• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK IMPOR DI KOTA MEDAN TESIS. Oleh. Akbar Habib /MAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK IMPOR DI KOTA MEDAN TESIS. Oleh. Akbar Habib /MAG"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK IMPOR DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh Akbar Habib 097039035/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

(2)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK IMPOR DI KOTA MEDAN

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister Pertanian Pada Program Studi Magister Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Oleh

Akbar Habib 097039035/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Tinjauan Pustaka ... 8

2.2. Landasan Teori ... 11

2.3. Permintaan ... 11

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ... 17

2.5. Penelitian Terdahulu ... 19

2.6. Kerangka Pemikiran ... 21

2.7. Hipotesis Penelitian ... 22

III. METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Metode Pemilihan Lokasi ... 23

3.2. Metode Penentuan Sampel ... 25

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 25

3.4. Metode Analisis Data ... 26

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ... 29

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK ... 32

(4)

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 32

4.2. Letak dan Keadaan Geografis ... 32

4.3.Keadaan Penduduk ... 32

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 32

b. Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan ... 33

c. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 34

d. Sarana dan Prasarana ... 35

4.4. Karakteristik Sampel Penelitian ... 37

a. umur ... 37

b. Tingkat Pendidikan ... 38

c. Jumlah Tanggungan ... 39

d. Pendapatan ... 39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

5.1. Hasil Analisis Pengaruh Harga Jeruk impor, Harga Jeruk Lokal, Pendapatan, Pendidikan, dan Jarak Tempuh terhadap permintaan Buah Jeruk Impor di Kota Medan ... 40

5.2. Uji Asumsi Ordinary Least Squares (OLS) ... 42

5.3. Uji Kesesuaian (Test Goodness of fit) Model dan Uji Hipotesis ... 45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

6.1. Kesimpulan ... 53

6.2. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jumlah Jeruk Impor di Indonesia Tahun 2000 - 2011 ... 1

2. Masa Panen Sentra Produksi Jeruk di Indonesia ... 3

3. Masa Panen Sentra Produksi Jeruk di Luar Negeri ... 3

4. Jenis Buah Jeruk yang Terdapat di Indonesia ... 9

5. Kadar vitamin dan mineral buah jeruk dari tiap-tiap 100 gram ... 11

6. Banyaknya Pasar Tradisional dan Modern di Kota Medan ... 23

7. Banyaknya Pasar dirinci dari Luas Pasar ... 23

8. Tabel Lokasi Pengambilan Sampel ... 25

9. Penduduk menurut Kelompok Umur ... 33

10. Penduduk Menurut Pekerjaan ... 34

11. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 35

12. Sarana dan Prasarana ... 36

13. Umur Sampel Jeruk Impor ... 37

14. Pendidikan Sampel Jeruk Impor ... 36

15. Jumlah Tanggungan Sampel Jeruk Impor ... 39

16. Pendapatan sampel Jeruk Impor ... 40

17. Hasil Uji Linieritas ... 41

18. Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas Model Permintaan Buah Jeruk Impor ...42

19. Uji Asumsi Normalitas Model Permintaan Jeruk Impor Menggunakan Uji Kolgomorov-Smirnov ... 45

(6)

20. Hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Permintaan jeruk impor ... 47

(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Peningkatan Impor Jeruk di Indonesia ... 2

2. Grafik Pengaruh Harga Terhadap Permintaan ... 13

3. Grafik Pergeseran Kurva Permintaan ... 16

4. Gambar Kerangka Pemikiran ... 22

5. Gambar Uji Heteroskedastisitas Model Permintaan Jeruk Impor ... 43

6. Gambar Uji Asumsi Normalitas Permintaan Jeruk Impor ... 44

(8)

ABSTRAK

AKBAR HABIB (097039035/MAG) judu l tesis FAKTOR – FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI PERMINTAAN JERUK IMPOR DI KOTA MEDAN penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 di bawah bimbingan Dr.

Ir. Satia Negara, M.Ec dan Dr. Ir. Rahmanta, MSi.

Pertumbuhan jeruk impor yang kian meningkat dalam sepuluh tahun terakhir setidaknya mulai mengancam keberadaan jeruk lokal. Selain karena paket Juni 1994 yang salah satu unsurnya penurunan tarif impor buah, namun alasan lain meningkatnya pertumbuhan jeruk impor perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan, dan jarak tempuh terhadap permintaan buah jeruk di Kota Medan.

Data yang digunakan adalah data primer dengan melakukan wawancara dengan konsumen buah jeruk impor. Kuesioner dibagikan di Carefour Plaza Medan Fair di jalan Medan Petisah, Supermarket Berastagi di Jalan Medan Petisah, Pasar Buah Palangkaraya di Jalan Palangkaraya Medan kota, dan Pasar Tradisional Pringgan di Medan Baru. Metode yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendidikan berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk impor di Kota Medan. Variabel pendapatan dan jarak tempuh tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan buah jeruk impor di Kota Medan.

Kata Kunci : Permintaan jeruk impor, Harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan, dan jarak tempuh

(9)

ABSTRACT

AKBAR HABIB (097039035/MAG) thesis title FACTORS - FACTORS THAT INFLUENCE THE REQUESTING OF IMPORT CITRUS IN MEDAN CITY.

This research conducted in 2012 under the guidance of Dr. Ir. Satia Negara, M.Ec and Dr. Ir. Rahmanta, MSi. Growth of import citrus was increasing in the last ten years,at least begin threaten the existence of local oranges.

In addition to package in June 1994 that one of the elements of fruit import tariff reduction, but another reason for the increasing growth of citrus imports necessary. The purpose of this research was to analyze the effect of the price of citrus imports, local citrus prices, income, education, and the distance to the request of citrus in Medan.

The data which used are primary data by making an interviews with consumers of imports citrus. Questionnaires were distributed at Carrefour Plaza Medan Fair in Medan Petisah street, Berastagi Supermarket at Medan Petisah street, Palangkaraya Fruit Market in Medan Palangkaraya city street and Pringgan Traditional Markets in New Medan. The method which used is the Multiple Linear Regression.

The results showed that the variable price of citrus imports, citrus local prices, education significantly affect the requesting for imports citrus in Medan. Income variables and distance did not significantly affect demand for imports citrus in Medan.

Keywords : Price of citrus imports, citrus local prices, Income, Education, Distance

(10)

RIWAYAT HIDUP

Akbar Habib, lahir pada tanggal 11 juli 1986. merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara dari pasangan Yunial Fachri dan Juli Herawati Lubis.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah :

1. Taman kanak – kanak Harapan Utami pada tahun 1991 – 1992.

2. Bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 060849 pada tahun 1992-1998.

3. Bersekolah di Sekolah lanjutan Tingkat Pertama Swasta AINA pada tahun 1998 – 2001.

4. Bersekolah di Sekolah Menengah Atas Swasta Eria pada tahun 2001 – 2004 5. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi S1 di fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian ( Agrobisnis ).

6. Tahun 2010 penulis melanjutkan studi S2 di Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk Impor di Kota Medan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penyelesaian tesis ini, sebagai berikut :

1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dekan beserta Pembantu Dekan Fakultas Pertanian yang telah memimpin institusi pendidikan di tingkat universitas.

2. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan.

3. Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan.

4. Ibu, Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Ketua Program Studi Program Magister Agribisnis yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan.

5. Ibu Ir. Diana Chalil, MSi, PhD, selaku Sekretaris Program Studi Program Magister Agribisnis yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan.

6. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Agribisnis Program Studi Magister Agribisnis yang telah memberikan ilmunya.

(12)

7. Seluruh Staf akademik dan pegawai di Departemen Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi.

8. Sahabat – sahabat angkatan kedua Program Studi Magister Agribisnis yang selama telah memberikan motivasi dan masukan.

9. Pihak-pihak lain yang tidak disebut satu-persatu, namun telah ikut membantu penyelesaian tesis ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu dan ayah atas dukungan dan do’anya. Kepada keluarga besar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara juga penulis ucapkan terima kasih atas motivasi dan dukungannya sehingga penulis menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih memiliki kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan. Saran akan sangat berarti agar tesis ini dapat dikembangkan lagi oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2013

Penulis

(13)

ABSTRAK

AKBAR HABIB (097039035/MAG) judu l tesis FAKTOR – FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI PERMINTAAN JERUK IMPOR DI KOTA MEDAN penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 di bawah bimbingan Dr.

Ir. Satia Negara, M.Ec dan Dr. Ir. Rahmanta, MSi.

Pertumbuhan jeruk impor yang kian meningkat dalam sepuluh tahun terakhir setidaknya mulai mengancam keberadaan jeruk lokal. Selain karena paket Juni 1994 yang salah satu unsurnya penurunan tarif impor buah, namun alasan lain meningkatnya pertumbuhan jeruk impor perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan, dan jarak tempuh terhadap permintaan buah jeruk di Kota Medan.

Data yang digunakan adalah data primer dengan melakukan wawancara dengan konsumen buah jeruk impor. Kuesioner dibagikan di Carefour Plaza Medan Fair di jalan Medan Petisah, Supermarket Berastagi di Jalan Medan Petisah, Pasar Buah Palangkaraya di Jalan Palangkaraya Medan kota, dan Pasar Tradisional Pringgan di Medan Baru. Metode yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendidikan berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk impor di Kota Medan. Variabel pendapatan dan jarak tempuh tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan buah jeruk impor di Kota Medan.

Kata Kunci : Permintaan jeruk impor, Harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan, dan jarak tempuh

(14)

ABSTRACT

AKBAR HABIB (097039035/MAG) thesis title FACTORS - FACTORS THAT INFLUENCE THE REQUESTING OF IMPORT CITRUS IN MEDAN CITY.

This research conducted in 2012 under the guidance of Dr. Ir. Satia Negara, M.Ec and Dr. Ir. Rahmanta, MSi. Growth of import citrus was increasing in the last ten years,at least begin threaten the existence of local oranges.

In addition to package in June 1994 that one of the elements of fruit import tariff reduction, but another reason for the increasing growth of citrus imports necessary. The purpose of this research was to analyze the effect of the price of citrus imports, local citrus prices, income, education, and the distance to the request of citrus in Medan.

The data which used are primary data by making an interviews with consumers of imports citrus. Questionnaires were distributed at Carrefour Plaza Medan Fair in Medan Petisah street, Berastagi Supermarket at Medan Petisah street, Palangkaraya Fruit Market in Medan Palangkaraya city street and Pringgan Traditional Markets in New Medan. The method which used is the Multiple Linear Regression.

The results showed that the variable price of citrus imports, citrus local prices, education significantly affect the requesting for imports citrus in Medan. Income variables and distance did not significantly affect demand for imports citrus in Medan.

Keywords : Price of citrus imports, citrus local prices, Income, Education, Distance

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan impor jeruk yang kian meningkat dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya. Liberalisasi perdagangan jeruk telah mengancam keberadaan jeruk Indonesia sejak diluncurkannya Paket Juni/PAKJUN 1994 yang salah satu unsurnya adalah penurunan tarif impor buah-buahan termasuk jeruk.

Apalagi disusul diberlakukannya ASEAN FTA/AFTA dan ASEAN-China FTA (Hutabarat, B dan Adi Setyanto, 2007). Dengan hilangnya hambatan tarif, berbagai Negara produsen jeruk dunia seperti China, Australia, Amerika, Pakistan semakin leluasa memasarkan produknya dengan harga yang lebih murah dalam jumlah lebih besar yang pada gilirannya akan mengancam petani domestik di Indonesia.

Tabel 1 : Jumlah jeruk impor di Indonesia tahun 2000 – 2011

Tahun Nilai/Val (Us $) Berat/Wgt (kg)

2000 30,681,773 59,619,536

2001 33,286,367 62,670,150

2002 36,814,700 54,588,441

2003 29,131,134 32,804,620

2004 24,803,365 43,416,631

2005 23,913,452 53,658,734

2006 48,518,441 68,535,374

2007 73,851,400 89,125,467

2008 94,298,946 109,598,159

2009 166,834,494 188,956,251

2010 143,391,444 160,254,789

2011 104,591,250 115,716,077

Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)

(16)

Gambar 1 : Peningkatan Impor Jeruk di Indonesia

Buah Jeruk menjadi salah satu buah yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Diantaranya yang paling populer adalah jeruk keprok (mandarin) yang dikonsumsi sebagai buah segar. Jeruk Keprok rasanya manis, segar, harga relatif murah, dan mudah didapat dimana saja, kapan saja di seluruh pelosok negeri. Apalagi dalam beberapa tahun sekarang ini buah jeruk impor membanjiri pasar Indonesia.

Ketersediannya hampir sepanjang tahun. Berikut ditampilkan perbandingan masa panen jeruk Indonesia (siam, keprok dan pamelo) dan masa panen jeruk di luar negeri.

(17)

Tabel 2. Masa Panen Sentra Produksi Jeruk Indonesia

Sentra Jeruk Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des

Sumut

Sumsel

Jateng

Jatim

Bali

Kalbar

Kalsel

Sulsel –bar

Sumber : Balai penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika (2012)

Tabel 3. Masa Panen Sentra Produksi Jeruk Luar Negeri

Sentra

Jeruk Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des

Australia

Cyprus

China

Mesir

India

Israel

Maroko

Spain

Tunisia

Turki

Sumber : Balai penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika (2012)

Walaupun buah jeruk di Indonesia dapat dijumpai sepanjang tahun, tetapi periode panen buah jeruk di Indonesia umumnya dimulai dari bulan Februari hingga September dengan puncaknya terjadi pada bulan Mei, Juni, dan Juli seperti terlihat pada Tabel 2 yang dapat bergeser karena perlakuan pengaturan pembungaan dan akhir-akhir ini berubah pula diakibatkan oleh cuaca yang tidak menentu. Karena tujuan pemasaran utama jeruk hanya ke kota-kota besar, maka pada bulan puncak panen, harga buah jeruk di tingkat petani sering menjadi sangat murah. Di sisi lain, gudang penyimpanan dingin yang ada belum mampu menampung kelebihan produk

(18)

dari petani (untuk buah impor tidak ada masalah), sedangkan pabrik olahan skala rumah tangga maupun industri belum banyak dibangun saat ini. Pola panen tersebut memperlihatkan bahwa ketersediaan jeruk lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik sepanjang tahun, sehingga membuka peluang masuknya jeruk-jeruk impor. Dari sisi waktu panen, periode awal dan akhir tahun di berbagai propinsi sentra jeruk tidak mengalami panen, namun justru di luar negeri terjadi panen raya dan stok buah melimpah (Hanif dan Zamzami, 2012).

Banjir buah impor yang kini dengan mudah diperoleh di pedagang kaki lima mengindikasikan makin tidak berdayanya buah domestik menghadapi gempuran buah dari luar negeri yang menjadikan Indonesia sebagai pasar utama. Meluasnya pasar buah impor di Indonesia, karena kualitas produk buah lokal Indonesia belum bisa menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan buah impor dari luar. Berlakunya sistem perdagangan bebas membuat pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk menanggulangi terjadinya peningkatan impor buah.

Kondisi tersebut juga terjadi di Sumatera Utara. Buah jeruk yang dimiliki Sumatera Utara khususnya Kabupaten Karo merupakan potensi daerah yang memang selama ini telah menjadi mata pencarian bagi sebagian masyarakat petani di Sumatera Utara. Komoditi ini bahkan telah menjadi komoditi ekspor yang di kirim ke berbagai kawasan domestik dan luar negeri. Namun sejak era perdagangan bebas dimulai kondisi petani jeruk di berbagai daerah semakin melemah akibat serbuan buah impor yang terus membanjiri pasar dalam negeri. Tingginya biaya produksi. serangan hama dan penyakit mengakibatkan rendahnya daya saing jeruk lokal. Kondisi seperti ini yang menyebabkan petani tidak memiliki gairah lagi mengembangkannya. Bahkan

(19)

banyak yang telah mengalih fungsikan lahannya ke komoditas tanaman lain yang lebih menguntungkan.

Jeruk impor yang membanjiri pasar di Sumatera Utara datang dari berbagai negara, jenis yang dipasarkan juga beraneka ragam. China, Amerika, Taiwan, Argentina, bahkan Mesir merupakan negara-negara aktif memasok jeruk untuk diperdagangkan di Sumatera Utara dalam 2 tahun terakhir ini.

Berdasarkan data yang di peroleh dari BPS Sumatera Utara total impor jeruk ke Sumatera Utara pada tahun sebesar 3.232.242 Kg atau 3232,242 ton. Pada tahun 2011 jumlah jeruk impor meningkat menjadi 5.747.532 Kg atau 5747,532 ton. Maka selama rentang tahun 2010 (Januari sampai Agustus) – 2011 (Januari sampai Agustus) jumlah jeruk impor yang masuk ke Sumatera Utara meningkat sebesar 2.515.290 Kg atau 2.515,290 ton. Jeruk impor yang masuk melalui Pelabuhan Belawan di distribusikan ke ke berbagai daerah di Sumatera Utara termasuk kota Medan. Buah impor seperti jeruk, longan dan pir merajai di sejumlah pasar dan plaza di Medan dan sekitarnya. Peredaran buah segar impor seperti longan, jeruk dan pir bukan melulu di pasar-pasar tertentu atau di plaza-plaza mewah tapi juga sudah merambah di pasar tradisional dipinggiran dan ditengah kota besar dan lainnya.

Sedangkan harga bervariasi dan lebih mahal di plaza. Untuk jumlah barang yang masuk, pada bulan Desember 2010 jeruk impor masuk ke Medan sebesar 811 ton.

Angka peningkatan komoditi jeruk impor yang masuk ke Sumatera Utara khususnya kota Medan yang cukup besar memunculkan dua sudut pandang yang berbeda. Banjirnya produk jeruk impor dianggap dapat memacu petani jeruk lokal untuk dapat berkompetisi sehingga memicu penciptaan produk jeruk lokal yang

(20)

unggul. Namun di sisi lain, banjirnya produk jeruk impor justru malah mengancam keberadaan jeruk - jeruk lokal di Sumatera Utara. Kualitas dan Kuantitas jeruk lokal malah melemah karena ketidak siapan petani untuk berkompetisi dalam pasar global.

Kenaikan impor jeruk yang kian meningkat juga akan munculkan dugaan bahwa kenaikan jumlah impor jeruk tentunya diiringi dengan peningkatan konsumsi jeruk impor di kalangan masyarakat. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan buah jeruk impor di Kota Medan.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah apakah harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan dan jarak tempuh berpengaruh terhadap permintaan jeruk di Kota Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan dan jarak tempuh terhadap permintaan jeruk di Kota Medan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang ada hubungannya dengan penelitian.

(21)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak dan menambah sumbangan terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu ekonomi pertanian.

3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang kondisi dan perkembangan perdagangan buah khususnya buah jeruk di Kota Medan.

4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kota Medan terutama para pengambil kebijakan, keputusan maupun pelaksana pembangunan daerah dalam merumuskan perencanaan dan kebijakan khususnya dalam perdagangan buah.

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Tanaman jeruk (Citrus.sp) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.

Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia. Jeruk manis atau jeruk peras (Citrus sinensis Osbeck) adalah perdu tropis dan subtropis yang menghasilkan buah dengan nama sama. dan juga nama buahnya. Buah jeruk memiliki kulit berwarna hijau hingga jingga dan daging buahnya mengandung banyak air. Sari buah jeruk merupakan minuman hasil perasan jeruk yang populer.

2.1.1. Klasifikasi buah jeruk

Klasifikasi botani tanaman jeruk sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rutales

Keluarga : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Citrus sp

(23)

Di Indonesia terdapat beberapa spesies jeruk yang dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu kelompok Mandarin, kelompok Lime dan Lemon, kelompok Pummelo dan Grapefruit, kelompok Orange atau jeruk manis, serta kelompok Citroen. Masing-masing kelompok ini mempunyai spesies tersendiri, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4 : Jenis Buah Jeruk yang Terdapat di Indonesia

Kelompok Spesies Keterangan

Mandarin

Jeruk keprok

(C. nobilis Loureiro)

• Biasanya berkembang di daerah dataran tinggi

• Kandungan gula cukup tinggi

Jeruk siam

(C. reticulata Blanco)

• berwarna hijau, kulitnya tipis,dan agak lengket

kandungan asam relatif rendah

Kelompok Lime dan Lemon

Jeruk nipis (C. aurantifolia Swing)

• Kandungan asamnya tinggi biasanya digunakan untuk masak atau minuman jeruk

Kelompok Pummelo dan

Grapefruit

Jeruk besar (C. grandis)

• Hanya Jeruk Nambangan yang berkembang pesat dan menguasai pasar jeruk besar diJakarta dan sekitarnya

Grapefruit • Tidak berkembang karena kurangnya permintaan pasar dan keterbatasan lokasi yang sesuai dengan varie tas tersebut

Orange atau jeruk manis

Jeruk Manis Valencia • Paling banyak diproduksi di dunia tetapi tidak terlalu berkembang di Indonesia Sumber : Pracaya, 2002

(24)

Tabel 4 : Lanjutan

Kelompok Spesies Keterangan

Orange atau jeruk manis (C. sinensis Osbeck)

Jeruk Baby Pacitan

• Warna kulit hijau

• Bentuk oval

• Kandungan gula tinggi dan kandungan asam sangat rendah

Kelompok Citroen (C. medica)

Jeruk Sukade

• Disebut jeruk pepaya karena bentuk buahnya seperti pepaya

• Kulit buah yang tebal digunakan untuk membuat jam atau manisan

• Tidak berkembang di Indonesia

Sumber : Pracaya, 2002

Terdapat delapan varietas jeruk besar yang berkembang di Indonesia, yaitu Jeruk Bali, Jeruk Cikoneng, Jeruk Pandan Wangi, Jeruk Pandan, Jeruk Delima, Jeruk Adas, Jeruk Gulung, dan Jeruk Nambangan.

Masyarakat Indonesia umumnya mengkonsumsi jeruk dalam bentuk segar.

Konsumsi buah jeruk dapat dimakan secara langsung maupun diperas terlebih dahulu untuk diambil sarinya. Hal ini karena manfaat yang dapat diperoleh dari buah jeruk, diantaranya :

1. Sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi. Tingginya kadar vitamin C pada buah jeruk memungkinkan buah jeruk dikonsumsi sebagai pencegah maupun penyembuh penyakit influenza. Buah jeruk juga mengandung zat fosfor dan zat kapur tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak. Kadar vitamin dan mineral buah jeruk dari tiap-tiap 100 gram dapat dilihat pada Tabel 5.

(25)

2. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi dan sabun wangi.

Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas.

3. Kulit buah jeruk biasa dikeringkan dan diolah menjadi bahan obat dan biasanya dipakai dalam ramuan herbal atau jamu tradisional Tionghoa. Kulit jeruk dapat diolah menjadi manisan atau selai (marmalade). Cairan buah jeruk banyak mengandung vitamin C (BP3SU, 2008).

Tabel 5. Kadar Vitamin Dan Mineral Buah Jeruk Dari Tiap-Tiap 100 Gram Jenis

Jeruk

Vit.A (LU.)

Vit.B

(gamma) Vit.C Protein (gram)

Besi (mgr)

Kapur (mgr)

Pospor (mgr)

Keprok 400 60 30 0,5 - 40 20

Manis 200 60 50 0,5 0,3 40 20

Nipis - 60 40 0,3 0,1 10 10

Grape

fruits - 60 50 0,3 0,1 20 20

Sumber : Departemen Pertanian (2005)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Permintaan

Permintaan merupakan jumlah produk atau jasa yang diminta oleh konsumen pada setiap tingkat harga. Jumlah yang diminta menunjukkan jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari definisi permintaan, yaitu :

1) Jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan (desired) yang menunjukkan berapa banyak yang ingin dibeli oleh rumah tangga atas dasar harga komoditi itu sendiri, harga barang lainnya, penghasilan, dan selera.

(26)

2) Apa yang diinginkan bukan merupakan harapan kosong, tetapi merupakan permintaan efektif, artinya permintaan yang didukung oleh daya beli.

3) Kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang kontinu, sehingga kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam banyaknya per satuan waktu.

Banyaknya komoditi yang akan dibeli oleh suatu rumah tangga pada periode waktu tertentu dipengaruhi oleh harga komoditi itu sendiri, rata-rata pendapatan rumah tangga, harga komoditi yang berkaitan, selera, distribusi pendapatan rumah tangga, dan besarnya populasi. Hipotesis ekonomi dasar menyatakan bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang diminta berhubungan negatif dengan asumsi faktor lain dianggap tetap. Artinya semakin rendah harga suatu komoditi, maka jumlah yang diminta akan semakin bertambah.

Gambar 2. Pengaruh harga terhadap jumlah produk

(27)

Dari kurva permintaan gambar 2 di atas, misalkan harga produk per unit semula sebesar P1 dengan jumlah permintaan produk sebesar Q1. Ketika harga produk per unit diturunkan menjadi P2, maka jumlah permintaan produk menjadi sebesar Q2.

Perubahan harga dari P1 ke P2 sebesar ∆𝑝𝑝, dan perubahan jumlah produk yang diminta dari Q1 ke Q2 sebesar ∆𝑄𝑄. perbandingan perubahan harga (∆𝑝𝑝) dan perubahan jumlah produk yang diminta (∆𝑄𝑄) disebut koefisien arah atau gradient (slope).

2.2.2. Hukum Permintaan

Pertalian antara harga dengan permintaan yang berbanding terbalik (negatif) menimbulkan konsekuensi bahwa apabila harga naik maka permintaan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik. Hubungan ini disebut hukum permintaan.

Penyebab utama berlakunya hukum permintaan ini, karena terbatasnya pendapatan konsumen. Hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jika harga barang naik, pendapatan konsumen yang tetap merupakan kendala bagi konsumen untuk melakukan pembelian yang lebih banyak.

2. Jika harga suatu barang naik, konsumen akan mencari barang pengganti.

Berkaitan dengan berlakunya hukum permintaan ini, maka kaitan antar barang dikaitkan menjadi dua, yaitu barang komplementer (saling melengkapi) dan barang substitusi (saling mengganti). Untuk barang komplementer, bila harga barang A naik

(28)

maka permintaan terhadap barang B juga akan turun, sedangkan untuk barang substitusi, kenaikan barang A akan menyebabkan penurunan terhadap permintaan barang tersebut, tetapi akan menyebabkan kenaikan terhadap barang B.

Namun demikian terdapat beberapa pengecualian sehingga hukum permintaan ini tidak berlaku, yaitu :

1. Kasus Barang Giffen

Barang Giffen adalah barang inferior, tetapi perlu dicatat bahwa tidak semua barang inferior adalah barang giffen. Barang ini diperkenalkan pertama kali oleh Robert Giffen dari hasil suatu penelitian. Ia menemukan bahwa semakin tinggi tingkat harga menyebabkan permintaan terhadap barang ini menunjukkan angka yang semakin meningkat. Hal itu disebabkan oleh semakin meningkatnya harga mengakibatkan orang berpenghasilan rendah semakin tidak mampu membeli barang yang kualitasnya lebih baik sehingga transaksi pembelian terhadap barang ini menjadi lebih banyak. Oleh karena itu, barang giffen dikatakan sebagai barang yang mempunyai slope kurva permintaan positif.

2. Kasus Pengaruh Harapan Dinamis (Dynamic Expectational Effect)

Dalam hal ini, perubahan jumlah yang diminta dipengaruhi oleh perubahan harga yang terkait dengan harapan konsumen. Artinya kenaikan harga suatu barang hari ini justru akan diikuti kenaikan permintaan terhadap barang tersebut, karena terselip adanya harapan bahwa barang tersebut akan terus mengalami kenaikan.

Contohnya : emas, valas dan lain sebagainya.

3. Kasus Barang Prestise

(29)

Pada kasus ini memasukkan kepuasan konsumen daam pembelian suatu barang. Semakin tinggi harga suatu barang semakin tinggi kepuasan konsumen sehingga meningkatkan unsur prestise, akibatnya semakin tinggi pula kesediaan konsumen untuk membayar harga barang tersebut. Contohnya : permata, mobil mewah, dsb (Joesron, T dan Fathorrozi, 2003).

2.2.3. Pergeseran kurva permintaan

Pergeseran kurva permintaan menunjukkan adanya perubahan yang ditimbulkan oleh faktor selain harga. Pergeseran kurva permintaan ditunjukkan dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri.

Gambar 3 : Pergeseran kurva Permintaan Akibat Perubahan Pendapatan

Seperti yang dapat dilihat dari gambar 3, jika harga pasar konstan pada P1, diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah permintaan dari Q1 ke Q2 sebagai

P D D’

P2 P1

0 Q1 Q2 Q

(30)

akibat dari pendapatan konsumen yang lebih tinggi, akibatnya seluruh kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Dalam gambar pergeseran ini ditunjukkan sebagai pergeseran dari D ke D’.

Di sisi yang lain, perubahan harga barang-barang yang saling berkaitan juga mempengaruhi permintaan. Suatu barang merupakan barang substitusi bila salah satu barang harganya naik akan memicu kenaikan jumlah permintaan barang lain.

Misalkan tembaga dan aluminium merupakan barang substitusi. Karena dalam penggunaannya di industri yang satu dapat menggantikan yang lain, permintaan untuk tembaga akan meningkat jika harga aluminium naik. Begitu juga daging dan ayam merupakan barang substitusi karena kebanyakan konsumen bersedia menukar pembelian mereka pada salah satu jika harga yang lain berubah.

Suatu barang merupakan barang komplemen, bila kenaikan harga salah satu barang memicu penurunan jumlah permintaan barang lain. Misalkan mobil dan minyak adalah barang komplemen. Karena keduanya cenderung digunakan bersama- sama, penurunan harga minyak menaikkan jumlah permintaan mobil. Begitu juga komputer dan perangkat lunaknya merupakan barang komplemen. Harga komputer merosot memicu tidak hanya kenaikan pembelian komputer, tetapi juga pembelian paket perangkat lunak.

Seperti gambar 3 kenaikan pendapatan digambarkan dengan pergeseran kurva permintaan ke kanan. Namun pergeseran ini dapat juga diakibatkan baik karena kenaikan harga barang substitusi maupun turunnya harga barang komplemen. Atau mingkin diakibatkan perubahan beberapa variabel lainnya seperti musim, dimana

(31)

kurva permintaan ski dan snowboard akan bergeser ke kanan bila salju turun lebat ( Sarnowo, H dan Danang, 2011)

2.2.4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi permintaan

Sebenarnya permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri, melainkan dipengaruhi dari pendapatan konsumen, harga barang lain, dan lain sebagainya. Secara matematis hal itu dapat dirumuskan dalam formula berikut :

Dx = f ( Px, Y, Py, T,u ) Keterangan :

Dx = Jumlah barang yang diminta Px = Harga barang itu sendiri Y = Pendapatan Konsumen Py = Harga barang lain

T = Selera

U = Faktor – faktor lainnya.

1. Harga

Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa di samakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Pertalian antara harga dan permintaan yang berbanding terbalik (negatif) menimbulkan konsekuensi bahwa

(32)

apabila harga naik maka permintaan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan suatu barang akan meningkat.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen. Dengan alasan inilah para pemasar perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya. Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaannya. Pekerjaan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. (Sumarwan dan Agus, 2004).

Selain faktor – faktor yang telah disebutkan diatas, permintaan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti :

3. Pendidikan

Menurut Setiadi (2005) Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang penting. Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung mencari informasi yang banyak mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan untuk membelinya.

Pendidikan formal penting dalam membentuk pribadi dengan wawasan berpikir yang lebih baik, semakin tinggi pendidikan formal maka seseorang akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang gizi. Pasar di kelompokkan menurut tingkat pendidikan yang dicapai konsumen. Pendidikan yang berhasil diselesaikan konsumen biasanya menentukan pendapatan dan kelas sosial seseorang. Selain itu pendidikan juga menentukan tingkat intelektualitas seseorang pada akhirnya tingkat

(33)

intelektualitas ini akan menentukan pilihan barang – barang, merk, jenis liburan, dan sebagainya

4. Jarak Tempuh

Aksebilitas yaitu keterjangkauan, kemudahan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah yang ditunjang oleh suatu sistem transportasi yang mendukung. Pendapat Tamim yang dikutip Herliani (2003:28) Aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak bila suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitas antara kedua tempat tersebut tinggi. Sebaliknya jika kedua tempat tersebut berjauhan, aksesibilitas antara keduanya rendah. Perkembangan suatu pusat perdagangan juga dipengaruhi oleh daya tarik yang dimiliki oleh pusat perdagangan itu sendiri. Makin besar daya tarik suatu pusat perdagangan, maka peluang konsumen yang akan berbelanja ke pusat perdagangan tersebut akan semakin besar. Salah satu hal yang menjadi daya tarik suatu pusat perdagangan adalah lokasi.

Lokasi pusat perdagangan yang jaraknya jauh dari pemukiman penduduk dan sulit dijangkau tentu akan merugikan konsumen dalam hal biaya, waktu dan tenaga, sehingga dalam pemilihan lokasi pusat pedagangan hendaknya ditempatkan pada lokasi yang strategis dan mudah dijangkau (Tarigan, 2006)

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai buah jeruk telah dilakukan, beberapa penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu :

M. Nur (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Permintaan Konsumen Terhadap Buah-buahan Impor di Kota Banda Aceh. Tujuan penelitian

(34)

yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan, harga buah impor, dan harga barang lokal dan untuk mengetahui variabel yang lebih dominan terhadap permintaan buah impor di Kota Banda Aceh terutama jenis apel. Hasil yang diperoleh menyatakan harga buah apel impor, pendapatan, harga buah lokal (substitusi) berpengaruh nyata terhadap permintaan buah apel impor di Kota Banda Aceh. Diantara ketiga variabel yang diteliti ternyata variabel pendapatan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap permintaan apel impor di Kota Banda Aceh.

Gultom (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran Jeruk Manis Di Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis dalam membeli jeruk manis dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis dalam menjual jeruk manis. Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) di beberapa Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan yang ada di Kota Pematangsiantar. Metode penarikan sampel konsumen dilakukan dengan metode penelusuran (accedental). Metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi linier berganda. Adapun Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: 1. Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan. 2. Secara parsial harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk manis. 3. Penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya produksi penjualan, dan profit (keuntungan) 4. Secara signifikan hanya profit yang berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis.

(35)

2.4. Kerangka Pemikiran

Dari teori permintaan yang telah diuraikan di atas, Agar penulisan ini semakin terarah dan dimengerti maksud tujuannya, berikut ini skema kerangka pemikiran dari penelitian yang diusulkan :

Gambar 4 : Kerangka Pemikiran Penelitian

2.5. Hipotesis penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah Harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan dan jarak tempuh berpengaruh terhadap permintaan jeruk di Kota Medan.

Harga jeruk impor

Harga jeruk lokal

Pendapatan

Pendidikan

Jarak Tempuh

Permintaan buah jeruk impor

(36)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pemilihan Lokasi

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja, yaitu di pasar modern dan pasar tradisional. Pasar tradisional ikut dipilih menjadi lokasi penelitian karena jeruk impor juga telah banyak dijual di pasar – pasar tradisional.

Tabel 6. Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Medan

Kecamatan Pasar Tradisional Pasar Modern

1. Medan Tuntungan 2 -

2. Medan Johor 2 3

3. Medan Amplas - 1

4. Medan Denai 1 -

5. Medan Area 4 1

6. Medan Kota 8 4

7. Medan Maimun 3 3

8. Medan Polonia 1 2

9. Medan Baru 1 3

10. Medan Selayang 0 -

11. Medan Sunggal 1 2

12. Medan Helvetia 1 2

13. Medan Petisah 2 5

14. Medan Barat 4 3

15. Medan Timur 4 2

16. Medan Perjuangan 4 2

17. Medan Tembung 1 -

18. Medan Deli 2 1

19. Medan Labuhan 5 -

20. Medan Marelan 1 -

21. Medan Belawan 4 -

Jumlah 56 34

Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2010

Berdasarkan Tabel diatas, jumlah pasar modern terbanyak terdapat di Kecamatan Medan Petisah. Untuk dipilih dua pasar modern yaitu Carefour, Plaza Medan Fair yang berada di jalan Gatot Subroto No.30 Medan Petisah, dan

(37)

Supermarket Berastagi yang juga berada di jalan Gatot Subroto No. 288, Medan Petisah. Selain itu penelitian juga dilakukan di pasar buah Palangkaraya Medan Kota dan Pasar Pringgan Medan Baru. Dipilih kedua pasat tersebu karena kedua pasar tersebut berada di kecamatan yang memiliki luas pasar terluas di Kota Medan.

Tabel 7. Banyaknya Pasar dirinci menurut luas pasar

Kecamatan Banyaknya Pasar Luas Pasar (M2)

1. Medan Tuntungan 1 14.320

2. Medan Johor 2 12,390

3. Medan Amplas 0 0

4. Medan Denai 0 0

5. Medan Area 3 12.633,71

6. Medan Kota 6 31.062,05

7. Medan Maimun 1 355,50

8. Medan Polonia 1 3.052

9. Medan Baru 1 16.040

10. Medan Selayang 0 0

11. Medan Sunggal 2 6.030

12. Medan Helvetia 2 11.302

13. Medan Petisah 1 10.000

14. Medan Barat 4 15.531

15. Medan Timur 3 7998

16. Medan Perjuangan 1 1668

17. Medan Tembung 1 4025

18. Medan Deli 0 0

19. Medan Labuhan 2 666

20. Medan Marelan 0 0

21. Medan Belawan 4 8.923

. Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2010

3.2. Metode Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah aksidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan bagi siapa yang bertemu dengan peneliti dan dianggap sesuai dijadikan sumber data maka dijadikan sampel (Sugiyono, 2003).

(38)

Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 120 sampel konsumen buah jeruk. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel karena bagaimanapun bentuk populasinya teori penarikan contoh menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30. Oleh karena itu setiap pasarnya akan diambil sampel sebanyak 30 sampel (walpole, 1992).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel berikut :

Tabel 8 : Tabel Lokasi Pengambilan Sampel

Lokasi Sampel yang Diambil

Carefour, Plaza Medan Fair 30 orang Supermarket Berastagi 30 orang Pasar Tradisional Peringgan 30 orang Pasar Palangkaraya 30 orang

Total 120 orang

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang relevan dengan penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(39)

a. Variabel bebas terdiri dari lima variabel yaitu harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan dan jarak tempuh.

b. Variabel terikat adalah Konsumsi buah jeruk impor.

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan ditabulasi dan dianalisis.

Untuk metode penggunaan model, digunakan metode Ordinary Least Square (OLS).

Untuk mengolah data digunakan program SPSS. Fungsi produksi Regresi Linier Berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Y = 𝑎𝑎 + 𝛽𝛽1 𝑋𝑋1+ 𝛽𝛽2𝑋𝑋2+ 𝛽𝛽3 𝑋𝑋3+ 𝛽𝛽4 𝑋𝑋4+ 𝛽𝛽5 𝑋𝑋5+ 𝑒𝑒 Keterangan:

Y = Permintaan buah jeruk impor (Rp) X1 = Harga jeruk impor (Rp/Kg) X2 = Harga jeruk lokal (Rp/Kg) X3 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) X4 = Pendidikan (Tahun)

X5 = Jarak Tempuh (Km) e = Error term

Untuk menguji apakah variabel independen secara serempak berpengaruh terhadap variabel dependen, maka digunakan uji F. Kriteria uji yang digunakan adalah:

a. H0diterima bila Sig. F > α0,1

b. H1 diterima bila Sig. F < α0,1

(40)

Untuk menguji apakah variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen, maka digunakan uji t. Kriteria uji yang digunakan adalah:

a. H0 diterima bila Sig. t > α0,1

b. H1 diterima bila Sig. t < α0,1

Untuk mendapatkan hasil parameter yang baik, maka dilakukan uji asumsi klasik sehingga diperoleh hasil yang unbiased atau BLUE (Best Linear Unbiased Estimation). Asumsi klasik yang diuji adalah uji linieritas, asumsi normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas.

a. Uji Linieritas

Asumsi linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel adalah linier. Uji ini biasa digunakan sebagai prasarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Asumsi ini akan menentukan jenis persamaan estimasi yang digunakan, apakah persamaan logaritma, persamaan kubik, kuadratik atau inverse.

b. Asumsi Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual dari model regresi yang dibangun mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data pada grafik Normal PP Plot of Regression Standardized Residual akan terletak di sekitar garis diagonal atau tidak terpencar jauh dari garis diagonal. Normalitas juga dapat dilihat dengan

(41)

menggunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Jika signifikansi lebih besar dari α0,05 maka disimpulkan data berdistribusi normal.

c. Asumsi Multikolinieritas

Salah satu dari asumsi model regresi linier klasik adalah bahwa tidak terdapat multikolinieritas diantara variabel yang menjelaskan yang termasuk dalam model. Uji asumsi multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel eksogen dalam model regresi. Korelasi di antara variabel eksogen seharusnya tidak terjadi dalam model regresi yang baik. Adapun batasan-batasan yang digunakan dalam pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut:

a. Apabila nilai VIF kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10 b. Apabila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8

c. Adanya statistik F dan koefisien determinasi yang signifikan namun diikuti dengan banyaknya statistik t yang tidak signifikan (Sujianto, 2009).

d. Asumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi bila variansinya tidak konstan, sehingga seakan-akan ada beberapa kelompok data yang mempunyai besaran eror yang berbeda-beda sehingga bila diplotkan dengan nilai Ŷi akan membentuk suatu pola. Gujarati (1988) menyatakan bahwa ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model. Dalam penelitian ini, heteroskedastisitas dideteksi dengan metode metode grafik, yaitu melalui grafik sebaran nilai-nilai residual

(42)

terhadap nilai-nilai prediksi. Jika sebaran membentuk suatu pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas.

3.5. Defenisi dan Batasan Operational 3.5.1. Defenisi

1. Pendapatan keluarga adalah jumlah uang yang diterima keluarga sebagai balas jasa atas aktivitas atau pekerjaan yang dilakukannya per bulan.

2. Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya ( termasuk barang dan jasa lainnya), yang ditukarkan agar memperoleh hak atau penggunaan suatu barang.

3. Harga jeruk impor merupakan nilai atau satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan untuk memperoleh jeruk impor. Dalam kurva permintaan perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat pengaruh perubahan harga barang itu sendiri, ditandai oleh gerakan turun atau naik di sepanjang kurva.

4. Harga barang lain dalam hal ini harga jeruk lokal bertindak sebagai barang substitusi. Harga barang substitusi dapat mempengaruhi permintaan barang yang disubstitusi. Jika harga jeruk impor turun, maka permintaan jeruk lokal menjadi turun dan sebaliknya. Dalam kurva permintaan perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat pengaruh perubahan harga barang itu lain , ditandai oleh pergeseran ke kanan atau ke kiri di sepanjang kurva.

5. Pendidikan keluarga adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang berkonsumsi barang atau jasa. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar menuju ke perubahan perilaku yang lebih dewasa, bertanggung jawab, dan bijaksana.

(43)

6. Jarak tempuh merupakan jangkauan antara satu tempat ke tempat lain yang dinyatakan dengan jarak tempuh konsumen atau pembeli untuk mencapai suatu pusat perbelanjaan.

3.5.2. Batasan Operational

1. Masyarakat yang menjadi responden adalah masyarakat yang berbelanja di toko ritel modern Carefour Plaza Medan Fair, Supermarket Berastagi Medan dan masyarakat yang berbelanja di beberapa pasar seperti Pasar Peringgan, dan Palangkaraya.

2. Jeruk impor merupakan buah jeruk impor yang dibeli oleh responden selama penelitian dilakukan meliputi Jeruk Mandarin Lookam dan Jeruk Ponkam.

3. Jeruk lokal merupakan jenis buah jeruk lokal yang dibeli oleh responden selama penelitian dilakukan, meliputi Jeruk siam dan siam madu (Berastagi)

4. Pendapatan dalam penelitian ini merupakan variabel bebas. Diartikan sebagai penghasilan responden yang di peroleh dari balas jasa atas apa yang dikerjakan pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini pendapatan yang diambil adalah pendapatan keluarga. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk rupiah (Rp).

5. Harga jeruk impor dalam penelitian ini merupakan variabel bebas. Diartikan sebagai tingkat harga jeruk impor yang dibeli responden yang diukur dengan rupiah. Harga jeruk impor dalam penelitian ini adalah harga jeruk poonkam dan lookam.

(44)

6. Harga jeruk lokal dalam penelitian ini merupakan variabel bebas. Diartikan sebagai tingkat harga jeruk impor yang dibeli responden yang diukur dengan rupiah. Harga jeruk lokal dalam penelitian ini adalah harga jeruk siam madu.

7. Pendidikan dalam penelitian ini merupakan variabel bebas yang diukur dari lamanya responden menuntut ilmu pada lembaga formal. Pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan keluarga.

8. Aksesibilitas yang dilihat berdasarkan jarak tempuh pada penelitian ini merupakan variabel bebas yang diukur dengan satuan kilometer (Km).

(45)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian Letak dan Keadaan Geografis

Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 20.27| - 20.47| LU dan 980.35| - 980.44|BT. Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 m – 37,5 m di atas permukaan laut. Menurut batas administratifnya, Kota Medan berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat, dan timur.

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan daerah tingkat I Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Sampali berkisar 23,30C – 24,40C dan suhu maksimum berkisar antara 30,90C – 33,60C. hari hujan di Kota Medan pada tahun 2008 menurut Stasiun Sampali rata- rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya 171,2 mm.

Keadaan Penduduk

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur

Penduduk Kota Medan berjumlah 2.097.610 orang dengan 470.481 rumah tangga yang tersebar disetiap kecamatan dan kelurahan di Kota Medan. Dan

(46)

berdasarkan golongan umur sampel penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel. 9 Penduduk menurut Kelompok Umur

Umur penduduk Jumlah

(Jiwa)

Jumlah (%) 0 – 14

15 – 54

> 55

574.129 1.337.435 186.046

27,37 63,75 89,61

Jumlah 2.097.610 100

Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2010

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota medan pada tahun 2010 sebesar 2.097.610 orang. Data table di atas juga menunjukkan jumlah usia non produktif bayi, balita, anak – anak dan remaja (0-14 tahun) sebesar 574.129 orang (27,37%) manula (>55 tahun) sebesar 186.046 orang (89,61%). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) adalah sebesar 1.337.435 orang (63,75%). Data tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kota Medan cukup besar.

b. Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Mata pencarian penduduk Kota Medan bermacam jenisnya yaitu pegawai negri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencarian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada table 8 berikut.

(47)

Tabel. 10 Penduduk Menurut Pekerjaan

No Mata pencarian Jumlah Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pegawai Negri Pegawai Swasta TNI/POLRI Tenaga Pengajar Tenaga Kesehatan Lain-lain

16.727 15.580 14.326 45.426 3.290 300.862

4,22 3,93 3,61 11,4 0,83 75,93

Jumlah 396.211 100

Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2010

Tabel 10. Menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan penduduk yang terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 45.426 (11,4%), pegawai negri sebesar 16.727 orang (4,22), pegawai swasta 15.580 orang (3,93%), TNI/POLRI sebesar 14.326 orang (3,61%) dan tenaga kesehatan sebesar 3.290 orang (0,83%) dan pekerjaan yang lain-lain yaitu gabungan dari berbagai pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu yaitu sebesar 300.862 orang (75,93%). Data tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk Kota Medan yang berusia produktif hanya sebagian kecil saja yang sudah bekerja.

c. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD, SLTP, SLTA,Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat pendidikan penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

(48)

Tabel. 11 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1

2 3

SD SLTP SLTA

Perguruan Tinggi

451.226 635.451 726.560 310.475

21,24 29,92 34,21 14,61

Jumlah 2.123.712 100

Sumber : BPS, Medan dalam angka 2010

Tabel 11 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 726.560 orang (34,21%), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar 635.451 orang (29,92%), Sekolah Dasar (SD) sebesar 451.226 orang (21,24 %), dan Perguruan Tinggi berjumlah 310.475 orang (14,61).

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasarana di Kota Medan sekarang ini sangat baik, hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, tempat peribadatan, transportasi dan pasar yang sudah cukup memadai.

(49)

Tabel. 12 Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1

2

3

Sekolah a. SD b. SLTP c. SLTA

d. Perguruan Tinggi Transportasi

a. Jalan Baik b. Jalan Sedang c. Jalan Rusak d. Jalan Rusak Berat Pasar

a. Pasar Tradisional b. Pasar Modern

810 353 339 33

2.084,16 km 389,80 km 112,76 km 1,35 km 56 34

Sumber : BPS, Medan dalam angka 2010

Sarana pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari Play Group, Taman Kanak – kanak, Sekolah Dasar berjumlah 810 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama berjumlah 353 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 339 unit hingga ke Perguruan Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kualitas yang beragam.

Sarana transportasi sangat lengkap di dalam Kota, angkutan kota sangat banyak ke segala penjuru Kota Medan. Panjang jalan Kota Medan 3.078,94 km. jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 2.084,16 km, jalan dalam kondisi sedang 389,80 km, jalan dalam kondisi rusak sepanjang 112,76 km, dan jalan dalam kondisi rusak berat sepanjang 1,35 km.

Pasar tradisional maupun pasar modern banyak sekali terdapat di Kota Medan.

Masyarakat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Ada 56 unit tradisional dan 30 unit pasar modern yang tersebar di setiap

(50)

kecamatan dengan keunggulan dan kelengkapan masing-masing pasar yang berbeda- beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi atau sore hari, sedangkan pasar modern buka dari pagi hingga malam hai.

4.2. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen jeruk impor yang terdapat di berbagai pasar di Kota Medan. Karakteristik konsumen sampel yang dimaksud adalah meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan pendapatan.

a. Umur

Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya, orang akan merubah pola pembeliannya ketika umurnya terus bertambah. Adapun keadaan umur konsumen sampel di daerah penelitian dapat dilihat dari Tabel 13 berikut.

Tabel. 13 Umur Sampel

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1

2 3 4 5 6 7

19 – 23 24 – 28 29 – 33 34 – 38 39 – 43 44 – 48 49>

2 23 33 22 12 12 16

1,6 19,1 27,4 18,4 10 10 13,3

Jumlah 120 100

Sumber : data diolah dari lampiran 1

(51)

Dari Tabel 13 tersebut dapat dilihat jumlah konsumen sampel terbesar berada pada umur 29-33 tahun dengan jumlah 33 orang atau 27,4% dan yang terkecil pada kelompok umur 19-23 tahun dengan jumlah 2 orang atau 1,6%.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan konsumen sangat serta hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Adapun pendidikan konsumen sampel di daerah penelitian Kota Medan dari SD sampai Perguruan Tinggi dapat dilihat pada Tabel 14 berikut :

Tabel. 12 Pendidikan Sampel Jeruk Impor

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1

2 3

SD SLTP SLTA Sarjana Magister

4 4 80 25 7

3,35 3,35 66,7 20,8 5,8

Jumlah 120 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 14 tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen sampel rata-rata SLTA dan Perguruan Tinggi. Untuk jumlah konsumen sampel yang terbesar adalah pada SLTA yaitu 80 orang atau 66,7%, sedangkan terkecil berada pada SD dan SLTP yaitu masing-masing 4 orang atau 3,35%.

c. Jumlah Tanggungan

Dalam membeli dan mengkonsumsi jeruk, jumlah konsumsi sampel sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Adapun jumlah

(52)

tanggungan atau jumlah anggota keluarga pada daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.

Tabel. 15 Jumlah Tanggungan Sampel Jeruk Impor No Jumlah

Tanggungan Keluarga

Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1

2 3

0-2 3-5

>5

97 22 1

80,8 18,3 0,8

Jumlah 120 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 13 tersebut dapat dilihat tanggungan terbanyak ada pada kelompok 0-2 yaitu sebanyak 97 orang atau 80,8%, dan yang terkecil pada kelompok >5 yaitu sebanyak 1 orang atau 0,8%.

d. Pendapatan Konsumen

Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang diperoleh cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi.

Pendapatan konsumen jeruk impor di daerah penelitian digolongkan berdasarkan penggolongan pengeluaran perkapita per bulan cukup bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.

(53)

Tabel. 16 Pendapatan Sampel Jeruk Impor

No Pendapatan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1 2

1.000.000 – 5.000.000

>5.000.000

58 62

48,4 51,6

Jumlah 120 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

Dari Tabel 16 dapat dilihat pendapatan rata-rata konsumen yang menjadi sampel pada penelitian ini terdapat di kelompok kedua dengan penghasilan diatas lima juta per bulan yaitu sebesar 62 jiwa atau sebesar 51,6%. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 58 jiwa atau sebesar 48,4% berpenghasilan antara satu juta sampai lima juta rupiah per bulan.

(54)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Analisis Pengaruh harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan, dan jarak tempuh terhadap permintaan buah jeruk impor di Kota Medan.

5.1.1. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antara variabel terikat (permintaan buah jeruk impor) dengan variabel bebas (harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan, dan jarak tempuh) linier atau tidak. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Uji Linieritas Permintaan Buah Jeruk Impor

Variabel Bebas Signifikansi Defiation

from Linearity Keterangan

Harga jeruk impor 3,83 Linier

Harga jeruk lokal 2,39 Linier

Pendapatan 6,14 Linier

Pendidikan 0,50 Linier

Jarak tempuh 0,28 Linier

Sumber: Data Primer diolah

Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test Deviation from Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,1. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Deviation from linearity) lebih besar dari 0,1.

Dari Tabel 15. dapat dilihat bahwa nilai deviation linierity > 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier.

(55)

5.1.2. Uji asumsi Ordinary Least Squares (OLS)

Sebelum dilakukan uji kesesuaian (goodness of fit) model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi linier permintaan buah jeruk impor yang dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut.

1. Uji asumsi multikolinieritas

Hasil uji asumsi multikolinieritas disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai toleransi (tolerance) lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 5. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya multikolinieritas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi konsumsi buah jeruk impor terbebas dari masalah multikolinieritas.

Tabel 18. Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas Model Permintaan Buah Jeruk Impor

No Variabel Bebas Collinierity Statistics

Tollerance VIF

1 Harga jeruk impor 0,92 1,08

2 Harga jeruk lokal 0,96 1,04

3 Pendapatan 0,93 1,07

4 Pendidikan 0,94 1,06

5 Jarak tempuh 0,94 1,07

Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 2)

2. Uji asumsi heteroskedastisitas a. Analisis grafik

Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model permintaan buah jeruk impor disajikan pada Gambar 5.

(56)

Gambar 5. Grafik Uji Heteroskedastisitas Model Permintaan Buah Jeruk Impor

Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model tingkat konsumsi buah jeruk impor disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

b. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak dapat membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

(57)

Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan model regresi konsumsi buah jeruk impor terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

3. Uji asumsi normalitas a. Analisis grafik

Hasil uji asumsi normalitas residual model tingkat konsumsi buah jeruk impor dengan menggunakan analisis grafik disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Uji Asumsi Normalitas Permintaan Buah Jeruk Impor

Gambar 6 menunjukkan bahwa data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan

Gambar

Gambar 1 : Peningkatan Impor Jeruk di Indonesia
Tabel 2.  Masa Panen Sentra Produksi Jeruk Indonesia
Tabel 4 : Jenis Buah Jeruk yang Terdapat di Indonesia
Tabel 4 : Lanjutan
+6

Referensi

Dokumen terkait

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: ”Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi

Peningkatan Kualitas Komisioner Komisi Informasi Provsu, Mediator dan Panitera di Luar Provinsi.. Pembuatan CD Audio/Video tentang Penyelesaian Sengketa Komisi

Fenomena ketidakdisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas ini salah satunya didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum,

Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

o Tidak terdapat prosedur, tetapi hanya kumpulan data-data objek (fakta) yang akan diolah, dan relasi antar objek tersebut membentuk aturan yang diperlukan untuk

dan strategi pembelajaran menggunakan metode ceramah dan latihan soal, serta diperoleh data sebanyak 66,67% siswa menginginkan pengajaran yang bersifat aktif melibatkan siswa

Bila pasien datang dengan keluhannya, kira-kira apa yang Bapak/Ibu sampaikan kepada pasien dan tindakan apa yang ibu lakukan untuk menangani keluhan pasien

merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat..