92 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, pasien yang menjadi responden akan mendapatkan intervensi medikal hipnosis secara individual sekali per minggu dan minimal enam kali selama enam bulan sesuai dengan standar pengobatan TB. Tujuan intervensi medikal hipnosis adalah untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien TB.
Jangka pemberian perlakuan yang cukup lama dan keberadaan subjek yang tetap tinggal di rumah dan menjalani aktivitas seperti biasa, memungkinkan masuknya pengaruh diluar intervensi yang berdampak pada kepatuhan dan perilaku hidup sehat. Kondisi ini tidak memungkinkan peneliti melakukan eksperimen secara murni, sehingga desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Controlled Trial (Flik, C.E et al., 2011 dan Murti, 2011).
Untuk memastikan apakah ada pengaruh intervensi hipnosis terhadap kepatuhan minum obat maka digunakan analisis jalur (path analysis).
Menurut Somantri dan Muhidin (2006) analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuannya adalah menerangkan akibat langsung, tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis) digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, antara intervensi medikal hipnosis pada kepatuhan minum obat sesuai program DOTS dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab atau variabel bebas terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat atau variabel tergantung.
commit to user commit to user
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas wilayah Kota Surakarta dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Waktu penelitian dilakukan mulai Oktober 2014 sampai dengan November 2015.
C. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang berubah dari satu subyek ke subyek lain atau segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Sastroasmoro, 2008). Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen, variabel dependen dan variabel intervening.
1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Variabel independen pada penelitian ini adalah : Intervensi medikal hipnosis pada pasien TB.
2. Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika dilakukan intervensi, mengubah atau mengganti variabel independen.
Variabel dependen pada penelitian ini adalah :
Kepatuhan minum obat TB sesuai program selama 6 bulan tanpa putus.
3. Variabel intervening atau biasa disebut variabel independen kedua merupakan variabel yang mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen (Sugiyono, 2011).
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah :
a. Aspek persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit tuberkulosis.
b. Aspek pemahaman terhadap keseriusan penyakit tuberkulosis. commit to user commit to user
c. Aspek pemahaman terhadap manfaat terhadap program pengobatan tuberkulosis.
d. Aspek persepsi hambatan di dalam mengikuti program pengobatan.
e. Aspek tindakan nyata patuh minum obat sesuai program pengobatan.
f. Aspek self efikasi untuk patuh minum obat.
g. Aspek pengaruh media massa, teman, keluarga dan petugas kesehatan terhadap persepsi penyakit tuberkulosis.
h. Aspek persepsi pasien terhadap ancaman penyakit tuberkulosis.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Cara Pengukurannya
Definisi operasional variabel penelitian dapat dirumuskan melalui tiga cara. Pertama, berdasarkan proses apa yang harus dilakukan agar variabel yang didefinisikan terjadi. Kedua, berdasarkan bagaimana cara kerja variabel yang bersangkutan. Ketiga, berdasarkan kriteria pengukuran yang diterapkan pada variabel yang didefinisikan (Azwar, 2011). Atas hal tersebut, variabel independen dalam penelitian ini didefinisikan dengan mengacu pada cara pertama; dan variabel dependen dalam penelitian ini didefinisikan dengan mengacu pada cara kedua.
1. Intervensi medikal hipnosis dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai memberikan sugesti pada pasien TB dalam kondisi trance/hipnosis, sugesti yang diberikan berisi nasihat, ajakan dan perintah untuk patuh minum obat TB sesuai program. Sugesti dilakukan secara persuasif dengan maksud memengaruhi responden agar:
a. memiliki persepsi tentang kerentanan mengalami penyakit TB b. memiliki persepsi terhadap keseriusan penyakit TB
c. memiliki persepsi terhadap manfaat patuh minum obat TB
d. mampu mengatasi hambatan dalam mengikuti program pengobatan TB e. memiliki self efikasi untuk patuh minum obat TB sesuai program
f. memiliki aspek pengaruh media massa, teman, keluarga dan petugas kesehatan terhadap persepsi penyakit TB
g. memahami terhadap ancaman penyakit TB commit to user commit to user
Pasien yang mendapatkan intervensi medikal hipnosis diharapkan memiliki kepatuhan mutlak selama 6 bulan berturut-turut minum obat anti TB sesuai program dengan tanpa putus. Intervensi pertama kali dilakukan secara langsung oleh peneliti saat responden mengambil obat di apotik puskesmas, apotik rumah sakit ataupun di rumah, selanjutnya pasien dapat melakukan sendiri dengan menggunakan rekaman sugesti di MP3 atau telpon seluler yang sudah dipersiapkan. Intervensi medikal hipnosis dilakukan secara individual sekali per minggu dan minimal enam kali selama enam bulan sesuai dengan standar minimal pengobatan TB, peneliti dan keluarga memantau dan melakukan observasi pasien dalam melakukan self hypnosis dan meminum obat.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan skala likert yang memiliki rentang jawaban skor 1 hingga skor 5. Untuk pertanyaan favorable diberikan :
a) Skor 1 jika memilih sangat tidak setuju.
b) Skor 2 jika memilih tidak setuju.
c) Skor 3 jika memilih ragu-ragu.
d) Skor 4 jika memilih setuju.
e) Skor 5 jika memilih sangat setuju.
Pertanyaan unfavorable diberikan : a) Skor 1 jika memilih sangat setuju.
b) Skor 2 jika memilih setuju.
c) Skor 3 jika ragu-ragu.
d) Skor 4 jika memilih tidak setuju.
e) Skor 5 jika memilih sangat tidak setuju.
Pertanyaan yang diberikan mengacu pada konsep teori Health Belief Model, meliputi :
a) Aspek persepsi terhadap kerentanan penyakit TB.
b) Aspek persepsi keseriusan terhadap penyakit TB.
c) Aspek persepsi manfaat mengikuti program pengobatan penyakit TB.
d) Aspek persepsi hambatan mengikuti program pengobatan penyakit TB. commit to user commit to user
e) Aspek self efikasi mengikuti program pengobatan penyakit TB.
f) Aspek pengaruh media massa, teman, keluarga dan petugas kesehatan terhadap persepsi penyakit TB.
g) Pemahaman terhadap ancaman penyakit TB.
2. Kepatuhan minum obat TB adalah kepatuhan mutlak minum obat secara mutlak, tanpa putus selama enam bulan terus menerus.
Alat ukur yang digunakan dalam kepatuhan minum obat TB adalah checklist yang dilihat dengan observasi / kartu kontrol. Hasil yang didapat adalah : a). Jawaban ―Ya‖ di beri skor 2.
b). Jawaban ―Kadang-kadang‖ diberi skor 1.
c). Jawaban ―Tidak‖ diberi skor 0 (nol).
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien TB Paru di Kota Surakarta yang tercatat pada Dinas Kesehatan Kota Surakarta sejumlah 319 kasus (Profil kesehatan kota Surakarta 2014). Sampel yang digunnakan dalam penelitian ini adalah 30 orang sebagai kelompok kontrol dan 30 orang sebagai kelompok perlakuan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling artinya dilakukan pengambilan sampel dengan memilih subyek yang keterwakilannya sudah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi penelitian (Budiarto, 2004).
Pada penelitian ini sampel adalah pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
Beberapa kriteria inklusi dari sampel penelitian ini adalah :
a. Tercatat sebagai pasien TB Paru yang pertama kali mendapatkan program pengobatan TB pada Puskesmas / BBKPM yang menjadi obyek penelitian.
b. Sedang menjalani proses pengobatan dan belum sampai satu bulan mengikuti program pengobatan.
c. Dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
d. Memiliki kemampuan pendengaran dalam batas normal. commit to user commit to user
e. Memiliki kemampuan untuk mengikuti sessi medikal hipnosis.
f. Pasien TB Paru yang tidak memiliki komplikasi penyakit menular lainnya seperti HIV / AIDS.
g. Bersedia mengikuti eksperimen yang akan diberikan, yang dapat diketahui berdasar informed consent yang diberikan kepada responden.
Pertimbangan penetapan kriteria ini adalah agar pasien TB yang mau menjadi responden dalam penelitian ini semuanya benar-benar siap menjadi partisipan. Jika responden menyatakan siap, maka itu artinya mereka siap menjalani sesi hipnosis.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dari sampel penelitian ini meliputi :
a. Pasien yang sedang menjalani pengobatan namun sudah berjalan lebih dari 1 bulan.
b. Pasien TB yang tidak memungkinkan mengikuti medikal hipnosis.
c. Tidak bisa berbahasa Indonesia.
d. Memiliki kendala dalam berkomunikasi.
e. Memiliki gangguan kejiwaan yang mengganggu proses medikal hipnosis.
f. Memiliki kendala mengikuti proses medikal hipnosis.
g. Tidak bersedia menjalani proses medikal hipnosis.
F. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan sumber data berasal dari data primer dan data sekunder yaitu :
1. Data Primer
Merupakan data yang secara langsung diambil dari obyek penelitian.
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan maksud untuk mengumpulkan data dan informasi langsung dari responden, teknis ini dilakukan dengan wawancara dan memberikan kuesioner pertanyaan yang
commit to user commit to user
disusun berdasar konsep HBM, kuesioner diisi sendiri oleh responden atau dibantu diisikan oleh peneliti.
Selain wawancara pengambilan data juga dilakukan dengan observasi terhadap pelaksananaan program medikal hipnosis dan minum obat TB. Obyek penelitian yang diobservasi adalah saat mengikuti program hipnosis.
2. Data Sekunder
Merupakan data kunjungan pasien ke unit pelayanan kesehatan yang di peroleh tidak secara langsung dari obyek penelitian. Teknis pengumpulan data menggunakan sumber dari keluarga atau orang yang bisa dipercaya ataupun catatan medis di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Surakarta atau BBPKM Surakarta. Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan wawancara.
Tahapan yang dilakukan sebelum pengambilan data :
a. Mengajukan surat ijin permohonan penelitian kepada institusi penelitian.
b. Memberikan penjelasan kepada responden tentang manfaat tujuan penelitian.
c. Membacakan isi pernyataan dari lembar persetujuan, jika responden menyetujui maka responden dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan dan apabila responden menolak atau mengundurkan diri maka tidak ada ancaman atau paksaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
d. Melakukan intervensi hipnosis setiap kali kunjungan ke RS atau Puskesmas dengan cara memperdengarkan rekaman sugesti menggunakan alat bantu MP3 atau Handphone.
e. Melakukan pengumpulan data dengan kuesioner yang sudah dibuat dan melakukan wawancara untuk mendukung hasil penelitian.
commit to user commit to user
Tabel 3.1: Metode Pengumpulan dan Sumber Data NO JENIS
DATA
MACAM DATA METODE
PENGUMPUL AN DATA
SUMBER DATA 1 Data Primer - Aspek perspesi
tentang kerentanan terhadap TB.
- Aspek persepsi keseriusan terhadap TB.
- Aspek persepsi manfaat program DOTS.
- Aspek persepsi hambatan program pengobatan.
- Aspek self efikasi patuh minum obat.
- Aspek Cues to Action
- Aspek persepsi ancaman penyakit TB.
- Wawancara dengan menggunakan kuesioer.
- Observasi.
Responden
2 Data Sekunder
- Kepatuhan minum obat.
- Wawancara - Dokumen
tertulis
Keluarga, Petugas kesehatan, Catatan medis.
G. Desain Eksperimen
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian di muka, maka desain eksperimen yang digunakan adalah untreated control group design with pretest and posttest (Shadish, 2005). Selanjutnya rancangan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
commit to user commit to user
Kelompok Pengukuran Awal Perlakuan Pengukuran akhir _______________________________________________________________
Eksperimen O1 X O2 Kontrol O1 - O2
Keterangan:
O1 : Pengukuran sebelum diberi perlakuan O2 : Pengukuran setelah diberi perlakuan X : Perlakuan (intervensi medikal hipnosis) - : Tidak diberi perlakuan
Penjelasan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Melakukan pengukuran awal (O1) yaitu dengan kuesioner sesuai konsep Health Belief Model yaitu: (a) persepsi pasien terhadap keseriusan penyakit TB, (b) persepsi pasien terhadap kerentanan penyakit TB, (c) persepsi pasien terhadap hambatan mengikuti program pengobatan penyakit TB, (d) persepsi pasien terhadap manfaat mengikuti program pengobatan TB, (e) self-efficaccy pasien didalam mengikuti program pengobatan TB dan, (f) persepsi pasien terhadap ancaman penyakit TB dan kepatuhan minum obat TB. Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui persepsi awal pasien TB terhadap penyakitnya sebelum mendapatkan program medikal hipnosis, juga sebagai baseline tentang subjek yang akan dilibatkan dalam penelitian.
2. Memberikan perlakuan (X) kepada kelompok eksperimen berupa pemberian intervensi medikal hipnosis dengan mempertimbangkan beberapa hal: (a) medikal hipnosis dilaksanakan secara periodik selama menjalani program pengobatan atau enam bulan. (b) waktu pemberian medikal hipnosis tidak bersama-sama melainkan sesuai jadwal pengobatan tiap pasien. (c) medikal hipnosis diupayakan dapat dilaksanakan sendiri oleh pasien dengan mengacu modul yang sudah disiapkan kemudian dibawah bimbingan peneliti pasien menggunakan rekaman sugesti yang diputar melalui MP3 atau handphone, sehingga selalu siap kapanpun memerlukan. Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan tambahan atau hanya mendapatkan perlakuan rutin yang biasa diberikan di Puskesmas dan Rumah Sakit tanpa intervensi hipnosis. commit to user commit to user
3. Melakukan pengukuran akhir (O2) kepada kelompok eksperimen dan kontrol, dengan kuesioner sesuai konsep pada teori Health Belief Model dan skala kepatuhan minum obat TB. Skala yang diberikan sama persis seperti skala yang diberikan pada saat pengukuran awal.
H. Teknik Analisis Data
1. Skala Reliabilitas dan Kondisi Awal Sebelum Penelitian
Skala reabilitas (internal consistency) dipergunakan untuk mengukur konsepsi pada konsep Health Belief Model sebelum dipergunakan. Hasil dari tes reliabilitas sebelum dipergunakan dapat dilihat pada tabel 3.2, yang mana isi pertanyaan dari setiap konsep bervariasi mulai dari 5 hingga 15, dengan jenis pernyataan meliputi pernyataan favorable dan unfavorable. Skor item-total corelation pada semua konsep telah menunjukkan skor atau tingkat yang dapat diterima yaitu r≥0,20 (Kalpakjian, 2007).
Selain itu pengukuran reliabilitas pada alpha cronbach di setiap konsep instrumen telah melebihi ambang batas minimal yang dapat diterima yaitu 0.70 (George dan Mallery, 2003). Sehingga disimpulkan bahwa skala pengukuran konsep Health Belief Model pada penelitian ini menunjukkan reliabilitas yang baik (internal consistency).
commit to user commit to user
Tabel 3.2 Uji Reliabilitas Kuesioner Kengan Konsep Health Belief Model No. Konsepsi Number
of favorable items
Number of unfavorable items
Jumlah Item-Total Correlation (r):
minimum, maximum
Cronbach alpha
1 Persepsi Kerentanan
5 5 10 0,52; 0,69 0,88
2 Persepsi Keseriusan
5 10 15 0,25; 0,50 0,75
3 Persepsi ancaman
5 5 10 0,31; 0,53 0,77
4 Persepsi Manfaat
5 5 10 0,48; 0,71 0,89
5 Persepsi hambatan
5 5 10 0,37; 0,58 0,79
6 Isyarat untuk bertindak
3 2 5 0,61; 0,75 0,86
7 Efikasi diri 7 8 15 0,27; 0,46 0,76
8 Kepatuhan 8 7 15 0,32; 0,63 0,83
Sumber : Hasil pengolahan data primer responden
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa komponen indikator yang disusun ber- dasarkan konsep Health Belief Model dapat digunakan sebagai instrumen pe- nelitian, karena nilai konsistensi internalnya atau reliabilitas sudah melebihi nilai cut off nya yaitu 0,6 maka kuesioner itu dapat di gunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data.
2. Randomization
Penelitian ini menggunakan desain Randomized Controlled Trial dengan uji coba secara acak. Desain dipilih untuk memberikan bukti tentang keefektifan intervensi hipnoterapi dalam meningkatkan kepatuhan terhadap program minum obat tuberkulosis / DOTS. Randomisasi akan mendistribusikan secara rata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sehingga diharapkan dapat mengontrol efek yang tidak diinginkan dari faktor confounding; baik yang diketahui ataupun yang tidak diketahui oleh peneliti; sesuai dengan teori probabilitas bahwa masing- masing subjek penelitian dalam sampel; pada persepsi apapun faktor pengganggu tersebut muncul; tetap memiliki kesempatan yang sama. Faktor-faktor luar yang commit to user commit to user
menjadi confounding lainnya antara lain sifat "hypnotizability"; latar belakang sosial dan pendidikan; serta batas skor dari konsepsi Health Belief Model.
Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan Anacova dilanjutkan dengan uji kontras. Uji lanjut (post-hoc test) tidak perlu dilakukan karena sumber variasi pada independen hanya terdiri dari dua kelompok; yakni perlakuan dan kontrol. Sehingga hasil uji anacova sudah langsung menjelaskan kelompoknya.
Prasyarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji Anacova adalah : (1) distribusi data mengikuti kurve normal yang diuji dengan uji normalitas distribusi sampel; dan (2) variansi (sd²) antar masing-masing kelompok homogen yang diuji dengan uji homogenitas variansi.
Dampak intervensi hipnosis terhadap pasien TB dalam kepatuhan minum obat dievaluasi dengan alat bantu statistik uji t dan path analysis agar kebermaknaannya dapat dijelaskan.
Sebelum penggunaan uji t terlebih dahulu dilakukan pengujian bentuk distribusi data dengan uji Kolmogorov Smirnov; apabila hasilnya berdistribusi normal uji t dapat digunakan; namun bila tidak normal uji t diganti dengan alat statistik U Man Whitney. Homogenitas subjek pada kelompok kontrol dan eksperimen juga di evaluasi sebelum perlakuan diberikan; kedua kelompok diharapkan homogen sehingga perubahan diakhir perlakuan dinyatakan sebagai dampak perlakuan.
3. Uji Normalitas
Prosedur uji normalitas populasi dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov sebagai berikut:
a) Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal b) Statistik Uji
D =Maximum = |Fe (x) −F (x)|
commit to user commit to user
Dengan
Fe (x) = Frekuensi empirik
F(X) = Frekuensi observasi kumulatif n = sampel
c) Taraf signifikasi
= 0; 05 d) Daerah kritik
KS = {KS|KS>KSα;n}
Harga KSα;ndapat diperoleh dari Tabel Kolmogorov pada persepsi signifikansi α dan derajat bebas n (ukuran sampel)
e) Keputusan Uji
H0 ditolak jika harga D > KS.
f) Kesimpulan
a. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho diterima.
b. Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho ditolak.
Pada penelitian ini; populasi berdistribusi normal karena Ho diterima.
4. Uji homogenitas
Tujuan uji homogenitas adalah untuk menguji apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau mempunyai variansi yang sama atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode Levene test dengan prosedur sebagai berikut:
a) Hipotesis
H0 : σ12 = σ22 = … = σk2 (Populasi-populasi homogen)
H1 : σi2≠σj2paling sedikit ada satu variansi yang berbeda (bukan populasi- populasi yang homogen)
commit to user commit to user
b) Statistik Uji Levene’s Test
Dij = | Yij – i|
= rerata penyimpangan absolute n dari perlakuan i = rerata penyimpangan absolute N
c) Taraf Signifikansi α = 0; 05
d) Daerah kritik DK = {x2 | x2> xα2
; k -1} e) Keputusan uji
H0 ditolak jika harga statistik uji F berada di daerah kritik.
f) Kesimpulan
a. Populasi-populasi homogen jika H0 diterima b. Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak
5. Uji t
Pada penelitian ini uji t hanya dilakukan untuk melihat perbedaan signifikan kepatuhan minum obat TB pada pasien yang mendapat intervensi medikal hipnosis dibanding yang tidak mendapatkan intervensi medikal hipnosis dan tanpa melihat faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a) Menentukan Hipotesis
Ho1 :1 2; Tidak terdapat perbedaan signifikan kepatuhan minum obat TB pada pasien yang mendapat intervensi medikal hipnosis dibanding yang tidak mendapatkan.
commit to user commit to user
Ha1 :12; Terdapat perbedaan signifikan kepatuhan minum obat TB pada pasien yang mendapat intervensi medikal hipnosis dibanding yang tidak mendapatkan intervensi medikal hipnosis.
Ho2 :1 2; Statistik Uji
Perhitungan t hitung menggunakan rumus sebagai berikut :
2 2 2 1 2 1
2 1
n s n s
X t X
Keterangan : T = t hitung
X1 = rata-rata sampel 1 X2 = rata-rata sampel 2
2
s = Varians sampel 1 1 2
s = varians sampel 2 2
n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2 b) Taraf Signifikansi
α = 0; 05 c) Daerah kritik
DK = {| t | > tα} d) Keputusan uji
H0 ditolak jika harga statistik uji t berada di daerah kritik.
f) Kesimpulan
a. Tidak terdapat perbedaan signifikan jika H0 diterima b. Terdapat perbedaan signifikan jika H0 ditolak
commit to user commit to user
6. Analisis jalur / Path Analysis
Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data penelitian selanjutnya adalah analisis jalur; yaitu merupakan pengembangan statistik regresi sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus analisis jalur.
Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono; 2011). Analisis jalur pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung hipnosis sebagai variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) meliptui: kerentanan terhadap penyakit tuberkulosis; keseriusan terhadap penyakit tuberkulosis; manfaat mengikuti program kesehatan; hambatan mengikuti program kesehatan; kepatuhan mengikuti program kesehatan; self-efikasi mengikuti program kesehatan; isyarat untuk bertindak dan ancaman yang dirasakan pada penyakit TB.
Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat disebut koefisien jalur. Melalui analisis jalur akan diketahui seberapa besar pengaruh yang diberikan suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen terkait. Karena koefisien jalur tiak memiliki satuan maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar koefisien jalur akan semakin besar pengarh yang diberikan oleh variabel tersebut.
Besarnya pengaruh dari suatu variabel penyebab ke variabel akibat disebut dengan koefisien jalur dan diberi simbol dengan Pxixj. Seperti pada Gambar 3.1:
commit to user commit to user
Gambar 3.1. Hubungan Kausal antara Variabel X1; X2; dan X3
Pada Gambar 3.1; anak panah yang digunakan menunjukkan satu arah dari variabel penyebab ke variabel akibat. Hal ini mengisyaratkan bahwa hubungan antara X1 dengan X3; X2 dengan X3; dan X1 dengan X2 merupakan hubungan sebab akibat.
Besarnya pengaruh dari X1 terhadap X3 dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur yaitu PX3X1. Pengaruh dari X2 terhadap X3 dinyatakan dengan PX3X2 sedangkan pengaruh X1 terhadap X2 dinyatakan dengan PX2X1. Pengaruh variabel-variabel lain di luar variabel X1 dan X2 terhadap X3 adalah PX3. Koefisien jalur adalah koefisien yang tidak punya satuan; oleh karena itu secara relatif bisa sekaligus mengambil kesimpulan bahwa makin besar koefisien jalur maka secara relatif makin besar pengaruh yang diberikan variabel itu. Syarat yang diperlukan adalah:
a. Hubungan antar variabel merupakan hubungan linier.
b. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain.
c. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif.
d. Skala pengukuran baik pada variabel bebas maupun variabel terikat sekurang- kurangnya interval. commit to user commit to user
Untuk melakukan analisis data penelitian digunakan langkah-langkah analisis jalur adalah sebagai berikut:
a. Membangun hipotesis konseptual.
Untuk memudahkan pengkajian atas penelitian ini maka disusun hipotesis penelitian yang dibangun atas dasar kerangka teori yang telah dikembangkan.
b. Membuat diagram jalur hubungan kausal.
1) Menggambar diagram jalur untuk hubungan antara variabel secara lengkap.
Diagram jalur ini harus mencerminkan hipotesis konseptual yang diajukan;
sehingga tampak dengan jelas yang mana sebagai variabel penyebab dan yang mana sebagai variabel akibat.
2) Menghitung besarnya pengaruh (parameter struktural) antara suatu variabel penyebab dengan variabel akibat. Perhitungan ini didasarkan pada substruktur hubungan antara k buah variabel penyebab dengan sebuah variabel akibat.
c. Koefisien korelasi antara variabel dengan variabel Y disusun dalam matriks korelasi; untuk menghitung besarnya pengaruh tersebut didasarkan kepada:
Koefisien korelasi 1) Matriks korelasi 2) Modifikasi alrasjid
d. Koefisien korelasi antara variabel independen/eksogen yang disusun dengan matrik korelasi; dengan bentuk sebagai berikut
k ,..., 2 , 1 j
; Y Y
n X
X n
Y X Y
X n r
n 2
1 h
h n
1 h
2h n 2
1 h
jh n
1 h
2jh
n
1 h
h n
1 h
jh n
1 h
h jh
YXj
Harga koefisien korelasi antar variabel dalam sebuah matriks korelasi yang bentuknya:
k k
Xk 1 X 1
X 1 X
YXk 1
yy yy
X r r ...
r
r ...
r r
Xk 1
X Y
commit to user commit to user
e. Menghitung matriks invers dari matriks korelasi antara variabel independen / eksogenus (R1-1) dengan menyusun matriks dalam bentuk sebagai berikut:
Hitung matriks ivers korelasinya; atau
XkXk Xk 1 X 1
X 1 X
YXk 1
YX yy
CR CR ...
CR
CR ...
CR CR
Xk 1
X Y
f. Menghitung koefisien jalur Pyxi ; (1=1;2;3;4;5;6;7) dengan rumus sebagai berikut:
Untuk menentukan berapa besarnya pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya diperlukan persyaratan:
1) Hubungan antara variabel harus merupakan hubungan linear dan aditif.
2) Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain 3) Pola hubungan antara variabel adalah rekursif
4) Skala pengukuran baik pada variabel penyebab maupun pada variabel akibat sekurang-kurangnya interval.
Apabila persyaratan ini dipenuhi; maka koefisien jalur bisa dihitung dengan menggunakan Koefisien Regresi.
Andaikan dipunyai persamaan regresi multipel yang berbentuk:
e X b ...
X b b Yˆ
k XY 1
XY
0 1 k
Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil; harga-harga byx1; … ; byxk dapat ditentukan melalui:
n
h
h jh k
j ij
YX C X Y i k
b
1 1
1 ; 1,2,.... ,
Atau
n
1 h
h kh b
1 h
ik h
h 1 1 i
YXi C X Y ... C X Y
b
Dan
k YXk 1
1 YX
0 Y b X ... b X
b
Sedangkan
commit to user commit to user
n
1 h
h n
1 h
jh n
1 h
h jh n
1 h
h
jh X Y
n Y 1 X Y
X
n
1 h
ph n
1 h
jh n
1 h
ph jh n
1 h
ph
jh X X
n Y 1 X Y
X
n 2
1 h
jh n
1 h
2jh n
1 h
2jh
n X X 1
X
Dan
n 2
1 h
jh n
1 h
jh 2 n
1 h
jh
2 Y
n Y 1
Y
Harga-harga Ci1; … ; Cik dapat diperoleh dari matriks invers JK-JHK. Matriks JK-JHK bentuknya adalah
n
1 h
kh 2 n
1 h
kh h 2 n
1 h
h 2 2
n
1 h
kh h 1 n
1 h
h 2 h 1 n
1 h
h 1 2
k 2
1
X X X ...
X
X X ...
X X X
X X
X
Matrik invers JK-JHK adalah;
Ckk k 2 C ...
22 c
k 1 C ...
12 C 11 C
Xk 2
X 1 X
g. Menghitung R2y yaitu menyatakan determinan total terhadap Y sebagai Koefisien determinasi multiple
1) Koefisien determinasi dan unsur matriks invers korelasi 2) Fungsi dari koefisien determinasi
h. Menghitung pengaruh variabel lain (Py) yang tidak dimasukkan ke dalam model dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
commit to user commit to user
k ,..., 2 , 1 i
; Y X b
P n
1 h
2 ih n
1 h
2 ih 1
YX
XYi
Keterangan:
PYXi merupakan koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y BYxi merupakan koefisien regresi dari variabel Xi terhadap varuabel Y Hitung koefisien jalur dengan
k ,..., 2 , 1 i CR ; P CR
YY YXi
YXi
Keterangan:
PXYi merupakan koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y
CRYXi untur atau elemen pada baris ke-Y dan kolom ke-Xu dari matriks invers korelasi
CRYY unsur atau elemen pada baris ke-Y dan kolom ke-Y dari matriks invers korelasi
7. Uji Hipotesis a. Path Analysis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Path Analysis. Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan pengujian dengan pendekatan path analysis asumsi model; analisis kesesuaian model dan analisis koefisien jalur. Penjelasan dari masing-masing analisis adalah sebagai berikut:
1) Asumsi Model a) Normalitas data
Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas; yang merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel metrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et al.; 2010). Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan normalitas tersebut besar; maka akan mengakibatkan hasil uji statistik yang bias. Normalitas dibagi menjadi dua; yaitu: commit to user commit to user
(1) univariate normality (2) multivariate normality
Curran et al. dalam Ghozali dan Fuad (2005) membagi distribusi data menjadi tiga bagian:
(1) Normal; apabila nilai z statistik (Critical Ratio atau C.R.) skewness < 2 dan nilai C.R. kurtosis < 7.
(2) Moderately non-normal; apabila nilai C.R. skewness berkisar antara 2 sampai 3 dan nilai C.R. kurtosis berkisar antara 7 sampai 21.
(3) Extremely non-normal; apabila nilai C.R. skewness > 3 dan nilai C.R. kurtosis > 21.
b) Evaluasi outlier
Outliers adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim; baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair et al.;
2010). Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada Persepsi p<0;001.
Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan 2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian (Ferdinand; 2005).
2) Analisis Kesesuaian Model (Goodness-of-fit)
Model struktural dikategorikan sebagai ―good fit‖; bila memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:
a) Memiliki degree of freedom (df) positif.
b) Nilai level probabilitas minimum yang disyaratkan adalah 0;1 atau 0;2; tetapi untuk level probabilitas sebesar 0;05 masih diperbolehkan (Hair et al.; 2010).
c) Mengukur chi-square (2) statistic untuk memastikan bahwa tidak ada perbedaan antara matriks kovarian data sampel dan matriks kovarian populasi yang diestimasi. Nilai chi-square commit to user commit to user
(2) sangat sensitive terhadap besarnya sampel dan hanya sesuai untuk ukuran sample antara 100 – 200. Jika lebih dari 200; maka chi-square (2) statistic ini harus didampingi alat uji lainnya (Hair et al.; Tabachnick dan Fidell dalam Ferdinand; 2005). Model yang diuji akan dipandang baik bila nilai 2-nya rendah dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p > 0.05 atau p > 0.1; sehingga perbedaan matriks aktual dan yang diperkirakan adalah tidak signifikan (Hair et al.; Hulland et al. dalam Ferdinand; 2005).
d) CMIND/df; adalah statistik chi-square dibagi df-nya; yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur persepsi fitnya sebuah model. Nilai yang diterima adalah kurang dari 2 atau bahkan kadang kurang dari 3 (Ferdinand; 2005).
e) Menguji kesesuaian model dengan beberapa indeks tambahan;
seperti: Goodness of Fit Index (GFI); Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI); Tucker-Lewis Index (TLI); Comparative Fit Index (CFI); dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA).
Indeks-indeks yang digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model dapat diringkas dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Goodness-of-fit Indices
Goodness-of-fit Indices Cut-off Value Chi-square (2) Diharapkan kecil Degrees of freedom Positif
Significance Probability (p) 0,05
CMIN/DF 2,00
GFI 0,90
AGFI 0,90
TLI 0,90
CFI 0,90
RMSEA 0,08
Sumber: Ferdinand (2006). Ghozali (2009) commit to user
commit to user
3) Analisis Koefisien Jalur
Analisis ini dilihat dari signifikansi besaran regression weight model. Kriteria bahwa jalur yang dianalisis signifikan adalah apabila memiliki nilai C.R. nilai t tabel atau Persepsi signifikansi (p) yang lebih kecil dari 5% (Ferdinand; 2006).
b. Moderated Regression Analysis
Untuk menguji hipotesis digunakan moderated regression analysis.
Model empiris untuk variabel moderasi dapat disajikan dengan interaksi variabel-variabel di model moderated regression analysis (Aydin et al..
2005). Langkah pertama dalam fase data entry adalah menentukan skor pada pengujian pengaruh variabel moderator dengan mengalikan (interaction term) antara skor variabel independen dengan skor variabel moderator.
Adapun seluruh proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 22.
commit to user commit to user