• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

A. Teori Keagenan (Agency Theory)

Pada teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling berinteraksi yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal) meminta pihak lainnya (agen) untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. Jika kedua pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut berusaha untuk memaksimalkan utilitas mereka maka ada kemungkinan bahwa agen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan terbaik prinsipal. Dengan tujuan memotivasi agen, maka prinsipal merancang kontrak sedemikan rupa sehingga mampu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan.

Asumsi teori agensi bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen.Prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya sendiri, sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikolognya.

Terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu : 1) hubungan keagenan antara manajer dengan pemiliknya (Bonus Plan Hypothesis), 2) hubungan keagenan antara manajer dengan kreditur (Debt/Equity Hypothesis),

(2)

3) hubungan keagenan antara manajer dengan pemerintah (Political Cost Hypothesis).Hal tersebut berarti ada kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan sesuatu dengan cara-cara tertentu dalam rangka memasimalkan utilitas mereka dalam hubungannya dengan pemilik, kreditur maupun dengan pemerintah (Chariri dan Lestari, 2007).Praktik IFR merupakan media untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan.Penelitian ini didasari dengan masalah keagenan pertama yaitu antara manajer dengan pemiliknya (pemegang saham).

B. Teori Sinyal(Signaling Theory)

Teori sinyal menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Hughes (1986) dalam Jogiyanto (2011) menunjukkan bahwa nilai di laporan keuangan seperti laba bersih perusahaan dianggap sebagai sinyal yang menujukkan nilai dari perusahaan.Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan

(3)

memiliki dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Alasan yang menjadi dorongan bagi perusahaan untuk memberikan informasi adalah untuk meminimalisasi asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang diketahui lebih banyak oleh perusahaan dibandingkan dengan pihak eksternal.

Dalam hal ini, teori sinyal mengemukakan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam memberikan sinyal kepada seluruh pengguna laporan keuangan. Sinyal yang diberikan perusahaan ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal yang di maksud dapat berupa promosi atau informasi lain yang dapat menggambarkan dan menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.

Salah satu cara untuk meminimalisasi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar, salah satu caranya dengan memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

C. Internet Financial Reporting (IFR)

(4)

Internet adalah hal yang sudah tidak asing lagi bagi setiap orang.Karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa internet merupakan jaringan yang dapat membawa kita ke beberapa akses, seperti Facebook, Twitter, sampai berbisnis dan tentunya juga mencari link-link yang dapat membantu kita untuk mengetahui perkembangan dunia.

Menurut sejarahnya internet juga merupakan pemikiran-pemikiran para ahli yang sangat inovatif dan dampaknya sangat besar bagi perkembangan dunia.Perkembangan zaman yang semakin canggih menghasilkan produk-produk yang semakin canggih juga.Dalam bidang bisnis, jejaring sosial sangat membantu para pembisnis untuk menawarkan produknya, dengan semakin banyaknya toko online yang menyebar.

Menurut Sri (2010), internet merupakan suatu media yang tepat untuk digunakan sebagai sarana untuk mengakomodasi perubahan yang dibutuhkan dalam pelaporan perusahaan. Banyak orang melakukan bisnisnya melalui internet.Begitu pula dengan para pebisnis yang menginginkan data yang diinginkannya lebih cepat diterima dimanapun dan kapanpun.Fungsi yang seperti ini yang dipakai perusahaan untuk terus memajukan perusahaannya.

2. Financial Reporting (Laporan Keuangan)

(5)

Setiap perusahaan pada periode tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disebut siklus akuntansi. Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang (rupiah). Laporan keuangan menggambarkan posisi sumber daya perusahaan dalam satu periode.Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna.Laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Menurut Harahap dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2011:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan pada waktun tertentu atau jangka waktu tertentu.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan, Laporan Keuangan adalah laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya (IAI, 2009 : par 47)

(6)

Setelah proses pencatatan dan pengikhtisaran, maka disusunlah suatu laporan yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan yang disebut laporan keuangan. Laporan keuangan diperlukan oleh pemakai informasi keuangan dalam pengambilan keputusan, baik untuk investasi maupun pemberian pinjaman.

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK (2009:3) adalah : Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna.Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

Agar Informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakainya, maka informasi harus memenuhi tujuh karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan menurut Harahap (2011:126) yaitu

(7)

dapat dipahami, relevan, keandalan, netral, tepat waktu, dapat dibandingkan, kelengkapan, dan komponen laporan keuangan.

c. Pengguna Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) adalah sebagai berikut meliputi :

a. Investor

Mereka membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

b. Karyawan

Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kembali kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan paska kerja dan kesempatan kerja.

(8)

Tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan, atau bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,

(9)

menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat

Dipengaruhi oleh perusahaan dalam berbagai cara, misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

3. Luas Pengungkapan Informasi

Catatan atas laporan keuangan ditunjukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang telah disajikan dalam bagian utama laporan keuangan (posisi keuangan, laba rugi komprehensif, perubahan ekuitas, arus kas). Catatan atas laporan keuangan bisa berbentuk narasi, sebagian atau seluruhnya. Catatan atas laporan keuangan tidak hanya membantu bagi pengguna laporan yang tidak begitu mengerti informasi akuntansi yang kuantitatif tetapi juga penting untuk memahami kinerja dan posisi keuangan perusahaan.

(10)

Menurut Wolk et al. (2008) dalam Novi (2011) mendefinisikan tingkat pengungkapan sebagai berikut :

“Disclosure is concerned with information in both the financial statements and supplementary communications including footnote, poststatement events, managements discussion and analysis of operations for the forth coming year, financial and operating forecasts, the summary of significant accounting policies and additional financial statements covering segmental disclosure and extensions beyond historical costs”.

Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat pengungkapan laporan keuangan merupakan informasi yang ada baik di dalam laporan keuangan maupun komunikasi pelengkap yang mencakup catatan kaki, peristiwa setelah pelaporan, analisis manajemen tentang operasi yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi, serta laporan keuangan tambahan.

Terdapat dua jenis pengungkapan yaitu pengungkapan wajib

(mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku.Laporan keuangan yang disampaikan harus disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Bapepam dalam bidang akuntansi serta harus diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam.

(11)

2. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Salah satu cara meningkatkan tingkat kepercayaan bagi perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen. Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.

Menurut Chariri (2007) ada tiga konsep pengungkapan sehubungan dengan kualitas laporan keuangan, yaitu :

1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)

Tingkat pengungkapan yang memadai adalah pengungkapan yang harus dipenuhi agar laporan keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan bagi pemakai dalam mengambil keputusan.

(12)

Tingkat pengungkapan yang wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasi yang sama.

3. Full disclosure (pengungkapan lengkap)

Tingkat pengungkapan yang penuh menuntut penyajian secara penuh terhadap semua informasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Dari ketiga konsep tersebut hanya konsep pengungkapan cukup dan pengungkapan wajar yang sering digunakan. Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama bagi semua pembaca potensial. Pengungkapan yang lengkap menyiratkan penyajian semua informasi yang relevan.Bagi beberapa pihak, pengungkapan yang lengkap ini diartikan sebagai penyajian informasi yang berlebihan dan karena itu tidak bisa dikatakan layak.

Pengukuran tingkat pengungkapan sukarela di internet dilakukan dengan membagi pengungkapan ke dalam pengungkapan konten dan presentasi pengungkapan dari website. Konten website berisi mengenai

(13)

informasi apa saja yang dapat diungkapkan entitas pelaporan pada website

yang digunakannya.

4. Internet Financial Reporting

Tidak adanya batas antara negara di era informasi sekarang ini menyebabkan penyajian laporan keuangan secara tradisional dirasakan tidak efektif, ekonomis dan efisien.Biaya yang dikeluarkan dapat berasal dari biaya percetakan maupun distribusi.Investor-investor pada suatu perusahaan kini sudah menyebar keberbagai wilayah geografis.Informasi utama yang diperlukan oleh investor adalah berkaitan dengan keuangan.

Internet memberikan kemudahan dalam menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, dengan biaya yang lebih murah namun dapat menjangkau ke seluruh penjuru dunia, sehingga pemakai laporan dimanapun berada tetap bisa mendapatkan informasi yang diinginkan. Selain aksesibilitas yang cepat dan akurat, penyajian informasi bisnis dan keuangan berbasis internet juga dapat dilakukan dengan lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna untuk mendukung keputusan bisnis mereka.

Menurut Chandra (2008) dalam Hargyantoro (2010) terdapat langkah dalam mengidentifikasikan perkembangan pencantuman informasi keuangan melalui internet. Langkah-langkah tersebut adalah :

(14)

1. Menentukan penggunaan website dalam perusahaan

Tampilan dari penggunaan website biasanya mencakup informasi perusahaan yang umum sehingga hanya sedikit menarik perhatian dari investor.Website tersebut tidak mengkomunikasikan informasi atau tujuan perusahaan kepada pengguna yang bermanfaat bagi investor karena kebanyakan website hanya berfokus pada pelanggan.

2. Menggunakan internet untuk mempublikasikan laporan tahunan perusahaan.

Langkah ini dikarakteristikkan sebagai sebuah perkiraan dari kebutuhan yang berbeda dari beberapa kelompok dimana perusahaan dapat mengkomunikasikan beberapa informasi yang dibutuhkan kepada mereka.Website dilihat sebagai sebuah media distribusi informasi yang efisien dan berbiaya rendah.

3. Penggunaan internet secara penuh untuk mempublikasikan laporan dan informasi keuangan perusahaan lainnya melalui website.

Dalam langkah ini, bermacam-macam karakteristik dan kemungkinan dari penggunaan media interaktif ini meningkatkan bermacam- macam

(15)

model misalnya presentasi menggunakan slide, animasi, music dan streaming audio and video.

Penggunaan sarana web/internet dalam penyajian laporan keuangan dari waktu ke waktu semakin berkembang. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pelaporan keuangan dengan menggunakan web yaitu isi(content) dan cara penyampaiannya (presentation). Isi atau content

dapat saja disajikan baik dalam format tercetak (paper-based) ataupun format digital. Isi meliputi pengungkapan informasi bisnis dan keuangan dari suatu perusahaan, baik yang bersifat parsial atau interim maupun tahunan.

Setiap pengguna memiliki kebutuhan yang beragam, tidak semua elemen-elemen dari informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan melalui web memiliki manfaat yang sama bagi setiap pengguna. Perusahaan harus dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk menyajikan cara yang lebih interaktif kepada pengguna dalam mengakses laporan keuangan perusahaan. Menurut Lai et. al.

(2010), Internet Financial Reporting adalah pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website.

Berbagai format yang dapat digunakan dalam mempresentasikan laporan keuangan melalui internet antara lain:

(16)

1. Portable Document Format (PDF)

2. Hypertext Markup Language (HTML)

3. Graphics Interchange Format (GIF)

4. Joint Photographic Expert Group (JPEG)

5. Microsoft Excel Spreadsheet

6. Microsoft Word

7. Zip Files WinZip

8. Macromedia Flash Softwatre

9. Real Networks Real Player Software

10. Macromedia Shockwave Software

Chandra (2008) dalam Hargyantoro (2010) menyebutkan ada beberapa cara untuk mengidentifikasikan penyajian melalui website, yakni membuat salinan atau copy laporan keuangan yang telah dicetak dalam format electronic paper, mengkonversi dalam bentuk HTML, dan meningkatkan pencantuman laporan keuangan dalam website agar semakin mudah diakses oleh pihak eksternal daripada laporan keuangan tercetak.

(17)

Almilia (2008) menyebutkan beberapa keunggulan pengungkapan laporan keuangan dengan IFR, pertama adalah penghematan biaya. Adanya pengungkapan laporan keuangan melalui IFR, maka perusahaan dapat menghemat penggunaan kertas karena perusahaan tidak perlu lagi mencetak laporan keuangan dengan menggunakan kertas, serta mengurangi biaya pendistribusian laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan karena pihak-pihak yang terkait dapat memperoleh melalui internet. Kedua, kemudahan mengaksesnya karena investor dapat mengakses laporan keuangan dimanapun dan kapanpun mereka mau.Ketiga, adanya penerimaan informasi yang up to date secara cepat.

Kartika dan Supatmi (2012) menyatakan kelemahan dari IFR, yakni informasi yang diungkapkan mungkin tidak akurat karena perusahaan lebih mengutamakan kecepatan pendistribusian laporan keuangan dibandingkan dengan keakuratannya. Selain itu, perusahaan kompetitor akan secara mudah mengetahui informasi mengenai laporan keuangan perusahaan, sehingga cukup beresiko dalam kompetisi perebutan pangsa pasar.

D. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal

(18)

dalam masyarakat.Dengan demikian, semakin banyak dikenal masyarakat, semakin banyak pula informasi yang dibutuhkan masyarakat terhadap perusahaan tersebut.(Sudarmadji dan Sularto, 2007 dalam Keumala, 2013).

Menurut Oyelereet al. (2003), salah satu faktor penentu pengungkapan laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar.Ketiga variabel ini dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut.

E. Return On Assets(ROA)

Menurut Sartono (2001:122) menjelaskan bahwa “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”

Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan

(19)

mendapatkan kerugian.Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan

Perusahaan cenderung dinilai baik jika perusahaan tersebut memiliki profitabilitas tinggi atau mengalami kenaikan setiap harinya, sebaliknya perusahaan akan dinilai kurang baik jika memiliki profitabilitas rendah atau mengalami penurunan profitabilitas selama beberapa tahun terakhir.

Profitabilitas yang dihitung dengan ROA merupakan indikator pengelolaan perusahaan yang baik sehingga memungkinkan perusahaan untuk memberikan lebih banyak informasi ketika perusahaan mengalami peningkatan profitabilitas. Almilia (2008) mengatakan bahwa profitabilitas yang tinggi juga memungkinkan perusahaan mengungkapkan informasi melalui websitekarena perusahaan ingin menunjukkan bahwa perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi kepada publik.

F. Leverage

Leveragemerupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa semakin tinggi

(20)

leverage perusahaan, semakin baik transfer kemakmuran dari kreditur kepada pemegang saham perusahaan (Jansen dan Meckling, 1976).

Terkadang manajer cenderung menyampaikan informasi-informasi positif untuk menutupi kekurangan perusahaan. Hal ini berarti manajer dapat menyampaikan informasi-informasi positif perusahaan yang lebih lengkap untuk mengalihkan perhatian kreditur dan pemegang saham untuk tidak terlalu fokus hanya pada leverage perusahaan yang tinggi. Misalnya, penerbitan surat utang mendorong manajer untuk meyakinkan pihak kreditur bahwa perusahaan akan membayar utang obligasinya melalui penyampaian informasi mengenai rencana perusahaan untuk melakukan investasi yang memberikan ekspansi imbal balik yang tinggi pula sehinggan dapat menutup utang perusahaan (Jansen dan Meckling, 1976).

G. Reputasi Auditor

Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi memberikan reputasi yang baik bagi perusahaan karena perusahaan akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih terbuka dan transparan. Hal tersebut memberikan reputasi yang baik bagi perusahaan sehingga mendapatkan kepercayaan dari investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya dan mendorong perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangan melalui internet.

(21)

Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang bereputasi baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four diantaranya Ernst&Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper.

KAP Big 4 adalah oligopoli industri akuntansi dan jasa profesional internasional karena mereka menguasai sebagian besar pasar, yaitu perusahaan publik (terdaftar di pasar modal) seluruh dunia, plus perusahaan private besar lain (yang memerlukan nama dan gengsi serta jaminan untuk kredit bank).

Menurut Chariri (2007) KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four

tersebut dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik untuk betahan dari tekanan oleh klien, lebih peduli pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik.

H. Umur Listing

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan.

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung akan melaporkan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak atau belu terdaftar di BEI. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan yang sudah lama listing memiliki lebih banyak pengalaman

(22)

dalam mengungkapkan pelaporan keuangannya dan akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi.

I. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Perusahaan besar memiliki asimetri informasi yang lebih tinggi antara manajer dengan pemegang sahamnya. Oleh karena itu, perusahaan besar memiliki agency cost yang tinggi karena perusahaan yang besar memiliki kewajiban yang lebih besar kepada para pemegang saham dalam menyampaikan laporan keuangan secara lengkap.

Menurut Oyelere et al. (2003), agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang akan dituju oleh perusahaan.

Salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan dalam meminimalkan biaya keagenan ini adalah dengan menerapkan praktik pelaporan keuangan melalui internet atau Internet Financial Reporting (IFR) dalam menyebarluaskan laporan keuangan perusahaan. Dengan penerapan praktik IFR ini oleh perusahaan diharapkan para investor mendapatkan informasi yang lebih lengkap guna pengambilan keputusan investasi yang lebih baik lagi. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting

(23)

(IFR) pada perusahaan yang terdaftar dalam Kompas-100

J. Hubungan ROATerhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Teori sinyal menunjukkan bahwa perusahaan yang menguntungkan memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi lebih lanjut.Baik itu informasi keuangan perusahaan maupun informasi non-keuangan dari perusahaan tersebut.Informasi tersebut sangat dibutuhkan para investor dalam menilai kinerja manajemen untuk mengambil suatu keputusan.Suatu aspek penting yang dapat dijadikan acuan oleh para investor untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola suatu perusahaan adalah profitabilitas yang dihitung melalui nilai ROA.

Penelitian dilakukan oleh Kusumawardani (2011), Almilia (2008) dan Marina (2013) menemukan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap praktik pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting). Namun hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri (2007), Melisa dan Soni (2012), Anggraini (2012), Masykur (2013), Keumala (2013), dan Puri (2013) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh secara negatif terhadap praktik pelaporan keuangan melalui internet.

(24)

Menurut Marston (2003) dalam Kusumawardani (2011), perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi, cenderung mengungkapkan informasi keuangan dan informasi tambahan mereka secara lengkap termasuk melakukan praktik IFR untuk menyebarkan goodnews kepada publik. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki profitabilitas yang rendah cenderung menghindari penerapan praktik IFR untuk menyembunyikan badnews yang ada diperusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H2: ROA berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting(IFR) pada

perusahaan yang terdaftar dalam Kompas-100

K. Hubungan Leverage Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa semakin tinggi leverage

perusahaan, semakin baik transfer kemakmuran dari kreditur kepada pemegang saham perusahaan (Jansen dan Meckling, 1976). Perusahaan akan memiliki biaya keagenan yang lebih tinggi jika perusahaan memiliki proporsi utang lebih besar dalam struktur permodalannya. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki leverage tinggi mempunyai kewajiban yang lebih tinggi dalam pemenuhan kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. (Chow,2007 dalam Kusumawardani, 2011)

(25)

Dengan sukarela manajemen melakukan pengungkapan dengan tujuan untuk memantau dan menjamin para pemberi hutang mengenai kemampuan perusahaan dalam pembayaran kewajibannya. Perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi yang ada dengan melakukan praktik IFR untuk mengungkapkan informasi lebih mengenai perusahaan dalam hal pembayaran kewajiban, seperti memberikan informasi mengenai pembayaran hutang, informasi jumlah hutang debitur dan informasi lain. Dengan cara tersebut memungkinkan pemberi hutang mengetahui informasi perusahaan dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H3: Leverage berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting(IFR) pada

perusahaan yang terdaftar dalam Kompas-100.

L. Hubungan Reputasi AuditorTerhadap Internet Financial Reporting (IFR)

Peran auditing dapat membantu konflik kepentingan antara manajemen dan investor. Auditor dengan reputasi yang baik, akan tetap mempertahankan reputasi mereka. KAP yang sudah ternama dan sudah dipercaya oleh masyarakat memiliki dorongan yang besar untuk tetap menjaga

(26)

independensinya dan akan berusaha melaporkan infromasi selengkap mungkin kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Penggunaan KAP yang memiliki reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four diantaranya Ernst&Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper cenderung dipilih oleh perusahaan karena dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal independensi, bertahan dari klien dan memiliki proses audit yang lebih baik.

Hubungan antara perusahaan dan KAP yang ternama memberikan dorongan kepada perusahaan untuk mengungkapkan laporan keuangannya sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan dari auditor mereka.Menurut Chariri (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor Big Four lebih transparan dengan menyediakan informasi yang berguna bagi yang berkentingan di dalam website perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H4: Reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting(IFR)

pada perusahaan yang terdaftar dalam Kompas-100.

(27)

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Perusahaan yang sudah lama listing cenderung lebih transparan dalam mengungkapkan laporan keuangan mereka.

Perusahaan yang lebih lama listing memiliki pengalaman yang lebih dalam mengungkapkan laporan keuangan mereka kepada publik.Pengalaman tersebut memberikan pengetahuan lebih kepada manajemen perusahaan dalam melaporkan informasi keuangan maupun non-keuangan yang dibutuhkan oleh para investor.Pengalaman itu juga yang memberikan dorongan perusahaan untuk melakukan praktik IFR dalam mengungkapkan laporan keuangan maupun non-keuangan perusahaan.Sehingga kemungkinan adanya asimetri informasi akan berkurang. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H5: Reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting(IFR)

pada perusahaan yang terdaftar dalam Kompas-100. N. Penelitian Terdahulu

Pervan (2006) meneliti pengungkapan IFR di Kroasia dan Slovenia dengan sampel Slovenia yang terdiri dari 30 perusahaan menemukan bahwa ukuran perusahan, profitabilitas dan jumlah pemegang saham merupakan variabel yang tidak signifikan. Sedangkan umur listing, proporsi kapitalisasi pasar dan rasio keuangan secara statistik berkorelasi

(28)

positif dengan skor IFR.Hanya satu sektor transportasi yang secara signifikan berkorelasi negatif dengan skor IFR.

Andrikopoulus (2007) yang menggunakan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Siprus dalam penelitiannya menemukan bahwa hanya sebagian pelaporan keuangan di internet yang diadopsi oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Siprus.Ukuran perusahaan telah terbukti menjadi satu-satunya variabel penjelas yang signifikan untuk praktek pelaoran internet.Sedangkan tiga variabel lainnya (Profitability, leverage, Market to Book Value) tidak mempengaruhi praktik IFR.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Amyulianthy (2011) menemukan bahwa indeks instrumen riset Geerlings et al. (2003) yang telah dimodifikasi adalah valid dan handal layak untuk digunakan sebagai indeks penilaian kualitas IFR hubungan investor. Kemudian variabel karakteristik perusahaan kecuali variabel hutang, berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas IFR terkait dengan hubungan investor.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puri (2013) menemukan bahwa profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting Index.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2012) dan Keumala (2013) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

(29)

terhadap IFR sedangkan leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IFR.

Hasil penelitian lainnya dari penelitian terdahulu di lampirkan dalam skripsi ini.

O. Kerangka Berfikir

Beberapa faktor yang mempengaruhi Internet Financial Reporting (IFR) diantaranya ukuran perusahaan, ROA, leverage, reputasi auditor, dan umur listing. Masing-masing faktor memiliki pengaruh yang berbeda terhadap pengungkapan informasi di internet atau Internet Financial Reporting (IFR).

Perusahaan yang besar memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada pemegang saham karena memiliki informasi yang lebih banyak daripada perusahaan kecil. Untuk menginformasikan pengungkapan laporan keuangan yang lebih luas namun tetap dapat meminimalisasi biaya keagenan yang harus dikeluarkan, perusahaan menerapkan praktik IFR.

Perusahaan yang memiliki nilai ROA yang tinggi akan mengungkapkan informasi keuangan maupun non-keuangan lebih luas daripada perusahaan yang memiliki nilai ROA yang rendah, sehingga akan memberikan dorongan kepada perusahaan untuk menampilkan laporan keuangannyan secara lebih lengkap di website perusahaan.

(30)

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Jika hutang perusahaan meningkat, akan memberikan keraguan apakah perusahaan mampu membayar kewajibanya kepada para pemegang saham. Untuk itu perusahaan akan menyembunyikan informasi yang bisa merugikan prinsipal. Perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi yang ada dengan melakukan praktik IFR untuk mengungkapkan informasi lebih mengenai perusahaan dalam hal pembayaran kewajiban, seperti memberikan informasi mengenai pembayaran hutang, informasi jumlah hutang debitur dan informasi lain.

Reputasi auditor akan memberikan dorongan yang lebih bagi perusahaan untuk mengungkapkan laporan keuangannya kepada publik. Perusahaan yang diaudit oleh auditor Big Four lebih transparan dengan menyediakan informasi yang berguna bagi yang berkentingan di dalam

website perusahaan.

Perusahaan yang sudah lama listing di Bursa Efek Indonesia memberikan pengalaman lebih bagi perusahaan dalam mengungkapkan laporan keuangannya. Dengan mengikuti perkembangan jaman membuat perusahaan yang sudah lama listing lebih mengetahui informasi apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh para pemegang saham

Berdasarkan pemaparan diatas, maka terdapat kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk reduplikasi utuh menyatakan banyak atau bermacam-macam, sifat/ keadaan, hal/ tentang, kesamaan waktu, pekerjaan berulang-ulang, sesuatu yang dikenal karena

Angket hanya diberikan kepada kelas eksperimen untuk mengetahui respon dari siswa terhadap model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Dalam penelitian

Menurut Moleoing pengertian penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang dialektika sosial yang dialami masyarakat dalam

Tujuan Bagian penjualan dapat melakukan pengolahan data yang ada dimenu utama yaitu menu master, menu transaksi, dan menu laporan Deskripsi Sistem ini memungkinkan

Sekolah dalam hal ini SMA 'egeri / sudah menyusun KTSP dan mengimplementasikannya sejak tahun /55?. KTSP yang disusun pada a#alnya hanya berdasarkan analisis S@+T dan belum

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang terkait dengan judul “ Pengaruh Gaya Hidup

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perkembangan pengaruh kualitas audit, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap opini audit going concern

Hubungan teori sinyal dengan volume perdagangan saham adalah ketika perusahaan mampu memberikan sinyal yang baik mengenai informasi laporan keuangan pada pihak