SKRIPSI
ANALISIS CASH RATIO, FIRM SIZE DAN RETURN ON ASSET YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN
BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
ESTER SITEPU 130503178
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Cash Ratio, Firm Size Dan Return On Asset Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 2016 Yang Membuat Pernyataan,
NAMA : ESTER SITEPU NIM : 130503178
ABSTRAK
ANALISIS CASH RATIO, FIRM SIZE DAN RETURN ON ASSET YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN
BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pengaruh cash ratio, firm size dan return on asset berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap dividend payout ratio Pada Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Variabel Independen pada penelitian ini adalah cash ratio, firm size dan return on asset sedangkan Variabel dependennya adalah dividend payout ratio dengan jumlah sampel penelitian ini sebanyak 54 dengan menggunakan purposive sampling diperoleh 18 perusahaan selama 3 tahun. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara sumultan cash ratio, firm size dan return on asset tidak berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan BUMN. Secara parsial variabel cash ratio, dan return on asset tidak berpengaruh dan firm size berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
Kata Kunci : cash ratio, firm size, return on asset, dividend payout ratio
ABSTRACT
CASH RATIO ANALYSIS, FIRM SIZE AND RETURN ON ASSET AFFECT DIVIDEND PAYOUT RATIO AT SOE LISTED
COMPANY IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to determine whether the Influence cash ratio, firm size and return on assets influence simultaneously and partially to the dividend payout ratio At the state-owned company Listed on the Indonesia Stock Exchange.
The method of this thesis is a descriptive statistical analysis, the classic assumption test, and hypothesis testing. Independent variables in this study is the cash ratio, firm size and return on assets while Dependent variable is the dividend payout ratio with a sample size of this study as many as 54 by using purposive sampling acquired 18 companies over three years. The type of data used is secondary data.
The results of this study demonstrate that, in sumultan cash ratio, firm size and return on assets has no effect simultaneous dividend payout ratio in the state- owned company. In partial cash ratio, and return on assets have no effect and firm size affect the dividend payout ratio.
Keywords: cash ratio, firm size, return on asset, dividend payout ratio
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat serta karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis Cash Ratio, Firm Size Dan Return On Asset Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” ini tujukan sebagai syarat dalam rangka memperoleh gelas Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua penulis Ayahanda Sentosa Sitepu dan Ibunda Ertina Tarigan terimakasih atas semua kasih sayang, doa, semangat yang sangat berarti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Ramli, SE., M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs.
Syahrul Rambe, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si., Ak. Selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M.,Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., selaku Dosen Penguji penulis, dan Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembanding penulis yang telah memberikan bimbingan baik masukan dan saran dalam penyusunan skripsi saya ini.
6. Terimakasih kepada Iyo Nino yang selalu memberikan support, doa, waktu dan tenaga kepada penulis.
7. Terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis terkhusus Novita Dewi atas bantuan, semangat, keceriaan, dan dukungan yang tiada hentinya untuk penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, 2016 Penulis,
NAMA : ESTER SITEPU
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Dividen ... 9
2.1.2 Kebijakan Deviden ... 10
2.1.3 Dividen Payout Ratio ... 16
2.1.4 Cash Ratio ... 19
2.1.5 Firm Size ... 20
2.1.6 Return On Asset ... 23
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
2.3 Kerangka Konseptual ... 26
2.4 Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 30
3.3.1 Variabel Dependen ... 30
3.3.2 Variabel Independen ... 31
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.5 Jenis Data ... 35
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.7 Teknik Analisis Data ... 37
3.7.1 Analisis statistic Deskriptif ... 37
3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 37
3.7.3 Analisis Regresi Berganda ... 40
3.7.4 Uji Hipotesis ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1 Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Analisis Deskriptif ... 43
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 44
4.2 Uji Analisis Regresi Berganda ... 50
4.3 Pengujian Hipotesis ... 51
4.4 Hasil Pembahasan Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN ... 62
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25
3.1 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ....……….. 33
3.2 Proses Seleksi sampel berdasarkan kriteria ………... 34
4.1 Statistik Deskriptif ... 43
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 45
4.3 Hasil Uji Multikoleaniaritas ... 47
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 49
4.5 Hasil Uji Regresi Berganda ... 50
4.6 Hasil Uji F ... 52
4.7 Hasil Uji t ... 53
4.8 Hasil Analisis Koefisien Determinasi... 55
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 26
4.1 Histogram ... 45
4.2 Grafik Normal P-Plot ... 46
4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas (Scatterplot) ... 48
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman 1 Data Populasi dan Sampel Penelitian ... 62 2 Data Variabel Penelitian... 63 3 Hasil Olahan SPSS ... 66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan (Laksono, 2006).
Perusahaan harus menentukan kebijakan yang tepat untuk menangani masalah yang terkait dengan dividen. Masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda. Perusahaan perlu membuat kebijakan tentang besarnya laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau biasa disebut Dividend Payout Ratio (DPR), dan besarnya laba yang akan ditahan oleh perusahaan. Semakin besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen akan semakin menarik bagi calon investor. Ini karena para calon investor menilai bahwa perusahaan dalam kondisi yang sehat dan memiliki prospek yang baik di masa mendatang.
Tujuan utama investor dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Pembagian dividen yang stabil tersebut juga dapat mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan, yaitu perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, serta target tertentu yang berhubungan dengan dividen. Tentunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dari satu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan (Laksono, 2006).
Badan Usaha Milik Negara atau biasa disingkat sebagai BUMN memiliki peran yang penting bagi negara. Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, dimana pemegang saham terbesarnya berasal dari pemerintah.
Perusahaan BUMN memiliki perilaku yang berbeda dengan perusahaan swasta dalam hal pembagian dividen. Besarnya dividen ditentukan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dalam perusahaan BUMN, pemerintah sebagai pemegang saham terbesar sangat menentukan besarnya dividen yang dibayarkan.
Sedangkan, pada perusahaan swasta tidak demikian. Besar kecilnya dividen dalam perusahaan swasta dipengaruhi oleh para pemegang saham yang tidak berasal dari pemerintah.
Ada kalanya saat perusahaan tidak memiliki peluang investasi yang menguntungkan, sebijaknya kelebihan dana tersebut didistribusikan pada pemegang sahamnya, dalam bentuk dividen. Perusahaan tidak harus membayar dividen dalam jumlah yang sama di tiap periode. Dalam hal ini mungkin perusahaan ingin menstabilkan jumlah absolut dividen yang dibayarkan dari satu periode ke periode lain. Tetapi dalam jangka panjang pada saat jumlah peluang investasi menguntungkan, barulah keputusan untuk menahan laba guna keperluan re-investasi dilakukan mengingat kondisi perusahaan sangat baik.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dalam membuat keputusan kebijakan dan pembayaran dividen dalam setiap perusahaan. Pihak manajemen akan cenderung lebih memilih investasi baru dari pada membayar dividen yang tinggi jika kondisi perusahaan sangat baik.
Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan digunakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan.
Sebaliknya, perusahaan yang mengalami pertumbuhan lambat atau pada saat kondisi perusahaan kurang baik untuk melakukan investasi baru ataupun proses re-investasi, perusahaan akan cenderung membagikan dividen lebih tinggi untuk menarik minat pemegang saham agar terus menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut.
Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan yang mengandung keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan masa mendatang yang memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2001:69).
Andai perusahaan menaikkan Dividend Payout Ratio maka harga saham akan naik (Brigham dan Houston, 2001). Hal ini dikarenakan kebijakan dividen menimbulkan kesan pada para investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang (Riyanto, 2001). Namun, jika Dividend Payout Ratio ini dinaikkan, maka makin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah untuk masa mendatang dan hal ini akan menekan harga saham (Brigham dan Houston, 2001). Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai inilah yang disebut ‘Dividend Payout Ratio’ (Riyanto, 2001).
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio
antara lain: Cash Ratio
(CR), Firm Size (FS) dan Return on Asset (ROA )merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu (Mamduh dan Halim, 2005: 84). Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar. Return on asset (ROA) merupakan rasio yang diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax)
terhadap total aset perusahaannya. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sri Sudarsi, 2002).
Cash Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi CR menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya, (Brigham,1983). Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor.
Firm Size mencerminkan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil sebaliknya. Perusahaan yang dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu yang relatif cepat. Oleh karena itu, perusahaan dengan ukuran yang lebih besar diperkirakan akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar, sehingga akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Hatta, 2002).
Banyak penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan dividen. Dari penelitian-penelitian tersebut terdapat beberapa research gap, diantaranya adalah : Marlina dan Danica (2009), dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPR. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2009). Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuringsih (2005) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap dividen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sunarto (2004) menyatakan bahwa secara parsial, ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003) menyatakan bahwa Cash Ratio tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap DPR, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2009) menyatakan bahwa Cash Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Permatasari (2009) menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, Wardhani (2009) menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR, sedangkan Habibie (2009) menyatakan bahwa Firm Size tidak berpengaruh signifikan positif terhadap DPR.
Dengan melihat adanya permasalahan diatas yaitu adanya perbedaan hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan Dividend Payout Ratio dengan menggunakan variabel Cash Ratio, Firm Size dan Return On Asset terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan demikian maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah Cash Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio ?
2. Apakah Firm Size berpengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio ?
3. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio ?
4. Apakah Cash Ratio, Firm Size dan Return On Asset (ROA) berpengaruh secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh Cash Ratio, Firm Size dan Return On Asset (ROA) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti berharap melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan atas kebijakan akuntansi yang diambil, terutama dalam keputusan investasi dan operasional perusahaan.
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat membantu calon investor yang akan menginvestasikan dananya ke perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian lebih lanjut.
4. Bagi Peneliti
Penelitian dapat diharapkan memberikan manfaat dalam melatih pemahaman dalam berpikir ilmiah, dan mengasah kemampuan berpikir secara sistematis berdasarkan ilmu, wawasan dan pengalaman yang diperoleh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. DividenDividen adalah proporsi laba yang dibagikan kepada pemegang saham perusahaan dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimilikinya (Baridwan, 2004). Dividen akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba yang diperoleh perusahaan, dimana hal ini menjadi faktor utama sebagai acuan direksi untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.
Robert Ang (1997) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan yang dibagikan kepada investor setelah pajak yang dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen ini dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Beberapa jenis dividen yaitu:
a. Dividen kas
Merupakan jenis dividen yang paling umum dibagikan perusahaan dalam bentuk kas kepada para pemegang saham. Para pimpinan perusahaan perlu memperhatikan bahwasanya sebelum membuat pengumuman
adanya dividen kas apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian tersebut.
b. Dividen aktiva selain kas
Merupakan jenis dividen yang dibagikan dalam bentuk selain kas, yang dalam hal ini bisa dalam bentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagang atau aktiva-aktiva lain.
c. Dividen hutang
Merupakan jenis dividen yang dibagikan apabila perusahaan tidak memiliki kecukupan dalam saldo kas untuk membayar dividen sehingga para pimpinan mengeluarkan scripdividend atau janji tertulis. Scrip dividend ini kemungkinan berbunga namun kemungkinan juga tidak.
d. Dividen likuidasi
Merupakan jenis dividen yang mengurangi modal pemegang saham dalam perusahaan. Bila perusahaan membagikan dividen jenis ini, para pemegang saham harus diberitahu mengenai jumlah pembagian laba dan jumlah pengurangan rekening investasinya.
e. Dividen saham
Merupakan jenis dividen yang melakukan pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
2.1.2 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. (Martono dan Harjito, 2005: p.253)
Kebijakan dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besarnya bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang diinvestasikan kembali (re-investment) atau ditahan (retained) didalam perusahaan sehingga dicapai kebijakan dividen yang optimal (Brigham, 1997). Kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan (Hatta, 2002). Menurut Brigham dan Weston (1997) kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan ialah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham perusahaan.
Semakin tinggi dividen yang dibayarkan berarti semakin sedikit laba yang akan ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya.
Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan tetapnya
tetap berada di dalam perusahaan, itu berarti bagian dari pendapatan yang tersedia untuk membayar dividen menjadi semakin kecil (Riyanto, 1995).
Perusahaan harus memutuskan berapa besarnya keuntungan yang ditahan dan berapa besarnya laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Brigham dan Gapenski (2001) menyatakan bahwa perubahan besarnya dividen yang dibagikan memiliki dua akibat, yaitu apabila seluruh laba dibayarkan sebagai dividen maka kepentingan cadangan akan terabaikan, sebaliknya bila laba ditahan semua maka kepentingan pemegang saham akan terabaikan. Untuk menjaga ke dua kepentingan tersebut, maka manajer dapat menempuh kebijakan yang optimal (Weston dan Brigham, 1997).
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, antara lain adalah peluang investasi yang tersedia bagi perusahaan, sumber-sumber modal yang ada, dan preferensi pemegang saham untuk pendapatan saat ini dibanding dengan pendapatan di masa datang. Sehingga dalam menetapkan kebijakan dividen yang diambil, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (L. Atmaja, 2001)
Secara definisi, kebijakan dividen adalah keputusan yang dilakukan untuk mengetahui apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Selain itu, Brigham (1989) mengemukakan tentang teori kebijakan dividen yaitu :
a. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak merupakan pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.
Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen (dividend irrelevance theory) ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (2001). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya.
Dengan kata lain, nilai perusahaan tergantung hanya pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi antara dividen dan laba yang ditahan. Keown et. al (2000) menyatakan bahwa pada teori ketidakrelevanan dividen tidak terdapat hubungan antara kebijakan dividen dan nilai saham. Satu kebijakan dividen sama bagusnya dengan lainnya. Secara agregat, investor hanya bertumpu pada pengembalian total keputusan investasi dan tidak mempedulikan apakah pengembalian berasal dari perolehan modal atau melalui pendapatan dividen.
b. Teori Bird in The Hand
Kebanyakan pemilik saham lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada menundanya untuk nantinya direalisasikan dalam bentuk capital gain. Tarif pajak untuk capital gain memang sering lebih rendah daripada untuk dividen, namun para pemilik saham banyak yang lebih menyukai dividen saat ini, karena dengan pembayaran dividen sekarang maka penerimaan uang tersebut sudah pasti, sedangkan apabila ditunda ada
kemungkinan bahwa apa yang diharapkan meleset. Teori ini dianut oleh Myron Bordon dan John Lintner (Husnan, 1993).
c. Tax preference theory
Merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan capital gain maka para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak dengan alasan : 1) Keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada
untuk pembagian dividen, karena itu investor yang kaya mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba di dalam perusahaan.
2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, karena adanya nilai efek waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini.
3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris dapat terhindar dari pajak keuntungan modal.
Berdasarkan ketiga konsep teori tersebut, perusahaan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : jika manajemen percaya bahwa dividend irrelevence theory dari Modigliani dan Miller (M-M) benar, maka perusahaan tidak perlu memperhatikan besarnya dividen yang harus dibagikan. Jika perusahaan menganut Bird In The Hand Theory, maka perusahaan harus membagi seluruh EAT (Earning After Tax) dalam
bentukdividen. Jika perusahaan lebih cenderung mempercayai Tax Preference Theory, maka perusahaan harus menahan seluruh keuntungan.Selain pendapat tentang kebijakan dividen ada beberapa faktor- faktor yang memepengaruhi kebijakan dividen.Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran dividen.
2. Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen.Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar.
3. Kemampuan untuk meminjam
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan
yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi.
Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
4. Pembatasan dalam perjanjian hutang
Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5. Pengendalian Perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yangakan datang melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi dapat mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh jumlah saham yang beredar.
2.1.3 Dividen Payout Ratio
Dividend payout ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividen.
Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan earning per share (EPS). Menurut Darmadji (2006) menyatakan bahwa rasio pembayaran dividend (payout ratio) merupakan rasio yang mengukur perbandingan dividend per share terhadap laba perusahaan EPS.
sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Jadi DPR merupakan prosentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan Jika rasio pembayaran dividen dihitung dalam basis per lembar saham.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi DPR yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, maka semakin besar jumlah laba perusahaan yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham. DPR seringkali dikaitkan dengan signaling theory (Jogiyanto Hartono,1998). DPR yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen (Brav et.al., 2003). Sehingga perusahaan akan selalu berupaya untuk mempertahankan DPR meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperolehnya.
Pentingnya kebijakan dividen terutama yang berkaitan dengan DPR juga telah dibahas oleh Miller dan Modigliani (1961) dalam Adaoglu (2000).
Miller dan Modigliani (1961) dalam Adaoglu (2000) menyatakan bahwa setiap perubahan dalam kebijakan dividen akan selalu dievaluasi oleh investor sebagai sinyal atas kemampuan masa depan perusahaan.
Dividen payout ratio diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum Owain, et all
(2008). Jadi dividen payout ratio merupakan persentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan.Kajian mengenai dividen payout ratio diperkenalkan oleh John Lintner pada tahun 1956. Brat et al, (2003) menyatakan bahwa John Lintner mengembangkan suatu pemahaman modern mengenai kebijakan deviden. Dividen payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang semakin berkurang.Dividen payout ratio sering kali dikaitkan dengan signalling theory (Jogiyanto Hartono, 1998).
Dividen payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki prefensi yang sangat kuat atas dividen (Brav et al, 2003).
Sehingga perusahaan akan selalu berupaya untuk mempertahankan dividen payout ratio meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperolehnya.
Besarnya dividen tergantung kebijakan dividen masing-masing perusahaan.
Menurut Navelli (dalam Suharli, 2006), secara umum kebijakan dividen ditempuh perusahaan adalah salah satu dari kebijakan ini, yaitu:
1. Constant dividen payout ratio, terdapat beberapa cara mengatur dividen payout ratio yang dibagikan secara tetap dalam presentase atau rasio tertentu, yaitu :
a. membayar dengan jumlah presentase yang tetap dari pendapatan tahunan
b. menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun sama dengan dalam jumlah presentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya.
c. menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.
2. Stable per share dividen, kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini menunjukkan perusahaan untuk mempertahankan laba yang tinggi.
2.1.4 Cash Ratio
CR merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi CR menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya, (Brigham,1983). Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor.
Kas dan equivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi asset/current asset). Sedangkan current liability menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam neraca (sisi liability/current liability) (Mollah et al.,2000) menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam penentuan DPR. Namun posisi cash ratio menunjukkan variabel yang lebih penting daripada investasi dalam pengambilan keputusan dividen.
mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividen (Sharaks, 2005).
2.1.5 Firm Size
Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston 2001). Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri.Laba operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada jumlah biaya variabel dan biaya tetap.
Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan dukungan sumber daya organisasi (modal) yang semakin besar, demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya organisasi (modal) juga semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa konsep tingkat pertumbuhan penjualan tersebut memiliki hubungan yang positif, tetapi implikasi tersebut dapat memberikan dampak ataupun efek yang berbeda terhadap struktur modal yaitu dalam penentuan jenis modal yang akan digunakan.
Menurut Riyanto (1995), suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya
tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akanmempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya control pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, kemudahan akses dalam pasar modal dapat diartikan sebagai fleksibilitas yang mana kemampuan untuk memperoleh dana akan lebih besar yang pada akhirnya, perusahaan memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang lebih kecil. Ukuran perusahaan dapat diwakilkan dengan log natural dari total aset.
Perusahaan yang mempunyai ukuran besar memiliki fleksibilitas dan aksesbilitas untuk memperoleh dana dari pasar modal. Kemudahan tersebut ditangkap investor sebagai sinyal positif dan prospek yang baik sehingga dapat memberikan pengaruh postitif terhadap nilai perusahaan.Investor mempertimbangkan variabel ukuran perusahaan sebagai salah satu rasionalisasi dalam pengambilan keputusan investasi.
Menurut Badan Standarisasi Nasional dalam Sulistiono (2010), kategori ukuran perusahaan ada 3 yaitu:
1. Perusahaan Kecil Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan kecil apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari 50.000.000,- dengan paling banyak 500.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 300.000.000,- sampai dengan paling banyak 2.500.000.000,-.
2. Perusahaan Menengah Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan menengah apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari 500.000.000,- sampai dengan paling banyak 10.000.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2.500.000.000,- sampai dengan paling banyak 50.000.000.000,-
3. Perusahaan Besar Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan besar apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari 10.000.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 50.000.000.000,-
Perusahaan besar mempunyai lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan nilai perusahaan karena memliki akses yang lebih baik terhadap sumber-sumber informasi eksternal dibanding perusahaan kecil (Hagerman and Ruland, 1998). Jumlah asset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan merupakan insentif bagi peningkatan perusahaan.
2.1.6 Return On Assets
Return on assets adalah salah satu ukuran profitabilitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang digunakan untuk operasi. ROA merupakan rasio antara pendapatan bersih sesudah pajak terhadap total aset. ROA digunakan untuk melihat tingkat
efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Posisi dari nilai ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berkemampuan dalam menghasilkan keuntungan yang berbanding dengan aset yang relatif tinggi. Dalam hal ini investor akan cenderung lebih menyukai perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi, karena dengan perusahaan yang memiliki nilai ROA tinggi akan lebih mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar apabila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah. Menurut Ang (1997), semakin besarnya nilai ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) juga akan semakin besar.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan mengenai Dividend Payout Ratio sebelumnya telah banyak dilakukan, akan tetapi hasil yang diperoleh dariberbagai penelitian yang telah tersebut sebelumnya mempunyai kesimpulan yang berbeda. Berbagai penelitian tersebut, diantaranya adalah:
1. Michell dan Sofyan (2004)
Meneliti faktor-faktor yang memengaruhi dividend payout ratio (DPR).
Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, yaitu likuiditas, firm size, growth, stock price, dan capital structure. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya likuiditas dan firm size yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio
2. Marlina dan Danica (2009)
Melakukan penelitian mengenai pengaruh cash position, debt to quity ratio, dan return on assets terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPR. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2009). Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuringsih (2005) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap dividen.
3. Sunarto, Kartika dan Andi (2004)
Melakukan penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Divident Payout Ratio di bursa efek Indonesia, menyatakan bahwa secara parsial, ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003) menyatakan bahwa Cash Ratio tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap DPR.
4. Puspita (2009)
Melakukan penilitian pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asstes terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia menyatakan bahwa Cash Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
5. Permatasari (2009)
Melakukan penelitian analisi pengaruh cash ratio, return on asstes, growth, firm size, debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh positif dan signifikan
terhadap DPR, sedangkan Wardhani (2009) menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR, sedangkan Habibie (2009) menyatakan bahwa Firm Size tidak berpengaruh signifikan positif terhadap DPR.
Dari uraian diatas dapat diambil inti dari penelitian terdahulu tersebut yang ditunjukkan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Michell dan
Sofyan (2004)
Faktor-faktor yang diduga berpengaruhterhadap
dividend payout ratio, yaitu likuiditas, firm size, growth,stock price, dan capital structure.
Hasil dari penelitian menunjukkanbahwa hanya likuiditas dan firm size yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio
2. Marlina dan Danica (2009)
pengaruh cash position, debt to quity ratio, dan return on assets terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPR.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2009). Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuringsih (2005) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap dividen.
3. Sunarto , Kartika dan Andi (2004)
faktor-faktor yang mempengaruhi Divident Payout Ratio di bursa efek Indonesia
menyatakan bahwa secara parsial, ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003) menyatakan bahwa Cash Ratio tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap DPR.
4. Puspita Pengaruh cash ratio, debt to Cash Ratio berpengaruh positif
asstes terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia
Payout Ratio.
5. Permatasari (2009)
Pengaruh cash ratio, return on asstes, growth, firm size, debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio
Menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, sedangkan Wardhani (2009) menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR
Sumber : Data olahan Peneliti, 2016 2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan sebelumnya dan tinjauan peneliti terdahulu, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui satu kerangka konseptual tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas auditor dan komite audit
Cash Ratio ( X1 ) Firm Size
( X2 )
Return On Assets ( X3 )
Dividen Payout Ratio ( Y )
terhadap manajemen laba, juga untuk menguji apakah Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara kualitas auditor dan komite audit terhadap manajemen laba.
Good Corporate Governance dipilih menjadi variabel pemoderasi karena Good Corporate Governance menjadi bagian dari sistem yang mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan.
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Cash Ratio terhadap dividend payout ratio
Salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi CR menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya, (Brigham,1983). Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor. Kas dan equivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi asset/current asset). Sedangkan current liability menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam neraca (sisi liability/current liability) (Mollah et al., 2000) menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam penentuan DPR.
daripada investasi dalam pengambilan keputusan dividen. Perusahaan yang menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan likuiditas) mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividen (Sharaks,2005). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa cash ratio mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio.
H1 = Cash Ratio berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio 2. Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio Firm Size
Variabel yang dapat dinyatakan dengan total assets, dimana dalam hal ini dapat menentukan posisi suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya memperoleh laba. Dengan kata lain, apabila kondisi yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besarnya total aset yang dimiliki, maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan tersebut. Keberadaan sebuah perusahaan yang mapan seperti inilah yang akan mempunyai dampak positif, karena diuntungkan oleh kemudahan akses yang dimiliki dalam pasar modal dibandingkan dengan perusahaan lain yang lebih kecil. Dengan demikian, adanya kemudahan akses dalam pasar modal yang diperoleh perusahaan dapat diartikan sebagai fleksibilitas dari kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana. Kemampuan untuk memperolehdana atau pinjaman tersebut akan membantu perusahaan dalam usaha operasionalnya yang ditujukan pada peningkatan laba sebagai langkah untuk memperbesar perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan semakin besarnya ukuran suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa firm size mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio.
H2 = Firm Size berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio
3. Pengaruh Return on assets terhadap dividen payout ratio
Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam bentuk total aktivauntuk menghasilkan laba dalam suatu perusahaan.
Meningkatnya kinerja sebuah perusahaan dapat disinyalir akibat dari semakin besarnya return on assets (ROA) yang diperoleh. Hal ini dapat diartikan bahwasanya dengan semakin besarnya nilai return on assets (ROA) yang dimiliki perusahaan menunjukkan pula jika kinerja perusahaan semakin baik, sebab tingkat pengembalian investasi juga akan semakin besar. Dalam hal ini, peningkatan return on assets (ROA) yang terjadi akan berdampak pada peningkatan pendapatan dividen. Dengan demikian, semakin tingginya ROA dimana dalam hal ini adalah besarnya rasio profitabillitas (laba) yang dimiliki, menunjukkan kondisi tingginya tingkat keuntungan pada perusahaan. Keadaan yang semacam ini berpengaruh pada tingginya kemampuan perusahaan dalam kebijakan pembayaran dividen kepada para pemegang saham, sehingga dapat diartikan bahwa dengan meningkatnya return on assets (ROA) juga dapat meningkatkan pula pendapatan dividen. Berdasarkan kajian tersebut menunjukkan bahwa return on assets (ROA) mempunyai pengaruh yang positif terhadap dividend payout ratio (DPR).
H3 = Return On Assets berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30) “penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan BUMN yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Pengamatan dilakukan selama tiga tahun, yaitu 2013, 2014 dan 2015. Pemilihan periode penelitian dengan pertimbangan ketersediaan data mutakhir.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu variabel dependen dan variabel independen.Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.Variabel dependen identik dengan variabel terikat, yang dijelaskan, atau dependen variabel.
Sedangkan variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas atau independent/ explanatory variabel. Variabel independen dianggap sebagai variabel penyenan karena memprediksi atau menyebabkan variabel
independen. Hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel- variabel lain.
Dalam penelitian ini variabel dependen adalah Dividend Payout Ratio (DPR) sedangkan variabel independennya adalah Cash Ratio (CR), Firm Size (FS), dan Return On Assets (ROA)
1. Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. DPR juga merupakan rasio yang mengukur perbandingan dividend per share terhadap laba perusahaan atau Earning Per Share (EPS) (Darmadji, 2006). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997):
Dividend Payout Ratio =
3.3.2 Variabel Independen
Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Cash Ratio
Cash Ratio (CR) adalah salah satu rasio likuiditas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya (current assets). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Brigham, 1983):
Cash ratio = x100%
2. Firm Size
Firm size adalah skala besar kecilnya perusahaan yang mana merupakan rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. (Smith dan Watts 1992 dalam Farinha, 2002) menunjukkan, dasar teori pada pengaruh ukuran (firm size) terhadap DPR sangat kuat yang dapat mana dapat ditentukan dengan log natural dari total aset dan dirumuskan sebagai berikut:
Firm Size = log natural total asset
3. Return On Assets
Return on Assets (ROA) adalah rasio perbandingan Earning After Tax dengan Total Asset. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aset yang dimiliki padamasa atau periode sebelumnya, kemudian dianalisis untuk memproyeksikan kemampuan menghasilkan laba di masa mendatang. Semakin tinggi keuntungan yang diterima perusahaan, maka berpengaruh pada tingginya ketersediaan dana pada perusahaan yang dialokasikan dalam kebutuhannya untuk membayarkan dividen yang mana hal ini akan mempengaruhi besaran DPR yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Menurut Sartono Agus (2001:123), Return On Assets adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan dan dihitung dengan rumus :
ROA =
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Sumber: data olahan Peneliti, 2016 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Menurut Ferdinant (2008) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai semesta penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang Variabel
Penelitian Definisi Pengukuran Skala
Dividend Payout
Ratio (DPR)
DPR juga merupakan rasio yang mengukur perbandingan dividend per share terhadap laba perusahaan atau Earning Per Share (EPS) (Darmadji, 2006)
Rasio
Cash Ratio (CR)
salah satu rasio likuiditas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya (current assets).
x100%
Rasio
Firm Size (FZ)
besar kecilnya perusahaan yang mana merupakan rata–
rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. (Smith dan Watts 1992 dalam Farinha, 2002)
Firm Size = log natural total asset
Rasio
Return On Assets (ROA)
rasio perbandingan Earning After Tax dengan Total Asset
Rasio
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, maka peneliti menggunakan teknik sampling untuk mempermudah penelitian.
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri atas beberapa anggota populasi (Ferdinant, 2007). Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel atas pertimbangan tertentu dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative.
Kriteria (pertimbangan) pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1 Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2013 sampai dengan 2015.
2 Perusahaan BUMN yang telah menerbitkan laporan keuangan selama 3 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2013 sampai dengan 2015.
3 Perusahaan yang membagikan dividen 3 tahun berturut-turut selama periode penelitian yaitu tahun 2013 sampai dengan 2015
Tabel 3. 2
Daftar Populasi Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 – 2015
NO KODE NAMA PERUSAHAAN KRITERIA
SAMPEL 1 2 3
1 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk √ √ √ 1 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk √ √ √ 2 3 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ √ 3 4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ 4
6 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ √ 6 7 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk √ √ x -
8 INAF Indofarma (Persero) Tbk √ √ √ 7
9 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk √ √ √ 8 10 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ x 9 11 KRAS Krakkatau Steel (Persero) Tbk √ √ √ 10 12 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk √ √ √ 11 13 PTBA Bukit Asam (Persero) Tbk √ √ √ 12 14 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk √ √ √ 13 15 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk √ √ √ 14 16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ 15
17 TINS Timah (Persero) Tbk √ √ √ 16
18 TLKM
Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk √ √ √ 17
19 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk √ √ x - 20 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk √ √ √ 18 Sumber : http://www.idx.co.id
3.5 Jenis Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder (secondary data), yang berasal dari Laporan Keuangan Perusahaan BUMN yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 sampai 2015, yang termuat dalam ICMD (Indonesian Capital Market Directory), IDXStatistic 2013-2015, website www.idx.co.id dan Pojok BEI UNDIP. Dari data laporan keuangan tahunan masing–masing perusahaan, dipilih data Cash Ratio, Firm Size, Return On Assets dan Dividend Payout Ratio. Data tersebut diolah lebih lanjut untuk memperoleh suatu nilai yang menjadi variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelusuran data sekunder, yaitu dilakukan dengan kepustakaan dan manual. Data yang dipergunakandalam penelitian ini diperoleh dari IDX Statistic dan Indonesian Capital Market
Directory tahun 2013-2015. Metode-metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui berbagai pengetahuan atau teori yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji berbagai literature pustaka. Dalam hal ini peneliti memperoleh data dari buku-buku pustaka, majalah, jurnal, dan berbagai literatur lainnya yang menjadi referensi serta yang sesuai dengan penelitian.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari, mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan,dokumen, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalaan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder yang dipublikasikan oleh pemerintah yaitu dari Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat dalam IDX Statistic dan Indonesian Capital Market Directory tahun 2013-2015.