• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu elemen penting bagi kehidupan dan merupakan pilar utama dalam kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan, maka segala sesuatu yang dimiliki setiap individu anak bangsa, dapat dimanfaatkan dan dikembangkan.

Dengan adanya pendidikan, setidaknya menimbulkan perubahan-perubahan sehingga tujuan pendidikan akan tercapai. Tujuan Pendidikan akan tercapai kalau komponen- komponen pendukung dipenuhi dan selalu ditingkatkan kualitasnya,diantaranya adalah pendidik, peserta didik dan sarana dan prasarana serta program-program dalam proses pembelajarannya.

Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan kualitas, sekarang ini menjadi Prioritas pendidikan, terutama di Indonesia. Chatib. ( 2019), berpendapat bahwa kualitas pendidikan di Indonesia bisa dibenahi dalam 4 hal, yaitu :

1.kualitas pendidik; 2.memahami kebutuhan peserta didik; 3. memahami kearifan dan potensi sosial, dan 4. desentralisasi kurikulum.

Kualitas pendidik, maksudnya adalah bahwa pendidik harus faham pendidikan yang sesuai zaman, kompetensi pendidik harus selalu meningkat dan berkomitmen sebagai pendidik profesional. Pendidik harus memahami kebutuhan peserta didik yang sesuai dengan perkembangannya. Pendidik harus memahami kondisi lingkungan dan sumber alam di daerahnya dan dimaksimalkan potensinya.

Kurikulum yang membuat kualitas Pendidikan lebih baik dengan melihat kondisi daerah saat ini dan masa kedepannya, kondisi peserta didik dan ditunjang Pendidik professional. Masyarakat termasuk diantaranya adalah orang tua/wali murid juga berharap upaya yang lebih optimal dari lembaga pendidikan dalam menghadapi tantangan globalisasi yang serba cepat dan berkualitas. Masyarakat yang mempunyai anak yang berbakat membutuhkan sekolah bagi anak anak nya dalam menghadapi era ini. ( Chatib, 2019).

Kalau proses pendidikan dimulai dari minat dan bakat, keduanya berkolaborasi untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.Dengan minat, didorong untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak, dengan bakat seseorang itu dapat merealisasikan dan untuk menjalani kehidupan, peserta didik kelak dikemudian hari memerlukan life skill..

Kalau peserta didik yang memiliki bakat dan kemampuan yang lebih tidak terbina selayaknya, akan menjadikan mereka gagal. Ssudah banyak diketahui bahwa bakat itu tidak

(2)

2

banyak gunanya jika tidak digali dan dikembangkan dengan dorongan minat yang memadai ( Bagir, 2019).

Pendidikan itu sangat menentukan perkembangan individu dan berperan dalam pembangunan. Oleh karena itu pendidikan yang berkuallitas itulah yang dibutuhkan.

Pendidikan yang berkualitas terdapat dua orientasi yaitu orientasi akademik dan orientasi keterampilan hidup (life skill). Maksud dari orientasi akademik, tolok ukurnya prestasi akademik sedang orientasi life skill adalah pendidikan yang peserta didik bisa survive di kehidupan ini.

Agar supaya dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia bisa berhasil maka layanan pendidikan harus melayani dengan pertimbangan bakat, minat dan kemampuan peserta didik. Layanan pendidikan sekarang ini masih bersifat classical massal, maksudnya adalah memberikan pelayanan pendidikan yang sama kepada seluruh peserta didik, dan kurang melihat perbedaan antar peserta didik terutama dalam hal minat dan bakat.

Undang Undang Nomor 20 pasal 5 (1) menegaskan bahwa siswa yang berpotensi dan/atau bakat istimewa dapat layanan pendidikan khusus sesuai dengan kebutuhan dan keunggulannya. Konsekwensi dari ketentuan ini mengharuskan sistem pembelajaran yang khusus termasuk didalamnya isi kurikulum dan model pembelajaran yang dirancang khusus .

Pendidikan pada dasarnya adalah hak semua peserta didik. Berdasarkan prinsip education for all, tidak boleh ada diskriminasi dalam layanan pendidikan yang berakibat tidak terlayani pelaksanaan haknya artinya hak anak sebagai peserta didik mengalami hambatan bahkan terkendala.

Keragaman peserta didik dengan variasi variasi nya harus terlayani. Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dan kelainan fisik, emosional, mental, sosial. Dalam perkembangannya, pendidikan khusus diperluas bukan hanya mereka yang memiliki kesulitan belajar tetapi karena ketunaan tetapi juga bagi mereka yang memiliki kesulitan belajar dan mempunyai keunggulan dalam belajar. Dengan dasar di atas, suatu pendidikan khusus di peruntukkan bagi pendidikan anak yang kurang normal dan anak di atas normal yang lazim di sebut dengan peserta didik C1 ( gifted ) dan bakat istimewa ( talented ).( Sujinah,2011)

Dalam penyelenggaraan pendidikan khusus, kecenderungannya terlayani secara individual, tetapi bisa juga terlayani dalam bentuk klaksikal jika rombongan belajar mencapai jumlah tujuan tertentu. Penyelenggaraan pendidikan khusus bukan di dasarkan pada pertimbangan lokasi tetapi pada perbedaan penggunaan metode.

(3)

3

Secara ideal layanan pendidikan khusus melibatkan perencanaan secara individual dan prosedur pengelolaannya dimonitor secara sistimatik, juga dibutuhkan penyesuaian fasilitas, materi serta intervensi yang memang didesain secara khusus agar dapat membantu peserta didik mencapai hasil/prestasi yang maksimal. Harapan yang diinginkan adalah siswa yang bersangutan sukses dalam sekolah dan dalam kehidupan di masyarakat.

Dalam penyelenggaraan pendidikan khusus ada kecenderungan peserta didik akan dilayani secara individual, namun tidak menutup kemungkinan peserta didik dilayani dalam bentuk klasikal apabila rombongan belajar mencapai jumlah tertentu .

Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan untuk salah satu mata pelajaran yang wajib, harus dipelajari oleh peserta didik yang muslim dalam menyelesaikannya pada tingkat tertentu. Pada sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang muslim dalam rangka mengetahui, melaksanakan dan menjadi sikap hidupnya. Pendidikan Agama Islam adalah bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah, sebagai sub sistem Pendidikan Nasional, menjadi adat untuk mencapai salah stu aspek tujuan sekolah. Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003, telah menjelaskan bahwa diselenggarakannya Ismuba di sekolah itu dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia.

Bagi ummat Islam, pendidikan Agama yang wajib diikutinya adalah Pendidikan Agama Islam ( PAI ). dalam hal ini PAI mempunyai tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran dari Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang termaktub dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi murid agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Bagi anak berbakat dalam proses PAI memerlukan pembelajaran khusus, yakni yang menggunakan seluruh ranah dalam hal ini, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga muncul kreativitas.

Dengan demikian proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dimulai dari tahapan kognisi yaitu dimulai dari pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang nilai-nilai ajaran Islam, kemudian ke tahapan afeksi, yaitu proses internalisasi nilai-nilai ajaran Islam ke dalam diri peserta didik, artinya peserta didik menghayati dan menjadi yakin. Tahapan afeksi itu terkait dengan tahapan kognisi maksudnya penghayatan dan keyakinan peserta didik itu kokoh kalau dilandasi pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai ajaran Islam. Dari tahapan

(4)

4

afeksi ini berlanjut ke tahapan psikomotorik yaitu tahapan memotivasi diri untuk mengamalkan dan mentaati nilai-nilai ajaran Islam

Dalam Kurikulum 13, menyebutkan bahwa pembelajaran menggunakan ranah dalam hal ini ranah afektif, psikomotorik dan kognitif. Ranah afektif, menghasilkan peserta didik berakhlaq mulia, ranah psikomotorik menghasilkan ketrampilan peserta didik, sedangkan ranah kognitif menghasilkan kesinambungan.

Bagi peserta didik yang memiliki keberbakatan, PAI menjadi penting agar mereka memiliki kontribusi yang besar supaya dapat menjadi peserta didik yang berkualitas, yaitu intelektual, emosional dan spiritual yang berimbang.

Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan melihat ini sebagai peluang dan dapat dijadikan medan dakwah, serta merta tertantang untuk membuka sekolah keberbakatan yang menampung peserta didik dengan minat dan bakatnya masing-masing.

Di Perguruan Muhammadiyah dari Sekolah Dasar sampai Menengah mata pelajaran PAI disebut dengan mata pelajaran Ismuba yang terdiri dari pendidikan al-Islam, ke Muhammadiyahan dan bahasa arab.

Secara umum, ada perbedaan dalam definisi keberbakatan. disebut peserta didik berbakat adalah mereka yang mempunyai kelebihan bidang akademik atau bidang tertentu yang artinya tidak semua peserta didik itu berbakat

Sedangkan menurut sekolah Muhammadiyah, setiap peserta didik itu berbakat mempunyai potensi, tinggal di tes untuk di ketahui potensi potensi bakatnya kemudian sekolah membimbing , mengarahkan dan memotivasi.

Untuk merealisasikan itu semua, sekolah keberbakatan SMA Muhammadiyah 10 Surabaya menggagas pendidikan yang memfasilitasi minat dan bakat pada masing-masing siswa. Dengan persiapan dan perencanaan yang baik, terutama ketepatan menggunakan model pendidikan serta fasilitas pendukung yang memadai dan sesuai kebutuhan. Misalnya, individu yang memiliki keberbakatan musik harus difasilitasi sarana bermain musik, seperti studio dan peralatan band. Demikian pula untuk keberbakatan lainnya.

Pada realitanya, banyak potensi atau keberbakatan individu mengalami ”pembekuan”

karena minatnya tidak selaras dengan bakat mereka. Pemberian wawasan kehidupan diberikan untuk memicu keluarnya naluri potensi peserta didik.. SMA Muhammadiyah 10 Surabaya melalui konsep sekolah keberbakatan memfasilitasi lingkungan dengan segala kompleksitasnya guna mendukung munculnya potensi melalui realita hidup yang berlangsung di sekolah. Sehingga minat dan bakat siswa akan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

(5)

5

Konsep sekolah yang dilakukan oleh SMA Muhammadiyah 10 Surabaya dimulai dengan proses perekrutan, setelah dinyatakan diterima,dilakukan tes minat dan kemampuan bakat yang bekerja sama dengan lembaga lain. Bagi sekolah, tidak ada peserta didik yang mendaftar itu ditolak,semuanya diterima tergantung kecukupan sarana dan prasarana yang dipersiapkan.Setelah mengikuti tes minat dan bakat, akan disalurkan ke program-program yang dipersiapkan dan terus dibina sampai mereka lulus.

Penulis Tertarik dengan judul ini berawal dari konsep keberbakatan yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah, berbeda konsep keberbakatan yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam hal ini di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya.

Visi SMA Muhammadiyah 10 Surabaya adalah : Sebagai sarana proses belajar mengajar dalam meningkatkan prestasi, kompetensi spiritual, moral, dan intelektual. Sedang misinya, : mengembangkan prestasi dan kompetensi dalam bidang iptek maupun imtaq. Salah satu indikatornya mendidik peserta didik sesuai dengan bakatnya masing-masing, sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill) yang dibutuhkan masyarakat.Faktor-faktor adanya penelitian ini dikarenakan SMA Muhammadiyah 10 Surabaya memiliki konsep yang unik dan berbeda dari sekolah lain utamanya berdasarkan basis minat dan bakat peserta didik.

B. Rumusan masalah

Dengan pokok-pokok pikiran dalam latar belakang diatas, dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut;

Bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran Pendidikan Ismuba berbasis Multitalenta di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya ?

C. Tujuan penelitian

Dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitiannya adalah :

Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran Pendidikan Ismuba berbasis Multitalenta di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya .

D. Manfaat penelitian

Dengan penelitian tersebut, dapat diperoleh implikasi teoritis dan praktis, : 1. Teoritis

Dengan hasil penelitian ini, dapat menjadi masukan untuk teori-teori yang ada dan rujukan bagi siapapun yang berminat dalam pembelajaran terutama pendidik Ismuba.

(6)

6 2. Praktis

Pendidik Ismuba SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, agar dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran atau sebagai bahan masukan untuk memecahkan permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan judul tersebut.

E. Penegasan istilah

Sebelum membicarakan selanjutnya, penulis menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud dengan judul disertasi ini :

1. Pembelajaran

Ialah program pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah materi pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Dalam hal ini adalah mata pelajaran Ismuba yang meliputi: a) Al-Qur’an, b) Aqidah, c) Fiqh/ Ibadah, d) Akhlaq, e) Tarekh Islam

Berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2017, di sekolah Muhammadiyah berlaku kurikulum Ismuba yang terdiri dari mata pelajaran pendidikan al-Islam,Ke Muhammadiyahan dan bahasa arab.Sedangkan materi pendidikan al-Islam meliputi, : a) Pendidikan Al-Qur’an dan Hadist, b) Pendidikan Aqidah Akhlaq, c) Pendidikan Fiqh, dan d) Pendidikan Tarekh.

3. Multitalenta

Sampai dengan sekarang, menurut Howard Gardner (dalam Amstrong, 2013) terdapat sembilan talenta, yaitu: a. Kecerdasan Linguistik, Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. b. Kecerdasan Logis- Matematis, Kemampuan untuk menggunakan angka secara efektif . c. Kecerdasan spasial, Kemampuan untuk memahami dunia visual-spasial secara akurat. d. Kecerdasan Kinesterik, Kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan, e. Kecerdasan Musik, Kemampuan untuk merasakan, mengubah, membedakan, mengekspresikan bentuk-bentuk musik dan suara, dan kemampuan memainkan alat musik, menyanyi, menciptakan lagu, menikmati lagu, melodi dan nyayian. f. Kecerdasan Inter Personal, Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Atau secara umum kecerdasan Inter Persona berkaitan dengan kemampuan menjalin relasi, komunikasi dengan berbagai orang. g. Kecerdasan Intra

(7)

7

Personal, Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasarkan pengenalan diri sendiri. h. Kecerdasan Naturalis, Kemampuan untuk mengerti tentang flora dan fauna dengan baik. i. Kecerdasan Eksistensi, Kecerdasan ini sering disebut kecerdasan spiritual.

Dalam realitanya talenta-talenta di atas tidak semua ada pada setiap tahun ajaran tergantung dari hasil minat tes peserta didik yang mendaftar.

4. SMA Muhammadiyah 10 Surabaya

Sekolah Muhammadiyah 10 Surabaya merupakan satu-satunya Sekolah yang menyelenggarakan sekolah berbasis keberbakatan atau berbasis multitalenta.

Dengan demikian, maksud judul disertasi ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Pendidikan Ismuba di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya yang berbasis Multitalenta.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing- masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian

Setelah data observasi dianalisis, guru melakukan refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, tim observer dan guru

Nilai rata - rata diameter batang mangrove di kawasan pesisir Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata - rata diameter

Proses akreditasi program studi yang selama ini telah dilakukan baru pada program pendidikan akademik (sarjana gizi), sedangkan untuk program pendidikan profesi

mengerjakan pekerjaan di Room Division Hotel sebagai tempat melaksanakan prakerin bagi peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Hasil belajar peserta didik

BSD CITY BINTARO JAYA ALAM SUTRA GRAHA RAYA SUMMARECON SERPONG PARAMOUNT / CITRA RAYA CITRA GARDEN CITRA GRAN KOTA WISATA.. KOTA HARAPAN INDAH JAKARTA

Selain iu adanya pengaruh proses seleksi dan penempatan terhadap kinerja karyawan yang dinyatakan dengan nilai Fhitung (26.727) > F tabel (3.25) sehingga disimpulkan

Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang meliputi kegiatan pengendalian dan pengawasan supaya usaha