• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serambi Konstruktivis, Volume 2, No.1, Maret 2020 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Serambi Konstruktivis, Volume 2, No.1, Maret 2020 ISSN :"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pemangkatan Dan Penarikan Akar Bilangan Cacah Pada Siswa Kelas V SD Negeri Paya Bili I Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Problem Solving Di Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2019/2020

Sri Wirahayu,S.Pd

Guru SD Negeri Paya Bili I Aceh Timur

Abstrak

Permasalahan yang menjadi bahasan topik dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar Matematika materi pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah pada siswa kelas V SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model problem solving. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur sejumlah 21 siswa. Waktu Peneltian ini dilaksanakan pada 22 juli sd 23 oktober 2019, Semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 selama 4 Bulan. Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil tes formatif pada setiap siklus. Sedangkan data kualitatif berupa hasil observasi pada tiap siklus pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian konversikan dengan kriteria keberhasilan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dapat diketahui bagaimana peningkatannya. Hasil penelitian penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan hasil belajar kelas 5 SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada pelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah pada prasiklus di dapatkan 59,62 siswa atau 42,86% siswa tuntas. Pada siklus I ada sejumlah siswa yang berhasil meningkatkan hasil belajar menjadi 67,43 dengan sejumlah 13 atau 61,90% tuntas namun hal ini belum mencapak KKM 70 yang ditentukan, pada Siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 80,29 atau 22 (80,95%) siswa dari 21 siswa. Kesimpulan penerapan problem solving ini dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa pada pelajaran Matematika materi pemangkatan dan penarikan akar bilangan dan layak untuk diterapkan.

Kata Kunci : Problem solving, Hasil belajar, Matematika

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran yang dinilai berhasil bisa ditunjukkan pada penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik. Selain itu, keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari tingkat penguasaan materi yang dinyatakan pada perolehan nilai. Pemilihan metode yang tepat dan menarik, menjadikan adanya interaksi yang edukatif sehingga peserta didik berkembang kreativitasnya dan mudah menerima pelajaran yang diberikan.

Pendidikan merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran baik secara formal, maupun nonformal.

Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang berjenjang, berstruktur dan

(2)

25 berkesinambungan sampai dengan perguruan tinggi. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi siswa. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri siswa. Peran pendidikan sendiri adalah dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Masyarakat yang berpendidikan tentu memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari pada yang tidak berpendidikan, kesejahteraan batiniah dan lahiriah juga mempengaruhinya. Bangsa yang cerdas pasti masyarakatnya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas juga. Untuk itu belajar sangat penting bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pentingnya belajar untuk belajar (learning to learn) menumbuhkan sikap terbuka terhadap adanya perubahan dan tantangan globalisasi yang semakin modern dan menantang.

Guru yang profesional tentu akan mengusahakan metode pembelajaran interaktif yang dapat merangsang kemampuan belajar siswa sehingga mampu memunculkan kreativitas belajarnya agar tujuan mata pelajaran Matematika dapat tercapai hasil yang maksimal (Trianto, 2009 : 83). Guru dituntut atau bisa diharapkan menjadi seseorang yang melakukan fasilitasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kecakapan siswa. Peran guru sebagai sumber pengetahuan diminimalisir dengan menempatkan guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan sehingga siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuannya.

Sayangnya, masih banyak guru yang menyampaikan materi secara monoton.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur masalah tersebut harus ditanggulangi. Karena terlihat dari hasil yang diperoleh kurang maksimal. Siswa yang tuntas sesuai KKM ada 9 orang dan yang belum tuntas KKM sejumlah 12 orang dari 21 siswa dengan KKM yang telah di tetapkan adalah ≥ 70. Pada pembelajaran tersebut guru menggunakan model ceramah, yaitu sebuah model mengajar dengan cara menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa, yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Jelas bahwa dalam pembelajaran tersebut tidak terlihat adanya aktifitas siswa, karena siswa hanya duduk terdiam mendengarkan apa yang dibicarakan oleh guru, sehingga siswa kurang aktif dan hasil belajar pun kurang maksimal.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kualitas dan kuantitas sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan Nasional. Upaya perbaikan, perubahan dan pembaharuan di bidang pendidikan juga masih merupakan tanggung jawab guru sebagai salah satu komponen kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satunya yaitu penggunaan metode pembelajaran. Dalam metode pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting, dimana metode yang digunakan harus sesuai dengan zaman atau kemajuan teknologi serta mampu diterapkan dalam sekolahan tersebut.

(3)

26 Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan metode yang dapat membuat siswa aktif dan berpikir untuk mencari solusi atas persoalan yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran serta kemampuan bekerjasama dalam memecahkan masalah. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode problem solving melalui media visual. Fadillah (2014: 196) bahwa metode problem solving ialah cara menyampaikan materi dimana guru memberikan suatu permasalahan tertentu untuk dipecahkan atau dicari jalan keluarnya oleh siswa. Maka metode problem solving dapat melatih siswa untuk dapat menyelesaikan persoalan dalam pembelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah. Selain itu Metode problem solving dapat melatih siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah.

Menurut Dzamarah dan Zain (2006:92) bahwa metode problem solving dapat membuat pendidikan menjadi relevan, melalui pemecahan masalah dapat membuat siswa terampil dalam menghadapi dan memecahkan masalah, serta dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh. Saat

pembelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah, penggunaan media pembelajaran sangat penting karena sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. Media dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Metode problem solving dapat membuat siswa berpikir untuk mencari solusi atas persoalan yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu dalam pembelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah membantu dan mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada hasil melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Pemangkatan Dan Penarikan Akar Bilangan Cacah Pada Siswa Kelas V SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Problem Solving Di Semester Ganjil Tahun Pelajaran2019/2020”.

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang akan menghasilkan perubahan. Perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui proses latihan-latihan yang disebut pembelajaran. Komalasari (2010: 2) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal.

Suprihatiningrum (2013: 14) bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik yang bisa diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan.

(4)

27 Sejalan dengan pendapat di atas, Susanto (2013: 4) bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadi perubahan perilaku yang relatif tepat baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru.

Sehingga memungkinkan seseorang terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik.

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku. Kimble dan Garmezy dalam Thobroni (2015: 17) bahwa pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Thobroni (2015: 19) bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. Rusman (2014:

134) bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung.

Selain itu Susanto (2013: 185) bahwa pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa. Pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses belajar yang mengandung makna belajar dan mengajar, sebagai upaya menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa berubah tingkah lakunya. Pembelajaran sebagai upaya menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa berubah tingkah lakunya.

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bahri (2008) tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :

a. Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

b. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

c. Tes Sumatif

(5)

28 Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran.

Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, penyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Dari beberapa teori mengenai hasil belajar yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu akhir dari proses pembelajaran yang tujuannya untuk mengetahui apakah pemblajaran yang dilakukan berhasil atau tidak.

Langkah Pembelajaran Matematika di SD

Merujuk dari beberapa pendapat dari para ahli ilmu matematika SD dalam menggunakan kreatifitas dan kompetensi siswa, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efesien, sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa. Mengerjakan matematika guru harus memahami bahwa setiap siswa mempunya kemampuan berbeda-beda serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika. Ada 3 kelompok besar yang merupakan konsep pada kurikulum di SD yaitu penanaman konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Untuk sampai pada keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah yang benar yang sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa.

Langkah-langkahnya diantaranya:

a. Penanaman Konsep Dasar (penanaman konsep), yaitu pembelaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Dalam kurikulum menggunakan kata “mengenal. Dalam kegiatan konsep dasar ini, media dan alat peraga diharapkan dapat membantu kemampuan pola pikir siswa.

b. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penamaan konsep dengan tujuan siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Ada dua pengertian mengenai pemahaman konsep yang pertama, merupakan kelnjutan dari penanaman konsep dan yang kedua, pemahaman konsep dilakukan pertemuan berbeda namun dengan lanjutan penanaman konsep.

c. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Dengan tujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.

Secara garis besar, pembelajaran matematika terbagi atas dua tujuan yaitu tujuan formal dan tujuan material. Ada tujuan yang bersifat formal yaitu lebih menekankankepada menata penalaran, membentuk kepribadian, kecerdasan, berpikir logis dan kreatif. Tujuan ini ada pada matematika murni seperti pada perguruan tinggi.

Tujuan yang bersifat material lebih menekankan pada kemampuan menerapkan matematika dan keterampilan matematika.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dilaksanakan mulai tanggal 22 Juli s.d 23 Oktober 2019.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Paya Bili I sebanyak 21 Orang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus.

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data hasil pekerjaan siswa dalam Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah melaui tes. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data deskriptif.

(6)

29 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian Siklus I a. Analisis

Dari hasil data yang didapat dari PraSIKLUS, maka proses belajar mengajar yang telah dilakukan dianalisis: proses pembelajaran kurang menarik, kurang lancar dan kurang menyanangkan bagi siswa sehingga siswa kurang bersemangat dalam menerima pelajaran, serta guru tidak menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang variatif.

b. Sintetis

Pada siklus ini dari proses pembelajaran yang telah dilakukan mulai dari perencanaan sampai pada akhir kegiatan, ternyata belum dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Hal ini disebabkan karena masih adanya kelemahan yang ditemui sehingga masih menjadi rintangan dalam mencapai peningkatan pemahaman siswa sehingga perlu dilakukan pembelajaran pada siklus II selanjutnya.

c. Evaluasi

Berdasarkan hasil data,pada proses pembelajaran pada siklus I ini, memperlihatkan bahwa proses pembelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah memperlihatkan bahwa hasilbelajar siswa secara klasikal masih di bawah standar, yaitu dari 21 orang siswa hanya 13 siswa yang tuntasn atau setara 61,90%, nilai rata-rata kelas 67,43 sudah dekat mencapai nilai KKM ≥70 yang diharapkan, maka untuk itu perlu dilakukan kembali Siklus yang kedua.

2. Hasil Penelitian Siklus II

Hasil observasi proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan siswa mulai lebih aktif dalam kegiatan belajar, hal ini disebabkan karena guru sudah banyak memberikan bimbingan dan pengayaan tambahan atau penjelasan. Siswa lebih cepat dapat menerapkan Persiapan, Pelaksannan dan Hasil pada kegiatan pembelajaran Matematika guru telah mencoba menerapkan Model pembelajaran problem based learning dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa Kelas 5 SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah, sehingga hasil belajar siswa meningkat siknifikan ke angka rata-rata kelas 80,29 dengan persentase ketuntasan belajar 17 siswa atau 81,48% dan ini telah melebihi standar KKM ≥70 yang ditentukan.

a. Analisis

Setelah diadakan siklus II yang diikuti, dengan kelas yang dilakukan sesuai dengan perencanaan dan skenario pembelajaran, maka proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sempuran serta suasana kelas yang kondusif.

b. Sintetis

Dari hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelemahan-kelemahan dan kekurangan pada proses pembelajaran siklus I telah dapat diatasi dengan baik. Dengan kata lain perbaikan pembelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah di Kelas 5 SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Evaluasi

Hasil evaluasi proses perbaikan pembelajaran matematika di SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dengan penerapan Model Pembelajaran Problem Solvinng untuk Meningkatkan Pestasi Belajar Kelas 5 SD

(7)

30 Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur Pada Pelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah membuktikan bahwa perubahan peningkatan hasil belajar siswa yaitu rata- rata kelas 59,62 pada observasi awal dengan persentase ketuntasan 42,86%, berubah nilai rata-rata kelas menjadi 80,29 dengan persentase ketuntasan 80,95%

pada siklus II.

Tabel 1. Data Perbandingan Nilai Siswa

No Nama Siswa Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Nilai Ket Nilai ket Nilai Ket

1 Amna Hafiza 36 TT 52 T 76 T

2 Azis Syahputra 64 TT 76 T 88 T

3 Dea Kylila Balqis 60 TT 72 T 80 T

4 Jihan Syahira 52 TT 72 T 78 T

5 M.Albina 68 T 76 T 84 T

6 Melisa Putri Febriani 44 TT 48 TT 68 TT

7 M. Lucky Hardiansyah 72 T 76 T 92 T

8 M. Ifkar 52 TT 64 TT 76 T

9 M. Mubarok Lubis 72 T 76 T 80 T

10 M. Taqiyuddin Al ‘Asyi 36 TT 48 TT 60 TT

11 Nadia 32 TT 40 TT 64 TT

12 Nadia Khairuni 72 T 76 T 84 T

13 Nita Amelia 76 T 80 T 92 T

14 Prana Sakti 68 T 72 TT 84 T

15 Reza Aditya 56 TT 64 TT 76 T

16 Ririn Afdilla 72 T 76 T 84 T

17 Salman Alfarisi 72 T 76 T 88 T

18 Sendi Ramadhan 56 TT 60 TT 76 T

19 Siti Naizura 52 TT 56 TT 68 TT

20 Vilda Aura Yasfa 64 TT 76 T 92 T

21 Yoga Syahputra 76 T 80 T 96 T

Total 1252 1416 1686

Nilai Rata-Rata Kelas 59,62 67,43 80,29

Jumlah Siswa Tuntas 9 13 17

Jumlah Siswa Tidak Tuntas 12 8 4

Persetase Ketercapian Kkm 42,86 61,90 80,95

Tanggal Pengumpulan Data 24/07/2019 14/08/2019 11/09/2019 Keterangan : T: Tuntas, TT: Tidak Tuntas

(8)

31 Gambar 1. Perbandingan Nilai Siswa pada Prasiklus Hingga Siklus II

Gambar 2. Grafik Nilai Rata-rata Kelas

0 20 40 60 80 100 120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

PERBANDINGAN DATA NILAI PRASIKLUS, SIKLUS I HINGGA SIKLUS II

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

1 2

3 4

5 6

7 59.62 67.43

80.29

NILAI RATA-RATA KELAS, PraSIKLUS, SIKLUS I dan SIKLUS II

NILAI RATA-RATA KELAS

(9)

32 Gambar 3. Grafik Ketuntasan Belajar

Gambar 4. Grafik Persentase Ketercapaian KKM

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

1 2 3 4 5 6 7

9

13

17

12

8

4

DATA KETUNTASAN SISWA DARI PRASIKLUS HINGGA SIKLUS II

JUMLAH SISWA TUNTAS JUMLAH SISWA TIDAK TUNTAS

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

1 2

3 4

5 6

7 42.86

61.90

80.95

PERSETASE KETERCAPIAN KKM PraSIKLUS, SIKLUS I, SIKLUS II

PERSETASE KETERCAPIAN KKM

(10)

33 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya meningkatkan hasil belajar Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah melalui metode problem solving pada siswa kelas 5 SD Negeri Paya Bili I Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur, diperoleh hasil yaitu, tingkat hasil belajar Matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Paya Bili I, sebelum diterapkannya metode problem solving masih sangat rendah belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan untuk mata pelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah yaitu ≥70. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil evaluasi yang dilakukan sebelum prasiklus yang hanya memperoleh nilai rata-rata kelas 59,62 dengan presentase ketuntasan 42,86%. Rendahnya hasil belajar Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah pada ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya proses pembelajaran yang kurang menyenangkan, kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media dan metode pembelajaran, serta kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mateamtika dengan metode problem solving sudah mencapai indikator. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah yang mengalami peningkatan dari mulai pra tindakan ke siklus I, dari siklus I ke siklus II.

Nilai rata-rata mata pelajaran Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah sebelum menggunakan metode problem solving adalah 59,62 dengan presentase ketuntasan 42,86%. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh adalah 67,43 dengan persentase ketuntasan 61,90%. Sedangkan untuk siklus II nilai rata-rata 80,29 siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa dengan persentase 80,95% dan telah mencapai indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini, nilai. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode problem solving dapat hasil belajar Matematika materi pokok pemangkatan dan penarikan akar bilangan cacah pada siswa kelas 5 SD Negeri Paya Bili I dapat diterapkan pada pembalajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri. 2008. Konsep dan Definisi Konseptual. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Djamarah & Zain. 2006. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SD/MTS, dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bnadung:

Refika Aditama.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru).

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Seklah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Thobroni. M. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Yogjakarta: Arr- Ruzz Media.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya:Kencana.

Gambar

Tabel 1.   Data Perbandingan Nilai Siswa
Gambar 2. Grafik Nilai Rata-rata Kelas
Gambar 4. Grafik Persentase Ketercapaian KKM

Referensi

Dokumen terkait

Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah tahu kuning yang dijajakan oleh pedagang di sembilan pasar Kota Malang yaitu Pasar Tawamangu, Pasar Dinoyo, Pasar

Kinerja pada sistem lama pada dasarnya masih bersifat kurang efektif dan membutuhkan biaya lebih, waktu kurang efisien dan informasi bagi pengguna tidak dapat

(1) Warga Negara Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) yang berkunjung ke Indonesia untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan tidak bermaksud untuk

Hasil dari penelitian ini diperoleh Ho ditolak t hitung lebih besar dari t tabel (5,072 > 2,000) maka hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan mempunyai pengaruh yang

Siswa lebih cepat dapat menerapkan persiapan, Pelaksanaan dan Hasil pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster guru telah

Baik, ini bahan bakarnya batu bara ya. Mungkin nanti tinggal di tindaklanjuti, mohon izin Pak yang mewakili Dirjen Gakkum. Selanjutnya kami persilakan pada

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para

Menurut Imam Gunawan (2010:1), “respons anak pada proses perkembangan, berkembang dari respons yang bersifat instinkif menjadi respons yang diperoleh melalui