SISTEM PENGENDALI AN INTERN PENGGAJ IAN PADA
PT. SURYARAYA LESTARI 2
KABUPATEN MAMUJ U, SULAWESI BARAT
SKRIPSI
Disusun oleh :
Dr adjat Fitr iansyah Kur niawan 0813010015 / FE / AK
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SKRIPSI
SISTEM PENGENDALI AN INTERN PENGGAJ I AN PADA
PT. SURYARAYA LESTARI 2
KABUPATEN MAMUJ U, SULAWESI BARAT
Disusun Oleh :
Dr adjat Fitr iansyah Kur niawan 0813010015/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul
“Sistem Pengendalian Intern Penggajian Pada PT. Suryaraya Lestari 2 Mamuju, Sulawesi
Barat”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak–pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung baik
dalam bentuk dukungan, do’a maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus
penulis dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, MSi, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Sekaligus selaku
5. Kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu beserta Kakak yang selalu
memberikan doa dan dukungannya kepada penulis serta memotivasi penulis
tanpa putus asa.
6. Seluruh anggota tim futsal akuntansi 2008 Zone-B yang selalu mendukung,
serta teman–teman akuntansi dan kampus UPN Jatim yang turut memberikan
motivasi kepada penulis.
7. Teman-teman komunitas Madridista Indonesia Regional Surabaya yang selalu
mensupport penulis baik secara moral maupun materiil.
8. Sahabat dan kawan lama yang berada di mana saja, yang ikut menyumbang
doa untuk penulis.
9. Kabag TU beserta staff PT. Suryaraya Lestari 2 Mamuju, Sulawesi Barat,
yang telah membantu memberikan informasi dalam menyusun skripsi.
10.Kepada selurh pegawai dan karyawan UPN Veteran Jatim, yang telah
membantu penulis dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini.
11.Serta pihak–pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari
penulisan skripsi ini. penulis juga berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan
Surabaya, Juli 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABST RAKSI ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaa t Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Penelitian Ter dahulu ... 11
2.2 Landasan Teor i ... 17
2.2.1 Pengar uh Sistem Infor masi Akuntansi ... 17
2.2.2 Tujuan Sistem Infor masi Akuntansi ... 19
2.2.3 Fungsi Sistem Infor masi Akuntansi ... 20
2.2.4 Konsep Infor masi ... 21
2.2.5 Pentingnya Infor masi ... 22
2.2.6 Sistem Pengendalian Inter n ... 22
2.2.6.2 Tujuan Pener apan Sistem Pengendalian Inter n.. 23
2.2.6.3 Komponen Sistem Pengendalian Inter n ... 25
2.2.7 Penger tian Sistem Penggajian ... 26
2.2.8 Infor masi Yang Digunakan Manajemen ... 28
2.2.9 Catatan Akuntansi Yang Digunakan ... 28
2.2.10 Sistem Pengendalian Untuk Gaji ... 29
2.2.11 Fungsi-fungsi Dalam Prosedur Penggajian ... 30
2.2.12 Dokumen-dokumen Dalam Penggajian ... 32
2.2.13 Flowchar t Pembayaran Ga ji Manual ... 35
2.2.14 Unsur Sistem Pengendalian Inter n Dalam Sistem Penggajian ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
3.1 J enis Penelitian ... 39
3.2 Lokasi Penelitian ... 42
3.3 Penetuan Infor ma n ... 42
3.4 Sumber Dan J enis Data ... 43
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.6 Analisis Data ... 45
3.7 Kualitas Data ... 47
BAB IV DESKRIPSI OBJ EK PENELITIAN ... 54
4.1 Pendahuluan ... 54
4.3 J umlah Karyawan ... 56
4.4 Satr uktur Or ganisasi PT. Sur yaraya Lestar i 2 ... 56
4.5 Analisis SWOT PT. Sur yaraya Lestar i 2 ... 57
4.6 Tugas dan Tanggung J awab Masing-masing Bagian ... 58
BAB V HASIL PENELITIAN ... 61
5.1 Penentuan Golongan Gaji Kar yawan PT. Sur yar aya Lestar i 2 61 5.2 Penentuan Imba lan Ker ja Individu ... 64
5.3 Mekanisme Ker ja Pelaksanaan Sistem PIMS dan HARIS ... 67
5.4 Sistem Pengendalian Inter n Penggajian ... 71
5.5 Efektifitas Pengendalian Inter n Atas Penggajian ... 76
5.6 Keter batasan Penelitian ... 78
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
6.1 Kesimpulan ... 79
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN PADA PT.
Sulawesi Barat dengan ”Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada PT. Suryaraya Lestari 2, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menilai sistem pengendalian intern terhadap penggajian pada PT. Suryaraya Lestari 2 sudah sesuai prinsip pengendalian intern yang baik. Serta menganalisi sistem pengendalian intern yang ada pada PT. Suryaraya Lestari 2 yang kemungkinan adanya kelemahan-kelemahan terhadap pelaksanaan sistem penggajian, serta memberikan saran untuk membantu atas permasalahan yang ada.Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern terhadap penggajian. Analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern terhadap penggajian pada PT. Suryaraya Lestari 2 sudah sesuai dengan prinsip pengendalian intern yang baik, yaitu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem dan prosedur penggajian, praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern terhadap penggajian dalam struktur organisasi sudah layak, sistem dan prosedur penggajian sudah dilaksanakan dengan baik, serta dilaksanakan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan meningkatkan pengawasan intern terhadap aktivitas operasional, agar tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan perusahaan, lebih meningkatkan praktek yang sehat serta meningkatkan kualitas karyawan
ABSTRACT
This research represent case study at PT. Suryaraya Lestari 2, Mamuju Regency, West Sulawesi with title ”System of Internal Control for System of Pay at PT. Suryaraya Lestari 2, Mamuju Regency, West Sulawesi”. Intentions of this research to know system of internal control for pay at PT. Suryaraya Lestari 2. And to analysm system of pay at PT. Suryaraya Lestari 2 and give attention to solve the problem.
In this research, writer use type of qualitatif descriptive research, that is research giving picture about even related to system of internal control for system of pay. Analysis use to know what system of internal control for system of pay and remunerating have competent or not yet, that is organization chart dissociating functional responsibility expressly, flowchart of system and procedure of remuneration and remunerating, healthy practice in executive duty and function each, every organizational unit, employees which the quality as according to responsibility.
Result of research indicate that system of internal control for system of pay in organization chart have competent, system and procedure of remuneration have been executed pursuant to existing decision, healthy practice have been executed, but there still insufficiency, and also have implementation of employees which the quality as according to responsibility. Pursuant to conclusion, hence the writer suggest to improve internal control to operational activity, in order to do not digress from regulation which have been specified by a company, more improve practice, and also improve employees quality.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, manufaktur, maupun jasa pada
umumnya mempunyai tujuan utama salah satunya adalah mendapatkan
keuntungan sehingga perusahaan dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Usaha
untuk mencapai tujuan tersebut adalah manajemen yang harus dapat
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Manajemen
juga harus menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya sebagai alat
pengendalian. Pengendalian itu diperlukan manajemen dalam melaksanakan
pencapaian tujuan tersebut.
Peran mengelola perusahaan, agar pimpinan dapat melakukan tugasnya
dengan baik, Mulyadi (1993:165) diperlukan suatu sistem pengendalian intern
yang berfungsi untuk membantu dan menjaga keamanan harta milik perusahaan,
menjamin ketelitian dan kebenaran data, memajukan efisiensi dalam operasi
kegiatan perusahaan serta dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah
ditetapkan.
Sistem pengendalian intern terkait dengan aspek yang ada dalam
perusahaan, salah satu aspek tersebut adalah sistem akuntansi penggajian dan
pengupahan. Aspek ini menyangkut kesejahteraan sumber daya manusia
perhatian yang serius, karena akan mempengaruhi prestasi dan semangat kerja
karyawan.
Gaji dan upah adalah balas jasa atau pendapatan yang dinyatakan dalam
bentuk uang dan ditetapkan oleh perjanjian timbal balik atau oleh
perundang-undangan atau peraturan. Pembayaran dilaksanakan berdasarkan perjanjian
tertulis oleh perusahaan kepada tenaga kerja yang diperkerjakan untuk pekerjaan
yang sudah atau akan diperkerjakan atau jasa-jasa yang sudah atau akan diberikan
(Dikutip oleh Annisa Rizky Ana, 2011).
Mulyadi (1993:377) gaji umumnya merupakan pembayaran atas
penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan
manajer yang dibayarkan secara tetap per bulan, sedangkan upah umumnya
merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan
pelaksana (buruh) yang dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah
satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.
Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling
besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya, dan bagi
karyawan ini merupakan nilai hak dari prestasi mereka, juga sebagai motivator
dalam bekerja, sedangkan bagi perusahaan jasa, gaji dan upah merupakan
komponen biaya yang mempunyai dampak besar dalam mempengaruhi laba,
sehingga harus terus menerus diawasi pengelolaannya (Dikutip oleh Annisa Rizky
Kebijakan mengenai penggajian dan pengupahan yang baik bukan hanya
penting pada tarif penarikan tenaga kerja saja, tetapi kebijakan mengenai
kenaikan pangkat atau promosi yang baik harus menjamin pula bahwa besarnya
gaji dan upah untuk tiap-tiap pekerjaan harus didasarkan pada nilai (harga)
pekerjaan itu. Dengan demikian, wajar apabila perusahaan memberikan perhatian
yang cukup kepada kebijakan penggajian dan pengupahan yang baik.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan gaji dan upah adalah
adanya perhitungan baik jam kerja maupun tarif upah, memasukkan karyawan
fiktif, pemotongan gaji yang salah dan pembayaran gaji yang salah orang
berakibat bagi perusahaan akan mengalami kerugian dan bagi karyawan dapat
berakibat penurunan pangkat dan mutasi.
Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan
karyawan, maka diperlukan penggolongan gaji dan upah yang memadai adil dan
jelas. Baik dalam hal ini adalah perusahaan memberikan gaji dan upah sesuai
dengan tarif upah dan jam kerja sesuai dengan catatan perusahaan dengan yang
diterima karyawan, sedangkan adil berdasarkan prestasi kerja masing-masing
karyawan sehingga jelas antara hak dan kewajiban perusahaan dan karyawan
yaitu bagi karyawan sebagai pekerja dan bagi perusahaan sebagai pembayar gaji.
Perusahaan harus menggunakan sistem akuntansi penggajian dan
pengupahan yang tepat, secara efektif dan efisien. Pengawasan internal yang baik
dan memadai sangat diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman dan juga
perkembangan dunia usaha. Istilah pengawasan internal pun mengalami
mempunyai arti luas yaitu meliputi seluruh organisasi perusahaan. Imbalan jasa
yang diberikan karyawan dan buruh harus memadai dan layak. Gaji dan upah
yang dibagikan harus sesuai standar atau diatas standar yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Usaha perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup adalah
menyesuaikan diri terhadap perkembangan dunia usaha. Masalah yang dihadapi
manajer utama dalam hal pengambilan keputusan membutuhkan informasi yang
benar-benar akurat. Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam
rangka melaksanakan fungsi-fungsi yang dihimpun keduanya, tidak dapat
disangkal lagi bahwa keberhasilan menajemen sangat dipengaruhi dan bergantung
pada ketepatan informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk laporan dimana
laporan tersebut harus memberikan manfaat seoptimal mungkin dan tidak
menyesatkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Informasi yang berkaitan dengan kegiatan pembayaran gaji dan upah
antara lain jam kerja, jam lembur, penggolongan gaji dan upah karyawan, jenis
karyawan atau informasi lainnya, agar dapat diketahui tingkat efektivitas
usahanya. Untuk menghindari dan mencegah penyelewengan, maka diperlukan
suatu sistem pengendalian intern, dengan demikian manajemen perusahaan dapat
mengetahui jika terjadi penyimpangan yang merugikan manajemen perusahaan.
Departemen kepegawaian (personalia) merancang dan
mengadministrasikan gaji karyawan, sehingga perusahaan seharusnya mempunyai
suatu sistem penggajian yang baik. Adanya sistem akuntansi yang memadai,
setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan
para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar
pengambilan keputusan ekonomi.
Sistem dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan operasi perusahaan. Salah satu sistem yang dapat digunakan oleh
manajemen perusahaan adalah sistem akuntansi gaji dan upah. Untuk mengatasi
adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji dan
upah maka perlu dibuat suatu sistem penggajian dan pengupahan. Sistem
akuntansi gaji dan upah juga dirancang oleh perusahaan untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai gaji dan upah karyawan sehingga mudah dipahami
dan mudah digunakan.
Pengembangan sistem penggajian merupakan salah satu cara yang
ditempuh dalam pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan. Pengelolaan gaji yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan akan mengakibatkan kekecewaan pada karyawan, hal ini dapat
menyebabkan penurunan produktivitas karyawan. Fakta yang kita temui atau yang
sering kita lihat adalah demonstrasi para karyawan yang menuntut kenaikan gaji
serta perbaikan kesejahteraan karyawan.
Pengendalian proses (processingcontrols) ialah pengendalian intern untuk
mendeteksi jangan sampai data (khususnya data yang sesungguhnya sudah di
valid) menjadi error karena adanya kesalahan proses, tujuan pengendalian
pengelolahan adalah untuk mencegah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan
Dokumen yang digunakan dalam proses penggajian dan pengupahan
anatara lain dokumen pendukung perubahan gaji, kartu jam hadir, kartu jam kerja,
daftar gaji dan upah, dan dokumen lainnya (Mulyadi, 1993:378). Perusahaan
biasanya mengabaikan dokumen-dokumen pendukung yang seharusnya
digunakan dalam siatem akuntansi penggajian dan pengupahan, hal ini
menyebabkan ketidak akuratan informasi penggajian dan pengupahan.
PT Suryaraya Lestari 2 yang beralamat desa Babana Kecamatan
Budong-Budong, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Perusahaam tersebut bergerak
dibidang perkebunan khususnya kelapa sawit. Penentuan gaji karyawan pada PT.
Suryaraya Lestari 2 Mamuju menggunakan sistem matriks artinya
pembayaran-pembayaran yang menyangkut kesejahteraan karyawan diukur dan dinilai
berdasarkan peringkat. Peringkat tersebut yang memiliki bobot kerja dan
tanggung jawab masing-masing karyawan. Prosedur penggajian PT. Suryaraya
Lestari 2 Mamuju melibatkan dua fungsi dalam organisasi intern perusahaan yaitu
fungsi administrasi SDM yang membawahi bagian pencatatan waktu, bagian
personalia, bagian kepegawaian sedangkan fungsi administrasi keuangan yang
membawahi bagian data entry, bagian akuntansi dan bagian keuangan. Setelah
dilakukan pen gkajian terhadap sistem akuntansi penggajian pada PT. Suryaraya
Lestari 2 Mamuju.
Selain gaji perusahaan biasanya juga memberikan kompensasi lain berupa
tunjangan, gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan
tetap serta mempunyai jaminan, gaji akan tetap dibayarkan walaupun karyawan
kepada karyawan, maka diperlukan adanya sistem penggajian yang tepat, serta
pengawasan yang memadai.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan
judul “SISTEM PENGENDALIAN INTERN PE NGGAJ IAN PADA PT.
SURYARAYA LESTARI 2 ( Desa Babana, Kecamatan Budong-Budong,
Kabupaten Mamuju Sulawesi Bar at )”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, dimana sistem
pengendalian intern terhadap penggajian memegang peranan penting, maka
berikut ini dibuat suatu perumusan masalah yang dapat dituangkan dalam sebuah
main research question, yaitu: “Bagaimana meningkatkan efektivitas
pengendalian intern atas penggajian pada PT. Suryaraya Lestari 2 Mamuju,
Sulawesi Barat?”.
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menjawab beberapa
pertanyaan mini research questian berikut:
1. Bagaimana sistem pengendalian intern penggajian yang diterapakan pada
PT. Suryaraya Lestari 2 Mamuju, Sulawesi Barat saat ini?
2. Bagaimana efektivitas pengendalian intern penggajian pada PT. Suryaraya
Lestari 2 Mamuju, Sulawesi Barat?
Tujuan utama dari penelitian adalah untuk mengetahui cara meningkatkan
efektivitas pengendalian intern atas penggajian pada PT. Suryaraya Lestari 2
Mamuju, Sulawesi Barat. Namun, secara spesifik, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengkoreksikan sistem pengendalian intern penggajian yang
diterapkan pada PT. Suryaraya Lestari 2 Mamuju, Sulawesi Barat saat ini.
2. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern atas penggajian di PT.
Suryaraya Lestari 2 Mamuju, Sulawesi Barat.
1.4. Manfaa t Penelitian
Manfaat yang diberikan oleh penulisan skripsi ini adalah:
1. Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif serta
gambaran yang jelas mengenai perlunya pengendalian intern yang baik pada
aktivitas penggajian perusahaan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan serta membandingkan antara ilmu yang
diperoleh dari bangku perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya secara
langsung pada obyek penelitian, sehingga dapat mengetahui yang terjadi di
suatu instansi serta menambah informasi atau pengetahuan dan pengalaman
dalam dunia kerja.
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain tentang materi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
dalam rangka penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta sebagai
sumbangan tulisan kepada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter dahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka diduung oleh penelitian terhadulu
yang relevan dengan penelitian ini :
1. Gandhy Putra Pratama (2011).
Judul :
“Penerapan Pengendalian Internal Dalam Usaha Kecil Menengah
(Studi Kasus Pada UD. Prima Tani-Situbondo).”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan. Maka perumusan masalah
yang dibuat, yaitu : Bagaimana penerapan pengendalian internal atas
penjualan dalam usaha kecil menengah pada UD. Prima Tani.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
pengendalian internal atas penjualan pada usaha kecil menengah di toko
sarana produksi pertanian UD. Prima Tani.
Kesimpulan
Berikut ini ada beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dalam penelitan
ini :
1. Prosedur pencatatan transaksi yang terjadi, karena transaksi yang terjadi
ada tidak memakai nota sehingga menimbulkan resiko tidak tercatatnya
barang yang telah terjual, walaupun nilai barang yang dijual tanpa nota
memiliki nilai yang tidak besar, tapi akan sangat merugikan usaha
apabila terjadi sering atau terus-menerus.
2. Evaluasi atas transaksi yang terjadi, setelah dilakukan penelitian
diketahui bahwa evaluasi atas transaksi yang terjadi tidak sesuai dengan
metode akuntansi yang benar, salah satu contohnya adalah pada saat
terjadi kesalahan pencatatan tidak dibuat jurnal pembetulan tapi langsung
menghapus atau mengganti transaksi yang sudah tercatat.
3. Pencatatan barang yang masuk atau keluar gudang, karena tidak ada
pegawai atau karyawan yang khusus bertugas atau mengawasi perputaran
barang yang ada di gudang mengakibatkan data barang yang ada di
gudang dapat diisi oleh semua karyawan yang ada sehingga apabila
terjadi perbedaan jumlah antara buku stok dengan barang yang bada di
gudang pemilik usaha atau karyawan akan sulit meminta pertanggung
jawababan.
4. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang belum ada, usaha yang
diwariskan oleh orang tua mengakibatkan penerus usaha sangat sulit
mengubah kebiasaan yang ada di unit usaha ini, selain dari SDM yang
dimiliki oleh UD. Prima Tani sangat terbatas juga diakibatkan budaya
yang telah ada di usaha ini, seperti saling keprcayaan yang dibangun oleh
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan terstruktur, bahkan
apabila terjadi kehilangan barang dagangan yang ada di gudang akan
sulit meminta tanggung jawab karena tidak adanya pegawai yang khusus
untuk mengurusi perputaran barang yang ada digudang,serta tidak
adanya pembagian tugas yang jelas sehingga meningkatkan resiko
terjadinya kesalahan komunikasi antar karyawan.
5. Pencatatan yang sekedarnya mengakibatkan sulitnya melakukan
pengendalian terhadap perputaran barang dagangan yang ada, pencatatan
yang dilakukan dan pelaporan yang ada pada usaha ini hanya sebatas
buku yang berisi transaksi-transaksi yang telah terjadi, sehingga apabila
ingin mengetahui satu jenis barang yang telah keluar selama sebulan
karyawan harus menghitung lagi, yang mengakibatkan terbuangnya
waktu dan ada kemungkinan tidak akuratnya data yang didapatkan, selain
itu pemilik usaha akan mengalami kesulitan saat ingin melakukan
perhitungan keuntungan yang didapat
2. Hamdani Romadhon (2010).
Judul:
“Penerapan Sistem pengendalian Intern Berbasis Komputer, Berbasis Sistem
Informasi Akuntansi Pada CV.Syahid Husada Surabaya”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang
masalah diatas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
bagaimana penerapan Sistem Penbgendalian Intern Berbasis Komputer, Berbasis
Sistem Informasi Akuntansi pada CV. Syahid Husada Surabaya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui seberapa jauh penerapan sistem informasi akuntansi
mampu meningkatkan pengendalian intern di perusahaan.
2. Untuk mengadakan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem informasi
akuntansi dan sistem pengendalian intern yang ada diperusahaan.
3. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian yang efektif bisa diterapkan
diperusahaan
• Kesimpulan
Dengan berdasarkan hasil pertanyaan yang diberikan pada saat survei,
dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti berhasil mengeksplorasi
pengendalian intern ini secara utuh dan penerapan sistem pengendalian intern
secara umum di CV. Syahid Husada dapat menyimpulkan jawaban dari hasil
wawancara serta kuisioner,adalah sebagai berikut :
1. PENGENDALIAN UMUM
a.. Pengendalian Organisasi belum diterapkan dengan optimal.
b. Pengendalian Dokumentasi sudah diterapkan secara optimal.
c. Pengendalian Kerusakan Perangkat Keras tidak diterapkan secara
optimal.
d. Pengendalian Keamanan Fisik tidak diterapkan secara optimal.
2. PENGENDALIAN APLIKASI
a. Pengendalian Masukan telah diterapkan secara optimal.
b. Pengendalian Proses sudah diterapkan secara optimal.
c. Pengandalian Keluaran sudah diterapkan secara optimal.
Perbedaan yang ada antara peneliti terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan penulis sekarang adalah Gandhy Putra Pratama (2011) meneliti sistem
pengendalian intern ditinjau dari penerapan pengendalian internal atas penjualan pada
usaha kecil menengah di toko sarana produksi pertanian UD. Prima Tani. Hamdani
Romadhon (2010) mneliti tentang penerapan sistem pengendalian intern berbasis
komputer, berbasis sistem informasi akuntansi pada CV.Syahid Husada Surabaya.
Sedangkan Dradjat Fitriansyah Kurniawan (2012) meneliti tentang pengendalian
intern terhadap penggajian pegawai tetap di salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit. Dalam penelitian terdahulu
hanya menjabarkan atau menjelaskan tentang penerapan sistem pengendalian
internnya saja tanpa adanya jalan pemecahan terhadap masalah sistem pengendalian
intern tetapi hanya memberikan evaluasi saja terhadap sistem pengendalian intern.
Maka penelitian yang sekarang disamping menggunakan elemen-elemen sistem
pengendalian intern terhadap gaji, penelitian ini juga menganalisis sistem
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Sistem Infor masi akuntansi
Sistem informasi pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang salimg
terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memproses data transaksi yang
dibutuhkan yang berfungsi bersama mencapai suatu tujuan. Demikian pula
dengan Sistem Informasi Akuntansi, merupakan gabungan dari tiga unsur kata
yaitu system, informasi, akuntansi tersebut memiliki maknanya sendiri. Nugroho
Widjajanto (2001:2) sistem merupakan sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu
input, proses, dan output.
James A. Hall (2001:5) mendefinisikan sebagai berikut:
Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berkaitan (inter-realeted) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai
tujuan yang sama (common purpose).
Beberapa pendapat tersebut diatas, dapat diikhtisarkan bahwa pada
dasarnya sistem terdiri dari tiga unsur, yaitu : masukan (input), proses (procces),
merupakan suatu aktivitas yang dapat menstranformasikan input menjadi output.
Sedangkan output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau target
Informasi merupakan komoditas yang sangat penting bagi perusahaan,
karena dengan adanya informasi akan membantu dalam operasi dan pengambilan
keputusan sehari-hari. Bodnar dan Hopwood (2001 :1) informasi adalah data yang
berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan
yang tepat. Dengan adanya sistem yang baik diharapkan dapat menghasilkan
suatu informasi yang berkualitas tinggi. Informasi yang baik tersebut mempunyai
kriteria sebagai berikut relevan, akurat, tepat waktu, jelas, dapat diukur, dan
konsisten.
Proses akuntansi dimaksudkan untuk menghasilkan informasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Misalnya laporan akuntansi yang mengiktisarkan
profitabilitas produk baru sehingga dapat membantu manajemen untuk
memutuskan apakah akan melanjutkan penawaran produk tersebut kepada pasar.
Soemarso (2002:3) menyatakan akuntansi adalah proses mengidentifikasi,
mengukur, dan melaporkam informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya
penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut. Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa akuntansi secara
umum adalah sebagai sitem informasi yang menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai ekonomi dan kondisi perusahaan.
Jadi akuntansi itu merupakan suatu proses yang dimulai daei transaksi,
pencatatan, pengikhtisaran, dan laporan akuntansi. Dengan demikian informasi
yang dihasilkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai
Berdasarkan uraian sistem, informasi, akuntansi diatas maka dapat
diketahui lebih jelas tentang sistem informasi akuntansi. Bodnar dan Hopwood
(2001-1) mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan
sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data
menjadi informasi, informasi ini dikomunikasikan kepada bagian beragam
pengambilan keputusan. Nugroho Widjajanto (2004:4) menyatakan bahwa sistem
informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk
komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan
laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk
menstransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen.
2.2.2. Tujuan Sistem Infor masi Akuntansi
Wilkinson (1990:7) sistem informasi dalam dunia bisnis dan pemerintahan
mempunyai tiga tujuan, meliputi :
1. Menyajikan informasi yang mendukung operasi harian.
2. Menyajikan informasi yang mendukung pengambilan
keputusan.
3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan
kepengurusan.
Dari tujuan Sistem Informasi Akuntansi di atas maka peniliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa maksud tujuan yang pertama yaitu sistem
melakukan tugas mereka setiap hari secara efisien dan efektif. Yang kedua, sistem
informasi akuntansi ini kan memberikan informasi kepada para manajer yang
mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan
tersebut. Sedangkan yang ketiga pengurusan merujuk ke tanggung jawab
manajemen untuk mengatur suber daya perusahaan secara benar. Sistem Informasi
menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke para pemakai inormasi
melalui laporan yang dibutuhkan.
2.2.3. Fungsi Sistem Infor masi Akuntansi
Beberapa fungsi sistem informasi akuntansi dapat disebutkan antara lain:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi
perusahaan.
b. Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.
c. Manajemen data-data yanga ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
d. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi
atau perusahaan terjaga.
e. Penghasil informasi yang menyediakan informasi yang cukup bagi pihak
manajemen untuk melakukan perencanaan, mengeksekusi perencanaan dan
2.2.4. Konsep Infor masi
Nilai informasi itu berhubungan dengan keputusan bila tidak ada pilihan
atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan berkisar antara
keputusan berulang sederhana sampai strategi jangka panjang. Ciri dari informasi
dalam lingkup sistem informasi:
a. Benar atau salah, berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima
informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama dengan yang benar.
b. Baru, informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
c. Tambahan, informasi dapat memperbarui atau memberikan tambahan baru
pada informasi yang ada.
2.2.5. Pentingnya Infor masi
Informasi sangat penting sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.
Baik informasi intern maupun informasi yang ekstern diolah dalam proses
pengambilan keputusan kemudian menghasilkan beberapa alternatif keputusan
atau kebijakan sekaligus ditentukan prioritasnya. Informasi intern diperoleh dari
perusahaan antara lain: proses produksi, sedangkan infomasi ekstern bisa
diperoleh dari luar perusahaan antara lain: surat kabar, majalah, radio dan televisi.
2.2.6. Sistem Pengendalian Inter n
2.2.6.1. Penger tian Sistem Pengendalian Inter n
Mulyadi (1993:165), sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.Pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah suatu cara untuk mengatasi
pengamanan harta kekayaan, memperoleh informasi bagi pimpinan, melancarkan
operasional dan dipatuhinya kebijakan perusahaan yang meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan.
Definisi sistem pengendalian intern tersebut mengandung dua unsur yaitu
sistem dan prosedur. Mulayadi (1993:6), sistem adalah suatu jaringan prosedur
yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan, sedangkan prosedur adalah urutan kegiatan, biasanya beberapa orang
dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari
prosedur atau unsur yang berkaitan satu dengan yang lain, maka terbentuk suatu
kesatuan dalam pencapaian tujuan tertentu. Prosedur adalah susunan kegiatan
yang berstruktur dan dilaksanakan oleh beberapa orang dalam satu departemen
atau lebih menjamin penanganan transkasi perusahaan yang seragam dan terjadi
berulang-ulang. Sistem dan prosedur merupakan salah satu unsur sistem
pengendalian intern terhadap suatu ikatan yang sulit dipisahkan, maka
terbentuklah suatu pengendalian intern yang baik.
2.2.6.2. Tujuan Pener apan Sistem Pengendalian Inter n
Mulyadi (1993:165-166), tujuan dari sistem pengendalian intern adalah:
Kekayaan fisik perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan, atau hancur karena
kecelakaan kecuali jika perusahaan tersebut dilindungi dengan pengendalian
intern yang memadai kekayaan, perusahaan yang tidak mempunyai wujud
fisik, seperti piutang dagang akan rawan kecurangan jika dokumen penting
(seperti kontrak penjualan) dan catatan akuntansi (seperti kartu piutang)
tidak dijaga. Kesalahan pencatatan bisa saja terjadi secara tidak sengaja atau
disengaja untuk memanipulasi data.
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
Pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses
pengolahan data akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang
teliti dan andal. Data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan
perusahaan maka ketelitian dan keandalan data menjadi
pertanggungjawaban penggunaan kekayaan perusahaan, hal ini untuk
mencegah terjadinya kecurangan dan penyalahgunaan harta perusahaan.
c. Mendorong efisiensi operasi kegiatan
Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak
perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan perusahaan. Penggunaan
sumber daya perusahaan memerlukan pengendalian untuk mencegah
terjadinya pemborosan tersebut. Tujuan tiap perusahaan adalah
melaksanakan operasi perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai
keuntungan yang maksimal.
Manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur yang baik untuk mencapai
tujuan perusahaan. Struktur pengendalian intern ditujukan untuk
memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi
oleh karyawan perusahaan. Kepatuhan karyawan akan mendukung
terlaksananya kegiatan perusahaan dengan baik.
2.2.6.3. Komponen Sistem Pengendalian Inter n
Bodnar dan Hopwood (2004:129), pengendalian intern terdiri dari lima
komponen yang saling terkait berikut ini;
a. Lingkungan pengendalian, menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,
menyediakan disiplin dan struktur.
b. Penaksiran resiko, adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko
yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
c. Aktivitas pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur untuk membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan komunikasi, adalah pengindentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan
orang melaksanakan tanggung jawab mereka
e. Pemantauan, adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan
terjadinya kesalahan, ketidakakuratan, ataupun kecurangan dalam satuan usaha
tersebut sangat besar.
2.2.7. Penger tian Sistem Penggajian
Mulyadi (1993:375), gaji umumnya merupakan pembayaran atas
penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jabatan manajer.
Upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan
oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tepat
perbulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau
jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.
Sistem penggajian adalah bagian dari organisasi yang mengumpulkan
serta mengolah data transaksi guna menghasilkan informasi baik pihak luar atau
dalam perusahaan. Informasi yang dihasilkan digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan khususnya mengenai sistem penggajian dan pengupahan
organisasi perusahaan. Mulyadi (1993:3), koordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
(Dikutip oleh Annisa Rizky Ana, 2011), sistem akuntansi suatu organisasi
terdiri dari metode dan catatan yang dibuat untuk mengidentifikasikan,
mengumpulkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi
organisasi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban
Sistem informasi dirancang dan dipasang bukan hanya untuk
menghasilkan saldo-saldo buku besar untuk menghasilkan laporan keuangan
tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen dan informasi operasional
yang tidak berkaitan dengan akuntansi. Kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah kumpulan formulir, catatan dan
laporan untuk melaksanakan kegiatan akuntansi dan menghasilkan informasi.
Fungsi informasi adalah untuk bertanggung jawab untuk pemrosesan data.
2.2.8. Infor masi yang Digunakan Manajemen
Mulyadi (1993:378) informasi yang digunakan manajemen dalam proses
penggajian dan pengupahan antara lain:
a. Jumlah gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan selama periode
akuntansi tertentu.
b. Jumlah biaya gaji dan upah yang diterima setiap karyawan menjadi beban
setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.
c. Jumlah gaji dan upah yang diterima setiap karyawan selama periode
akuntansi tertentu.
d. Rincian unsur biaya gaji dan upah menjadi beban perusahaan dan setiap
pusat pertanggungjawaban selama periode tertentu.
2.2.9. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Mulyadi (1993:386) catatan akuntansi yang digunakan merupakan
a. Jurnal umum, digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke
dalam setiap departemen dalam perusahaan.
b. Kartu harga pokok produk, digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja tidak
langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
c. Kartu biaya, digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan
biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam perusahaan.
d. Kartu penghasilan karyawan, digunakan untuk mencatat penghasilan dan
berbagai potongan yang diterima oleh karyawan.
2.2.10.Sistem Pengendalian Inter n untuk Gaji
Pengendalian selalu dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan suatu
organisasi. Hal ini diperlukan agar pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kesalahan-kesalahan dan penyimpangan dapat saja terjadi dalam setiap
pelaksanaan kegiatan, sehingga pimpinan memerlukan sarana pengendalian untuk
dapat mendeteksi dan memperbaiki kesalahan dan penyimpangan yang terjadi.
Salah satu fungsi utama sistem akuntansi adalah memberikan bantuan kepada
manajemen dalam melaksanakan pengendalian organisasi perusahaan.
Pengendalian yang dimaksud dalam perusahaan adalah pengendalian
intern yang memiliki dua fungsi utama, yaitu menjaga keamanan harta perusahaan
yang disebut dengan preventive atau accounting control dan mendorong
dipatuhinya kebijakan-kebijakan manajemen untuk memperoleh kondisi yang
sempit, pengendalian intern adalah sebagai internal cek yaitu prosedur mekanis
untuk saling memeriksa ketelitian.
Pada umumnya, sistem pengendalian dalam perusahaan diintegrasikan
dengan sistem pengolahan transkasi, dalam pembayaran gaji, pengendalian adalah
untuk meyakinkan bahwa gaji dibayar dalam jumlah yang tepat untuk jasa-jasa
analisis dapat dihasilkan melalui pengolahan daftar gaji, terutama yang
menyangkut departemen produksi dalam mengukur efektivitas kerja karyawan.
Pembuatan daftar gaji memerlukan tanggung jawab bagian gaji, daftar ini
membuat perhitungan gaji.
2.2.11.Fungsi-fungsi Dalam Prosedur Penggajian
Mulyadi (1993:386-389) fungsi yang terkait dalam proses penggajian dan
pengupahan adalah sebagai berikut:
e. Fungsi kepegawaian
Fungsi ini berada di tangan bagian kepegawaian di bawah departemen
personalia yang bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi
calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat
keputusan tarif gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji,
mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.
f. Fungsi pencatat waktu
Fungsi ini berada di tangan bagian pencatat waktu di bawah departemen
personalia dan umum yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
g. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah
Fungsi ini berada di tangan bagian gaji dan upah di bawah departemen
personalia dan umum yang bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan
upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan
yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji
dan upah.
h. Fungsi akuntansi
Fungsi ini berada di tang.an bagian utang, bagian kartu biaya bagian jurnal
yang bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam
hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah (misalnya utang gaji dan
upah karyawan, utang pajak).
i. Fungsi keuangan
Fungsi ini berada di tangan bagian kasir bertanggung jawab untuk mengisi cek
guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang
tunai tersebut dimasukkan ke dalam amplop gaji dan upah setiap karyawan,
untuk selanjutnya dibagikan kepada setiap karyawan yang berhak.
2.2.12.Dokumen-dokumen dalam Penggajian
Mulyadi (1993:378-386) dokumen yang digunakan dalam proses
penggajian dan pengupahan antara lain:
a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah, dikeluarkan oleh fungsi
kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan
dari pekerjaan, pemindahan dan lain sebagainya. Tembusan dokumen ini
dikirimkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk kepentingan
pembuatan daftar gaji dan upah.
b. Kartu jam hadir, digunakan untuk fungsi pencatat waktu untuk mencatat
jam hadir karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat
berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk daftar hadir yang diisi
dengan mesin pencatat waktu.
c. Kartu jam kerja merupakan pencatatan waktu yang dikonsumsi oleh tenaga
kerja langsung perusahaan guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen
ini diisi oleh mandor dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan
upah untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum
digunakan untuk distribusi biaya upah langsung kepada setiap jenis produk
pesanan.
d. Daftar gaji dan upah, berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan,
dikurangi potongan-potongan berupa PPh pasal 21, utang karyawan, iuran
organisasi karyawan dan lain sebagainya.
e. Rekap daftar gaji dan upah, merupakan ringkasan gaji dan upah
perdepartemen yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah.
f. Surat pernyataan gaji dan upah, dibuat oleh fungsi daftar gaji dan upah
bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan
yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah.
g. Amplop gaji dan upah, yang berisi utang gaji dan upah untuk diserahkan
h. Bukti kas keluar, merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh
fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam
daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan
upah.
Fungsi bagian gaji dan upah Baridwan (1991:148) sebagai berikut:
a. Menghitung gaji dan upah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan catatan waktu hadir dan pencatat waktu.
2) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk menghitung pendapatan
karyawan.
3) Menambahkan tunjangan-tunjangan pada gaji.
4) Menggajikan waktu hadir dengan tarif upah.
5) Memperhitungkan potongan-potongan pada gaji dan upah seperti
angsuran pinjaman, asuransi dan lain-lain.
b. Membuat formulir dan laporan-laporan sebagai berikut:
1) Jurnal gaji dan upah
2) Cek gaji atau amplop gaji
3) Laporan gaji karyawan
4) Catatan gaji karyawan
5) Formulir atau laporan yang diperlukan untuk perhitungan pajak dan
asuransi.
c. Menyusun statistik gaji dan upah
2.2.13.Flowchart Sistem Pembayaran Ga ji Ma nual
Pr oduksi Akuntansi Biaya Penggajian
Gambar 1: Flowchart Sistem Penggajian
1.4. Otorisasi penggajian dan perincian transkasi (jam kerja) dimasukkan ke
proses penggajian dari dua sumber yang berbeda: personalia dan produksi.
2.4. Proses penggajian merekonsiliasi informasi ini, menghitung gaji dan
mendistribusikan cek pembayaran ke karyawan.
3.4. Akuntansi biaya menerima informasi yang berkaitan dengan waktu yang
digunakan untuk setiap pekerjaan dari produksi. Informasi ini digunakan
untuk menjurnal akun barang dalam proses.
2.2.14.Unsur Sistem Pengendalian Inter n dalam Sistem Penggajian
Mulyadi (1993:166-174) unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern
adalah:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Setiap transaksi
hanya terjadi atas otoritasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik
pelaksanaan. Cara-cara yang ditempuh dalam menciptakan praktek yang
sehat adalah:
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang wewenang.
2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit)
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau unit organisasi.
4) Perputaran jabatan (job rotation).
5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya.
7) Pembentukan unit organisasi yang bersifat untuk mengecek efektifitas
unsur-unsur sistem pengendalian intern.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Struktur organisasi,
sistem organisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang
diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat, semuanya sangat tergantung
kepada manusia yang melaksanakannya di antara empat unsur pokok
pengendalian intern di atas, unsur mutu karyawan merupakan unsur yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. J enis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif yaitu mengumpulkan, menafsirkan data sesuai dengan kejadian yang
sebenarnya. Efferin dkk (2004 : 9), penelitian deskriptif adalah penelitian yang di
lakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan
variabel lainnya..
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan pendakatan
yang menekankan pada deskripsi yang terjadi secara alamiah, apa adanya dalam
situasi normal yang tidak di manipulasi keadaan dan kondisinya.
Mulyana (2001 : 155) metode kualitatif pengamatan berperan serta,
wawancara mendalam, dan analisis dokumen atau metode historis bersifat
fundamental dan sering digunakan bersama-sama, seperti dalam studi kasus.
kaum positivis menganggap pengamatan sebagai metode yang tidak handal
(unrealiable). menurut mereka, pengamat yang berbeda mungkin melakukan
pengamatan berbeda memperoleh data yang berbeda, dan konsekuensinya,
menghasilkan kesimpulan penelitian yang berbeda pula. sedangkan sebagai
peneliti kualitatif, isunya adalah keotentikan dan realiabilitas.
Adapun ciri-ciri penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang
diungkapkan adalah :
1. Peneliti sendiri merupakan instrument penelitian yang paling penting didalam
pengumpulan data dan pengintrepetasian data.
2. Penelitian kualitatif bersifat pemerian (deskriptif), artinya mencatat secara
teliti segala gejala (fenomena) yang dilihat dan didengar serta dibacanya (via
wawancara atau bukan, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau
memo, dokumen resmi atau bukan dan lain-lain) dan peneliti harus
membanding-bandingkan, mengkombinasikan, mengabstraksikan, dan
menarik kesimpulan.
3. Analisis bersifat induktif
4. Data dan informasi harus berasal dari tangan pertama
5. Kebenaran data harus dicek dengan data lain, misalnya dokumen, wawancara,
observasi mendalam, dan lain-lain (data lisan dicek dengan data tulis)
6. Orang atau sesuatu yang dijadikan subjek penelitian tersebut partisipan (buku
dapat dianggap partisipan) dan konsultan serta teman dapat dijadikan
partisipan
7. Titik berat perhatian harus pada pandangan emik, artinya peneliti harus
menaruh perhatian pada masalah penting yang diteliti dari orang yang diteliti
dan bukan dari etik (dari kacamata peneliti)
8. Sumber data bersifat ilmiah, artinya peneliti harus berusaha memahami
9. Penelitian harus digunakan untuk memahami bentuk-bentuk tertentu
(shaping), atau kasus (studi kasus)
10. Di lapangan peneliti harus bersifat seperti orang yang ditelitinya.
Penggunaan metode kualitatif ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang
lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian
dapat dicapai. Jika dengan metode kuantitatif, hanya bisa diteliti beberapa
variabel saja dan hanya dapat digali fakta-fakta yang bersifat empiric dan
terukur sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan
terjawab. Maka dengan metode kualitatif dapat ditemukan jawaban yang
lebih mendalam dan fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera dapat
diungkapkan.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah kota Mamuju, Sulawesi Barat, dalam
penelitian ini peneliti akan membuat studi tentang sistem pengendalian intern atas
penggajian. Sebagai obyek yang dipilih adalah PT. Suryaraya Lestari 2 yang
beralamat desa Babana Kecamatan Budong-Budong, Kabupaten Mamuju,
Sulawesi Barat. Perusahaam tersebut bergerak dibidang perkebunan khususnya
kelapa sawit.
3.3. Penentuan Infor man
Penentuan informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snowball
sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi
besar, hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut
belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi
yang dapat digunakan sebagai sumber data.
Informan yang dipilih sebagai kunci dari informasi adalah Bpk. Heru
kepala bagian Tata Usaha, Bpk. Fani Adityas Kepala bagian HRGA, Bpk.
Ahmadi Kasir/kr. Ipembk, dan Bpk. Maskur.M kr.fas/umum selanjutnya
diteruskan kepada informan-informan lain yang direkomendasikan oleh informan
kunci serta informan yang oleh peneliti dianggap berhubungan langsung dalam
pengendalian intern penggajian pada PT. SURYARAYA LESTARI 2, Mamuju,
Sulawesi Selatan.
3.4. Sumber Data dan J enis Data
(Ikhsan dan Iskak, 2005 : 109) jenis dan sumber data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data riset yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan riset.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peniliti secara
bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip baik yang
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
1. Survey Pendahuluan
Tahap ini dilakukan dengan cara peneliti mendatangi PT. Suryaraya Lestari 2
Mamuju, Sulawesi Barat yang akan diteliti untuk mendapatkan data-data
mengenai gambaran umum perusahaan, dan mengidentifikasi permasalahan
yang ada di dalam perusahaan untuk diteliti lebih lanjut.
2. Studi Kepustakaan
Berupa kegiatan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian
dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur dan buku yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti, selain itu studi pustaka dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh landasan teori yang relevan dengan permasalahan
guna memecahkan masalah.
3. Survey Lapangan
Yaitu kegiatan penelitian langsung terhadap obyek penelitian dengan
menggunakan beberapa teknik, yaitu:
a. Observasi, di mana dilakukan pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan secara langsung berbagai kegiatan.
b. Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait secar langsung dengan
informan, seperti bagian personalia, bagian keuangan dan akuntansi untuk
mengetahui penerapan sistem pengendalian intern terhadap penggajian dan
pengupahan pada PT. Suryaraya Lestari 2 Mamuju, Sulawesi Barat.
c. Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengutip
catatatan, dokumen resmi maupun arsip perusahaan. Hal ini dilakukan
dengan mengumpulkan data dari bagian personalia, keuangan dan akuntansi
serta bagian lain yang dianggap perlu untuk diteliti. (Dikutip oleh Annisa
Rizky Ana, 2011).
3.6. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan (Sugiyono,
2008:89-99), namun dalam penelitian kualitataif, analisis data lebih difokuskan
selama proses di lapangan. Pada saat wawancara, penelti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban yang diwawancarai, bila jawaban yang diwawancarai
setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
Miles and Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono (2008:91),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data antara lain:
2. Data Reduction (Reduksi Data)
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan dan selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
3. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal
ini Miles and Huberman (1984) yang dikutip Sugiyono (2008:95) menyatakan
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,
maka akan memudahkan untuk memahami apa yang telah difahami tersebut.
4. Conclusion Drawing/verification
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
Gambar 2: Komponen dalam analisis data (interactive model)
Sumber: Sugiyono (2008:92)
3.7. Kualitas Data
Menurut Meleong (2008:324), untuk menetapkan keabsahan data
diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu:
1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Penerapan kriterium derajat kepercayaan (kredibilitas) pada dasarnya
menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif.
a. Perpanjangan keikutsertaan
Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah
instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam
waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar
penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan
b. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, hal
itu berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti
dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
Kemudian ia menelaahnya secara rinci sampai pada suati titik, sehingga
pada pemeriksaan tahap awal salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah
sudah dipahami dengan cara yang biasa.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Atau dengan kata lain cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu
studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan
dari berbagai pandangan. Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan dapat
memanfaatkan sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda, metode, penyidik yang memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data, atau
dapat juga memanfaatkan teori untuk mencari tema atau penjelasan
2. Keteralihan (transferability)
Kriterium keteralihan berbeda dengan validitas eksternal dari nonkualitatif.
Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat
berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas
dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secra representatif
mewakili populasi itu.
3. Kebergantungan (dependability)
Kriterium kebergantungan merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam
penelitian nonkualitatif. Konsep kebergantungan lebih luas daripada
reliabilitas. Hal tersebut disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa
konsep itu memperhitungkan segala-galanya, yaitu yang ada pada realibilitas
itu sendiri ditambah faktor-faktor lainnya yang tersangkut. Bagaimana hal itu
akan dibicarakan dalam konteks pemeriksaan.
4. Kepastian (confirmability)
Kriterium kepastian berasal dari konsep ‘obyektivitas’ menurut nonkualitatif.
Pemastian bahwa sesuatu obyektif atau tidak bergantung pada persetujuan
beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang.
Dapat dikatakan bahawa pengalaman seseorang itu subyektif, sedangkan jika
disepakati oleh beberapa orang atau banyak orang, barulah dapat dikatakan
obyektif. Jadi obyektivitas-subyektivitasnya suatu hal bergantung pada
seseorang. Jika nonkualitatif menekankan pada ‘orang’, maka penelitian
data. Dengan demikian kebergantungan itu bukan lagi pada orangnya,
BAB IV
DESKRIPSI OBJ EK PENELITIAN
4.1. Pendahuluan
Penelitian ini disusun dengan mengambil lokasi penelitian di PT.
Suryaraya Lestari 2. Perusahaan ini bertempat di desa Babana, Kecamatan
Budong-Budong, Kabupaten mamuju, Sulawesi Barat. Peneliti memilih PT.
Suryaraya lestari 2, karena bergerak di bidang perkebunan khususnya perkebunan
kelapa sawit yang mengolah kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
kemudian diolah menjadi minyak mentah kelapa sawit dan didistribusikan /
dikirim sesuai dengan tujuan tender marketing pusat.
Perusahaan ini memiliki luas lahan perkebunan yang dikelola adalah 4.500
ha. Dengan lahan seluas tersebut maka perusahaan ini memiliki kelompok petani
binaan dari beberapa desa di sekitar wilayah perkebunan kelapa sawit tersebut
yang bekerja sebagai pengelola lahan tersebut dan sebagai buruh tani perkebunan.
Wilayah persebaran kelompok tani binaan PT. Suryaraya Lestari 2 adalah sebagai
berikut : sumber (Company Profile PT. Suryaraya Lestari 2) :
1. Desa Pontanakayang
2. Salogatta
3. Waiputeh
4. Tobadak I
5. Tobadak II
7. Tangkau
Untuk kelancaran aktivitas perusahaan dalam pengelolaan perkebunan
maka, PT Suryaraya lestari 2 telah diprkuat legalitas perusahaan dari beberapa
elemen yang bersangkutan. Beberapa bukti legalitas perusahaan adalah sebagai
berikut (Company Profile PT. Suryaraya Lestari 2) :
1. Ijin lokasi : No.460.12.19.53.14/1995 Tanggal 16 Oktober 1995
diperpanjang : No.460.12.19.53.19/1997 Tanggal 7 April 1997.
2. Akte Pendirian Perusahaan : No.65 Tanggal 27 November 2003.
3. Sk Pengesahan Badan Hukum : No.C2.778.HT.01.01.Th.91 Tanggal 8
November 1991.
4. Lahan : No. 1093/DJ/I/1983 Tanggal 8 Maret 1983.
5. Ijin Prinsip : No. 1093/DJ/I/1983 Tanggal 8 Maret 1983.
6. BA Tata Batas : Disahkan Tanggal 22 Desember 1988.
7. SK. Pelepasan : No. 583/Kpts.II/1988 Tanggal 22 Desember 1988.
4.2. Visi dan Misi PT. Sur yar aya Lestar i 2
PT. Suryaraya Lestari 2 memiliki visi dan misi perusahaan yang harus
diterapkan oleh semua karyawannya yang bertujuan untuk memajukan
perusahaan.
Visi :