• Tidak ada hasil yang ditemukan

PULIH, BANGKIT, DAN BERSAING LAPORAN TAHUNAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PULIH, BANGKIT, DAN BERSAING LAPORAN TAHUNAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA 2021"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PULIH, BANGKIT, DAN BERSAING

LAPORAN TAHUNAN

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA

2021

(3)

Diterbitkan oleh

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

2022

(4)

Alhamdulillah, satu lagi tahun milestone berhasil dilalui Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dengan baik. Di tengah upaya percepatan pemulihan ekonomi di tahun 2021, KPPU mengusung tema laporan tahunan “Pulih, Bangkit, dan Bersaing”, sebagai wujud optimisme untuk Indonesia yang pulih dan bangkit dengan cepat mengejar ketertinggalan serta kembali mengutamakan persaingan secara sehat.

KPPU mencatat, tingkat persaingan usaha di Indonesia semakin membaik.

Hal ini dilihat dari Indeks Persaingan Usaha di Indonesia meningkat 0,16 poin dari nilai 4,65 di tahun 2020 menjadi 4,81 di tahun 2021. Indeks persaingan usaha merupakan suatu indikator tingkat persaingan usaha di perekonomian dan telah masuk dalam RPJMN Tahun 2020-2024 di mana target Nasional Indeks Persepsi Persaingan Usaha adalah 5.

Tahun ini, KPPU memutus 26 perkara dengan total denda yang dikenakan mencapai Rp55.283.500.000. Eksekusi putusan KPPU tahun ini juga memberikan kontribusi tahunan terbesar sepanjang sejarah KPPU, yakni sebesar Rp148.460.883.992. KPPU juga berhasil memenangkan 7 upaya keberatan di Pengadilan Niaga dan 10 upaya kasasi di Mahkamah Agung.

Kinerja KPPU tak pelak didukung dari Manajemen Sekretariat KPPU yang bekerja keras di tengah pandemi yang hampir usai. Keseluruhan kinerja ini tentunya membanggakan dan melampaui target yang ditetapkan.

Mendukung Pemerintah, KPPU tahun ini juga mengeluarkan Peraturan KPPU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengenaan Sanksi Denda Pelanggaran Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Aturan ini merupakan bentuk penyesuaian terhadap Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker) dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Upaya keluar dari kondisi saat ini memang tidak mudah. Tapi 2021 dapat kita lalui dengan baik. Masih harus terus bergandengan tangan, untuk membuat negeri ini lebih baik lagi. Ke depan, KPPU akan memfokuskan diri pada upaya advokasi, pencegahan, dan terus mendukung Pemerintah pascapandemi.

KPPU juga berfokus pada perbaikan di tubuh, aturan, dan kebijakan yang dikeluarkan, agar manfaat persaingan sehat menjadi budaya untuk semua.

(5)

BAB 4 BANGKITKAN KINERJA DAN MEMBUMIKAN BUDAYA PERSAINGAN

BAB 3 MENGAWAL PEMULIHAN DENGAN PENEGAKAN HUKUM BAB 2 BERADAPTASI PADA PERUBAHAN

1.1. Visi Misi 2

1.2. Tugas dan Fungsi 3

1.3. Pimpinan Komisi 5

1.4. Ketua dan Wakil Ketua 2021-2023 6

1.5. Mengenang Sang Ketua 7

1.6. Manajemen 8

1.7. Berdirinya Kantor Wilayah VII 13

4.1. Penelitian Ekonomi dan Sektoral 34 4.2. Indeks Persaingan Usaha 2021 41 4.3. Asesmen Kebijakan Persaingan 45

4.4. KPPU Award 2021 48

4.5. Budaya Bersaing Melalui Advokasi 51

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR BAB 1 MENGENAL KAMI

iii

3.1. Penanganan Perkara, Litigasi, dan Eksekusi 22 3.2. Penilaian Merger dan Akuisisi (M&A) 28 3.3. Pengawasan Kemitraan UMKM 30 2.1. Penyesuaian Melalui UU Cipta Kerja 18 2.2. Penataan Penyusunan Peraturan di KPPU 19

(6)

PERSAINGAN

BAB 6 KELEMBAGAAN DAN TATA KELOLA YANG EFEKTIF

BAB 7 PERSAINGAN DARI SABANG SAMPAI MERAUKE

5.1. Koordinasi Kelembagaan 56 5.2. Perkembangan Hubungan Kerja Sama 58 5.3. Komunikasi Publik dan Informasi 65

5.4. Bantuan Hukum 71

6.1. Pengelolaan dan Kinerja Anggaran 74 6.2. Akuntabilitas Lembaga 75 6.3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 76 6.4. Peningkatan Kompetensi 78 6.5. Inovasi dalam Sistem Informasi 79

7.1. Isu dan Kinerja Persaingan di Kantor Wilayah I 82 7.2. Isu dan Kinerja Persaingan di Kantor Wilayah II 84 7.3. Isu dan Kinerja Persaingan di Kantor Wilayah III 84 7.4. Isu dan Kinerja Persaingan di Kantor Wilayah IV 86 7.5. Isu dan Kinerja Persaingan di Kantor Wilayah V 87 7.6. Isu dan Kinerja Persaingan di Kantor Wilayah VI 88 7.7. Isu dan Kinerja Persaingan di Kantor Wilayah VII 89

KESIMPULAN LAMPIRAN

1. Daftar Periksa Asesmen Kebijakan Persaingan Usaha (DP AKPU) 2. Daftar Putusan KPPU Tahun 2021

3. Data Surat Saran KPPU Tahun 2021

4. Daftar Kerja Sama yang Dihasilkan pada Tahun 2021 5. Daftar Pelatihan di KPPU

90

91 92 100 104 106

(7)
(8)

Bab 1

Mengenal

Kami

(9)

VISI

Dalam pencapaian Visi tersebut, maka KPPU turut me- ngacu kepada Sembilan Misi Presiden dan Wakil Presiden 2020-2024 sebagai berikut:

Sebagaimana Renstra KPPU 2020-2024, Visi KPPU sejalan dengan Visi Presiden dan Wakil Presiden 2020–2024 yakni:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga;

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya;dan 9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

Visi ini sejalan dengan prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro, program-program Kementerian dan Lembaga, lintas Kementerian/

Lembaga, dan lintas wilayah serta kerangka kelembagaan, kerangka regulasi, dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif serta masih sejalan dengan tema pembangunan RPJMN 2020-2024 yang menekankan pada investasi dan percepatan pembangunan infrastruktur.

“Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”.

Misi tersebut sejalan dengan program pembangunan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasio- nal (RPJMN) 2020-2024. Dalam hal ini, KPPU dalam RPJMN 2020-2024 memberikan kontribusi pada penca paian Sembilan Misi Presiden dan Wakil Presiden.

1.1. Visi Misi

Misi

(10)

Didasarkan kepada aturan yang dituangkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 (UU No. 5/99) dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 (UU No.20/2008), tugas dan fungsi utama KPPU adalah:

a. Penegakan Hukum Persaingan Usaha

KPPU, sebagai satu-satunya otoritas persaingan usaha di Indonesia, memiliki kewenangan untuk menyelidiki, memeriksa, dan memutuskan dugaan pelanggaraan persaingan usaha tidak sehat oleh pelaku usaha berdasarkan aturan Undang-Undang, hingga memberikan sanksi administratif terhadap pelanggaran praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

b. Pemberian Saran dan Pertimbangan atas Kebija- kan Pemerintah

Sebagaimana diatur oleh UU No. 5/99, KPPU dapat memberikan saran dan pertimbangan atas kebijakan Pemerintah yang berpotensi menimbulkan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

c. Pengendalian Merger dan Akuisisi

Diperkuat melalui Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010, KPPU dapat melakukan penilaian terhadap penggabungan badan usaha, peleburan badan usaha atau pengambilalihan saham perusahaan, termasuk perpindahan aset produktif.

d. Pengawasan Kemitraan

Melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013, KPPU memiliki kewenangan dalam pengawasan dan pene- gakan hukum atas pelaksanaan kemitraan antara pelaku usaha besar dengan UMKM.

(11)

Keterangan Gambar:

Duduk (kiri ke kanan): Kodrat Wibowo (Alm.) dan Guntur S. Saragih Berdiri (kiri ke kanan): Chandra Setiawan, Kurnia Toha, Yudi Hidayat, Gambar 1

Jajaran Anggota KPPU Periode 2018-2023

(12)

1. Dr. M. Afif Hasbullah, S.H., M.Hum.

2. Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D.

3. Dinni Melanie, S.H., M.E.

4. Dr. Guntur Syahputra Saragih, M.S.M.

5. Harry Agustanto, S.H., M.H.

6. Kodrat Wibowo, S.E., Ph.D.

7. Kurnia Toha, S.H., LL. M., Ph.D.

8. Ukay Karyadi, S.E., M.E.

9. Yudi Hidayat, S.E., M.Si.

KPPU dipimpin oleh Anggota KPPU yang diangkat oleh Presiden RI berdasarkan rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat RI. Jajaran pimpinan Anggota KPPU periode 2018-2023 sebagai mana Surat Keputusan Presiden Nomor 81/P Tahun 2018 tanggal 27 April 2018 tentang Pemberhentian dengan Hormat dan Pengangkatan Keanggotaan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha adalah sebagai berikut:

(13)

1.4. Ketua dan Wakil Ketua 2021-2023

Ketua dan Wakil Ketua KPPU ditunjuk di antara Anggota KPPU berdasarkan rapat para anggota setiap dua setengah tahun. Untuk tahun 2021 hingga 2023, kepemimpinan di KPPU dipegang oleh Kodrat Wibowo dan Guntur S. Saragih sebagai Ketua dan Wakil Ketua KPPU. Meneruskan tonggak estafet kepemimpinan KPPU sepeninggal Kodrat Wibowo, Ukay Karyadi dipilih sebagai Ketua untuk memimpin KPPU sejak 3 Februari 2022.

Kodrat Wibowo (Alm.) , S.E., Ph.D.

Dr. Guntur Syahputra Saragih, M.S.M.

Ukay Karyadi, S.E., M.E.

Ketua KPPU 2021

Ketua KPPU

Februari 2021 - 2023

Wakil Ketua KPPU

2021 - 2023

(14)

Pada hari Jumat tanggal 5 November 2021, KPPU berduka. Ketua KPPU Kodrat Wibowo wafat sekitar pukul 12.05 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta, akibat serangan jantung. Beliau meninggal dunia di usia 50 tahun.

Dirinya mengabdi sebagai akademisi hingga akhir hayatnya, dan terus berperan penting dalam pene- gakan hukum persai ngan usaha di Indonesia.

Kodrat Wibowo juga masih tercatat sebagai Kepala Otoritas Persaingan ASEAN, dan sempat memimpin pertemuan antarkepala otoritas se-ASEAN de ngan mengangkat tema Safeguarding Competition Policy for Economic Recovery.

(15)

1.6. Manajemen

Dalam mengoptimalkan peran tugas dan fungsinya, KPPU dibantu oleh Sekretariat.

Dengan pimpinan dan barisan staf yang profesional, struktur organisasi di sekre- tariat KPPU terdiri dari tiga pilar yakni Sekretariat Jenderal, Kedeputian bidang Penegakan Hukum, serta Kedeputian bidang Kajian dan Advokasi. Tiga pilar ini menjadi landasan yang paling penting bagi terselenggaranya roda organisasi, untuk terus berperan dan berkontribusi aktif untuk Indonesia.

TUGAS DAN FUNGSI Biro

Perencanaan dan Keuangan

Melaksanakan perencanaan, keuangan, akuntansi dan pengendalian pelaksanaan program kegiatan dan anggaran.

Biro Hukum Melaksanakan perancangan peraturan, bantuan hukum dan eksekusi.

Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama

Melaksanakan hubungan masyarakat dan kerja sama antar lembaga baik di dalam maupun di luar negeri.

Biro Sumber Daya Manusia dan Umum

Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia,

pelayanan umum, dan ketatausahaan. Termasuk di dalam Biro ini, dua unit terpisah yang bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal, yakni Unit Pendidikan dan Pelatihan, serta Unit Data dan Informasi.

Kantor Wilayah Melaksanakan fungsi penegakan hukum serta kajian dan advokasi di wilayah yang menjadi area pengawasan Kantor Wilayah. Area pengawasan Kantor Wilayah adalah sebagaimana halaman berikutnya.

Satuan Pengawas Internal

Merupakan Unit independen yang bertanggung jawab kepada Komisi dalam melaksanakan fungsi pengawasan internal atas pelaksanaan tugas dan fungsi KPPU.

Staf Ahli Merupakan jabatan ahli di bidang hukum, kelembagaan dan kerja sama, serta ekonomi, yang bertanggung jawab kepada Komisi dalam memberikan pemberian masukan JAJARAN

MANAJEMEN

SEKRETARIAT JENDERAL

(16)

KEDEPUTIAN BIDANG KAJIAN DAN ADVOKASI

TUGAS DAN FUNGSI Direktorat

Ekonomi Melaksanakan kajian ekonomi, kajian industri, pemantauan pelaku usaha, analisis ekonomi yang

dilakukan untuk mendukung pembuktian dugaan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

Direktorat Kebijakan Persaingan

Melaksanakan kajian kebijakan/regulasi, penyusunan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah dan/atau lembaga terkait berkaitan dengan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

Direktorat Advokasi Persaingan dan Kemitraan

Melaksanakan advokasi terhadap pemerintah atau regulator, dan sosialisasi/diseminasi terhadap sivitas akademika, masyarakat, praktisi serta pelaku usaha yang berkaitan dengan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat dan pengawasan pelaksanaan

Kemitraan.

Tugas dan Fungsi Manajemen Sekretariat

JAJARAN MANAJEMEN

(17)

KEDEPUTIAN BIDANG PENEGAKAN HUKUM

TUGAS DAN FUNGSI JAJARAN

MANAJEMEN Direktorat

Investigasi Melaksanakan klarifikasi laporan, penelitian inisiatif berdasarkan penugasan khusus Komisi, dan penyelidikan dan/atau pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat baik yang bersumber dari laporan maupun penelitian inisiatif.

Direktorat Merger dan Akuisisi

Melaksanakan penerimaan pemberitahuan, penelitian inisiatif, penyelidikan dan/atau pemeriksaan dugaan keterlambatan pemberitahuan penggabungan atau peleburan badan usaha atau pengambilalihan perusahaan;

Melaksanakan klarifikasi laporan, penelitian inisiatif, penyelidikan dan/atau pemeriksaan dugaan pelanggaran penggabungan atau peleburan badan usaha atau

pengambilalihan perusahaan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

Direktorat Pengawasan Kemitraan

Melaksanakan klarifikasi laporan, penelitian inisiatif, dan pengawasan dugaan pelanggaran pelaksanaan Kemitraan baik yang bersumber dari laporan maupun penelitian inisiatif;

Pengawasan dan pelaporan pelaksanaan Surat Peringatan dalam rangka penanganan perkara dugaan pelanggaran pelaksanaan Kemitraan.

(18)

TUGAS DAN FUNGSI MANAJEMEN

Direktorat

Penindakan Melaksanakan pemberkasan dan penuntutan dugaan pelanggaran praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat, dugaan keterlambatan pemberitahuan penggabungan atau peleburan badan usaha atau

pengambilalihan perusahaan, dan dugaan pelanggaran pelaksanaan Kemitraan;

Melaksanakan koordinasi administratif pelaksanaan persidangan Majelis Komisi terkait dugaan pelanggaran praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat, dugaan keterlambatan pemberitahuan penggabungan atau peleburan badan usaha atau pengambilalihan perusahaan, dan dugaan pelanggaran pelaksanaan Kemitraan;

Melaksanakan pemantauan dan pelaporan pelaksanaan perubahan perilaku pada penanganan dugaan

pelanggaran praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat;

Melaksanakan penanganan upaya hukum terhadap Putusan Komisi baik pada tahap Keberatan, Kasasi dan/

atau Peninjauan Kembali.

Panitera Merupakan unit independen yang bertanggung jawab langsung kepada Komisi dalam memberikan layanan kepaniteraan dalam proses persidangan Majelis Komisi.

(19)

Tabel 2

Cakupan Wilayah Kerja Kantor Wilayah

Kantor Wilayah VII

Daerah Istimewa Yogyakarta

Cakupan:

II I

III IV

V

VI VII

Kantor Wilayah I

Kota Medan

Cakupan:

Kantor Wilayah V

Kota Balikpapan

Cakupan:

Kantor Wilayah II

Kota Bandar Lampung

Cakupan:

Kantor Wilayah III

Kota Bandung

Cakupan: Kantor Wilayah VI

Kota Makassar

Cakupan:

Kantor Wilayah IV

Kota Surabaya

Cakupan:

Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau, dan Kepulauan Riau

Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu dan Bangka Belitung

Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta

Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat

Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Tabel 1.2.

Cakupan Wilayah Kerja Kantor Wilayah

(20)

1.7. Berdirinya

Kantor Wilayah VII

KPPU mengakselerasi pengawasan kemitraan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pendirian Kantor Perwakilan (Kanwil) yang berlokasi di Kota Yogyakarta. Kanwil yang diresmikan ini merupakan Kanwil ketujuh yang didirikan KPPU, setelah kantor wilayah lain yang berlokasi di kota Medan, Bandar Lampung, Bandung, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.

Peresmian Kanwil ini dihadiri langsung oleh Gubernur D. I. Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan secara daring oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Berbeda dengan Kanwil KPPU lainnya, Kantor Wilayah VII dengan wilayah pengawasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini, dikhususkan untuk memfokuskan diri pada pengawasan kemitraan UMKM.

Hal ini sejalan dengan pelaksanaan amanat UU No. 20/2008 tentang UMKM hingga peraturan turunan terbarunya, PP No. 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Sebagai perwujudan, Kantor Wilayah VII tersebut menyediakan suatu tempat khusus yang dinamakan “Omah Kemitraan Usaha”. Omah Kemitraan Usaha (OKU) ditujukan salah satunya untuk memberikan ruang solusi bagi permasalahan pengawasan kemitraan UMKM dan pelaku usaha besar. Diharapkan OKU mampu menyelesaikan berbagai persoalan kemitraan tanpa perlu melaksanakan penegakan hukum atas pelanggarannya. Selain itu OKU juga diharapkan menjadi forum untuk konsultasi dan promosi pengawasan kemitraan, serta peningkatan kesadaran publik, khususnya UMKM dan pelaku usaha besar, atas berbagai bentuk pelanggaran prinsip kemitraan yang sehat.

(21)

INDEKS PERSAINGAN USAHA

4,81

Meningkat

dari 4,65 menjadi

Laporan Ditangani

205 LAPORAN

Laporan yang Masuk

146 LAPORAN

--> 10,8% naik ke pemberkasan untuk masuk ke persidangan majelis

32

penelitianperkara inisiatif

--> 9 lanjut ke tahap penyelidikan

65

penyelidikan MENANGANI

Proses Litigasi

Perkara yang Diputus

26 PERKARA

INFOGRAFIS

(22)

RP55.283.500.000

[dari 26 yang diputus] PNBP ke Negara

RP148.460.883.992

MERGER DAN AKUISISI

Menerima

99 NOTIFIKASI

Transaksi Asing

233 Notifikasi

SARAN DAN PERTIMBANGAN

atas Kebijakan Pemerintah

26 SARAN

Kemitraan UMKM

13 PENGAWASAN

(23)
(24)

Bab 2

Beradaptasi

pada Perubahan

(25)

2.1. Penyesuaian Melalui UU Cipta Kerja

Di tahun 2021, KPPU mengeluarkan Peraturan KPPU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengenaan Sanksi Denda Pelanggaran Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Peraturan ini telah diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 589. Peraturan mengatur 3 (tiga) poin besar yakni pedoman dalam menentukan besaran denda, ketentuan jam i nan bank terkait syarat bagi upaya keberatan dan kasasi atas Putusan KPPU, serta terkait pembayaran denda dan pelonggaran pembayaran denda.

Peraturan tersebut merupakan bentuk pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dikeluarkannya PerKPPU Nomor 2/2021 tersebut merupakan bentuk penyesuaian terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang dikeluarkan pada tahun 2020 yang lalu. Di berbagai kesempatan, Presiden RI Joko Widodo mengatakan tujuan utama dari UU Ciptaker adalah untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang berkualitas bagi para pelaku bisnis, termasuk UMKM dan investor asing.

Dengan adanya produk hukum tersebut, berbagai penyesuaian regulasi pun perlu dilakukan, tidak terkecuali oleh KPPU. Dalam hal ini, KPPU melakukan- nya melalui Peraturan KPPU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengenaan Sanksi Denda Pelanggaran Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Sejalan dengan tujuan Pemerintah, reformasi regulasi tersebut dilakukan oleh KPPU untuk memperbaiki ekosistem perekonomian Indonesia guna menciptakan kemudahan berusaha. Untuk memperoleh salinan peraturan KPPU tersebut, dapat mengunjungi laman resmi KPPU (https://kppu.go.id/peraturan-komisi/).

(26)

di KPPU

Pada tahun 2021, KPPU juga melakukan berbagai penataan peraturan guna meningkatkan kualitas dan kredibilitas KPPU sebagai lembaga penegak hukum persaingan di Indonesia. Beberapa peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peraturan KPPU Nomor 1 Tahun 2021 tentang Kebijakan Akuntansi di Lingku ngan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Peraturan ini dibuat sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan tujuan dapat memberikan solusi terhadap kebijaan akuntansi atas penyisihan piutang tidak tertagih denda persaingan usaha di Komisi Pengawas Persaingan Usaha.

2. Peraturan KPPU Nomor 3 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Peraturan ini merupakan peraturan pelaksanaan dari Pera turan

Pemerintah Nomor 44 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Peraturan ini dibuat dengan tujuan agar memberikan kepastian hukum dan tertib pembentukan Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha serta menghasilkan peraturan yang berkualitas, efektif, dan efisien. Dalam peraturan ini memuat proses penyusunan peraturan KPPU mulai dari perencanaan, penyusunan, penetapan, pengundangan, dan penyebarluasan. Peraturan ini telah diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 751.

3. Peraturan KPPU Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia

Peraturan ini dibuat sebagai sistem manajemen sumber daya manusia yang komprehensif dan integratif guna menciptakan sumber daya manusia yang profesional, berintegritas, dan bertanggung jawab. Secara garis besar peraturan ini mencakup tentang penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan pegawai, peringkat jabatan dan nama jabatan, pola karier, hak dan kewajiban, honorarium, pendidikan dan pelatihan, penghargaan, penilaian kinerja, disiplin, dan pemberhentian.

(27)
(28)

Bab 3

Mengawal

Pemulihan dengan

Penegakan Hukum

(29)

3.1. Penanganan Perkara, Litigasi, dan Eksekusi

Penanganan Laporan

Sepanjang tahun 2021, KPPU mena ngani laporan sebanyak 205 Laporan. 205 laporan tersebut terdiri dari 146 (seratus empat puluh enam) laporan yang diterima dan diregister pada tahun 2021 dan 59 laporan yang diteri ma dan diregister pada tahun sebelum 2021. Sebanyak 52 Laporan berhasil diselesaikan di tahun 2021. Dari 205 laporan tersebut, 10 laporan (atau 4,9%) naik ke tahap penyelidikan, 42 laporan (atau 20,5%) ditu tup/dihentikan, dan 153 laporan (atau 74,6%) masih dalam proses klarifikasi.

Jumlah laporan yang diterima pada tahun 2021 naik 59% jika diban dingkan dengan jumlah laporan yang diterima pada tahun 2020. Peningkatan laporan ini menunjukkan semakin baiknya pemahaman masyarakat terkait dengan bentuk- bentuk pelanggaran persaingan usaha sekaligus bentuk kepercayaan publik atas peranan KPPU RI dalam penegakan hukum persaingan usaha. Meskipun adanya pandemi Covid-19, tidak menghala ngi masyarakat untuk menyampaikan laporan melalui jalur elektronik/ online.

Dari laporan yang masuk di tahun 2021, sebagian besar domisili objek atau peri- laku yang dilaporkan secara berurutan berasal dari DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Sementara tidak terdapat laporan berkaitan dengan objek di wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, dan Maluku. Objek atau peri laku pelanggaran maupun asal pela por terbanyak berasal dari propinsi DKI Jakarta, dengan 32 laporan berdasarkan asal pelapor, dan 20 laporan berdasarkan objek atau perilaku yang dilaporkan.

Dari laporan yang diterima pada tahun 2021, sebagian besar laporan meru pakan dugaan persekongkolan tender dengan 104 laporan (71%) dan dugaan perilaku di luar persekongkolan tender dengan 42 laporan (29%). Terlihat bahwa laporan dugaan persekongkolan tender masih mendominasi laporan yang masuk ke KPPU. Persentase laporan terkait tender tersebut meningkat jika dibanding kan tahun sebelumnya, yakni 62%.

(30)

Penelitian Inisiatif

Penyelidikan

Selain bersumber dari laporan masya- rakat, KPPU melakukan pemeriksaan berdasarkan inisiatif yang bersumber dari Penelitian Perkara Inisiatif.

Umum nya penelitian inisiatif tersebut difokuskan untuk perilaku non tender.

Terbukti sepanjang tahun 2021, KPPU telah melakukan 32 penanganan perkara inisi atif baik berupa tender (7 atau 22%) maupun non-tender (25 atau 78%). Dari 32 inisiatif tersebut, 9 di antaranya (28,1%) dilanjutkan ke tahap penyelidikan, 17 inisiatif dalam proses (53,1%), dan 6 inisiatif dihentikan (18,7%).

KPPU melakukan 65 pe nye lidikan sepanjang tahun 2021, 45 (69,2%) di antaranya adalah penyelidikan dugaan persekongkolan tender, dan 20 (30,8%) merupakan penyelidikan di luar persekongkolan tender. Ke- 65 penyelidikan tersebut, melibatkan 180 (seratus delapan puluh) terlapor.

29%

71%

Dugaan

Persekongkolan Tender

Dugaan

Persekongkolan Non Tender PENYELIDIKAN SEPANJANG TAHUN 2021 Grafik 3.1.2.

Persentase Klasifikasi Laporan yang Diterima

69,2%

30,8%

Tender Non Tender

(31)

Tujuh (10,8%) dari 65 penyeli- dikan tersebut ditindaklanjuti ke tahap pemberkasan (untuk masuk ke persidangan majelis), 23 (33%) ditutup, dan 39 (57%) masih berjalan. Sehingga total jumlah penyelidikan bertambah dari 65 menjadi 69, hal tersebut dikarenakan adanya 1 penyeli- dikan yang dipecah menjadi 2 penyelidikan berbeda, serta adanya 3 penyelidikan yang ditindaklanjuti untuk dilakukan proses penyelidikan kembali.

Grafik 3.1.3.

Total Denda dari Putusan

yang dibacakan pada Tahun 2021 Tindak Lanjut

Kegiatan Penyelidikan

(32)

Persidangan Majelis Komisi

Sepanjang tahun 2021, KPPU sudah mengeluarkan 26 (dua puluh enam) Putusan perkara. Dari 26 (dua puluh enam) Putusan tersebut, 5 (lima) di antaranya merupakan perkara Non Tender, 10 (sepuluh) perkara Tender, serta 11 (sebelas) perkara keterlambatan notifikasi merger dan akuisisi. Total denda atas Putusan KPPU tersebut mencapai Rp55.283.500.000 (lima puluh lima miliar dua ratus delapan puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) dari 31 pelaku usaha yang dijatuhkan denda.

Dari proses persidangan Majelis Komisi yang dilakukan KPPU tidak hanya menghasilkan Putusan perkara tetapi juga berupa Penetapan. Di tahun 2021, KPPU telah mengeluarkan 1 (satu) Penetapan Perubahan Perilaku terkait Ope rasional Taksi di Bandar Udara Sultan Hasanuddin oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dan 1 (satu) Penetapan Penghentian Perkara terkait Dugaan Pelanggaran Pasal 19 Huruf d Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait Angkutan Barang di Laut untuk atau Barang Penting pada Program Tol Laut Tahun 2017 Trayek Tanjung Perak – Wanci – Namlea – Wanci – Tanjung Perak (T-1) dan Tanjung Perak – Kalabahi – Moa – Saumlaki – Moa – Kalabahi – Tanjung Perak (T-2).

42%

19%

39%

Putusan KPPU

Tahun 2021

(33)

Litigasi

Dari 26 (dua puluh enam) Putusan yang dikeluarkan KPPU pada tahun 2021, 7 (tujuh) di antaranya diajukan Keberatan oleh para Terlapor. Dari jumlah tersebut, 5 (Lima) Putusan KPPU dikuatkan oleh Pengadilan Niaga, 1 (Satu) Putusan KPPU dibatalkan sebagian oleh Pengadilan Niaga dan 1 (satu) Putusan lainnya masih dalam Proses Keberatan di tingkat Pengadilan Niaga.

Hingga saat ini, dari 6 (enam) perkara yang telah diputus oleh Pengadilan Niaga di atas, kesemuanya diajukan Upaya Hukum selanjutnya yakni Upaya Hukum Kasasi, dengan hasil 3 (tiga) Putusan KPPU sudah dikuatkan di tingkat Mahkamah Agung, sedangkan 3 (tiga) Putusan lainnya masih dalam proses pemeriksaan di tingkat Mahkamah Agung.

Pada tahun 2021, jumlah denda yang dikeluarkan KPPU dan berkekuatan hukum tetap mencapai Rp67.501.936.320 (enam puluh tujuh miliar lima ratus satu juta sembilan ratus tiga puluh enam ribu tiga ratus dua puluh rupiah).

Dari proses litigasi yang dilakukan pada tahun 2021, terdapat 7 (tujuh) Putusan KPPU yang dikuatkan oleh Pengadilan Negeri dan/atau Penga dilan Niaga.

Sedangkan Putusan KPPU yang dikuatkan oleh Mahkamah Agung sepanjang tahun 2021 sebanyak 10 (sepuluh) Putusan.

Jumlah penerimaan denda atas Putusan KPPU sepanjang tahun 2021 adalah sebesar Rp148.460.883.992 (seratus empat puluh delapan miliar empat ratus enam puluh juta delapan ratus delapan puluh tiga ribu sembilan ratus sembilan puluh dua rupiah).

Grafik 3.1.5.

(34)

Jumlah Terlapor

Putusan Inkracht

per 31 Desember 2021

646 TERLAPOR

Jumlah Putusan yang

Belum Dilaksanakan

per 31 Desember 2021

111 PUTUSAN

Jumlah Terlapor yang

Belum Menjalankan Putusan per 31 Desember 2020

333 TERLAPOR

Jumlah Piutang Inkracht

per 31 Desember 2021

RP970.266.141.335

Jumlah Putusan Inkracht

per 31 Desember 2021

197 PUTUSAN

per 31 Desember 2021

RP592.519.899.327

Saldo Piutang

per 31 Desember 2021

RP377.756.244.674

Statistik Pelaksanaan Putusan Secara Keseluruhan

Jumlah Penerimaan

(35)

Notifikasi merger dan akuisisi ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengalami peningkatan cukup signifikan di tahun 2021. Tercatat ada 233 notifikasi yang masuk ke KPPU, meningkat sekitar 20% dari tahun 2020 yang mencatat 195 notifikasi. Nilai transaksi yang dilaporkan dalam setahun tersebut, secara akumulatif mencapai sekitar Rp 8.833 triliun atau tepatnya Rp8.833.068.981.904.570. Sebagian besar transaksi yang dilaporkan berupa akuisisi saham (87%) dan perpindahan aset (11%). Notifikasi terbanyak berasal dari sektor properti, logistik dan teknologi. Sementara transaksi antar pelaku usaha asing mencapai 41% dari transaksi yang notifikasikan. Singapura, Jepang, dan Australia merupakan negara dengan pelaku usaha terbanyak melakukan notifikasi ke KPPU pada tahun lalu.

Dalam kurun waktu lima tahun, KPPU sudah menangani 42 perkara terkait keterlambatan notifikasi merger dan akuisisi. Pada tahun 2017, KPPU menangani 5 perkara, di tahun 2018 turun menjadi 3 perkara, namun naik pesat pada tahun 2019 sebanyak 20 perkara. Di tahun 2020 mengalami penurunan dengan 11 perkara dan di tahun 2021 sebanyak 3 perkara.

3.2. Penilaian Merger dan Akuisisi (M&A)

Pengambilalihan Saham Penggabungan Badan Usaha Peleburan Badan Usaha Perpindahan Aset

Jenis Notifikasi Jumlah

202 5 0 25

Grafik 3.2.2.

Notifikasi Berdasarkan Jenis Transaksi Grafik 3.2.1.

Tren Fluktuasi Notifikasi M&A yang Diterima KPPU

2017 2018 2019 2020 2021

50 100 150 200

90 78

124

195 233

250

(36)

Singapura Jepang Australia Malaysia

China dan Inggris

Jumlah Transaksi Negara

18 8 7 6 5

Tahun 2021, KPPU berhasil memperoleh sertifikasi ISO 9001:2015 untuk proses penilaian Merger dan Akuisisi di KPPU. ISO 9001:2015 ini merupakan sertifikasi kualitas sistem manajemen. Artinya, proses penilaian atas notifikasi Merger dan Akuisisi di KPPU telah secara konsisten memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen atau perusahaan yang melakukan notifikasi, dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. ISO 9001:2015 ini juga dibuat untuk meningkatkan kepuasan konsumen, khususnya melalui proses penilaian notifikasi yang efektif.

Notifikasi Berdasar Asal Transaksi

Grafik 3.2.4.

Lima Besar Asal Negara yang Melakukan Notifikasi

Asing-Asing Asing-Lokal Lokal-Lokal Lokal-Asing

Jenis Notifikasi Jumlah

96 35 99 3

Total 233

(37)

3.3. Pengawasan Kemitraan UMKM

Tahun 2021, KPPU menerima 12 laporan masyarakat terkait pengawasan kemitraan, dan 1 penelitian inisiatif. Jumlah pengawasan kemitraan ini meningkat 41% dari tahun sebelumnya. Hal ini ditengarai terdapatnya peningkatan pemahaman mengenai hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan prinsip- prinsip kemitraan yang sehat, antara pelaku usaha besar dengan UMKM.

Sepanjang tahun 2021, KPPU mena ngani 15 (lima belas) kasus pelaksanaan kemi- traan. Sebagian besar (13 ka- sus) berasal dari laporan yang di sampaikan masyarakat, sementara sisanya (2 kasus) berasal dari inisiatif KPPU.

Kasus tersebut berada di ber bagai tahapan proses, seperti peme riksaan pendahu- luan, pemberian peringatan, atau pemeriksaan lanjutan.

Berikut statistik status kasus pelaksanaan kemitraan di tahun lalu.

Grafik 3.3.1.

Pengawasan Pelaksanaan Kemitraan 2019 - 2021

INISIATIF LAPORAN

2019 2019 2021 2021 2020 2020

(38)

Kinerja KPPU dalam mengawasi pelaksanaan Kemitraan dapat dikatakan telah memberikan dampak positif dan manfaat kepada masyarakat. Dampak positif khususnya bagi pelaku UMKM yang bermitra di antaranya adalah perbaikan dan peningkatan pengelolaan kebun plasma seluas 23.566,98 ha pada sektor perkebunan sawit, sampai pada peningkatan hasil panen dan pendapatan plasma. Manfaat ini dirasakan oleh 11.437 kepala keluarga atau sekitar 45.748 jiwa. Terdapat juga penanganan perkara yang berdampak pada petani plasma yang memperoleh pengembalian lahan kebun dari perusahaan inti seluas 492,01 hektar.

Dampak positif yang sama juga terjadi di penanganan perkara di sektor konstruksi, dengan adanya pelunasan keterlambatan pembayaran pekerjaaan dari kontraktor utama kepada sub kontraktor senilai Rp9.189.505.575. Di sektor transportasi online, manfaat nyata yang dirasakan mitra dengan terbukanya akses untuk menyetarakan hak-hak mitra dan kesempatan pengajuan banding.

Perbaikan tersebut dinikmati oleh lebih dari 3,5 juta pengemudi mitra penyedia layanan transportasi online di seluruh Indonesia. Pengemudi yang telah putus mitra juga memperoleh kembali sisa saldonya. Saat ini lebih dari 4.000 pengemudi telah menerima pengembalian sisa saldo senilai lebih dari Rp500 juta.

Sebanyak 692 peternak mitra pada sektor peternakan ayam turut pula menikmati hasil perbaikan pelaksanaan kemitraan dengan meningkatnya penghasilan mitra.

Begitu pula yang dirasakan oleh 1.566 Agen Pos pada sektor logistik diseluruh Indonesia.

Status Penanganan Kasus Kemitraan Tahun 2021

Pemeriksaan Pendahuluan I Pemeriksaan Pendahuluan II Peringatan I Peringatan II Peringatan III Pemeriksaan Lanjutan

8 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus 2 Kasus 2 Kasus

(39)
(40)

Bab 4

Bangkitkan Kinerja dan

Membumikan Budaya

Persaingan

(41)

4.1. Penelitian Ekonomi dan Sektoral

Suatu kajian diperlukan untuk menggambarkan struktur, perilaku, kinerja dan perkembangan harga di industri tertentu baik di tingkat konsumen maupun produsen, serta kaitannya dengan potensi-potensi yang dapat mengarah kepada persaingan usaha yang tidak sehat. Dalam kurun waktu satu tahun, KPPU berhasil melakukan 5 (lima) kajian berkaitan dengan Pengawasan Persaingan Usaha pada beberapa sektor industri di Indonesia, di antaranya adalah Kajian Pasar Bersangkutan dalam Ekonomi Digital, Kajian Persaingan Usaha dan Kesejahteraan di Indonesia, Kajian Kemitraan di Industri Otomotif, Kajian Jabatan Rangkap, dan Kajian Industri Ayam Ras 2021.

Penyusunan kajian pasar bersangkutan dalam ekonomi digital ini meru pakan kajian yang dilakukan KPPU guna menyusun perubahan Peraturan KPPU No. 3 tahun 2009 tentang Pedoman Pasar Bersangkutan Berdasarkan Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Rancangan penyusunan pedoman pasar bersangkutan merupakan wujud KPPU dalam merespon perkembangan teknologi dan inovasi dalam Industri 4.0 yang membawa perubahan besar dalam kegiatan ekonomi dan berimplikasi pada munculnya model-model bisnis baru dan hubu ngan hukum yang timbul di dalamnya. Tentunya perkembangan tersebut berdampak pula pada perubahan perilaku pelaku usaha.

Perkembangan bisnis membuat pasar bersangkutan menjadi semakin kompleks karena batasan produk dan geografis yang seakan-akan melampaui batasan tradisional yang ada. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks menuntut perkembangan regulasi yang juga cepat. Sektor ekonomi yang semula didominasi oleh sektor tradisional sudah mengarah ke ekonomi digital.

Perkembangan ekonomi digital bahkan digadang-gadang akan menjadi sumber pendorong ekonomi baru. Beberapa yurisdiksi di dunia sudah banyak melakukan kajian tentang penentuan pasar bersangkutan di kasus pasar multi-sisi yang umumnya terjadi dalam sektor ekonomi digital.

Penentuan pasar bersangkutan dalam ekonomi digital pada dasar nya tidak berbeda secara prinsip dasar dari penentuan pasar bersangkutan secara umum, yaitu dengan mempertimbangkan dimensi pasar produk serta dimensi pasar Kajian Pasar Bersangkutan dalam Ekonomi Digital

(42)

fis dan mempertimbangkan karakteristik ekonomi platform yang dianalisis secara kasuistis.

Sebagai bentuk awal dalam melakukan penyusunan perubahan peratu ran KPPU tentang Pedoman Pasar Bersangkutan, kajian ini disusun dalam bentuk Naskah Urgensi yang berisi mengenai hasil pengkajian dan penelitian yang memuat urgensi perkembangan ekonomi digital dalam pasar bersangkutan.

Kajian Persaingan Usaha dan Kesejahteraan di Indonesia

Kajian ini merupakan upaya untuk menganalisis pengaruh persaingan usaha terhadap kesejahteraan dilihat dari aspek makro. Tujuannya adalah adanya optimisme dampak positif bahwa persaingan usaha yang sehat memengaruhi tingkat pertumbuhan kesejahteraan ekonomi. Kesejahte raan dalam konteks penelitian ini menggunakan metode dengan ukuran-ukuran yang biasa digunakan dalam kajian ekonomi makro atau publik seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), produktivitas, tenaga kerja, tingkat upah dan indeks pembangunan manusia. Persaingan usaha sendiri diukur dengan menggunakan ukuran indeks persaingan usaha yang sudah disurvei KPPU secara nasional sejak tahun 2018.

Dalam kajian disimpulkan bahwa pasar yang semakin mengarah kepada persaingan sempurna akan mendorong efisiensi bagi ekonomi sedangkan pasar yang semakin me ngarah kepada monopoli akan mendorong inefisiensi bagi ekonomi. Kompetisi yang semakin tinggi dapat mendorong inovasi perusahaan dan tekanan untuk lebih efisien dalam penggunaan sumber daya sehingga dapat menciptakan produktivitas dan harga produk yang kompetitif. Dengan peningkatan produktivitas dan harga yang semakin kompetitif, persaingan usaha dapat meningkatkan permintaan tenaga kerja dan menurunkan upah riil.

Ukuran kesejahteraan nasional terus berkembang untuk mencari alterna tif dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang saat ini masih menjadi ukuran kesejahteraan nasional di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, indikator kesejahteraan nasional di Indonesia juga terus berkembang dan salah satu yang digunakan juga sebagai indikator kesejahteraan sebagai alternatif PDB ialah indeks pembangunan manusia (IPM) dengan menambahkan dua dimensi lain yaitu pendidikan dan kesehatan. Selain itu persaingan usaha dapat diukur menggunakan dimensi penegakan kebijakan, apakah suatu negara sudah memaksimalkan pelaksanaan persaingan usaha yang sehat atau belum. Disimpulkan, untuk negara-negara berpendapatan rendah, kebijakan persaingan usaha tidak terlalu memengaruhi

(43)

Sektor PDRB

(dalam miliar rupiah) Indeks Kompetisi

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 55.465,33 4.69

Pertambangan dan Penggalian 29.903,00 4.40

Industri Pengolahan 6.276,33 4.71

Pengadaan Listrik, Gas 1095.33 4.19

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Lim-

bah dan Daur Ulang 361,67 4.24

Konstruksi 18.251,00 4.69

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 17.305,67 5.01

Transportasi dan Pergudangan 4.477,67 4.78

Penyediaan Akomodasi dan Makanan dan

Minum 13.140,00 5.00

Informasi dan Komunikasi 31.494,67 4.74

Jasa Keuangan dan Asuransi 1.785,00 4.84

Real Estate 9.661,33 4.78

Jasa Perusahaan 664,00 4.74

Jasa Pendidikan 3461,67 4.80

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1107.33 4.77 Tabel 4.1.1.

Rata-rata PDRB Sektoral dan Indeks Persaingan Usaha Sektoral Tahun 2018-2020

pertumbuhan ekonomi karena kerangka institusinya masih relatif lemah.

Untuk negara berpendapatan menengah hingga tinggi, dampak dari kebijakan persaingan usaha masih tergantung pada efisiensi dalam penegakan hukum persaingan yang dilakukan.

(44)

usaha di bawah 4.5 selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; dan pengadaan listrik dan gas. Secara umum, ketiga sektor tersebut merupakan sektor-sektor yang masih belum diintervensi sektor swasta sehingga persaingan usaha masih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum persaingan usaha di Indonesia cenderung menuju persaingan yang tinggi dengan skor rata-rata selama periode 2018-2020 (tiga tahun terakhir) sebesar 4,64 dan 4,56 untuk masing-masing indeks persaingan usaha dengan bobot sama dan bobot principal component ana lysis (PCA). Persaingan usaha secara umum memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik menggunakan data sektoral per provinsi maupun menggunakan data agregat provinsi selama periode 2018-2020. Secara tidak langsung, persaingan usaha mendorong produktivitas tenaga kerja, mendorong tingkat upah yang semakin tinggi.

Dari hasil kajian yang dilakukan, secara umum KPPU menemukan bahwa terdapat hubungan korelasi antara persaingan usaha dengan kesejahteraan yang diukur dengan pertumbuhan ekonomi, produktivitas, pertumbuhan produktivitas dan indeks pembangunan manusia. Tingkat penyerapan tenaga kerja dan tingkat upah masih belum dipengaruhi secara signifikan oleh persaingan usaha. Kemudian, KPPU menyaran kan kepada para pengambil kebijakan untuk terus mendorong pengarusutamaan persaingan usaha di setiap sektor ekonomi, melakukan reformasi pasar secara komprehensif yang berdampak pada kesejahteraan tenaga kerja dan upah buruh, sehingga wilayah provinsi yang memiliki nilai indeks rendah dapat tumbuh dan berkembang juga.

Dari hasil analisis kajian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur korelasi antara penyelenggaraan persaingan usaha terhadap tingkat kesejahte raan masyarakat.

Pembuat kebijakan juga dapat mempertimbangkan kondisi sektor usaha pada setiap wilayah yang memiliki nilai indeks persaingan rendah di bawah rata-rata dan mendorong naiknya nilai indeks tersebut. Sehingga pada tahun 2024, dapat tercipta nilai indeks di atas rata-rata pada setiap sektor usaha di Indonesia.

Kajian Kemitraan di Industri Otomotif

Kajian ini menggunakan metode kua litatif, dengan jenis penelitian deskriptif dan eksploratif dengan analisis SWOT dan berfokus untuk melihat pola-pola kemitraan yang terjadi dalam industri otomotif nasional serta untuk mengetahui apakah terjadi pelanggaran dalam hubungan kemitraan tersebut. Pengumpulan

(45)

data primer dilakukan terhadap pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah terhadap usaha Besar industri otomotif nasional di Pulau Jawa dengan total sampel perusahaan di keenam provinsi (Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta) berjumlah 63 (enam puluh tiga) perusahaan. Serta data sekunder dari berbagai sumber relevan mencakup lembaga pemerintahan dan asosiasi.

Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan survei dan wawancara perusahaan Menengah, Kecil dan Mikro, terkait perjanjian/kontrak kerjasama kemitraan otomotif antara UMKM dengan Perusahaan Besar, sudah melakukan kemitraan yang ditandai dengan adanya perjanjian/kontrak kerja yang dituangkan dalam perjanjian tertulis dengan pola kemitraan sub kontrak. Pertama secara keseluruhan perusahaan menengah, kecil dan mikro roda empat atau lebih dan roda dua yang bermitra sebesar 58,3% dan tidak bermitra 41,7%. Otomotif roda empat atau lebih, terdapat 68,7% perusahaan menengah yang bermitra dan 31,3% tidak bermitra; perusahaan kecil yang bermitra 75% dan 25% tidak bermitra serta 33,3% perusahaan mikro yang bermitra dan 66,7% tidak bermitra.

Otomotif roda dua, terdapat 50% perusahaan menengah yang bermitra dan 50%

tidak bermitra; perusahaan kecil yang bermitra 25% dan 75% tidak bermitra serta 20% perusahaan mikro yang bermitra dan 80% tidak bermitra.

Mayoritas UMKM industri otomotif untuk roda dua dan roda empat berada di Provinsi Jawa Barat, diikuti Banten, Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah istimewa Yogyakarta, Kepulauan Riau, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan. Dari sisi kebijakan, masing-masing daerah telah mendukung program-program kemitraan UMKM dalam industri otomotif untuk menunjang kemajuan kemitraan dalam industri otomotif nasional. Contohnya, di beberapa daerah seputar Pulau Jawa telah dibentuk sentra UMKM, seperti di Majalengka, Sukabumi, Mojokerto, Tegal, dan Penggilingan di Jakarta Timur.

Selanjutnya, penelitian menggunakan analisis SWOT kepada beberapa UMKM yang tersebar pada 6 (enam) provinsi di Pulau Jawa: Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi DIY Yogyakarta. Posisi dan strategi pengembangan kemitraan UMKM industri otomotif di Indonesia menunjukkan, kemitraan UMKM yang umumnya dijalankan dengan sub kontrak kepada pelaku usaha besar mempunyai potensi untuk berkembang dan meningkatkan kualitas produknya. Selain itu, dalam perjanjian kemitraan yang dituangkan sudah mencakup prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan sebagaimana

(46)

industri otomatif nasional. Hal tersebut juga sebagai bentuk duku ngan terhadap industri domestik yang mulai tergerus dengan kehadiran komponen impor.

KPPU mengharapkan hubungan kemitraan yang terjadi dalam industri otomotif nasional dapat terus berjalan dengan baik.

Kajian Jabatan Rangkap

Jabatan rangkap kerap kali ditemui di institusi publik maupun swasta. Hubungan jabatan rangkap secara vertikal umumnya terjadi di mana pejabat publik juga menduduki posisi penting, misalnya sebagai direksi atau komisaris, di BUMN maupun di perusahaan swasta. Sementara hubungan rangkap secara horizontal terjadi ketika direksi atau komisaris BUMN menjadi komisaris di BUMN lainnya atau ketika direksi atau komisaris di perusahaan swasta juga merangkap di perusahaan swasta lainnya.

Jabatan rangkap yang terjadi di pasar bersangkutan yang sama memiliki dampak negatif bagi persaingan usaha. Beberapa perkara jabatan rangkap telah ditangani oleh KPPU, salah satunya di sektor penerbangan. Dalam Perkara No.

1/KPPU/L/2003, KPPU memutuskan bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap Pasal 26 UU No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU NO. 5/1999) yang dilakukan oleh PT Garuda dan PT Abacus.

Dalam kasus tersebut KPPU menemukan adanya jabatan rangkap, di mana diketahui bahwa dua orang Direksi PT Garuda juga menjabat sebagai Komisaris di PT Abacus. Hubungan antara PT Garuda dan PT Abacus adalah perusahaan induk dengan anak perusahaan (hubungan vertikal), di mana PT Garuda sebagai penyedia jasa transportasi udara dan PT. Abacus adalah penyedia Computerized Reservation System (CRS).

Jabatan rangkap berpotensi menyebabkan benturan kepentingan dan menyebabkan persaingan usaha yang tidak sehat. Dalam penelitian dituangkan beberapa pandangan mengenai jabatan rangkap, peratu ran, dan hasil penelusuran mengenai jabatan rangkap yang terjadi selama kurun waktu penelitian terhadap 126 (seratus dua puluh enam) perusahaan BUMN yang terbagi ke dalam 12 (dua belas) cluster BUMN. Hasil penelitian menemukan sedikitnya terdapat 1.114 (seribu seratus empat belas) jabatan rangkap pejabat BUMN di berbagai perusahaan swasta, baik yang bergerak dalam bidang industri yang sama, berkaitan, maupun tidak ada kaitan sama sekali.

Penelitian menemukan adanya praktek rangkap jabatan dalam pengelolaan BUMN yang digolongkan kedalam empat bentuk yaitu rangkap Direksi BUMN

(47)

dengan Direksi non BUMN, Direksi BUMN dengan Komisaris non BUMN, Komisaris BUMN dengan Direksi non BUMN dan Komisaris BUMN dengan Komisaris non BUMN. Terdapat beberapa jabatan rangkap yang terjadi pada bidang industri yang sejenis (dalam pasar yang sama atau horizontal) dan atau dalam pasar yang saling terkait (integrasi vertikal). Hal tersebut berpotensi bertentangan dengan persaingan usaha yang sehat terutama pasal 26 tentang Jabatan Rangkap dan pasal-pasal lain dalam UU NO. 5/1999.

Secara umum, dari sisi regulasi terdapat larangan bagi pejabat BUMN untuk melakukan rangkap jabatan di BUMN lainnya berdasarkan peratu ran perundangan terkait BUMN dan pelayanan publik. Terdapat larangan bagi direksi BUMN untuk merangkap jabatan di perusahaan swasta, namun ada pengecualian untuk duduk sebagai komisaris jika mendapat izin dari menteri untuk mewakili/

memperjuangkan kepentingan BUMN. Secara khusus, tidak terdapat larangan dalam UU BUMN dan permen BUMN bagi komisaris BUMN untuk melakukan jabatan rangkap sebagai komi saris di perusahaan swasta, larangan hanya berlaku bagi komisaris BUMN untuk menjadi direksi.

KPPU menyampaikan hasil kajian ini kepada publik sebagai bentuk pertanggungjawaban. Tidak hanya itu, KPPU juga memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah, dalam hal ini khususnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menilai kembali beberapa peraturan- peraturan yang berpotensi bertentangan (disharmonis) dengan UU NO. 5/1999 ataupun peraturan perundang-undangan, khususnya Peraturan Menteri BUMN No. 10 Tahun 2020.

Kajian Industri Ayam Ras 2021

Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peng- umpulan data dilakukan dengan teknik wawancara atau diskusi serta melakukan permintaan data dengan berbagai pihak terkait industri ayam ras.

Berdasarkan kajian disimpulkan bahwa struktur pasar unggas terbagi atas dua segmen yaitu pasar Day Old Chicken (DOC) dan pasar pakan ternak. Rasio konsentrasi empat (CR4) perusahaan DOC terbesar yaitu 80%, menunjukkan struktur pasar bersifat oligopoli dan rasio konsentrasi tiga (CR3) perusahaan Pakan terbesar sebesar 60%.

Perusahaan peternakan skala besar melakukan penyalahgunaan integrasi

(48)

peternak mandiri yang relatif lebih tinggi. Peternak mandiri dan peternak plasma seringkali dihadapkan pada kenaikan harga sarana produksi peternakan (sapronak). Sedangkan, harga ayam hidup di tingkat peternak (livebird) seringkali berada di bawah biaya pokok produksi.

Pada bulan Juli 2021, harga livebird secara nasional sempat menyentuh Rp13.662/

ekor (di bawah Harga Acuan Permendag No. 07/2020). Sementara pada saat yang sama, harga DOC mencapai Rp8.500/ekor (di atas Harga Acuan Permendag No.

07/2020). Oligopoli yang terjadi pada industri pakan dan DOC, serta terja dinya integrasi vertikal telah mengakibatkan hambatan persaingan vertikal terutama bagi peternak mandiri dengan peternak terintegrasi. Hingga beberapa peternak mandiri “exit” dari industri ayam. Nilai tukar peternak (baik mandiri maupun mitra integrator) cenderung menurun sejak 2018 (di bawah 100). Implikasinya, kesejahteraan para peternak mengalami penurunan, di saat yang sama omzet dan bisnis integrator meningkat.

KPPU terus melakukan monitoring terhadap perilaku pelaku usaha industri ayam ras khususnya pasar pakan dan DOC dengan struktur industri yang bersifat oligopoli dan terintegrasi sehingga potensi ada nya perilaku kartel, penetapan harga, integrasi vertikal, penyalahgunaan posisi dominan atau penguasaan pasar dapat terdeteksi dan dilakukan penyelidikan sesuai dengan peratu ran per- undang-undangan.

4.2. Indeks Persaingan Usaha 2021

Setiap tahunnya KPPU selalu melakukan kajian dan penilaian Indeks Persaingan Usaha (IPU) yang bertujuan untuk mengukur tingkat persaingan usaha di setiap sektor ekonomi yang ada pada setiap provinsi di Indonesia. Kajian IPU dilakukan secara nasional di 34 (tiga puluh empat) provinsi melalui metode agregasi dengan mengukur persaingan usaha di setiap sektor ekonomi di daerah. IPU merupakan satu-satunya indikator persaingan usaha yang mencakup seluruh provinsi di seluruh Indonesia dan 15 (lima belas) sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Seluruh proses penilaian terhadap kondisi persaingan usaha sektoral di setiap provinsi diperoleh berdasarkan persepsi responden yang merupakan stakeholder di daerah yang dianggap memahami kondisi persaingan usaha di daerahnya.

Konsep atau paradigma yang digunakan sebagai kerangka dasar penyusunan indeks persaingan usaha adalah paradigma SCP (Structure, Conduct dan Performance) ditambah sisi dimensi pasar (kondisi permintaan dan penawaran),

(49)

dimensi regulasi serta dimensi kelembagaan (pemahaman responden terhadap kelembagaan dan kebijakan persaingan usa ha). Metode survei dilakukan secara luring dan daring dengan bantuan kuesioner yang terstruktur melalui wawancara mendalam (indepth interview). Metode yang digunakan dalam perhitungan bobot untuk setiap dimensi adalah metode Principal Component Analyis (PCA) dan bobot sama.

Hasil kajian menunjukkan fluktuasi perkembangan angka Indeks Persaingan Usaha mengalami, terbukti dari grafik perkembangan IPU dari tahun 2018 hingga 2021.

4,63

4,72

4,65

4,81

2018

2019 2020

2021 Perkembangan Indeks Persaingan Usaha

2018-2021 Grafik 4.2.1.

Sumber: Laporan IPU 2018-2021

Berdasarkan hasil kajian, IPU Tahun 2021 mencapai pada 4.81 poin (skala 1-7). Hal ini menunjukkan bahwa persaingan usaha secara nasional termasuk ke dalam kategori persaingan usaha menuju tinggi. Selain itu juga terdapat kenaikan nilai IPU pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020. Nilai IPU tahun ini juga semakin mendekati Target Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2024 yakni Indeks Persepsi Persaingan Usaha 5,0 poin.

Grafik 4.2.2.

Indeks Persaingan Usaha per Provinsi Tahun 2021

5.41

(50)

tertinggi adalah: Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Lampung, Provinsi Bali, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jambi dan Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan daerah dengan tingkat persaingan usaha terendah adalah: Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Riau, Provinsi Bengkulu, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Gorontalo, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Selain itu, dari hasil olah data terdapat beberapa provinsi yang mengalami kenaikan signifikan IPU pada tahun 2021 bila dibandingkan dengan tahun 2020.

Provinsi tersebut adalah Provinsi Bengkulu, Provinsi Papua, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Maluku, Provinsi Jambi, Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi DI. Yogyakarta, sebagaimana dalam grafik di bawah ini (warna merah menunjukkan provinsi yang mengalami penurunan Indeks Persaingan Usaha yang cukup besar).

12 Provinsi dengan Peningkatan/Penurunan Indeks Persaingan Usaha Tertinggi di Tahun 2021

Grafik 4.2.3.

Sumber: Laporan IPU 2021 (diolah)

Khusus untuk provinsi Lampung dan Provinsi DI. Yogyakarta, salah satu sumban- gan kenaikan IPU adalah dikarenakan adanya keberadaan Kantor Wilayah (Kan- wil) KPPU yang baru dibuka pada tahun 2020-2021.

-4.56%

-4.48%

-4.39%

-4.68%

+4.93%

+4.24%

+4.68%

+5.39%

+5.18%

+4.53%

+5.11%

+4.99%

(51)

Dilihat dari sektor perkonomian, berikut merupakan data IPU dari 15 sektor ekonomi yang telah dihitung secara nasional (warna merah menunjukkan sektor ekonomi ber ada di bawah rata-rata atau sektor dengan persaingan usaha rendah):

15 Sektor dengan Indeks Persaingan Usaha Tertinggi/Terendah Tahun 2021

Grafik 4.2.4.

Sumber: Laporan IPU 2021 (diolah)

(52)

Sektor Penyedia Akomodasi dan Makan Minum, Sektor Perdagangan Besar Eceran, Reparasi Mobil dan Motor, Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, Sektor Jasa Pendidikan dan Sektor Informasi dan Komunikasi. Sedangkan sektor-sektor ekonomi yang memiliki persaingan usaha rendah adalah: Sektor Pertambangan & Penggalian, Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang serta Sektor Pengadaan Listik, Gas. Sektor ekonomi akan mendapatkan perhatian dari KPPU untuk mengetahui penyebab persaingan usaha di sektor ekonomi tersebut rendah dan apakah terdapat hambatan yang menyulitkan masuknya pemain baru dalam industri.

4.3. Asesmen Kebijakan Persaingan

Sejalan dengan tugas Komisi sesuai pasal 35 huruf “e”, UU NO. 5/1999, KPPU di tahun 2021 telah menyampaikan 26 (dua puluh enam) saran dan pertimba ngan kepada Pemerintah guna mencegah praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Baik dalam hal kebijakan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pelaksanaan Putusan Perkara di KPPU. Secara efektivitas, 21 (dua puluh satu) atau 81% (delapan puluh satu persen) saran dan pertimbangan tersebut dilaksanakan atau diimplementasikan oleh Pemerintah. Tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara total, sejak tahun 2001, telah terdapat 274 (dua ratus tujuh puluh empat) saran dan pertimbangan yang didorong KPPU kepada Pemerintah.

Di tahun 2021, KPPU melakukan 13 (tiga belas) kajian kebijakan, yang dapat dibe- dakan menjadi tiga jenis kajian, yakni kajian terkait bea masuk anti-dumping (BMAD) dan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP), kajian komoditas, dan kajian penunjang penyusunan peraturan KPPU. Sebagian besar kajian tersebut, (9 kajian) dilakukan atas kebijakan BMAD dan BMTP, antara lain terkait impor atas produk Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP), Expansible Polystyrene (EPS), Ubin Keramik, HRC Alloy, Pakain dan Aksesoris pakaian, Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS), Kertas Sigaret dan Kertas Plugwrap Non-Porous, Cold Rolled Stainless Steel (CRS) dan Lysine. Diikuti dengan tiga kajian tata niaga komoditas, yakni gula, garam, dan pangan. Satu kajian lain terkait naskah akademis penyusunan pera- turan KPPU juga dilakukan guna meningkatkan efektivitas pemberian saran dan pertimbangan kebijakan tersebut.

Menilik peran KPPU atas kebijakan pemerintah di sepanjang tahun 2021, tercatat adanya peningkatan adaptasi kebijakan persaingan dalam harmonisasi kebijakan

(53)

ekonomi nasional. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya keterlibatan KPPU dalam pengambilan kebijakan ekonomi. Keterlibatan tersebut dilakukan dalam bentuk keanggotaan KPPU di berbagai Tim Inter Kementerian/Lembaga untuk berbagai isu ekonomi, yakni:

a. Tim Pertimbangan Kepentingan Nasional yang dipimpin Kementerian Perdaga ngan;

b. Tim Tarif yang dipimpin oleh Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan;

c. Tim Kandungan Dalam Negeri yang dipimpin Kementerian Koordinator Mari- d. Tim Sustainable Development Product, yang dipimpin Kementerian Koordi-tim;

nator Ekonomi;

e. Tim Pengendali Inflasi Nasional/Daerah;

f. Tim Satgas Pangan Polri; dan

g. Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri terkait kebijakan persaingan di daerah.

Ada sebanyak 38 (tiga puluh delapan) kegiatan yang dilakukan oleh KPPU dengan Pemerintah, baik dalam diskusi terbatas, konsultasi, diskusi maupun rapat pleno.

Saat ini KPPU tengah melakukan pengembangan awal atas Sistem Aplikasi Asesmen Kebijakan Persaingan Usaha (SAKPU). SAKPU ini diharapkan menjadi alat untuk mengefektifkan pelaksanaan screening awal terhadap potensi kebersinggungan sebuah kebijakan dengan persaingan usaha. Screening tersebut dapat dilaksanakan baik oleh KPPU maupun stakeholder persaingan usaha terhadap penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan/

atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam perspektif persaingan.

SAKPU merupakan instrumen guna mengidentifikasi apakah sebuah kebijakan/

regulasi yang akan/sudah diberlakukan memiliki substansi pengaturan yang berkaitan dengan persaingan usaha atau tidak. Apabila hasil identifikasi menyim- pulkan terdapat substansi persaingan usaha di dalamnya, maka KPPU akan melakukan analisis dampak persaingan kebijakan/regulasi tersebut terhadap persai ngan usaha. Berikut adalah contoh Daftar Periksa Asesmen Kebijakan Persaingan Usaha yang dikembangkan.

(54)

Daftar Periksa Asesmen Kebijakan Persaingan Usaha (DP AKPU)

Pertanyaan Ya Tidak

Apakah Rancangan Peraturan Perundang-undangan/ Peraturan Perundang-undangan:

1. Memberikan pelimpahan kewenangan Regulator kepada Asosiasi/

kumpulan Pelaku Usaha untuk mengatur:

a. Harga

b. Jumlah Produksi

c. Jumlah Penjualan/Pasokan d. Wilayah Pemasaran e. Lain-lain?

2. Mengatur kewajiban menyampaikan data dan informasi Pelaku Usaha kepada Asosiasi/kumpulan Pelaku Usaha terkait:

a. Biaya b. Harga

c. Jumlah Produksi

d. Jumlah Penjualan/Pasokan e. Laba/rugi?

3. Mengatur kewajiban menjadi anggota Asosiasi/perkumpulan Pelaku Usaha agar dapat melakukan penyediaan barang/jasa da- lam satu Pasar?

4. Mengatur ketentuan yang memperbolehkan terjadinya kesepaka- tan Pelaku Usaha untuk mengatur Pasar?

5. Mengatur:

a. pembatasan jumlah produksi barang/jasa

b. pembatasan jumlah Penjualan/Pasokan barang/jasa c. pembatasan pembelian barang/jasa?

6. Mengatur penunjukan satu Pelaku Usaha atau beberapa Pelaku Usaha yang:

a. memproduksi barang/jasa b. memasok/menjual barang/jasa c. membeli barang/jasa?

7. Mengatur pembatasan jumlah Pelaku Usaha di dalam Pasar?

8. Mengatur kewajiban menggunakan barang dan/atau jasa tertentu?

9. Mengatur persyaratan yang hanya dapat dipenuhi oleh satu atau beberapa Pelaku Usaha tertentu di Pasar?

10. Mengatur Pembagian Wilayah pemasaran/Distribusi barang dan/

atau jasa?

11. Mengatur penetapan Harga oleh Regulator?

12 Mengatur ketentuan Diskriminatif terhadap Pelaku Usaha tertentu di Pasar?

13. Mengatur ketentuan yang mengakibatkan terjadinya peningkatan penguasaan Pasar/Posisi Dominan oleh Pelaku Usaha tertentu?

(55)

4.4. KPPU Award 2021

Untuk kedua kalinya pada tahun 2021, KPPU memberikan apresiasi kepada Kementerian dan Pemerintah Provinsi melalui kegiatan KPPU Award 2021 yang dilaksanakan pada 14 Desember 2021 di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat.

Tema yang diangkat tahun ini adalah “Persaingan Usaha, Kemitraan, dan Pemulihan Ekonomi”. Tema tersebut ditujukan untuk menunjukkan komitmen KPPU dalam terus mendukung penuh arahan Presiden dan berkolaborasi dengan Pemerintah, guna mengawal proses pemulihan ekonomi. Agar dapat mencegah terciptanya konsentrasi pasar yang tinggi pasca pemulihan ekonomi ke depan. Pada KPPU Award 2021, KPPU memberikan penghargaan atas dua kategori yaitu Persaingan Usaha dan Kemitraan bagi 11 (sebelas) Kementerian dan 9 (sembilan) Pemerintah Provinsi yang memiliki kinerja terbaik dalam pelaksanaan kebijakan persaingan dan pelaksanaan Kemitraan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Proses pemeringkatan penerima KPPU award 2021 dilakukan secara bertahap dengan melibatkan berbagai stakeholders, mulai dari akademisi, pengamat ekonomi, Forum Dosen Persaingan Usaha (FDPU), dan asosiasi pelaku usaha (KADIN).

Kandidat Penerima penghargaan KPPU award 2021 merupakan Kementerian dan Pemerintah Daerah yang dinilai berinteraksi aktif dengan KPPU dalam upaya mewujudkan persaingan usaha dan kemitraan yang sehat. Khusus untuk kategori Persaingan Usaha di Tingkat Daerah, penilaian juga diberikan dengan memerhatikan peningkatan kinerja persaingan usaha yang diukur dari peningkatan indeks persaingan usaha dari periode sebelumnya.

Kandidat-kandidat yang terpilih kemudian diseleksi melalui sistem penjurian dengan kriteria dan bobot yang diolah melalui aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP). Proses penjurian dan pengolahan kriteria dan bobot dilakukan KPPU dengan bekerjasama dengan tenaga ahli dari Universitas IPB.

Apresiasi terhadap penyelenggaran KPPU award 2021 tercermin dari kehadiran Wakil Presiden Republik Indonesia, KH. Ma’ruf Amin, yang memberikan sambutan dalam acara penganugerahan KPPU award 2021. KPPU berharap penganugerahan KPPU award 2021 dapat memacu Kementerian dan Pemerintah Daerah untuk melakukan akselerasi pemulihan ekonomi nasional dengan tetap mempertahankan kebijakan persaingan usaha dan kemitraan usaha yang sehat. Sehingga perekonomian nasional kembali pulih, bangkit,

(56)

TITI

(57)

Penganugerahan KPPU Award 2021

Gambar 4.4.1.

(58)

Di masa yang sulit imbas dari Pandemi Covid-19 ini, KPPU berkomitmen untuk mengedepankan proses advokasi untuk menanamkan budaya bersaing di seluruh kalangan. Selama kurun waktu satu tahun ini, KPPU telah melakukan 329 (tiga ratus dua puluh sembilan) kali pemberian informasi baik dengan metode daring maupun melalui e-mail dan telepon. Pemberian informasi yang dilakukan mencakup 84 kali terkait ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, 241 kali terkait Merger dan Akuisisi, dan 4 kali terkait UMKM, kepada stakeholder KPPU. KPPU juga telah menghitung persentase tingkat pemahaman stakeholder dan diperoleh nilai 100%.

Upaya lain yang juga dilakukan oleh KPPU untuk meningkatkan budaya bersaing adalah melalui program kepatuhan persaingan usaha. Program tersebut merupakan bentuk kontrol dan mitigasi untuk melindungi perusahaan dari risiko pelanggaran UU No. 5/1999 sedini mungkin.

Advokasi pelaksanaan program kepatuhan tersebut pun secara intensif dilakukan oleh KPPU kepada berbagai perusahaan besar, di antaranya Grab Indonesia, PT Angkasa Pura I, Lion Group, PT ASDP, serta Astra Honda Motor. Program ini juga merupakan wujud komitmen perusahaan untuk mematuhi ketentuan hukum persaingan, yang disusun secara tertulis, dan mengatur tentang perilaku/interaksi perusahaan dengan pemasok, pesaing dan konsumen, agar tidak melanggar ketentuan UU No. 5/1999.

Melalui penerapan Program Kepatuhan di perusahaan, diharapkan dapat mendorong pelaku usaha untuk selalu memelihara nilai-nilai persaingan usaha sehat dalam kegiatan usahanya, menjaga etika bisnis dan budaya organisasi, serta mengurangi potensi terjadinya pelanggaran hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah pokok penelitian ini adalah mengenai kedudukan hukum KPPU dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk mengatasi dan menyelesaikan dugaan pelanggaran praktek monopoli

Peranan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam Pengendalian Harga Tekait Dugaan Kartel Tandan Buah Segar Kelapa Sawit telah menjalankan perannya sesuai dengan

Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 13 tahun 2010 Tentang

Garuda Indonesia dalam tender pengadaan perangkat CCTV mengandung indikasi adanya praktek persaingan usaha yang tidak sehat.Berdasarkan laporan tersebut, KPPU menilai bahwa

Komisi adalah Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dan Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 yang

Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman

Untuk menjalankan tugas-tugas di atas, Pasal 36 UU No.5 tahun 1999 memberikan kewenangan kepada KPPU untuk : a menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang

PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA KPPU DAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI KPK ENFORCEMENT IN GOVERNMENT’S PROCUREMENTS