukan dengan melihat siginifikan yang berada diatas 0,05 (Ghozali, 2016:96)