• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Jenis dan Fungsi Bank a. Pengertian Bank

Menurut wikipedia, bank (pengucapan bahasa Indonesia: [bang]) adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang, sedangkan menurut undang-undang perbankan

“bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Menurut UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Dalam praktiknya, kegiatan penghimpunan dana ini akan memberikan

5 commit to user

(2)

balas jasa yang menarik bagi masyarakat, seperti bunga dan hadiah sebagai rangsangan menarik antusias masyarakat.

Salah satu aktivitas dari tiga kegiatan utama bank, yaitu berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat, sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Inilah beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:

1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).

2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.

3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).

4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.

5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

commit to user

(3)

Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya, maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian.

b. Jenis Bank

Tiga kelompok utama institusi keuangan yaitu bank komersial, lembaga tabungan, dan credit unions disebut juga sebagai lembaga penyimpanan karena sebagian besar dananya berasal dari simpanan nasabah.

1. Bank konvensional adalah kelompok terbesar lembaga penyimpanan bila diukur dengan besarnya asset. Mereka melakukan fungsi serupa dengan lembaga-lembaga tabungan dan credit unions, yaitu, menerima deposito (kewajiban) dan membuat pinjaman (Namun, mereka berbeda dalam komposisi aktiva dan kewajiban, yang jauh lebih bervariasi). Perbandingan konsentrasi aset ukuran bank, menunjukkan bahwa konsolidasi perbankan tampaknya telah mengurangi pangsa aset bank paling kecil (aset di bawah $ 1 miliar). Bank-bank ini, dengan aset dibawah $ 1 milliar - cenderung

commit to user

(4)

mengkhususkan diri pada ritel atau consumer banking, seperti memberikan hipotek perumahan, kredit konsumen dan deposito lokal.

2. Bank Regional atau Super Regional adalah bank yang yang relatif lebih besar (dengan asset lebih dari $ 1 miliar). Mereka terlibat dalam grosir yang lebih kompleks tentang kegiatan komersialperbankan, meliputi kredit konsumen dan perumahan serta pinjaman komersial dan industri (D & I Lending), baik secara regional maupun nasional. Selain itu, bank - bank besar memiliki akses untuk membeli dana (fund) seperti dana antar bank atau dana pemerintah (federal funds) untuk membiayai pinjaman dan kegiatan investasi mereka.

3. Bank Sentral adalah bank yang sangat besar. Saat ini, lima organisasi perbankan membentuk kelompok Bank Sentral,yaitu: Bank New York , Deutsche Bank (melalui akuisisi bankir-bankir saling mempercayai), Citigroup, JP Morgan , dan Bank HSBC di Amerika Serikat. Namun, jumlahnya telah menurun akibat megamergers. Penting untuk diperhatikan bahwa, aset atau pinjaman tidak selalu menjadi indikator suatu bank adalah bank sentral. Tapi, gabungan dari lokasi dengan ketergantungan pada sumber non deposit atau pinjaman dana.

c. Fungsi Bank

Salah satu fungsi bank adalah menyalurkan kredit yang baik kepada perorangan maupun badan usaha. Pemerintah sangat mendorong, mendukung dan membantu kepada sektor UKM (Usaha Kredit Menengah), agar usaha kredit menengah (UKM) menjadi penopang tatanan perekonomian Indonesia

commit to user

(5)

berkembang terutama melalui sektor usaha kredit menengah (UKM). Jangan sampai perusahaan korporat yang lebih diperhatikan.

Keberadaan bank harus bermanfaat dan harus dapat dilaksanakan langsung oleh siapa saja baik oleh deposan maupun debitur, pelaku bisnis maupun karyawan. Bagi pelaku bisnis atau pengusaha, bank merupakan media perputaran lalu lintas uang, dan tempat dimana permasalahan keuangan dapat diselesaikan, baik melalui produk-produk bank maupun jasa bank yang di tawarkan kepada nasabahnya. Semakin sempurna produk dan jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya, tentunya akan memperlancar kegiatan bisnis nasabah serta lebih leluasa untuk bertransaksi di bank tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan bank yang menyediakan sumber daya manusia handal, yang dilengkapi dengan sistem teknologi Informasi yang berkemampuan tinggi dan handal.

B. Warkat dan Dokumen Kliring a. Warkat Kliring

Warkat kliring adalah alat atau sarana yang dipakai dalam lalu lintas pembayaran giral yang diperhitungkan dalam kliring. Beberapa warkat kliring yang merupakan instrumen surat berharga atau surat yang mempunyai nilai dan dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran yang lazim digunakan dalam transaksi perdagangan baik antar nasabah maupun antar bank, yaitu meliputi:

a) Cek

Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum dalam cek. Cek dalam kliring termasuk warkat debet yang

commit to user

(6)

lazim dipergunakan dalam pembayaran antar bank maupun antar nasabah.

Penarikan cek dapat dilalulan “atas nama” maupun “atas unjuk” dan merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan. Pemindahan hak atas cek dapat dilakukan dengan dua cara yaitu untuk cek atas nama, pemindahan haknya dapat dilakukan dengan cara endorsement, sedangkan untuk cek atas unjuk, pemindahan haknya hanya dengan memindahkan cek dari tangan ke tangan tanpa membutuhkan adanya endorsement.

b) Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya. Bilyet Giro dalam kliring termasuk warkat debet yang lazim digunakan sebagai alat pembayaran antar bank maupun antar nasabah.

c) Wesel Bank untuk Transfer

Warkat kliring ini termasuk warkat debet dan sangat jarang (hampir tidak pernah) digunakan dalam pelaksanaan kliring. Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.

d) Surat Bukti Penerimaan Transfer

Surat Bukti Penerimaan Transfer adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer melalui kiring lokal. Warkat kliring ini termasuk warkat debet dan sangat jarang (hampir tidak pernah) digunakan dalam pelaksanaan kliring.

commit to user

(7)

e) Nota Debet

Nota Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana dari bank lain untuk utang bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut.

Warkat kliring ini termasuk warkat debet dan lazimnya hanya digunakan dalam transaksi antar bank. Nota debet yang dikliringkan lazimnya telah terlebih dahulu diperjanjikan dan dikonfirmasikan oleh bank yang menyampaikan nota debet yang dimaksud kepada bank yang akan menerima nota debet untuk menghindari terjadinya penolakan warkat atau perselisihan.

Nota Debet dahulu lazim digunakan untuk pencairan kembali surat sanggup (askep/promes) yang dilakukan dengan cara penerbitan nota debet oleh peserta yang memberikan pinjaman (kreditur) untuk menagih pelunasan transaksi Pasar Uang Antar Bank oleh debitur. Selanjutnya, mengingat terdapat penyimpangan dalam penggunaan Nota Debet, yaitu Nota Debet diterbitkan tanpa adanya transaksi yang memiliki dasar hukum yang sah (transaksi fiktif) yang memang sejak semula hanya dimaksudkan untuk mendebet banknya sendiri atas beban Bank Indonesia (saldo overdraft )untuk keuntungan pemilik bank yang bersangkutan.

f) Nota Kredit

Warkat kliring ini merupakan satu-satunya warkat kredit, yaitu warkat kliring yang lazim digunakan untuk transaksi antar bank maupun antar nasabah bank. Warkat kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain (transfer) untuk keuntungan bank atau nasabah bank yang menerima warkat tersebut.

commit to user

(8)

b. Dokumen Kliring

Dalam proses kliring selain digunakan warkat baku sebagaimana tersebut diatas, digunakan pula berbagai jenis dokumen kliring (dahulu dikenal sebagai dokumen kontrol atau formulir kliring) sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring. Dokumen kliring yang disampaikan peserta harus memuat informasi identitas peserta yang menyerahkan. Dokumen kliring dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Dalam Sistem Otomasi adalah :

a) Bukti Penyerahan Warkat Debet – Kliring Penyerahan;

b) Bukti Penyerahan Warkat Kredit – Kliring Penyerahan;

c) Bukti Penyerahan Rekaman Warkat – Kliring Pengembalian;

d) Lembar Subtitusi;

e) Kartu Batch.

2. Dalam Sistem Semi Otomasi :

a) Bukti Penyerahan Rekaman Warkat Kliring Penyerahan;

b) Daftar Warkat Kliring Penyerahan Menurut Bank Penerima;

c) Daftar Warkat Kliring Penyerahan Menurut Bank Pengirim;

d) Bukti Rekaman Warkat Tolakan Kliring Pengembalian;

e) Daftar Warkat Kliring Pengembalian Menurut Bank Pengirim;

f) Daftar Warkat Kliring Pengembalian Menurut Bank Pengirim;

g) Daftar Warkat yang Ditolak Dengan Alasan Kosong.

3. Dalam Sistem Manual, adalah :

a) Daftar Warkat Kliring Penyerahan/Pengembalian.

commit to user

(9)

C. Pengertian Kliring

a. Sejarah Kliring di Indonesia

Perjanjian yang menyangkut sistem perhitungan penyelesaian hutang piutang melalui mekanisme kliring untuk pertama kali terjadi di Indonesia pada tanggal 15 Februari 1909 antara enam bank utama di Jakarta (saat itu bernama Batavia).

Sistem ini dirasakan sangat bermanfaat dalam memperlancar serta mempermudah perhitungan antar bank. Enam bank utama yang menyelngggarakan perjanjian sistem perhitungan kliring ini adalah Nederlandsche Handel Mij Factorij, De Hongkong Shanghai Banking Crop, De Chatered Bank of Inia Australia & China, De Nederlandsche Indische Escompto Mij, De Nederlandsche Indische Handelsbank, De Javasche Bank. Perhitungan kliring pada saat itu dilaksanakan pada pihak ketiga yaitu di gedung Fa Rijnst & Vinju dibawah pimpinan E. Th.

Kal. Adapun perkembangan kegiatan kliring dapat digambarkan sebagai berikut.

Pada awalnya, pelaksanaan kliring di Jakarta dan di kota-kota lain di Indonesia dilaksanakan secara manual, yaitu suatu sistem perhitungan antar bank dimana pelaksanaan fungsi yang meliputi perhitungan, pembuatan daftar, pemilahan, pengecekan, penyesuaian dan distribusi warkat kliring dilakukan secara manual, baik oleh penyelenggara maupun oleh bank peserta kliring.

Dalam perkembangannya, sejalan dengan meningkatnya transaksi perekonomian nasional khususnya di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia yang antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah bank atau kantor peserta kliring serta kuantitas maupun volume. Warkat kliring yang dikliringkan,

commit to user

(10)

sistem penyelenggaraan kliringpun menjadi sangat penting untuk ditingkatkan atau dikembangkan demi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kliring.

Khusus wilayah kliring Jakarta, pertumbuhan baik jumlah warkat kliring maupun nominal rata-rata 6% per tahun, menyebabkan penyelenggaraan kliring secara manual tidak efektif dan efisien lagi. Pada tahun 1990 dilakukan perubahan sistem penyelenggaraan kliring lokal Jakarta dari sistem manual menjadi sistem otomasi kliring. Sistem otomasi kliring adalah sistem perhitungan antar bank dimana pelaksanaan fungsi-fungsi kliring seperti pemilahan, perhitungan, pembuatan laporan dll, dilakukan oleh Penyelenggara dengan bantuan perangkat komputer, sedangkan pemilahan warkat dilakukan dengan bantuan mesin baca pilah (reader sorter).

b. Pengertian Kliring

Kliring berasal dari bahasa inggris yaitu “clear”. Kamus The New Grolier Webster International Dictionary of The English Language memberikan definisi clearing sebagai berikut: “The act of exchanging drafts on each other and settling the differences”, yang artinya adalah kegiatan tukar menukar warkat antara satu bank dengan bank lainnya.

Sedangkan menurut Kamus Perbankan yang disususn oleh tim penyusun Kamus Perbankan Indonesia 1980, kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat – surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan.

commit to user

(11)

c. Istilah – Istilah dalam Kliring

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia sistem kliring nasional bank Indonesia, antara lain dalam pasal 1 disebutkan hal-hal sebagai berikut:

1) Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998.

2) Bank Konvensional adalah Bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional.

3) Kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

4) Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SKNBI, adalah sistem Kliring Bank Indonesia yang meliputi Kliring debet dan Kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan ecara nasional.

5) Kliring Debet adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer debet.

6) Kliring Kredit adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer kredit.

7) Wilayah kliring adalah suatu wilayah tertentu yang menyelenggarakan kliring sebagai bagian dari SKNBI.

8) Penyelenggara Kliring Nasional, yang selanjutnya disebut PKN, adalah unit kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI seara nasional.

commit to user

(12)

9) Penyelenggara Kliring Lokal, yang selanjutnya disebut PKL, adalah unit kerja di Bank Indonesia dan unit kerja di kantor bank yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring.

10) PKL BI adalah unit kerja di Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring.

11) PKL selain BI adalah unit kerja pada kantor Bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring.

12) Peserta adalah kantor Bank Indonesia dan atau kantor Bank yang terdaftar pada PKN dan atau PKL untuk mengikuti kegiatan SKNBI.

13) Data Keuangan Elektronik, yang selanjutnya disebut DKE, adalah data transfer dana dalam format elektronik yang digunakan sebagai dasar perhitungan dalam SKNBI.

14) Penyelesaian Akhir (settlement), yang selanjutnya disebut Penyelesaian Akhir, adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan rekening giro bank di Bank Indonesia yang dilakukan berdasarkan perhitungan rekening giro bank di Bank Indonesia berdasarkan perhitungan hak dan kewajiban masing-masing bank yang timbul dalam penyelenggaraan SKNBI.

15) Warkat Debet adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban nasabah atau bank melalui Kliring Debet.

commit to user

(13)

16) Tertarik adalah Bank yang menerima perintah pembayaran atau pemindahbukuan dari Penarik.

17) Penarik adalah pemilik rekening yang memerintahkan Tertarik untuk melakukan pembayaran atau pemindahbukuan sejumlah dana atas beban rekeningnya kepada Pemegang dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

18) Pemegang adalah Nasabah yang memperoleh pembayaran atau pemindahbukuan dana dari penarik sebagaimana diperintahkan oleh penarik kepada tertarik.

19) Cek/Bilyet Giro Kosong adalah Cek/Bilyet Giro yang diunjukkan dan ditolak tertarik dalam tenggang waktu adanya kewajiban penyediaan dana oleh penarik karena saldo tidak cukup atau rekening telah ditutup.

20) Daftar Hitam adalah suatu daftar yang berisi nama-nama Penarik Cek/Bilyet Giro Kosong yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan berlaku selama satu tahun sejak tanggal penerbitan.

D. Sistem Kliring

Saat ini penyelenggaraan kliring lokal di Indonesia dilakukan dengan menggunakan empat macam sistem kliring, yaitu:

a. Sistem Manual

Sistem Manual adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring serta pemilihan warkat

commit to user

(14)

dilakukan secara manual oleh peserta. Pada proses Sistem Manual, perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yag dikliringkan oleh Peserta Kliring.

b. Sistem Semi Otomasi (SOKL)

Sistem Semi Otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Pada proses Sistem Semi Otomasi, perhitungan kliring akan didasarkan pada DKE yang dibuat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat yang dikliringkan.

c. Sistem Otomasi

Sistem Otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring dan pemilahan Warkat dilakukan oleh Penyelenggara secara otomasi. Pada proses sistem Otomasi, perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dibuat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat yang dikliringkan oleh peserta kliring.

d. Sistem Kliring Elektronik

Sistem kliring elektronik adalah sistem pembayaran kliring yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan rekapitulasi. Penghitungan saldo dilakukan secara elektronik disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara (Bank Indonesia) untuk dipilih secara otomasi. Selanjutnya hasil penghitungan secara otomasi dicocokan dengan penghitungan secara elektronik.

commit to user

(15)

E. Sistem Pengendalian Intern a. Definisi Sistem dan Prosedur

Pengertian sistem menurut Mulyadi (2008: 5) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2008: 5) adalah sistem urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Dari definisi diatas, suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan jaringan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih/mensortir, memindah, dan membandingkan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar.

b. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Pengertian Sistem Pengendalian Internal menurut Mulyadi (2001:163), bahwa sistem pengendalian intern merupakan bagian dari sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sistem Pengendalian Internal yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang tepat bagi manajer maupun dewan direksi yang bagus untuk

commit to user

(16)

mengambil keputusan maupun kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif.

c. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Tujuan penerapan SPI dalam perusahaan adalah untuk menghindari adanya penyimpangan dari prosedur, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terutama manajemen berusaha untuk menghindari resiko dari adanya penerapan suatu sistem serta mendorog dipatuhinya kebijakan manajemen.

d. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

2. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit.

3. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Desain pengembangan ini diarahkan pada desain yang menggambarkan karakter motif dari Dewi Sinta dengan teknik batik tulis dan mengolah penataannya pada kain

Dalam rangka menjamin mutu telah dilakukan monev terhadap kinerja dosen misalnya setiap dosen harus membuat laporan Beban Kerja Dosen (BKD), bagi dosen yang

Berdasarkan masalah pada latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Hasil yang diperoleh pada fase baseline 1 yaitu frekuensi anak dalam komunikasi hanya berada pada kisaran 5-7, pada fase intervensi setelah diberikan beberapa kali

ternak yang paling banyak 2000 ekor burung puyuh menghasilkan telur sebanyak 80 kardus dalam satu kali panen, harga telur yang dibeli bakul Rp. Sedangkan ternak yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan mutu bahan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap dan didukung oleh perkembangan Teknologi Daur Ulang sekarang ini, maka

a) Individu mampu mematuhi norma dan peraturan sosial yang ada. Artinya seseorang mampu berlaku sesuai norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat. b) Mampu menjalin

Pergerakan Robot didasarkan pada inputan keypad kemudian melakukan gerkan yang telah diprogram sebelumnya Robot dapat melakukan gerakan-gerakan dasar seperti berjalan maju