PERANCANGAN MEDIA GRAFIS TENTANG SESEORANG YANG MENGALAMI KETIDAK PERCAYA DIRI DALAM KEHIDUPAN
SOSIAL DI KALANGAN MASYARAKAT UMUM
Dosen Pembimbing I : Sri Soedewi
Dosen Pembimbing II : Idhar Resmadi
Disusun oleh:
Nama:
Shevil Fautri marlini 1601180175
GD-42-A
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG
2021
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah karya ilmiah jenis penelitian (Vivin Musriani, 2018) Percaya diri adalah suatu keyakinan pada diri sendiri bahwa dirinya mempunyai kemampuan atau potensi. Faktor dari dalam diri individu (diri sendiri) sangat penting, karena sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidup. Kepercayaan pada diri sendiri dapat diamati melalui sikap percaya diri yang meliputi keberanian, hubungan sosial, tanggung jawab dan harga diri. Rasa kurang percaya diri pada seseorang muncul karena adanya ketakutan, keresahan, khawatir, rasa yang tak yakin akan kemampuan diri sendiri yang diiringi dengan dada berdebar-debar kencang dan tubuh gemetar yang bersifat masalah kejiwaan seseorang yang disebabkan rangsangan dari luar. Selain itu rasa kurang percaya diri bisa juga disebabkan oleh perasaan cemas dan tidak tenang serta perasaan-perasaan lain yang mengikutinya seperti malas, kurang sabar, sulit, susah atau rendah diri.
Menurut Thantaway (2005 : 87) percaya diri merupakan kondisi mental atau psikologi diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan, orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Insecure atau insecurity menurut Asta (2019) Insecure merupakan tindakan dari adanya emosi apabila kita menilai diri kita menjadi seorang lebih rendah dari orang lain. Pendapat pribadi dirinya menyatakan bahwa insecure dapat diartikan sebagai perasaan tidak aman yang mungkin setiap orang rasakan dalam hidupnya. Menurut Atika Dian Ariana, SPsi., M.Sc. dosen Fakultas Psikologi (UNAIR, 2021) insecure merupakan rasa tidak aman, tidak mampu, tidak yakin terhadap kemampuan diri sendiri sehingga memicu ketakutan, kecemasan, atau emosi negatif sejenis.
Akibat lain yang akan ditimbulkan dari rasa insecure tersebut adalah seseorang bisa menjadi takut untuk berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bisa disebabkan mungkin karena berat badannya, warna kulit yang berbeda, dan perbedaan fisik lainnya ataupun segala perbedaan yang menyebabkan seseoarang merasa insecure sehingga timbul rasa tidak aman untuk berinteraksi.
Mereka akan berpikiran, apakah aku akan diterima di lingkungan ini?, gimana kalau aku gak diterima disini, dan semua pikiran negatif lainnya. Mereka akan menilai dirinya sendiri rendah dan tidak percaya diri.
Padahal sesungguhnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari yang namanya bersialisasi, karena interaksi dengan manusia lain itu penting dalam kehidupan sehari- hari. Pada dasarnya merasa tidak aman atau insecure dalam diri itu sangatlah wajar tetapi ketika perasaan tersebut menjadi berlarut-larut maka hal ini akan menjadi masalah yang besar dalam kehidupanmu.
Dilansir dari situs Halodoc, jika perasaan insecure tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental layaknya depresi, gangguan kepribadian borderline, gangguan kecemasan, paranoid, gangguan makan dan masalah pada body image. Oleh karena itu, adapun yang dapat dilakukan dari beberapa hal ini untuk mengatasi perasaan insecure. Yang pertama, selalu tingkatkan rasa percaya diri.
Kedua, pilih lingkungan dan suasana yang positif. Ketiga, matikan sejenak ponselmu atau lakukan detoks media sosial. Keempat, berlatih self-compassion dengan cara berbicara yang baik dengan diri sendiri.
Kelima, habiskan waktu dengan orang-orang terdekat atau tersayang, karena hal ini dapat membantumu menghargai kualitas dan perspektif unik dirimu sendiri (UNTAR, 2020).
Kurang nya percaya diri pada diri yang berlebihan dari seseorang dapat mengakibatkan dampak yang sangat fatal bagi dirinya yaitu, merasa dirinya tidak berharga, memiliki kepribadian yang pasif, dan dapat mengganggu mental pada diri seseorang. Dengan rasa percaya diri seseorang yang berpikir positif pada dirinya dan orang lain dapat mendatangkan pikiran positif, sikap saling menghargai dan memperhatikan setiap informasi yang disampaikan akan meningkatkan rasa percaya diri. Sehingga komunikasi yang akan terjadi akan berjalan dengan lancar, dan dapat bersosialisasi dengan orang lain seperti pada umumnya.
B. Identifikasi Masalahan
1. Kurang nya percaya diri
Ketika seseorang membiarkan rasa insecure mengambil alih drinya adalah perasaan tidak berharga. dan akan menggap dirinya sendiri payah, tidak dapat melakukan sesuatu dengan maksimal, dan ujung-ujungnya sering menyalahkan diri sendiri.
2. Lingkungan sosial yang membuat diri seseorang menjadi tidak percaya diri
Terkadang lingkungan sosial sangat berpengaruh dengan kepercayaan diri sendiri, misalnya teman nya yang mempunyai wajah bagus tanpa noda dan jerawat maka dirinya akan merasa tidak percaya diri jika berada disebelah temannya, dan contoh lain juga seperti tidak percaya diri dengan skill yang dimiliki, menganggap skill teman nya lebih dari dia.
3. Membuat seseorang menjadi gelisah, takut, dan malu terhadap dirinya
Ketidak percayaan terhadap diri sendiri yang berlebihan akan berdampak stres, overthinking.
1.1 Rumusan Masalah
Dari permasalahan tersebut dibutuhkan bagaimana merancang media informasi grafis mengenai ketidak percayaan diri terhadap diri nya sendiri, dan media grafis ini di targetkan kepada masyarakat umum, khusus nya sekitar umur 18-25 tahun.
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
Perancangan media komunikasi visual untuk memberikan pencerahan atau edukasi terhadap bagaimana cara mengatasi insecurity yang berlebihan di lingkungan sosial.
2. Mengapa
Perancangan media edukasi dilakukan untuk memberi informasi serta mengedukasi tentang cara mengatasi Insecurity.
3. Siapa
Perancangan komik digital ini di peruntukan untuk masyarakat umum.
4. Kapan
Kegiatan pengumpulan data serta observasi dilakukan mulai bulan Maret 2022.
5. Dimana
Wilayah yang mencakup penelitian ini adalah di Indonesia khusus nya daerah Bandung.
6. Bagaimana
Dengan membuat komik ini masyarakat jadi membuka pikiran akan penting nya percaya diri, bagaimana cara mengatasi “Insecurity yang berlebihan”.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberitahu dan menginformasikan cara mengatasi tidak percaya diri dari seseorang.
2. Informasi yang disampaikan dapat mendatangkan pikiran postif dari diri seseorang
3. Menjadikan orang yang mengidap “insecurity” lebih terbuka dengan apa yang dia miliki itu sangat berharga bukan seperti apa yang dia pikirkan selama ini.
E. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi PartisipatifDalam observasi partisipatif, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang diamati (nara sumber). Sambil melakukan pengamatan, peneliti turut melakukan apa yang dikerjakan oleh narasumber.
Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang akan diperoleh lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat dari setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2017:310).
b. Wawancara Semi Terstruktur
Wawancara yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitaian adalah dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur yaitu wawancara yang dalam pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Pewawancara memberikan kepada informan namun dapat berkembang dan lebih bebas sesuai dengan situsai dan informasi yang dibutuhkan oleh informan. Wawancara semi terstruktur bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2017:233).
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan peristiwa yang sudah berlalau, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumentak dari seseorang. Dokumen yang berbentk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan sebagainya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara (Sugiyono, 2017:240).
d. Studi Pustaka
Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data dari berbagai bahan Pustaka yang relavan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi pustaka adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya, dalam melakukukan studi kepustakaan ini peneliti berusaha mengumpulkan data dari beberapa referensi.