1 1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan hanya untuk memuaskan penggunanya yang heterogen dengan jangkauan yang sangat luas.
Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, tak dapat dipungkiri lagi bahwa setiap individu dalam melakukan komunikasi tidak lepas dari peran teknologi.
Perkembangan teknologi komunikasi juga telah mendorong perkembangan komunikasi massa. Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang dengan rasa keingintahuan masyarakat yang sangat besar terhadap sebuah informasi terbaru, sekarang ini komunikasi massa dirasa sangat penting bagi masyarakat.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bisa bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama (Mulyana, 2008:5).
Berbicara tentang definisi komunikasi, Mulyana juga telah mendefinisikan bahwa pada dasarnya komunikasi adalah suatu proses dinamis yang secara sinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi (Mulyana, 2008:75).
Kita ketahui bahwa proses komunikasi dalam masyarakat modern sekarang ini, yang ikut serta mempengaruhi kehidupan manusia adalah adanya keberadaan media massa (cetak dan elektronik). Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini. Bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar.
Televisi sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi komunikasi yang juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa umumnya mempunyai fungsi yang sama, yaitu sebagai alat memberikan informasi (fungsi informatif), artinya melalui isinya seseorang dapat mengetahui, memahami sesuatu. Sebagai alat yang mendidik (fungsi edukatif), artinya isinya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral seseorang. Sebagai alat menghibur (fungsi entertainment), yakni melalui isinya seseorang dapat menghibur, menyenangkan hatinya, memenuhi hobinya, dan mengisi waktu luangnya, serta fungsi mempengaruhi (to persuade), yakni melalui isinya televisi berupaya mempengaruhi seseorang untuk menyukai (Badjuri, 2010:1).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:1).
Sejak kemunculannya pada akhir abad ke 19 hingga kini, televisi semakin terasa sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Karena televisi, ritme dan kegiatan dalam hidup kita banyak diatur olehnya, sadar atau tidak sadar dan suka ataupun tidak suka inilah realitas televisi.
Menonton televisi adalah suatu kemampuan manusia sebagai makhluk sosial, yaitu kemampuan yang diperolehnya dari pengalaman, hubungan dengan orang lain dengan lingkungan masyarakatnya. Fungsi menonton dalam hal ini dapat disebut sebagai alat, yaitu untuk mencapai pengertian yang baik di dunia tentang sesuatu hal (Unde, 2014:71).
Selama menyaksikan televisi, orang dapat melakukan berbagai kegiatan. Selain itu juga, yang paling penting adalah pemirsa akan mendapatkan pengetahuan yang luas terhadap sesuatu yang disajikan oleh televisi. Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi.
Sejalan dengan pendapat ahli komunikasi, Iskandar menyebutkan bahwa medium televisi mampu memindahkan situasi apapun yang terjadi di suatu tempat
kepada penontonnya secara faktual. Pertimbangan inilah yang menyebabkan medium televisi dinilai memiliki daya rangsang yang lebih kuat dibandingkan dengan medium lainnya (Iskandar, 2003:29).
Setiap individu memiliki perilaku tertentu dalam menonton program tersebut.
Perilaku menonton televisi adalah suatu tindakan menonton televisi karena adanya dorongan dalam diri untuk menonton televisi. Dorongan ini dapat dikatakan sebagai motif atau motivasi seseorang dalam pemuasan kebutuhannya atau konsekuensi lain yang tidak diinginkan sebagai dampak dari perbandingan antara harapan individu sebelum menonton televisi dengan apa yang sesungguhnya diperoleh individu setelah menonton televisi.
Seiring dengan bertambahnya jumlah stasiun televisi di Indonesia, dunia pertelevisian di Indonesia menjadi semakin berkembang, menawarkan berbagai macam acara seperti musik, film, informasi khusus, acara kuis, reality show, talk show, atau sinetron yang memberikan suguhan hiburan yang menarik untuk ditonton.
Menjamurnya program talkshow hiburan dibeberapa stasiun televisi, belakangan ini tidak membuat Metro TV sebagai satu-satunya stasiun televisi swasta yang mengambil segmen berita menjadi gentar. Justru Metro TV mendahului dengan mengedepankan talkshow yang dipandu seorang jurnalis, Andy F Noya. Acaranya berjudul “Kick Andy” yang mengangkat kisah hidup seseorang yang kadang sulit dipercaya benar-benar terjadi di sekitar kita. Waktu tayang tak biasa untuk program talkshow, pukul 21.30 WIB setiap hari Jumat dan tayang ulang setiap hari Minggu pukul 15.30 WIB. Surya paloh sebagai pimpinan Metro TV ingin mendayagunakan kemampuan Andy F Noya untuk tampil seperti apa adanya di layar kaca. Di mata Surya Paloh, Andy F Noya yang suaranya biasa-biasa saja, bahkan cendrung cempreng, punya kemampuan luar biasa, terutama dalam menggali informasi yang disembunyikan oleh nara sumber.
Kick Andy juga merupakan talkshow yang banyak berisi tentang kejadian seputar tokoh/orang-orang sukses atau masyarakat yang mempunyai pengalaman lebih atau menarik untuk dijadikan contoh hidup agar memotivasi masyarakat yang menontonnya dapat melihat kehidupan orang disekeliling mereka, lebih menghargai hidup dan waktu mereka.
Kick Andy adalah talkshow yang amat manusiawi dan menyentuh hati karena dalam bahasa dan caranya menggunakan hati. Kick Andy memberikan pilihan tontonan humanis dengan cara yang amat berbeda. Merupakan pembicaraan serius tentang beragam sendi kehidupan, dan menontonya seperti teater atau derama.
Tayangan program acara talkshow di TV swasta memang banyak menarik perhatian pemirsa. Dan dibalik daya tarik tersebut ada beberapa potensi yang mengiringi talk show itu. Siaran kata / talkshow alias dialog di TV dipandang dari ruang publik, tentu harus bebas dari pengaruh. Kick Andy merupakan acara yang bukan hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga kental dengan kritik dan kontrol sosial yang cendrung bersifat politis, terutama dalam menyiasati situasi kondisi politik saat itu berfungsi sebagai medium referensi dan korelasi terhadap persoalan masa lalu yang dikupas secara interaktif, integralistik dan menyeluruh. Artinya setiap bintang tamu yang dihadirkan selalu membawa aura baru, motivasi baru, dan inspirasi baru yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi pemirsanya.
Berdasarkan data kompas.com acara Kick Andy di Metro TV dinyatakan sebagai program televisi paling berkualitas, hasil riset rating publik II (Oktober 2010) yang dilakukan Yayasan SET bekerjasama dengan IJTI, Yayasan Tifa, dan Jaringan Masyarakat Pemerhati Televisi. Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan antara program yang bernilai berkualitas dengan program ber rating/share tinggi yang dikeluarkan AGB-Nielsen Media Research. Untuk program talkshow, yang paling berkualitas adalah Kick Andy (Metro TV, 60,8%), disusul Mario Teguh (Metro TV, 10,4%), Bukan Empat Mata (Trans7, 4,7%), Show Imah (Trans TV, 4,2%), Lite Night Show (Trans TV, 2,8%), dan lainnya (17,0%).1
Berkaitan dengan motif yang mendorong seseorang atau orang banyak untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangan orang berbeda satu sama lainnya dari waktu ke waktu serta dari tempat ke tempat. Karena motif yang akan berbeda dengan intensitasnya. Demikian pula motif seseorang, makin besar pula kemungkinan diterimanya pengaruh itu oleh orang tersebut (Kustandi, 2005:108).
1 (http://www.inilah.com/berita/politik/2010/10/02/95535/kick-andy-acara-tv-paling-nendang/) diakses pada Jum’at, 26 Juni 2015 pukul 00:15 WIB.
Motif sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang, seperti motif informasi, identitas peribadi, integrasi dan interaksi sosial serta motif hiburan.
Penelitian motif mahasiswa terhadap program acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV ini akan difokuskan pada keempat motif berikut ini:
1. Motif Informasi yang lebih cendrung mengarah kepada keinginan khalayak untuk mencari informasi yang up to date. Seperti kebutuhan khalayak akan informasi yang saat ini tengah menjadi pembicaraan banyak orang. Tayangan-tayangan yang telah ada selam ini kurang dapat menyajikan informasi yang up to date sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
2. Motif Identitas Peribadi yaitu pemirsa khususnya mahasiswa diharapkan dapat mengeksplorasi semua potensi, kemampuan, bakat, citra diri, kepercayaan diri dan nilai-nilai positif yang dimiliki pemirsa. Seperti kebutuhan khalayak akan tokoh- tokoh yang dihadirkan dalam acara tersebut untuk dijadikan panutan ataupun contoh bagi khalayak. Beberapa tayangan belakangan ini kurang dapat memberikan sisi positif terhadap pemirsanya sehingga tidak ada contoh yang dapat ditiru.
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial yaitu selama ini berbagai tayangan yang ada di televisi kurang memberikan ruang antara pemirsanya (mahasiswa) untuk berinteraksi dengan orang lain atau keluarganya. Permasalahan yang dihadapi pemirsa yakni para mahasiswa terkait dengan motif integrasi dan interaksi sosial adalah bagaimana tema-tema yang ditayangkan dapat menimbulkan empati dan rasa kepeduliannya.
4. Motif Hiburan, karena banyaknya kebutuhan mahasiswa akan informasi dan hiburan yang belum terpenuhi. Seperti kebutuhan khalayak akan hiburan atau acara yang dapat menghibur khalayak. Permasalannya selama ini banyak tayangan yang ada kurang dapat memberikan hiburan bagi para pemirsanya (mahasiswa).
Kejenuhan akan tayangan berita yang dikemas dengan format sangat serius, sedangkan mahasiswa membutuhkan acara yang dikemas menghibur.
Memang lebih sulit untuk mengaitkan motif, harapan, dan pemakaian dengan tipe isi tertentu, karena pada umumnya pemakaian media dapat dikatakan adakalanya memberikan semua manfaat yang telah disebutkan.
Salah satu teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and gratifications. Pendekatan teori ini menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam Uses and Gratifications mencoba untuk menjawab pertanyaan: “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?” (Sumadiria, 2013:264).
Sesuai pendekatan Uses and Gratifications bahwa model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media pada diri orang, tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul Uses and Gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Rachmat, 2004: 65).
Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tepatnya pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dipilihnya mahasiswa sebagai responden karena dianggap pada masa-masa tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak menanggapi suatu permasalahan yang ada di sekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Dario, mahasiswa yang berumur diatas 19-28 tahun telah memiliki kemampuan intelektual maupun keterampilan dalam menganalisa sebuah informasi ditunjang dengan sikap pandang yang lebih realistis terhadap lingkungan social sehingga dapat mengikuti perubahan zaman (Dario, 2004:66).
Dipilihnya mahasiswa sebagai objek dari penelitian ini dikarenakan peserta di acara off air Kick Andy ini lebih banyak didominasi oleh para mahasiswa.2 Mahasiswa dianggap mempunyai intelektual dan pemikiran lebih wajar, bijak dan modern dalam menanggapi suatu permasalahan. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jurusan KPI, karena dengan alasan berdasarkan survey pra penelitian diketahui bahwa mereka menyukai dan menonton tayangan talk show Kick Andy di Metro TV untuk memenuhi kebutuhan hasrat dalam dirinya.
2 (http://.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7787) diakses pada Jum’at, 25 Juni 2015 Pukul 00.30 WIB.
Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut Apa motif mahasiswa menonton tayangan talk show Kick Andy di Metro TV serta dalam upaya pemenuhan kebutuhan pemirsanya.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merrumuskan rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik Mahasiswa KPI yang menonton talkshow Kick Andy di Metro TV ?
2. Bagaimana perilaku pengguna media Mahasiswa KPI dalam menonton tayangan talkshow Kick Andy di Metro TV ?
3. Bagaimana motif mahasiswa KPI menonton tayangan talkshow Kick Andy di Metro TV ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini :
1. Ingin mengetahui karakteristik Mahasiswa KPI yang menonton talkshow Kick Andy di Metro TV.
2. Ingin mengetahui akses penggunaan media Mahasiswa KPI dalam menonton tayangan talkshow Kick Andy di Metro TV.
3. Ingin mengetahui motif mahasiswa KPI menonton tayangan talkshow Kick Andy di Metro TV.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis, bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan dan penerapan teori-teori tentang penelitian di bidang ilmu komunikasi, khususnya pada kajian studi deskriptif tentang motif mahasiswa KPI dalam menonton talkshow Kick Andy di Metro TV.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya komunikasi massa yang berkaitan dengan motif.
1.5 Kerangka Pemikiran
Sebelum melakukan penelitian seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Uma Sekaran dalam Sugiyono mengemukakan bahwa: kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2010:91).
Deskripsi teori menurut Sugiyono yaitu paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi jelas dan terarah (Sugiyono, 2010:89). Dengan adanya kerangka teori, peneliti akan memiliki landasan yang kuat dalam menentukan tujuan arah penelitiannya.
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan menurut peneliti adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Pendekatan Uses and Gratifications, Motif Penggunaan Media, Televisi dan Acara TalkShow Kick Andy.
1.5.1 Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin Comunicatio, dan bersumber dari kata Communis (Effendy, 2008:3) yang berarati sama, tetapi pengertian komunikasi tersebut sifatnya masih sangat dasar, dalam arti bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat di dalam berkomunikasi tersebut. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informatif, yakni agar orang mengerti dan tahu, tetapi informasi juga dapat bersifat persuasif, yaitu agar orang bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, sehingga membuat orang tersebut melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Komunikasi mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan atau berita dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dan menghasilkan dampak-dampak tertentu yang diharapkan oleh komunikator.
Pada dasarnya komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dan penerimaan pesan yang meliputi lima unsur, yaitu komunikan, komunikator, pesan, media, dan efek. Proses komunikasi ini berawal dari komunikator sebagai pihak yang menyampaikan pesan kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi dengan menggunakan media tertentu dan diharapkan menghasilkan efek berupa perubahan tingkah laku sesuai dengan keinginan komunikator missal berupa perilaku membeli.
Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi, yaitu (Muhammad, 2005:20):
a. Komunikasi adalah suatu proses, karena merupakan suatu seri kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah- ubah.
b. Komunikasi adalah system, bahwa komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai hubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi.
c. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi, yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi, misalnya seorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau tanggapan terhadap apa yang sedang dibicarakan itu. Dalam keadaan sehari-hari komunikasi yang sedang kita lakukan itu tidak seteratur prosesnya, banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dala proses pengiriman pesan secara simulan tidak terpisah seperti pada contoh diatas. Dalam keadaan komunikasi tersebut bersifat transaksi.
d. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja. Komunikasi yang disengaja dapat terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksud. Tetapi apabila pesan yang tidak disengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja.
Dari pengertian komunikasi tampak jelas bahwa tujuan komunikasi adalah untuk mendapatkan efek berupa perubahan tingkah laku dari komunikan missal berupa perilaku membeli. Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi dari kebutuhan manusia, fungsi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menyangkut banyak aspek.
Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung.
1.5.2 Komunikasi Massa
Dari berbagai macam cara komunikasi yang dilakukan di dalam masyarakat manusia, salah satu bentuknya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara yakni pertama, komunikasi oleh media dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cendrung memilih khalayak, dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih-milih media (Rivers, dkk., 2003:18).
Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam Ardianto, bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, dkk., 2014:33).
Karakteristik ataupun ciri-ciri dari komunikasi massanya adalah (Ardianto, dkk., 2014:34) :
a) Komunikator terlembagakan b) Pesan bersifat umum
c) Komunikannya anonim dan terlembagakan d) Media massa menimbulkan keserempakan
e) Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan f) Komunikasi massa bersifat satu arah
g) Stimulasi alat indra terbatas h) Umpan balik tertunda
1.5.3 Uses and Gratifications
Interaksi individu dapat dipahami melalui pemanfaatan media oleh individu itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratifications) individu dari pengguna media tersebut. Gratifikasi (kepuasan) yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, pereda rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial.
Teori uses and gratification adalah teori yang menjelaskan bagaimana komunikan memilih medianya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Teori Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan peribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2004:289-290).
Katz, Blummer dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and Grativications yaitu (Ardianto, 2004:71):
a. Khalayak yang dianggap aktif, artinya khalayak dianggap sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.
c. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas, bergantung pada khalayak yang bersangkutan.
d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.
e. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus dipertanggungjawabkan sebelum diteliti lebih dahulu oleh orientasi khalayak.
1.5.4 Motif Penggunaan Media
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Seperti diungkapkan oleh Gerungan dalam Ardianto, motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardianto, dkk., 2014:93).
Selanjutnya Gerungan juga menjelaskan, dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukan dan mengapa ia melakukan itu. Dengan kata lain, kita sebaiknya mengetahui know what, know how, dan know why. Dalam hal ini, persoalan, know why adalah berkenalan dengan pemahaman motif-motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Ardianto, dkk., 2014:93).
Pada dasarnya “motif” dan “motivasi” artinya hampir sama hanya berbeda pada penempatan kalimat saja. Menurut Kartini Kartono motivasi adalah sebab, alasan
dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia (Kartini, 2002:147). Dengan kata lain motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Dorongan disini adalah desakan alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuahan hidup. Dari definisi tersebut, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang menggunakan media.
Dalam Rakhmat disebutkan bahwa siaran yang menggabungkan unsur hiburan dan informasi, dan bukan hanya ceramah yang membosankan telah berhasil memberikan efek kepada khalayak seperti menanamkan pengetahuan, pengertian, keterampilan, kepercayaan atau informasi (Rakhmat, 2004:219).
Motivasi setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan individu yang berbeda pula. Dalam penelitian ini kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan yang diungkapkan oleh McQuail. Hal ini sesuai dengan keadaan Mahasiswa yang dianggap tertarik dan paling aktif untuk mengetahui tayangan talkshow yang isinya menyangkut informasi, identitas peribadi, interaksi dan integrasi sosial, dan tentunya hiburan.
McQuail dalam Agus Darma dan Aminuddin dalam buku “Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar” merumuskan motif dalam menggunakan media massa, yaitu sebagai berikut (Agus & Amin, 2000:145):
1. Informasi, motif ini berkaitan dengan usaha untuk: (a) Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat; (b) Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan; (c) Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum; (d) Belajar, pendidikan diri sendiri, dan (e) Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Identitasa pribadi, motif ini berkaitan dengan usaha untuk: (a) Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi; (b) Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media), dan (c) Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Integrasi dan interaksi sosial, motif ini berkaitan dengan usaha untuk: (a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati social; (b)
Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki; (c) Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial; (d) Memperoleh teman selain dari manusia; (e) Membantu menjalankan peran social, dan (f) Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.
4. Hiburan, motif ini berkaitan dengan usaha untuk: (a) Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan; (b) Bersantai; (c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis; (d) Mengisi waktu; dan (e) Penyaluran emosi.
1.5.4 Televisi dan tayangan TalkShow
Televisi telah membawa dampak yang besar bagi umat manusia. Televisi menyampaikan berbagai informasi, pesan-pesan dengan sangat cepat sampai ke khalayak pemirsa. Kelebihan televisi bersifat audio visual. Kelebihan lainnya adalah televisi dapat menyajikan siaran secara langsung (live broadcasting) pada waktu yang bersamaan. Pemirsa terpaksa menerima apa saja yang disajikan oleh televisi. Baik dalam bentuk; berita, pendidikan, hiburan maupun iklan (Badjuri, 2010:i).
Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media massa cetak, dan radio, namun pada akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses oleh masyarakat di manapun di dunia ini (Badjuri, 2010:11).
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving pictures). Para penonton di rumah-rumah tidak mungkin siaran TV, kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat TV, jika tidak ada unsur-unsur film. Televisi terdiri dari istilah „tele‟ yang berarti jauh dan „visi‟ yang berarti penglihatan. Daya tarik pada televisi disebabkan selain memliki unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, TV juga memiliki unsur audiovisual berupa gambar yang bergerak (Ardianto, dkk., 2014:134).
Talkshow menurut Wahyudi merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan di tengah atau disela-sela pertunjukkan, apakah itu musik, lawak, peragaan busana dan sebagainya. Jika suatu wawancara dilakukan di tengah-tengah show, maka acara tersebut disebut talkshow.
Disini pembawa acara juga berperan sebagai pewawancara (Wahyudi, 2006:90).
Sedang Hanum menyebutkan bahwa talkshow merupakan suatu sajian perbincangan
yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang sedang hangat dimasyarakat. Tema yang diangkat juga bermacam-macam. Mulai dari masalah sosial, budaya, politik, pendidikan, ekonomi, olahraga dan sebagainya (Hanum, 2005:233).
Berdasarkan dua pemikiran diatas, talkshow menurut penulis adalah sajian perbincangan antara pembawa acara dengan narasumber yang membahas topik yang menarik atau sedang hangat di masyarakat. Perbincangan ini bisa dilakukan dengan diselingi pertunjukan musik, lawak atau sebagainya agar proses perbincangan yang dilakukan tidak terkesan monoton atau membosankan.
Talkshow yang sifatnya formal dan serius umumnya termasuk dalam kategori berita, sementara talk show yang sifatnya ringan dan menghibur termasuk dalam kategori informasi. Untuk kategori yang kedua ini, talkshow biasanya disampaikan dalam suasana yang santai dan penuh keakraban dengan mengundang satu atau lebih narasumber untuk membahas topik yang sedang hangat. Topik-topik yang sifatnya ringan dan mudah dicerna oleh pemirsa. Suasana santai dan ringan itu juga tercermin dari kepiawaian sang tuan rumah acara (host) alias moderator yang menghidupkan suasana dengan komentar-komentar atau ulah jahil yang memancing tawa. Tak pelak, moderator menjadi kunci kesuksesan program jenis ini.
1.6 Penelitian Terdahulu
1. Dalam Skripsi yang berjudul “Analisis Program Acara Kick Andy di Metro TV”
oleh Saudara Agus Isnaien dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, berisi tentang analisis program, pra produksi, produksi, dan evaluasi dari tayangan Acara Kick Andy di Metro TV. Gambaran besarnya adalah dalam Skripsi ini hanya menjelaskan program, pra produksi, produksi, dan evaluasi dari program acara Kick Andy, objeknya juga langsung terhadap program acara Kick andy. Sedangkan penulis ingin menjelaskan motif apa saja yang diingikan oleh mahasiswa dari menonton tayangan Kick Andy, jadi tidaklah sama.
2. Dalam Skripsi yang berjudul “Talkshow Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Kick Andy” di Metro TV terhadap Sikap Mahasiswa FISIF USU)” oleh Saudara Tysa Novenny dari USU Medan, berisi pengaruh dan sikap Mahasiswa terhadap tayangan Acara Kick Andy di Metro TV. Gambaran besarnya adalah dalam Skripsi apakah ada pengaruh dan
sikap timbal bailk setelah menonton tayangan Kick Andy. Sedangkan penulis ingin menjelaskan motif apa saja yang diingikan oleh mahasiswa dari menonton tayangan Kick Andy. Objeknya sama yaitu mahasiswa, namun beda pembahasannya, jadi tidaklah sama.
3. Dalam Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Minat Terhadap Tayangan Talkshow Kick Andy dengan Motivasi Belajar Menjadi Presenter ” oleh Saudara Nike Lenawanty Nainggolan dari USU Medan, berisi tentang hubungan dan minat Mahasiswa terhadap tayangan Acara Kick Andy di Metro TV dengan motivasi belajar. Gambaran besarnya adalah dalam Skripsi ini hanya menjelaskan adakah hubungan minat mahasiswa terhadap tayangan Kick Andy dengan motivasi belajar mahasiswa. Sedangkan penulis ingin menjelaskan motif apa saja yang diingikan oleh mahasiswa dari menonton tayangan Kick Andy, jadi tidaklah sama.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi ini, penulis membaginya dalam beberapa bab, berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN yang akan dijadikan acuan langkah penulis untuk melakukan penelitian Skripsi. Bab ini terdiri atas: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA yang di dalamnya terdapat dari pengertian dan pembahasan tentang: pengertian komunikasi dan komunikasi massa, Teori Uses and Gratifications, motif penggunaan media, televisi dan tayangan talkshow Kick Andy.
BAB III METODE PENELITIAN yang di dalamnya terdapat pembahasan tentang: desain penelitian, lokasi dan waktu, populasi dan sempel, data dan instrument, definisi operasional, tehnik analisa data.
BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN yaitu didalamnya terdapat pembahasan tentang gambaran lokasi, karakteristik responden, hasil data dan pembahasan hasil penelitian .
BAB V PENUTUP yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran-saran.