64 ( Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vol.2, no.1, tahun 2017
PENGEMBANGAN KOLEKSI "KONTEN INDONESIANA" DI LUAR NEGERI : STUD1 KASUS PADA WEBSZTE CENTER OF SOUTHEAST ASIA STUDIES UNIVERSITY OF
CALIFORNIA, BERKELEY Oleh, Destiya P. Prabowo
Abstrak
Tulisan ini membahas bagaimana pengembangan koleksi tentang Indonesia (Indonesiana) di luar negeri yang seharusnya dilakukan oleh Perpustakaan Nasional sebagai lembaga deposit pengetahuan. Sebagai bagian dari pemikiran dan pengetahuan manusia maka koleksi Indonesiana tentulah hams dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dengan hasil cetakan dan hasil rekaman mengenai Indonesia yang dihasilkan di luar negeri tetapi tidak untuk diperdagangkan di Indonesia. Misalnya hasil penelitian mengenai Indonesia yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan (baik oleh warga negara Indonesia maupun asing) di luar negeri. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada website Center of Southeast Asia Studies University of California, Berkeley. Hasil nya menunjukkan bahwa terdapat banyak terbitan-terbitan yang merupakan hasil penelitian tentang Indonesia yang dipublikasikan ataupun tidak oleh institusi di luar negeri tersebut. Hal ini seharusnya menjadi tantangan besar bagi Perpustakaan Nasional untuk mengadakan koleksi tersebut.
Kata Kunci : Pengembangan koleksi, Koleksi Indonesiana, Center of Southeast Asia Studies University of California, Berkeley
Abstract
This paper discusses how the development of collections about Indonesia (Indonesiana) abroad should be done by the National Library as a deposit of knowledge. As apart of human thought and knowledge, the collection of Indonesiana must be managed in order to be utilized by the next generation. This study aims toJind out how the prints and recordings of Indonesia produced abroad but not for trading in Indonesia. For example the results of research on Indonesia produced by educational institutions (both by Indonesian citizens and foreigners) abroad This research uses case study method at Center of Southeast Asia Studies University of California, Berkeley website.
The results show that there are many publications which are the results of research on Indonesia published or not by the institutions abroad. This should be a big challenge for the National Library to organize the collection.
Keywords : Collection Development, Indonesiana Collection, Center of Southeast Asia Studies University of California, Berkeley
PENDAHULUAN
Setiap hasil pemikiran, gagasan, pengalaman, dan pengetahuan manusia yang terekam dalam berbagai bentuk merupakan interpretasi dari peradaban dan kebudayaan yang ada. Hasil pemikiran tersebut direkam dalam baik bentuk karya cetak maupun karya rekam dengan tujuan agar dapat dikomunikasikan atau diwariskan kepada generasi berikutnya sebagai informasi dan pengetahuan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini juga dapat
mendorong adanya suatu peradaban yang baru. Oleh karena itu, karya cetak dan karya rekam tersebut perlu dihimpun, disimpan,dan dilestarikan sehingga dapat dimanfaatkan.Demikian halnya dengan karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia ataupun mengenai Indonesia,karya-karya tersebut perlu diidentifikasi sehingga dapat dihimpun dan dimanfaatkan oleh masyarakat.Pengawasan dan pengidentifikasian karya-karya ini disebut dengan pengawasan bibliografis yang
65 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun 2017
dilakukan oleh lembaga bibliografi nasional, dalam ha1 ini Perpustakaan Nasional RI.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Pasal 1 ayat (5), merupakanLembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) sebagai pelaksana pemerintahan dalam bidang perpustakaan dan berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan sebagai pusat jejaring perpustakaan. Sebagai perpustakaan deposit, Perpustakaan Nasional RI wajib menyimpan seluruh karya cetak dan karya rekam yang terbit di Indonesia sebagai koleksi Indonesiana (Perpustakaan Nasional RI, 2012).
Koleksi Indonesiana merupakan koleksi yang terdiri dari bahan perpustakaan yang diterbitkan di Indonesia dan atau bahan perpustakaan yang ditulis oleh warga negara Indonesia dan atau bahan perpustakaan tentang Indonesia, baik yang diterbitkan di dalam maupun di luar Indonesia. Koleksi Indonesiana tersebut terdiri dari koleksi deposit, manuskrip nusantara, koleksi langka, koleksi budaya etnis nusantara, dan terbitan luar negeri tentang Indonesia (Perpustakaan Nasional RI, 2012).
Fungsi Perpustakaan Nasional RI dalam menghimpun koleksi deposit ini diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam yang menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional RI bertugas untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Republik IndonesiaKarya cetak dan karya rekam tersebut, dalam UU Nomor 4 Tahun 1990 tersebut mencakup semua hasil cetakan dan hasil rekaman yang dihasilkan di wilayah negara Republik Indonesia; hasil cetakan dan rekaman warga Negara Indonesia yang diterbitkan atau direkam di luar negeri;
atau hasil cetakan dan rekaman mengenai Indonesia dari luar negeri untuk diperdagangkan di Indonesia.
Namun, ha1 ini menimbulkan sebuah pertanyaan, bagaimana dengan hasil cetakan
dan hasil rekaman mengenai Indoq esia yang dihasilkan di luar negeri tetapi ti1 lak untuk diperdagangkan di Indonesia. Misq lnya hasil penelitian mengenai Indones- a yang dihasilkan oleh lembaga pendidilltan (baik oleh warga negara Indonesia maul jun asing) di luar negeri.Artike1 ini mencoba r nelakukan analisis mengenai koleksi Iridonesiana melalui situs web salah satu perguluan tinggi di luar negeri yang memiliki kolel .si tentang Indonesia, yaitu The Center for Southeast Asia Studies (CSEAS), Unix ersity of California Berkeley yang dapa t diakses melalui http://cseas.berkeley.edu/ Analisis yang dilakukan adalah (i) meng dentifikasi koleksi Indonesiana di situs web C SEAS, (ii) menganalisis koleksi Indonesiana 6 i situs web CSEA.
TINJAUAN LITERATUR
1. Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional RI
Pengembangan koleks adalah kegiatan yang ditujukan untuk n lenjaga agar koleksi perpustakaan tetap m ltakhir dan sesuai kebutuhan pemustaka (I'erpustakaan Nasional RI, 2012). Tahapan kc giatan yang dilakukan dalam melakukan pe igembangan koleksi adalah:
a. Survei kebutuhan pemustaka.
b. Seleksi dan identifiks si bahan perpustakaan untuk mengetahui keberadaan. Terbitan barn atau yang belum ada dalam koleksi pep lstakaan.
c. Penyusunan berkas 'administrasi pemberkasan.
d. Pengadaan, yang dilakul an dengan beberapa cara:
i. Hasil pelaksanaan Un, lang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tf :ntang Wajib Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, yaitu I ~engumpulan karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan oleh pe nerbit dan pengusaha rekaman komersial maupun pemerintah.
ii. Pembelian, untuk kolek~~i:
Layanan publik (layanan terbuka),
Indonesiana (man uskrip dan koleksi langka, kc leksi budaya etnis nusantara, darl terbitan luar negeri tentang Indon esia),
66 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun 2017 E-resources (e-book dan e-
journal),
Monograf untuk melengkapi koleksi deposit yang tidak terpenuhi.
iii. Hadiah dan hibah dari lembaga pemerintahlswasta atau perorangan.
iv. Tukar menukar, dengan ketentuan:
Satu juduVeksemplar ditukar dengan satu juduVeksemplar atau berdasarkan kebutuhan dengan ketentuan maksimal dua eksemplar.
Bahan perpustakaan yang dijadikan bahan tukar menukar adalah hasil terbitan sendiri seperti Bibliografi Nasional Indonesia, Katalog Induk Nasional, berbagai pedoman penyelenggaraan perpustakaan, dan kelebihan eksemplar yang dimiliki.
v. Alih media koleksi
Koleksi Indonesiana
Dalam Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 14 Tahun 20 12 tentang Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional, koleksi Indonesiana adalah koleksi yang terdiri dari bahan perpustakaan yang diterbitkan di Indonesia, dan atau bahan perpustakaan yang ditulis oleh warga negara Indonesia, dan atau bahan perpustakaan tentang Indonesia baik yang diterbitkan di dalam atau di luar Indonesia. Koleksi Indonesiana tersebut terdiri dari koleksi deposit, manuskrip nusantara, koleksi langka, koleksi budaya etnis nusantara, dan terbitan luar negeri tentang Indonesia.
a. Koleksi Deposit
i. Produk Undang-Undang Waji Simpan Karya Cetak yang dikeluarkan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1913 yaitu koleksi deposit termasuk koleksi perpustakaan Koninklij ke Bataviaasche Genootschap van Kunst, en Wetenschappen, yaitu koleksi deposit Perpustakaan Nasional RI sebagai produk Undang- Undnag Wajib Simpan Karya Cetak yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Hindia Belanda tahun 19 13.
ii. Koleksi deposit sebelum Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1990, yaitu terbitan tahun 1924-1989 yang be rjumlah sekitar 68.000 eksemplar.
Menurut sumber lisan mengenai asal muasal koleksi ini, ada yang berpendapat koleksi ini dikategorikan Koleksi Buku Langka karena merupakan Koleksi eks Museum Nasional. Namun ada juga yang berpendapat bahwa koleksi ini pada awalnya milik KantorIBidang Bibliografi dan Deposit, Pusat Pembinaan Perpustakaan, yaitu salah satu dari empat komponen yang berintegrasi menjadi PNRI.
iii. Produk Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Wajib Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam yang dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia, meliputi semua jenis terbitan tercetak dan terekam termasuk rekaman musik dan film.
iv. Produk kesepahaman antara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Indonesia, dalam ha1 ini Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen tentang penunjukan Indonesia sebagai deposit terbitan Perserikatan Bangsa- Bangsa dan lembaga dunia lainnya.
b. Manuskrip Nusantara
i. Memuat tentang budaya Indonesia.
ii. Membuat duplikatlreproduksi naskah yang tidak mungkin dimiliki aslinya.
iii. Mengupayakan pengembalian naskah yang sudah berada di luar negeri, meski hanya reproduksinya.
Dalam upaya pengumpulan koleksi manuskrip nusantara, PNRI dapat bekerja sama dengan lembaga terkait di Indonesia, misalnya Masyarakat Pernaskahan Nusantara, yayasan yang membiangi pelestarian naskah, museum, Keraton, perpustakaan, dan Arsip Nasional.
c. Koleksi Langka
Koleksi langka merupakan kumpulan berbagai jenis terbitan yang dipindahkan dari koleksi perpustakaan Museum Nasional ke Perpustakaan Nasional RI dan bahan perpustakaan yang edisinya terbatas dan memiliki nilai sejarah tinggi yang mencakup buku dan
67 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahu
majalah, surat kabar, serta bahan grafis (foto, lukisan, dan peta). Koleksi langka yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI antara lain:
i. Hasil Inventarisasi Kekayaan Milik Negara (IKMN) tahun 2001 dan pengadaan tahun 2003 yang ditulis dalam bahasa Belanda, bahasa Indonesia, dan bahasa asing lain.
ii. Koleksi oversize yang memiliki keunikan tersendiri karena ukurannya yang besar dibandingkan ukuran monograf pada umumnya.
Koleksi ini biasa disebut koleksi Ster atau Bintang (*) yang antara lain berisi tentang kisah perjalanan ke Indonesia (terbitan mulai abad 17), kisah klasik Indonesia, dan karya sastra lain.
iii. Koleksi Varia yang tidak bisa dikategorikan sebagai koleksi monograf karena bentuknya yang beragam seperti surat beriluminasi beraksara Arab Melayu, foto kuno, lukisan cat air, reproduksi lukisan, poster, selebaran, dan peta.
iv. Koleksi Braille, yaitu koleksi khusus untuk penyandang cacat tuna netra.
v. Koleksi Terlarang yang berdasarkan TAP MPR No. XXV/MPRS/1966 secara yuridis formal isinya bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 karena mengandung aj aran
marxisme/leninisme/komunisme yang dapat merusak kepercayaan terhadap kepemimpinan nasional pada saat itu, yaitu rezim Orde Baru.
d. Koleksi Budaya Etnis Nusantara
Semua bahan perpustakaan yang membahas tentang etnis yang ada di Indonesia baik yang mutakhir maupun retrospektif yang memuat informasi tentang tujuh (7) unsur kebudayaan:
i. Bahasa, mencakup 784 bahasa daerah termasuk di dalamnya tata bahasalaksara, kamus, dan hasil kajian bahasa daerah.
ii. Peralatan hidup/teknologi (arkeologi, pra-sej arah)
iii. Mata pencaharian hiduplekonomi, meliputi sistem bercocok tana, sistem berburu, sistem berdagang.
iv. Organisasi sosial, organisasi adat, tata cara adat dan upacara adat.
v. Sistem pengetahuan, meliputi ilmu
obat-obatan tradisiona , ilmu transformasi ajaran.
vi. Religi, meliputi sistem re igi, semua ritual keagamaan.
vii. Kesenian, meliputi se ~i tekstil tradisional. seni relief7 xkir, seni arsitektur, seni tari, seni suara tradisional, seni beladiri, 5 eni drama, seni masak, seni sastra, seni sastra lisan/folklor.
viii. Budaya Melayu, melip1 ~tj bahasa, seni, budaya, sasyra, dan adat istiadat.
e. Terbitan Luar Negeri Tentang ndonesia Merupakan karya tu is tentang Indonesia yang terbit di luar Ir donesia.
3. Bibliografi Nasional
Lebih dari 50 tahun ! ang lalu, bibliografi nasional didefinisika n sebagai sebuah daftar lengkap s e l u r ~ h buku, dokumen, pamflet, terbutan berseri , dan karya tercetak lain yang dipublikasikar 1 di suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu di tahun sebelumnya (Conover, 1 )95 dalam Zumer, 2008). IFLA dalam Guidelines National Bibliographies in the Ele :tronic Age memberikan definisi bibliogral i nasional terbaru yang digunakan sejak ~ a h u n 1998 sebagai berikut:
"National bibliography in +he modern sense of the word dejned as a cumulation of the author itative and comprehensive records of I he national output (i.e., products of lihe national publishing industry) of a country, published regularly, and w 'th the least pissible delay. It is p -educed in accordance with i vl~ernational standards by the national E ibliographic agency. Publication d ?tails and authorship are investigated and verlJied in detail. "
Dalam definisi di atas disebutkan bahwa bibliografi nasional merupakan kumpulan catatan autoritatif (1-~epemilikan) dan komprehensif dari produk nz~ sional (yaitu produk industri penerbitan na~ional) yang dihasilkan oleh sebuah negara, dl publikasikan secara berkala, dan dengan I ~emungkinan keterlambatan seminimal mungkin.
Bibliografi nasional ini dibuat s :suai dengan
68 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun 2017
standar internasional oleh badan bibliografi nasional dengan rincian publikasi dan kepengarangan yang diverifikasi secara detail.
Definisi bibliografi nasional tersebut dianggap memiliki cakupan yang lebih umum dan mengikuti perkembangan seiring dengan maraknya sumber informasi dalam bentuk elektronik dan World Wide Web.
Bibliografi nasional dapat dikatakan sebagai sebuah refleksi dari kebudayaan suatu negara karena berisikan berbagai macam terbitan yang menggambarkan pertanian dan teknologi, susunan masyarakat, kebiasaan dan upacara tertentu, pendidikan,sastra dan ilmu pengetahuan, agama, keadaan politik, bahkan tren sosial dan ekonomi di suatu negara.
Bibliografi nasional hams dapat merefleksikan kepentingan dan keunikan karakteristik dari sebuah negara sebagai cerminan yang merefleksikan keunikan masing-masing individu di dalamnya (Bell, 1998 dalam Zumer, 2008).
Fungsi utama dari bibliografi nasional sebagai sumber inforrnasi penting dalam kegiatan seleksi dan pengadaan bahan perpustakaan, membantu pengatalogan bahan perpustakaan, dan verifikasi sejarah kepengarangan dan publikasi. Vitiello (1998) menambahkan fungsi bibliografi nasional sebagai sumber informasi dalam pencarian dan temu kembali informasi. Selain itu, dalam Guidelines for the National Bibliographic Agency and the National Bibliography (1997), bibliografi nasional juga berguna pada lembaga di luar perpustakaan, industri penerbitan, dan perbukuan, yaitu dalam memberikan data statistik hasil atau produk penerbitan suatu negara; memberikan bukti dampak dari kebijakan pemerintah terhadap pendidikan, bahasa, program ekonomi, dsb;
dan mengungkapkan sejauh mana kemandirian sebuah negara dalam menghasilkan publikasi (Zumer, 2008).
Bibliografi nasional juga digunakan sebagai sarana pengawasan bibliografi.
Pengawasan bibliografi merupakan kegiatan dalam upaya pengembangan dan pengendalian suatu sistem pencatatan untuk semua bentuk inforrnasi dalam karya cetak dan karya rekam maupun bentuk lain, yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, dengan tujuan untuk menambah khazanah
ilmu pengetahuan (Rufaidah, 2007).
Pengawasan bibliografi merupakan ha1 yang sangat penting untuk dilakukan oleh suatu negara, termasuk Indonesia, karena apabila tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, informasi mengenai terbitan Indonesia akan banyak terlewatkan dan hilang jejaknya.
Agar fungsi pengawasan bibliografi nasional dapat berjalan dengan maksimal, perlu adanya penggabungan antara bibliografi nasional dengan undang-undang deposit yang berlaku di suatu negara. Undang-undang deposit ini merupakan kewajiban hukum atau aturan jenis lain untuk membuat pencetak dan penerbit memberikan satu atau lebih salinan terbitan mereka kepada perpustakaan nasional.Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sebagai lembaga bibliografi nasional sekaligus perpustakaan deposit menerbitkan Bibliografi Nasional Indoensia yang bertujuan untuk mencatat dan mengawasi semua terbitan nasional hasil karya penerbit Indonesia dan karya tentang Indonesia oleh penerbit asing (Rufaidah, 2007). Perpustakaan Nasional Republik Indonesia juga bertanggung jawab untuk menghimpun, menyimpan, dan melestarikan koleksi deposit Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Deposit yang berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Wajib Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan analisis mengenai koleksi Indonesiana melalui situs web salah satu perguruan tinggi di luar negeri yang memiliki koleksi tentang Indonesia, yaitu The Center for Southeast Asia Studies (CSEAS), University of California Berkeley (CSEAS). Analisis yang dilakukan adalah:
1. mengidentifikasi koleksi Indonesiana di situs web CSEAS,
2. menganalisis koleksi Indonesiana di situs web CSEAS, dan
Center for Southeast Asia StudiesUniversity of California Berkeley 1. Profil Center for Southeast Asia Studies
The Center for Southeast Asia Studies (CSEAS) merupakan salah satu pusat akademik tertua dan paling menonjol yang
69 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun
berkaitan dengan Asia Tenggara di Amerika Serikat. CSEAS berfungsi sebagai basis administratif untuk mempromosikan kajian tentang negara-negara dan masyarakat Asia Tenggara dan untuk mendorong perkembangan Studi Asia Tenggara di kampus University of California Berkeley, dengan cara memfasilitasi penelitian mahasiswa dan dosen, menghadirkan program seri kuliah dan budaya, menggelar pendekatan terhadap publik dan konferensi internasional, dan dengan menjadi tuan rumah bagi pengunjung dan mahasiswa dari seluruh dunia.
Program Studi Asia Tenggara Berkeley secara resmi didirikan pada saat Perang Dunia 11, saat universitas ditunjuk sebagai sebuah tempat pelatihan untuk petugas intelijen yang akan ditempatkan di Pasifik. Pada saat perang inilah orang Indonesia, Thailand, dan Vietnam pertama kali mengajar di kampus ini. Orang Vietnam tidak mengajar lagi sejak tahun 1991, tetapi Thailand dan Indonesia masih terus ditawarkan untuk mengajar.
Pada tahun 1959 Ford Foundation memperbanyak hibah kelembagaan untuk beberapa riset universitas untuk mempromosikan studi internasional. CSEAS didirikan pada tahun 1960 sebagian karena adanya dukungan ini. Meskipun kemudian bergabung dengan Pusat Studi Asia Selatan untuk membentuk Pusat Studi Asia Selatan dan Asia Tenggara, CSEAS didirikan kembali secara kelembagaan pada tahun 1990.
Tahun 2000, CSEAS bergabung sebagai sebuah konsorsium dengan Pusat Studi Asia Tenggara di Universitas California, Los Angeles menjadi Department of Education Title VI National Resource Center for Southeast Asian Studies America Serikat.
Sebagai sebuah pusat bersama, UCLA dan UC Berkeley merupakan satu-satunya pusat studi seperti itu di California. Konsorsium UC Berkeley-UCLA membantu mahasiswa dan fakultas di masing-masing kampus untuk bekerja sama pada program-program tertentu (konferensi, workshop, dan seri pidato).
Pengembangan lebih lanjut, sumber daya kampus ditujukan ke lapangan (seperti pengadaan dan katalogisasi bahan perpustakaan) dan mempromosikan pengembangan dan perbaikan rangkaian
pelajaran dalam kualitas dan ak sesibilitas pengajaran bahasa.
2. Program Center for South1i:ast Asia Studies
Mahasiswa sarjana di UC Berkeley dapat memilih untuk mengkhususl .an diri di Asia Tenggara pada beberapa departemen seperti humaniora dan ilmu soqial. Lebih khusus, Departemen Studi Asia Selatan dan Asia Tenggara menawarkan sarjam jurusan Studi Asia Selatan dan Asia Tengg, Ira.
Program pascasarjana di Berlkeley yang mendukung spesialisasi dalam I-;tudi Asia Tenggara ditawarkan melalui 1 kpartemen Studi Asia Selatan dan Asia Terlggara dan Grup di Studi Asia. Grup di Stud1 Asia juga menawarkan program gelar mastcr bersama dengan Boalt Law School (M.P, .IJ.D.) dan Graduate School of Journalism
(M
,A./M/J.)Banyak program Ph.D. seperti Sejarah, Antropologi, Ilmu Politik dun Musik, mendukung konsentrasi pada Asia Tenggara sebagai bidang utama. Program Kedokteran Bersama, program 5 tahun, ditawarkan melalui UC Berkeley's School s f Public Health dan UC San Fransisco School of Medicine, yang memungkinkan mahasiswa untuk mengambil area penelitian fokus pada Asia Tenggara. Program Asian A,linerican and Asian Diaspora pada Departmer t of Ethnic Studides menawarkan studi khui us diaspora Asia Tengara di Amerika Serikat.
Selain itu, setiap semester, :SEAS juga menyusun daftar program k ,lrsus yang ditawarkan untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana yang fokus pada dac rah tertentu.
3. Indonesian Studies
Perkembangan ekonomi dan politik Indonesia terus menguat di ilayah Asia Tenggara. Oleh karena itu, CSEAS di UC Berkeley mencari donasi untuk mendukung inisiatif baru yang dirancang untuk mempromosikan perhatian yang: llebih besar terhadap Indonesia di kamgus. CSEAS berencana untuk memberikan mahasiswa sarjana dan pascasarjana d California kesempatan untuk belajar tentan!.;, dan terlibat dengan, salah satu negara demo crasi terbesar di dunia dan negara berpenduduk mayoritas Muslim.
70 ( Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun 2017
UC Berkeley telah lama menjadi pusat penting bagi Studi Indonesia dan rumah bagi sejumlah cendikiawan yang dihormati di lapangan selama beberapa dekade. Lulusan terkemuka dari Indonesia terrnasuk Ali Wardhana, Bambang Susantono, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Emil Salim, Gunawan Tjahjono, Hasbullah Thabrany, Johannes Sumarlin, Mely G. Tan, Muhammad Prakosa, Sehat Sutradja, Todung Mulya Lubis,
entifikasi Koleksi Indonesiana di Situs Web CSEAS
Wicaksono Sarosa, dan Widjojo Nitisastro.
Berkeley juga merupakan salah satu dari beberapa universitas di Amerika Serikat yang menawarkan pengajaran dalam bahasa Indonesia dan Jawa, serta gamelan Bali selama tahun akademik.
PEMBAHASAN 1.
Judul Koleksi Pengar
ang
REDEFINING AGRARIAN POWER: Resurgent Agrarian Movements in West Java, Indonesia Reading Place and Space in Sumatran History
Village Goverment in Aceh, Three Years After the
Tsunamihttp://escholarshi~.org/uc/itern/8qt4 17k6
?auerv=Indonesia
Jane Drakard
Surya Afif, Noer Fauzi, Gillian Hart, Lungisil e
Ntsebez a, Nancy Peluso Craig Thorbur
I
Ketersedi/
Berkele
ent and Place in Southea st Asia"
2- 3Apri1, 2010 Jurnal
Joint Confere nce on Southea st Asian Studies
UC Berkele Y:
Center for Southea st Asia Studies
aan Koleksi di Perpustak
aan Nasional
Tidak Tersedia
Tidak Tersedia
Prosidin g UC- Berkele Y-
Indonesi a, April 25-26, UCLA Joint Confere
UC Berkele y:
Center for Southea st Asia
Tidak Tersedia
7 1 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vol.2, no.1, tahun 2017
Asia Studies yang termasuk dalam koleksi Indonesiana, dimana koleksi-koleksi tersebut memenuhi kriteria koleksi Indonesiana dalam UU RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah- Terima Karya Cetak dan Karya Rekam.
Koleksi yang dimiliki oleh CSEAS merupakan koleksi dari berbagai kegiatan dan menghasilkan tulisan mengenai Indonesia.
Secara umum, koleksi mengenai Indonesia di University of California terdapat 2.475 koleksi yang terdiri dari berbagai jenis koleksi, seperti disertasi, buku, jurnal dan lain sebagainya. Sedangkan secara khusus koleksi Indonesiana yang dihasilkan oleh CSEAS hanya berjumlah 5 koleksi, koleksi tersebut adalah koleksi yang dipublikasikan pada tahun 1995 hingga tahun 20 10. Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan,
yang telah kami sebutkan diatas disediakan, diakses dan diunduh melalui l,i& website htt~:llescholarship.orducIsearch?~~:ntity=cseas
rw informasi disediakan secara engkap dan
-
terbuka (open access).,
2. Analisis Koleksi Indonesiabktn di Situs Center for Southeast Asirl Studies, University of California, BerkeIey
Seperti yang sebelun unya telah dijelaskan pada bagian xndahuluan mengenai peraturan yang membahas mengenai koleksi Indonesiana, y; litu Undang- Undang Deposit atau yang letbih dikenal dengan nama Undang-Undang ;"\To. 4 Tahun 1990 tentang Wajib Serah S mpan Karya Cetak dan Karya Rekam yang mulai diberlakukan pada tanggal 9 A p t u s 1990.
Tabel diatas adalah daftar koleksi California tidak satupun terdaftar tlan dimiliki yang dihasilkan dari Center for Southeast oleh Perpustakaan Nasional. Kolr~ksi-koleksi
7 idak 'l'ersedia
Tidak Tersedia
University of UC
Berkele y:
Center for Southea st Asia Studies
u
C Berkele y:
Center for Southea st Asia Studies 2008
Prosidin g "Ten Years After:
Reforma si and New Social Movem ents in Indonesi a 1998- 2008"
UC Berkele y 25-26 April 2008 Prosidin g
Crossin g Borders Worksh op, 23 Oktober 2003
CSEAS Laurens
Bakker
Noer Fauzi
koleksi-koleksi 4
5
"Can We Get Hak Ulayat?": Land and Community in Pasir and Nunukan, East Kalimantan
The New Sundanese Peasants' Union: Peasant Movements, Changes in Land Control, and Agrarian Questions in Garut, West Java
72 ( Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun 2017
Setahun kemudian Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan UU Nomor 4 tentang Serah-simpan Karya Cetak dan Karya Rekam juga disahkan untuk mendukung pelaksanaan dari UU Deposit tersebut.
Jenis
-
jenis karya cetak yang hams diserahkan ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia seperti yang telah di amanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, pasal5 yaitu:(1) Jenis karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dadatau Perpustakaan Daerah terdiri dari : a. buku fiksi;
b. buku non fiksi;
c. buku rujukan;
d. karya artistik;
e. karya ilmiah yang dipublikasikan;
f. Majalah g. surat kabar h. Peta i. Brosur
g. karya cetak lain yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional
(2) Selain jenis karya cetak sebagaimana dimaksud dalam ayat (I), yang terrnasuk wajib diserahkan adalah edisi cetakan kedua, ketiga dan seterusnya, yang mengalami perubahan isi dadatau bentuk.
Selain berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1990 tentang Wajib Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, terdapat juga peraaturan tentang pelaksanaan pengawasan bibliografi rujukan di Indonesia seperti yang telah di amanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 70 Tahun 199 1 tentang Pelaksanaan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, pada ayat (1) pasal 5, khususnya pada butir (c), mengenai buku rujukan belumlah berjalan seperti apa yang di harapkan. Masih banyak sekali buku- buku rujukan yang belum diserahkan pada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang seharusnya menyimpan semua terbitan yang terbit di Indonesia, termasuk buku rujukan.
Pengawasan bibliografi secara nasional di Indonesia tidak terlepas dari upaya Indonesia untuk turut serta mewujudkan Universal Bibliographic Control (UBC). UBC adalah sebuah konsep pengawasan bibliografi secara internasional yang lahir pada konferensi yang diadakan pada tahun 1977 oleh IFLA (International Federation of Library Associations). UBC merupakan gagasan dari IFLA yang didukung sepenuhnya oleh UNESCO (United Nations for Educations, Scientific and Cultural Organisation) yaitu salah satu organisasi bawahan Perserikatan Bangsa Bangsa yang membidangi masalah pendidikan, keilmuan dan budaya. Tujuan dari UBC adalah tenvujudnya pertukaran data bibliografi nasional antar negara yang dihimpun oleh agen bibliografi nasional di negara tersebut, dengan maksud agar tidak terjadi duplikasi pencatatan bibliografis.Agen bibliografi nasional di sini adalah badan yang ditunjuk secara resmi sebagai pusat deposit untuk terbitan yang dikeluarkan oleh negara yang bersangkutan, biasanya adalah Perpustakaan Nasional dari negara yang bersangkutan.
Pusat deposit ini bertugas mencatat setiap terbitan yang dikeluarkan di negaranya sesuai dengan standar deskripsi bibliografi internasional yang disepakati, kemudian menerbitkannya dalam bentuk bibliografi nasional yang terbit secara teratur. Dalam rangka tenvuj udnya pengawasan bibliografi nasional, perlu adanya Undang- Undang Deposit (selanjutnya disebut UU Deposit), yaitu Undang-Undang yang mewajibkan setiap penerbit untuk menyerahkan satu atau lebih karya terbitannya kepada badadlembaga yang secara resmi ditunjuk sebagai pusat deposit.
Sehingga dari uraian di atas, unsur utama dari pengawasan bibliografi nasional adalah adanya UU Deposit dan pusat deposit.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia seharusnya menerbitkan bibliografi rujukan Indonesia, sebab Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang juga berfbngsi sebagai perpustakaan deposit juga telah menerbitkan berbagai macam bibliografi dalam rangka pengawasan bibliografi. Sebagai hasil dari pelaksanaan
73 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun 2017
pengawasan rujukan, biasanya berupa Panduan rujukan (guide to reference atau reference guide). Perpustakaan sebagai sistem pengelolaan rekaman gagasan, pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat manusia, mempunyai fungsi utama melestarikan hasil budaya umat manusia tersebut, khususnya yang berbentuk dokumen karya cetak dan karya rekam lainnya, serta menyampaikan gagasan, pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat manusia itu kepada generasi-generasi selanjutnya.
Layanan deposit merupakan layanan yang digunakan perpustakaan sebagai bentuk pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990, Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 dan Peraturan Pemerintah Nomor 23Tahun 1999, dimana perpustakaan melaksanakan penghimpunan, penyimpanan, pelestarian, pendayagunaan, dan pemantauan karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di daerah provinsi sebagai upaya untuk mewujudkan koleksi daerah, sebagai hasil budaya bangsa yang sangat penting dalam menunjang pembangunan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan penyebaran informasi serta pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa "koleksi pepustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, d a d atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan.
Pengertian lain koleksi perpustakaan adalah suatu kumpulan bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disimpan dan dikelola perpustakaan. Salah satu jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan adalah koleksi deposit. Koleksi deposit yaitu koleksi yang terdiri dari bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah provinsi dan bahan pustaka yang berisi informasi tentang berbagai aspek dan mengenai wilayah provinsi yang diterbitkan di luar wilayah provinsi. Pengertian lain dari koleksi deposit adalah merupakan koleksi terbitan pemerintah maupun terbitan lain dari hasil terbitan yang diserahkan ke Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan
Daerah sebagai pelaksanaan Unds ng-Undang Nomor 4 Tahun 1990.
Adapun jenis karya cetak dan karya rekam yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan P~:rpustakaan Daerah sebagai koleksi deptlsit adalah sebagai berikut:
1. Karya Cetak
Meliputi semua terbitan dari setiap karya intelektual dan atau artistik yang dicetak dan digandakan serta diperuntukkan bagi urnlum. Jenis terbitan yang termasuk l,.arya cetak adalah buku fiksi dan non fiksi, buku rujukan, karya artistik, k.irya ilmiah yang diterbitkan, majalah, surat kabar, peta dan brosur.
2. Karya Rekam
Meliputi setiap rekaman dari setiap karya intelektual dan atau i ~rtistik yang direkam dan diganda kan serta diperuntukkan bagi umum. Yang termasuk karya rekam adalah film, kaset audio, video disc;, piringan hitam, disket dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi.
Karya cetak dan karya re1 am tersebut dapat didayagunakan oleh rnasyarakat baik untuk pengemba lgan ilmu pengetahuan, kebudayaa, n maupun kegiatan lain yang bermanfaat.
Pendayagunaan dapat dilakukan dengan cara dipinjamka n misalnya untuk penelitian deng, in dibaca, dipelajari, dilihat sesu ai dengan ketentuan yang berlaku yang hams tetap memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang terkait.
Karya cetak dan ka y a rekam mempunyai peranan yang san;at penting dalam menunjang pembangr man pada umumnya, khususnya dalal n bidang pendidikan, penelitian, pengemlqlangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi dalam rangka peningkatan kecerdasan kehidupan bangsa. lleh karena itu semua terbitan dan rekaman lasil budaya bangsa perlu dihimpun dan dilest 3rikan untuk membentuk koleksi nasional ya ng lengkap.
Untuk mewujudkan upaya tell sebut, telah diundangkan Undang-undang No Inor 4 Tahun
74 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun 2017
1990 tentang Serah-simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.
Karya cetak dan karya rekam yang diserah-simpankan kepada Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah, pada hakekatnya bukan semata-mata untuk disimpan. Namun agar berguna bagi pemakainya, maka karya cetak dan karya rekam tersebut dapat didayagunakan oleh masyarakat baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, maupun kegiatan lain yang bermanfaat. Untuk itu pendayagunaan dapat dilakukan dengan cara dipinjamkan misalnya untuk penelitian dengan dibaca, dipelajari, dilihat dan disebarluaskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendayagunaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah, bukan dalam pengertian yang seluas- luasnya, misalnya untuk dijual, diperbanyak, atau di pertunjukkan di muka umum dengan memungut biaya, tetapi hams tetap memperhatikan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, dalam ha1 ini,misalnya Undang-undang Hak Cipta, Undang-undang Pengawasan Barang Cetakan yang dapat membahayakan ketertiban umum.
Bibliografi Indonesiana adalah bibliografi atau bahan rujukan mengenai Indonesia yang diterbitkan di Indonesia maupun luar negeri. Mengenai terbitan- terbitan Indonesia dan tentang Indonesia banyak yang tersebar di berbagai negara.
Banyak orang mengatakan, jika ingin studi tentang Indonesia dalam bidang apa saja, sebaiknya pergi ke Amerika Serikat dan Belanda. Suatu ironi dan kontradiktif, namun memang demikian kenyataanya. Koleksi bahan pustaka Indonesia di perpustakaan- perpustakaan kita tidak ada yang lengkap.
Biaya yang tersedia pada umumnya sangat minim. Sementara itu Amerika dan Belanda, dan kemudian juga Australia, RRC, Malaysia dan Singapura bersedia mengeluarkan anggaran setiap tahun untuk melengkapi koleksi Indonesia di perpustakaannya.
UU RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah- Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam
Latar belakang :
a. Amanat UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional;
b. Karya cetak dan karya rekam merupakan salah satu hasil budaya bangsa yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan penyebaran infonnasi serta pelestarian kekayaan budaya bangsa yang berdasarkan Pancasila;
c. Sebagai pemanfaatan hasil budaya bangsa tersebut, karya cetak dan karya r&am perlu dihimpun, disim~an, di~elihara, dan dilestarikan di suatu tempat tertentu sebagai koleksi nasional.
UU No. 4 Tahun 1990 secara ringkas membahas:
1. Penerbit wajib menyerahkan 2 (dua) bush cetakan dan pengusaha rekaman wajib menyerahkan sebuah rekaman dari setiap judul karya ~ k a m Yang dihasilkan kepada Perpustakaan Nasional dan sebuah kepada perpustakaan daerah di ibukota ~rovinsi domisili paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterbitkan. Hasil karya tersebut berlaku juga
Section 407 of the Copyright Act (tittle 17, US Code)
Mandatory deposit secara ringkas membahas:
Semua karya di bawah perlindungan hak cipta yang diterbitkan di Amerika Serikat tunduk pada ketentuan wajib deposit dari hukum hak cipta.
Undang-undang ini mengharuskan dua salinan edisi terbaik dari setiap lisensi karya yang diterbitkan di Amerika Serikat dikirim ke Kantor Hak Cipta dalam jangka waktu tiga bulan setelah diterbitkan.
Wajib deposit berlaku untuk karya pertama kali yang diterbitkan di negara asing pada poin di mana karya mereka didistribusikan di Amerika Serikat dalam bentuk salinan yang diimpor atau merupakan bagian dari edisi Amerika.
Persyaratan wajib deposit
Section 407 dari Copyright Act (judul 17, Kode AS) semua subjek karya yang dipublikasikan di Amerika Serikat untuk persyaratan wajib deposit. Undang-undang menyatakan bahwa pemilik hak cipta atau hak eksklusif publikasi dalam karya yang diterbitkan di Amerika Serikat harus menyerahkan jumlah kopi yang diperlukan
75 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vol.2, no.1, tahc
.
Dikenakan sanksi hukum bagi penerbit dannya Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
ersangkutan setiap 6 (enam) bulan sekali
piah) 8. Prosedur hukum pelaksanaan etentuan pidana tidak meniadakan kewajiban
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 tahun 1991 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang
serah-simpan karya cetak dan karya rekam Untuk kepentingan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian, dan penyebaran informasi serta pelestarian hasil budaya
di Kantor Hak Cipta dalam wak~u tiga bulan dari tanggal penerbitan. PI blikasi didefinisikan dalam hukum hak cipta sebagai distribusi salinan atau karya phonorecords ke publik dengan pe njualan atau pengalihan kepemilikan lainn: ra atau dengan rental, lease, atau pemir ijaman.
Ketentuan wajib deposit memastika~~ bahwa Kantor Hak Cipta berhak menerima salinan setiap karya yang berlisensi diterbi tkan di Amerika Serikat. Section 407 menl~yatakan bahwa deposit ditujukan untuk ketel sediaan di Library of Congress untuk peitukaran koleksi atau ditransfer ke perpu stakaan lainnya.
Pendaftaran hak cipta untuk me,~nenuhi persyaratan wajib deposit
Ada dua cara untuk mengajukan pendaftaran hak cipta dan secara bersamaan memenuhi persyaratan untuk wajib deposit dan deposit hak cipta.
1. Pendaftaran online melalui Electronic Copyright Office (ECO). Metode yang disukai untuk mendaftar klaim kary I sastra, seni visual, seni pertunjukan, tl :rmasuk film, rekaman suara, dan serial mnggal.
Keuntungan pengajuan online yait 1: biaya pengajuan rendah, pengolahan waktu tercepat, pelacakan status online, pembayaran aman dengan kredit at lu kartu debit, cek elektronik, atau akun deposit copyright office, dan kemampua i untuk meng-upload kategori tertentu deposit langsung ke ECO. Namun, jik,r Anda mendaftarkan karya yang tidak membutuhkan salinan fisik untu I< karya yang diterbitkan atau didistribusika 1, hanya secara elektronik
2. Pendaftaran hak cipta dapat mengisi formulir untuk TX (karya sast~ a), VA (karya seni visual), PA (karlra seni pertunjukan, termasuk film), SR ( rekaman suara), dan SE (serial tunggal).
Permintaan atas deposit dan hiukuman untuk kelalaian deposit
Secara legal visi ke depan bahwa aturan deposit ini dibuat secara suka re la untuk memenuhi persyaratan wajib depc sit. Jika wajib deposit memenuhi ketentua n dalam waktu tiga bulan, orang atau o rganisasi waiib bertan~gung. iawab atas den ia untuk
76 1 Jurnai lkatan Pustakawan Indonesia vol.2, no.1, tahun 2017
maka setiap penerbit, pengusaha warga negara Indonesia yang hasil diterbitkan / direkam di luar negeri orang atau badan usaha yang memasukkan cetak danlatau karya rekam mengenai wajib menyerahkan hasil karya karya rekamnya kepada Nasional danlatau Perpustakaan aerah, atau badan sebagaimana diatur dalam
No. 70/199 1
Kesimpulan
Pada awal pembahasan dalam paper ini, kita telah berbicara mengenai beberapa peraturan dan lembaga yang mengatur dan memiliki kewenangan dalam menghimpun segala bentuk informasi yang berhubungan dengan Indonesia, termasuk kekayaan intelektual Indonesia. Seiring dengan globalisasi dan kebebasan informasi, control terhadap koleksi yang sering disebut Indonesiana tersebut akan semakin sulit.
Teknologi berkembang pesat, informasi tersebar luas, tennasuk kekayaan Indonesia juga terekspos oleh mata Dunia. Yang lebih mengerikan lagi ketika informasi dalam koleksi Indonesiana tersebut dimiliki oleh pihak lain dan informasi tersebut tidak tersedia secara cuma-cuma, sungguh ha1 ini sangat merugikan.
jika penolakan untuk mematuhi adalah disengaja atau diulang, akan dikenakan denda tambahan.
Karya asing
Meskipun persyaratan penyimpanan karya terbatas diterbitkan di Amerika Serikat, ha1 ini berlaku untuk karya yang pertama kali diterbitkan di negara asing segera setelah karya yang diterbitkan di Amerika Serikat melalui copy distribusi atau phonorecords yang baik diimpor atau merupakan bagian dari edisi Amerika.
Terbitan karya elektronik hanya tersedia secara online
Efektif 24 Februari 2010, Kantor Hak Cipta mengadopsi peraturan interim yang mengatur penyimpanan wajib elektronik.
Untuk karya yang diterbitkan di Arnerika Serikat dan hanya tersedia secara online.
Karya elektronik yang diterbitkan sering mengandung unsur seperti meta data dan format kode meskipun tidak jelas dengan mata telanjang atau telinga merupakan unsur dari unit publikasi. Unsur-unsur ini juga penting untuk terus dapat diakses dan pelestarian karya setelah itu disimpan.
Pada Center for Southeast Asia Studies, University of California, Berkeley terdapat 5 koleksi Indonesiana yang tersedia secara bebas dan dapat diakses secara bebas oleh siapapun, namun ketika kami konfinnasi keberadaan koleksi tersebut di Perpustakaan Nasional RI, tidak satupun koleksi tersebut yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional RI.
Hal ini terjadi, kemungkinan karena koleksi yang dapat diakses pada situs http://escholarship.orduc/search?entitv=cseas rw berbentuk elektronik mengingat Undang-
-
Undang Deposit tersebut sudah berusia 26 tahun dan diterbitkan sebelum teknologi berkembang di Indonesia, maka seiring dengan perkembangan teknologi tersebut perlu ada revisi terhadap UU 4/90 dan PP 7019 1 karena jenis bahan pustaka elektronik belum tercakup di dalamnya seperti e-book, e-journal, dan lain sebagainya. Selain itu juga belum ada peraturan yang mengatur dan mencakup koleksi Indonesiana yang berada di77 1 Jurnal lkatan Pustakawan Indonesia vo1.2, no.1, tahun 2017
luar negeri atau diciptakan oleh pengarang dari luar Indonesia.
Fenomena ini seakan mengguggah kita sebagai pekerja di bidang pengelola informasi yang memiliki tugas sebagai penghimpun informasi untuk berusaha memperjuangkan hak kepemikian informasi bagi bangsa Indonesia, sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa usia peraturan- peraturan di Indonesia dirasa sudah tidak mampu melindungi kekayaan informasi Indonesiana. Sehingga, sangat perlu adanya revisi terhadap peraturan-peraturan yang mampu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Agar kelak, masa depan bangsa Indonesia semakin maju karena warisan dan kekayaan yang dititipkan oleh generasi sebelumnya bermanfaat untuk kehiduap selanjutnya.
Selain memperbaharui UU RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah-Terima Karya Cetak dan Karya Rekam dan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No.
70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan UU Nomor 4 tentang Serah-simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Kami mengajukan satu saran lagi kepada pembuat kebijakan, mengingat pentingnya perlindungan kepada kekayaan intelektual dan informasi Indonesiana. Kerjasama dengan beberapa lembaga penelitian seperti Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Ristek Dikti), Direktorat Jendral Inigrasi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk membuat syarat atau peraturan kepada peneliti asing untuk menyerahkan dokumen atau hasil penelitian kepada Perpustakaan Nasional untuk memudahkan control koleksi Indonesiana.
Sebagai sebuah Negara Indonesia dan Pemerintahan Indonesia memiliki otoritas h a t dalam melakukan "klaim" terhadap kekayaan Indonesia, termasuk informasi dan kekayaan intelektual. Seperti yang sbelumnya telah dikemukakan oleh filsuf terkenal Michel Foucault dengan teori relasi kuasanya, menegaskan bahwa peraturan yang telah dikeluarkan oleh Negara secara otomatis akan diikuti dan dipatuhi oleh semua orang, termasuk pihak luar. Sehingga, diharapkan dengan kekuasaan yang dimiliki Pemerintah Indonesia dan perhatian terhadap kekayaan
intelektual Indonesia dapat terarahkan menjadi produk kebijakan yang l edepannya akan melindungi koleksi Indoni :siana dan memberikan manfaat bagi nasyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka
Center of Southeast Asia Studies. (2016).
Center of Southeast Asna Studies http://cseas.berkelev.edu/ di iakses pada 10-16 Mei 2016
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
(201 2). Kebijakan Peq,gernbangan Koleksi Perpustakaan Nasio nal. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Prasetiawan, Imam B. (2005 1. Peranan Bibliografi Nasional Indl pnesia dan Berita Bibliografi dalam Vengawasan Bibliografi Rujukan di Indonesia.
Jurnal Kepustakawanl rvr dun Masyarakat Membaca, Vol. 21, No. 2 (1-18).
Republik Indonesia. Und mg-Undang Republik Indonesia Nomol. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
Republik Indonesia. Und ang-Undang Republik Indonesia Nomta 4 Tahun 1990 Tentang Wajib S1,:rah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rek am.
Rufaidah, Vivit Wardah. (200 7). Peranan Bibliografi Nasional Indo iesia (BNI) dalam Pengawasan Biblio, grafi di Era Teknologi Informasi. Jurnal Pustakawan Indonesia, Vol . 7, No. 1.
Zumer, Maja. (2008). Guidelines for National Bibliographies in the Elt ctronic Age (Draft). IFLA.