• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Profil Perusahaan

4.1.1. Sejarah PT. Indosat Tbk

PT. Indonesian Satellite Corporation Tbk. (PT. Indosat Tbk.) adalah sebuah perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa selular. Perusahaan tersebut didirikan pada tahun 1967 sebagai Operator Stasiun Bumi Intelsat oleh International Telephone and Telegraph Corporation (ITT) dan mulai beroperasi pada tahun 1969. Pada tahun 1980, PT. Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dan Badan Penyelenggara Tunggal Telekomunikasi Internasional yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga tahun 1990, PT. Indosat menyediakan layanan telekomunikasi seperti SLI dan layanan transmisi televisi antarbangsa.

Pada tahun 1993, PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan di bawah pengawasan PT. Indosat dan beroperasi pada tahun 1994. Pendirian PT. Satelindo sebagai anak perusahaan PT. Indosat menjadikan PT. Satelindo sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix.

Dalam perjalanannya, PT. Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Indonesia dan Amerika Serikat, yaitu di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan New York Stock Exchange pada tanggal 19 Oktober 1994. Kemudian pada tahun 2001, PT. Indosat mendirikan PT. Indosat Multi Media Mobile (IM3) yang menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia. Pada tahun yang sama, PT. Indosat juga memegang kendali penuh atas PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).

(2)

PT. Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Namun pada akhir tahun 2002, Pemerintah Indonesia menjual 41,94 persen saham PT.

Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd, sebagai akibat kebijakan pasar bebas. Dengan demikian, PT. Indosat kembali menjadi PMA.

PT. Indosat memperoleh lisensi nasional untuk lokal atau FWA pada tahun 2003, dan bulan November 2003 PT. Indosat mengakuisisi PT. Satellindo, PT. IM3 dan Bimagraha. Selanjutnya, pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual kepemilikan saham PT. Indosat sebesar 25 persen ke Qatar Telecom di Asia Holdings Pte. Ltd.

Pada tanggal 31 Desember 2008, Qatar Telecom Q.S.C. (Qtel) memiliki saham PT. Indosat (Qtel) sebesar 40,81 persen secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS), sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik masing-masing memiliki 14,29 persen dan 44,90 persen. Hingga tahun 2009, Qtel memiliki 65 persen saham PT. Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan 24,19 persen saham seri B dari publik).

Saat ini, PT. Indosat memberikan kemudahan bagi para pelanggannya dengan menyediakan kantor pelayanan PT. Indosat yang dikenal dengan Galeri Indosat. Galeri Indosat sudah tersedia hampir di seluruh wilayah Indonesia. Galeri Indosat tersebut dibagi dalam berbagai regional seperti Jabodetabek, Sumatra bagian utara, Sumatra bagian selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur. Kantor pusat PT. Indosat berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta Pusat 10110.

42

(3)

4.1.2. Visi dan Misi PT. Indosat Tbk.

Visi dan Misi suatu perusahaan merupakan panduan keberhasilan dalam menjalankan bidang usaha. Visi dapat memberikan aspirasi, motivasi, dan panduan dalam menyusun strategi perusahaan.

Sedangkan misi berguna dalam menginformasikan kepada stakeholder tentang alasan pendirian perusahaan dan arah tujuan perusahaan. Oleh karena itu, PT. Indosat berusaha merumuskan visi dan misi perusahaannya agar dapat menjadi langkah konkret dalam mencapai tujuan. Adapun visi dan misi dari PT. Indosat adalah sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi Penyelenggara Jasa dan Jaringan Telekomunikasi Terpadu Berfokus Selular/Nirkabel, yang Terkemuka di Indonesia.

b. Misi

1. Menyediakan dan mengembangkan inovasi dan kualitas produk, jasa, dan solusi yang menawarkan nilai lebih bagi pelanggan.

2. Menjaga kesinambungan pertumbuhan nilai shareholders.

3. Menyediakan kualitas hidup yang baik bagi para stakeholders.

Untuk mencapai misi tersebut PT. Indosat menerapkan beberapa strategi jangka pendek seperti:

1. Fokus pada pertumbuhan selular.

2. Mempertahankan usaha SLI dan memasuki usaha SLJJ dan FWA.

3. Menumbuhkan usaha MIDI melalui sinergi antar unit usaha.

4. Meningkatkan efisiensi dan mengembangkan sinergi.

Berdasarkan visi dan misi tersebut, PT. Indosat berharap dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan dalam rangka meningkatkan kredibilitas perusahaan.

(4)

4.1.3. Bidang Usaha PT. Indosat Tbk.

PT. Indosat memiliki tiga bidang usaha, yaitu Selular, Telekomunikasi Tetap, dan Multimedia Komunikasi Data dan Internet (MIDI). Adapun pemaparan setiap bidang usaha adalah sebagai berikut:

1. Bidang usaha selular

Bidang usaha selular dari PT. Indosat merupakan penyelenggara selular kedua terbesar di Indonesia dengan kontribusi sebesar 75 persen pendapatan usaha pada tahun 2005. Bidang usaha selular memiliki target pasar seperti korporat, umum, dan generasi muda.

Adapun produk-produk yang ditawarkan dalam bidang usaha tersebut, yaitu:

a. IM3

IM3 merupakan layanan selular prabayar yang terjangkau, dengan fleksibiltas isi ulang. IM3 memiliki slogan No Limits dan merupakan pilihan untuk generasi muda. IM3 menghadirkan berbagai fitur inovatif dengan nilai super hemat, seperti layanan broadband, dan layanan paket data dengan kecepatan tinggi hingga 2 Mbps dengan beragam paket pilihan sesuai kebutuhan. IM3 merupakan operator pertama yang meluncurkan GPRS, MMS, Video Streaming hingga java games di seluruh Indonesia.

b. Mentari

Mentari merupakan layanan selular prabayar yang terjangkau untuk pengguna regular. Mentari memiliki slogan Lengkap Melengkapi Hidup dan dapat dipergunakan saat internasional roaming di banyak negara. Mentari menyediakan berbagai fasilitas yang memberikan kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi dengan tarif murah. Kartu Mentari mengandung 44

(5)

nilai kepercayaan, kekeluargaan dan ekonomis, serta memiliki fitur dan layanan yang lengkap.

c. Matrix

Matrix merupakan layanan selular pascabayar dengan mobilitas yang semakin tinggi, sambungan lebih cepat, liputan lebih luas dan kualitas sinyal maupun suara yang lebih jernih. Matrix memiliki slogan The Freedom to be You. Jaringan Matrix yang mencakup lima benua di dunia, memungkinkan Matrix untuk dibawa ke luar negeri dan seluruh wilayah di Indonesia. Matrix juga menyajikan beragam layanan hi-tech bagi pelanggan yang banyak memanfaatkan fitur canggih.

d. BlackBerry

BlackBerry merupakan layanan selular pascabayar atau prabayar dengan layanan akses tiada batas untuk komunikasi bisnis. BlackBerry memiliki slogan The Business is Yours.

BlackBerry didukung dengan fitur–fitur yang menunjang aktivitas komunikasi bagi pelanggan dalam segala kegiatan, seperti realtime email, organizer, hingga layanan multimedia.

e. Indosat 3.5G

Indosat 3.5G merupakan layanan akses internet mobile berkecepatan tinggi. Indosat 3.5G memberikan kemudahan pada aktivitas berinternet seperti e-mail, browsing, dan chatting. Indosat 3.5G memiliki slogan Speed Gives You More.

f. I-Games, i-Ring, i-Go, i-Menu

I-Games, i-Ring, i-Go, dan i-Menu adalah layanan nilai tambah bagi pengguna layanan selular dengan berbagai pilihan fitur.

2. Bidang usaha telepon tetap

Bidang usaha telepon tetap memiliki pendapatan utama dari LSI dengan kontribusi sebesar 11 persen pendapatan usaha pada tahun 2005. Bidang usaha telepon tetap memiliki target pasar seperti

(6)

korporat, UKM, dan generasi residendial. Adapun produk-produk yang ditawarkan oleh bidang usaha telepon tetap adalah sebagai berikut:

a. StarOne

StarOne merupakan layanan komunikasi tetap nirkabel dengan tarif pascabayar dan prabayar yang berbasis teknologi CDMA.

b. IDD 008

IDD 008 merupakan layanan sambungan internasional langsung ke seluruh belahan dunia tanpa melalui operator dengan tarif hemat.

c. IDD 001

IDD 001 merupakan layanan sambungan internasional langsung ke seluruh belahan dunia tanpa melalui operator.

d. Indosat Phone (iPhone)

Indosat Phone adalah layanan telepon tetap domestik dan internasional berbasis kabel untuk komunikasi data, suara dan video dengan kualitas prima.

e. Indosat Flat Call 01016

Indosat Flat Call 01016 adalah layanan hubungan internasional ke semua negara berbasis Voice over Internet Protocol (VoIP) dengan tarif hemat.

f. Global Save

Global Save adalah layanan dari PT. Indosat Tbk. yang berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol).

3. Bidang usaha MIDI (Multimedia, Komunikasi Data dan Internet) Bidang usaha MIDI memiliki kontribusi sebesar 14 persen pendapatan usaha pada tahun 2005. Bidang usaha tersebut memiliki target pasar seperti korporat, wholesale, dan residensial.

Produk-produk yang ditawarkan dalam bidang usaha MIDI 46

(7)

menyediakan solusi dalam pemenuhan kebutuhan korporasi yang lebih kompleks. Layanan korporasi ini meliputi:

a. IPLC (International Private Leased Circuit) dan DPLC (Domestic Private Leased Circuit)

IPLC dan DPLC merupakan layanan koneksi sirkit point to point.

b. Frame Relay dan ATM (Asynchronous Transfer Mode)

Frame Relay dan ATM adalah layanan fleksibilitas pengiriman data yang bersifat bursty.

c. INIX (Indosat National Internet Exchange) d. IDIA (Indosat Dedicated Internet Access)

IDIA merupakan layanan yang dapat membantu korporat dalam membuat jaringan pribadi melalui paket data.

e. INP (Internet Network Provider)

INP merupakan layanan akses internet global.

f. DRC (Disaster Recovery Center)

DRC merupakan layanan keamanan data yang disediakan oleh Indosat.

g. Satellite Services

Satellite Services adalah solusi layanan broadcast nasional dan internasional.

h. MPLS (Multi-Protocol Label Switching) Based Services

MPLS merupakan layanan terbaru berbasis jaringan Metro Ethernet dengan teknologi MPLS.

4.1.4. Struktur Organisasi PT. Indosat Tbk.

Dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan perlu membentuk struktur organisasi. Struktur organisasi tersebut berguna untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Oleh karena itu, PT. Indosat merumuskan

(8)

struktur organisasi untuk memudahkan pembagian tugas dan koordinasi antar divisinya. Struktur organisasi PT. Indosat akan disajikan pada Lampiran 2.

4.1.5. Anak Perusahaan PT. Indosat Tbk.

PT. Indosat Tbk. memiliki beberapa anak perusahaan yang berperan dalam membantu kinerja perusahaan induk. Anak perusahaan dari PT. Indosat Tbk. tersebut adalah sebagai berikut:

a. PT. Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta) b. PT. Indosat Mega Media (IndosatM2) c. Indosat Finance Company B.V. (IFB)

d. Indosat International Finance Company B.V. (IIFB) e. Indosat Singapore Pte. Ltd. (ISP)

f. PT. Artajasa Pembayaran Elektronis (APE) g. PT. StarOne Mitra Telekomunikasi (SMT) 4.2. Hasil Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version, Minitab 14 dan Microsoft Excel. Data hasil kuesioner merupakan data Skala Likert yang masih berbentuk skala ordinal. Skala ordinal mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu tetapi tidak dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek (Sarwono, 2006). Oleh karena itu, skala ordinal tersebut perlu ditransformasi menjadi skala interval dengan bantuan software GMacro yang tersedia pada Minitab agar dapat diketahui jaraknya. Hasil konversi data tersebut disajikan pada Lampiran 3 dan akan digunakan untuk pengolahan dan analisis data lebih lanjut.

4.2.1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Analisis validitas dan reliabilitas kuesioner merupakan hal yang penting dari suatu penelitian. Salah satu cara untuk mencari validitas 48

(9)

kuesioner adalah dengan mengkorelasi skor butir pertanyaan dengan skor total yang didapat. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor butir pertanyaan. Instrumen yang digunakan untuk menghitung korelasi tersebut adalah rumus korelasi product moment pearson yang tersedia pada software SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version.

Penghitungan korelasi dilakukan kepada jawaban dari 30 responden awal, dan akhirnya didapatkan lima butir pertanyaan untuk variabel X1, lima butir pertanyaan untuk variabel X2, dan tiga butir pertanyaan untuk variabel Y. Seluruh butir pertanyaan tersebut dikatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel (r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan 95%). Hasil output perhitungan uji validitas akan disajikan pada Lampiran 4.

Setelah kuesioner dinyatakan valid, maka langkah selanjutnya adalah menguji konsistensi atas jawaban dari kuesioner dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach’s yang tersedia pada program SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version. Semakin konsisten jawaban dari kuesioner, maka semakin tinggi tingkat reliabilitasnya.

Reliabilitas yang kecil ditentukan oleh kesalahan pengukuran.

Hubungan antar koefisien reliabilitas dengan kesalahan pengukuran adalah berbanding terbalik. Semakin besar koefisien reliabilitas, maka kesalahan pengukuran semakin kecil dan semakin kecil koefisien reliabilitas maka kesalahan pengukuran semakin besar.

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan hasil sebesar 0,845 untuk variabel X (Perceived credibilities konsumen terhadap Adli Fairuz sebagai endorser SIMcard IM3) dan 0,697 untuk variabel Y (Sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3). Dengan demikian, instrumen penelitian tersebut sudah reliable karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Hasil output perhitungan uji reliabilitas akan disajikan pada Lampiran 5.

(10)

4.2.2. Karakteristik Konsumen

Data karakteristik konsumen diperoleh dari kuesioner penelitian yang disebarkan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Kuesioner penelitian tersebut disebarkan kepada 100 konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang sudah mengetahui dan melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi minimal sebanyak tiga kali. Pengolahan dan analisis data mengenai karakteristik konsumen dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang dan pie chart sebagai berikut:

1. Angkatan

Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa 46 persen konsumen merupakan angkatan 43, diikuti dengan angkatan 45 sebesar 25 persen, angkatan 44 sebesar 16 persen, angkatan 46 sebesar 7 persen, dan angkatan 42 sebesar 6 persen.

Gambar 4. Diagram angkatan responden 2. Jenis Kelamin

Konsumen dalam penelitian ini dapat dibedakan berdasarkan komposisi gender atau jenis kelamin yaitu perempuan dan laki- laki. Berikut ini merupakan hasil tabulasi silang hubungan jenis

Angkatan 44 16%

Angkatan 45 25%

50

4.2.2. Karakteristik Konsumen

Data karakteristik konsumen diperoleh dari kuesioner penelitian yang disebarkan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Kuesioner penelitian tersebut disebarkan kepada 100 konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang sudah mengetahui dan melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi minimal sebanyak tiga kali. Pengolahan dan analisis data mengenai karakteristik konsumen dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang dan pie chart sebagai berikut:

1. Angkatan

Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa 46 persen konsumen merupakan angkatan 43, diikuti dengan angkatan 45 sebesar 25 persen, angkatan 44 sebesar 16 persen, angkatan 46 sebesar 7 persen, dan angkatan 42 sebesar 6 persen.

Gambar 4. Diagram angkatan responden 2. Jenis Kelamin

Konsumen dalam penelitian ini dapat dibedakan berdasarkan komposisi gender atau jenis kelamin yaitu perempuan dan laki- laki. Berikut ini merupakan hasil tabulasi silang hubungan jenis

Angkatan 42 6%

Angkatan 44 16%

Angkatan 45 25%

Angkatan 46 7%

Angkatan Responden

50

4.2.2. Karakteristik Konsumen

Data karakteristik konsumen diperoleh dari kuesioner penelitian yang disebarkan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Kuesioner penelitian tersebut disebarkan kepada 100 konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang sudah mengetahui dan melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi minimal sebanyak tiga kali. Pengolahan dan analisis data mengenai karakteristik konsumen dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang dan pie chart sebagai berikut:

1. Angkatan

Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa 46 persen konsumen merupakan angkatan 43, diikuti dengan angkatan 45 sebesar 25 persen, angkatan 44 sebesar 16 persen, angkatan 46 sebesar 7 persen, dan angkatan 42 sebesar 6 persen.

Gambar 4. Diagram angkatan responden 2. Jenis Kelamin

Konsumen dalam penelitian ini dapat dibedakan berdasarkan komposisi gender atau jenis kelamin yaitu perempuan dan laki- laki. Berikut ini merupakan hasil tabulasi silang hubungan jenis

Angkatan 42 6%

Angkatan 43 46%

Angkatan Responden

50

(11)

kelamin dengan sikap konsumen dilihat dari tiga dimensi sikap, yaitu:

a. Dimensi Strongly Like-Strongly Dislike

Dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat tidak suka hingga sangat suka. Tabel 4 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike.

Tabel 4. Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike

Sk Total

3.00 4.00 5.00 3.00

Jk 1.00 Count 12 20 12 44

% within Jk 27.3% 45.5% 27.3% 100.0%

% within Sk 57.1% 41.7% 40.0% 44.4%

% of Total 12.1% 20.2% 12.1% 44.4%

2.00 Count 9 28 18 55

% within Jk 16.4% 50.9% 32.7% 100.0%

% within Sk 42.9% 58.3% 60.0% 55.6%

% of Total 9.1% 28.3% 18.2% 55.6%

Total Count 21 48 30 99

% within Jk 21.2% 48.5% 30.3% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 21.2% 48.5% 30.3% 100.0%

Hasil tabulasi silang pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pada jenis kelamin laki-laki yang menyukai produk SIMcard IM3 ada 20 orang atau sebanyak 45,5 persen. Sedangkan pada jenis kelamin perempuan yang menyatakan menyukai produk SIMcard IM3 ada 28 orang atau sebanyak 50,9 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsumen yang berjenis kelamin perempuan cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dibandingkan konsumen berjenis kelamin laki-laki.

(12)

b. Dimensi Very Good-Very Bad

Dimensi sikap Very Good-Very Bad dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat buruk hingga sangat baik. Tabel 5 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Good- Very Bad.

Tabel 5. Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad

Sk Total

2.00 3.00 4.00 5.00 2.00

Jk 1.00 Count 1 12 25 6 44

% within Jk 2.3% 27.3% 56.8% 13.6% 100.0%

% within Sk 50.0% 40.0% 45.5% 50.0% 44.4%

% of Total 1.0% 12.1% 25.3% 6.1% 44.4%

2.00 Count 1 18 30 6 55

% within Jk 1.8% 32.7% 54.5% 10.9% 100.0%

% within Sk 50.0% 60.0% 54.5% 50.0% 55.6%

% of Total 1.0% 18.2% 30.3% 6.1% 55.6%

Total Count 2 30 55 12 99

% within Jk 2.0% 30.3% 55.6% 12.1% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 2.0% 30.3% 55.6% 12.1% 100.0%

Hasil tabulasi silang pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pada jenis kelamin laki-laki yang menyatakan produk SIMcard IM3 baik ada 25 orang atau sebanyak 56,8 persen. Sedangkan pada jenis kelamin perempuan yang menyatakan produk SIMcard IM3 baik ada 30 orang atau sebanyak 54,5 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsumen yang berjenis kelamin perempuan cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dibandingkan konsumen berjenis kelamin laki-laki.

c. Dimensi Very Positive-Very Negative

Dimensi sikap Very Positive-Very Negative dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur 52

(13)

sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat negatif hingga sangat positif. Tabel 6 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative.

Tabel 6. Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative

Sk Total

2.00 3.00 4.00 5.00 2.00

Jk 1.00 Count 1 6 27 10 44

% within Jk 2.3% 13.6% 61.4% 22.7% 100.0%

% within Sk 100.0% 40.0% 40.3% 62.5% 44.4%

% of Total 1.0% 6.1% 27.3% 10.1% 44.4%

2.00 Count 0 9 40 6 55

% within Jk .0% 16.4% 72.7% 10.9% 100.0%

% within Sk .0% 60.0% 59.7% 37.5% 55.6%

% of Total .0% 9.1% 40.4% 6.1% 55.6%

Total Count 1 15 67 16 99

% within Jk 1.0% 15.2% 67.7% 16.2% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 1.0% 15.2% 67.7% 16.2% 100.0%

Hasil tabulasi silang pada Tabel 6 menunjukkan bahwa pada jenis kelamin laki-laki yang memberikan penilaian positif terhadap produk SIMcard IM3 ada 27 orang atau sebanyak 61,4 persen. Sedangkan pada jenis kelamin perempuan yang memberikan penilaian positif terhadap produk SIMcard IM3 ada 40 orang atau sebanyak 72,7 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsumen yang berjenis kelamin perempuan cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dibandingkan konsumen berjenis kelamin laki-laki.

3. Usia

Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa responden yang memiliki usia 21 tahun sebanyak 32 persen, usia 20 tahun sebanyak 26 persen, usia 22 tahun sebanyak 16 persen, usia 19

(14)

tahun sebanyak 14 persen, usia 18 tahun sebanyak 6 persen, usia 23 tahun sebanyak 5 persen, dan usia 24 tahun sebanyak 1 persen.

Gambar 5. Diagram usia responden 4. Pengeluaran rutin tiap bulan

Pengeluaran rutin tiap bulan dari konsumen dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk. Berikut ini merupakan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan sikap konsumen dilihat dari tiga dimensi sikap, yaitu:

a. Dimensi Strongly Like-Strongly Dislike

Dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat tidak suka, tidak suka, cukup suka, suka, hingga sangat suka.

Tabel 7 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike.

21 tahun 32%

54 tahun sebanyak 14 persen, usia 18 tahun sebanyak 6 persen, usia 23 tahun sebanyak 5 persen, dan usia 24 tahun sebanyak 1 persen.

Gambar 5. Diagram usia responden 4. Pengeluaran rutin tiap bulan

Pengeluaran rutin tiap bulan dari konsumen dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk. Berikut ini merupakan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan sikap konsumen dilihat dari tiga dimensi sikap, yaitu:

a. Dimensi Strongly Like-Strongly Dislike

Dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat tidak suka, tidak suka, cukup suka, suka, hingga sangat suka.

Tabel 7 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike.

18 tahun 6%

21 tahun 32%

22 tahun 16%

23 tahun 5%

24 tahun 1%

Usia Responden

54 tahun sebanyak 14 persen, usia 18 tahun sebanyak 6 persen, usia 23 tahun sebanyak 5 persen, dan usia 24 tahun sebanyak 1 persen.

Gambar 5. Diagram usia responden 4. Pengeluaran rutin tiap bulan

Pengeluaran rutin tiap bulan dari konsumen dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk. Berikut ini merupakan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan sikap konsumen dilihat dari tiga dimensi sikap, yaitu:

a. Dimensi Strongly Like-Strongly Dislike

Dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat tidak suka, tidak suka, cukup suka, suka, hingga sangat suka.

Tabel 7 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike.

18 tahun

6% 19 tahun 14%

20 tahun 26%

Usia Responden

54

(15)

Tabel 7. Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Strongly Like- Strongly Dislike

Sk Total

3.00 4.00 5.00 3.00

Pr 1.00 Count 9 19 8 36

% within Pr 25.0% 52.8% 22.2% 100.0%

% within Sk 42.9% 38.8% 26.7% 36.0%

% of Total 9.0% 19.0% 8.0% 36.0%

2.00 Count 9 24 19 52

% within Pr 17.3% 46.2% 36.5% 100.0%

% within Sk 42.9% 49.0% 63.3% 52.0%

% of Total 9.0% 24.0% 19.0% 52.0%

3.00 Count 3 4 3 10

% within Pr 30.0% 40.0% 30.0% 100.0%

% within Sk 14.3% 8.2% 10.0% 10.0%

% of Total 3.0% 4.0% 3.0% 10.0%

4.00 Count 0 2 0 2

% within Pr .0% 100.0% .0% 100.0%

% within Sk .0% 4.1% .0% 2.0%

% of Total .0% 2.0% .0% 2.0%

Total Count 21 49 30 100

% within Pr 21.0% 49.0% 30.0% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 21.0% 49.0% 30.0% 100.0%

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 7 dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.000,00 cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 52,8 persen.

b) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.001,00-Rp 1.000.000,00 cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 46,2 persen.

c) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 1.000.001,00-Rp 1.500.000,00 cenderung menyukai

(16)

produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 40 persen.

d) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak

>Rp 1.500.000,00 cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 100 persen.

b. Dimensi Very Good-Very Bad

Dimensi sikap Very Good-Very Bad dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat buruk hingga sangat baik. Tabel 8 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad.

Tabel 8. Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad

Sk Total

2.00 3.00 4.00 5.00 2.00

Pr 1.00 Count 0 12 22 2 36

% within Pr .0% 33.3% 61.1% 5.6% 100.0%

% within Sk .0% 38.7% 40.0% 16.7% 36.0%

% of Total .0% 12.0% 22.0% 2.0% 36.0%

2.00 Count 1 14 29 8 52

% within Pr 1.9% 26.9% 55.8% 15.4% 100.0%

% within Sk 50.0% 45.2% 52.7% 66.7% 52.0%

% of Total 1.0% 14.0% 29.0% 8.0% 52.0%

3.00 Count 1 3 4 2 10

% within Pr 10.0% 30.0% 40.0% 20.0% 100.0%

% within Sk 50.0% 9.7% 7.3% 16.7% 10.0%

% of Total 1.0% 3.0% 4.0% 2.0% 10.0%

4.00 Count 0 2 0 0 2

% within Pr .0% 100.0% .0% .0% 100.0%

% within Sk .0% 6.5% .0% .0% 2.0%

% of Total .0% 2.0% .0% .0% 2.0%

Total Count 2 31 55 12 100

% within Pr 2.0% 31.0% 55.0% 12.0% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 2.0% 31.0% 55.0% 12.0% 100.0%

56

(17)

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 8 dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.000,00 cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 61,1 persen.

b) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.001,00-Rp 1.000.000,00 cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 55,8 persen.

c) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 1.000.001,00-Rp 1.500.000,00 cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 40 persen.

d) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak

>Rp 1.500.000,00 cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 cukup baik dengan persentase sebesar 100 persen.

c. Dimensi Very Positive-Very Negative

Dimensi sikap ini dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat negatif, negatif, cukup positif, positif, hingga sangat positif. Tabel 9 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative.

(18)

Tabel 9. Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative

Sk Total

2.00 3.00 4.00 5.00 2.00

Pr 1.00 Count 0 8 24 4 36

% within Pr .0% 22.2% 66.7% 11.1% 100.0%

% within Sk .0% 53.3% 35.3% 25.0% 36.0%

% of Total .0% 8.0% 24.0% 4.0% 36.0%

2.00 Count 1 6 37 8 52

% within Pr 1.9% 11.5% 71.2% 15.4% 100.0%

% within Sk 100.0% 40.0% 54.4% 50.0% 52.0%

% of Total 1.0% 6.0% 37.0% 8.0% 52.0%

3.00 Count 0 1 6 3 10

% within Pr .0% 10.0% 60.0% 30.0% 100.0%

% within Sk .0% 6.7% 8.8% 18.8% 10.0%

% of Total .0% 1.0% 6.0% 3.0% 10.0%

4.00 Count 0 0 1 1 2

% within Pr .0% .0% 50.0% 50.0% 100.0%

% within Sk .0% .0% 1.5% 6.3% 2.0%

% of Total .0% .0% 1.0% 1.0% 2.0%

Total Count 1 15 68 16 100

% within Pr 1.0% 15.0% 68.0% 16.0% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 1.0% 15.0% 68.0% 16.0% 100.0%

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 9 dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.000,00 cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 66,7 persen.

b) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.001,00-Rp 1.000.000,00 cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 71,2 persen.

c) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 1.000.001,00-Rp 1.500.000,00 cenderung memberikan

58

(19)

penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 60 persen.

d) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak

>Rp 1.500.000,00 cenderung memberikan penilaian yang cukup positif dan positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase yang sama yaitu sebesar 50 persen.

5. Proporsi pengeluaran untuk pembelian pulsa dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran rutin tiap bulan konsumen.

Hubungan proporsi pembelian pulsa dibandingkan total rata-rata pengeluaran rutin tiap bulan konsumen dengan sikap konsumen dilihat dari tiga dimensi sikap akan diolah dan dianalisis menggunakan tabulasi silang yang tersedia pada software SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version. Hasil tabulasi silang tersebut sebagai berikut:

a. Dimensi Strongly Like-Strongly Dislike

Dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat tidak suka, tidak suka, cukup suka, suka hingga sangat suka. Tabel 10 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Strongly Like- Strongly Dislike.

(20)

Tabel 10. Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike

Sk Total

3.00 4.00 5.00 3.00

Pp 1.00 Count 5 28 13 46

% within Pp 10.9% 60.9% 28.3% 100.0%

% within Sk 23.8% 57.1% 43.3% 46.0%

% of Total 5.0% 28.0% 13.0% 46.0%

2.00 Count 7 7 3 17

% within Pp 41.2% 41.2% 17.6% 100.0%

% within Sk 33.3% 14.3% 10.0% 17.0%

% of Total 7.0% 7.0% 3.0% 17.0%

3.00 Count 4 10 3 17

% within Pp 23.5% 58.8% 17.6% 100.0%

% within Sk 19.0% 20.4% 10.0% 17.0%

% of Total 4.0% 10.0% 3.0% 17.0%

4.00 Count 1 4 1 6

% within Pp 16.7% 66.7% 16.7% 100.0%

% within Sk 4.8% 8.2% 3.3% 6.0%

% of Total 1.0% 4.0% 1.0% 6.0%

5.00 Count 1 0 4 5

% within Pp 20.0% .0% 80.0% 100.0%

% within Sk 4.8% .0% 13.3% 5.0%

% of Total 1.0% .0% 4.0% 5.0%

6.00 Count 3 0 6 9

% within Pp 33.3% .0% 66.7% 100.0%

% within Sk 14.3% .0% 20.0% 9.0%

% of Total 3.0% .0% 6.0% 9.0%

Total Count 21 49 30 100

% within Pp 21.0% 49.0% 30.0% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 21.0% 49.0% 30.0% 100.0%

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 10 dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 10 persen cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 60,9 persen.

60

(21)

b) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 15 persen cenderung cukup menyukai dan menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase yang sama, yaitu sebesar 41,2 persen.

c) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 20 persen cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 58,8 persen.

d) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 25 persen cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 66,7 persen.

e) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 30 persen cenderung sangat menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 80 persen.

f) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak lainnya cenderung sangat menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 66,7 persen.

b. Dimensi Very Good-Very Bad

Dimensi sikap Very Good-Very Bad dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat buruk, buruk, cukup baik, baik hingga sangat baik. Tabel 11 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad.

(22)

Tabel 11. Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad

Sk Total

2.00 3.00 4.00 5.00 2.00

Pp 1.00 Count 0 15 27 4 46

% within Pp .0% 32.6% 58.7% 8.7% 100.0%

% within Sk .0% 48.4% 49.1% 33.3% 46.0%

% of Total .0% 15.0% 27.0% 4.0% 46.0%

2.00 Count 1 3 11 2 17

% within Pp 5.9% 17.6% 64.7% 11.8% 100.0%

% within Sk 50.0% 9.7% 20.0% 16.7% 17.0%

% of Total 1.0% 3.0% 11.0% 2.0% 17.0%

3.00 Count 0 12 3 2 17

% within Pp .0% 70.6% 17.6% 11.8% 100.0%

% within Sk .0% 38.7% 5.5% 16.7% 17.0%

% of Total .0% 12.0% 3.0% 2.0% 17.0%

4.00 Count 0 0 6 0 6

% within Pp .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

% within Sk .0% .0% 10.9% .0% 6.0%

% of Total .0% .0% 6.0% .0% 6.0%

5.00 Count 0 0 4 1 5

% within Pp .0% .0% 80.0% 20.0% 100.0%

% within Sk .0% .0% 7.3% 8.3% 5.0%

% of Total .0% .0% 4.0% 1.0% 5.0%

6.00 Count 1 1 4 3 9

% within Pp 11.1% 11.1% 44.4% 33.3% 100.0%

% within Sk 50.0% 3.2% 7.3% 25.0% 9.0%

% of Total 1.0% 1.0% 4.0% 3.0% 9.0%

Total Count 2 31 55 12 100

% within Pp 2.0% 31.0% 55.0% 12.0% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 2.0% 31.0% 55.0% 12.0% 100.0%

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 11 dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 10 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 58,7 persen.

62

(23)

b) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 15 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 64,7 persen.

c) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 20 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 cukup baik dengan persentase sebesar 70,6 persen.

d) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 25 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 100 persen.

e) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 30 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 80 persen.

f) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak lainnya cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 44,4 persen.

c. Dimensi Very Positive-Very Negative

Dimensi sikap Very Positive-Very Negative dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat negatif, negatif, cukup positif, positif hingga sangat positif. Tabel 12 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Positive- Very Negative.

(24)

Tabel 12. Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative

Sk Total

2.00 3.00 4.00 5.00 2.00

Pp 1.00 Count 0 6 33 7 46

% within Pp .0% 13.0% 71.7% 15.2% 100.0%

% within Sk .0% 40.0% 48.5% 43.8% 46.0%

% of Total .0% 6.0% 33.0% 7.0% 46.0%

2.00 Count 1 1 11 4 17

% within Pp 5.9% 5.9% 64.7% 23.5% 100.0%

% within Sk 100.0% 6.7% 16.2% 25.0% 17.0%

% of Total 1.0% 1.0% 11.0% 4.0% 17.0%

3.00 Count 0 6 10 1 17

% within Pp .0% 35.3% 58.8% 5.9% 100.0%

% within Sk .0% 40.0% 14.7% 6.3% 17.0%

% of Total .0% 6.0% 10.0% 1.0% 17.0%

4.00 Count 0 0 5 1 6

% within Pp .0% .0% 83.3% 16.7% 100.0%

% within Sk .0% .0% 7.4% 6.3% 6.0%

% of Total .0% .0% 5.0% 1.0% 6.0%

5.00 Count 0 1 3 1 5

% within Pp .0% 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within Sk .0% 6.7% 4.4% 6.3% 5.0%

% of Total .0% 1.0% 3.0% 1.0% 5.0%

6.00 Count 0 1 6 2 9

% within Pp .0% 11.1% 66.7% 22.2% 100.0%

% within Sk .0% 6.7% 8.8% 12.5% 9.0%

% of Total .0% 1.0% 6.0% 2.0% 9.0%

Total Count 1 15 68 16 100

% within Pp 1.0% 15.0% 68.0% 16.0% 100.0%

% within Sk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 1.0% 15.0% 68.0% 16.0% 100.0%

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 12 dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 10 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 71,7 persen.

64

(25)

b) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 15 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 64,7 persen.

c) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 20 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 58,8 persen.

d) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 25 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 83,3 persen.

e) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 30 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 60 persen.

f) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak lainnya cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 66,7 persen.

4.2.3. Tingkat Kesesuaian Endorser (Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi) terhadap Produk

A. Kriteria Pantas-Tidak Pantas

Kriteria pantas-tidak pantas merupakan instrumen yang dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian endorser terhadap produk. Kriteria pantas-tidak pantas tersebut diindikasikan dengan kesesuaian antara karakter endorser dengan produk yang diiklankan. Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen menganggap karakter Adli Fairuz sudah sesuai dengan produk yang

(26)

diiklankannya yaitu SIMcard IM3. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase konsumen yang berpendapat bahwa Adli Fairuz pantas untuk menjadi endorser dari produk SIMcard IM3 yaitu sebanyak 65 persen.

Gambar 6. Diagram kriteria pantas-tidak pantas Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3

B. Kriteria Efisien-Tidak Efisien

Kriteria efisien-tidak efisien merupakan instrumen yang dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian endorser terhadap produk. Kriteria efisien-tidak efisien tersebut diindikasikan dengan efisiensi endorser dalam menyampaikan pesan dari suatu produk dengan waktu tayang yang singkat. Gambar 7 menunjukkan bahwa sebanyak 62 persen konsumen menganggap Adli Fairuz sudah efisien dalam menjalankan perannya sebagai endorser dari produk SIMcard IM3.

Presentase Kesesuaian

66

diiklankannya yaitu SIMcard IM3. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase konsumen yang berpendapat bahwa Adli Fairuz pantas untuk menjadi endorser dari produk SIMcard IM3 yaitu sebanyak 65 persen.

Gambar 6. Diagram kriteria pantas-tidak pantas Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3

B. Kriteria Efisien-Tidak Efisien

Kriteria efisien-tidak efisien merupakan instrumen yang dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian endorser terhadap produk. Kriteria efisien-tidak efisien tersebut diindikasikan dengan efisiensi endorser dalam menyampaikan pesan dari suatu produk dengan waktu tayang yang singkat. Gambar 7 menunjukkan bahwa sebanyak 62 persen konsumen menganggap Adli Fairuz sudah efisien dalam menjalankan perannya sebagai endorser dari produk SIMcard IM3.

0,00%

15,00%

30,00%

45,00%

60,00%

75,00%

Sangat Tidak Pantas

Tidak Pantas

Cukup Pantas

Pantas 1%

6%

24%

65%

Presentase Kesesuaian

Kriteria Pantas-Tidak Pantas Adli Fairuz sebagai Endorser dari SIMcard IM3

66

diiklankannya yaitu SIMcard IM3. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase konsumen yang berpendapat bahwa Adli Fairuz pantas untuk menjadi endorser dari produk SIMcard IM3 yaitu sebanyak 65 persen.

Gambar 6. Diagram kriteria pantas-tidak pantas Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3

B. Kriteria Efisien-Tidak Efisien

Kriteria efisien-tidak efisien merupakan instrumen yang dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian endorser terhadap produk. Kriteria efisien-tidak efisien tersebut diindikasikan dengan efisiensi endorser dalam menyampaikan pesan dari suatu produk dengan waktu tayang yang singkat. Gambar 7 menunjukkan bahwa sebanyak 62 persen konsumen menganggap Adli Fairuz sudah efisien dalam menjalankan perannya sebagai endorser dari produk SIMcard IM3.

Pantas Sangat Pantas 65%

4%

Kriteria Pantas-Tidak Pantas Adli Fairuz sebagai Endorser dari SIMcard IM3

66

(27)

Gambar 7. Diagram kriteria efisien-tidak efisien Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3

4.2.4. Gambaran Proses Intepretasi dan Sikap Konsumen terhadap Endorser (Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)

Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil dan intepretasi penelitian mengenai proses intepretasi konsumen terhadap tingkat kredibilitas endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan menggunakan skala yang dikembangkan oleh Ohanian (1991). Skala tersebut digunakan untuk mengukur kredibilitas endorser melalui dimensi perceived attractiveness, perceived trustworthiness, dan perceived expertise. Namun penelitian ini hanya melakukan pendekatan terhadap dimensi perceived attractiveness dan perceived expertise dari endorser dengan asumsi konsumen memiliki intepretasi yang sama untuk setiap iklan SIMcard IM3 Versi Cumi. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

Persentase Kesesuaian

Gambar 7. Diagram kriteria efisien-tidak efisien Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3

4.2.4. Gambaran Proses Intepretasi dan Sikap Konsumen terhadap Endorser (Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)

Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil dan intepretasi penelitian mengenai proses intepretasi konsumen terhadap tingkat kredibilitas endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan menggunakan skala yang dikembangkan oleh Ohanian (1991). Skala tersebut digunakan untuk mengukur kredibilitas endorser melalui dimensi perceived attractiveness, perceived trustworthiness, dan perceived expertise. Namun penelitian ini hanya melakukan pendekatan terhadap dimensi perceived attractiveness dan perceived expertise dari endorser dengan asumsi konsumen memiliki intepretasi yang sama untuk setiap iklan SIMcard IM3 Versi Cumi. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

0,00%

15,00%

30,00%

45,00%

60,00%

75,00%

Sangat Tidak Efisien

Tidak Efisien

Cukup Efisien

Efisien

1% 6%

27%

62%

Persentase Kesesuaian

Kriteria Efisien-Tidak Efisien Adli Fairuz sebagai Endorser dari SIMcard IM3

Gambar 7. Diagram kriteria efisien-tidak efisien Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3

4.2.4. Gambaran Proses Intepretasi dan Sikap Konsumen terhadap Endorser (Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)

Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil dan intepretasi penelitian mengenai proses intepretasi konsumen terhadap tingkat kredibilitas endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan menggunakan skala yang dikembangkan oleh Ohanian (1991). Skala tersebut digunakan untuk mengukur kredibilitas endorser melalui dimensi perceived attractiveness, perceived trustworthiness, dan perceived expertise. Namun penelitian ini hanya melakukan pendekatan terhadap dimensi perceived attractiveness dan perceived expertise dari endorser dengan asumsi konsumen memiliki intepretasi yang sama untuk setiap iklan SIMcard IM3 Versi Cumi. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

Efisien Sangat Efisien 62%

4%

Kriteria Efisien-Tidak Efisien Adli Fairuz

sebagai Endorser dari SIMcard IM3

(28)

a. Dimensi attractiveness

Dimensi attractiveness dibagi menjadi lima sub dimensi, yaitu Attractive-Unattractive, Classy-Not Classy, Beautiful-Ugly, Elegant- Plain, dan Sexy-Not Sexy. Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa masing-masing sub dimensi memiliki nilai modus dengan frekuensi yang berbeda-beda yang diolah menurut skala pengukuran interval. Nilai modus dengan frekuensi tersebut dapat merepresentasikan mayoritas pendapat dari konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengenai proses intepretasi terhadap dimensi attractiveness. Adapun artinya sebagai berikut:

1. Sebanyak 51 persen konsumen dari Sub dimensi Attractive- Unattractive memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Atraktif dibandingkan poin lainnya.

2. Sebanyak 63 persen konsumen dari Sub dimensi Classy-Not Classy memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Komunikatif dibandingkan poin lainnya.

3. Sebanyak 58 persen konsumen dari Sub dimensi Beautiful-Ugly memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Tampan dibandingkan poin lainnya.

4. Sebanyak 57 persen konsumen dari Sub dimensi Elegant-Plain memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Moderen dibandingkan poin lainnya.

5. Sebanyak 48 persen konsumen dari Sub dimensi Sexy-Not Sexy memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Maskulin dibandingkan poin lainnya.

68

(29)

Tabel 13. Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Attractiveness Endorser

No. Sub dimensi

Modus

Indikator Frekuensi Persentase

Skala Pengukuran 1 Attractive-

Unattractive Atraktif 51 51%

Ordinal- Interval 2 Classy-Not

Classy Komunikatif 63 63%

Ordinal- Interval 3 Beautiful-

Ugly Cukup

Tampan 58 58%

Ordinal- Interval 4 Elegant-

Plain Moderen 57 57%

Ordinal- Interval 5 Sexy-Not

Sexy Cukup

Maskulin 48 48%

Ordinal- Interval

b. Dimensi expertise

Dimensi expertise dibagi menjadi lima sub dimensi, yaitu Experienced-Inexperienced, Expert-Not an expert, Knowledgeable- Unknowledgeable, Qualified-Unqualified, dan Skilled-Unskilled.

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa masing-masing sub dimensi memiliki nilai modus dengan frekuensi yang berbeda-beda yang diolah menurut skala pengukuran interval. Nilai modus dengan frekuensi tersebut dapat merepresentasikan mayoritas pendapat dari konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengenai proses intepretasi terhadap dimensi expertise. Adapun artinya yaitu:

1. Sebanyak 50 persen konsumen dari Sub dimensi Expert-Not an Expert memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan.

Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Ahli dibandingkan poin lainnya.

2. Sebanyak 51 persen konsumen dari Sub dimensi Experienced- Inexperienced memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang

Gambar

Tabel 4. Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike
Tabel  5.  Hasil  tabulasi  silang  hubungan  jenis  kelamin  dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad
Tabel  6.  Hasil  tabulasi  silang  hubungan  jenis  kelamin  dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative
Gambar 5. Diagram usia responden 4. Pengeluaran rutin tiap bulan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kolom wet scrubber telah dirancang lengkap dengan blower yang bertujuan untuk menyebarkan kabut air. Tujuan utama kolom wet scrubber yaitu menghasilkan

Berdasarkan hasil penelitian pola penggunaan antidiabetes pada depo geriatri pasien diabetes melitus tipe 2 di instalasi rawat jalan RSUD Ulin Banjarmasin pada golongan dan

Pada teknologi budidaya udang pola intensif agar dapat terbentuk bioflok, maka rasio C/N harus ditingkatkan > 10 : 1, kemudian sedikit atau tidak sama sekali dilakukan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Terapi Naratif dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Pada Seorang Mahasiswa Putus Asa Menyelesaikan Tugas Akhir di

marketing mix meliputi produk, harga, lokasi dan promosi terhadap keputusan pembelian, namun untuk penelitian yang membahas mengenai pengaruh marketing mix , budaya,

Sejumlah mobil pribadi berusaha menerobos jalur Busway untuk menghindari kemacetan yang cukup parah di jalan protokol MH Thamrin, Jakarta Pusat, (19/8).. Kemacetan terjadi akibat

Secara konseptual, Muhammadiyah telah menerbitkan buku Teologi Lingkungan dan Fikih Air sebagai panduan Islam dalam membangun budaya hidup bersih.. Kini yang diperlukan

Guru harus memiliki pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa