BERDASARKAN SAK EMKM PADA APOTEK FIRDAUS BANJARMASIN
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
NURHIDAYATI NIM D010317019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BAJARMASIN
2020
ii
BERDASARKAN SAK EMKM PADA APOTEK FIRDAUS BANJARMASIN
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
NURHIDAYATI NIM D010317019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BAJARMASIN
2020
iii
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
iv
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
v
PERNYATAAN KEASLIAN
vi
MOTTO
“Ubah pikiranmu dan kau dapat mengubah duniamu.”
Norman Vincent Peale
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir yang sederhana ini.
Shalawat serta salam tidak lupa tercurahkan dan selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tugas Akhir ini dipersembahkan kepada:
1. Ayah dan ibu yang selalu tak henti-hentinya mendukung, memberikan semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir kuliah Politeknik Negeri Banjarmasin.
2. Ibu Nailiya Nikmah S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin. Dan selaku dosen pembimbing II Tugas Akhir yang telah banyak membantu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan.
3. Hj. Nurul Qobiah, SE, Ak selaku dosen pembimbing I Tugas Akhir yang telah banyak membantu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan.
4. Keluarga besar HIMA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) yang selaku pemberi semangat dan doa kepada penulis agar selalu senantiasa bersemangat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Rosanty, Raissa, Antung, Ratu, Mahrini selaku teman yang selalu ada dalam memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Alpian Saputra selaku partner yang selalu membantu penulis dan memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Semua teman-teman D3 Akuntansi 2017 yang selalu memberikan semangat.
viii
ABSTRAK
NURHIDAYATI (
D010317019) PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SERTA PENYAJIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MPKP BERDASARKAN SAK EMKM PADA APOTEK FIRDAUS BANJARMASIN. Tugas Akhir, Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan pada Apotek Firdaus Banjarmasin menggunakan metode MPKP Perpetual berdasarkan SAK EMKM. Metode tersebut dianggap sangat cocok untuk persediaan dengan perputaran yang cepat.
Apotek Firdaus Banjarmasin merupakan entitas dagang yang bergerak dalam penjualan obat. Penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Dari hasil pengukuran 10 (sepuluh) jenis barang dagangan dengan menggunakan metode MPKP Perpetual sesuai dengan SAK EMKM pada Apotek Firdaus Banjarmasin yang dihitung berdasarkan persediaan awal, transaksi pembelian dan transaksi penjualan barang dagangan periode Februari – April 2020 dapat diketahui jumlah persediaan akhir untuk 10 jenis obat (sampel) adalah sebesar Rp22.005.895,00. Laba rugi untuk 10 jenis obat sebesar Rp7.321.735,00.
Kata Kunci : Pengakuan, Pengukuran, Persediaan Barang Dagangan, Metode
MPKP Perpetual, SAK EMKM
ix
ABSTRAK
NURHIDAYATI (
D010317019) RECOGNITION AND MEASUREMENT AND PRESENTATION OF MERCHANDISE INVENTORY USING THE MPKP METHOD BASED ON SAK EMKM AT APOTEK FIRDAUS BANJARMASIN. Final Project, Accounting Study Program, Accounting Departement, Banjarmasin State Polytechnic, 2020.
This study aims to determine the recognition and measurement and presentation of merchandise inventory at Apotek Firdaus Banjarmasin using the MPKP Perpetual method based on SAK EMKM. This method is considered very suitable for supplies with fast turnaround. Aotek Firdaus Banjarmasin is a trading entity engaged in the sale of drugs. This study uses a descriptive qualitative research approach and type. From the measurement results of 10 (ten) types of merchandise using the MPKP Perpetual method according to the SAK EMKM at Apotek Firdaus Banjarmasin which is calculated based on initial inventory, purchase transactions and merchandise sales transactions for the period February - April 2020, it can be seen that the amount of ending inventory for 10 types of drugs (sample) is IDR 22,005,895.00. Profit and loss for 10 types of drugs amounting to IDR 7,321,735.00.
Keywords: Recognition, Measurement, Merchandise Inventory, MPKP Perpetual
Method, SAK EMKM
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat taufik dan hidayah yang diberikan-Nyalah penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pengakuan Dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan Dengan Menggunakan Metode MPKP Berdasarkan SAK EMKM Pada Apotek Firdaus Banjarmasin” dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Tugas Akhir dibuat untuk memenuhi syarat wajib yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan program Diploma III pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dalam penyusunan Tugas Akhir banyak pihak yang membimbing dan membantu penulis dalam proses penyelesaiannya, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kedua orang tua atas doa yang tidak pernah putusnya memberikan semangat dan dukungan.
3. Bapak Joni Riadi, S.ST, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
4. Ibu Nailiya Nikmah S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin. Dan selaku dosen pembimbing II Tugas Akhir yang telah banyak membantu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan.
5. Ibu Hj. Nurul Qobiah, SE, Ak selaku dosen pembimbing I Tugas Akhir yang telah banyak membantu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan.
6. Seluruh dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Politeknik Negeri Banjarmasin.
7. Bapak Muhammad Amin selaku pemilik yang telah bersedia menerima dan
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, memberikan
data-data yang penulis perlukan.
xi
8. Keluarga besar HIMA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) yang selaku pemberi semangat dan doa kepada penulis agar selalu senantiasa bersemangat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Rosanty, Raissa, Antung, Ratu, Mahrini selaku teman yang selalu ada dalam memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Alpian Saputra selaku partner yang selalu membantu penulis dan memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10. Semua teman-teman D3 Akuntansi 2017 yang selalu memberikan semangat.
11. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, baik yang terlibat maupun tidak terlibat secara langsung dalam proses penyusunan Tugas Akhir.
Penulis menyadari laporan Tugas Akhir ini memiliki banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan yang penulis miliki dalam penyusunan laporan Tugas Akhir. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran. Semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
Banjarmasin, Juli 2020
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL... ii
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ... iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ...viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ...xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...xviii
BAB I ...1
PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Permasalahan...2
C. Rumusan Masalah ...3
D. Tujuan Penelitian...3
E. Manfaat Penelitian...3
BAB II ...4
TINJAUAN PUSTAKA...4
A. Landasan Teori ...4
B. Hasil Penelitian Terdahulu ...15
BAB III...18
METODE PEN ELITIAN ...18
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...18
B. Variabel Penelitian ...18
C. Jenis dan Sumber Data ...19
D. Metode Pengumpulan Data ...20
xiii
E. Teknis Analisis Data ...21
BAB IV ...22
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...22
A. Hasil Penelitian ...22
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...36
BAB V ...90
SIMPULAN DAN SARAN ...90
A. Simpulan...90
B. Saran ...91
DAFTAR PUSTAKA ...92
LAMPIRAN ...94
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Rumus Biaya MPKP - Periodik ...10
Tabel 2. 2 Metode Rata-rata Tertimbang - Periodik ...10
Tabel 2. 3 Pencatatan Transaksi Menggunakan Sistem Fisik dan Sistem Perpetual .. 12
Tabel 2. 4 Kartu Persediaan MPKP-Perpetual ...13
Tabel 2. 5 Hasil Penelitian Terdahulu ...15
Tabel 4. 1 Persediaan Awal Barang Dagangan ...26
Tabel 4. 2 Daftar Pembelian Barang Dagang...27
Tabel 4. 3 Daftar Penjualan Termagon Forte ...28
Tabel 4. 4 Daftar Penjualan Mixalgin 10x10’s ...29
Tabel 4. 5 Daftar Penjualan Bodrex 2x10’s Fbx ...30
Tabel 4. 6 Daftar Penjualan Paracetamol pim 100s ...30
Tabel 4. 7 Daftar Penjualan Trisela 5x10’s ...31
Tabel 4. 8 Daftar Penjualan Vitacimin Orange ...32
Tabel 4. 9 Daftar Penjualan Vitacimin Sweetlets ...33
Tabel 4. 10 Daftar Penjualan Paratensa Syr ...34
Tabel 4. 11 Daftar Penjualan Genoint Tetes Mata 0.3% 5ml ...35
Tabel 4. 12 Daftar Penjualan Arkavit...35
Tabel 4. 13 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...38
Tabel 4. 14 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...38
Tabel 4. 15 Kartu Persediaan MPKP Pertetual ...39
Tabel 4. 16 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...39
xv
Tabel 4. 17 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...40
Tabel 4. 18 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...40
Tabel 4. 19 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...41
Tabel 4. 20 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...41
Tabel 4. 21 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...42
Tabel 4. 22 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...42
Tabel 4. 23 Persediaan Akhir Barang Dagangan ...43
Tabel 4. 24 Perhitungan Jurnal Pembelian...43
Tabel 4. 25 Perhitungan Jurnal Penjualan ...44
Tabel 4. 26 Jurnal Pembelian dan Penjualan Barang Dagangan...47
Tabel 4. 27 Laporan Laba Rugi (10 Sampel Obat) ...52
Tabel 4. 28 Laporan Posisi Keuangan (10 Sampel Obat) ...53
Tabel 4. 29 Persediaan Awal Barang Dagangan ...54
Tabel 4. 30 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...54
Tabel 4. 31 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...55
Tabel 4. 32 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...55
Tabel 4. 33 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...56
Tabel 4. 34 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...56
Tabel 4. 35 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...58
Tabel 4. 36 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...58
Tabel 4. 37 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...59
Tabel 4. 38 Kartu Persediaan ...59
Tabel 4. 39 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...60
xvi
Tabel 4. 40 Persediaan Akhir Barang Dagangan ...60
Tabel 4. 41 Perhitungan Jurnal Pembelian...61
Tabel 4. 42 Perhitungan Jurnal Penjualan ...61
Tabel 4. 43 Jurnal Pembelian dan Penjualan Barang Dagangan...65
Tabel 4. 44 Laporan Laba Rugi (10 Sampel Obat) ...70
Tabel 4. 45 Laporan Posisi Keuangan (10 Sampel Obat) ...71
Tabel 4. 46 Persediaan Awal Barang Dagangan ...72
Tabel 4. 47 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...72
Tabel 4. 48 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...73
Tabel 4. 49 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...73
Tabel 4. 50 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...74
Tabel 4. 51 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...75
Tabel 4. 52 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...75
Tabel 4. 53 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...76
Tabel 4. 54 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...76
Tabel 4. 55 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...77
Tabel 4. 56 Kartu Persediaan MPKP Perpetual ...78
Tabel 4. 57 Persediaan Akhir Barang Dagangan ...78
Tabel 4. 58 Perhitungan Jurnal Pembelian...79
Tabel 4. 59 Perhitungan Jurnal Penjualan ...80
Tabel 4. 60 Jurnal Pembelian dan Penjualan Barang Dagangan...83
Tabel 4. 61 Laporan Laba Rugi (10 Sampel Obat) ...88
Tabel 4. 62 Laporan Posisi Keuangan (10 Sampel Obat) ...89
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Apotek Firdaus Banjarmasin ...23
Gambar 4. 2 Nota Pembelian Apotek Firdaus Banjarmasin ...24
Gambar 4. 3 Nota Penjualan Apotek Firdaus Banjarmasin ...25
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian...94
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Pembimbing Tugas Akhir I ...95
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Pembimbing Tugas Akhir II ...96
Lampiran 4 Lembar Saran Penguji Seminar Tugas Akhir I...97
Lampiran 5 Lembar Saran Penguji Seminar Tugas Akhir II ...98
Lampiran 6 Denah Perusahaan...99
Lampiran 7 Foto Perusahaan ...100
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup ...101
Lampiran 9 Pelaksanaan Sidang Tugas Akhir ...102
Lampiran 10 Surat Izin Apotek Firdaus Banjarmasin...103
Lampiran 11 Lembar Saran Penguji Seminar Proposal I ...104
Lampiran 12 Lembar Saran Penguji Seminar Proposal II...105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini dan masa yang akan datang perusahaan yang berada di bidang perdagangan ataupun manufaktur pasti memiliki persediaan barang dagangan. Persediaan barang dagang dibutuhkan agar bisa menjalankan aktivitas utama perusahaan dengan lancar. Dengan pengelolaan atau manajemen persediaan barang yang baik dari perusahaan, maka memungkinkan bagi perusahaan untuk mendapatkan pendapatan atau laba yang semakin besar dan dapat meminimalisir adanya kekosongan barang ataupun tertundanya aktifitas perdagangan.
Persediaan umumnya merupakan pos terbesar dalam aset lancar suatu perusahaan. Pengelolaan persediaan yang efektif dan efesien mampu meningkatkan laba perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak mampu mengelola persediaannya dengan baik, maka perusahaan dapat memperoleh kerugian yang cukup signifikan. (Sasongko, 2016:223)
Apotek Firdaus Banjarmasin bergerak di bidang farmasi atau usaha jual beli berbagai macam jenis obat-obatan yang mengharuskan entitas memiliki manajemen persediaan barang dagang yang baik. Manajemen persediaan yang baik juga dapat meningkatkan keuntungan dan mengurangi resiko kerusakan persediaan barang dagangan. Usaha ini memiliki tingkat penjualan yang cukup besar sehingga memerlukan penanganan yang memadai.
Apotek Firdaus Banjarmasin dalam perhitungan dan pengukuran akuntansinya selama ini masih belum sesuai dengan standar akuntansi.
Apotek Firdaus Banjarmasin tidak mencatat transaksi pembelian dan
transaksi penjualan. Apotek Firdaus Banjarmasin hanya menyimpan nota-
nota transaksi pembelian dan penjualan yang dikumpulkan dan disimpan
untuk menjadi arsip. Apotek Firdaus Banjarmasin tidak selalu memberikan
nota penjualan kepada pembeli terkecuali pembeli meminta untuk dibuatkan.
Untuk mengetahui jumlah persediaan barang dagangan, Apotek Firdaus Banjarmasin akan melakukan perhitungan terhadap jumlah fisik barang dagangan yang tersedia di toko apabila sudah terlihat sedikit.
Apotek Firdaus Banjarmasin adalah termasuk usaha kecil dan menengah yang memerlukan pencatatan akuntansi yang sederhana agar dapat mudah dipahami dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Oleh sebab itu, penulis menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) pada Apotek Firdaus Banjarmasin.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengakuan dan Pengukuran serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan dengan Menggunakan Metode MPKP Berdasarkan SAK EMKM pada Apotek Firdaus Banjarmasin”.
B. Permasalahan
Permasalahan yang di dapat dari latar belakang di atas adalah Apotek Firdaus Banjarmasin tidak melakukan pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan sesuai dengan SAK EMKM. Sebagai entitas yang sudah tergolong dalam entitas kecil menurut SAK EMKM maka sudah seharusnya Apotek Firdaus Banjarmasin melakukan pencatatan akuntansi sesuai standar akuntansi yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan sebuah laporan keuangan. Jika Apotek Firdaus Banjarmasin memiliki pencatatan akuntansi yang baik, maka Apotek Firdaus Banjarmasin dapat mengontrol keluar masuknya persediaan barang dagang sehingga tidak ada terjadi penyelewengan ataupun kehilangan barang dagangan yang tidak diketahui.
Pada penelitian ini penulis membatasi masalah yang dibahas hanya pada
perhitungan dan pengukuran persediaan barang dagangan selama 3 bulan
yaitu 1 Februari s.d. 30 April 2020 pada Apotek Firdaus Banjarmasin dengan
menggunakan metode MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) dan tidak
membahas retur baik retur penjualan maupun retur pembelian. Adapun
barang yang dibuatkan perhitungannya hanya 10 jenis obat yang memiliki
perputaran yang cepat pada persediaan di toko. Adapun jenis obat yang
dibuatkan perhitungannya yaitu Termagon Forte, Mixalgin 10x10’s, Bodrex 2x10’s Fbx, Paracetamol pim 100s, Trisela 5x10’s, Vitacimin Orange, Vitacimin Sweetlets, Paratensa Syr, Genoint Tetes Mata 0.3% 5ml, Arkavit.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan dengan menggunakan metode MPKP berdasarkan SAK EMKM pada Apotek Firdaus Banjarmasin?”.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dibuat penulis dengan tujuan untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan dengan menggunakan metode MPKP berdasarkan SAK EMKM pada Apotek Firdaus Banjarmasin.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Apotek Firdaus Banjarmasin
Penelitian ini diharapkan bisa membantu Apotek Firdaus Banjarmasin dalam pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan agar dapat di manajemen dengan baik dan teratur.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini membuat penulis dapat menerapkan ilmu akuntansi persediaan yang telah diberikan dan dipelajari pada masa perkuliahan dengan baik.
3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan untuk
adik-adik mahasiswa, khususnya yang akan mengambil Tugas Akhir
dengan tema yang sama.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Persediaan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah, persediaan adalah aset:
a. Untuk dijual alam kegiatan normal
b. Dalam proses produksi untuk kemudian dijual
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa (IAI, 2016:21)
Persediaan adalah barang dagang yang masih ada sampai akhir periode akuntansi dan dinamakan persediaan barang dagang. (Hery, 2013:27)
2. Pengakuan dan Pengukuran Persediaan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah, pengakuan dan pengukuran persediaan adalah:
a. Entitas mengakui persediaan ketika diperoleh, sebesar biaya perolehannya.
b. Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi siap digunakan.
c. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran, demi kemudahan, dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya perolehan.
d. Entitas dapat memilih menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang dalam menentukan biaya perolehan persediaan.
e. Jumlah persediaan yang mengalami penurunan dan/atau kerugian,
misalnya karena persediaan rusak atau usang, maka diakui sebagai
beban pada periode terjadinya penurunandan/atau kerugian tersebut (IAI, 2016:21).
3. Kepemilikan Persediaan Barang
Untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikan. Barang-barang akan dicatat sebagai persediaan pihak yang memiliki barang tersebut, sehingga perubahan catatan persediaan akan didasarkan pada perpindahan hak pemilikan barang. Kadang-kadang terdapat keadaan dimana sulit untuk menentukan hak pemilikan barang sehingga dalam praktek akan ditemui adanya penyimpangan-penyimpangan. Kesulitan menentukan perpindahan hak atas barang antara lain timbul dalam keadaan berikut ini:
a. Barang-barang dalam Perjalanan (Goods in Transit)
Barang-barang yang ada pada tanggal neraca masih dalam perjalanan menimbulkan masalah apakah masih menjadi milik penjual atau sudah berpindah haknya pada pembeli. Untuk mengetahui barang-barang itu milik siapa, harus diketahui syarat pengiriman barang-barang tersebut. Ada 2 syarat pengiriman, yaitu:
1) FOB (Fire on Board) shipping point, apabila barang-barang dikirim dengan syarat FOB shipping point maka hak atas barang yang dikirim berpindah pada pembeli ketika barang- barang tersebut diserahkan pada pihak pengangkut. Pada saat tersebut penjual mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan 8 barangnya. Prinsip pengakuan hak seperti ini biasanya sulit dilakukan dalam praktek karena biasanya pembeli tidak mengetahui kapan barangnya dikirim.
Oleh karena itu untuk memudahkan pencatatan persediaan,
maka pembeli akan mencatat pembelian dan menambah
persediaan barangnya pada waktu barang-barang tersebut
diterima oleh pembeli, sedangkan penjual akan mencatat
penjualan dan mengurangi persediaan barangnya pada waktu pengiriman barang-barang tersebut. Penyimpangan ini baru menjadi masalah jika pada tanggal penyusunan laporan keuangan ada barang-barang yang masih dalam perjalanan.
Agar laporan keuangan itu benar maka barang-barang dalam perjalanan pada tanggal neraca ditentukan milik siapa.
2) Syarat pengiriman FOB destination berarti bahwa hak atas barang baru berpindah pada pembeli jika barang-barang yang dikirim sudah diterima oleh pembeli. Jadi perpindahan hak atas barang terjadi pada tanggal penerimaan barang oleh pembeli.
Pada saat tersebut penjual mengurangi persediaan barangnya dan mencatat penjualan, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya. Seperti halnya FOB shipping point, ada kesulitan bagi penjual untuk menentukan kapan barang-barang tersebut sampai di tangan pembeli. Oleh karena itu dalam praktek terjadi penyimpangan- penyimpangan yaitu penjual sudah mencatat penjualan dan mengurangi barangnya pada saat mengirimkan barang-barang tersebut, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya pada saat menerima barangbarang tersebut. Pada tanggal neraca, perlu ditentukan dengan jelas barang dalam perjalanan itu milik penjual atau pembeli agar dapat ditentukan jumlah persediaan barang dagang yang benar. (Baridwan, 2015: 152-153).
b. Barang-barang yang Dipisahkann (Segregated Goods)
Kadang-kadang terjadi suatu kontrak penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus. Barang-barang yang dipisahkan tersendiri dengan maksud untuk memenuhi kontrak-kontrak atau pesanan-pesanan walaupun belum dikirim, haknya sudah berpindah pada pembeli.
Oleh sebab itu pada tanggal penyusunan laporan keuangan jika ada
barang-barang yang dipisahkan, harus dikeluarkan dari jumlah persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan. Begitu pula pembeli dapat mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya. (Baridwan, 2015: 153)
c. Barang-barang Konsinyasi (Consignment Goods)
Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijualkan (dikonsinyasikan) haknya masih tetap pada yang menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual. Sebelum barang-barang tersebut dijual masih tetap menjadi persediaan pihak yang menitipkan (consignor). Pihak yang menerima titipan (consignee) tidak mempunyai hak atas barang-barang tersebut sehingga tidak mencatat barang-barang tersebut sebagai persediaannya. Apabila barang-barang itu sudah dijual maka yang menerima titipan membuat laporan pada yang menitipkan. Pada waktu menerima laporan, pihak yang menitipkan (consignor) mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya.
(Baridwan, 2015: 154)
d. Penjualan Angsuran (Installament Sales)
Dalam penjualan angsuran, hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan mencatat barang-barang tersebut dalam persediaannya dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang- barang tersebut dalam persediaannya sejumlah yang sudah dibayarnya.
Apabila dianggap bahwa kemungkinanan pembatalan
penjualan tersebut adalah kecil maka penjual dapat mengakuinya
sebagai penjualan biasa yang diangsur dan pembeli dapat
mencatatnya sebagai pembelian biasa yang pembayarannya
diangsur. (Baridwan, 2015:154).
4. Pembebanan Persediaan barang Dagangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah tahun 2016 yang efektif berlaku 1 Januari 2018 bahwa pembebanan persediaan barang dagang oleh entitas dapat dilakukan saat penjualan (metode perpetual) atau saat akhir periode pelaporan (metode periodik). Entitas dapat memilih rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang untuk menentukan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP).
Contoh:
Pada tanggal 1 Desember 20X8, Entitas A tidak memiliki saldo persediaan. Pada tanggal 5 Desember 20X8, Entitas A membeli 1.000 unit persediaan pada biaya perolehan Rp1.000 per unit. Pada tanggal 10 Desember 20X8, Entitas A membeli 1.000 unit persediaan pada biaya perolehan Rp1.100 per unit. Pada tanggal 15 Desember 20X8, Entitas A menjual 1.000 persediaan dengan harga jual Rp1.500 per unit secara tunai.
a. Metode MPKP-Perpetual
Metode ini mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian, serta HPP dicatat saat transaksi penjualan.
Pencatatan saat terjadi penjualan:
Kas Rp1.500.000
Penjualan Rp1.500.000
(=Rp1.500 x 1.000)
HPP Rp1.000.000
Persediaan Rp1.000.000
(=Rp1.000 x 1.000)
b. Metode Rata-Rata Tertimbang-Perpetual
Metode ini mengasumsikan biaya setiap barang ditentukan
berdasarkan biaya rata-rata tertimbang persediaan awal periode dan
persediaan yang dibeli atau diproduksi selama periode, serta HPP dicatat saat transaksi penjualan. Pencatatan saat terjadi penjualan:
Kas Rp1.500.000
Penjualan Rp1.500.000
(=Rp1.500 x 1.000)
HPP Rp1.050.000
Persediaan Rp1.050.000
(=Rp1.050 x 1.000)
Rp1.050={(Rp1.000 x 1.000)+(Rp1.100x 1.000)}/(1.000 + 1.000) c. Metode Periodik
Dengan metode periodik, HPP dihitung dan dicatat entitas pada akhir periode pelaporan. Untuk persediaan barang dagang, HPP dihitung dengan formula sebagai berikut:
Persediaan awal xxx (+) Pembelian xxx (-) Persediaan akhir xxx
(=) HPP xxx
Nilai persediaan akhir yang digunakan begantung pada rumus
biaya yang digunakan. Dengan rumus MPKP maka nilai pesediaan
akhir diasumsikan adalah nilai pembelian akhir. Sementara itu
dengan rumus rata-rata, nilai persediaan akhir adalah nilai
pembelian rata-rata (IAI, 2016:56-57). Berikut adalah contoh tabel
perhitungan untuk rumus biaya MPKP-periodik dan metode rata-
rata tertimbang-periodik. (Lihat tabel 2.1. dan 2.2.)
Tabel 2. 1 Rumus Biaya MPKP - Periodik
Sumber: (IAI, 2016:57)
Tabel 2. 2 Metode Rata-rata Tertimbang - Periodik
Sumber: (IAI, 2016:58)
5. Metode Pencatatan Persediaan Barang
Ada 2 metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan, yaitu:
a. Metode Fisik
Penggunaan metode fisik ini mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (Stock Opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini
Persediaan Awal Rp xxx
(+) Pembelian Rp 2.100.000
(-) Persediaan Akhir Rp 1.100.000
(=) HPP Rp 1.000.000
Ayat Jurnal Penyesuaian 31 Desember 20X8
HPP Rp 1.000.000
Persediaan Rp 1.000.000
Persediaan Awal Rp xxx
(+) Pembelian Rp 2.100.000
(-) Persediaan Akhir Rp 1.050.000
(=) HPP Rp 1.050.000
Ayat Jurnal Penyesuaian 31 Desember 20X8
HPP Rp 1.050.000
Persediaan Rp 1.050.000
mutasi persediaan barang dagang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian persediaan barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu.
Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung.
Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Persediaan barang awal Rpxxx
Pembelian (neto) Rpxxx +
Tersedia untuk dijual Rpxxx Persediaan barang akhir Rpxxx –
Harga pokok penjualan Rpxxx
Ada masalah yang timbul jika digunakan metode fisik, yaitu jika diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek (interim) misalnya bulanan, yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak diikutinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan. (Baridwan, 2015:151).
b. Metode Buku (Perpetual)
Ada masalah yang timbul jika digunakan metode fisik, yaitu
jika diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek
(interim) misalnya bulanan, yaitu keharusan mengadakan
perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki
jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan
memakan waktu yang cukup lama dan akhibatnya laporan keuangan
juga akan terlambat. Tidak diikutinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan. (Baridwan, 2015:151).
Tabel 2. 3 Pencatatan Transaksi Menggunakan Sistem Fisik dan Sistem Perpetual
No Transaksi Sistem Fisik Sistem Perpetual
1 Transaksi Pembelian Tunai
Pembelian xx Persediaan barang dagangan xx Kas xx Kas xx 2 Transaksi Pembelian
Kredit
Pembelian xx Persediaan barang dagangan xx Utang dagang xx Utang dagang xx 3
Transaksi Pengurangan dari Transaksi Kredit
Utang Dagang xx Utang Dagang xx
Pengurangan Pembelian xx Persediaan Barang Dagangan xx 4 Transaksi Retur
Pembelian
Kas xx Kas xx
Retur Pembelian xx Persediaan Barang Dagangan xx 5 Transaksi Pelunasan
Utang
Utang Dagang xx Utang Dagang xx
Kas xx Kas xx
6 Transaksi Penjualan Tunai
Kas xx Kas xx
Penjualan xx Penjualan xx
Kos Barang Terjual xx
Persediaan Barang Dagangan xx
7 Transaksi Penjualan Kredit
Piutang Dagang xx Piutang dagang xx Penjualan xx Penjualan xx
Kos Barang Terjual xx
Persediaan Barang Dagangan xx
8 Transaksi Pelunasan Piutang
Kas xx Kas xx
Piutang Dagang xx Piutang Dagang xx 9
Transaksi
Pengurangan Harga Penjualan Tunai
Pengurangan Penjualan xx Pengurangan Penjualan xx Kas xx Kas xx
Lanjutan
10 Transaksi Retur Penjualan
Retur Penjualan xx Retur Penjualan xx Utang Dagang xx Utang Dagang xx
Persediaan barang dagangan xx
Kos Barang Terjual xx
Sumber: Warsono (2013:193-218)
6. Kartu Persediaan
Kartu persediaan adalah kartu catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat penyesuaian terhadap data persediaan barang dagangan (kuantitas dan harga pokok total) yang berdasarkan hasil perhitungan fisik persdiaan (Mulyadi, 2016:486). Berikut adalah contoh tabel perhitungan kartu persediaan dengan menggunakan Rumus Biaya MPKP-perpetual pada tabel 2.4. dibawah ini.
Tabel 2. 4 Kartu Persediaan MPKP-Perpetual
Tanggal Pembelian Penjualan Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Saldo Awal 200 100 20000
09/02/2015 300 110 33000 200 100 20000
300 110 33000
10/02/2015 200 100 20000 100 110 11000
200 110 22000
15/02/2015 400 116 46400 100 110 11000
400 116 46400
18/02/2015 100 110 11000 200 116 23200
200 116 23200
24/02/2015 100 126 12600 200 116 23200
100 126 12600
Sumber: (Baridwan, 2015:159)
7. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama, yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan. Karena jurnal merupakan pencatatan akuntansi yang pertama diselenggarakan dalam proses akuntansi, maka dalam sistem akuntansi, jurnal harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi ada satu transaksi yang tidak dicatat; catatan yang dilakukan di dalamnya lengkap dengan penjelasan, tanggal dan informa si lain, agar catatan tersebut mudah diusut kembali ke dokumen sumbernya. (Mulyadi, 2016:79).
8. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Pada perusahaan dagang atau manufaktur, harga pokok barang yang dijual pada suatu periodeharus dihitung. Harga pokok barang tersediadijual dihitung terlebih dahulu. Nilai ini merupakan penjumlahan persediaan awal, pembelian bersih, dan semua pembelian, beban angkut dan semua dan penyimpanan barang yang terkait dengan pembelian barang. Harga pokok penjualan kemudian dihitung dengan mengurangkan persediaan akhir dari harga pokok barang tersedia untuk dijual (Stice dkk, 2009:215)
9. Harga Pokok Persediaan
Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah
harga pokok (cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau
yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Nilai persediaan
barang dagang ditentukan oleh gabungan dua faktor, yaitu kuantitas dan
harga pokok. Kuantitas persediaan dapat diperoleh melalui perhitungan
secara fisik. Harga pokok persediaan adalah harga untuk memperoleh
persediaan tersebut. Dalam hubungannya dengan persediaan, harga
pokok adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung atau
tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan
penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual. Perumusan harga
pokok seperti diatas sulit dijalankan dalam praktek sehingga biasanya
terjadi penyimpangan-penyimpangan di mana harga pokok terdiri dari
harga faktur ditambah biaya angkut, sedangkan biaya-biaya yang lain diperlakukan sebagai biaya waktu (period cost) yang dibebankan pada periode yang bersangkutan (Baridwan, 2015:156).
10. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah indikator atau pengukuran seberapa besar keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh entitas yang biasanya bisa dilihat pada akhir periode akuntansi dan disajikan dalam sebuah laporan laba rugi. Di dalam laporan laba rugi tersebut terdapat jumlah keseluruhan pendapatan dan beban-beban yang didapatkan oleh entitas selama periode tertentu.
(Sasongko, 2016:156) B. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu adalah referensi bagi penulis untuk mengerjakan Tugas Akhir dengan tema materi yang sama. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan referensi tidak terlepas dari topik penelitian yaitu mengenai persediaan barang dagangan. Berikut ini adalah tabel dari hasil penelitian terdahulu:
Tabel 2. 5 Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek Noor Habibah (2019) Rizky Maulana Saputra (2019)
Nurhidayati (2020)
Judul Pengakuan dan
Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan Menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) Perpetual Berdasarkan SAK EMKM Pada Apotek Al-Faruq
Banjarmas in
Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan dengan Menggunakan Rumus Biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 Pada Toko Fajar Komputer Tanjung Provinsi Kalimantan Selatan
Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan dengan
Menggunakan Metode MPKP Berdasarkan SAK EMKM Pada Apotek Firdaus Banjarmasin
Lanjutan Institusi yang Diteliti
10 Jenis Obat Toko Fajar Komputer Tanjung
10 Jenis Obat
Periode Analisis
1 Januari-31 Maret 2019
1 Oktober-31Desember 2018 1 Februari–30 April 2020
Rumusan Masalah
Bagaimana Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan Menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) Perpetual
Berdasarkan SAK EMKM Pada Apotek Al-Faruq Banjarmasin
?
Toko Fajar Komputer Tanjung tidak melakukan pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan, dan hanya melakukan pencatatan akuntansi berupa trans aksi penjualan dengan
menggunakan buku catatan sederhana sedangkan untuk transaksi pembelian tidak sama sekali melakukan pembukuan.
Bagaimana pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan dengan
menggunakan metode MPKP berdasarkan SAK EMKM pada Apotek Firdaus
Banjarmasin?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana Pengakuan dan Pengukuran Serta Penyajian
Persediaan Barang Dagangan
Menggunakan Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) Perpetual
Berdasarkan SAK EMKM Pada Apotek Al- Faruq
Banjarmasin
Untuk mengetahui
pengakuan dan pengukuran serta penyajian persediaan barang dagangan dengan menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
berdasarkan SAK EMKM tahun 2018 pada Toko Fajar Komputer Tanjung.
untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran serta penyajian
persediaan barang dagangan dengan menggunakan metode MPKP berdasarkan SAK EMKM pada Apotek Firdaus Banjarmasin.
Metode Penelitian
Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama)- Perpetual
Menggunakan penelitian kepustakawan dan penelitian lapangan (observasi, wawancara dan dokumentasi), serta menggunakan rumus biaya MPKP- Periodik.
Rumus Biaya MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama)- Perpetual
Lanjutan
Hasil Penelitian Jumlah persediaan akhir 10 jenis obat selama 3 bulan sebanyak
Rp833.950,00 dan Laba Rugi untuk 10 jenis obat sebanyak Rp2.061.200,00
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, menunjukkan nilai persediaan akhir barang dagangan pada Toko Fajar Komputer Tanjung sebesar Rp34.026.000,00, harga pokok penjualan sebesar Rp109.273.500,00,
dan memperoleh laba sebesar Rp6.761.500,00
Sumber: Noor Habibah (2019), Rizky Maulana Saputra (2019)
Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan dan
perbadaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Kesamaan dari penelitian
penulis dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah menggunakan rumus
biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP), dan menggunakan jenis dan
pendekatan penelitian yang sama yaitu penelitian kualitatif dan pendekatan
deskriptif. Perbedaan dari penelitian penulis dengan penelitian-penelitian
terdahulu adalah objek penelitian dan periode penelitian yang penulis
lakukan.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif yaitu data-data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. (Sugiyono, 2017:243)
Pendekatan penelitian yang dilakukan penulis adalah pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada sesuai dengan apa adanya. Setelah data dari seluruh sumber terkumpul maka selanjutnya akan dilakukan analisis data. (Hikmawati, 2017:88)
Jenis penelitian kualitatif yang penulis lakukan pada Apotek Firdaus Banjarmasin adalah dengan mengumpulkan semua data-data yang diperlukan hingga semua data yang diperlukan terkumpul. Pendekatan penelitian yang penulis lakukan pada Apotek Firdaus Banjarmasin adalah dengan menyusun data yang diperoleh dan menganalisis data. Kegiatan menganalisis data dilakukan dengan mengelompokkan dan menyajikan data variabel yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menjawab perumusan masalah.
B. Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian yang penulis kumpulkan pada tugas akhir ini yaitu:
1. Pengakuan dan Pengukuran serta Penyajian Persediaan Barang Dagangan
Menurut SAK EMKM pengakuan dan pengukuran yaitu entitas
mengakui persediaan ketika diperoleh sebesar biaya perolehannya. Biaya
perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi
dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi
dan lokasi siap digunakan. Teknik pengukuran biaya persediaan. Entitas
dapat memilih menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang dalam menentukan biaya perolehan persediaan. Jumlah persediaan yang mengalami penurunan dan atau kerugian, dikarenakan persediaan rusak atau usang, maka diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan dan atau kerugian tersebut (IAI, 2016:21).
“Menurut SAK EMKM penyajian persediaan yaitu persediaan disajikan dalam kelompok aset dalam laporan posisi keuangan. Lalu jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui” (IAI, 2016:21).
2. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Metode Masuk Pertama Keluar Petama (MPKP) adalah harga pokok persediaan akan digunakan sesuai dengan urutan terjadinya.
Apabila ada penjualan dan pemakaian barang dagangan, maka harga pokok yang lebih terdahulu, disusul dengan yang masuk berikutnya.
(Baridwan, 2015:158-159).
C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
“Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar” (Sugiyono, 2017:30).
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah struktur organisasi dan sejarah Apotek Firdaus Banjarmasin.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif data yang berupa angka-angka yang dapat
dihitung serta mempunyai satuan dan dapat dijalankan secara
metematis. Misalnya data persediaan awal, data pembelian, data
penjualan. (Sugiyono, 2016:155).
20
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data-data transaksi pembelian dan transaksi penjualan pada Apotek Firdaus Banjarmasin.
2. Sumber Data a. Data Primer
“Data primer adalah data atau informasi yang berasal dari pihak pertama yang dapat diperoleh dengan melakukan studi kasus, wawancara, survei dan angket” (Hikmawati, 2017:18).
Data primer dalam penelitian ini adalah data-data yang diterima penulis langsung dari pihak apotek seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, jenis obat yang akan dibahas penulis dan sistem pencatatan persediaan Apotek Firdaus Banjarmasin.
b. Data Sekunder
“Data sekunder adalah data atau informasi yang berasal bukan dari pihak pertama agar dapat menjawab masalah yang diteliti baik melewati pihak ketiga atau dokumen” (Hikmawati, 2017:19).
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data pembelian dan penjualan, surat perijinan, dan dokumen pendukung lainnya.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data dalam Studi Lapangan
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan pada Apotek Firdaus Banjarmasin dengan studi lapangan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Penulis langsung melakukan wawancara dengan pemilik Apotek Firdaus Banjarmasin untuk melengkapi data-data pembuatan laporan tugas akhir.
b. Observasi
21
Penulis melakukan pengamatan langsung ke Apotek Firdaus Banjarmasin mengenai keperluaan data-data pembuatan laporan tugas akhir.
c. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data-data catatan akuntansi seperti pembelian dan penjualan barang dagangan, dan dokumen pendukung lainnya.
2. Metode Pengumpulan Data dalam Studi Pustaka
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan pada Apotek Firdaus Banjarmasin dengan studi pustaka adalah dengan mempelajari teori dan mengutip teori atau informasi dari literatur seperti buku, serta dari tugas akhir terdahulu.
E. Teknis Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian adalah sebegai berikut:
1. Mengumpulkan data-data perusahaan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas seperti data persediaan awal, data pembelian serta data penjualan yang ada pada Apotek Firdaus Banjarmasin.
2. Mengolah data kembali dari data yang ada dengan membuat kartu persediaan menggunakan rumus biaya Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)-Perpetual periode 01 Februari s.d 30 April 2020 berdasarkan SAK EMKM.
3. Membuat jurnal umum untuk transaksi pembelian dan penjualan.
4. Membuat laporan laba rugi (sebagian) untuk 10 jenis barang yang diteliti.
5. Membuat laporan posisi keuangan (sebagian) untuk 10 jenis barang yang
diteliti.
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Apotek Firdaus Banjarmasin
Apotek Firdaus Banjarmasin merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang kesehatan, yaitu menjual berbagai macam obat-obatan yang langsung diresepkan oleh dokter ataupun obat yang bebas jual. Apotek ini merupakan usaha keluarga yang terus diturunkan dan dijalankan oleh penerusnya sampai sekarang, dari toko obat kecil sampai menjadi apotek.
Apotek Firdaus Banjarmasin didirikan mulai dari tahun 1975 yang beralamat di Jalan Niaga Timur No.22 Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin. Apotek ini sekarang dimiliki oleh Bapak Muhammad Amin dan penanggung jawab Apoteker Mustaqimah, S.Farm, M.Si, Apt.
2. Struktur Organisasi Apotek Firdaus Banjarmasin
Organisasi merupakan hal penting dan pasti dimiliki oleh suatu usaha atau perusahaan. Organisasi melakukan berbagai pekerjaan dan saling bekerja sama agar suatu usaha atau perusahaan terus berjalan.
Agar suatu organisasi memiliki manajemen yang baik, maka diperlukannya pembagian pekerjaan atau bidang sesuai dengan keahlian yang dikuasai. Struktur organisasi dapat terbentuk dengan sengaja atau tanpa disadari dengan tujuan yang sama yaitu untuk meperbaiki kualitas pekerjaan, penjualan dan pendapatan yang telah ditargetkan.
Berikut ini adalah bentuk struktur organisasi yang ada di Apotek
Firdaus Banjarmasin.
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Apotek Firdaus Banjarmasin Sumber: Apotek Firdaus Banjarmasin (dibuat oleh penulis)
Berdasarkan struktur organisasi yang telah digambarkan di atas, berikut ini penjelasan mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi Apotek Firdaus Banjarmasin, yaitu:
a. Pemilik Apotek
Tugas pemilik apotek adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengawasan dan arahan secara keseluruhan terhadap aktifitas jual beli.
2) Menetapkan segala keputusan yang harus diambil.
3) Melakukan perencanaan biaya dan pembelian.
4) Membantu dalam proses kegiatan penjualan dan pembelian.
5) Melakukan pembelian persediaan obat pada pemasok.
6) Memberikan gaji karyawan.
b. Karyawan
Tugas karyawan adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pelayanan pada pelanggan setiap saat.
2) Melakukan transaksi pembelian dan penerimaan pembayaran dari pelanggan.
3) Melakukan pengantaran barang (obat) kepada pelanggan.
4) Menyusun atau menata barang di toko.
5) Melakukan pemeriksaan persediaan barang di gudang.
c. Apoteker
Tugas Apoteker adalah sebagai berikut:
Pemilik Apotek
Apoteker Karyawan
1) Melakukan peracikan dan penyerahan obat.
2) Menjadi seorang pemimpin di apotek.
3) Membantu melayani pelanggan dan menerima pembayaran.
3. Sistem Pencatatan dan Penyajian Transaksi Pembelian dan Penjualan Apotek Firdaus Banjarmasin
Apotek Firdaus Banjarmasin tidak mencatat transaksi pembelian dan transaksi penjualan. Apotek Firdaus Banjarmasin hanya menyimpan nota-nota transaksi pembelian dan penjualan yang dikumpulkan dan disimpan untuk menjadi arsip. Apotek Firdaus Banjarmasin tidak selalu memberikan nota penjualan kepada pembeli terkecuali pembeli meminta untuk dibuatkan. Berikut ini adalah contoh nota pembelian dan penjualan pada Apotek Firdaus Banjarmasin di bawah ini:
Gambar 4. 2 Nota Pembelian Apotek Firdaus Banjarmasin
Sumber: Apotek Firdaus Banjarmasin
Gambar 4. 3 Nota Penjualan Apotek Firdaus Banjarmasin Sumber: Apotek Firdaus Banjarmasin
4. Sistem Pencatatan dan Pengukuran Persediaan Apotek Firdaus Banjarmasin
Apotek Firdaus Banjarmasin selama ini tidak pernah melakukan pencatatan persediaan barang dagangan, sehingga persediaan barang dagangan hanya dapat diketahui jika dilakukan perhitungan jumlah fisik barang dagangan. Perhitungan jumlah fisik barang dagangan akan dilakukan hanya apabila persediaan suatu barang sudah terlihat sedikit atau menipis maka akan dilakukan pemesanan kembali barang tersebut oleh pemilik kepada pemasok. Oleh karena itu, jumlah persediaan barang dagangan tidak dapat diketahui pada setiap saat.
Data yang dapat dipaparkan mengenai pengukuran persediaan
barang dagangan guna membuat kartu persediaan menggunakan rumus
biaya MPKP dengan metode pencatatan perpetual. Berikut ini data persediaan awal, data pembelian, dan data penjualan pada Apotek Firdaus Banjarmasin selama bulan 1 Februari s.d. 30 April 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Persediaan Awal Barang Dagangan Apotek Firdaus Banjarmasin
Periode 01 Februari 2020
No Nama Barang Satuan Stok Harga Jumlah
1 Termagon Forte Strip 250 4.585 1.146.250
2 Mixalgin 10x10's Strip 300 4.200 1.260.000
3 Bodrex 2x10's Fbx Strip 24 3.000 72.000
4 Paracetamol pim 100s Kaleng 88 12.500 1.100.000
5 Trisela 5x10's Strip 75 3.300 247.500
6 Vitacimin Orange Strip 50 1.200 60.000
7 Vitacimin Sweetlets Strip 200 1.218 243.600
8 Paratensa Syr Botol 90 5.500 495.000
9 Genoint Tetes Mata 0.3% 5ml Botol 121 9.150 1.107.150
10 Arkavit Strip 194 2.055 398.670
Jumlah 1392 6.130.170
Sumber: Apotek Firdaus Banjarmasin (diolah oleh penulis)
Keterangan:
Tabel persediaan awal Apotek Firdaus Banjarmasin per 01 Januari
2020 diperoleh langsung dari perhitungan fisik barang yang ada di
apotek.
Tabel 4. 2 Daftar Pembelian Barang Dagang Apotek Firdaus Banjarmasin
01 Februari - 30 April 2020
No Tanggal Nama Barang Stok Harga
(Rp) Total (Rp)
1 28/02/2020 Termagon Forte 1000 4.585 4.585.000
Total 4.585.000
2 12/03/2020 Mixalgin 10x10’s 800 4.403 3.522.400
11/04/2020 Mixalgin 10x10’s 1600 5.010 8.016.000
Total 11.568.400
3 24/03/2020 Bodrex 2x10’s Fbx 24 3.395 81.480
12/04/2020 Bodrex 2x10’s Fbx 40 3.395 135.800
Total 217.280
4
03/02/2020 Paracetamol pim 100s 180 12.500 2.250.000 07/03/2020 Paracetamol pim 100s 180 12.750 2.295.000 26/04/2020 Paracetamol pim 100s 180 12.750 2.295.000
Total 6.840.000
5 07/03/2020 Trisela 5x10’s 180 3.300 594.000
11/04/2020 Trisela 5x10’s 120 3.300 396.000
Total 990.000
6
03/02/2020 Vitacimin Orange 500 1.100 550.000
07/03/2020 Vitacimin Orange 1000 1.340 1.340.000
27/04/2020 Vitacimin Orange 250 1.340 335.000
Total 2.225.000
7
11/02/2020 Vitacimin Sweetlets 500 1.100 550.000
07/03/2020 Vitacimin Sweetlets 1000 1.340 1.340.000
15/04/2020 Vitacimin Sweetlets 1000 1.340 1.340.000
Total 3.230.000
8 12/04/2020 Paratensa Syr 96 6.050 580.800
Total 580.800
9 07/03/2020 Genoint Tetes Mata 0.3% 5ml 144 9.150 1.317.600 13/04/2020 Genoint Tetes Mata 0.3% 5ml 144 9.150 1.317.600
Total 2.635.200
10 29/02/2020 Arkavit 500 2.261 1.130.500
11/04/2020 Arkavit 500 2.261 1.130.500
Total 2.261.000
Sumber: Apotek Firdaus Banjarmasin (diolah oleh penulis)
Berikut ini adalah daftar penjualan 10 jenis barang dagang pada Apotek Firdaus Banjarmasin pada 1 Februari s.d. 30 April 2020:
Tabel 4. 3 Daftar Penjualan Termagon Forte Selama Bulan Februari-April 2020
No Tanggal Kuantitas (Strip) Harga Total
1 02/02/2020 20 Rp 8.000 Rp 160.000 2 03/02/2020 1 Rp 8.000 Rp 8.000 3 09/02/2020 50 Rp 8.000 Rp 400.000 4 12/02/2020 2 Rp 8.000 Rp 16.000 5 13/02/2020 1 Rp 8.000 Rp 8.000 6 15/02/2020 30 Rp 8.000 Rp 240.000 7 18/02/2020 2 Rp 8.000 Rp 16.000 8 26/02/2020 30 Rp 8.000 Rp 240.000 9 28/02/2020 30 Rp 8.000 Rp 240.000
166 Rp 1.328.000
10 02/03/2020 10 Rp 8.000 Rp 80.000 11 09/03/2020 30 Rp 8.000 Rp 240.000 12 10/03/2020 30 Rp 8.000 Rp 240.000 13 21/03/2020 2 Rp 8.000 Rp 16.000 14 23/03/2020 20 Rp 8.000 Rp 160.000 15 27/03/2020 10 Rp 8.000 Rp 80.000
102 Rp 816.000
16 03/04/2020 50 Rp 8.000 Rp 400.000 17 06/04/2020 30 Rp 8.000 Rp 240.000 18 14/04/2020 1 Rp 8.000 Rp 8.000 19 21/04/2020 40 Rp 8.000 Rp 320.000 20 22/04/2020 100 Rp 8.000 Rp 800.000 21 26/04/2020 30 Rp 8.000 Rp 240.000 22 27/04/2020 2 Rp 8.000 Rp 16.000
253 Rp 2.024.000
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 4. 4 Daftar Penjualan Mixalgin 10x10’s Selama Bulan Februari-April 2020
No Tanggal Kuantitas (Strip) Harga Total
1 01/02/2020 40 Rp 6.000 Rp 240.000 2 03/02/2020 50 Rp 6.000 Rp 300.000 3 04/02/2020 10 Rp 6.000 Rp 60.000 4 10/02/2020 5 Rp 6.000 Rp 30.000 5 13/02/2020 40 Rp 6.000 Rp 240.000 6 14/02/2020 80 Rp 6.000 Rp 480.000 7 24/02/2020 9 Rp 6.000 Rp 54.000 8 28/02/2020 3 Rp 6.000 Rp 18.000
237 Rp 1.422.000
9 02/03/2020 10 Rp 6.000 Rp 60.000 10 03/03/2020 4 Rp 6.000 Rp 24.000 11 07/03/2020 20 Rp 6.000 Rp 120.000 12 08/03/2020 22 Rp 6.000 Rp 132.000 13 13/03/2020 7 Rp 6.000 Rp 42.000 14 16/03/2020 30 Rp 6.000 Rp 180.000 15 20/03/2020 50 Rp 6.000 Rp 300.000 16 21/03/2020 150 Rp 6.000 Rp 900.000 17 24/03/2020 50 Rp 6.000 Rp 300.000
343 Rp 2.058.000
18 05/04/2020 102 Rp 6.000 Rp 612.000 19 06/04/2020 80 Rp 6.000 Rp 480.000 20 07/04/2020 40 Rp 6.000 Rp 240.000 21 09/04/2020 50 Rp 6.000 Rp 300.000 22 12/04/2020 22 Rp 6.000 Rp 132.000 23 15/04/2020 30 Rp 6.000 Rp 180.000 24 20/04/2020 30 Rp 6.000 Rp 180.000 25 21/04/2020 40 Rp 6.000 Rp 240.000 26 22/04/2020 6 Rp 6.000 Rp 36.000 27 25/04/2020 10 Rp 6.000 Rp 60.000
410 Rp 2.460.000
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 4. 5 Daftar Penjualan Bodrex 2x10’s Fbx Selama Bulan Februari-April 2020
No Tanggal Kuantitas (Strip) Harga Total
1 04/02/2020 2 Rp 4.000 Rp 8.000 2 10/02/2020 2 Rp 4.000 Rp 8.000 3 13/02/2020 1 Rp 4.000 Rp 4.000 4 21/02/2020 10 Rp 4.000 Rp 40.000 5 24/02/2020 1 Rp 4.000 Rp 4.000
16 Rp 64.000
6 02/03/2020 1 Rp 4.000 Rp 4.000 7 08/03/2020 1 Rp 4.000 Rp 4.000 8 15/03/2020 2 Rp 4.000 Rp 8.000 9 19/03/2020 1 Rp 4.000 Rp 4.000 10 26/03/2020 6 Rp 4.000 Rp 24.000 11 27/03/2020 2 Rp 4.000 Rp 8.000
13 Rp 52.000
12 06/04/2020 1 Rp 4.000 Rp 4.000 13 13/04/2020 2 Rp 4.000 Rp 8.000 14 15/04/2020 2 Rp 4.000 Rp 8.000 15 20/04/2020 16 Rp 4.000 Rp 64.000 16 29/04/2020 1 Rp 4.000 Rp 4.000 17 30/04/2020 4 Rp 4.000 Rp 16.000
26 Rp 104.000
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 4. 6 Daftar Penjualan Paracetamol pim 100s Selama Bulan Februari-April 2020
No Tanggal Kuantitas (Kaleng) Harga Total
1 01/02/2020 24 Rp 15.000 Rp 360.000 2 03/02/2020 14 Rp 15.000 Rp 210.000 3 09/02/2020 1 Rp 15.000 Rp 15.000 4 15/02/2020 12 Rp 15.000 Rp 180.000 5 16/02/2020 2 Rp 15.000 Rp 30.000 6 21/02/2020 6 Rp 15.000 Rp 90.000 7 25/02/2020 49 Rp 15.000 Rp 735.000
Lanjutan
8 28/02/2020 1 Rp 15.000 Rp 15.000
109 Rp 1.635.000
9 01/03/2020 2 Rp 15.000 Rp 30.000 10 04/03/2020 49 Rp 15.000 Rp 735.000 11 05/03/2020 26 Rp 15.000 Rp 390.000 12 12/03/2020 24 Rp 15.000 Rp 360.000 13 18/03/2020 2 Rp 15.000 Rp 30.000 14 23/03/2020 2 Rp 15.000 Rp 30.000
105 Rp 1.575.000
15 07/04/2020 61 Rp 15.000 Rp 915.000 16 10/04/2020 3 Rp 15.000 Rp 45.000 17 11/04/2020 6 Rp 15.000 Rp 90.000 18 14/04/2020 1 Rp 15.000 Rp 15.000 19 17/04/2020 14 Rp 15.000 Rp 210.000 20 22/04/2020 27 Rp 15.000 Rp 405.000
112 Rp 1.680.000
Sumber: Diolah Penulis
Tabel 4. 7 Daftar Penjualan Trisela 5x10’s Selama Bulan Februari-April 2020
No Tanggal Kuantitas (Strip) Harga Total
1 04/02/2020 15 Rp 4.600 Rp 69.000 2 16/02/2020 5 Rp 4.600 Rp 23.000 3 18/02/2020 5 Rp 4.600 Rp 23.000 4 19/02/2020 1 Rp 4.600 Rp 4.600 5 23/02/2020 7 Rp 4.600 Rp 32.200 6 26/02/2020 1 Rp 4.600 Rp 4.600
34 Rp 156.400
7 01/03/2020 12 Rp 4.600 Rp 55.200 8 03/03/2020 1 Rp 4.600 Rp 4.600 9 04/03/2020 1 Rp 4.600 Rp 4.600 10 10/03/2020 25 Rp 4.600 Rp 115.000 11 13/03/2020 10 Rp 4.600 Rp 46.000 12 14/03/2020 12 Rp 4.600 Rp 55.200 13 15/03/2020 4 Rp 4.600 Rp 18.400