• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PERENCANAAN DAN PENGADAAN ASET TETAP PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR. Oleh : MARIA BETTY OCTAVIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PERENCANAAN DAN PENGADAAN ASET TETAP PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR. Oleh : MARIA BETTY OCTAVIA."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

SISTEM PERENCANAAN DAN PENGADAAN ASET TETAP PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Oleh :

MARIA BETTY OCTAVIA . S 132101156

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia yang diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul SISTEM PERENCANAAN DAN PENGADAAN ASET TETAP PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dengan setulus hati tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Tancis Siburian dan Ibunda Erni Dawati Purba yang selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian, dukungan materi serta doanya kepada penulis.Terima kasih yang sedalam-dalamnya karena telah menjadi orangtua yang luar biasa buat penulis, semoga ini menjadi awal dari kesuksesan penulis di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof Dr. Ramli, S.E., M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Syahfrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris

(4)

ii

3. Ibu Dr.Khaira Amalia F, SE,MBA,AK selaku Dosen Pembimbing Penulis yang dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Pihak PDAM TIRTANADI PROVSU, terkhusus kepada Bapak Parlin Bakara yang telah bersedia untuk membantu penulis dari awal sampai akhir selama proses melakukan penelitian di PDAM.

5. Kedua adik perempuan yang penulis sayangi (Messy Yosefa dan Enythalia) yang senantiasa memberikan doa, penghiburan dan dukungan kepada penulis, semoga kita selalu bisa menjadi satu tim yang solid untuk terus memberikan yang terbaik kepada kedua orangtua kita.

6. Para sahabat yang penulis sayangi Aulia Rahmadani dan Indah Sepwina Putri yang tak pernah lelah untuk memberikan semangat dan perhatian kepada penulis sampai tugas akhir ini terselesaikan dengan baik.

7. Teman - teman seperjuangan selama masa kuliah yang penulis sayangi (Rumiris Alapito, Rafameta Sirait, Mikha Apryanti, Susi Simanjutak) yang selalu memberikan suport kepada penulis, terimakasih atas segalanya dalam tiga tahun yang penuh warna bersama kalian. Semoga kita selalu peduli satu sama lain dan segala cita-cita kita tercapai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

iii

8. Teman – teman terkasih Frederikus, Laila, Deborah AS, Peavyani, RuthYP, Stevany, Olivia Febriyana, RezkyYP yang selalu memberikan doa, dukungan, dan bantuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

9. Orangtua wali (Bapak/Ibu kos A4) yang memberikan dukungan dan tak jenuh mengingatkan penulis untuk cepat wisuda.

Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan Penulis terima dengan senang hati dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2016

Maria Betty Octavia . S

(6)

iv

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 9

2.1 Sejarah Perusahaan ... 9

2.1.1 Struktur Organisasi dan Personalia ... 14

2.1.2 Job Description ... 19

2.1.3 Jenis Usaha atau Kegiatan ... 22

2.1.4 Kinerja Usaha Terkini ... 23

2.1.5 Rencana Kegiatan ... 25

BAB III PEMBAHASAN ... 27

3.1 Aset ... 27

3.1.1 Aset Tetap ... 28

3.1.2 Jenis-Jenis Aset ... 30

3.1.3 Cara Perolehan Aset Tetap ... 34

3.1.4 Daftar Aset Tetap PDAM ... 38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)

v

3.1.5 SiklusHidup Aset ... 40

3.2 Pengendalian Aset ... 47

3.3 Sistem Perencanaan dan Pengadaan Aset Tetap pada PDAM Tirtanadi PROVSU ... 50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

4.1 Kesimpulan ... 60

4.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(8)

vi

Gambar 3.1 Klasifikasi Aset ... 28 Gambar 3.2 Siklus Hidup Aset ... 40 Gambar 3.3 Rencana Pengadaan Aset ... 43 Gambar 3.4 Alur Kerja Untuk Pelaksanaan Pengadaan Barang (Metode

Pelelangan Umum) ... 58 Gambar 3.5 Alur Kerja Untuk Pelaksanaan Pengadaan Barang (Metode

Pengadaan Emergency) ... 59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Aset Tetap PDAM Tirtanadi PROVSU ... 39

(10)

viii Sumatera UTara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perusahaan membutuhkan aset untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Aset-aset ini diperoleh melalui modal sendiri ataupun pinjaman, termasuk di dalamnya aset tetap. Aset tetap merupakan salah satu bagian terpenting untuk menentukan kelangsungan operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual, serta merupakan sumber daya ekonomi yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.“Aset tetap adalah aset yang jangka waktu pemakaiannya lama, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta nilainya cukup besar” (Soemarso, 2008:23).

Aset tetap meliputi aset yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aset yang dapat disusutkan (depreciable). Karena usianya panjang, aset tetap diperlakukan sebagai investasi modal sehingga pihak perusahaan diharapkan mampu mengelolanya secara efektif dan efisien. Peranan aset tetap dalam mencapai tujuan perusahaan sangat besar. Aset tetap diharapkan dapat digunakan berulang-ulang sehubungan dengan itu maka pada masa penggunaannya terdapat pengeluaran-pengeluaran terhadap aset tetap.

Pengeluaran-pengeluaran ini ada yang menambah umur aset tetap dan ada pula yang tidak menambah umur aset tetap dan bersifat rutin. PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

(12)

pelayanan jasa air minum, yang dalam sehari hari membutuhkan asset tetap untuk mendukung jalannya operasional perusahaan. Semua asset yang berada dalam perusahaan ini harus dilakukan pencatatan dengan tepat dan baik. Dalam menjalankan operasinya, perusahaan tidak akan terlepas dari aset.

Menurut S. Munawir (2010:30), bahwa: “Aktiva adalah sarana atau sumber daya ekomomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif.”Sedangkan menurut Donald E. Kieso yang diterjemahkan oleh Emil Salim (2008:219), bahwa :“Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh di masa depan, atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu”

Menurut Soelaiman Sukmalana (2007:38)menyatakan bahwa : “ Asset (harta, aktiva) adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud dan lain-lain”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva merupakan sarana yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat keuntungan di masa depan. Setiap perusahaan memiliki aktiva yang berbeda-beda dalam hal jumlah dan jenis aktiva yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan pada perbedaan jenis operasi atau jenis usaha yaang dilakukan oleh tiap perusahaan. Dalam mengelola aktiva atau asset yang dimiliki oleh perusahaan, seorang manajer keuangan harus dapat menentukan berapa besar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(13)

3

alokasi untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva yang harus dimiliki oleh bidang usaha dari perusahaan tersebut.

Didalam suatu neraca perusahaan biasanya terdapat pengelompokan mengenai aktiva. Soelaiman Sukmalana (2007:39) menjelaskan jenis-jenis aktiva sebagai berikut :

1. Aset lancar yaitu aktiva yang dapat dicairkan dengan segera untuk dijadikan uang tunai, dijual atau digunakan pada periode berikutnya.

Biasanya periodenya satu tahun atau kurang. Yang termasuk di dalam aktiva lancar adalah kas, surat-surat berharga, piutang wesel, piutang dagang, hutang dagang bersisa debet, persediaan barang dagangan, penyajian dalam neraca, penghasilan yang masih akan diterima, uang muka pegawai, dan biaya yang dibayar dimuka.

2. Aset tidak lancar yaitu aset tetap yang mempunyai masa kegunaan relatif panjang, dalam arti unsur umur ekonomisnya lebih dari satu tahun atau satu kali masa perputaran operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual lagi. Yang termasuk golongan aktiva lancar adalah investasi (penanaman modal jangka panjang), aktiva tetap berwujud.

3. Aset tetap tak berwujud yaitu aset milik perusahaan yang fisiknya tidak dapat dilihat ataupun diraba, tetapi hanya hak yang mempunyai nilai dan bermanfaat bagi operasi perusahaan. Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud adalah good will, hak paten, hak cipta, hak franchise, hak merek dagang.

(14)

Suatu perusahaan didalam menjalankan usahanya akan selalu berhadapan dengan perubahan. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor dari luar maupun dari dalam perusahaan. Dengan benyaknya persaingan yang semakin ketat ewasa ini perusahaan khususnya manajer harus dapat melihat dengan cermat faktor-faktor dari luar maupun dari dalam perusahaan. Perusahaan akan menanamkan dana yang dimilikinya pada mesin, gedung, tanah dan lain-lain, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Umur ekonomis aktiva ini biasanya lebih dari satu tahun. Ada beberapa pengertian dari aktiva tetap diantaranya adalah sebagai berikut :

Menurut Soelaiman Sukmalana (2007:41), menyatakan bahwa: “Aktiva tetap berwujud mempunyai ciri-ciri yaitu : (1) dapat dilihat maupun diraba, (2) nilainya relatif tinggi, umurnya relatif panjang (lebih dari satu tahun), (3) dipergunakan untuk menjalankan operasi (kegiatan) perusahaan, (4) tidak ada maksud untuk dijual lagi”.

Menurut S. Munawir (2010:139), aktiva tetap memiliki pengertian : “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai umur relatif permanen (memberikan manfaat kepada perusahaan selama bertahun-tahun yang dimiliki dan digunakan untuk operasi sehari-hari dalam rangka kegiatan normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali ( bukan barang dagangan ) serta nilainya relatif material.”

Menurut Bambang Riyanto (2011:115) menyatakan bahwa : “Aktiva tetap ialah aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(15)

5

serta dalam proses produksi. Dan ditinjau dari lama perputaran aktiva tetap ialah aktiva yang mengalami proses perputaran dalam jangka waktu panjang”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Seperti halnya aktiva tetap dibagi kedalam beberapa kelompok, maka aktiva tetap juga sering dibagi kedalam empat kategori seperti yang dikemukakan oleh Soelaiman Sukmalana (2007:41), antara lain :

1. Tanah adalah tanah milik perusahaan yang dipakai untuk operasi perusahaan.

2. Bangunan ialah bangunan-bangunan yang dimiliki dan dipakai untuk menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan, misalnya pabrik, gudang, toko, kantor, dan sebagainya.

3. Mesin-mesin adalah termasuk mesin-mesin yang dimiliki oleh perusahaan dan dipakai untuk beroperasi.

4. Perabotan adalah termasuk semua perabotan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk beroperasi. Pencatatan peralatan ini ada yang digabung jadi satu ada juga yang membagi-bagi menurut kelompok-kelompok tertentu.

5. Kendaraan. Dalam kelompok ini termasuk kendaraan milik perusahaan yang dipakai untuk beroperasi, baik untuk angkutan barang maupun orang.

Suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila mempunyai sistem

(16)

pengendalian aset tetap yang efektif dan efisien. Dimana aset tetap dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian untuk mengarahkan operasi perusahaan, melindungi aset, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah di bentuk oleh perusahaan. Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan industri dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya menggunakan sejumlah aset tetap selain aset-aset lainnya. Aset tetap merupakan harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan dan juga tidak untuk dijual, dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Aset tetap terdiri dari tanah, peralatan, gedung, kendaraan, mesin, dan harta berwujud lainnya. Perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan berbagai cara, misalnya pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, dibuat sendiri dan sebagainya.

Semua aset tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar dapat digunakan sesuai dengan rencana. Pengeluaran pengeluaran guna pemeliharaan dan perawatan aset tetap tersebut diantaranya dapat menambah masa manfaat aset tetap, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan mutu produksinya karena aset tetap sangat berpengaruh terhadap berbagai kegiatan operasional yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas secara lebih mendalam mengenai asset tetap. Hal ini mendorong Penulis untuk menyusun tugas akhir dengan judul “SISTEM PERENCANAAN DAN PENGADAAN ASET TETAP PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(17)

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, adapun masalah utama yang akan dibahas oleh penulis dalam tugas akhir ini adalah “Bagaimana sistem perencanaan, dan pengadaan aset tetap PDAM TIRTANADI Provinsi Sumatera Utara?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III FEB USU.

2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pengelolahan aset-aset tetap pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Penulis.

Agar penulis dapat mengamati secara langsung sistem pengelolaan aset dan memperluas wawasan mengenai aset tetap pada perusahaan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi Pihak Fakultas.

Sebagai referensi bagi mahasiswa lain untuk penelitian tentang aset tetap.

3. Bagi Pihak Lain

(18)

Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti berikutnya untuk menyempurnakan penelitian pada topik yang sama, agar hasil penelitian menjadi lebih baik pada masa yang akan datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(19)

9 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Ringkas Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan merupakan Badan Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman pemerintahan Belanda pada tanggal 08 September 1905 dengan nama NV.

Waterleiding Maatscahppij “AJER BERISIH” oleh L.J de Kup dan G. Kramer yang berkantor Pusat di Amsterdam, Belanda.

Pendiri perusahaan ini adalah Hendrik Cornelis Van Denn Honert direktur Deli Maatschappij, Pieter Kolff direktur Steenkolen Maatschappij dan Charles Marie Herckenrath direktur Deli Maatschappij. Status dan nama perusahaan telah berganti- ganti dan berdasarkan peraturan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 11 tahun 1979 yang berpedoman kepada Undang-undang No.

5 tahun 1962 telah ditetapkan nama dan status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

Perda No. 11 tahun 1979 ini disempurnakan lagi dengan Perda Propinsi Sumatera Utara No. 25 tahun 1985, dan selanjutnya disempurnakan dengan Perda No. 6 tahun 1991, dilakukan perubahan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara yang mengatur bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi selain mengelola air bersih juga mengelola air limbah.

Meskipun telah melalui zaman penjajahan Belanda dan Jepang, dan selanjutnya memasuki masa kemerdekaan Republik Indonesia, perusahaan masih mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara berkelanjutan.

(20)

PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami perubahan-perubahan dan kemajuan, diantaranya selain melayani kebutuhan air bersih di kota Medan dan sekitarnya, juga melakukan kerjasama operasi dan kerjasama manajemen dengan beberapa Pemerintah Daerah/PDAM di Propinsi Sumatra Utara.

Kerjasama ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam Perda No. 3 tahun 1999, direalisasikan pada tanggal 17 Juli 1999 dengan penandatanganan naskah perjanjian kerjasama pembentukan beberapa cabang PDAM Tirtanadi di daerah kabupaten, antara lain Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Toba Samosir, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Nias dan Tapanuli Selatan.

Perusahaan didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Perda No. 3 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Perjanjian kerjasama tersebut berbentuk Kerjasama Operasional (KSO) selama 25 tahun, serta Kerjasama Management (KSM) dengan Pemerintah kabupaten Labuhan Batu dan Pemerintah kabupaten Dairi.

Diharapkan kerjasama ini akan meningkatkan mutu pelayanan air bersih di daerah tersebut. Selain memperluas daerah pelayanan PDAM Tiratanadi, baik di kota Medan dan sekitarnya maupun di daerah KSO/KSM, jumlah penduduk yang dilayani juga mengalami peningkatan yang cukup pesat. Sebagai gambaran bahwa pada tahun 2004 PDAM Tirtanadi medan mempunyai 335,339 pelanggan yang melayani ± 53,4% penduduk didaerah pelayanan, terdiri dari 294,821 pelanggan di kota Medan dan sekitarnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(21)

11

. Khusus wilayah Kota Medan dan sekitarnya, PDAM Tirtanadi sudah melayani ± 79,5% dari jumlah penduduk yang ada.

Dalam rangka pengembangan cakupan pelayanan air minum bagi masyarakat Sumatera Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi dengan 9 (Sembilan) PDAM di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupten Deli Serdang, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Samosir.

Disamping mengelola air bersih, PDAM Tirtanadi juga diberikan tugas untuk mengelola pembuangan air limbah (sewerage) di kota Medan yang pada akhir tahun 2004 telah melayani pelanggan sebanyak 9,957 sambungan.

Pada tanggal 10 September 2009, telah ditandatangani Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 10 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi yang menyatakan bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan dan untuk mengembangkan perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan daerah, serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

2.1.1 Visi Perusahaan

PDAM Tirtanadi mempunyai visi :

Menjadi salah satu perusahaan air minum unggulan di Asia Tenggara

(22)

2.1.2 Misi Perusahaan

PDAM Tirtanadi mempunyai misi :

1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan 2. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan

3. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan Pelayanan Prima

4. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal

5. Mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran, transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksanaan Good Corporate Governance

6. Menjadikan perusahaan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan

8. Menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara dan mengembangkannya di masa yang akan datang.

2.1.3 Tujuan Perusahaan

Perencanaan strategis yang dituangkan dalam Corporate Plan berguna sebagai pedoman untuk pencapaian sasaran yang disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan. Sasaran yang akan dicapai sebaiknya direncanakan secara strategis dalam kurun waktu jangka pendek, dan jangka panjang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(23)

13

Diharapkan dengan adanya Corporate Plan, manajemen perusahaan memiliki acuan dalam pengelolaan aset dan pengembangan perusahaan untuk tujuan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Manfaat lain diharapkan dengan adanya penyusunan Corporate Plan ini adalah meningkatkan kinerja perusahaan dalam melayani masyarakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan.

Sejalan dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No: 3 tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, tujuan pokok perusahaan adalah:

Mengembangkan perekonomian daerah dan meningkatkan pendapatan daerah dengan mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memnuhi persyaratan kesehatan, serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan penyaluran air limbah dan pengumpulan melalui sistem perpipaan dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Corporate Plan ini diproyeksikan untuk beberapa sasaran yang akan

dicapai antara lain penambahan jumlah pelanggan air minum setiap tahun rata-rata sebanyak 18.000 sambungan baru. Dengan demikian, pada tahun 2006 diharapkan total pelanggan akan mencapai 321.821 NPA dan jumlah pelanggan air limbah mencapai ± 12.500 NPAL.

Tingkat kehilangan air baik secara fisik maupun administratif diupayakan turun secara gradual dari 21% pada tahun 2005 menjadi 19,5 pada tahun 2006.

Sedangkan untuk pengelolaan air limbah, akan diupayakan peningkatan kualitas secara terus-menerus sehingga mampu mendukung program pemerintah menuju

(24)

pengembangan Medan menuju kota metropolitan.

Tingkat pelayanan air bersih kepada masyarakat juga diupayakan untuk ditingkatkan yang terlihat dari data mulai tahun 2000, sebanyak 58,4%

masyarakat telah terlayani di Kota Medan dan sekitarnya dan 18,7% di Sumatera Utara. Di tahun 2005 tingkat pelayanan diharapkan dapat lebih ditingkatkan dan mencapai 90% di Kota Medan dan sekitarnya dan 50% di daerah pelayanan Sumatera Utara.

2.1.4 Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi berfungsi untuk menyelenggarakan tugas dengan tujuan yang diinginkan.

Dalam mengantisipasi permasalahan sistem penyediaan air bersih yang akan semakin kompleks serta adanya komitmen manajemen perusahaan yang akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan lebih berorientasi kepada pelanggan, perusahaan telah menerapkan struktur organisasi baru yang pada dasarnya lebih dinamis dan profesional.

Dimana pelimpahan tugas, wewenang dan tanggung jawab dilakukan secara tegas, transparan dan koordinatif antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya. Dengan komitmen perusahaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction oriented), struktur organisasi dibagi atas blok-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(25)

15

blok kegiatan utama yang mengarah kepada spesialisasi dan kompetensi. Secara garis besar aspek kompetensi tersebut dapat dilihat dengan dipisahkannya manajemen kegiatan produksi dan kegiatan pelayanan.

Pada tahun 2003 telah dilakukan pengembangan struktur organisasi dengan menambah 1 (satu) bidang yaitu Bidang Public Relation yang membawahi 2 (dua) bagian yakni Bagian Publikasi & Komunikasi, dan Bagian Hukum.

Bidang ini merupakan peningkatan status Bagian Humas dan Hukum pada struktur sebelumnya. Sementara pada tahun 2004 status Bagian Litbang dikembalikan ke posisi langsung dibawah Direksi, sejajar dengan SPI dan PR, dengan demikian diharapkan kegiatan penelitian dan pengembangan dapat lebih efektif dan efisien.

Struktur organisasi PDAM Tirtanadi disusun berdasarkan Surat Keputusan Direksi PDAM Tirtanadi Nomor : 55/KPTS/2000 tanggal 8 Agustus 2000 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 539/031- K/2004 tanggal 5 Januari 2004 telah ditetapkan susunan Badan Pengawas untuk periode 2004-2007, sebagai berikut :

(26)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(27)

17

2.1.5 Deskripsi Tugas (Job Description)

Dari struktur organisasi diatas, maka terdapat tugas dan wewenang setiap bagian sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Tugas dan wewenang :

1. Memimpin dan mengendalikan jalannya kegiatan perusahaan 2. Menetapkan kebijakan/strategi perusahaan

3. Memajukan, meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan

4. Mengangkat, memutasikan, mempromosikan dan memberhentikan pegawai

5. Mengelola kekayaan perusahaan

6. Membina dan memelihara kerjasama dengan antar direktur dan bawahannya

7. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada gubernur

2. Direktur Perencanaan dan Produksi Tugas dan wewenang :

1. Melaksanakan koordinasi dengan direksi lainnya

2. Menetapkan kebijakan/strategi perusahaan dalam bidang perencanaan dan produksi

3. Melaksanakan koordinasi antara bidang dalam lingkup tugasnya 4. Mengelola dan mengoptimalkan segenap sumber daya dalam

bidang perencanaan dan produksi

(28)

3. Direktur Administrasi dan Keuangan Tugas dan wewenang :

1. Melaksanakan koordinasi dengan direksi lainnya

2. Menetapkan kebijakan/strategi perusahaan dalam bidang administrasi dan keuangan

3. Membina pegawai dan melaksanakan koordinasi antara bidang dalam lingkup tugasnya

4. Menyelenggarakan kebijakan/strategi perusahaan dalam bidang administrasi dan keuangan

4. Direktur Operasi

Tugas dan wewenang

1. Melaksanakan koordinasi dengan direksi lainnya

2. Menetapkan kebijakan/strategi perusahaan dalam bidang operasi 3. Mengelola dan mengoptimalkan segenap sumber daya dalam

lingkup tugasnya

4. Membina pegawai dalam lingkup kerjanya

5. Melakukan peningkatan pemasaran secara berkesinambungan 6. Memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal

penempatan, pengangkatan dan pemberhentian karyawan/staf yang ditugaskan dalam lingkup kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(29)

19

5. Kepala Divisi

Tugas dan wewenang :

1. Memberikan saran dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Direksi

2. Melakukan koordinasi antar bidang yang ada dalam Divisi yang dipimpin

3. Melaksanakan analisis setiap kegiatan perusahaan

4. Mengelola dan meningkatkan kinerja pegawai yang ada dalam ruang lingkup masing-masing divisi yang dipimpin

5. Membuat laporan evaluasi dan perkembangan perusahaan kepada Direksi setiap bulan

6. Kepala Bidang

Tugas dan wewenang :

1. Menyusun Corporate perusahaan bekerja sama dengan tiap bidang 2. Menetapkan kebijakan/strategi berupa pedoman mekanikal dan

elektrikal dan mengevaluasikan secara berkala

3. Merencanakan pengembangan sumber daya manusia dalam tiap-tiap bidang

4. Menyerahkan hasil pengolahan data sesuai dengan kebutuhan kepada bidang-bidang kerja terkait

5. Membuat dan mengembangkan seluruh sistem informasi di seluruh unit kerja

6. Mengantisipasi dan mengawasi permasalahan pada setiap bidang

(30)

7. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah- langkah yang perlu diambil dalam bidangnya kepada Kepala Divisi

8. Mengantisipasi dan mengatasi permasalahan dalam setiap bidang baik internal maupun eksternal

9. Memberikan laporan dan evaluasi secara periodik dalam setiap bidang kepada atasan langsung

10. Menyampaikan data-data untuk laporan bulanan divisi yang berkaitan dengan bidangnya

2.1.6 Jenis Usaha/ Kegiatan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan merupakan badan usaha yang telah ditetapkan nama dan status milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Perusahaan ini bergerak di bidang pengelolaan dan penyelenggaraan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan dan sekaligus untuk mengembangkan perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan daerah, serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Disamping mengelola air bersih, PDAM - Tirtanadi juga diberikan tugas untuk mengelola pembuangan air limbah (sewerage) di kota Medan yang pada akhir tahun 2004 telah melayani pelanggan sebanyak 9.957 sambungan.

Tujuan pengolahan air limbah ini adalah dalam rangka untuk menjaga kualitas lingkungan badan air penerima, seperti sungai. PDAM Tirtanadi telah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(31)

21

mengoperasikan sistem pengelolaan air limbah untuk Medan sejak tahun 1955 yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 60.000 𝑚3 per hari. Selain di Medan PDAM Tirtanadi juga mengelola air limbah domestik kota Prapat sejak tahun 2000 dalam rangka menjaga kualitas air Danau Toba.

Air limbah domestik merupakan air yang timbul dari sisa kegiatan di rumah tangga, seperti air bekas mandi, mencuci dan kakus serta juga kegiatan lainnya yang dilakukan di dalam rumah. Air hujan bukan merupakan bagian dari limbah domestik, karenanya air hujan harus dipisahkan penanganannya dari air limbah domestik dengan menyalurkannya ke saluran drainase kota.

2.1.7 Kinerja Usaha Terkini

Dalam rangka pengembangan cakupan pelayanan air minum bagi masyarakat Sumatera Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi dengan 9 (Sembilan) PDAM di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupten Deli Serdang, kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Samosir. Pada Pebruari 2009, PDAM Tirtanadi Cabang Nias dikembalikan ke Pemerintah Kabupaten Nias, dengan pertimbangan bahwa pihak Pemkab Nias dan PDAM Tirta Umbu telah memiliki kemampuan di dalam pengelolaan PDAM di Gunung Sitoli.

(32)

1. Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Untuk melayani daerah pelayanan PDAM Tirtanadi di kota Medan dan sekitarnya, pada tahun 2004 terdapat 4 instalasi pengolahan air, 1 instalasi pengolahan air yang air bakunya dari mata air dan 3 instalasi pengolahan dari air sungai. Dua instalasi pengolahan air sungai dibangun dan dioperasikan oleh PDAM Tirtanadi sendiri sedangkan satu instalasi dibangun oleh PT. Tirta Lyonnaise Medan dan dioperasikan dengan sistem BOT. Disamping 4 instalasi pengolahan air tersebut ada unit-unit pengolahan kapasitas kecil untuk sumur bor berupa sistem Ferro filter.

2. Air Baku

Sumber air baku PDAM Tirtanadi untuk daerah pelayanan 1 (kota Medan dan sekitarnya) berasal dari 3 jenis sumber air baku, yaitu mata air, air permukaan, dan air tanah dalam.

3. Mata Air

Air dari mata air yang terletak didaerah Sibolangit digunakan untuk air baku dari IPA Sibolangit dan disadap dari beberapa mata air sebagai berikut :

a. Lau Kaban/Puang Aja sebanyak 15 bangunan penangkap air dengan kapasitas 283 l/detik.

b. Lau Bangklewang sebanyak 12 bangunan penangkap air dengan kapasitas 204 l/detik.

c. Rumah Sumbul sebanyak 3 bangunan penangkap air dengan kapasitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(33)

23

4. Air Permukaan

Air permukaan yang saat ini diambil sebagai air baku untuk pengadaan air bersih di pelayanan 1 (kota Medan dan sekitarnya) berasal dari Sungai Belawan, Sungai Deli, dan Sungai Belumai.

2.1.8 Rencana Kegiatan

Kegiatan operasional dan pengembangan yang diselenggarakan meliputi:

1. Mengelola pendistribusian dan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan kepada masyarakat secara merata, tertib dan teratur.

2. Melaksanakan segala usaha kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan pembuangan air limbah dalam suatu sistem yang memnuhi persyaratan kesehatan lingkungan.

3. Pengelolaan kegiatan dimaksud dilakukan dengan berpegang pada prinsip- prinsip ekonomi perusahaan dengan tidak melupakan fungsi sosialnya.

Pada uraian dari tiap program bidang akan diuraikan keadaan saat ini, sasaran/target yang direncanakan untuk dicapai pada tahun mendatang, strategi serta program yang direncanakan. Program pengembangan usaha dikelompokkan menjadi beberapa program bidang, yaitu :

1. Program Bidang Teknik dan Operasional 2. Program Bidang Keuangan

3. Program Bidang Pelayanan dan Pemasaran 4. Program Bidang Managemen dan Organisasi 5. Program Bidang Sumber Daya Manusia

(34)

Dalam pelatihan dan pengembangan usaha juga terdapat program kegiatan tekhnis dan non tekhnis, uraiannya sebagai berikut :

1. Teknis a. Mekanikal

b. Produksi dan Jaringan c. Laboratorium

d. K-3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) 2. Non Tekhnis

a. Finansial/Keuangan b. Manajemen Perusahaan c. Sumber Daya Manusia d. Pengawasan dan Audit e. Hukum

f. Internal Audit ISO 9001:2008

g. Dan lainnya, seperti pelatihan bahasa asing, seminar, costumer service,kewirausahaan, serta ESQ.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(35)

25 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Aset

Aset berasal dari kosa kata bahasa Inggris. Asset secara umum artinya adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economicvalue), nilai komersial (commercialvalue), atau nilai tukar (exchangevalue) yang dimiliki oleh instansi, organisasi, badan usaha, individu atau perorangan (Hidayat, 2011: 4)

Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya meliputi aset tak berwujud dan aset kerja sama atau kemitraan. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, dan aset tetap lainnya.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar (currentasset) dan aset nonlancar (noncurrentasset). Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.

Dari klasifikasi aset tersebut, maka dapat dibuat skema ringkasnya seperti pada Gambar dibawah ini :

(36)

Sumber: diolah dari asset management series, 1995, Victorian Government, Melbourne.

Gambar 3.1 Klasifikasi Aset 3.1.1 AsetTetap

Aset tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat yang akan datang, lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal.

Pengendalian intern aset tetap adalah dimana aset tetap tersebut tidak hanya diawasi secara fisik, tetapi juga secara administratif dengan menyelenggarakan perkiraan pengendali untuk tiap golongan aset dengan perhitungan dalam buku tambahan.

Aset tetap harus dilakukan dengan mendapat lebih dulu persetujuan dari yang berwenang, dan suatu note tentang pengafkiran harus dikirimkan pada bagian pembukuan untuk pembukuannya. Banyak aset tetap adalah kecil, tetapi secara individual berharga. Barang-barang itu harus diawasi dengan ketat terhadap pencurian dan harus sering dibandingkan dengan catatan persediaan inventaris.

Dan setiap aset tetap berwujud pada perusahan satu dengan perusahan lainnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(37)

27

pastilah berbeda, tergantung sifat, jenis dan skalausahanya.

Menurut Warren, Reeve, Fess (2006 : 504),“ pengertian aset tetap adalah aset jangka panjang atau aset yang relative permanen. Mereka merupakan aset berwujud (Tangible Assets) karena ada secara fisik, aset tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasinormal.”

Menurut Mulyadi (2001:591)aset tetap adalah: “Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.”

Menurut Soemarso S.R. (2005:20), aset tetap adalah:“Aset berwujud yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan dan memiliki nilai yang cukup besar.

Dari pengertian mengenai aset tetap diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tetap memiliki beberapa ciri-ciri yaitu :

1. Aset tetap merupakan barang-barang fisik yang dimiliki untuk memperlancar atau mempermudah produksi barang-barang lain atau untuk menyediakan jasa bagi perusahaan atau para pelanggannya dalam kegiatan normal perusahaantersebut.

2. Aset tetap mempunyai umur yang terbatas pada akhir masa manfaatnya harus dibuang atau diganti, kecuali masa manfaat yang diberikan olehtanah.

3. Aset tetap bersifat non monetary. Dalam artian manfaat yang

(38)

dihasilkan dan bukan dari mengkonversi aset ini kedalam sejumlah uangtertentu.

4. Pada umumnya manfaat yang diterima dari aset tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau lebih dari siklus operasiperusahaan.

3.1.2 Jenis-jenis Aset

Jenis aset tetap disetiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum, penggolongan aset tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Substansi

Substansi yaitu asset tetap yang digantikan dengan sejenisnya.

Aset tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a) Aset Berwujud(Tangible Fixed Asset) Contohnya: lahan, gedung, mesin, peralatan.

b) Aset tidak berwujud (Intangible Fixed Asset)

Contohnya: Goodwill, Paten, Copy Right, Frenchise, dan lainnya.

2. Umur

Penggolongan asset tetap dari segi umur berguna untuk megetahui apakah asset tetap tersebut perlu disusutka atau tidak dari harga perolehnya, karena aset tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya kebanyakan aset tetap itu memiliki umur yang terbatas.

Penggolongannya adalah sebagai berikut :

a. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti: tanah untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(39)

29

letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.

b. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa digantikan dengan aset yang sejenis, seperti: bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.

c. Aset tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset lain yang sejenis, seperti : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.

3. Disusutkan atau Tidak Disusutkan

Penggolongan aset dari segi disusutkan atau tidak disusutkan biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aset tetap tersebut. Aset tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan.

Dan aset tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :

a) Depreciated Plant Asset (Aset tetap yang disusutkan) yaitu aset tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya.

b) Underpreciated Plant Asset (Aset tetap yang tidak disusutkan) yaitu aset tetap yang tidak disusutkan, seperti:

Tanah.

4. Berdasarkan Jenisnya

(40)

Aset tetap banyak ragamnya, maka aset tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:

1) Tanah.

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong.

Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan.Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya akuisisi aset tetap, yang meliputi:

a. Harga Beli

b. Ijin dari pemerintah c. Komisi Pialang d. Biaya Survey 2) Bangunan/Gedung.

Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti gedung, kantor, toko, gudang, pabrik, perumahan, dan bangunan bangunan lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan.Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(41)

31

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung, antara lain:

a. Biaya arsitek b. Biaya asuransi c. Ijin dari pemerintah d. Biaya balik nama 3) Mesin

Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesin – mesin lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi. Mesin termasuk peralatan- peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :

a. Pengujiam sebelum digunakan b. Sewa mesin

4) Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aset tetap ini yaitu: semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.

(42)

5) Inventaris/Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain.

Biaya akusisi untuk memperolehnya antara lain:

a. Reparasi pembelian (peralatan berkas) b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas) 6) Inventaris Kantor

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu perusahaan. Inventaris kantor dapat berupa:

a. Komputer b. Perabot kantor c. Meja Tulis d. Telepon e. Kunci f. AC

g. Alat – alat tulis kantor 3.1.3 Cara Perolehan Aset Tetap

Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian, pengangkutan aset itu, pemasangan sampai aset itu siap untuk dipakai dalam proses kegiatannya.

Aset tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(43)

33

1. Pembelian Tunai

Nilai peolehan aset tetap yang di dapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran – pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aset hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimanfaatkan.

2. Pembelian dengan harga tergabung

Perusahaan bisa saja membeli beberapa aset tetap yang berlainan jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan pendekatan sebagai berikut : Jika berbagai aset diperoleh dengan harga tergabung, maka nilai perolehan dari masing-masing aset ditetapkan sebesar harga pasarnya menurut penilaian dari penaksir yang bebas dan ahli.

3. Pembelian angsuran

Beberapa jenis aset tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.

4. Sewa guna usaha pembiayaan

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi

(44)

perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana

penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa gunausaha.

b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi

pembelian/penjualan(finance lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

5. Pertukaran dengan aset lain

Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu : a) Pertukaran dengan aset tetap yangsejenis

Adalah perolehan aset tetap dengan mengadakan pertukaran aset tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinyapertukaran.

b) Pertukaran aset tetap yang tidaksejenis

Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin- mesin, gedung, dan lain- lain. Perbedaan antara nilai buku aset tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(45)

35

pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/ rugi pertukaran aset tetap.

6. Pertukaran dengan sekuritas

Perusahaan bisa mendapatkan aset tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aset yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalamtransaksi b. Harga pasar yangdidapat

Aset tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.

7. Dibangun sendiri

Kadang – kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aset tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aset tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :

a) Memanfaatkan fasilitas yangmenganggur b) Menghemat biayakonstruksi

c) Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebihtinggi d) Agar dapat segeradioperasikan

Seperti halnya aset tetap yang didapat melalui pembelian, aset tetap yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai

(46)

perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aset pada kondisi siap pakai.

8. Donasi atau sumbangan

Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah. Terhadap aset yang didapat atau dikorbankan dalam transaksi non- resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aset harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.

Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, aset-aset yang dimiliki perusahaan berasal dari berbagai sumber. Misalnya tanah (lahan) yang dimiliki perusahaan,ada aset tanah PDAM Tirtanadi yang dibeli sendiri oleh perusahaan, dan ada yang berasal dari hibah pihak lain, dan ada juga yang berasal dari peninggalan masa Pemerintahan Belanda (Ex.Belanda).

Aset perusahaan yang berupa bangunan gedung kantor, gedung laboratorium, gedung museum rumah dinas, dan segala hal yang terkait untuk bangunan semua dibangun sendiri oleh pihak PDAM Tirtanadi. Untuk aset perusahaan yang berupa peralatan kantor dan mesin produksi itu dibeli sendiri oleh perusahaan dengan metode pembelian tunai dan ada juga yang melalui metode pembelian angsuran. Untuk aset yang berupa inventaris kendaraan dinas, ada yang dibeli sendiri oleh pihak perusahaan dan ada sebagian aset yang berasal dari hibah (sumbangan) oleh pihak Pemerintah Daerah.

3.1.4 Daftar Aset Tetap PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Semua aset yang dimiliki oleh setiap perusahaan harus di catat atau dibukukan agar suatu perusahaan memiliki data yang akurat. Berikut daftar aset PDAM :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(47)

37

Tabel 3.1 Rekapitulasi Daftar Aset Tetap PDAM Tirtanadi PROVU 2014-2015

Sumber:Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara No

Uru t

Go lon ga

n

Kode Bidan

g Bara

ng

Nama Bidang Barang

Juml ah Bara

ng

Jumlah Harga (Ribuan Rupiah)

Keter angan

1 2 3 4 5 6 7

1 01 01 TANAH 146 7,233,058

2 02 PERALATAN DAN MESIN

03 A. ALAT-ALAT BESAR 940 21,510,370

03 B. ALAT-ALAT ANGKUTAN 52 1,000,150

04 C. ALAT-ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR

42 177,250

05 D. ALAT-ALAT PERTANIAN / PETERNAKAN

- - Nihil

06 E. ALAT-ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA

7,337 9,699,671 07 F. ALAT-ALAT STUDIO DAN

KOMUNIKASI

302 757,947

08 G. ALAT-ALAT KEDOKTERAN - - Nihil

09 H. ALAT-ALAT LABORATORIUM 343 1,660,479 10 I. ALAT-ALAT PERSENJATAAN /

KEAMANAN

2 21,905

3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN

11 A. BANGUNAN GEDUNG 303 51,737,404

12 B. BANGUNAN MONUMEN - - Nihil

4 04 JALAN, IRIGASI DAN

JARINGAN

13 A. JALAN DAN JEMBATAN 1 2,000

14 B. BANGUNAN AIR / IRIGASI 60 26,996,012 Nihil

15 C. INSTALASI - - Nihil

16 D. JARINGAN - - Nihil

5 05 ASSET TETAP LAINNYA

17 A. BUKU PERPUSTAKAAN - - Nihil

18 B. BARANG BERCORAK

KESENIAN/KEBUDAYAAN

40 7,060

19 C. HEWAN TERNAK DAN

TUMBUHAN

- - Nihil

6 06 KONSTRUKSI

DALAMPENGERJAAN

TOTAL 9,568 120,813,306

(48)

3.1.5 Siklus Hidup Aset

Menurut Hindrawan, dkk. (2006: 119) siklus hidup fisik dari suatu aset atau kelompok aset memiliki empat fase, yaitu perencanaan, pengadaan (acquisition), operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan(disposal). Gambar 3.1.5 menunjukkan siklus hidup aset.

Sumber: Victorian GovernmentAsset Management Series,1995,bagian 2 butir 3.0

Gambar 3.1.5 Siklus Hidup Aset

a. Fase perencanaan adalah fase identifikasi kebutuhan, yaitu ketika ada permintaan atas aset.

b. Fase pengadaan yaitu ketika aset dibeli, dibangun atau dibuat.

c. Fase pengoperasian dan pemeliharaan, yaitu ketika aset digunakan untuk tujuan yang telah ditentukan. Fase ini diselingi dengan pembaruan, pergantian atau perbaikan secara periodik atas aset yang rusak.

d. Fase penghapusan (disposal) dilakukan ketika umur ekonomis suatu aset telah habis atau ketika kebutuhan atas pelayanan yang disediakan aset telah hilang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(49)

39

1. Perencanaan Aset

Mengenai perencanaan kebutuhan dan penganggaran bukanlah merupakan suatu kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan barang milik daerah. Dalam perencanaan kebutuhan dan penganggaran barang daerah perlu adanya pemahaman dari seluruh satuan kerja perangkat daerah terhadap tahapan kegiatan pengelolaan barang milik daerah sehingga koordinasi dan sinkronisasi dalam kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan baik.

Menurut M Yusuf (2010 : 41) Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari salah satu tahap penyusunan Aset. Pelaksanaan Perencanaan kebutuhan dan penganggaran perlu terkoordinasi dengan baik dengan memperhatikan standarisasi yang telah ditetapkan sesuai kondisi daerah masing- masing.

Menurut Hindrawan, dkk. (2006: 155) perencanaan aset yang baik mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Menentukan kebutuhan aset dan membeli aset yang diperlukan.

b. Mengoptimalkan penggunaan aset yang telah ada sehingga pengadaan aset baru dapat dihindari.

c. Mengevaluasi aset-aset yang telah ada untuk mengidentifikasi aset yang kinerjanya buruk, atau membutuhkan biaya terlalu tinggi untuk dimiliki atau dioperasikan.

(50)

d. Rencana pengadaan aset hendaknya menegaskan tentang jenis dan waktu kebutuhan aset dan menguraikan metode pengadaan dan pendanaan yang diusulkan.

e. Pendanaan dan penganggaran modal untuk mempertimbangkan pilihan pengadaan dan penambahan aset dan membuat skala prioritas.

f. Mempertimbangkan solusi-solusi non-aset untuk mengurangi kebutuhan aset.

Secara umum, di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Perencanaan Aset dilakukan oleh bagian Divisi Aset yang kemudian mengajukan program kegiatan untuk satu tahun kedepan kebagian Divisi Perencanaan, adapun hal-hal perencanaan aset mencakup dengan pembeliankebutuhan peralatan kantor, pencetakan, serta pemeliharaan aset (gedung kantor, mesin produksi, dan kendaraan dinas, serta aset lainnya)

2. Pengadaan Aset

Rencana pengadaan akan mencakup seluruh pengadaan aset-aset besar, termasuk penggantian aset-aset yang telah ada yang diperkirakan selama periode perencanaan. Keluasan dan kedalaman dokumentasi dan analisis dalam rencana pengadaan akan tergantung pada seberapa penting aset berperan dalampenyediaan pelayanan (Hidayat, 2011: 124)

Mardiasmo (2004) menjelaskan pengadaan barang atau kekayaan daerah harus dilakukan berdasarkan sistem tender (compulsory competitivetendering contract). Hal tersebut dilakukan supaya pemerintah daerah danmasyarakat tidak dirugikan. Gambar dibawah ini menunjukkan rencana pengadaan aset:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(51)

41

Sumber: Australian National Audit Office, Asset Management Handbook Gambar 3.1.5 Rencana Pengadaan Aset

Menurut Hindrawan, dkk (2006: 149) pengadaan aset yang baik adalah sebagai berikut:

a. Titik pusat penyediaan aman dan terpisah dari aset yang sedang dalam penggunaan.

b. Aset diberi kode balok (bar-code) oleh pemasok dan daftar yang komputerisasi tersedia, untuk pembelian dalam volume atau nilai yang besar.

c. Waktu untuk proses pengadaan, berapa lama barang sampai tujuan.

d. Kondisi aset diperiksa sebelum diterima.

e. Aset ditandai setelah diterima oleh pegawai yang bertanggung jawab terhadap aset tersebut.

Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utarapengadaan aset dilakukan dengan beberapa metode dan digolongkan sesuai dengan harga dari aset tersebut.

Ada yang memakai metode pengadaan langsung (bernilai dari dibawah 100juta sampai dengan 400juta,dan ada pula yang dilakukan dengan cara metode pelelangan sederhana (bernilai sampai dengan 750juta dan tanpa batas).

(52)

3. Operasi Dan Pemeliharaan Aset

Organisasi harus menyusun mekanisme akuntabilitas yang efektif yang memastikan penggunaan dan pemeliharaan berkelanjutan atas aset masih relevan dengan kebutuhan penyediaan pelayanan dan standar pelayanan seperti yang dijelaskan di dalam rencana pengadaan.

Entitas harus menyusun dan memelihara proses manajemen guna secara rutin memantau dan menilai aset-aset yang berada dibawah kendali mereka.

Melindungi potensi pemberian pelayanan dan mengarahkan perhatian pada kesehatan dan keselamatan merupakan prioritas pada waktu pembuatan keputusan tentang penggunaan dan pemeliharaan aset. Merupakan hal yang sangat penting bahwa kinerja aset di review dan dievaluasi secara memadai guna meyakinkan bahwa hasil (outcomes)yang diharapkan telah tercapai.

Menurut Hindrawan (2006: 185) pengoperasian dan pemeliharaan aset yang baik adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan dan pemeliharaan aset secara berkala.

b. Penilaian terhadap kondisi aset.

c. Menentukan jenis pemeliharaan yang akan dilakukan.

d. Menyajikan ramalan biaya pemeliharaan rutin.

e. Terdapat riwayat pemeliharaan.

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dibidang jasa, yang kegiatan operasionalnya adalah memproduksi air untuk dipakai oleh masyarakat. Tentunya aset mesin-mesin produksi air merupakan aset yang penting bagi PDAM yang harus selalu dipantau pemakaiannya serta pemeliharaannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(53)

43

Untuk bagianmesin produksi pihak PDAM (Bidang Pengelolahan Air Bersih dan Bidang Laboratorium) dan pihak mitra selalu bekerjasama untuk melakukan pemantauan mesin-mesin saat beroperasi dan pemeliharaan secara berkala, misalkan per tiga bulan sekali karyawan lapangan yang bertanggung jawab atas hal tersebut memberikan perawatan pada mesin kompresor dengan memberikan oli agar semakin lancar saat beroperasi, dan untuk mesin produksi ada juga kegiatan pembersihan tangki dan sumur bor yang kerjakan oleh pihak mitra PDAMdengan cara mengganti media nya (seperti pasir, kerikil, atau pipa penyaluran) apabila air yang diproduksi tidak jernih lagi atau ada keluhan dari masyarakat, dan kegiatan dilakukan satu kali dalam setahun namun dapat berubah sewaktu-waktu bila dalam keadaan darurat dan bila ada yang harus diganti karena rusak maka pihak perusahaan akan bertanggung jawab melakukan penggantian.

4. Penghapusan Aset

Keputusan untuk melepas atau menghapuskan aset memerlukan pengujian dan penilaian ekonomis secara menyeluruh. Seperti halnya keputusanpengadaan, keputusan penghapusan aset harus diambil dalam kerangka perencanaan terintegrasi yang memperhatikan kebutuhan pemberian pelayanan, tujuan organisasi, keterbatasan financial dan anggaran serta tujuan alokasi sumber daya pemerintah secara keseluruhan.

Alasan – alas an untuk melakukan penghapusan umumnya dapat dimengerti dengan baik, seperti aset berlebih, kurang bermanfaat, dan tidak mampu memberikan pelayanan. Asumsi yang mendasari adalah bahwa manajemen telah memiliki informasi penting untuk menentukan aset yang mana yang perlu dihapuskan, dan kapan dihapuskan. Metode penghapusan yang utama diantaranya

(54)

penjualan melalui lelang atau tender terbuka, menjual ke swasta, tukar tambah dan penghapusan dari catatan.

Mardiasmo(2004) menyatakan bahwa penghapusan aset daerah merupakan salah satu sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan aset daerah guna mewujudkan ketertiban administrasi mengenai kekayaan daerah.

Menurut Hindrawan, dkk. (2006: 199) penghapusan aset yang baik, adalah sebagai berikut:

1. Membangun dan memelihara sistem informasi aset, yang mencatat seluruh informasi untuk membantu dalam perencanaan dan manajemen aset.

2. Menyusun dan mengevaluasi pembiayaan yang memadai untuk mendukung pemilihan metode penghapusan yang paling efektif biayanya.

3. Mengidentifikasi area-area yang peka terhadap penyelewengan dan risiko, dan memperkenalkan ukuran preventif yang memadai.

4. Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan aturan yang diutamakan untuk penghapusan kepada para pegawai yang relevan dengan penghapusan aset.

5. Melibatkan tenaga ahli atau pakar untuk menyusun persyaratan kontrak dan untuk membantu membuat kontrak, terutama untuk penghapusan yang kompleks dan non-standar untuk meminimalkan potensi risiko.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(55)

45

6. Memberikan instruksi yang jelas kepada orang yang melakukan penghapusan.

7. Memantau dan mengevaluasi kinerja penghapusan secara rutin untuk pencapaian pilihan metode penghapusan yang efektif biaya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara penghapusan aset dilaksanakan jikalau aset tersebut (barang) sudah tidak layak pakai danpemeliharaannya tidak dapat dilakukan oleh karena aset tersebut mengalami kondisi rusak berat maka dilakukan penghapusan aset.

3.2 Pengendalian Aset .

Pengendalian merupakan pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan dalam organisasi terhadap komponen organisasi dan sumber-sumber yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumya, secara terus menerus dan berkesinambungan agar semua dapat berfungsi secara maksimal sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien (George).

(56)

Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat diselenggarakan(Koonz). Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana(Srong). Menurut Syamsi pengendalian adalah fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan/ kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, patokan, pengaturan atau hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.

Banyak perusahaan yang tidak memperhatikan betapa pentingnya pengendalian aset dalam perusahaan. Dalam pertimbangan nilai yang kecil dibandingkan dengan pendapatan perusahaan maka fungsi dan pemahaman yang terkait dengan aset tidak menjadi bagian yang penting untuk dikelola. Namun hal ini merupakan kesalahan yang berkaitan dengan pengukuran performa keuangan yangadadalamperusahaan.

Beberapa hal yang menjadi suatu konsep pemahaman positif yang berhubungan dengan aset manajemen menyangkut sistem pengelolaan terhadap performa keuangan yang ada dalam perusahaan. Bagaimana cara suatu perusahaan dapat melakukan proses pengendalian terhadap aset yang dimiliki dalam perusahaan itu sendiri. Dan ada beberapa cara untuk mengendalikan aset yang dimiliki sebuah perusahaan :

1. Prosesidentifikasi asset

Berupa bagaimana memberikan identitas terhadap asset yang dimiliki oleh perusahaan.Dimana setiap pembelian asset dijalankan maka proses identifikasi sudah saat nya untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(57)

47

dilakukan proses identifikasi asset yang ada.

2. Prosesperhitungan nilai asset

Lakukan proses pengukuran dari nilai penurunan asset yang ada, lakukan dalam waktu periode tertentu dan lakukan proses pelaporan ke unit kerja accounting. Setiap biaya yang berhubungan dengan asset dilakukan proses akumulasi terhadap biaya tersebut sebagai bagian dari proses perhitungannilaipenurunanasset.

3. Proses pengendalian kepemilikan asset.

Melakukan proses pengaturan terhadap status unit kepemilikan asset yang kemudian dikaitkan dengan informasi apabila terjadi pemindahan dan kehilangan terhadap data asset yang ada.

Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara,pengendalian aset dilakukan dan ditanggung jawabi oleh setiap divisi terkait dan ada beberapa halyang diterapkan oleh perusahaan dalam proses pengendalian aset perusahaan,diantaranya adalah:

1. Menetapkan standar dan patokannya.

Langkah ini meliputi standar dan ukuran untuk segala hal, mulai target kerja yang harus dicapai dan penyelenggaraan kerja. Patokan ini dapat berupa peraturan, pembakuan, instruksi, dan lain-lain. Agar langkah ini efektif standar ini perlu dirinci dalam bentuk-bentuk operasional, dipahami dan diterima oleh setiap individu pegawai.

Referensi

Dokumen terkait