• Tidak ada hasil yang ditemukan

LSP Telekomunikasi Prima Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LSP Telekomunikasi Prima Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Ditetapkan tanggal: 26 Maret 2019 Disahkan tanggal: 26 Maret 2019

Oleh: Oleh:

Desyana Hermala Benny Agusta Waluyo

Komite Skema Sertifikasi Direktur LSP

Nomor Dokumen : SS-LSPTPI-02-2018 Nomor Salinan : 0

Status Distribusi : Terkendali

2018

FR. SKEMA-03

LSP Telekomunikasi Prima Indonesia

JUDUL:

SERTIFIKAT III TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK MADYA

Skema Sertfikat III Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya merupakan skema sertifikasi kompetensi profesi OKUPASI yang dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP Telekomunikasi Prima Indonesia.

Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 717 Tahun 2012 Tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan komunikasi, Sub sektor komunikasi fiber optik, Bidang keahlian teknisi instalasi fiber optik menjadi standar kompetensi kerja nasional Indonesia. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi tenaga kerja Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya dan sebagai acuan dalam asesmen oleh LSP Telekomunikasi Prima Indonesia dan asesor kompetensi.

TAK TERKENDALI

✓ TERKENDALI

(2)

LSP Telekomunikasi Prima Indonesia 2 1. LATAR BELAKANG

1.1. Skema ini digunakan sebagai acuan dalam sertifikasi kompetensi profesi telekomunikasi khususnya bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya bagi tenaga kerja yang telah mendapatkan kompetensinya melalui proses pembelajaran baik formal, non formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja.

1.2. Menjadikan tenaga kerja yang kompeten dalam penerapannya pada dunia industri.

1.3. Menjadikan Negara Indonesia unggul dalam pelayanan telekomunikasi, sehingga menarik minat wisatawan dari mancanegara untuk datang ke Negara Indonesia.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI 2.1. Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya 2.2. Lingkup penggunaan sertifikat:

2.2.1 Pelaksanaan sertifikasi kompetensi profesi 2.2.2 Acuan Pengembangan paket pembelajaran

3. TUJUAN SERTIFIKASI

3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para tenaga kerja pada kompetensi okupasi Telekomunikasi Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya.

3.2. Sebagai acuan dalam melakukan asesmen oleh LSP Telekomunikasi Prima Indonesia dan asesor kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-Undang Republik Indonseia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

4.4 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 717 Tahun 2012 Tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi, Sub Sektor Komunikasi Fiber Optik, Bidang Keahlian Teknisi Instalasi Fiber Optik Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

4.5 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1/BNSP/III/2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi.

4.6 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 2/BNSP/VIII/2017 Tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI

5.1. Jenis Kemasan : SKKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER

5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas (dibuat dalam tabel) Unit Kompetensi

Kelompok Kompetensi Umum

No Kode Unit Judul Unit

1 TIK.FO01.008.01 Memimpin tim kerja 2 TIK.FO01.009.01 Membuat laporan tertulis

Kelompok Kompetensi Inti

No Kode Unit Judul Unit

1 TIK.FO02.009.01 Menerapkan pengetahuan tentang komponen - komponen sistem komunikasi fiber optik untuk aplikasi jaringan backbone, metro, dan last mile

(3)

LSP Telekomunikasi Prima Indonesia 3 2 TIK.FO02.010.01 Melaksanakan penyambungan fiber optik dengan fusion splicer 3 TIK.FO02.011.01 Melaksanakan penyambungan fiber optik dengan mechanical

splice

4 TIK.FO02.012.01 Mengoperasikan OTDR (Optical Time Domain Reflectometer)

Kelompok Kompetensi Khusus

No Kode Unit Judul Unit

1 TIK.FO03.001.01 Melakukan evaluasi instalasi fiber optik menggunakan OTDR

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1. Memiliki ijazah Stara dengan D1,D2,D3 atau Fresh Graduation S1 dari program studi Telekomunikasi, atau;

6.2. Memiliki sertifikat pelatihan kerja berbasis kompetensi pada okupasi Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya, atau;

6.3. Tenaga kerja pada okupasi Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya yang telah bekerja minimal 2 (dua) tahun dalam 2 (dua) tahun terakhir, dan atau;

6.4. Memiliki sertifikat kompetensi level II.

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1. Hak Pemohon

7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi.

7.1.2. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi.

7.1.3. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat Nasional.

7.1.4. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi.

7.1.5. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.

7.1.6. Menggunakan sertifikat untuk promosi diri sebagai Tenaga Kerja Telekomunikasi.

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1. Melaksanakan keprofesian di bidang Telekomunikasi.

7.2.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen.

7.2.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan.

7.2.4. Menjamin terpelihara kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi.

7.2.5. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan.

8. BIAYA SERTIFIKASI

8.1. Biaya sertifikasi sebesar Rp 2.000.000,-

8.2. Biaya sertifikasi belum termasuk biaya surveilan, sertifikasi ulang, akomodasi, makan, dan transportasi.

9. PROSES SERTIFIKASI 9.1 Persyaratan Pendaftaran

9.1.1. Pemohon memahami proses asesmen Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat.

9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan bukti:

a. Copy KTP;

(4)

LSP Telekomunikasi Prima Indonesia 4 b. Copy Ijazah S1, atau copy sertifikat pelatihan berbasis kompetensi pada okupasi Bidang

Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya atau CV pengalaman kerja pada okupasi Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya;

c. Pas foto 4 x 6 sebanyak 2 lembar.

9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung.

9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan.

9.1.5. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.

9.1.6. LSP Telekomunikasi Prima Indonesia menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

9.2 Proses Asesmen

9.2.1 Asesmen skema Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.

9.2.2 LSP Telekomunikasi Prima Indonesia menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen.

9.2.3 Asesor memilih perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.

9.2.4 Asesor menjelaskan, membahas dan menyepakati rincian rencana asesmen dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.

9.2.5 Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan.

9.2.6 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi.

9.3 Proses Uji Kompetensi

9.3.1. Uji kompetensi Bidang Teknisi Instalasi Fiber Optik Madya dirancang untuk menilai kompetensi antara lain secara praktek, tertulis, lisan, pengamatan atau cara lain yang andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.

9.3.1. Uji kompetensi dilaksanakan di tempat uji kompetensi yang ditetapkan.

9.3.2. Bukti yang dikumpulkan melalui antara lain uji praktek, tulis, lisan, diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti.

9.3.3. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan

“Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.4 Keputusan Sertifikasi

9.4.1 LSP Telekomunikasi Prima Indonesia menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi untuk:

a. Mengambil keputusan sertifikasi;

b. Melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2 Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP Telekomunikasi Prima Indonesia berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi.

9.4.3 Keputusan sertifikasi ditetapkan oleh LSP Telekomunikasi Prima Indonesia melalui komite teknik berdasarkan rekomendasi dan bukti rekaman uji kompetensi dari asesor.

(5)

LSP Telekomunikasi Prima Indonesia 5 9.4.4 Komite teknik yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan

pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.

9.4.5 Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.4.6 LSP Telekomunikasi Prima Indonesia menerbitkan sertifikat kompetensi kepada asesi yang dinyatakan kompeten.

9.5 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1 Pelanggaran yang dilakukan pemegang sertifikat dapat mengakibatkan pembekuan sertifikat hingga pencabutan sertifikat.

9.5.2 Pelanggaran yang dapat menyebabkan pembekuan sertifikat yaitu pelanggaran hukum dan kode etik.

9.5.3 LSP Telekomunikasi Prima Indonesia akan mengeluarkan dan mengirimkan surat keterangan pembekuan sertifikat kepada pemegang sertifikat yang melakukan pelanggaran. Selama masa pembekuan, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi maupun menggunakan sertifikat sebagai rujukan kegiatan.

9.5.4 Jika tidak ada perbaikan setelah pembekuan sertifikat dalam waktu yang ditentukan, dan atau LSP Telekomunikasi Prima Indonesia memperoleh konfirmasi bukti baru dari pihak yang terkait sehubungan dengan lisensi, maka LSP Telekomunikasi Prima Indonesia akan mencabut sertifikat dengan mengeluarkan dan mengirimkan surat pencabutan sertifikat kepada pemegang sertifikat.

9.6 Pemeliharaan Sertifikasi

Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat maka:

9.6.1 Pemegang sertifikat kompetensi tetap menguasai kompetensi selama masa berlakunya sertifikat.

9.6.2 Pemegang sertifikat kompetensi mengajukan perpanjangan sertifikat kompetensi sekurang- kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum masa berakhirnya sertifikat.

9.6.3 Para pemegang sertifikat dapat melihat daftar masa berlaku sertifikat di website LSP Telekomunikasi Prima Indonesia.

9.6.4 LSP Telekomunikasi Prima Indonesia melakukan Surveilen mencakup:

9.6.4.1 Evaluasi rekaman kegiatan pemegang sertifikat;

9.6.4.2 Uji profisiensi/wawancara terstruktur/konfirmasi tentang catatan hasil kerja (pengalaman kerja), jika diperlukan;

9.6.4.3 Informasi dari otoritas regulasi dan asosiasi terkait;

9.6.4.4 Pendidikan Berkelanjutan yang dipersyaratkan oleh otoritas, asosiasi terkait, dan LSP Telekomunikasi Prima Indonesia.

9.7 Sertifikasi Ulang

9.7.1 LSP Telekomunikasi Prima Indonesia menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa profesi Pemberi Pelatihan (Trainer) yang disertifikasi selalu memenuhi kompetensi sertifikasi yang mutakhir.

9.7.2 Pengakuan kompetensi terkini (Recognition of Current Competence) dibuktikan dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh perusahaan tempat bekerja.

9.7.3 Metode asesmen untuk pengakuan kompetensi terkini menggunakan portofolio yang sudah diverifikasi sesuai aturan bukti.

9.7.4 Masa berlaku sertifikat adalah 3 (tiga) tahun setelah tanggal dan tahun diterbitkan.

9.8 Penggunaan Sertifikat

Pemegang sertifikat kompetensi okupasi Penentuan Kebutuhan Pelatihan harus menandatangani persetujuan untuk:

9.8.1 Memenuhi ketentuan skema sertifikasi.

9.8.2 Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan.

9.8.3 Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP Telekomunikasi Prima Indonesia dan tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP Telekomunikasi Prima Indonesia dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah.

(6)

LSP Telekomunikasi Prima Indonesia 6 9.8.4 Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang

memuat acuan LSP Telekomunikasi Prima Indonesia setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP Telekomunikasi Prima Indonesia yang menerbitkannya.

9.8.5 Tidak menyalahgunakan sertifikat.

9.8.6 Setiap pemegang sertifikat menandatangani pernyataan memegang sertifikat.

9.9 Banding

9.9.1 Peserta berhak melakukan banding apabila keberatan terhadap hasil rekomendasi/keputusan asesmen sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh LSP Telekomunikasi Prima Indonesia.

9.9.2 Pengajuan banding dilakukan peserta dengan mengisi formulir banding yang telah disediakan oleh LSP Telekomunikasi Prima Indonesia dan dilengkapi dengan bukti-bukti.

9.9.3 Banding hanya dapat dilakukan dalam batas waktu 2 x 24 jam setelah keputusan asesmen.

9.9.4 Proses penyelesaian banding ditangani oleh komite ketidakberpihakan LSP Telekomunikasi Prima Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Klasifikasi siswa berdasarkan nilai pada bidang ekstrakurikuler yang telah dibuat dapat mempermudah atau sebagai acuan calon siswa dalam memilih ekstrakurikuler

menggunakan data simulasi dan nampak bahwa Algoritma EM dapat mengestimasi parameter distribusi campuran dengan baik.. (2002) Elements

1) Mengurangi biaya untuk penyiangan karena naungan pada lantai kebun dapat menekan gulma.. 2) Penanaman pohon penaung sudah sangat biasa dilakukan petani dan mudah dikembangkan.

Adapun perbedaan perangkat pembelajaran berstandar NCTM dengan perangkat lainnya adalah (a) terinterpretasinya tugas, wacana, lingkungan, dan analisis (komponen NCTM) dalam

Kawasan Taman Nasional Karimunjawa merupakan salah satu Taman Nasional yang memiliki potensi pengembangan untuk konservasi, pemanfaatan, dan pariwisata yang potensial..

Pengembangan Permainan Edukasi Katelu (Klasifikasi Komponen Komputer) Berbasis Android Dengan Tools Unity 3D Game Engine.. Universitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Etika perempuan tokoh Hayati dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka berdasarkan aspek etika

LSP Perkoperasian Indonesia menjamin bahwa selama proses sertifikasi ulang, kompetensi pemegang sertifikat masih terpelihara dan memenuhi persyaratan skema