• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebab aku telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang umat Tuhan (Ezra 7:10)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sebab aku telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang umat Tuhan (Ezra 7:10)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

Sebab aku telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN

dan melakukannya

serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang umat Tuhan

(Ezra 7:10)

(3)

3 Untuk studi Alkitab lebih lanjut kunjungi :

pustakakristen.com lbclass.win

copy link berikut untuk membagikan/share ebook ini kepada saudara kita yang lain:

http://www.pustakakristen.com/2017/01/bertumbuh-dalam- kristus.html

TUHAN YESUS MEMBERKATI

BERTUMBUH DALAM KRISTUS Oleh : Arjuna L B

@Copyright 2016

Diterbitkan oleh:

PUSTAKA KRISTEN PUBLISHER

Jalan Balas Klumprik 228, Surabaya 60222

Tata Letak dan Desain Sampul : Pustaka Kristen

(4)

4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Pendahuluan

Jaminan Keselamatan

Bertumbuh Sebagai Tanggung Jawab Orang Percaya Persekutuan Dengan Firman Tuhan

Pengakuan Dosa Ketekunan Dalam Doa

Persekutuan Orang-Orang Kudus

(5)

5

KATA PENGANTAR

Segala pujian hormat dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang membuat segala sesuatu ada sesuai dengan kehendakNya.

Penulis merasakan bimbinganNya dalam pengerjaan buku ini. Dari memberikan “inspirasi”, pengumpulan bahan-bahan sampai penyelesaian yang indah tepat pada waktu yang diharapkan.

Kerja sama yang baik telah terjalin dengan Pustaka Kristen Publisher, pustakakristen.com serta lbclass.win untuk menerbitkan dan mendistribusikan buku ini. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan kita. Ucapan terima kasih juga untuk isteri penulis Selvi T, dan anak kami Charissa yang menjadi sumber motivasi penulis.

Harapan penulis, buku ini membawa setiap umat percaya yang membacanya menikmati pertumbuhan rohani dan berbuah-buah di dalam hidupnya untuk kemuliaan Kristus. Dan untuk setiap koreksi isi maupun penulisan silahkan hubungi kami. SOLI DEO GRATIA.

Surabaya, Januari 2017

(6)

6

BAB I

PENDAHULUAN

Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah;

Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh (2 Petrus 3:18)

Tentunya kita pernah melihat seseorang yang sudah cukup umur untuk memiliki bentuk fisik yang dewasa, tetapi perawakannya kecil seperti anak-anak. Kita dengan mudah akan mengatakan bahwa orang ini tidak bertumbuh dengan baik. Orang itu tidak tumbuh dengan normal. Tentu dengan pertambahan usia pada seseorang secara normal akan berbanding lurus dengan pertumbuhan fisiknya.

Sehingga kalau pertumbuhan fisiknya terlambat atau bahkan terlalu cepat dari yang seharusnya kita akan menyimpulkannya sebagai pertumbuhan yang tidak sehat. Inilah yang kita kenal dengan pertumbuhan secara fisik.

Suatu saat saya bertemu dengan seseorang yang dari penampilan fisiknya mengindikasikan bahwa orang tersebut sudah cukup umur untuk disebut dewasa. Tetapi ketika semakin dekat saya perhatikan, rupanya perkataan dan tingkah lakunya seperti seorang anak kecil. Dia senang bemain-main layaknya seorang anak. Dalam kasus ini orang tersebut bertumbuh dengan baik secara fisik.

(7)

7

Perawakannya sesuai dengan usianya. Tetapi saya menyimpulkan bahwa orang ini tidak bertumbuh secara emosi. Karena seharusnya dengan umur dan kedewasaan fisik yang dimilikinya, seharusnya dia sudah bersikap sebagaimana orang dewasa pada umumnya.

Pertumbuhan rohani merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan setiap orang Kristen. Sebagaimana kita harus bertumbuh secara fisik dan mental, supaya masuk dalam kategori sehat, maka kita juga mutlak bertumbuh secara rohani.

Orang-orang Kristen yang sehat rohaninya harus mengalami pertumbuhan rohaninya. Beberapa indikator pertumbuhan rohani yang sehat bisa kita lihat dalam pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apakah bertambahnya usia saya (lamanya saya menjadi orang Kristen) berbanding lurus dengan kedekatan saya dengan Tuhan?

2. Apakah saya memiliki persekutuan yang rutin dan disiplin dengan Tuhan setiap harinya?

3. Apakah saya sudah merespon segala pengalaman hidup (susah atau senang) dengan ucapan syukur kepada Tuhan?

4. Apakah kasih kepada Tuhan dan kepada sesama sudah nyata dalam perilaku saya?

5. Apaka saya memiliki kerinduan yang begitu dalam untuk melayani Tuhan?

(8)

8

6. Apakah saya selalu membaca Alkitab setiap harinya?

7. Apakah saya bisa mengimani janji Tuhan tentang pemeliharaanNya bagi masa depanku?

Dan ada banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang bisa kita tanyakan kepada diri kita. Dan jawaban yang timbul dalam hati kita itulah gambaran pertumbuhan rohani kita.

Buku kecil ini akan membahas dan mengajak semua umat Tuhan yang membacanya untuk bercermin kembali, dengan keadaan diri kita yang sekarang ini, sudah sejauh mana kita bertumbuh di dalam iman kita? Dan buku kecil ini akan mengajak kita untuk bertumbuh bersama sebagai anak-anak terang kearah Kristus yang menjadi Kepala kita (Efesus 4:15-16). Sehingga waktu-waktu yang masih tersisa ini kita mengalami pertumbuhan, dan setiap orang percaya pada akhirnya dapat memberikan jawaban positif atas setiap pertanyaan di atas.

(9)

9

BAB II

JAMINAN KESELAMATAN

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam

maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24)

Sebelum memasuki pembahasan yang lebih mendalam tentang pertumbuhan rohani di dalam Kristus, kita perlu memahami status keselamatan yang kita dapatkan di dalam Kristus. Dalam beberapa kesempatan pelayanan, ketika penulis bertanya kepada jemaat, “apakah anda yakin mendapatkan hidup kekal? Kalau meninggal sekarang yakin masuk surga? Mengapa Anda yakin bisa masuk surga?” beberapa jawaban jemaat cukup menggembirakan, karena mereka merasa pasti masuk surga. Tetapi sebagian besar jemaat merasa ragu untuk menyatakan kepastian keselamatannya.

Ketika seorang petani menanam tanamannya, supaya tanaman yang dia tanam bertumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang baik, maka petani tersebut akan memastikan bahwa dia menanamnya ditempat yang tepat. Pertumbuhan rohani kita harus diawali dengan keselamatan yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan

(10)

10

kita. Dan keselamatan yang kita terima itu yang akan mendorong kita untuk senantiasa bertumbuh.

Semua manusia sudah jatuh dalam dosa dan Akibatnya Alkitab menegaskan bahwa semua orang sudah jatuh dalam dosa (Roma 3:23). Manusia sudah kehilangan gambar kemuliaan Allah. Kecenderungan manusia akan hal-hal yang jahat secara gamblang menjelaskan keberdosaan manusia itu. Kehidupan manusia tidak mampu lagi memenuhi standar kekudusan yang Allah inginkan.

Bahkan sejak dari kandungan (Mazmur 51:7). Dan akibat dosa itu adalah kematian fisik (Roma 5:12-21), kematian rohani (Efesus 2:1,5), dan kematian kekal/kematian kedua (Wahyu 20:14). Dosa membawa kerugian yang begitu banyak dalam kehidupan kita. Kematian fisik yang dimulai dari sakit penyakit yang bisa kita derita setiap saat.

Tidak kalah mengerikannya adalah kematian rohani yang mengakibatkan hilangnya damai sejahtera, lenyapnya sukacita, kesepian, kemarahan dan berbagai hal buruk lainnya yang terjadi pada semua orang. Kematian rohani akan membawa seseorang pada kematian yang kekal itu. Solusi untuk semuanya itu adalah keselamatan dari Kristus.

(11)

11

Keselamatan hanya oleh Kasih Karunia

Dalam bahasa Yunani adalah σωτηρία soteria, yang artinya tindakan atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya, penyakit atau bahaya, keselamatan juga mencakup kesehatan dan kemakmuran1. Dalam pemakaian Alkitab kata soteria dapat diartikan menjadi “suatu tindakan Allah dalam menyelamatkan manusia dari kematian yang kekal menuju kehidupan yang kekal. Keselamatan adalah pekerjaan Allah bagi manusia, dan oleh karena itu pekerjaan Allah maka keselamatan itu kasih karunia. Dan karena keselamatan itu pekerjaan Allah maka didalamnya ada suatu kepastian.

Efesus 2:1-8, pribadi yang sudah mati oleh dosa, sekarang mendapat kasih karunia Allah. Dia dengan kasih-Nya yang besar telah menghidupkan kita bersama-sama didalam Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan –“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” Keselamatan adalah dari Tuhan (Yunus 2:9).

Beberapa hal yang perlu dipahami sehubungan dengan keselamatan, antara lain:

1 Douglas, J.D. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini 2. YKBK. Jakarta. 2008. Hal.375

(12)

12

a. Penebusan/Redemtion.

Seperti disebutkan dalam 1Petrus 1:18-19, Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia…. dengan

… darah yang mahal, yaitu darah Kristus. Juga dalam Roma 3:23-24

“Karena semua orang telah berbuat dosa …24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”. Dalam bahasa Yunani disebut λυτρόω bebas dengan membayar tebusan. Pada dasarnya kata ini menjelaskan seseorang dalam suatu keadaan berhutang atau tertawan dimana dia sendiri tidak mampu lepas dari keadaan itu, tetapi dia menerima kebebasan tanpa harus membayar apa-apa. Manusia pada dasarnya sudah terjual dibawah kuasa maut. Tetapi kemudian mendapat kebebasan setelah penebusan dalam kematian Kristus.

b. Pendamaian/Reconciliation

Beberapa ayat yang berhubungan dengan ini adalah 2 Korintus 5:19 “sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.

juga Roma 5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya…..pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!”

Kata yang dipakai adalah καταλλαγή katallage yang berarti mendamaikan dan memulihkan. Secara umum dalam Perjanjian Baru

(13)

13

kata ini mengacu kepada karya Kristus yang menyelesaikan semua persoalan manusia akibat dosa dan yang memulihkan hubungan antara manusia dengan Allah, serta kehidupan kekal sebagai akibatnya bagi manusia itu.

c. Kelahiran Kembali

Bentuk Yunaninya adalah γεννάω gennao yang artinya memperanakkan atau melahirkan kembali. Kata ini digunakan untuk menyatakan tindakan mula-mula yang memperbaharui tetapi kemudian disusul dengan proses selanjutnya. Hal ini pekerjaan Allah dalam diri manusia yang membawa perubahan dalam seluruh pandangan pribadi (sikap, bicara, dsb). Sebelum kelahiran baru, dosa mengendalikan manusia dan memimpinnya kepada kematian kekal, tetapi oleh kelahiran kembali Roh Allah memimpin manusia itu menuju hidup kekal. Hal ini dapat dilihat pada Yohanes 3:3 “…jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak akan melihat Kerajaan Allah”. Juga dalam 1 Petrus 1:23, “kita dilahirkan bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, Firman Allah.”

d. Kemerdekaan

Kemerdekaan manusia dari dosa juga merupakan suatu konsep keselamatan dalam Perjanjian Baru. Roma 6:18-23 mengungkapkan “kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi

(14)

14

hamba kebenaran……sebagai kesudahannya adalah hidup yang kekal.” Sangat jelas bahwa keselamatan itu juga merupakan suatu kemerdekaan dari dosa, bebas dari penguasaan dosa. Dan masuk kepada suatu kehidupan baru yang pada akhirnya adalah kehidupan kekal.

e. Kepastian Keselamatan

Seperti yang sudah penulis singgung diawal tadi, karya keselamatan adalah pekerjaan Allah, jadi di dalamnya ada jaminan kepastian. Kenyataan yang seringkali kita jumpai dalam kehidupan orang Kristen yang masih ragu akan keselamatan jiwanya, tidak lain oleh karena pertumbuhan rohani yang kurang sehat dalam dirinya.

Dalam Yohanes 5:24, Tuhan Yesus mengatakan: “Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”

Dan banyak bagian Alkitab yang menjelaskan kepastian keselamatan itu, ketika kita sudah menerimanya sebagai kasih karunia.

(15)

15

BAB III

BERTUMBUH SEBAGAI TANGGUNG JAWAB ORANG PERCAYA

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.

Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10)

Dosa mengakibatkan kerusakan pada moral manusia.

Kecenderungan manusia adalah melakukan kejahatan (Roma 3:9-18).

Semua orang ada dalam kuasa dosa, dan semakin hari dosa semakin memuncak dan rusak. Karya keselamatan yang dikerjakan oleh Allah membawa perubahan yang baru dalam hal karakter manusia.

Efesus 2:10 “diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan yang baik”. Jadi mengapa manusia perlu diselamatkan? Sebab aplikasi dari keselamatan yang kita terima adalah pekerjaan yang baik dalam pribadi-pribadi yang sudah menerimanya keselamatan.

Ketika kita dilahirkan kembali, kita menjadi anak-anak secara rohani. Anak-anak rohani itu rentan terhadap penyakit-penyakit rohani. Seperti yang Paulus sampaikan pada 1Korintus 3:1-3, diantara jemaat yang sudah lahir baru masih rentan dengan iri hati dan perselisihan diantara mereka. Bahkan mereka dikatakan masih manusia duniawi, sehingga sulit untuk berbicara hal-hal yang keras (serius) tentang iman Kristen. Adanya jemaat yang mengundurkan

(16)

16

diri oleh karena tegoran dari pendeta atau anggota jemaat yang lain disebabkan ketidakdewasaan jemaat tersebut meresponi nasehat yang baik dari orang lain. Kasus yang seperti ini terjadi karena kedewasaan yang tidak terjadi pada orang tersebut.

Lama tidaknya seseorang menjadi anak-anak secara rohani tidak ditentukan oleh waktu yang dia jalani sebagai orang Kristen.

Jemaat di Ibrani yang sudah lama menjadi orang Kristen dan seharusnya sudah dewasa rohani, namun dikatakan masih anak-anak.

Seperti dikatakan dalam Ibrani 5:12-13: “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.”

Tuhan Menghendaki Pertumbuhan Rohani

Tuhan ingin kita tumbuh menjadi orang Kristen yang kuat dan dewasa. 1 Petrus 2:2 menegaskan, “dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.”

Sama seperti Tuhan menyediakan sinar matahari, hujan dan bahan makanan dari tanah untuk pohon, Ia juga telah menyediakan segala yang kita perlukan untuk bertumbuh menjadi dewasa dalam. Inti

(17)

17

permasalahannya adalah apakah kita sudah menyadari bahwa pertumbuhan rohani itu adalah tanggung jawab kita. Keselamatan adalah anugerah Tuhan untuk setiap orang percaya, tetapi setelah kita menerima status sebagai anak Allah maka kita harus mengalami pertumbuhan rohani. Memang pertumbuhan rohanipun adalah pekerjaan Allah dalam hidup kita, tetapi kita bertanggung jawab untuk mengusahakan dan membawa wadah kehidupan ini untuk Tuhan berkarya di dalamnya.

Proses Pertumbuhan Rohani

Setiap pertumbuhan membutuhkan waktu dan proses.

Pertumbuhan rohani umat Tuhan mengarah pada keserupaan dengan gambar dan rupa Allah, hal ini bukan sesuatu yang mudah.

Dari kondisi rohani kita yang rusak total oleh dosa (Roma 3:23) menuju perubahan yang drastis, tentu membutuhkan sumber daya rohani. Dalam 1 Korintus 13:11, disebutkan dua kondisi pertumbuhan: anak-anak dan dewasa. Semua diawali dari keadaaan anak-anak, kemudian beranjak menjadi dewasa. Namun perlu kita sadari ada proses panjang dan sulit yang harus kita lalui untuk mencapai kedewasaan rohani. Proses menuju kedewasaan secara fisikpun membutuhkan usaha dan waktu. Tetapi secara alami seseorang akan bertumbuh ke arah kedewasaan fisik walaupun dia kurang memperhatikan proses yang dia jalani tersebut. Tidak

(18)

18

demikian halnya dengan pertumbuhan rohani. Pertumbuhan rohani membutuhkan usaha yang lebih keras, perhatian yang konstan, dan juga pengorbanan yang lebih banyak.

Dalam prakata bukunya, Rick Warren menggambarkan betapa sulitnya proses pertumbuhan rohani itu: “Menjadi seperti Kristus adalah suatu proses pertumbuhan yang lama dan lambat. Itu merupakan perkembangan yang progresif dan bertahap yang akan berlangsung sepanjang sisa hidup. Dan bahkan perubahan rohani yang terjadi disepanjang hidup, tidak akan lengkap di sini di bumi.

Perubahan itu akan selesai ketika sampai di surga atau ketika Yesus datang kembali.”2

Proses dan waktu yang lama, yang dibutuhkan untuk menuju kedewasaan rohani itu menjelaskan betapa pertumbuhan rohani adalah hal yang sulit untuk dijalani. Tetapi di balik sulitnya proses pertumbuhan rohani itu, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kedewasaan rohani merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap orang percaya. Seperti pandangan berikut ini, “Bahkan kedewasaan fisik pun tidak selalu merupakan pengalaman yang mudah dan menyenangkan. Seorang remaja yang sedang meniti jembatan yang sulit dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, mengalami frustasi dan kegagalan; tetapi apabila ia terus berjalan (dan bertumbuh), akhirnya

2 Rick Warren, The Purposen Driven Life (Malang: Gandum Mas, 2006) halaman 197.

(19)

19

ia memasuki suatu kehidupan yang indah menuju dewasa.

Kedewasaan Kristen ialah sesuatu yang harus kita perjuangkan setiap saat.”3

Hasil akhir dari proses pertumbuhan yang sulit itu adalah kedewasaan rohani, yang membawa manfaat besar bagi pribadi yang mencapainya. Seperti pernyataan berikut ini, “Kedewasaan rohani adalah salah satu kebutuhan yang terbesar dalam jemaat-jemaat kita masa kini. Anggota-anggotanya belum cukup dewasa untuk makanan rohani yang keras, yang mereka perlukan (Ibrani 5:11-14).”4 Orang yang sudah sampai pada tahap kedewasaan, baik secara fisik maupun emosi dia akan lebih kuat bertahan dibandingkan anak-anak. Disinilah pentingnya kedewasaan rohani bagi umat Kristen. Yaitu kemampuan untuk mempersembahkan hidup bagi Tuhan, serta kemampuan untuk bertahan dari serangan terhadap imannya.

Pada bab-bab berikutnya kita akan mempelajari beberapa hal yang menjadi sarana pertubuhan rohani kita. Hal-hal apa saja yang membuat rohani kita semakin bertumbuh, penjelasannya bisa dibaca pada bab-bab berikutnya.

3 Warren W. Wiersbe, Dewasa di dalam Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 1999) 16.

4 Warren W. Wiersbe, Dewasa di dalam Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 1999) 12.

(20)

20

BAB IV

PERSEKUTUAN DENGAN FIRMAN TUHAN SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17)

Suatu pertumbuhan pasti membutuhkan nutrisi-nutrisi, atau kata sederhananya pertumbuhan itu membutuhkan makanan. Kalau pertumbuhan fisik pasti akan membutuhkan makanan fisik.

Sedangkan pertumbuhan rohani, pasti membutuhkan makanan rohani. Alkitab yang adalah firman Tuhan yang menjadi makanan rohani sekaligus yang akan mengarahkan pertumbuhan itu menuju kedewasaan.

Sesuai dengan 2 Timotius 3:16-17, seharusnya seluruh bagian firman Tuhan berdampak kepada kedewasaan rohani umat Tuhan.

Kitab Suci memberi hikmat yang menuntun kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus, mengajarkan dasar-dasar iman, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Alkitab yang adalah seutuhnya firman Tuhan, menjadi satu-satunya makanan rohani yang sehat bagi orang percaya.

Jadi supaya kita memiliki rohani yang sehat dan bertumbuh, maka

(21)

21

firman Tuhan adalah kebutuhan kita yang terutama. Iman yang progresif bersumber dari pendengaran (pembelajaran) yang intensif akan firman Tuhan (Roma 10:17).

Menyadari Kebutuhan Akan Firman Tuhan

Mengapa banyak orang begitu gigihnya bekerja bahkan sampai mengorbankan hal-hal yang berharga dalam hidupnya?

Didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka seseorang akan giat mencari pemenuhan kebutuhan tadi. Ketika semua orang Kristen memiliki kesadaran untuk memenuhi kebutuhan rohaninya, maka kita akan mencari firman Tuhan dengan hati yang lapar dan haus. Pertumbuhan rohani selalu dimulai dari kesadaran akan kebutuhan ini. Jemaat mula-mula senantiasa berkumpul untuk mendalami firman Tuhan (Kis. 2:42), dan yang terjadi adalah mereka bertumbuh secara rohani maupun kuantitasnya. Orang-orang Berea juga merindukan pemahaman yang baru setiap hari akan kebenaran firman Tuhan dan hal itu menjadikan mereka bertumbuh dalam imannya (Kis. 17:11-12).

Menyadari kita membutuhkan firman Tuhan membawa kita untuk bertekun membaca dan merenungkan serta melakukan firman Tuhan setiap harinya.

(22)

22

Contoh Rencana Pembacaan Alkitab

Ada berbagai variasi jadwal pembacaan dan bagian Alkitab yang bisa kita susun untuk saat teduh setiap hari. Beberapa orang bisa membaca dan merenungkan banyak pasal setiap harinya.

Beberapa orang lain hanya bisa merenungkan beberapa ayat setiap harinya. Tentu bukan hanya sedikit banyaknya ayat yang bisa kita baca dan renungkan, tetapi bagaimana sikap hati saat kita membaca firman itu, dan paling penting juga seberapa besar ayat-ayat itu mempengaruhi tingkah laku kita sepanjang hari. Inilah kunci pertumbuhan rohani itu, kita membaca Alkitab, diterima dalam hati, dan diaplikasikan dalam perbuatan.

Anda bisa mengambil waktu pagi atau malam hari, atau bahkan dua-duanya, untuk memulai pembacaan Alkitab. Bagian Alkitab yang Anda baca bisa dimulai dari Kejadian terus sampai Wahyu, bisa juga dikombinasikan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Untuk lebih praktisnya, sebagai pedoman pembacaan Anda bisa membeli Alkitab tahunan, atau bisa juga diunduh di internet.

Mendisiplinkan Diri dalam Pembacaan Alkitab

Tekun dan disiplin memang bukan hal yang mudah. Ketika kita sudah membuat perencanaan baca (reading bible plan), maka dibutuhkan komitmen untuk melakukannya secara terus menerus.

Mudah untuk membaca buku atau majalah kesukaan kita sampai

(23)

23

lembaran terakhir. Tetapi membaca Alkitab membutuhkan perjuangan dan komitmen. Sebab setiap pertumbuhan rohani yang akan terjadi dalam kehidupan kita tentu ada rintangannya. Tetapi kalau kita menyadari, disinilah peran Roh Kudus yang menuntun dan menguatkan kita untuk berkemenangan (Yohanes 14:16-17; 16:13).

Dan hasil dari ketekunan membaca firman Tuhan adalah kehidupan yang bertumbuh dan berbuah-buah (Mazmur 1:1-3).

Rohani yang sehat pasti merasakan kelimpahan berkat Tuhan, dan pasti akan menjadi berkat bagi sesamanya. Sebab itu mulailah tekun didalam pembacaan firman Tuhan.

(24)

24

BAB V

PENGAKUAN DOSA

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan

(1 Yohanes 1:9)

Dosa membawa akibat maut bagi setiap orang. Tetapi penebusan yang telah dilakukan oleh Kristus menjadikan kita ciptaan baru. Pertanyaannya adalah, “Apakah orang Kristen yang sudah ditebus Tuhan masih bisa berdosa? Tentu saja masih bisa. Selama kita hidup di dunia ini kehidupan kita masih rentan untuk melakukan dosa. Namun yang paling penting adalah status kita sebagai orang tebusan membuat kita bisa berseru minta pengampunan.

Dosa mendatangkan Penyakit Rohani

Dosa yang tidak diakui akan menghambat pertumbuhan rohani seseorang. Sebab dosa menyebabkan penyakit-penyakit rohani: ketakutan, hilangnya damai sejahtera, perpecahan, dan berbagai hal negatif lainnya. Dan selama penyaakit itu belum disembuhkan, tidak mungkin kita mengalami pertumbuhan rohani.

(25)

25

Oleh sebab itu pengampunan dosalah yang mendatangkan damai dan sukacita.

Dosa dan Keterpisahan dari Allah

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” (Yohanes 15:4). Dengan melekat pada Bapa, itulah yang menjadi sumber pertumbuhan rohani kita. Ketika kita hendak membangun hubungan dengan Tuhan, tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan dengan dosa-dosa yang melekat dalam diri kita. Sebab Tuhan itu kudus dan tidak mungkin sesuatu yang najis berkenan kepadaNya. Oleh sebab itu kita perlu mengadakan penyelesaian dengan Tuhan atas dosa-dosa kita, yaitu dengan pengakuan dosa.

Pengakuan dan Pengampunan Dosa

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi” (Mazmur 32:1). Dosa membuat hidup Daud tidak tenang. Dia datang mengakui kesalahannya kepada Tuhan dan hasilnya adalah pengampunan dan pendamaian. Tuhan menjanjikan

(26)

26

kepastian pengampunan dosa bagi setiap orang yang datang kepadaNya. “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18). “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).

Pertobatan Progresif

Alkitab menjelaskan bahwa pertobatan itu bersifat terus menerus. Diawali dengan pertobatan awal ketika kita menerima Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat kita. Maka dalam kehidupan selanjutnya, kita bertumbuh dalam kesadaran yang bersifat terus-menerus akan kekurangan kita dalam mengikut Tuhan.

Proses pembaharuan dari hari ke sehari (Roma 12:2) diawali dengan pengakuan-pengakuan kita terhadap Tuhan setiap hari.

(27)

27

BAB VI

KETEKUNAN DALAM DOA

Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami,

seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari

pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin (Matius 6:9-13)

Kekuatan Doa

Doa merupakan bentuk komunikasi kita dengan Tuhan.

Dengan doa kita menghubungkan/melekatkan diri dengan Tuhan.

Abraham berkomunikasi dengan Allah (Kej. 15:1-6); demikian juga dengan Musa (Kel. 3:1-4; 33:11); serta para nabi (1Sam. 3:4-9). Doa dalam Perjanjian Lama mencakup: permohonan, syafaat, pengakuan, dan pengucapan syukur. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami kepada murid-murid-Nya (Mat. 6:9-13;

Luk 11:2-4). Surat-surat dalam Perjanjian Baru mengajarkan bahwa doa mencakup pujian (Kis. 2:47), pengucapan syukur (1Kor. 14:16-17), dan permohonan (Flp. 4:6). Doa tidak dipandang sebagai memaksa Allah untuk bertindak, tetapi sebagai memohon agar jadilah kehendak Allah dan datanglah Kerajaan-Nya.

(28)

28

Doa kita tidak mengubah kehendak Allah. Tetapi dengan berdoa kita mengerti kehendak Allah, dan kita memiliki kekuatan untuk hidup dalam kehendak Allah.

Rasul Paulus menjelaskan alasan mengapa kita harus berdoa dalam Efesus 3:16-19. Datang berdoa dan menyembah Tuhan ada tujuan/sasaran, hal ini menjadi sangat penting karena tujuan mendorong untuk melakukan sesuatu dengan baik.

1. Supaya Allah (Tritunggal) menguatkan dan meneguhkan kamu (16-17).

2. Supaya kita dapat memahami dan mengenal kasih Allah yang tidak terbatas (ay 18-19a).

3. Supaya kita dipenuhi didalam segala kepenuhan Allah (19b).

Tentu doa memiliki makna dan tujuan yang sangat penting dalam pertumbuhan rohani kita. Sehingga dalam setiap seruan untuk berdoa di dalam Alkitab, sering disertai dengan ajakan untuk melakukannya dengan tekun.

Disiplin dalam Doa

Ada ditentukan jam-jam dan hari-hari tertentu untuk doa.

Yesus membiasakan diriNya “pagi-pagi benar” untuk membangun hubungan dengan BapaNya. Daniel mengambil waktu, tiga kali sehari untuk berdoa. Rasul Paulus menghabiskan waktu yang begitu banyak

(29)

29

untuk berdoa. Bagaimana dengan kita. Sudahkah kita mengambil waktu untuk disiplin dalam hal berdoa?

Ranting yang Berbuah adalah Ranting yang Melekat

Bila kita memperhatikan sebuah pohon, ranting mana yang menghasilkan buah? Dalam Yohanes 15:4-5, Tuhan Yesus mengumpamakan jemaat sebagai ranting-ranting yang harus melekat kepada Kristus yang adalah pokok. Hubungan yang terbangun antara ranting dengan pokok merupakan hal yang mutlak bagi kehidupan ranting tersebut. Dan pada waktunya ranting yang sudah cukup umur akan menghasilkan buah. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”. Sekali lagi, analogi hubungan ini menjelaskan pentingnya bagi orang percaya melekat dalam doa kepada Tuhan.

Apa yang Perlu Kita Doakan

Kita perlu berdoa untuk hamba-hamba Tuhan, berdoa untuk pelayanan, untuk pemberitaan Firman, penginjilan, untuk jemaat- jemaat, dan sebagainya. Sehingga kita bukan lagi jemaat yang berdoa hanya untuk diri sendiri. Tetapi menjadi jemaat yang terlibat dalam pelayanan khususnya dalam bidang doa ini. Rasul Paulus meminta

(30)

30

kepada jemaat untuk tekun berdoa baik bagi jemaat sendiri maupun untuk palayanan Paulus (Kolose 4:2-4)

Disiplin Doa

Pertumbuhan rohani terjadi melalui aktivitas rohani yang kita lakukan secara terus menerus. Tanpa ketekunan berdoa sulit kita mengharapkan rohani kita menjadi dewasa. Hal inilah yang ditekankan Alkitab dalam beberapa nats: “bertekunlah dalam doa”

(Roma 12:12); “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga- jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus- putusnya untuk segala orang Kudus” (Efesus 6:18).” Buat jadwal doa dan topik-topik doa harian Anda. Dan mulai lakukan secara teratur, maka rohani Anda akan mengalami pertumbuhan.

(31)

31

BAB VII

PERSEKUTUAN ORANG-ORANG KUDUS

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang

mendekat.(Ibrani 11:17)

Jangan meninggalkan persekutuan

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibrani 10:25). Kita dipanggil menjadi bagian tubuh Kristus, supaya hidup dalam persekutuan. Iman kita akan bertumbuh dalam persekutuan. Konteks ayat ini temtunya adalah jadwal-jadwal ibadah yang sudah ditentukan gereja untuk kita. Jika kita ingin bertumbuh di dalam iman, maka hal yang mutlak untuk membawa diri dalam persekutuan-persekutuan ibadah.

Dalam persekutuan/ibadah tentu ada: doa, perenungan firman Allah, maupun kesaksian-kesaksian. Dalam semua ini kita akan dibangun untuk kerohanian yang meningkat. Jadi sangat penting kita untuk terlibat dalam pertemuan-pertemuan ibadah. Sebab itu Alkitab menyatakan, “Latih diri untuk beribadah” (1 Timotius 4:7-8).

(32)

32

Makna Persekutuan Ibadah

Gereja dalam bahasa Yunani memiliki makna perkumpulan, kumpulan orang yang bersekutu dalam satu tujuan. Orang Kristen dipanggil dari kegelapan untuk masuk dalam persekutuan dalam terang Kristus, supaya satu sama lain saling membangun dan dibangun. Kekudusan hidup orang Kristen bukan karena

Ibadah berasal dari kata avoda (bhs Ibrani) / latreia (bhs Yunani),yang berarti pelayanan serta kata hisytokhawa (bhs Ibrani) / proskuneo (bhs. Yunani), yang berarti tiarap atau bertiarap, dalam Alkitab diterjemahkan dengan: sujud menyembah / tersungkur. Jadi, dalam ibadah terjadi dialog (komunikasi) antara Allah dan jemaat.

Masing-masing saling berinteraksi. Tuhan lebih dahulu berinisiatif menyatakan diri, baru kemudian jemaat menanggapi.

Ibadah Jemaat ialah suatu pertemuan antara Allah dengan Jemaat. Dalam pertemuan itu berlangsung semacam ‘dialog’: Allah berfirman dan Jemaat mendengar, Allah memberi dan Jemaat menerima serta mengucap syukur, Allah mengampuni dan Jemaat memuji nama-Nya, dan lain-lain.

(33)

33

Beribadahlah dengan cara yang Berkenan

Dalam Ibrani 12:28, “marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut”. Banyak orang Kristen yang tidak menunjukkan sikap hormat pada saat mengikuti ibadah.

Bermain-main dengan gadget pada saat khotbah disampaikan.

Berpakaian kurang pantas pada saat kegereja. Kehadiran kita dalam ibadah-ibadah tentu sangat penting, tetapi lebih penting lagi sikap hati yang kita pertunjukkan kepada Tuhan, yaitu dengan sopan dan hormat.

(34)

34

BAB VIII

PENUTUP

Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan

beroleh keselamatan (1 Petrus 2:2)

Jadi dalam Kristus kita memiliki jaminan keselamatan. Dan jaminan keselamatan itu cukup sebagai dasar pertumbuhan iman kita. Seperti tunas muda yang ditempatkan di tanah yang subur, demikian kehidupan setiap orang yang mengalami kelahiran baru.

Dan Tuhan sudah mengambil tanggung jawab dalam kelahiran baru itu. Maka sekarang tanggung jawab kita adalah bertumbuh dalam iman. Beranjak dari status anak-anak rohani yang baru lahir kepada kedewasaan iman yang penuh dalam Kristus.

Sarana pertumbuhan rohani kita adalah hasil persekutuan kita dengan firman Tuhan. Mengalami penyucian dosa setiap harinya serta bertekun dalam doa dan persekutuan-persekutuan ibadah.

Tentunya dalam setiap pertumbuhan rohani kita yang alami tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Selain itu

hal lagi yang

perlu kita perhatikan dalam proses pertumbuhan rohani itu

membutuhkan waktu. Tidak ada pertumbuhan rohani yang

(35)

35

instan, semua membutuhkan waktu. Ditengah budaya instan

sekarang ini, tantangan terberat kita untuk bertumbuh adalah

ketidaksabaran dengan banyaknya waktu yang harus berikan

untuk pertumbuhan itu. Tetapi dengan komitmen, penyerahan

diri dan kesabaran akan ada hasil yang indah untuk setiap

orang. SOLI DEO GRATIA

(36)

36

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilaksanakan di Daerah Irigasi Jatiluhur yang merupakan wilayah kerja dari Perum Jasa Tirta II, khususnya wilayah yang dilayani oleh Saluran Tarum Barat atau wilayah

Akan melakukan penelitian yang berjudul “GAMBARAN PERAWATAN PENYAKIT PULPA PADA PASIEN YANG BERKUNJUNG KE POLI GIGI PUSKESMAS SUKAJADI KOTA BANDUNG PERIODE BULAN MARET

Siswa dengan kecerdasan logika- matematika yang lebih tinggi akan cenderung lebih berminat dalam pelajaran matematika dibandingkan siswa yang memiliki kecerdasan

Berdasarkan tinjauan studi literatur yang telah dilakukan penelitian pada objek rancangan ini menggunakan prinsip Arsitektur Islam menurut Muchlis (2007) yang akan

kedua persamaan keseimbangan dapat digunakan (pers. Perhitungan dalam analisis dan perencanaan dimensi , tulangan lentur dan tulangan geser tambahan dapat dilakukan berdasarkan

Apabila data neraca penggunaan lahan dengan status sumber daya hutan tidak tersedia, penguasaan lahan, penggunaan maka perhitungan neraca sumber lahan pada kawasan lindung dan

Mafia, Plastic man mencari keberadaan mafia sebelumnya dan bertanya kepada seorang pedagang “dimana keberadaan ketua mafia yang ingin memegang daerahtanjung tembaga

Diberitahukan kepada seluruh keluarga besar Jemaat Pancoran Rahmat, bahwa berkenaan dengan kebijakan Pemerintah tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat