• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Minat dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Minat dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus."

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR SISWA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

KELASXI IPS SMA NEGERI 2 BAE KUDUS

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Prima Dyah Mustikawati

3301405548

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian maupun

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berda sarkan kode etik ilmiah.

Semarang, September 2009

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.pada:

Hari

:

Tanggal

:

Penguji Skripsi

Rediana Setiyani, S.Pd. M.Si

NIP 197912062006042002

Anggota I

Anggota II

Drs. Subowo, M. Si

Drs. Gunawan Hadi, SH.CN

NIP. 195504161984031003

NIP . 194509251979031003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang

skripsi pada:

Hari

:

Tanggal

:

Semarang, September 2009

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. Subowo, M. Si

Drs. Gunawan Hadi, SH.CN.

NIP. 195504161984031003

NIP . 194509251979031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“ Allah t idak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)

“ Tiada kekayaan yang lebih ut ama daripada akal, t iada kealpaan yang lebih menyedihkan daripada kebodohan, dan t iada warisan yang lebih berharga daripada pendidikan “

(Najl. Al-Balagah)

Persembahan:

1. Bapak dan I bu t ercint a, t erimakasih at as kasih sayang, perhat ian, do’a sert a segenap dukungan yang t elah diberikan selama ini.

2. K akak, adik, M asku sert a keluarga besarku yang kusayangi yang selalu memberi semangat dan senant iasa berdo’a unt ukku.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun skripsi

dengan judul Pengaruh Minat dan Cara Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran

Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus. Sebagai salah satu prasyarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan akuntansi.

Keterbatasan, kekurangan dan kelemahan adalah bagian dari kehidupan

manusia, oleh karena itu tidak ada satu pun orang yang bisa hidup sendiri tanpa

bantuan orang lain. Demikian halnya dengan penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini ucapan terima kasih

penulis sampaikan kepada :

1.

Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan pada penulis untuk menyelesaikan studi di

Program Studi Pendidikan Akuntansi

2.

Drs. Agus Wahyudin, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

ijin untuk melakukan penelitian.

3.

Amir Mahmud, S.Pd, M.Si Ketua Jurusan Akuntansi.yang telah memberikan

bantuan dalam proses ijin penelitian.

4.

Drs. Subowo, M.Si dosen pembimbing I yang telah memberikan kritik,

koreksi, dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Drs. Gunawan Hadi, SH. CN dosen pembimbing II yang telah memberikan

kritik, koreksi, dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

(7)

vii

7.

Guru mata pelajaran yang telah berkenan membimbing penelitian ini, Ibu

Suwarni, S. Pd

8.

Semua pihak yang telah membantu dengan sukarela yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu

Penulis, September 2009

(8)

viii

ABSTRAK

Prima Dyah M. 2009. Pengaruh Minat dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus. Skripsi. Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing I :

Drs. Subowo, M.Si. Dosen Pembimbing II : Drs. Gunawan Hadi, SH.CN

Kata Kunci : Prestasi Belajar, Minat, dan Cara Belajar.

Prestasi belajar sangat penting sekali sebagai indikator keberhasilan baik bagi

seorang guru maupun siswa. Minat memiliki kedudukan penting bagi proses belajar

mengajar, dengan minat yang tinggi maka siswa akan memperoleh prestasi belajar

yang tinggi pula. Seseorang yang mempunyai minat dalam belajar akan berusaha

mencurahkan segenap kemampuannya untuk menguasai ilmu yang dipelajari agar

mencapai hasil belajar yang optimal. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini

adalah 1). Adakah pengaruh minat dan cara belajar terhadap prestasi belajar mata

pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus, 2). Seberapa

besar pengaruh minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus, 3).

Seberapa besar pengaruh cara belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA N 2 Bae

Kudus berjumlah 172 yang berasal dari kelas XI IPS 1 sampai XI IPS 4. Sampel

dalam penelitian ini adalah 63 Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus dengan

menggunakan tehnik proporsional random sampling. Metode pengumpulan data yang

digunakan yaitu angket atau kuesioner dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang

digunakan adalah metode analisis deskriptif, uji normalitas, uji multikolineritas, uji

heterokedasitas, uji hipotesis dengan uji F dan uji t.

Hasil secara parsial menunjukkan bahwa variabel minat memberikan

pengaruh lebih kecil terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 4,67%

dibandingkan variabel cara belajar yaitu sebesar 12,6%. Hasil secara simultan

menunjukkan bahwa minat dan cara belajar secara bersama-sama mempengaruhi

prestasi belajar akuntansi sebesar 14,4% dan sisanya 85,6% dipengaruhi faktor

lainnya.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL

..……….i

HALAMAN PERNYATAAN……….………....ii

HALAMAN PENGESAHAN …...………...iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING….………...iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………...………...v

KATA PENGANTAR………..vi

ABSTRAK……...………...…..viii

DAFTAR ISI………...xi

DAFTAR TABEL………..…...……xii

DAFTAR GAMBAR………...………..xiii

DAFTAR LAMPIRAN………..xiv

BAB I PENDAHULUAN………...………..1

1.1

Latar Belakang Masalah………...…1

1.2

Perumusan Masalah………..………8

1.3

Tujuan Penelitian………..8

(10)

x

BAB II LANDASAN TEORI……….………….…10

2.1

Belajar ……….…………...………....10

2.2

Prestasi Belajar………19

2.3

Minat………..……….……...29

2.4

Cara Belajar……….…………....37

2.5

Mata Pelajaran Akuntansi………....42

2.6

Kerangka Berfikir………45

2.7

Hipotesis ………….………...…....48

BAB III METODE PENELITIAN………....49

3.1

Populasi Penelitian...49

3.2

Sampel Penelitian……….………..…….49

3.3

Variabel Penelitian………...52

3.4

Metode Pengumpulan Data.………...52

3.5

Prosedur Penelitian...54

3.6

Uji Validitas dan Realibilitas………54

3.7

Metode Analisis Data...………...58

3.8

Analisis Regresi...64

3.9

Pengujian Hipotesis Penelitian...65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………67

4.1

Hasil Penelitian………...67

(11)

xi

BAB V PENUTUP………..88

5.1

Simpulan……….……….88

5.2

Saran………...88

DAFTAR PUSTAKA………..90

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Ulangan Harian...5

Tabel 3.1 Populasi dan sampel Penelitian...50

Tabel 3.2 Hasil Analisis Validitas Instrumen Minat belajar...56

Tabel 3.3 .... Hasil Analisis Validitas Instrumen Cara belajar...56

Tabel 3.4 Kriteria Minat belajar dan cara belajar...60

Tabel 3.5 Kriteria Prestasi Belajar...60.

Tabel 3.6 Tael Anava...62

Tabel 4.1 Distribusi Minat Belajar Siswa...70

Tabel 4.2 Distribusi Keaktifan siswa dalam merespon pembelajaran...72

Tabel 4.3 Distribusi Ketertarikan siswa untuk belajar ...72

Tabel 4.4 Distribusi Kemauan dalam mengerjakan tugas ...73

Tabel 4.5 Distribusi Cara belajar...74

Tabel 4.6 Distribusi Keteraturan belajar siswa…. ...75

Tabel 4.7 Distribusi Konsentrasi dalam belajar...76

Tabel 4.8 Distribusi Aktivitas belajar siswa...76

Tabel 4.9 Distribusi Prestasi belajar siswa...77

Tabel 4.10 One Sample Kolmogorov...79

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikoliniearitas...81

Tabel 4.12 Analisis Regresi...83

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir...48

Gambar 4.1 Distribusi Minat belajar...71

Gambar 4.2 Distribusi Cara belajar...74

Gambar 4.3 Distribusi Prestasi belajar...77

Gambar 4.4 Normal P-Plot...79

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Kisi-kisi angket uji coba...94

2.

Pengantar angket penelitian...95

3.

Angket penelitian...96

4.

Uji validitas dan reliabilitas variabel minat belajar...101

5.

Uji validitas dan reliabilitas variabel cara belajar...103

6.

Uji Asumsi Klasik...105

7.

Analisis Data Hasil Penelitian...106

8.

Charts...110

9.

Frekuency Table...113

10.

Hasil uji coba validitas dan reliabilitas minat belajar...125

11.

Hasil uji coba validitas dan reliabilitas cara belajar...127

12.

Daftar Nilai Ulangan Harian...129

13.

Surat Ijin Observasi...134

14.

Surat Keterangan telah melaksanakan observasi...135

15.

Surat Ijin Penelitian...136

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan sumber

daya manusia yang berkualitas. Tujuan pendidikan nasional menurut UU RI

Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah meningkatkan

mutu pendidikan. Mutu pendidikan yang baik antara lain dapat dilihat dari proses

belajar mengajar yang terjadi serta prestasi yang dicapai oleh siswa. Peningkatan

mutu pendidikan mempunyai arti luas yang meliputi berbagai faktor masukan

(input), proses belajar mengajar, dan hasil. Dalam faktor-faktor masukan termasuk

didalamnya adalah kurikulum, sarana belajar, pengelolaan, guru, dan lingkungan.

Semua itu bermuara pada proses belajar mengajar yang dilukukan didalam kelas.

Sejauh mana mutu proses belajar mengajar itu tercapai akan ditunjukan oleh

(16)

Proses belajar yang dilakukan oleh siswa pada suatu mata pelajaran

tertentu bukan hanya sekedar membaca dan menulis mata pelajaran tersebut.

Belajar suatu mata pelajaran tertentu harus diikuti dengan minat ingin

mempelajari mata pelajaran tersebut untuk keberhasilan belajar siswa itu sendiri.

Menurut Winkel (2005: 59) belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis,

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai

sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif, konstan, dan berbekas. Lebih lanjut

Nasution (1995:34) belajar adalah perubahan kelakuan berbakat pengalaman dan

latihan Perubahan itu hanya mengenai jumlah pengetahuan dengan bentuk

kecakapan, minat, penyesuaian diri, kedewasaan sikap, pengertian, penghargaan,

pendekatan mengenai segala aspek organisme/ pribadi seseorang.

Prestasi belajar sangat penting sekali sebagai indikator keberhasilan baik

bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru, prestasi belajar siswa dapat

dijadikan sebagai pedoman penilaian terhadap keberhasilan dalam kegiatan

membelajarkan siswa. Seorang guru dikatakan berhasil menjalankan program

pembelajarannya apabila separuh atau lebih dari jumlah siswa telah mencapai

tujuan instruksional baik tujuan instruksional khusus maupun umum. Sedangkan

bagi siswa, prestasi belajar merupakan informasi yang berfungsi untuk mengukur

tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan

(17)

Tidak ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi

belajar yang baik. Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah,

mengingat adanya perbedaan setiap individu baik minat, karakter, cita-citanya,

dan lain-lain yang dimiliki oleh setiap siswa. Dengan perbedaan yang demikian

akan menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang berbeda pula yaitu

prestasi ada yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dapat terjadi

karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya

dipengaruhi faktor minat dan cara belajar.

Menurut Winkel (1984: 36), Prestasi belajar/ hasil belajar adalah setiap

macam kegiatan elajar yang menghasilkan sesuatu perubahan yang khas. Selain

itu menurut Tu`u (2004: 75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi yang diperoleh siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Prestasi belajar yang dipengaruhioleh dua faktor yaitu :

1. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

Misalnya kedisiplinan, cara belajar, kondisi fisiologi (keadaan fisik dari

siswa), kondisi psikologis (kecerdasan, bakat, minat, motivasi, dan

kemampuan kognitif).

2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar siswa.

Misalnya faktor lingkungan (lingkungan alam dan lingkungan sosial), alat

instrumental (kurikulum, program, sarana dan fasilitas serta guru atau

(18)

Bentuk keberhasilan pendidikan disekolah dapat dilihat dari prestasi

belajar siswa, karena prestasi belajar menunjukkan hasil usaha yang dicapai siswa

selama mereka melakukan kegiatan belajar di sekolah pada umumnya ditunjukkan

dalam bentuk nilai. Sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku untuk

mengukur keberhasilan siswa dalam belajar yaitu ditetapkannya batas minimal

ketuntasan belajar untu mata pelajaran akuntansi adalah 65. Atas dasar ketentuan

ini diharapkan siswa dapat mencapai hasil yang optimal.

Untuk mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS diampu guru yang

tentunya tidak berbeda dalam penyampaian materinya untuk tiap kelas. Meskipun

demikian pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi berbeda-beda

kemudian akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar yang berbeda pula

yaitu ada yang tergolong rendah dan ada pula yang tergolong tinggi. Di SMA N 2

Bae Kudus, khususnya kelas XI IPS tahun ajaran 2008/ 2009 juga mengalami hal

yang demikian, yaitu prestasi belajar yang diperoleh setiap siswa sangat

bervariasi.

Menurut hasil observasi awal prestasi belajar di SMA N 2 Bae Kudus

masih banyak nilai rata-rata ulangan harian akuntansi siswa kelas XI IPS dibawah

standar ketuntasan belajar minimum, seperti pada tabel di bawah ini

(19)

Tabel 1. 1 Rata-rata Nilai Ulangan Harian

NO KELAS NILAI RATA-RATA

1 XI IPS 1 64

2 XI IPS 2 63

3 XI IPS 3 63

4 XI IPS 4 64

5 Rata-rata nilai perkelas 64

Sumber : Data Guru Akuntansi SMA Negeri 2 Bae Kudus

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Ulangan

Harian mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS semester II adalah 64. Fenomena ini

menguatkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 2 Bae

Kudus belum sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah dimana sekolah

menetapkan batas minimal ketuntasan belajar untuk mata pelajaran akuntansi

adalah 65. Agar minat belajar siswa meningkat, maka perlu adanya kerjasama

yang harmonis antara guru pembimbing, wali kelas dan guru mata pelajaran

sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan observasi awal, melalui wawancara pada responden mereka

pada umumnya belum memiliki minat yang tinggi terhadap minat yang tinggi

terhadap mata pelajaran akuntansi hal ini terlihat kurangnya perhatian siswa

dalam menerima pelajaran, Siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri,

Berbincang-bincang dengan teman, mengantuk dan bermain sendiri

Cara Belajar yang efisien dapat membantu siswa memperoleh hasil

belajar yang optimal. Cara belajar yang efisien berupa (1) Berkonsentrasi sebelum

(20)

(3) Membaca dengan teliti baik bahan yang sedang dipelajari dan berusaha dengan

sebaik-baiknya, (4) Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal

Berdasarkan observasi awal, melalui wawancara pada responden cara

belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus mereka pada umumnya

belum menetapkan cara belajar yang baik, hal ini terlihat dari siswa yang

cenderung menghafal materi pelajaran, belajar jika akan ada ulangan saja, materi

tidak dicatat dengan rapi.

Setiap siswa akan bisa belajar dengan baik asalkan mau berlatih, yaitu

terus melatih otaknya untuk belajar secara teratur dan disiplin serta bisa

menggunakan waktu seefisien mungkin. Pada kenyataannya tidak semua siswa

mampu melaksanakan cara belajar yang baik karena mereka tidak mengetahui

strategi dan metode yang baik.

Penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh Itsna Ariyanti (2008)

dengan judul Pengaruh Motivasi dan Cara Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Ajibarang Kabupaten Banyumas terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Hasil

penelitian diketahui bahwa motivasi siswa Kelas XI SMA N 1 Ajibarang saat ini

baru dalam kategori sedang (57, 05%), Cara belajar siswa dalam kategori cukup

baik (58, 67%). Sedangkan prestasi belajar siswa rata-rata sebesar 66, 77 dan

termasuk kategori cukup. Berdasarkan hal tersebut, maka cara belajar yang baik

dapat menentukan prestasi belajar siswa.

Penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh Utaminingsih (2009) dengan

judul Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi

(21)

motivasi belajar dan minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi

siswa SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga sebesar 19, 8%. Minat memiliki

kedudukan penting bagi proses belajar mengajar, dengan minat yang tinggi pula.

Seseorang yang mempunyai minat dalam belajar akan berusaha mencurahkan

segenap kemampuannya untuk menguasai ilmu yang dipelajari agar mencapai

hasil belajar yang optimal.

Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Athanasou dan

Petomenos (1998) bahwa terdapat pengaruh positif antara minat belajar dan

prestasi untukdapat menggapai prestasi untuk dapat menggapai karier sebesar r =

0,55; p < 0,01 (http://proquest.umi.com/pqdweb)

Dari uraian diatas peneliti ingin meneliti prestasi belajar siswa kelas XI

IPS berdasarkan pengaruh cara belajar, minat belajar karena pelajaran akuntansi

merupakan pelajaran yang berkesinambungan. Dengan maksud dapat dicari solusi

pemecahannya, sehingga hasil yang diperoleh siswa dapat sesuai dengan tujuan

pembelajarannya yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul ”PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR SISWA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS

(22)

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan maka

dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh minat dan cara belajar terhadap prestasi belajar mata

pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae Kudus ?

2. Adakah pengaruh minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae

Kudus ?

3. Adakah pengaruh cara belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae

Kudus ?

1. 3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh minat dan cara belajar siswa

terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA

Negeri 2 Bae Kudus ?

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae

Kudus. ?

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh cara belajar siswa terhadap

prestasi belajar mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae

(23)

1. 4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan yang dapat memberikan interprestasi tentang minat dan

pengaruhnya terhadap prestasi

b. Sebagai bahan yang dapat memberikan interprestasi tentang cara

belajar siswa dan pengaruhnya terhadap prestasi

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan dalam menyusun dan mengembangkan

pengajaran akuntansi yang berorientasi pada pendekatan yang lebih

baik

b. Sebagai bahan masukan kepada siswa untuk menumbuhkan suatu

minat terhadap pelajaran akuntansi

c. Sebagai bahan masukan kepada siswa untuk memperhatikan cara

(24)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Tinjauan tentang Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Perkembangan pengertian belajar menganut aliran psikologis

(Darsono, 2000: 5), diantaranya :

a. Belajar menurut aliran behavioristik

Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan

antara stimulus dan respon, dimana belajar merupakan perubahan tingkah

laku yang dapat diobservasi dan diukur. (Darsono, 2000: 5). Pemberian

stimulus harus sesuai dengan tujuan yang diberikan secara berulang-ulang

yang diinginkan terjadi, maka diperlukan yang bersifat mekanitis, agar

tingkah laku (respon) yang diinginkan terjadi maka diperlukan latihan dan

hadiah (reward) atau penguatan (reinforcement). Kalau hubungan stimulus

dan respon sudah terjadi akibat latihan dan hadiah atau penguatan, maka

peristiwa belajar sudah terjadi, itulah sebabnya mengapa pengertian belajar

yang terlalu mendasarkan pada terjadinya perbuatan (behaviour)

(25)

b. Belajar menurut aliran Kognitif

Para ahli aliran kognitif berpendapat bahwa belajar adalah

”Peristiwa Internal” artinya bahwa belajar baru dapat terjadi bila ada

kemampuan dalam diri orang yang belajar (Darsono, 2000: 15).

Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengenal (kognitif), agar

terjadi perubahan harus terjadi proses berfikir lebih dalam diri seseorang

secara efektif yang kemudian dapat menimbulkan respon berupa tindakan

(respon) sebagai akibat dari pemahamannya itu.

c. Belajar menurut aliran Gestalt

Belajar adalah bagaimana seseorang memandang suatu objek

(persepsi) dan kemampuan mengatur atau mengorganisir objek, objek

yang dipresepsi (khususnya yang kompleks), sehingga menjadi suatu

bentuk (struktur) yang bermakna atau mudah dipahami. (Darsono, 2000:

16). Jika seseorang telah mampu mempersepsikan suatu obyek (stimulus)

menjadi keseluruhan (gestalt) maka orang tersebut memperoleh ”insight”

(pemahaman), jika insight sudah terjadi berarti proses belajar sudah

terjadi. Jadi, dalam belajar diperlukan kemampuan internal berupa

kemampuan mengatur stimulus dengan baik sehingga mudah dipahami

dan menjadi suatu pola yang bermakna.

d. Aliran Humanis

Secara umum aliran humanis beranggapan bahwa tiap orang bebas

menentukan tingkah lakunya sendiri. Dalam dunia pendidikan Wasty

(26)

bahwa kegiatan belajaradalah persoalan ”Memperoleh informasi baru dan

mempersonalisasi informasi tersebut kedalam individu”. Sehingga

pemahaman suatu materi pelajaran tidak terletak pada baik dan

menariknya materi itu sendiri ataupun metode penyampaian materi

tersebut, tetapi terletak pada isi materi itu sendiri ataupun metode

penyampaian materi tersebut berguna bagi kehidupan siswanya dalam

sosialisasi masyarakat, atau dengan kata lain bahwa materi tersebut sangat

humanisme bagi kehidupan siswa baik individu maupun bermasyarakat.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Winkel

dalam (Darsono, dkk. 2000:4). Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan dalam pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan nilai sikap.

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman

dan latihan. Perubahan itu hanya mengenai jumlah pengetahuan dengan bentuk

kecakapan, minat, penyesuaian diri, kedewasaan sikap, pengertian, penghargaan,

pendekatan mengenai segala aspek organisme/pribadi seseorang. (Nasution,

1995: 34)

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha/ kegiatan yang

bertujuan mengadakan perubahan dalam diri seseorang, mencakup perubahan

tingkah laku, sikap, kebiasaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sebagainya

(27)

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari definisi tersebut ditemukan beberapa perbedaan makna yang

disebabkan perbedaan sudut pandang yang berbeda dalam mengamati proses

belajar namun demikian, dalam beberapa hal yang mendasar terdapat kesamaan

dalam penggunaan istilah untuk mendefinisikan belajar yaitu ”perubahan” dan

”perilaku”.

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai

bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi itu diproses dalam pikiran

siswa. Berlandaskan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat

lebih meningkatkan pemahaman siswa sebagai hasil belajar. Gagne (1985: 67)

menyatakan untuk terjadi belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik

kondisi internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan

(arising) memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Memori siswa yang

terdahulu merupakan komponen kemampuan yng baru dan ditempatkannya

bersama-sama. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau

ditata dalam suatu pembelajaran. Ini bertujuan antara lain merangsang ingatan

siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, membimbing siswa belajar materi

yang baru, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan

pengetahuan yang telah ada dengan informasi yang baru, sebagai hasil kelompok

(Learning Outcomes). Lebih lanjut Gagne (1985) menyatakannya dalam lima

(28)

skill, dan attitude. Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan eksternal

dalam suatu pembelajaran, agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

Dengan demikian sebaiknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang

memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru

dapat dipahaminya.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan

suatu usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan sistematis dengan

mendayagunakan potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental yang berupa

panca indra, otak, dan bagian tubuh lainnya. Demikian pula aspek kejiwaan

seperti intelegensi, bakat, minat, dan motivasi yang bertujuan untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, kebiasaan sikap, keterampilan, serta menambah dalam

berbagai disiplin ilmu.

2.1.2 Unsur-Unsur Belajar

Ada tiga unsur utama dalam belajar, yaitu (Loekmono, 2002:21)

a. Motif untuk Belajar

Motif adalah sesuatu yang mendorong individu untuk berperilaku yang

langsung menyebabkan munculnya perilaku.

b. Tujuan yang Hendak Dicapai

Sasaran akhir suatu perbuatan adalah pencapaian tujuan sebagaimana

motif, tujuan merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam belajar.

c. Situasi yang mempengaruhi

(29)

1) Siswa sebagai individu yang unik

Setiap individu tidak akan ada yang sama dalam berbagai hal

antara satu dengan yang lain. Keinginan, kebutuhan, hasrat,

kehendak, kesukaran, minat, bakat, dan kemampuan mempunyai

perbedaan.

2) Keadaan atau situasi belajar

Keadaan belajar, baik yang berkaitan dengan kondisi fisik maupun

mental berpengaruh terhadap hasil belajar. Belajar dalam keadaan

sakit kepala misalnya, tidak akan dapat berlangsung dengan baik.

Demikian pula dalam keadaan gugup, bingung, dan semacamnya.

Jadi, belajar seharusnya berlangsung dalam keadaan yang

”memungkinkan”.

3) Proses belajar

Proses belajar memerlukan waktu, metode, dan tehnik. Hal ini

mempunyai keadaan yang berbeda-beda antara seseorang dengan

yang lain, juga terhadap bahan pelajaran yang satu dengan yang

lain.

4) Pengajar

Pengajar (dosen) merupakan salah satu komponen belajar

mengajar, kadang-kadang kegagalan dalam belajar diakibatkan

(30)

5) Teman

Seringkali keberhasilan ataupun kegagalan studi disebabkan oleh

teman belajar. Oleh karena itu harus dipertimbangkan dalam

memilih teman agar jangan sampai menjadi penyebab kegagalan.

6) Program yang ditempuh

Pemilihan program dan bidang belajar yang dipilih oleh siswa

harus sesuai dengan kemampuan.

2.1.3 Tujuan Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara

keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan

belajar secara umum ialah untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku orang

yang belajar. Perubahan yang dimaksud tentu yang bersifat positif yang

membantu proses perkembangan. (Darsono. 2000:32)

Tujuan belajar adalah hasil belajar yang diinginkan pada diri

pembelajar. Menurut Catharina Tri (2004:5) ada 3 alasan pentingnya perumusan

tujuan di dalam kegiatn belajar :

a. Memberikan arah kegiatan pembelajaran.

b. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian

pembelajaran pembinaan bagi pembelajar (Remedial Teaching).

(31)

2.1.4 Ciri-Ciri Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasl

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang

terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya tidak setiap

perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

Dengan demikian ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar adalah

sebagai berikut :

a. Perubahan terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau

sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan

dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi

kehidupan atau proses belajar berikutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah

dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin

(32)

bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya

melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk

beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis,

dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti

belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku

yang telah ditetapkannya.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai

hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh

dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya (Slameto, 2003:3).

2.1.5 Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Dalyono (1997:51). Prinsip-prinsip belajar meliputi :

a. Kematangan jasmani dan rohani

Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta

kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk mrlakukan kegiatan belajar.

(33)

untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan berfikir, ingatan,

dan sebagainya.

b. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki

kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental

maupun perlengkapan belajar.

c. Memiliki tujuan

Setiap orang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya.

Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang

memuaskan. Selain itu, akan banyak waktu dan tenaga terbuang dengan

percuma.

d. Ulangan dan Latihan

Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar mersap dalam otak, sehingga

dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya belajar tanpa

diulang hasilnya akan kurang memuaskan

2.2

Tinjauan tentang Prestasi Belajar

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan

pengajaran perlu dilakukan usaha atas tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian

atau evaluasi pada dasarnya adalah memeberikan pertimbangan atau harga atau

nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang

bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang

(34)

Keberhasilan siswa dapat dilihat dari adanya prestasi yang dicapai oleh siswa

(Sudjana 2005:111).

Menurut Winkel (1984:36), Prestasi belajar/hasil belajar adalah setiap

macam kegiatan belajar yang menghasilkan sesuatu perubahan yang khas. Dalam

kamus umum bahasa indonesia dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil

usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu

kecakapan dan kepandaian (Poerwodarminto, 1980:768).

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu

(Sutratinah, 1984:430). Selain itu menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

oleh guru.

Prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut

a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa yang dicapai ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan pembelajaran di sekolah.

b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai dari aspek kognitifnya

karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi

c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka

nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan

(35)

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa prestasi

belajar adalah suatu hasil pengukuran dan penilaian dari suatu pembelajaran atau

pengalaman mencakup perubahan perilaku atau kemampuan dalam bidang

tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan

tes. Penilaian ini dapat berupa angka atau huruf. Prestasi belajar dalam penelitian

ini adalah nilai yang dicapai oleh siswa kelas XI dalam menguasai mata pelajaran

akuntansi yang tercermin dalam nilai ulangan harian semester genap

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam belajar, faktor psikologis berperan penting dalam menentukan

prestasi belajar seseorang. Faktor psikologis disini adalah cara cerfungsinya

pikiran seseorang (siswa) dalam mata pelajaran, sehingga penguasaan terhadap

bahanyang disajikan lebih mudah dan efektif. Faktor psikologis yang sangat

mempengaruhi dalam proses belajar adalah motivasi, konsentrasi, reaksi,

organisasi comprehension dan repesisi (ulangan).

Selain faktor psikologis, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor

lain yaitu faktor yang berasal dari siswa itu sendiri (internal) yang terdiri dari

faktor jasmanai maupun kematangan fisik atau pikiran dan faktor dari kuar dirinya

(eksternal) yang terdiri dari faktor sosial, budaya, lingkungan fisik maupun

lingkungan spiritual dan keagamaan.

Menurut Siagalang dalam Tu u (2004: 78), faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari : Kecerdasan, bakat, minat, dan

perhatian, kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan,

(36)

Menurut Slameto (2003:54) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : faktor intern dan faktor ekstern

adalah sebagai berikut :

1. Faktor Intern

Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar. Faktor intern meliputi 2 aspek yaitu :

a. Faktor Jasmaniah

1) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat,

mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada

gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta

tubuhnya.

2) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh. Jika siswa mengalami cacat tubuh hendaknya

siswa belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan

menggunakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi

pengaruh kecacatannya itu.

b. Faktor Psikologis

1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan untuk

(37)

dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih

berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang r endah.

2) Perhatian

Perhatian dalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata

tertuju kepada suatu obyek (benda atau hal) atau (sekumpulan obyek).

Hasil belajar yang baik dapat diperoleh apabila siswa mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Apabila bahan pelajaran

tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia

tidak lagi suka belajar.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Minat dapat menambah kegiatan belajar

siswa, sehingga siswa yang belajar dengan minat belajar yang besar akan

memperoleh hasil yang memuaskan.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Jadi, dalam menentukan sekolah

atau dalam belajar, siswa harus sesuai dengan bakatnya karena belajar

(38)

5) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan

seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru.

6) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi.

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa

belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan

lebih baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi belajar. Siswa dapat belajar dengan

menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya agar mendapat

hasil yang lebih baik.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu yang sedang

belajar. Faktor eksternal terdiri dari :

a. Faktor Keluarga

Faktor keluarga yang dapat mempengaruhi belajar siswa yaitu : cara orang

tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan

(39)

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar siswa adalah metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa di dalam masyarakat.

Dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi

belajar, dalam penelitian ini lebih difokuskanpada faktor minat dan cara belajar

siswa karena minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan suatu kegiatan

belajar yang disertai rasa senang sedangkan cara belajar sendiri merupakan teknik

atau metode yang dugunakan dalam bentuk aktivitas untuk mencapai tujuan

belajar akuntansi.

Berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, maka minat dan cara

belajar yang paling berpengaruh terhadap pretssai belajar karena jika dalam diri

siswa timbul suatu minat terhadap mata pelajaran akuntansi khususnya, maka

anak dengan mudah belajar sehingga prsetasi belajar yang diharapkan akan

meningkat begitu juga dengan cara belajar. Belajar dengan menggunakan cara dan

strategi yang tepat serta memperhatikan waktu dalam belajar maka akan diperoleh

(40)

2.2.3 Prestasi Belajar Akuntansi

Prestasi belajar akuntansi merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh

siswa dengan kegiatan belajar efektif di sekolah. Prestasi belajar akuntansi

menunjukkan seberapa besar penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan mata pelajaran akuntansi oleh siswa setelah melalui kegiatan

belajar

Penguasaan, pengetahuan, atau ketrampilan yang dimaksud dalam

mata pelajaran Akuntansi adalah penguasaan terhadap standar kompetensi mata

pelajaran Akuntansi yang telah diterapkan, yaitu:

1. Menganalisis keuangan sebagai sistem informasi

2. Menjelaskan dasar hukum pelaksanaan Akuntansi bagi perusahaan di

indonesia

3. Menerapkan struktur dasar Akuntansi

4. Menerapkan tahapan siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

5. Menerapkan tahapan siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

6. Menerapkan tahapan siklus Akuntansi Koperasi

7. Menganalisis laporan keuangan

8. Menerapkan metode kuantitatif.

Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan angka yang

mencerminkan seberapa besar siswa mampu menguasai materi yang telah

diajarkan selama kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, indikator yang

digunakan untuk menunjukkan prestasi belajar siswa adalah nilai rata-rata ulangan

(41)

akhir atau nilai raport siswa. Nilai ulangan harian digunakan sebagai indikator

prestasi belajar siswa, karena nilai ulangan harian diperoleh dari hasil tes tiap

kompetensi yang diajarkan selama proses belajar mengajar mata pelajaran

akuntansi, sehingga mencerminkan seberapa besar penguasaan yang dimiliki

siswa pada tiap kompetensi. Sedangkan nilai raport dianggap tidak mencerminkan

prestasi siswa yang sesungguhnya pada mata pelajaran akuntansi.

2.2.4 Fungsi Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar

Menurut Sudjana (2002:111), penilaian yang dilakukan terhadap

proses belajar mengajar berfungsi sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini

adalah tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui

tingkat penguasaan bahan pelajaran yang harusnya dikuasai oleh para

siswa.

2. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah

dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil

tidaknya ia mengajar.

Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dalam dua tahap, yaitu :

1. Tahap jangka pendek, yaitu penilaian yang dilaksanakan guru pada

akhir proses belajar mengajar, yang disebut dengan formatif.

Penilaian ini lebih ditekankan kepada perbaikan proses belajar

(42)

2. Tahap jangka panjang, yaitu penilaian yang dilaksanakan setelah

proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali atau setelah

menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah semester atau

penilaian pada akhir semester. Penilaian ini disebut penilaian sumatif

(Sudjana, 2002:112)

Prosedur pengukuran prestasi belajar menurut Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar & Menengah pada mata pelajaran akuntansi adalah :

Prosedur Pengukuran Prestasi Belajar

Penilaian yang dominan pada mata pelajaran akuntansi adalah

penilaian pengetahuan dan pemahaman konsep dan sikap.

Penilaian pengetahuan dan pemahaman konsep (PPk) mencakup :

pemahaman konsep, teori, fakta, peristiwa/perilaku akuntan

si serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian sikap yang terkait :

kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan akuntansi,

menanamkan sikap, teliti, jujur dan memiliki jiwa kewirausahaan

Adapun cara penilaian ulangan harian mata pelajaran akuntansi di

kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bae kudus adalah menurut jumlah soal yang

(43)

2.2.5 Sasaran atau Obyek Penilaian

Langkah pertama yang harus ditempuh guru dalam mengadakan

penilaian ialah menetapkan apa yang menjadi sasaran atau obyek penelitian. Pada

umumnya ada tiga sasaran pokok penilaian, yaitu :

1. Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian,

ketrampilan siswa sebagai proses belajar dan mengajar

2. Segi isi pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang diberikan

guru dalam proses bekajar mengajar

3. Segi yang menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri. Proses

mengajar dan belajar perlu diadakan penilaian secara obyektif dari guru,

sebab baik tidaknya proses mengajar dan belajar akan menentukan baik

tidaknya hasil belajar yang dicapai siswa.

4. Yang menjadi sasaran penilaian dalam penelitian ini adalah segi isi

pendidikan yaitu penguasaan bahan pelajaran yang diberikan guru

kepada siswa dalam proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam

nilai ulangan harian.

2.3

Tinjauan tentang Minat

2.3.1 Pengertian Minat Belajar

Proses belajar yang dilakukan oleh siswa terhadap suatu mata pelajaran

bukan hanya sekedar membaca dan menulis mata pelajaran tersebut. Belajar suatu

mata pelajaran diikuti dengan minat ingin mempelajari mata pelajaran tersebut

untuk keberhasilan belajar siswa itu sendiri. Minat merupakan salah satu yang ikut

(44)

(Slameto, 2003: 57) mengemukakan tentang pengertian minat belajar,

minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus

yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian

sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan

perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

Lester dan Alice Crow sebagaimana dikutip The Liang Gie (1995:

129). Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai anda

di kelas dan menemani anda selama setiap tugas studi, dengan demikian

memungkinkan anda berhasil dalam kegiatan studi. Demikian pula, minat

merupakan dasar bagi tugas hidup anda kalau anda ingin mencapai tujuan atau

tujuan-tujuan yang anda harapkan. Seseorang menaruh minat terhadap suatu hal,

haruslah di dukung oleh adanya dorongan-dorongan, partisipasi dan perhatian

terhadap hal tersebut(Loekmono, 1994:60).

Sedangkan (Tu`u, 2004:79) minat adalah kecenderungan yang besar

terhadap sesuatu. Apabila pembelajaran yang dikembangkan oleh guru tidak

menimbulkan minat siswa., maka siswa sendiri tidak mengembangkan minat

dirinya dalam pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa tidak belajar dengan

sungguh-sungguh sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.

Dari berbagai pengertian atau definisi para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa minat adalah suatu perhatian, kecenderungan hati, kesukaan,

ataupun keinginan yang bersifat aktif sebagai landasan yang mendorong seseorang

(45)

manapun, karena adanya keyakinan dan ketertarikan untuk menekuni bidang yang

diminati tersebut dan merasa senang dalam mempelajari dan melakukan kegiatan

tersebut. Seseorang yang menaruh minat pada satu pelajaran tertentu, biasanya

cenderung untuk memperhatikannya dengan baik, yang meliputi perhatian, dan

keinginan terhadap suatu yang diinginkan tersebut.

2.3.2 Peranan Minat Belajar

Peranan yang dimaksud adalah minat yang memegang atau menjadi

bagian yang penting pada proses belajar mengajar, karena belajar dengan minat

akan lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila individu

tertarik pada sesuatu yang akan dipelajari diharapkan bermakna bagi dirinya

sehingga belajar yang didasari minat akan menghasilkan prestasi yang baik.

Selain itu menurut Bernard, dalam Sardiman (2005:76), Minat tidak

timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi,

pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.

Menurut Gie (1995:130) peranan minat dalam belajar dan proses belajar

mengajar antara lain :

a. Minat melahirkan atau menimbulkan perhatian spontan

Siswa yang berminat akan memberikan perhatian secara spontan,

tiba-tiba, dan serta merta karena siswa melakukan sesuatu karena dorongan

hati bukan karena paksaan atau anjuaran.

b. Mempermudah dan memperkuat peringatan bahan pengajaran.

Siswa yang berminat akan rajin, giat, dan tekun belajar selalu

(46)

pelajaran, tugas, atau permasalahan siswa tersebut dapat menjawab dan

menjelaskan dengan mudah.

c. Mencegah terjadi gangguan perhatian

Siswa yang berminat dengan senang hati memperhatikan penjelasan dari

guru, tekun, konsentrasi tinggi, dan kuat sehingga gangguan yang datang

tidak mempengaruhi konsentrasi siswa.

d. Mencegah kebosanan

Siswa yang memiliki minat dapat mencegah rasa bosan untuk belajar

karena adanya minat membuat siswa tidak memiliki rasa keterpaksaan.

Selain itu siswa senang, suka, dan kreatif dalam menyelesaikan

tugas-tugas belajar. Karena dengan adanya minat belajar, maka anak dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Minat belajar akan muncul karena

adanya faktor-faktor motivasi, keinginan, dan perhatian

2.3.3 Menumbuhkan Minat Belajar

Menurut William Amstrong dalam Buku The Liang Gie (1995:133)

menegaskan bahwa studi tidaklah mungkin tanpa minat atau motivasi. Ada 10

cara untuk meningkatkan minat dalam belajarnya :

a. Siswa hendaknya berusaha menetapkan apa yang ingin di perbuatnya dan

kemana arah menuju.

b. Tetapkan suatu alasan bagi pekerjaan yang dilakukan dan dengan

demikian membersihkamnya dari unsur pekerjaan yang membosankan.

c. Siswa hendaknya berusaha menentukkan tujuan hidupnya, ingin menjadi

(47)

d. Lakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk menangkap keyakinan

guru mengenai dan pengabdian diri pada pelajaran yang bersangkutan.

e. Siswa hendaknya membangun suatu sikap yang positif yaitu mencari

minat-minat yang baik ketimbang alasan-alasan penghindar yang buruk.

f. Siswa hendaknya menerapkan keaslian dan kecerdasannya dalam mata

pelajaran sebagaimana dilakukannya pada kegemarannya.

g. Berlakulah jujur terhadap diri sendiri. Minat Mahasiswa akan meningkat

dalam pertimbangan langsung dengan banyaknya studi yang sepenuh hati

dilakukannya.

h. Praktekkan kebajikan-kebajikan dari minat dalam rung kuliah, yaitu

tampak dan berbuat seakan-akan sungguh beminat. Ini bukan penipuan diri

melainkan latihan yang berharga.

i. Siswa hendaknya menggunakan nalurinya menghimpun untuk

mengumpulkan keterangan. Hal ini tidak saja membantu perkembangan

minat, melainkan juga konsentrasi.

j. Janganlah takut untuk menggunakan rasa ingin tahu. Peradapan dan

pendidikan merupakan hasi dari kerja orang-orang yang berani

memberikan kekuasaan memerintah kepada rasa ingin tahu mereka.

Lima motif yang dapat dijadikan alasan-alasan untuk mendorong

timbulnya minat dalam diri seseorang. Menurut Lester Crow dan Alice Crow

dalam Buku The Liang Gie (1995:132) Yaitu :

a. Suatu hasrat keras untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam

(48)

b. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau

lain bidang studi.

c. Hasrat siswa untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

pribadi.

d. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru, dan

teman-teman.

e. Gambarkan diri di masa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu

bidang tertentu.

Menurut Richard Yorkey dalam Buku The Liang Gie (1995:136) ada 3

langkah untuk mengembangkan minat yang dapat dilakukan siswa yaitu :

a. Siswa hendaknya memikirkan bagaimana dan mengapa mata pelajaran itu

penting bagi pendidkan umumnya.

b. Siswa hendaknya memikirkan bagaimana mata pelajaran itu berkaitan

dengan mata-mata pelajaran lainnya atau dengan waktu, tempat masalah,

dan tujuan yang lain.

Minat bergantung pada pemahaman oleh karena itu, untuk memelihara

minat dan konsentrasi, siswa hendaknya melakukan belajar secara teratur dan

tidak takut untuk menanyakan persoalan atau mencari bantuan mengenai soal apa

(49)

2.3.4 Minat Belajar Akuntansi

Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan

informasi yang bermanfaat. Seperangkat pengetahuan tersebut merupakan suatu

sistem pencatatan, penggolongan, atau pengklasifikasian suatu transaksi keuangan

pada entitas usaha guna menghasilkan laporan keuangan.

Minat akuntansi adalah pemusatan motivasi, perhatian, dan keinginan

dari siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Untuk mengetahui lebih banyak

tentang akuntansi, siswa sebaliknya terlibat secara aktif dalam proses belajar

mengajar. Bila siswa berminat terhadap ilmu akuntansi, mereka akan selalu

mencari kesempatan untuk memperoleh keterangan guna memecahkan masalah

belajar akuntansi.

Dengan adanya minat belajar maka siswa dapat melakukan tindakan

dengan kondisi yang menyenangkan sehingga hasil yang diperoleh akan

memuaskan. Minat seseorang akan timbul karena dipengaruhi oleh faktor-faktor

minat itu sendiri. Minat yaitu kesadaran dalam diri seseorang untuk tertarik,

merasa senang dan suka mempelajari sesuatu melalui proses interaksi dengan

lingkungan sehingga perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap

usaha yang maksimal mmpunyai peranan yang besar bagi peningkatan prestasi

siswa.

Selain itu motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk belajar (Nasution, 1993: 8). Banyak bakat anak yang tidak

(50)

Bahan pelajaran yang menarik minant/ keinginan siswa akan dapat

dipelajari dengan sebaik-baiknya. Minat seringkali timbul bila ada perhatian.

Karena itu untuk menimbulkan perhatian (Ahmadi, 1982: 79). Selain itu menurut

Suryabrata (1998: 14) perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu

obyek serta banyak sedikitnya kesadaran menyertai sesuatu aktivitas yang

dilakukan. Lebih lanjut Suryabrata (1998: 18) mengemukakan bahwa aktivitas

yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses.

Indikator-indikator minat belajar yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1) Keaktifan siswa dalam belajar

Adanya keaktifan siswa dalam belajar, menunjukkan siswa tersebut

berminat terhadap pelajaran tersebut. Hal itu dapat ditunjukkan dengan

adanya partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dan

perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut.

2) Ketertarikan siswa untuk belajar

Adanya rasa suka dan ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi

akan berpengaruh pada hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat dari

belajar. Dengan adanya ketertarikan siswa untuk belajar maka siswa

akan melakukan tindakan belajar dengan kondisi yang menyenangkan

dan memperoleh hasil yang memuaskan.

3) Kemauan dalam mengerjakan tugas

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjakan tes, ulangan atau ujian

(51)

latihan-latihan yang ada dalam buku-buku atau soal-soal buatan sendiri.

Agar berhasil dalam belajarnya, maka setiap siswa harus mau

mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Setiap kali mendapatkan

tugas, setiap siswa hendaknya sehabis sekolah langsung dikerjakan.

2.4

Tinjauan tentang Cara Belajar

2.4.1 Pengertian Cara Belajar

Cara belajar adalah suatu system, metode dan tehnik yang baik dalam

usaha menuntut ilmu secara tuntas (Gie,1994:15). Menurut Nasution (2009: 94)

cara belajar adalah suatu cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa

dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan

memecahkan soal. Sedangkan menurut Slameto (2003: 8) cara belajar adalah cara

atau jalan yang harus dilalui untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan

dan ketrampilan.

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa cara belajar adalah suatu

system, metode, dan tehnik yang baik dalam usaha menuntu ilmu secara tuntas

yang dilakukan oleh seseorang terutama di dalam memahami dan mengingat suatu

(52)

2.4.2 Cara Belajar Efektif

Berikut ini beberapa rumusan mengenai cara belajar yang efektif

a. Menurut Pasaribu dalam Ratnaningrum (2005: 25), cara belajar yang

efektif meliputi :

1) Intensitas Belajar

Intensitas belajar adalah banyaknya waktu yang digunakan untuk

belajar dan kesungguhan dalam belajar. Apabila siswa belajar

dalam waktu singkat, maka apa yang dipelajari tidak akan

mendalam.

2) Keteraturan belajar

Keteraturan belajar sangat besar pengaruhnya di dalam

keberhasilan belajar. Tanpa adanya keteraturan belajar hasil belajar

yang baik tidak dapat diperoleh.

3) Kedisiplinan belajar

Kedisiplinan belajar adalah bagaimana siswa mempergunakan

waktu belajarnya dengan baik. Belajar secara teratur hanya

mungkin dilakukan kalau siswa mempunyai kedisiplinan.

4) Cara belajar berdasarkan waktu

Yang dimaksud dengan belajar berdasarkan waktu adalah cara

seperti dibawah ini :

a) Cara belajar pada hari-hari biasa, maksudnya adalah

(53)

b) Cara belajar pada ulangan harian, maksudnya adalah

bagaimana siswa mempergunakan waktu belajarnya pada

waktu menghadapi ulangan harian.

c) Cara belajar pada saat ulangan umum, maksudnya adalah

bagaimana siswa mempergunakan waktu belajarnya pada

waktu menghadapi ulangan umum. Apakah siswa belajar

seperti biasanya atau lebih ditingkatkan lagi waktu

belajarnya.

b. Menurut Slameto (2005: 82) cara belajar adalah cara atau jalan yang

harus dilalui untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan

ketrampilan. Cara belajar yang baik meliputi :

1) Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya.

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang

dilaksanakan oleh setiap harinya. Agar belajar dapat berjalan

dengan baik dan berhasil, seorang siswa harus mempunyai jadwal

yang baik dan melaksanakannya dengan teratur atau disiplin.

2) Membaca dan Membuat Catatan

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Agar dapat belajar

dengan baik maka perlu membaca dengan baik pula, karena

membaca adalah alat belajar. Salah satu metode membaca yang

baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode :

a) Survei (meninjau)

(54)

b) Question (mengajukan pertanyaan)

Untuk meningkatkan membaca, kita harus memberikan

jawaban atas pertanyaan tertentu.

c) Read (membaca)

Membaca apa yang dipelajari secara rinci

d) Recite (menghafal)

Mengulangi apa yang telah dibaca tanpa melihat buku.

e) Review (mengingat kembali)

Mengulang membaca buku tidak hanya menjelang ujian.

3) Mengulang Bahan Pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnnya dalam belajar, karena dengan

adanya pengulangan (review) bahan yang belum dikuasai serta

dengan mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak sesorang.

4) Konsentrasi

Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu

mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang

tidak berhubungan dengan pelajaran.

5) Mengerjakan Tugas

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan –latihan.

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjakan tes/ulangan atau

(55)

c. Menurut Tu`u (2004 : 80) cara belajar yang efisien adalah

1) konsentrasi sebelum dan pada saat pelajaran.

2) Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima.

3) Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari dan

berusaha menguasainya dengan sebaik-baiknya.

4) Mencoba menyelesaikan dan melatih dalam mengerjakan soal-soal.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan indikator-indikator cara belajar

dalam penelitian ini adalah :

1) Keteraturan Belajar

Keteraturan sangat besar pengaruhnya didalam keberhasilan belajar.

Tanpa adanya keteraturan belajar, hasil belajar yang baik tidak dapat

diperoleh. Keteraturan belajar dapat ditunjukkan dengan pembuatan

jadwal dan pelaksanaannya. Agar belajar dapat berjalan dengan baik

dan berhasil maka perlulah seorang siswa mempunyai jadwal yang

baikdan melaksanakannya dengan teratur supaya mendapatkan hasil

belajar yang optimal.

2) Aktivitas belajar

Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa

dalam belajar. Aktivitas belajar seorang siswa itu antara lain yaitu

membaca dan membuat catatan. Membaca besar pengaruhnya terhadap

belajar. Hampir sebagian kegiatan belajar adalah membaca, agar

belajar berjalan dengan baik maka perlulah membaca dengan baik

(56)

bahan pelajaran yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan

akan tetap tertanam dalam otak setiap siswa.

3) Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan

mengesampingkan hal lainnya yang tidak berhubungkan. Dalam

belajar, konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran

mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan denngan

belajar. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, jika

seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi maka jelas belajarnya

akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu, dan biaya saja.

Seseorang yang dapat belajar denga baik adalah mereka yang dapat

berkonsentrasi dengan baik.

2.5

Tinjauan tentang Mata Pelajaran Akuntansi

2.5.1 Pengertian Mata Pelajaran Akuntansi

Akuntansi adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat

memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi

keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang, dan modal suatu bisnis

dan hasil usahanya pada suatu waktu atau peroiode tertentu. Dengan informasi ini

pembaca laporan tidak perlu lagi mengunjumgi suatu perusahaan atau melakukan

intervieu untuk mebgetahui keadaan k

Gambar

Gambar 4.1 Distribusi Minat belajar...................................................................71
Tabel 1. 1 Rata-rata Nilai Ulangan Harian
Gambar 2.1 Hubungan tersebut dapat digambarkan melalui bagan
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar merias wajah foto berdasarkan indikator konsep merias wajah foto, jenis-jenis merias wajah foto, prinsip-prinsip

Mahasiswa mampu memahami konsep arsitektur, implikasinya, penentuan arsitektur serta delayed differentiation, platform planning, related system level design issues. -

Diharapkan dari hasil penelitian ini para konseli dapat meninggalkan kebiasaan-kebiasaannya berperilaku tidak baik (akhlak tercela/ akhlak madzmumah ), yaitu: ikut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa pada Telkomsel Selaku penyelenggara operator seluler kartu Simpati berdasarkan

Modal kerja permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja yang secara

[r]

Panjang yang diukur adalah panjang total, yaitu panjang dari ujung mulut ikan hingga pangkal ekor dan ditimbang bobot basahnya, kemudian sebanyak 60-120 ekor dimasukkan

Stand: Juni 2011 • Anhang A enthält die im Anhang I des WA aufgeführten Arten (von der Ausrottung bedrohte Arten, die durch den Handel beeinträchtigt werden könnten) sowie Arten,