RENCANA KERJA
DIREKTORAT PENGAMANAN OBYEK VITAL POLDA KEPRI TAHUN ANGGARAN 2017 I. LATAR BELAKANG
1. Kondisi Umum
Kebijakan pemerintah Indonesia yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 - 2019 dengan visi terwujudnya indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Untuk melaksanakan kebijakan pemerintah tersebut disusun program quick wins Nasional sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMN yang harus dilaksanakan oleh seluruh Kementerian/lembaga secara bersinergi. Kebijakan tersebut selanjutnya dilaksanakan oleh jajaran pejabat Negara dalam kabinet Indonesia hebat (KIH), Polri yang merupakan bagian dari fungsi Pemerintah yang melaksanakan tugas dibidang keamanan telah merumuskan 8 (delapan) program quick wins sebagaimana tertuang didalam Renstra Polri 2015-2019.
Polda Kepri yang merupakan bagian dari institusi Polri yang melaksanakan tugas di bidang keamanan di wilayah Provinsi Kepri akan melaksanakan program quick wins yang disinergikan dengan visi dan misi Polda Kepri dalam mewujudkan Polri yang profesional melalui strategi strive for excellence yang akan diimplementasikan sampai dengan tahap ideal yaitu Polri sebagai organisasi unggulan (excellence).
Tahun 2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Renstra Polda Kepri 2015- 2019 dengan titik sentral pada membangun sinergi dengan seluruh instansi terkait dan komponen masyarakat yang ada di provinsi Kepri dalam upaya mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif serta meningkatnya penilaian positif dari masyarakat terkait dengan pelayanan Kepolisian. Strategi pencapaian sasaran akan mengacu pada hal-hal yang telah dicapai pada tahun sebelumnya baik dibidang operasional, pembinaan kekuatan maupun pembangunan kekuatan.
Keberhasilan Polda Kepri dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, dalam penegakan hukum serta memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat guna mewujudkan keamanan daerah sebagai modal awal dalam membangun ke ikutsertaan masyarakat, instansi terkait sebagai mitra Polda Kepri.
Tugas Polda Kepri kedepan masih dihadapkan pada banyaknya tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan kinerja Polri yang sampai saat ini belum seluruhnya dapat di penuhi. Masyarakat menuntut dan mengharapkan agar Polri mampu mewujudkan : (1) postur yang professional, mandiri, bersih dan bebas dari KKN; (2); menggelar keberadaannya di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman dan tenteram; (3) memberikan pelayanan prima Kepolisian dengan cepat, tidak mempersulit dan tuntas dalam menyelesaikan masalah; (4) penampilan yang simpatik, humanis tapi tegas dan bermoral serta modern; (5) Polri yang . . .
yang transparan dan akuntabel dalam setiap tindakannya; (6) fungsi intelijen yang professional serta mampu mengantisipasi dan mencegahterjadinya gangguan Kamtibmas ; (7) penegakan hukum yang professional, proporsional, tegas, jujur dan adil (tidak diskriminatif dan memenuhi rasa keadilan) terutama terhadap kejahatan yang meresahkan masyarakat yang didukung dengan terjaminnya transparansi proses penyidikan perkara.
Perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat sesuai dengan perkiraan Intelijen T.A. 2017 merupakan bahan masukan yang harus diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Kerja Polda Kepulauan Riau T.A. 2017, meliputi perkembangan lingkungan strategis baik Global, Regional dan Nasional maupun berbagai aspek kehidupan masyarakat bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Keamanan (Ipoleksosbud dan Kam).
a. Perkembangan Aspek kehidupan Provinsi Kepulauan Riau di bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial budaya, Agama dan Keamanan sebagai berikut :
1) Aspek Idiologi:
a) Masyarakat Provinsi Kepri pada umumnya masih berpegang pada Pancasila sebagai falsafah dan pedoman hidup bangsa Indonesia, belum ada indikasi kelompok/ aliran yang mengarah pada pembentukan ideologi lain selain Pancasila. Namun demikian masih adanya kelompok / suku terasing di beberapa wilayah perairan Kepri yang dinamakan suku laut karena tinggalnya diatas perahu yang terapung dilautan dan berada di pinggir-pinggir pulau wilayah Kepri yang kemungkinan besar belum memiliki pendidikan/ pengetahuan yang cukup tentang Pancasila sebagai idiologi tunggal Bangsa Indonesia saat ini;
b) Pada Masyarakat Modern saat ini, sifat Konsumtif Sosial Media pada kalangan masyarakat di manfaatkan oleh Kelompok tertentu yang bersifat anti Pancasila yaitu dengan sengaja menimbulkan berita atau issue yang mengintervensi terhadap suatu kepercayaan keagamaan sehingga tidak relevan dengan kehidupan bermasyarakat dan norma yang berlaku. Akibatnya menimbulkan Polemik dan berbagai permasalahan baru di karenakan ketidak sesuaian dengan norma agama yang berlaku di tengah masyarakat Prov. Kepulauan Riau;
c) Suku laut tersebut bahkan dikenal menganut animisme atau mengkeramatkan suatu benda atau daerah dikarenakan pengaruh minimnya fasiltas pengetahuan tentang keagamaan dan sifat turun temurun yang sudah membudaya. Dengan demikian salah satu nilai pancasila yang mewajibkan setiap penduduk Indonesia untuk mempercayai adanya Tuhan YME masih belum terlaksana sepenuhnya. Namun setidaknya suku laut ini belum ada indikasi untuk melakukan upaya mendiskreditkan Pancasila ataupun membuat ideologi baru karena aktivitas utama hingga saat ini adalah melaut dan berburu di Hutan.
d) Bergesernya . . . .
d) Bergesernya nilai - nilai persatuan dan kesatuan yang merupakan pedoman pokok Pancasila dalam berkehidupan juga mulai terlihat dengan adanya perkumpulan / kelompok kesukuan yang lebih bersifat pada kepentingan ekonomi kelompoknya dengan mengedepankan kegiatan - kegiatan yang tidak sesuai ketentuan dan terkesan berkompetisi untuk menguasai beberapa titik / lokasi usaha tertentu dengan tujuan melakukan dominasi dalam hal
“pengamanan” sehingga sering berimplikasi pada terjadinya konflik horisontal yang dampaknya dapat meluas karena mengatasnamakan suku tertentu yang seakan - akan berlatarbelakang SARA.
2) Aspek Politik:
a) Secara umum situasi politik di Kepri cukup kondusif. Hal ini terlihat dari berbagai agenda politik di pemerintahan khususnya eksekutif dan legislatif berjalan dengan lancar. Meskipun terdapat beberapa kebijakan pemerintah setempat yang bertentangan dengan legislatif namun masih dapat diatasi dengan pendekatan / cara-cara yang baik dan produktif;
b) Dalam hal pemberdayaan pulau-pulau terluar juga merupakan tanggung jawab pemerintah Provinsi Kepri. Hal ini perlu diperhatikan serius mengingat beberapa pulau di wilayah Provinsi Kepri diketahui telah dikelola oleh investor asing seperti Pulau Bawah di Natuna, Pulau Penggalap dan Pulau Segayang di Kecamatan Galang Kota Batam. Kurangnya pengawasan terhadap beberapa pulau tersebut akan berdampak terjadinya penjarahan oleh pihak asing:
c) Adanya pelaksanaan Pemilu Walikota dan Wakil Walikota periode tahun 2017 – 2021, berbagai program dan isu mulai dimunculkan pada saat menjelang pelaksanaan pemilihan khususnya krisis ekonomi yang terus memburuk, pengangguran lebih tinggi dari biasanya dan permasalahan - permasalahan di wilayah Kepri yang belum terselesaikan;
d) Pasca Pemilukada di Prov. Kepulauan Riau yaitu Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Gubernur pada tingkat Provinsi dan Bupati/Walikota pada Tingkat Kab/Kota dinilai kurang dinamis antara Kepala Daerah dengan Pejabat Satuan Perangkat Kerja yang di sebabkan perbedaan kebijakan dan keberpihakan dengan Calon yang tidak terpilih. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan adanya pro dan kontra serta tidak harmonis pada keberlangsungan Pemerintahan dan diperkirakan kekisruhan pada kinerja pemerintah yang berimplikasi terhadap masyarakat secara langsung;
e) Pemilukada Kota Tanjung Pinang yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 mendatang akan menjadi perhatian politik di wilayah Prov. Kepulauan Riau, dimana pada tahun 2017 ini akan adanya kelompok/partai yang menyuarakan Bakal Calon yang akan mengikuti Pemilukada Kota Tanjung Pinang. Pengaruh Koalisi Partai di tingkat pusat menjadi jalur tersendiri yang diikuti oleh Partai di wilayah Kota Tanjung Pinang dimana hal tersebut juga menjadi arah Legislatif . . .
Legislatif dalam penentuan calon. Sistem Politik uang, menggunakan pengaruh Instansi demi memenangkan pemilukada di perkirakan akan terjadi pada Pemilukada Tanjung Pinang tahun 2018 mendatang;
f) Munculnya kelompok-kelompok gerakan mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta Organisasi Masyarakat (Ormas) yang belum terdaftar secara resmi di instansi terkait, baik secara taktis maupun strategis bertujuan mengkritisi kebijakan pemerintah daerah di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan keamanan.
Selain itu tidak sedikit yang menjadikan organisasi/ kelompok tersebut sebagai peluang untuk mata pencaharian, tentunya melalui praktek pungli bahkan ancaman/ pemerasan terhadap oknum pejabat pemerintah / swasta.
g) Adanya rencana pemekaran wilayah di Kepri seperti daerah Kabupaten Natuna Barat, Kabupaten Serasan, Midai dan Subi, Kabupaten Kundur dan Kabupaten Singkep. Adapun alasan pemekaran kabupaten yaitu menimbang besarnya jumlah penduduk di wilayah tersebut serta memperpendek rentang kendali pelayanan masyarakat.
3) Aspek Ekonomi:
a) Kondisi pelemahan masih terasa pada laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian Rp 13.145 - Rp 13.932 per USD. Pelemahan terjadi dengan adanya sentimen tambahan kekhawatiran, akan naiknya eskalasi politik di Suriah setelah AS ikut campur didalamnya. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap situasi ekonomi di Provinsi Kepri. Banyaknya penurunan produksi di berbagai sektor industri karena naiknya nilai bahan-bahan yang relatif masih impor membuat beberapa perusahaan di Kepri terancam bangkrut. Hal ini akan berpotensi timbulnya permasalahan sosial dengan banyaknya karyawan yang akan di-PHK sehingga berdampak terjadinya unjuk rasa, dan meningkatnya kriminalitas;
b) Letak Kepri yang strategis yaitu berdekatan dengan Singapura dan Malaysia berdampak pada perkembangan perekonomian setempat, banyaknya pasokan barang dari kedua negera tetangga tersebut cukup membantu kebutuhan masyarakat Kepri terutama bahan pokok, harganya pun lebih rendah bila dibandingkan dengan mendatangkan dari Pulau Jawa. Namun dampak negatifnya adalah banyaknya praktek penyelundupan yang masih marak terjadi di Kepri mengingat banyaknya pelabuhan tikus dan kurangnya sarana dan prasarana untuk pengawasannya;
c) Pemberlakuan Free Trade Zone (FTZ) di Wilayah Kepri Khususnya Batam, Bintan dan Karimun dengan segala kemudahan/ fasilitas- fasilitas khusus tidak berjalan dengan baik karena para pengusaha di wilayah Kepri dibingungkan oleh landasan hukum FTZ yang masih tumpang tindih (dualisme) dengan sejumlah aturan lain, terutama
kendala yang dihadapi adalah peran institusi Bea Cukai masih dominan dalam wilayah FTZ sehingga mengaburkan fungsi dan keutamaan kawasan FTZ. Hal tersebut dapat mengakibatkan penanam usaha terutama PMA akan menutup usahanya karena menganggap wilayah Kepri tidak kondusif;
d) Banyaknya komoditi impor dari Singapura dan Malaysia yang diperjualbelikan di Batam khususnya bidang retail baik itu tas, dompet, sepatu, sandal, pakaian bekas dan peralatan rumah tangga berdampak pada diberlakukannya standarisasi dollar Singapura dalam setiap jual beli. Hal ini cukup berpengaruh dalam kondisi melemahnya kurs rupiah saat ini karena krisis ekonomi dunia.
Praktek standarisasi dollar juga terjadi pada sebagian besar hotel berbintang baik di Batam atau di Lagoi Bintan yang tentunya menyalahi prosedur BI dan melemahkan daya beli masyarakat setempat;
e) Dampak adanya kenaikan harga barang impor dan krisis energi listrik di wilayah Kepri (Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Lingga dan Natuna) juga sangat mempengaruhi perkembangan investasi dan dunia usaha di daerah karena akan meningkatkan biaya operasional termasuk upah buruh, hal ini berpengaruh terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi;
f) Permasalahan tambang di wilayah Kepri yaitu adanya para eksportir hasil tambang menentang terhadap peraturan larangan mengekspor bahan mentah hasil tambang. Alasannya banyak eksportir tambang yang resah/ menjerit atas pengenaan regulasi baru tersebut;
g) Diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tahun 2016 di Indonesia, selain menimbulkan dampak positif juga memiliki pengaruh dan menjadi Polemik dikalangan masyarakat. Masih kurangnya Pengetahuan tentang Program MEA ditengah masyarakat dinilai akan menjadi penyebab Polemik dimaksud. Prov. Kepulauan Riau sebagai salah satu target Program MEA di bidang Industri dan Pariwisata akan merasakan dampak di berlakukannya MEA 2016 yaitu lebih berkembangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang Industri dan Pariwisata serta akan adanya Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli asing. Sistem penyelesaian suatu Proyek dengan mendatangkan kelompok khusus/orang asing dari Negara tertentu menjadi salah satu Praktek keberlangsungan MEA dimana kedatangan sebagai pekerja asing di wilayah Prov. Kepri akan bersaing dengan tenaga kerja lokal terkait skill dinilai masih kurang dan tingginya angka pengangguran. Dari segi keamanan, Imigrasi selaku Instansi yang di kedepankan dalam penanganan orang asing, memiliki kelemahan dalam pengawasannya dimana Imigrasi hanya melaksanakan tugas pada saat datangnya pekerja asing di pelabuhan atau bandara, namun bagaimana aktivitas pekerja asing tidak dapat termonitor secara langsung. Hal tersebut menjadi Pengalihan tugas kepada Kepolisian (POLRI) atas pengamanan aktivitas seluruh masyarakat;
h) Situasi . . .
h) Situasi Ekonomi yang belum stabil yang di tandai dengan melemahnya rupiah serta mahalnya harga kebetuhan pokok sejalan dengan harga komoditi dan operasional lapangan pekerjaan, sehingga berdampak terhadap meningkatnya angka Pengangguran dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat dari banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup dan banyaknya penolakan, mogok kerja, aksi unjuk rasa oleh kelompok buruh sehingga mempengaruhi faktor keamanan, investasi dan terganggunya aktivitas masyarakat/penggunaan fasiltas umum. Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius dari pemerintah dalam menangani jumlah pengangguran serta antisipasi banyaknya PHK dengan menumbuhkan lapangan kerja baru dan bidang keterampilan ditahun 2017 adalah salah satu lini perbaikan terkait permasalahan bidang ketenagakerjaan dimaksud.
4) Aspek Sosial Budaya:
a) Timbulnya Sifat Intoleransi pada masyarakat dengan sifat kritis atas ketidakpuasan kinerja pemerintah dan Instansi aparatur Negara yang menimbulkan berbagai kejadian dan polemik di tengah masyarakat, secara cepat meluas dengan ekspos media adalah hal yang perlu di antisipasi perkembangannya. Langkah antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan menggali kembali norma agama dan toleransi yang menjadi paham masyarakat secara umum. Peran Pemerintah dan Instansi terkait bidang keagamaan di perlukan dalam meningkatkan Toleransi hubungan sosial masyarakat;
b) Adanya aliran agama Syiah dan aliran lainnya yang di tentang oleh masyarakat secara umum di wilayah Prov. Kepulauan Riau menjadi pro dan kontra sehingga menimbulkan kerawanan yaitu konflik horizontal di kalangan masyarakat, perlu dilakukan deteksi dini dan langkah antisipasi guna meminimalisir setiap gejolak yang akan terjadi. Penyelesaian permalahan bidang aliran agama tersebut yaitu dengan mengedepankan peran Pemerintah dengan mediasi antara aliran agama yang di tentang bersama dengan warga masyarakat sehingga di peroleh kesepakatan bersama guna keberlangsungan situasi yang kondusif;
c) Permasalahan sengketa lahan pendirian Rumah Ibadah di wilayah Prov.Kepulauan Riau yaitu Kota Batam, Kota Tanjung Pinang, Kab.
Karimun dan Kab. Bintan hingga tahun 2016 masih belum terselesaikan dan memerlukan perhatian khusus dalam pelaksanaannya dimana potensi konflik permasalahan tersebut sangat sensitif yaitu menimbulkan kerawanan pertikaian yang bersifat spontanitas. Hal tersebut perlu diantisipasi gejolak dan permasalahan yang terjadi guna stabilitas harmonisasi dan toleransi antar pemeluk agama secara khusus dan situasi yang kondusif di wilayah Prov. Kepulauan Riau;
d) Masalah . . . .
d) Masalah perselisihan antara Buruh dengan Perusahaan di Kota Batam, Bintan dan Karimun sering terjadi antara lain masalah PHK, outsourching, masalah UMK/ UMP dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dianggap rendah dan hak-hak karyawan yang belum dipenuhi oleh pihak Management Perusahaan sehingga sering terjadi aksi mogok kerja Karyawan dan aksi unjuk rasa ke Instansi pemerintah (Pemprov, DPRD Provinsi/ Kota, Pemkab/ Pemko, Disnaker untuk menyampaikan tuntutan mereka yang belum terpenuhi;
e) Masalah sengketa tanah dan penggusuran masih terjadi di beberapa daerah yang ada di wilayah Provinsi Kepri, diwarnai dengan aksi protes dan unjuk rasa yang dilakukan masyarakat yang didukung oleh berbagai pihak seperti mahasiswa dan LSM serta Ormas. Tidak sedikit masalah sengketa tanah/ lahan ini berujung pada konflik sosial yang melibatkan kelompok preman yang berlatar belakang kesukuan. Ada beberapa faktor penyebabnya baik itu sebagian masyarakat masih berpegang pada hukum adat / tanah ulayat yang berbenturan dengan hukum nasional serta adanya keberpihakan dari oknum pejabat pemerintah atau mantan pejabat pemerintah daerah.
Penyebab lainnya adalah adanya tumpang tindih perijinan lahan yang diduga karena unsur kurangnya pengawasan instansi terkait;
f) Adanya permasalahan Kampung Tua yang hingga saat ini warga masih menuntut legalitas terhadap kampung tua terhadap Pemerintahan Kota Batam.
5) Aspek Keamanan:
Dari letak Provinsi Kepri yang memiliki geoekonomi dan geopolitik yang sangat strategis akan memunculkan berbagai permasalahan dibidang keamanan sebagai beikut :
a) Provinsi Kepri merupakan kawasan pesisir memiliki berbagai persoalan diantaranya isu defence-security, isu law enforcement dan isu kesejahteraan masyarakat. Diantara persoalan yang menjadi irisan diantara tiga isu tersebut adalah persoalan keamanan non- tradisional seperti illegal fishing, illegal logging, drug smuggling, people smuggling, arms smuggling, illegal migrant, dan terorisme.Disisi lain dengan keberadaan Selat malaka, memiliki “ Economics Advantage “ karena merupakan Sea lines of communication(SLOC), yaitu jalur laut perdagangan internasional, yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Laut Cina Selatan;
b) Kepri masuk 10 besar provinsi dengan kasus penyalahgunaan narkoba terbesar di Indonesia. Jumlahnya mencapai 44 ribu kasus atau sekitar 4,3 persen dari seluruh kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia.Maka dari itu Kepri termasuk daerah rawan narkoba dan menjadi perhatian BNN RI. 4,3 persen penyalahgunaan Narkoba dihitung sama dengan 44,941 jiwa dari 1,2 juta jiwa jumlah penduduk Kepri secara keseluruhan. “1,2 juta jiwa itu bukan keseluruhan masyarakat Kepri, melainkan hanya usia yang produktif, yakni, diatas 15 hingga 17 tahun,” dengan alasan itu maka dibangun . . . .
dibangun loka rehabilitasi BNN di Batam. Setidaknya angka penyalahgunaan Narkoba di Provinsi Kepri bisa diminimalisir.
Sebab, effect dari Narkoba sangat berbahaya bagi generasi muda saat ini di Kepri. Saat ini Indonesia hanya memiliki empat gedung rehabilitasi, di antaranya di Lido Bogor, Tanah Merah Samarinda, Badoka Makasar dan Batam.Masuknya Narkoba ke wlayah Kepri sebagian besar dari luar negeri yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand kemudian diselundupkan melalui beberapa alternatif diantaranya jalur laut melalui pelabuhan tikus yang masih kurang pengamanannya, jalur udara melalui bandara yang belum dilengkapi dengan alat pendeteksi khusus Narkoba, jalur ekspedisi yang sedang marak digunakan dengan menggunakan pengalihan/
penyesatan tanpa alamat pengirim kemudian ditransfer dari satu ekspedisi ke ekspedisi lainnya hingga ke tempat tujuan akhir untuk mempersulit pengungkapannya;
c) Provinsi Kepri menjadi pintu keluar kasus trafficking in person dan people smuggling serta menjadi pintu masuk deportasi bagi warga Negara Indonesia dari luar negeri (TKI bermasalah). Maraknya kasus tersebut disebabkanfaktor ekonomi para korban dan lemahnya pengawasan dokumen serta upaya penegakan hukum untuk menjaring pelaku utamanya sejak melalui proses perekrutan dari daerah asal, transportasi baik secara legal maupun ilegal serta eksploitasi yang mengarah kepada adopsi ilegal, penjualan organ tubuh, perkawinan dan lain-lain;
d) Kepri sebagai sebagai salah satu provinsi terdepan di Indonesia yang berbatasan langsung dengan beberapa Negara dan memiliki ribuan pulau merupakan potensi yang sangat tinggi bagi munculnya gangguan stabilitas seperti pelarian kriminal, ancaman terorisme, serta lalu lintas peredaran maupun berbagai bentuk penyalahgunaan obat dan narkoba;
e) Provinsi Kepri merupakan jalur arus lintas kawasan internasional (ALKI) yang menghubungkan Samudera Hindia dan Cina Selatan yang mudah dimanfaatkan untuk melakukan tindak pidana penyeludupan maupun perampokan dilaut;
f) Provinsi Kepri khususnya Kota Batam menjadi titik labuh hampir seluruh jaringan tulang punggung internet Indonesia ke jaringan Global serta menjadi titik labuh dua jaringanpipa gas untuk diekspor ke Negara singapura, sehingga menimbulkan kerawanan sabotase terhadap intalasi tersebut;
g) Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepri tergolong cukup tinggi, dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi akan berdampak pada setiap aspek kehidupan, untuk diketahui jumlah penduduk di Provinsi Kepri pada tahun 2015 berjumlah 1.973.043 jiwa, dengan kepadatan penduduk 186 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepri dengan rata-rata 4,13%. Pertumbuhan penduduk yang besar ada di kota Batam disebabkan oleh migrasi masuk penduduk karena perkembangan kota Batam yang sangat pesat sehingga menarik perhatian bagi penduduk dari daerah lain, diikuti dengan dinamika perkembangan . . . .
perkembangan kehidupan masyarakatnya, yang dapat meningkatkan berbagai gangguan Kamtibmas;
h) Perkembangan Kota yang pesat disertai dengan migrasi masuk penduduk yang tinggi menyebabkan pertumbuhan kendaraan bermotor juga meningkat dengan tajam hal ini belum diimbangi dengan peningkatan jalan sehingga komposisi jalan yang ada sudah tidak mampu lagi menampung jumlah kendaraan yang berlalu lintas sehingga dapat menimbulkan ancaman gangguan kamseltibcarlantas. Berdasarkan fakta dibidang lalu lintas terjadinya penambahan kendaraan sebanyak 12% dari tahun 2012- 2015 yang sehingga terjadi ketidakteraturan(semerawut) dibeberapa ruas jalan Khususnya di Kota Batam dan Tanjung Pinang;
i) Masalah perselisihan antara Buruh dengan Perusahaan di Kota Batam, Bintan dan Karimun sering terjadi antara lain masalah PHK, outsourching, masalah UMK/UMP yang dianggap rendah dan hak- hak karyawan yang belum dipenuhi oleh pihak Management Perusahaan sehingga sering terjadi aksi mogok kerja Karyawan dan aksi Unjuk Rasa ke Instansi pemerintah (Pemprov, DPRD Provinsi/Kota, Pemkab/Pemko Batam, Disnaker untuk menyampaikan tuntutan mereka yang belum terpenuhi;
j) Masalah sengketa tanah dan penggusuran masih terjadi di beberapa daerah yang ada di wilayah Provinsi Kepri, diwarnai dengan aksi protes dan unjuk rasa yang dilakukan masyarakat yang didukung oleh berbagai pihak seperti mahasiswa dan LSM serta Ormas.
Tidak sedikit masalah sengketa tanah/ lahan ini berujung pada konflik sosial yang melibatkan kelompok preman yang berlatar belakang kesukuan;
k) Provinsi Kepri menjadi surga transit jaringan terorisme internasional, namun demikian wilayah Provinsi Kepri masih bebas dari aktivitas terorisme. Tetapi kewaspadaan terhadap ancaman terorisme tetap harus diterapkan di wilayah Kepri karena merupakan daerah yang sangat strategis berada jalur lintasan negara-negara luar, bahkan berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura. Dalam dua tahun terakhir aparat keamanan di Malaysia telah menangkap 150 orang yang kuat diduga memiliki kaitan dengan ISIS, untuk itu perlu pengawasan ketat dari pihak-pihak terkait karena dikhawatirkan teroris dunia akan masuk ke Indonesia melalui Kepri.
b. Analisa SWOT
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas Ditpamobvit Polda Kepulauan Riau dalam rangka melaksanakan fungsi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, dianalisa melalui metode SWOT baik dari lingkungan intern yaitu :
1) Kekuatan ( Strengths )
a) Jumlah Personel Ditpamobvit Polda Kepri saat ini 47 Personil perincian :
Polri = 46 Orang dan PNS = 1 Orang.
Jumlah personel tersebut dibagi menjadi 5 ( lima ) bag/subdit antara lain:
Personel Ditpamobvit
Pimpinan
NO PANGKAT JUMLAH
KET DSP RILL
1 KOMBES 1 1 0
2 AKBP 6 3 -3
3 KOMPOL 11 10 -1
4 AKP 12 0 -12
5 IPTU/DA 3 2 -1
6 BA/TA 61 30 -31
7 PNS GOL. III 6 0 -6
8 PNS GOL. II/I 12 1 -11
J U M L A H 112 47 -65
NO PANGKAT JUMLAH
KET DSP RILL
1 KOMBES 1 1 0
2 AKBP 1 1 0
J U M L A H 2 2 0
Subbagrenmin
( 1 ) Bagbinopsnal
NO PANGKAT JUMLAH
KET
DSP RILL
1 AKBP 1 1 0
2 KP 2 2 0
3 AKP 2 0 -2
4 BINTARA 16 4 -12
5 PNS 2 0 -2
J U M L A H 23 7 -16
( 2 ) Subditlemneg
NO PANGKAT JUMLAH
DSP RILL KET
1 AKBP 1 0 -1
2 KP 2 3 +1
3 AKP 2 0 -2
4 BINTARA 16 4 -12
5 PNS 2 0 -2
J U M L A H 23 7 -16
NO PANGKAT JUMLAH
KET DSP RILL
1 KOMPOL/PNS IV a/b 1 1 0
2 AKP/PNS III c/d 4 0 -4
3 IP/PNS III a/b 7 2 -5
4 BA/PNS II/I 5 11 +6
J U M L A H 17 14 -3
( 3 ) Subditkilas
NO PANGKAT JUMLAH
DSP RILL KET
1 AKBP 1 0 -1
2 KP 2 2 0
3 AKP 2 0 -2
4 BINTARA 16 4 -12
5 PNS 2 0 -2
J U M L A H 23 6 -17
( 4 ) Subditwaster
NO PANGKAT JUMLAH
DSP RILL KET
1 AKBP 1 1 0
2 KP 2 1 -1
3 AKP 2 0 -2
4 BINTARA 16 4 -12
5 PNS 2 0 -2
J U M L A H 23 6 -17
( 5 ) Subditwisata
NO PANGKAT JUMLAH
DSP RILL KET
1 AKBP 1 0 -1
2 KP 2 1 -1
3 AKP 2 0 -2
4 BINTARA 16 4 -12
5 PNS 2 0 -2
J U M L A H 23 5 -18
b) Data materiil
2) Kelemahan ( Weaknesses )
a) Sarana Ditpamobvit Polda Kepri berupa ruangan kerja sangat terbatas dan tidak sesuai dengan ruangan kerja sebuah Satker Direktorat;
b) Masalah personel belum terpenuhi/mencukupi, jumlah personel Ditpamobvit Polda Kepri saat ini sejumlah 47 Orang sedangkan DSP 112 orang, jumlah tersebut sangat kurang untuk mengamankan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya di wilayah Kepri;
NO JENIS KONDISI
JUMLAH
BB RR RB
a. Alat Khusus
1. Senpi Bahu 5 - - 5
2 Senpi Genggam 29 - - 29
3 Ranmor R4 5 - - 5
4 Ranmor R2 3 - - 3
5 Metal Detektor 2 - - 2
b. Inventaris Kantor
6 Kursi besi 9 - - 9
7 Meja kerja 7 - - 7
8 Meja computer 12 - - 12
9 Lemari penyimpan 6 - - 6
10 Lemari cabinet/ Filling
Cabinet besi 7 - -
7
11 Kursi dorong 17 - - 17
12 Lemari rak kayu kecil 3 - - 3
13 Ac 1 PK marek LG 4 - - 4
14 komputer 4 - - 4
15 Printer 3 - - 3
16 Handy Talky ( HT ) 10 - - 10
17 Kamera 1 - - 1
18 Handycame 1 - - 1
19 Note Book 2 - - 2
20 Laptop 1 - - 1
c. Sarana .…
c) Sarana komunikasi yang ada pada saat ini masih sangat terbatas sehingga mengahambat penyampaian/penerimaan informasi baik internal Polri maupun eksternal;
d) Sarana transportasi yang masih terbatas menjadi kendala tersendiri bahkan dapat menghambat dalam pelaksanaan pengamanan Obyek Vital Nasional maupun Obyek Vital lainnya;
e) Letak Geografis Polda Kepri terdiri dari beberapa pulau pada musim – musim tertentu cuaca buruk selalu muncul sehingga dapat mengganggu lalu lintas laut hal ini juga, dapat menghambat kelancaran dalam melaksanakan pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya;
f) Peralatan khusus yang dimiliki oleh Ditpamobvit belum ada sehingga dalam pelaksanaan pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya tidak maksimal;
g) Ketrampilan dan kemampuan personel ditpamobvit di lapangan terutama dari segi penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris dan bahasa mandarin sangat terbatas;
h) Masih belum dipahaminya perkap nomor 22 tahun 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah dan Peraturan Kapolri Nomor : 19 / I / 2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pengelolaan Dana non APBN Pengamanan Obyek Vital Nasional yang dikelola oleh BUMN sehingga Tupoksi Pamobvit masih di kerjakan oleh Fungsi lain dan laporan pengelolaan Dana non APBN Pengamanan Obyek Vital Nasional yang dikelola oleh BUMN tidak akurat dan akuntabel;
i) Belum sepenuhnya jabatan di Ditpamobvit terpenuhi dan masih ada satpamobvit pada jajaran Polda Kepri belum terpenuhi meliputi Polresta Barelang, Polres Tanjung Pinang, Polres Karimun, Polres Bintan, Polres Natuna dan Polres Lingga.
3) Peluang ( Opportunities )
a) Keikutsertaan masyarakat Kepri dalam menyelenggarakan pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital Lainnya termasuk kesediaan membantu memberikan informasi tentang apa yang terjadi di Obyek Vital Nasional maupun obyek Vital Lainnya merupakan salah satu bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap Ditpamobvit Polda Kepri;
b) Peningkatan penyebaran pelayanan kepada masyarakat dapat membangun kerja sama yang erat (Partnership) untuk bersama-sama menanggulangi segala bentuk gangguan Kamtibmas yang terjadi pada Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainya;
c) Reformasi .…
c) Reformasi di tubuh Polri diharapkan dapat merubah kultur kearah yang lebih baik, yang pada akhirnya akan menimbulkan kepercayaan pengelola obyek vital dan masyarakat terhadap kinerja Ditpamobvit Polda Kepri;
d) Meningkatkan kinerja personel Ditpamobvit untuk membantu pengamanan pada Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Kepulauan Riau yang berdampak pada pendapatan negara untuk kepentingan masyarakat;
e) Membantu pengamanan pada obyek wisata serta Meningkatkan pelayanan kepada wisatawan baik domestik maupun asing yang mendorong pemasukan devisa negara, maupun pendapatan daerah;
f) Mendorong dan membimbing serta memberikan bantuan pengamanan pada Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya untuk dapat mengamankan di lingkungannya sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga aktifitas dapat berjalan lancar dan aman;
g) Meningkatkan kerjasama kepada pengelola Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya melalui penandatanganan kerjasama pengamanan atau MoU.
4) Ancaman (Threats)
a) Permasalahan sosial yang ada di masyarakat yang cukup dominan yang ada di Kepulauan Riau adalah sengketa lahan tanah, masalah sengketa lahan ini memicu konflik antara warga dengan warga yang akan mempengaruhi tehadap masyarakat maupun Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainnya, hal tesebut dikarenakan catatan administrasi lahan yang tumpang tindih kepemilikkannya, kondisi tersebut yang sering menjadi pemicu timbulnya permasalahan;
b) Di wilayah Kepri khususnya kota Batam banyak terdapat tenaga kerja asing ( TKA ) yang keberadaanya melanggar undang – undang dengan tindak memenuhi persyaratan administrasi untuk berkerja pada industri- industri di kota Batam, selain itu juga keberadaan TKA tersebut kerap menimbulkan konflik ( kecemburuan sosial ) dengan tenaga kerja lokal karna adanya perbedaan pemberlakuan mereka oleh pihak perusahaan seperti masalah gaji yang sangat jauh berbeda di bandingkan dengan tenaga kerja lokal;
c) Pada saat ini daerah Batam, Bintan dan Karimun ( BBK ) telah ditetapkan secara efektif oleh pemerintah sebagai kawasan free trade zone ( FTZ ) diberlakunya Batam, Bintan dan Karimun ( BBK ) sebagai kawasan FTZ maka kedepannya diperkirakan pertumbuhan dan infestasi ekonomi diwilayah kepri khususnya di tiga wilayah tersebut akan meningkat pesat serta menjanjikan lapangan kerja. Hal ini juga akan menyebabkan permasalahan baru di bidang Kamtibmas pada Obyek
Vital Nasional dan Obyek VitalLainnya yang membutuhkan penanganan secara optimal;
d) Kondisi geografis Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan negara Singapura dan Malaysia serta perairan Vietnam , Kamboja dan laut cina selatan rawan terjadi pelanggaran batas perairan laut yang dapat dijadikan jalur peredaran obat terlarang ( Narkoba, senjata api dan ancaman tindak pidana terorisme yang dapat menganggu kelangsungan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainnya serta kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing;
e) Masih belum dipahami Kepres nomor 63 tahun 2004 tentang pengamanan obyek vital Nasional dan keputusan Kapolri nomor 738/ X / 2005 tentang pedoman sistem pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainnya dan juga keputusan Kapolri nomor : kep / 19 / I / 2012 tentang pedoman teknis tata cara pengelolaan dana non APBN pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainnya oleh otoritas pengelolah Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainnya yang berdampak pada pelaksanaan pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainnya sehingga laporan pengelolaan dana jasa pengamanan obyek vital tidak transparan akuntabel dan belum tertib administrasi;
f) Pemutusan hubungan kerja ( PHK ) sepihak oleh Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainnya yang tidak transparan atau tidak sesuai dengan undang – undang tenaga kerja sehingga dapat menimbulkan gangguan Kamtibmas berupa unjuk rasa, demonstrasi, anarkis dan tidak menutup kemungkinan terjadi tindak pidana pengrusakkan, pembakaran, penganiayaan dan pembunuhan;
g) Outsoursing atau tenaga kerja kontrak yang masih diberlakukan oleh otoritas pengelola Obyek Vital Nasional dan Obyek Vitallainnya serta upah yang diterima oleh karyawan tidak sesuai dengan upah minimun Regional ( UMR ).
2. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja Direktorat Pengamanan Obyek Vital Polda Kepri antara lain meliputi :
a. Bidang Personel
1) Personel Ditpamobvit saat ini masih kurang bila dibandingkan dengan DSP 112 orang riil 47 Orang serta masih ada jabatan yang belum terisi meliputi Kasubdit Killas, Kanit 2 subdit Waster, Kanit 1 dan 2 Subdit Wisata;
2) Satpamobvit .…
2) Satpamobvit pada tingkat Polres masih ada yang belum terbentuk sesuai dengan perkap 23 tahun 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja tingkat polres meliputi Polresta Barelang, Polres Tanjung Pinang, Polres Karimun, Polres Bintan, polres Natuna dan Polres Lingga;
3) Tugas pokok, fungsi dan peranan personel Ditpamobvit sebagaimana diatur dalam Perkap 22 tahun 2010 dan Kepres Nomor 63 tahun 2004 tentang pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya serta keputusan Kapolri nomor 738/ X / 2005 tentang pedoman sistem pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya belum dapat sepenuhnya difahami dan dilaksanakan oleh seluruh personel Polri;
4) Belum dilaksanakannya secara optimal pelaksanaan kegiatan kerja sama antara Polri dengan pengelola obyek vital maupun antara Dinas / Instansi terkait (Pemerintah dan Swasta) sebagai langkah proaktif dalam mengatasi gangguan keamanan di obyek vital maupun masyarakat;
5) Penyusunan kompetensi anggota Polri belum dapat memenuhi harapan masyarakat khususnya pengelola obyek vital sehingga perlu ditingkatkan kompetensi menuju Polri yang professional yang pada gilirannya dapat dirasakan keberadaan polri di tengah-tengah masyarakat melalui pelayanan secara mudah, responsive, tidak diskriminatif dan beresiko tinggi khususnya dalam pengamanan obyek vital nasional maupun obyek vital lainnya;
6) Personel Ditpamobvit yang mengikuti Dikjur pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya sangat minim;
7) Terbatasnya Personel ditpamobvit yang menguasai bahasa asing khususnya bahasa inggris dan bahasa mandarin;
8) Maraknya pertumbuhan kawasan industri yang tidak diikuti pengadaan perangkat hukum dan sistim pengamanan;
9) Belum dilaksanakan audit sistem pengamanan terhadap Objek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya;
10) Masih ada satker dan kesatuan lain selain Polri yang melaksanakan pengamanan terhadap objek vital.
b. Bidang Sarpras……
b. Bidang Sarpras ;
1) Sarana dan Prasarana berupa alat utama dan khusus dalam menunjang tugas pokok dan fungsi Ditpamobvit Polda Kepri sangat terbatas meliputi :
a) Ruangan kerja dan mobler b) Transportasi operasional
(1) Kendaraan Roda 6;
(2) Kendaraan Roda 4;
(3) Kendaraan Roda 2.
c) Teknologi dan informasi (1) Radio Reg;
(2) Handy Talky (HT);
(3) Telepon;
(4) Televisi;
(5) Internet / Wi Fi.
d) Alat Utama (1) Computer;
(2) Printer;
(3) Laptop;
(4) Scenner;
(5) Infocus;
(6) Exfos;
(7) Mesin fotocopy;
(8) Jas hujan;
(9) Ac.
e) Alat Khusus
(1) Senpi Genggam;
(2) Senpi bahu;
(3) Metal detector;
(4) Borgol;
(5) Rompi;
(6) Faximill;.…
(6) Faximill;
(7) Handicam;
(8) Kamera;
2) Sarana dan prasarana komunikasi yang dimiliki oleh satuan kerja kewilayahan belum ada sehingga dalam menyampaikan dan menerima laporan sering mengalami keterlambatan.
c. Anggaran
1) Anggaran yang tertuang dalam DIPA masih belum mendekati pada kebutuhan ideal pengalokasiannya anggaran masih dibatasi oleh pemerintah;
2) Belum adanya anggaran khusus BBM (bahan bakar minyak) untuk kendaraan dinas guna mendukung tugas operasional.
3) Minimnya pagu anggaran pemeliharaan terhadap fasilitas maupun peralatan yang dimiliki saat ini, mengakibatkan banyak fasilitas dan peralatan yang kondisinya tidak layak pakai dan berdampak negatif terhadap kebijakan mewujudkan pelayanan prima.
II. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prioritas A. Visi dan Misi Polda Kepulauan Riau
1) Visi Polda Kepulauan Riau
Terwujudnya postur SDM Polda Kepri yang unggul bermoral dan modern dalam pelayanan prima kepada masyarakat, melalui penegakan hukum yang efektif, sinergi polisional proaktif guna mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian serta terjalinnya kemitraan dengan masyarakat dan instansi terkait berlandaskan kegotong royongan dalam rangka memantapkan Kamtibmas Provinsi Kepulauan Riau.
2) Misi Polda Kepulauan Riau
a) mewujudkan pemuliaan pelayanan kamtibmas prima untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui kegiatan preemtif, preventif dan represif (penegakan hukum) sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) guna mewujudkan keamanan dan ketertiban yang semakin kondusif sampai dengan pulau terluar berpenghuni;
b) mengelola secara profesional, transparan, akuntabel dan modern seluruh sumber daya yang dimiliki guna mendukung kegiatan operasional Polda Kepri terutama dalam mengamankan sumberdaya maritim;
c) mewujudkan prinsip BETAH dalam rekrutmen anggota Polri dan rekrutmen jabatan terbuka;
d) membangun jaringan intelijen yang handal, yang mampu melaksanakan deteksi dini dan deteksi aksi secara cepat dan akurat setiap gejolak sosial yang timbul dalam masyarakat;
e) melakukan penegakan hukum secara transparan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi supremasi hukum, HAM, bebas korupsi, bermatabat dan terpercaya;
f) menjamin terlaksananya penanggulangan keamanan di wilayah Prov. Kepulauan Riau utuk mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian;
g) meningkatkan kemitraan dengan masyarakat dan mempererat sinergitas dengan Instansi terkait berlandaskan kegotong royongan;
h) menjamin terlaksananya program kerja, terselenggaranya pengelolaan anggaran dan keuangan negara serta administrasi dan perbendaharaan yang transparan, pofesional dan akuntabel.
3) Tujuan Polda Kepulauan Riau
a) terwujudnya organisasi Polda Kepri yang Good Governance dan clean Goverment;
b) terwujudnya perubahan mind set dan culture set personel Polda Kepri melalui penggiatan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi Polri (RBP);
c) terwujudnya Polda Kepri yang mampu melindungi segenap lapisan masyarakat dan memberikan rasa aman, nyaman, tertib dan damai dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari;
d) terwujudnya anggota Polda Kepri yang profesional, bermoral, modern unggul dan dipercaya masyarakat
;
e) Terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta memenuhi rasa keadilan masyarakat.
B. Visi dan Misi . . . .
B. Visi dan Misi Ditpamobvit Polda Kepri 1) Visi Ditpamobvit Polda Kepri
Melaksanakan pengamanan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya secara profesional dan proporsional guna menjaga dan terpeliharanya situasi kamtibmas yang kondusif di kawasan tertentu, dalam wilayah Polda Kepulauan Riau.
2) Misi Ditpamobvit Polda Kepri
a) Menciptakan dan memelihara situasi kamtibmas yang kondusif sehingga rasa aman baik fisik maupun psikis dapat terwujud di wilayah obyek vital nasional dan obyek vital lainnya;
b) Menjalin kerjasama dengan segala komponen masyarakat guna menimbulkan partisipasi dan peran dalam mewujudkan rasa aman dan tentram di lingkup obyek vital nasional dan obyek vital lainnya meliputi bidang kepariwisataan, lingkungan lembaga Negara, perwakilan asing dan kawasan Industri;
c) Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat sehingga terwujud Situasi Kamtibmas yang mantap dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam berinvestasi untuk kesejahteraan masyarakat.
3) Tujuan Ditpamobvit Polda Kepri
a) Memberikan pelayanan terbaik terhadap pejabat VVIP/VIP dalam lingkungan Lembaga Tinggi Negara termasuk pengamanan tempat, fasilitas dan kegiatannya;
b) Membangun Citra Bangsa dan Negara melalui kegiatan bantuan pengamanan terhadap perwakilan asing yang meliputi tempat, orang, fasilitas dan kegiatan didalam wilayah hukum Polda Kepri dan sekitarnya;
c) Melaksanakan kewajiban untuk membantu pengamanan dalam kawasan Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya di Kepulauan Riau dan sekitarnya melalui kegiatan koordinasi, Sosialisasi,dan Audit Sispam Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya;
d) Memberikan rasa aman dan perlindungan terhadap obyek-obyek wisata Nasional di Kepulauan Riau dan sekitarnya termasuk kegiatan wisatawan domestik dan wisatawan asing;
e) Mengelola sumber daya manusia dan fasilitas yang ada dilingkungan Ditpamobvit Polda Kepri secara transparan, akuntabel dan Humanis demi kepentingan organisasi Polri secara keseluruhan.
C. Sasaran Prioritas
a) Sasaran Prioritas Polda Kepulauan Riau Tahun 2017
Berdasarkan tahapan capaian Renstra Polda Kepri tahun 2017 dengan capaian: ”Meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima sampai pulau terluar berpenghuni dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung sumber daya manusia berkualitas serta berkemampuan ilmu dan teknologi guna menghadapi berbagai tantangan tugas”, maka sasaran prioritas Polda Kepri tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1) penataan personel Polda Kepri melalui pembinaan karier dan penyelenggaraan rekruitmen anggota Polri sesuai prinsip BETAH (Bersih, transparan, akuntabel dan humanis);
2) meningkatkan profesionalisme serta penguasaan ilmu dan teknologi Modern bagi personel Polda Kepri melalui pendidikan dan latihan;
3) meningkatkan kesejahteraan personel dalam bidang yankes dan pelaksanaan Pengembangan Sarpras dan Kapor Polri Polda Kepri;
4) terpeliharanya situasi aman dan tertib di masyarakat melalui giat kamtibmas di wilayah Polda Kepri serta terselenggaranya pengamanan Pilkada serentak gelombang II tahun 2017;
5) terlaksananya penegakan hukum yang professional, transparan, akuntabel dan anti KKN;
6) menguatnya sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polda Kepri yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
7) meningkatkan kerja sama antar instansi terkait dan aparat penegak hukum;
8) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui peran Bhabinkamtimas di desa/kelurahan;
9) tercapainya sasaran reformasi Birokrasi Polri dan Quick Wins Polri di Polda Kepri dan jajaran.
b) Sasaran Prioritas Ditpamobvit Polda Kepri Tahun 2017
1) Mengusulkan permintaan sarana dan prasarana berupa alat – alat (Alsistor dan modal Peralatan);
2) Meningkatkan dukungan terhadap sektor pendapatan Negara pada Obyek Vital Nasional dan Obyek Vital lainnya yang akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat;
3) Membangun Sinergitas dengan suasana kemitraan (Partnership) dengan masyarakat;
4) Sosialisasi . . . .
4) Sosialisasi Tupoksi subdit Pariwisata kepada Destinasi Pariwisata (pengelola wisata / palabuhan wisata );
5) Menerapakan sistem pengamanan dengan menggunakan alat monitor CCTV;
6) Membuat himbauan kepada masyarakat yang datang ke Nagoya Hill menggunakan spanduk yang berisikan ajakan untuk menjaga barang yang dimiliki dari para pelaku kejahatan;
7) Pendataan orang asing yang bekerja pada perusahaan di wilayah Pulau Batam
III. Arah Kebijakan dan Strategi
1. Arah Kebijakan dan Strategi Polda Kepri Tahun 2017
a. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “penataan personel Polda Kepri melalui pembinaan karier dan penyelenggaraan rekrutmen anggota Polri sesuai prinsip BETAH (Bersih, transparan, akuntabel dan humanis)”, yaitu:
1) Melaksanakan pembinaan karier secara transparan, akuntabel berdasarkan kompetensi sesuai kebutuhan organisasi
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) memperkuat soliditas internal melalui internalisasi kecintaan pada organisasi, Commander Wish (fokus pada tugas), membangun komunikasi terbuka antar pimpinan dengan pimpinan , dan pimpinan dengan bawahan serta implementasi Binkar Sistem Meritokrasi;
b) seleksi pendidikan pengembangan umum Polri yang transparan dan akuntabel;
c) melakukan penataan dalam pembinaan personel Polda Kepri melalui teknologi informasi, khususnya dalam hal rekrutmen, seleksi pendidikan dan mutasi dalam rangka pembinaan karier;
d) pemanfaatan assesment center dalam rangka pembinaan karier Personel Polda Kepri;
e) melakukan pembinaan terhadap anggota yang melanggar disiplin untuk meningkatkan professionalitas.
2) Melaksanakan . . . .
2) Melaksanakan penerimaan anggota Polri;
Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) menyelenggarakan kampanye penerimaan anggota Polri melalui Taruna Akpol, SIPSS, Bintara dan Tamtama secara massive untuk memperoleh calon personel Polri yang berkualitas;
b) meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM melalui rekrutmen personel Polri yang bebas dari KKN, transparan dan akuntabel dengan melibatkan pengawasan internal dan eksternal.
c) Melaksanakan pembinaan sejak dini putra daerah (anak Pulau) untuk mampu bersaing dalam rekruitmen anggota Polri dengan tetap mengutamakan kwalitas.
b. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “meningkatkan profesionalisme serta penguasaan ilmu dan teknologi Modern bagi personel Polda Kepri melalui pendidikan dan latihan
”, yaitu:
1) meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel polda Kepri;
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) menyelenggarakan seleksi pendidikan dan pengembangan personel Polri melalui Dikbang Sespimmen, PTIK, Sespimma, SIP, Diklat Pimpinan;
b) mengirim personel Polda Kepri untuk mengikuti Dikbangspes fungsi;
c) melaksanakan latihan fungsi teknis kepolisian guna pemeliharaan, peningkatan dan kemampuan personel Polda Kepri khususnya pers polwan melalui program Polwan tangguh;
d) meningkatkan kemampuan kualitas komunikasi Polisi dengan masyarakat dalam koordinasi dan kerjasama dengan pers/mass media dalam rangka peningkatan public trust/ kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
c. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Meningkatkan kesejahteraan personel dalam bidang yankes dan pelaksanaan pengembangan Sarpras dan Kapor Polri Polda Kepri ”, yaitu:
1) Meningkatkan kesejahteraan personel Polda Kepri;
Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut maka strategi Polda Kepri adalah:
- Pelayanan kesehatan bagi personel Polda Kepri bekerjasama dengan BPJS.
2) Pengembangan . . . .
2) Pengembangan Sarpras dan Kapor Polri personel Polda Kepri;
Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut maka strategi Polda Kepri adalah :
a) mengusulkan pemenuhan Almatsus Polda Kepri;
b) mengusulkan penambahan alat transportasi operasional, persenjataan, penginderaan dan teknologi informasi dan komunikasi;
c) mengusulkan pembangunan Gedung Kantor, Rumdin dan Rehabilitasi bangunan Polri.
d. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran
“Terpeliharanya situasi aman dan tertib di masyarakat melalui giat kamtibmas di wilayah Polda Kepri serta terselenggaranya pengamanan Pilkada serentak gelombang II tahun 2017” ; yaitu
1) Optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran personel dan peralatan:
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polri yang akan dilakukan adalah:
a) meningkatkan pelaksanaan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli pada tempat-tempat rawan gangguan Kamtibmas guna mencegah terjadinya kejahatan dengan mengoptimalkan patroli dialogis;
b) menghadirkan anggota Polda Kepri di setiap kegiatan masyarakat;
c) meningkatkan pelayanan masyarakat dengan mengembangkan Polmas untuk menjangkau seluruh komunitas guna mendukung upaya memelihara dan memantapkan kamtibmas;
d) Melaksanakan patroli perairan dan Binmas perairan sampai pulau- pulau terluar berpenghuni;
e) meningkatkan patroli di wilayah perairan perbatasan Negara;
f) meningkatkan koordinasi Tim Terpadu dalam penanganan konflik sosial (konflik horizontal) maupun penanganan separatisme (konflik vertikal) dengan mengutamakan pencegahan dan memberikan perlindungan terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan serta penegakkan hukum yang profesional dan proporsional;
g) penempatan personel di daerah rawan kejahatan dan kemacetan lalu lintas melalui program Batam Raya (Batara) Biru;
h) meningkatkan . . . .
h) meningkatkan keamanan pada kawasan Industri perkantoran lembaga negara, perwakilan asing, pariwisata dan perbankan yang menjadi objek objek vital nasional /vital laninnya sehingga dapat menciptakan rasa aman bagi investor/pelaku usaha sehingga menumbuhkan serta mendatangkan investor lainnya dalam rangka mendukung pembangunan nasional;
i) memperkuat perlindungan anak dan wanita dengan pemberdayaan Polwan;
j) memperkuat perlindungan kelompok rentan dan minoritas memberdayakan giat deteksi dini dan deteksi aksi itelijen untuk antisipasi gangguan Kamtibmas;
k) meningkatkan keamanan , keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas melalui pengembangan RTMC dan TMC disatuan wilayah;
l) mengoptimalkkan system pelaporan secara online data laka lantas yang terintegrasi;
m) meningkatakan yan public di bidang regident, pengemudi dan ranmor yang berbasis teknologi.
e. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran “ terlaksananya penegakan hukum yang professional, transparan, akuntabel dan anti KKN ”, yaitu;
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) mengintensifkan penegakan hukum terhadap 4 jenis kejahatan terutama yang menjadi perhatian publik atau kasus-kasus menonjol antara lain street crimes, perjudian, illegal Logging, Illegal Fshing, Illegal Mining, lingkungan hidup, human Trafficking, Cyber Crime dan TPPU termasuk kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta kelompok marginal;
b) meningkatkan pengungkapan kejahatan Narkoba dengan memutus mata rantai jaringan peredarannya dengan melaksanakan razia dipelabuhan yang dianggap rawan masuknya tindak pidana narkoba;
c) meningkatkan kerjasama dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan instansi terkait lainnya;
d) melaksanakan pemberantasan tindak pidana Illega Fishing yang marak terjadi di wilayah perairan Indonesia;
e) melaksanakan penegakan hukum distribusi barang bersubsidi melalui kegiatan pengamanan dan Gakkum distribusi barang bersubsidi (Raskin, Pupuk, Benih, Gas, dan BBM );
f) memperkuat kemampuan penyidikan secara ilmiah (scientific criminal investigation);
g) memperkuat upaya pemberantasan Tipikor.
f. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran
“Menguatnya sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polda Kepri yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) ” yaitu:
1) menyelaraskan dan mengefektifkan secara optimal kegiatan pengawasan dan pemerikasaan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) guna mewujudkan aparat Polda Kepri yang profesional dan akuntabel serta menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara maksimal guna mencegah terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) mengoptimalkan fungsi APIP Polda Kepri melalui koordinasi dan kerjasama baik internal maupun eksternal pengemban fungsi pengawasan;
b) pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan di 4 (empat) bidang (garkeu, sdm, ops dan sarpras) guna pencegahan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme);
c) Pelaksaan evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP) di lingkungan Polda Kepri;
d) Penuntasan tindak lanjut terhadap publik komplain.
g. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “meningkatkan kerja sama antar instansi terkait dan aparat penegak hukum”, yaitu :
1) mengoptimalkan Kerja sama antar instansi terkait.
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) menggalakkan kerjasama dengan instansi terkait dalam bidang keamanan dan opersi kepolisian serta mengevaluasi pembuatan MoU dengan istansi terkait;
b) mendukung setiap kebijakan pemerintah daerah guna meningkatkan pendapatan asli daerah dalam rangka mensejahterakan masyarakat daerah (mengacu kebijakan ekonomi pemerintah peran konkrit kepolisian melakukan penegakan terhadap gannguan kamtibmas;
c) meningkatkan pengawasan terhadap program pembangunan daerah;
d) mengoptimalkan . . . .
d) mengoptimalkan Satgas penanggulangan bencana, konflik sosial dan terorisme;
e) menetralisir pemberitaan tentang kejahatan di media cetak, elektronik dan media online yang dapat merugikan program pembangunan daerah.
2) Mengoptimalkan sinergitas dengan aparat penegak hukum baik di dalam maupun luar negeri.
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) meningkatkan kerjasama dengan Kepolisian Singapura dan Malaysia dalam penanganan kejahatan transnasional;
b) mengoptimalkan koordinasi dan bantuan saran hukum kepada Polri;
c) meningkatkan kerja sama antar aparat penegak hukum lainnya;
d) mengintensifkan kerja sama dengan instansi terkait baik dalam dan luar negeri dibidang harkamtibmas.
h. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui peran Bhabinkamtimas di desa/kelurahan”, yaitu:
1) pemantapan pelaksanaan perpolisian Bhabinkamtibmas dan kelompok kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas;
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) membina dan memberdayakan Pamswakarsa;
b) memberdayakan Bhabinkamtibmas untuk meningkatkan kesadaran hukum kepada masyarakat;
c) mengintensifkan Polmas dalam pembinaan Kamtibmas;
d) mendorong pemanfaatan “alat pengamanan” untuk membantu pengamanan lingkungan;
e) menambah jumlah anggota Bhabinkamtibmas secara bertahap dalam rangka mewujudkan penggelaran satu Polisi (Bhabinkamtibmas) satu desa/kelurahan;
f) memberdayakan bhabinkamtibmas untuk meningkatkan kesadaran bagi masyarakat tentang organisasi radikal dan anti Pancasila;
g) meningkatkan kemampuan bhabinkamtibmas melalui deteksi dini dan cegah dini untuk menimalisir potensi gangguan kamtibmas dan gejolak sosial.
h) membina kelompok Potmas melalui kegiatan sirkuit grass track dan silaturahmi pecinta trail, turnamen sepak takraw dan Bola Kaki SSB U 16 Kapolda Kepri Cup 2017.
2) penguatan bidang kehumasan melalui implementasi keterbukaan informasi publik guna mewujudkan kepercayaan masyarakat;
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) meningkatkan kemampuan kualitas komunikasi Polisi dengan masyarakat dalam koordinasi dan kerjasama dengan pers/mass media dalam rangka peningkatan public trust/ kepercayaan masyarakat terhadap Polri;
b) peningkatan pelayanan bidang kehumasan (Batam Raya.com).
i. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “tercapainya sasaran reformasi Birokrasi Polri dan Quick Wins Polri di Polda Kepri dan jajaran”, yaitu:
1) Mengintensifkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap sasaran Reformasi Birokrasi Polri dan Quick Wins Polri dalam bentuk Satgas tingkat Polda Kepri dan jajaran.
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
a) melaksanakan pengukuran keberhasilan terhadap program reformasi birokrasi Polri Quick Wins Polri;
b) melaksanakan sistem pelaporan Quick Wins berbasis teknologi informasi secara online;
c) mengoptimalkan pelaksanaan tugas 8 Satgas operasional (Satgas Gelar Kekuatan Polri, Satgas Berantas preman dan kejahatan jalanan ,Satgas basmi Narkoba dan Judi, Satgas Anti Korupsi, Satgas Sikat Illegal Fishing, Satgas Kontra radikal dan deradikalisasi, Satgas Gakkum distribusi barang bersubsidi, Satgas Polri bersih) dan 2 Satgas pembinaan (Satgas rekrutmen dan penempatan bersih dan terbuka, Satgas revolusi mental) serta 1 Satgas penanggulangan bencana.
2) Mengintensifkan…..
2) Mengintensifkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap program Indeks Tata Kelola (ITK) Kepolisian Republik Indonesia.
untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polri yang akan dilakukan adalah:
- Melaksanakan pengukuran keberhasilan kinerja tata kelola Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya pada tingkat Polda.
3) Mengintensifkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap program pembangunan zona integritas (ZI) menuju wilayah bebas Korupsi (WBK) dan wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polri yang akan dilakukan adalah:
- Melakasanakan pengukuran keberhasilan terhadap program pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
2. Arah Kebijakan dan Strategi Ditpamobvit Polda Kepri Tahun 2017
a. Arah Kebijakan Ditpamobvit Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “Terpeliharanya situasi aman dan tertib dimasyarakat melalui giat kamtibmas diwilayah Polda Kepri”,yaitu:
Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Ditpamobvit Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
- Terwujudnya penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran baik personel maupun peralatan serta mesin agar dapat memelihara dan meningkatkan kondisi keamanan Obyek Vital Nasional bebas dari bahaya, ancaman, dan gangguan.
b. Arah Kebijakan Ditpamobvit Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “meningkatkan kerjasama antar instansi terkait dan aparat penegak hukum”,yaitu:
Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Ditpamobvit Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:
- Terwujudnya kemitraan antara Polda Kepri dengan instansi terkait lainnya dalam rangka sinergi keamanan yang berorientasi pada tindakan proaktif dari pada tindakan reaktif.
IV. Program, Kegiatan dan Pagu Indikatif Ditpamobvit Polda Kepri T.A. 2017 1. Program dan Kegiatan
Untuk melaksanakan dan merealisasikan seluruh kebijakan dan sasaran prioritas diatas, Ditpamobvit Polda Kepri melaksanakan Program dan kegiatan sebagai berikut :
a. Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur Polri yang kegiatannya, meliputi :
1) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran:
a) Perawatan Kendaraan Bermotor R4/6/10;
b) Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2;
c) Perbaikan Peralatan Kantor;
d) Perbaikan Peralatan Fungsional.
2) Dukungan Operasional Pertahanan dan Keamanan:
a) Perawatan Kendaraan Bermotor R4/6/10;
b) Perbaikan Peralatan Fungsional.
b. Program Pemeliharaan dan ketertiban masyarakat yang kegiatannya, meliputi :
1) Pembayaran Gaji dan Tunjangan;
2) Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran;
3) Dukungan Operasional Pertahanan dan Keamanan;
4) Penyelenggaraan Pengamanan Objek Vital;
5) Dukungan Operasional Satker
6) Menyelenggarakan Pengaturan, Pengawalan dan Patroli.
2. Pagu Indikatif Ditpamobvit Polda Kepri
Pagu Indikatif Ditpamobvit Polda Kepri pada T.A. 2017 sebesar Rp.6.905.502.000,- dengan perincian Per-Program sebagai berikut:
NO PROGRAM JUMLAH
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Polri Rp. 487.880.000
2. Program pemeliharaan Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat Rp. 6.417.622.000
JUMLAH Rp. 6.905.502.000
V. Penutup
Demikian Rencana Kerja Ditpamobvit Polda Kepri T.A. 2017 ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan Program Kegiatan Satker dalam T.A. 2017 dibidang Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri dan Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat disatker Ditpamobvit Polda Kepri Tahun Anggaran 2017.
Batam, Agustus 2016 DIREKTUR PAMOBVIT POLDA KEPRI
YERRY OSKAG, SIK
KOMISARIS BESAR POLISI NRP 68030331
DAFTAR ISI
Halaman BAB I. Latar Belakang
1. Kondisi Umum ………..…... ... .. 1
2. Identifikasi Masalah ... 16
BAB II. TUJUAN DAN SASARAN 3. Visi dan Misi ... 19
4. Tujuan ………... 20
a. Tujuan Polda Kepri………... 20
b. Tujuan Ditpamobvit………….………... 21
5. Sasaran Prioritas………... 22
a. Sasaran Prioritas Polda Kepri... 22
b. Sasaran Prioritas Ditpamobvit…... 22
BAB III. Arah Kebijakan dan Strategi 6. Arah Kebijakan dan strategi Polda Kepri... 23
7. Arah Kebijakan dan strategi Ditpamobvit Polda Kepri... 30
BAB IV. Program, Kegiatan dan Usulan Pagu 8. Program dan Kegiatan………... 31
9. Pagu indikatif Ditpamobvit Polda Kepri………...……... 31
BAB V. PENUTUP
Lampiran-Lampiran
- Rencana Kerja Tahunan (RKT)