DI KOTA SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
Roly Yanri Mailakay 0712010232 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2011
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh:
Roly Yanri Mailakay 0712010232 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK IM3 DIKOTA SURABAYA
Yang Diajukan
Roly Yanri Mailakay 0712010232 / FE / EM
Disetujui Untuk Ujian Skripsi Oleh
Pembimbing Utama
Sugeng Purwanto, SE, MM Tanggal:………
Nip. 030199433
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ”
Jawa Timur
DRS. EC. RAHMAN A. SUWAIDI,MS Nip : 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dengan mengucap Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan
berkat serta pengertiannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“ Pengaruh Iklan Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk IM3 Di Kota Surabaya”.
Dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“ Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Program Studi Manajemen Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
4. Bapak Sugeng Purwanto , SE, MM, Sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah
mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Dr Supriyono, SE, Sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama dalam masa perkuliah di Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran”
Jawa Timur.
ii
kubanggakan yang telah bekerja sangat keras dan terus mendukung serta memberikan
motivasi tanpa henti demi keberhasilan anaknya dan Kepada Mami, Ibu Sherly Antje
Mailakay yang telah mendidik dan terus memberikan doanya tanpa henti demi putranya
ini, serta kedua adikku tersayang Daniel James Mailakay serta Mely Mariam Mailakay
yang melengkapi Keluarga kami dan kakakku yang berada di Manado Kak Angel, serta
Saudara-saudaraku yang terus dan selalu mendukung
8. Kepada tiga Orang teman spesial yang menemani sepanjang Perkuliahanku di kampus ini
Ana F ( UPN V Jatim), Grace Tulung ( STIE Perbanas) dan Meriana Harahap ( UPN V
Jogjakarta)
9. Dan Kepada Rekan-rekan seperjuangan dan teman motivasi selalu, Samson, Yizhia, Dwi,
Leo, Roy, Febri, Arif, Frans, Dedi, Agus dan yang lain serta saudara-saudara UK3
angkatan 2007-2008, KKN SIMADA Bawean ( Univ UPN V JATIM, JOGJAKARTA
dan JAKARTA) serta rekan-rekan yang tidak bisa penulis sebutkan semua, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh daripada sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati
demi sempurnanya skripsi ini dan Terima Kasih Sebesar-sebesarnya
Surabaya, Oktober 2011
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
hal
1.1 Latar Belakang Masalah………...………. 1
1.2 Perumusan Masalah………..…. 10
1.3 Tujuan Penelitian………... 10
1.4 Manfaat Penelitian……….… 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 12
2.1 Penelitian Terdahulu……….. 12
2.2 Landasan Teori……….. 14
2.2.1 Pemasaran………. 14
2.2.2 Perilaku Konsumen………….………... 16
2.2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen……. 17
2.2.3 Konsep Pemasaran……… 18
2.3 Iklan………... 20
2.3.1 Pengertian Iklan……… 20
2.3.2 Tujuan dan Fungsi Periklanan……….. 22
2.3.3 Efektifitas Iklan……… 24
2.3.4 Media Iklan……….. 25
iv
2.4 Citra Merek………... 29
2.4.1 Pengertian Citra Merek……….. 29
2.4.2 Indicator dari Citra Merek……….………. 31
2.6 Hubungan Kausalitas………. 36
2.6.1 Hubungan Kausalitas Iklan dengan Citra Merek……… 36
2.6.2 Hubungan Kausalitas Iklan dengan Minat Beli………... 38
2.6.3 Hubungan Kausalitas Citra Merek dengan Minat Beli……….. 39
2.7 Kerangka Konseptual……… 40
2.8 Hipotesis……… 41
BAB III METODE PENELITIAN………... 42
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……… 42
3.1.1 Iklan ………... 42
3.1.2 Citra Merek……… 43
3.1.3 Minat Beli……… 43
3.2 Pengukuran Variabel……….. 44
3.3 Teknik Penentuan Sampel……….. 45
3.4 Jenis Data……….. 46
3.4.1 Metode Pengumpulan Data……… 47
3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ……… 47
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.5.2.1 Uji Outlier Univariat………. 49
3.5.2.2 Uji Outlier Multivariat ………. 49
3.5.3 Uji Normalitas Data ………...……… 50
3.5.4 Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ……….. 50
3.5.5 Analisis Path dengan Menggunakan Permodelan SEM ……… 51
3.5.6 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ……….. 53
3.6 Metode Two-Step Approach……… 53
3.7 Analisis Faktor Konfirmatori ……….. 55
3.7.1 Uji Reliabilitas Instrumen Questioner………. 57
3.7.2 Uji Validitas Instrumen Questioner………. 57
3.7.3 Evaluasi Kriteria Goodnes of Fit………. 58
3.7.4 Evaluasi Normalitas……… 58
3.7.5 Evaluasi Outliers ……… 58
3.7.6 Evaluasi Multicoliniearity dan Singularity……….. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..……… 61
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………... 61
4.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan……… 61
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………. 63
4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden……… 63
4.3 Analisis Data………. 64
4.3.1 Evaluasi Outlier……….. 65
4.3.2 Evaluasi Reliabilitas………... 66
4.3.3 Evaluasi Validitas ……….. 67
4.3.4 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extraced……….. 68
vi
4.3.7 Uji Kausalitas……….……. 72
4.3.8 Analisis Unidimensi First Order……….…… 73
4.3.9 Analisis Unidimensi Second Order……….…. 74
4.4 Pembahasan………... 74
4.4.1 Pengaruh Iklan Terhadap Citra Merek………... 76
4.4.2 Pengaruh Iklan Terhadap Minat Beli ……….... 77
4.4.3 Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli……….. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. .79
5.1 Kesimpulan ……….. 79
5.2 Saran ……….... 79
DAFTAR PUSTAKA KUESIONER
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Jumlah Pelanggan Kartu Seluler per agustus 2009 ………... 4
Tabel 2 : Perkembangan Pangsa Merek(Brand Share) Operator GSM ….………. 9
Tabel 3 : Goodnes of Fit Index ……….. 54
Tabel 4: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 63
Tabel 5: Karakteristik Usia Responden……….. 64
Tabel 6: Karakteristik Pekerjaan Responden………. 64
Tabel 7: Outlier Data ………. 65
Tabel 8: Reliabilitas Data ……….. 66
Tabel 9: Validitas Data ……….. 67
Tabel 10: Construct Reliability dan Variance Extraced ……… 68
Tabel 11: Normalitas Data………. 69
Tabel 12: Evaluasi of Goodnes………. 71
Tabel 13: Evaluasi kriteria Goodnes of fit ……… 72
Tabel 14: Hasil Uji Kausalitas ……….. 72
Tabel 15: Unidimensi First Order……….. 73
Tabel 16: Unidimensi Second Order………. 74
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Jumlah Pelanggan telepon seluler di Indonesia ………. 3
Gambar 2 : Kerangka Konseptual ……… 40
Gambar 3 : Structural Equation Modelling ( SEM) Two Step Approach.……… 54
Gambar 4: Contoh Pengukuran CFA dengan faktor Iklan ………... 56
Gambar 5: Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach – Base Model...…………. 70
Gambar 6: Model Pengukuran dan Structural One Step Approach – Modification Model ……. 71
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR LAMPIRAN
1. DAFTAR PUSTAKA
2. KUEISIONER
3. TABULASI JAWABAN RESPONDEN
x
PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK IM3 DI KOTA SURABAYA
Oleh:
Roly Yanri Mailakay 0712010232 / FE / EM
Keberhasilan suatu merek untuk laku di pasaran atau mampu menarik minat beli calon konsumen, biasanya ditentukan oleh Iklan dan Citra Merek produk tersebut, dimana semakin menarik iklan tersebut dan baiknya citra merek tersebut lebih dominan mendorong minat beli seseorang atas dasar dari pemikiran tersebut maka penelitian ini dibentuk untuk mengetahui pengaruh dari iklan dan citra merek terhadap minat beli calon konsumen serta pengaruh dari iklan terhadap pembentukan citra merek produk IM3 terutama pada para calon konsumen IM3 di kota Surabaya.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban kuesioner sampel terpilih atas populasi penduduk Surabaya dimana pengolahan jawaban tersebut diolah melalui metode analisis SEM (Structural Equaton Modelling) untuk mengukur hasilnya terhadap pembuktian dari hipotesis penelitian.
Dari hasil analisis dengan metode SEM dapat disimpulkan bahwa: (1) faktor iklan berpengaruh positif terhadap citra merek. (2) faktor iklan tidak dapat diterima dalam menarik minat beli konsumen. (3) faktor citra merek berpengaruh postif dalam menarik minat beli konsumen produk IM3 di kota Surabaya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi terus dan selalu meningkat di setiap tahunnya. Terutama
seperti di era globalisasi saat ini, masyarakat seakan-akan terus membutuhkan setiap
informasi-informasi yang ada, karakteristik dan keberagaman masyarakat Indonesia
terhadap kebutuhan informasi dapat menjadi fenomena ekonomi tersendiri. Media – media
informasi dan komunikasi yang terus berkembang di setiap tahunnya mendorong terjadinya
perkembangan untuk setiap pemenuhan kebutuhan masyarakat. Media informasi seperti
media cetak ( koran, majalah, jurnal, surat, dan lainnya) serta media elektronik( radio,
televisi, telepon, dan internet) seakan sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap
masyarakat.
Komunikasi di masa kini sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap elemen
masyarakat, dan di masa kini tak dapat di pungkiri bahwa dalam perkembangan
telekomunikasi saat ini mendorong terjadinya peluang usaha ataupun persaingan bagi setiap
usaha - usaha bisnis yang sudah ada. Ketika pada zaman dulu dimana orang-orang masih
menggunakan media surat melalui kantor pos untuk telekomunikasi ataupun media telepon
rumah agar dapat bisa berkomunikasi terhadap sesama, keluarga, rekan bisnis, kekasih,
teman dan sanak saudara. Maka sekarang dengan kemunculan dari Handphone/Ponsel atau
Telepon Genggam seakan menggusur penggunaan media surat ataupun telepon rumah dari
terjadi lebih cepat, mobile (dapat berpindah), ringan, hemat dan lainnya, dan pengembangan
handphone saat ini telah menjadi gaya hidup tersendiri di tengah-tengah masyarakat,
perkembangan media handphone yang secara terus menerus memunculkan software atau
aplikasi-aplikasi yang menarik sangat membantu kinerja dari setiap perseorangan.
Media komunikasi handphone dan provider atau operator kartu seluler adalah satu
kesatuan yang tidak dapat di pisahkan, di mana handphone tidak akan dapat berfungsi tanpa
provider begitu pula sebaliknya, provider tidak akan dapat berfungsi apabila tidak ada
handphone, maka dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyrakat untuk komunikasi,
maka semakin berkembang pula pemakaian Handphone dan kebutuhan akan Provider saat
ini.
Hingga saat ini telah muncul dua jenis operator selular di Indonesia yaitu operator
GSM dan CDMA , dan untuk kategori provider atau operator seluler kartu GSM( Global
System For Mobile Communications) seperti PT. TELKOMSEL dengan produk Simpati(
prabayar), kartu AS( prabayar), kartu Hallo ( pasca bayar) , PT. INDOSAT dengan produk
Mentari ( prabayar), IM3 Smart ( prabayar), IM3 Bright( pasca bayar), Matrix ( pasca bayar),
PT. EXCELCOMINDO dengan produk XL bebas( prabayar), XL Jempol ( prabayar) ,
Xplore (pasca bayar), HUTCHISON dengan produk kartu Tri ( prabayar dan pasca bayar)
serta PT. NATRINDO TELEPON SELULAR dengan produk Axis ( prabayar). Sedangkan
untuk provider atau operator seluler kartu CDMA ( Code Division Multiple Acces) seperti
PT. TELKOM dengan produk Flexi Trendi ( prabayar) dan Flexi Classy ( pasca bayar),
PT. INDOSAT dengan produk Star One ( prabayar dan pascas bayar) , PT. MOBILE-8
dengan produk Fren ( prabayar dan pasca bayar), Ceria (prabayar dan pasca bayar), PT
BAKRIE TELECOM dengan produk Esia ( prabayar dan pasca bayar) .
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dari setiap operator kartu seluler GSM dan CDMA telah menarik hampir dari 250
juta penduduk Indonesia, berikut adalah grafik pertumbuhan pengguna handphone di
Indonesia
gambar 1: jumlah pelanggan telepon selular di Indonesia
sumber ; ( www. Marketing.co.id)
Dan dari perkembangan pertumbuhan jumlah pelanggan di Indonesia saat ini
menunjukan bahwa hampir setiap orang atau penduduk di Indonesia rata-rata mempunyai 1
buah handphone dengan providernya atau bahkan lebih terkadang satu orang bisa
mempunyai satu handphone tetapi memiliki lebih dari 1 provider seluler, ataupun contoh
lain,dimana 1 buah handphone dapat menerima lebih dari 1 provider telepon seluler seperti
kebanyakan merek-merek handphone dari Cina, dan Fenomena – fenomena seperti demikian
malah semakin mendorong kenaikan ataupun pertumbuhan dari pengguna sarana media
Dan dari perkembangan kartu seluler tersebut, PT. TELKOMSEL, PT INDOSAT,
dan PT. EXCELCOMINDO adalah tiga operator seluler dengan pangsa pasar tebesar di
Indonesia
Tabel 1: jumlah pelanggan kartu seluler operator GSM ( Telkomsel, Indosat, Excelcomindo) per agustus 2009
no operator 2004 2005 2006 2007 2008 2009*
Telkomsel 16.291.000 24.269.000 35.957.000 47.890.000 65.299.991 72.133.000
Prabayar 14.963.000 22.798.000 33.935.000 45.997.000 63.359.619 70.179.000
Simpati 14.273.000 21.620.000 30.425.000 41.067.000 55.825.720 60.420.000 AS 690.000 1.178.000 3.510.000 4.930.000 7.533.899 9.759.000 1
Pascabayar (kartu Hallo)
1.328.000 1.471.000 1.662.000 1.913.000 1.940.372 1.954.000
Indosat 9.754.607 14.512.453 16.704.729 24.545.422 36.510.246 33.266.296
Prabayar 9.214.663 13.836.046 15.878.870 23.945.431 35.951.330 32.267.029 Mentari 6.056.442 7.421.882 7.936.410 8.425.667 9.776.440 10.110.210
539.944 676.407 825.859 599.991 919.213 999.267
Excelcomindo 3.791.000 6.978.519 9.527.970 15.469.000 26.015.517 24.892.000
Prabayar ( XL) 3.743.000 6.802.325 9.141.131 14.988.000 25.599.297 24.500.000 3
Pasca bayar ( Xplore)
48.000 176.194 386.639 481.000 416.220 392.000
Sumber: Ditjen potsel per agustus 2009
Walaupun ketiga perusahaan tersebut adalah pemegang pangsa pasar terbesar untuk
saat ini tetapi dengan semakin terbukanya persaingan yang ada sekarang ini apabila tidak
mampu menjaga konsumennya maka pasti akan terjadi penurunan atau kehilangan konsumen
karena para pesaing seperti dari provider Tri ataupun Axis mampu diperkirakan mampu
menembus persaingan untuk pangsa pasar operator telepon seluler GSM di Indonesia atau
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
mungkin beberapa tahun ke depan akan muncul provider-provider lain yang mampu
meramaikan persaingan
PT. Indosat. Tbk sebagai salah satu perusahaan provider terbesar di Indonesia, sangat
menarik perhatian dari penulis di mana dalam perkembangannya Perusahaan PT. Indosat
yang didirikan sejak tahun 1967 sebagai perusahaan dengan modal asing, dan pada tahun
1993 PT Satelit Palapa Indonesia ( SATELINDO) didirikan di bawah pengawasan dari PT.
Indosat dan ketika Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM maka
Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan PT Indosat sebagai perusahaan
pertama yang mengeluarkan kartu (prabayar) Mentari dan kartu ( pasca bayar) Matrix,
sumber( wikipedia.co.id).
Howard et al, 1988 mengemukakan bahwa Intetion to buy ( keinginan untuk
membeli) dapat di definisikan sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin atau
keinginan dalam hati yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek
tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Maka minat beli adalah tahap kecenderungan
responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan, perbedaan
dari pembelian actual dan minat pembelian adalah bila pembelian actual benar-benar
dilakukan oleh konsumen , sedangkan minat pembelian adalah niat untuk melakukan
pembelian pada kesempatan mendatang, Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu
akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian
umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian actual itu sendiri
(Kinnear dan Taylor, 1995).
Iklan adalah media komunikasi yang dipergunakan untuk mempromosikan suatu
sedangkan iklan yang merupakan bagian dari pada promosi merupakan salah satu alat paling
umum yang di pergunakan setiap perusahaan ataupun produsen karena inti dari iklan adalah
untuk memasukan sesuatu kedalam pikiran konsumen , mengubah persepsi konsumen dan
mendorong konsumen untuk bertindak ( Kotler : 2003) dan iklan juga dipandang sebagai
metode untuk membedakan produk perusahaan dari pesaingnya ( Kalra dan Goodstein: 1998)
dan juga menciptakan citra dan daya tarik merek atau organisasi ( Rex : 1997) Iklan pun
dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap sebuah produk atau merek, dan
memungkinkan produk yang sebetulnya “ kurang di sukai” untuk lebih di perhitungkan (
Terhune dan Steinberg : 2003). Persepsi konsumen terhadap sebuah produk yang negative
dapat berubah menjadi positif setelah mereka melihat iklan produk tersebut, karena itu
banyak manajer yang meyakini bahwa dengan iklan dapat menigkatkan loyalitas konsumen (
Guiltinan, Paul , dan Madden : 1997) dan juga menurut pendapat dari Hertzendorf : 1993
bahwa kualitas suatu produk di tentukan oleh kemampuan manajer tersebut dalam
mempresentasikan produknya di benak konsumennya.
Citra merek, suatu merek ataupun produk selalu memiliki citranya sendiri di mata
seorang konsumen karena merek adalah tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu
produk dan jasa, menurut (Kotler : 2003) Merek adalah suatu simbol rumit yang dapat
menyampaikan hingga enam tingkat pengertian sebagai berikut ( Atribut, Manfaat, Nilai,
Budaya, Kepribadian, Pemakai) sedangkan menurut American Marketing Association yang
di kutip dari (Kotler : 2005) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol, atau
desain atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Lalu bagaimana hubungannya Citra Merek dengan Minat membeli, menurut Aaker dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Vranesevic ( 2003) bahwa penciptaan kesan menjadi salah satu karakteristik dasar dalam
orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian yang lebih serta penciptaan
merek yang kuat sehingga Implikasi dari hal tersebut bahwa merek suatu produk dapat
menciptakan Image atau Citra untuk produk itu sendiri, sehingga mampu menanamkan
informasi dibenak pikiran konsumen atau menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam
memilih suatu produk.
Majalah Marketing edisi 03/XI/MARET 2011 dengan Faradissa (Head of Consultant ,
Frontier Counsultant Grup) mengemukakan penetrasi pasar wireless di Indonesia mencapai
90% di mana sekitar 215 juta nomor sim card beredar dipasaran dan diprediksi pada tahun
2011 akan mengalami pertumbuhan sekitar 37,7 juta pengguna baru dan pelanggan yang
akan menambah sim card, serta menurut Faradissa perbandingan pengalokasian dana
operasional dari ketiga provider terbesar di Indonesia PT Indosat dan PT Telkomsel
mengalami penurunan pada beberapa tahun terakhir sedangkan PT Excelcomindo mengalami
peningkatkan hal ini dikondisikan karena karena keseriusan merek XL untuk membangun
Citra Merek atau Brand Image .
Tercatat oleh Faradissa dan Nielsen, anggaran belanja iklan PT Telkomsel di tahun
2010 sebesar Rp 1,374 triliun mengalami penurunan sekitar 18% dari tahun sebelumnya
dengan alokasi dana sebesar Rp 538 miliar ( Telkomsel all sim card), Telkomsel Simpati
sebesar Rp 438 miliar dan Telkomsel kartu AS sebesar Rp398 Miliar dan menurut prediksi
Faradissa bahwa di tahun 2011 Telkomsel akan kembali menurunkan anggaran belanjanya.
PT Excelcomindo dengan produk kartu XL mengalami perkembangan, tercatat bahwa sejak
tahun 2006 – 2010 anggaran belanja iklan Excelcomindo selalu mengalami peningkatan dan
dari tahun sebelumnya dan diperkirakan oleh Faradissa bahwa tahun 2011 XL tetap akan
meningkatkan anggaran belanjanya. PT Indosat mengalami penurunan anggaran belanja iklan
sebesar 22% pada tahun 2010 Rp 412 Miliar untuk IM3 dan Rp 320 miliar untuk Mentari
dengan perbandingan anggaran belanja iklan beberapa tahun sebelumnya dan menurut
Faradissa pada tahun 2011 anggaran belanja iklan PT Indosat tetap akan diturunkan beberapa
persent untuk memperbaiki dari kinerja produk PT Indosat baik IM3 dan Mentari.
Produk Im3 yang rata-rata peminatnya adalah kalangan muda ( remaja hingga
dewasa) mulai harus di gencarkan kembali promosinya, karena menilik dari dua competitor
lainya seperti PT. Telkomsel dengan Simpatinya mampu menguasai pasar yang ada, dan PT
Excelcomindo dengan produk XL mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam
beberapa tahun terakhir, gencarnya promosi dengan penawaran tarif yang murah seakan
menarik perhatian dari kalangan remaja masyarakat Indonesia, berikut adalah brand share (
pangsa merek) tiga perusahaan besar selama beberapa tahun terakhir.
Tabel 2: Perkembangan Pangsa Merek ( Brand Share) Operator GSM Untuk Provider Telkomsel, Indosat, dan XL dari tahun 2003-Maret 2011
n o
Provider 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 Telkomsel 39.1% 48.4% 40.3% 44.7% 45.3% 46.1% 56.8% 55.7% 62.1%
2
Indosat 24.9% 30.1% 30.1% 24.8% 23.7% 23.3% 27.3% 25.4% 19.8%
3
Exelcomindo 14.5% 12.5% 10.8% 6.6% 7.7% 10.9% 14.5% 16.7% 15.1%
Sumber: MARKETING 03/XI/MARET2011
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dari tabel perkembangan pangsa merek ( brand share) di atas dapat dilihat bahwa
terjadi penurunan terhadap perkembangan PT Indosat dan peningkatan terhadap dua
competitor lainnya, dan hal ini haruslah di waspadai oleh PT. Indosat karena dari data
Tracking Top Of Mind (TOM), awareness terhadap Merek XL dan Simpati dan kartu AS
mengalami peningkatan sedangakan dari PT Indosat hanya produk Mentari yang mengalami
peningkatan. Awareness atau ketertarikan terhadap merek XL pada tahun 2010 berkisar
13,7% meningkat menjadi 16,4% pada tahun 2011 ( periode Maret 2011) untuk Telkomsel
dengan produk Simpati dan AS pada tahun 2010 dengan awareness sebesar 24,2% menjadi
26,2% di tahun 2011 ( pada periode Maret 2011) sedangkan untuk PT Indosat dengan
produknya IM3 dan Mentari di mana memiliki awareness pada tahun 2010 sebesar 19,8%
menurun menjadi 16,7% pada tahun 2011( periode Maret 2011) (Sumber Majalah
MARKETING 03/XI/MARET/2011).
Menurut data terakhir dari empat produk GSM PT Indosat ( Mentari, IM3 Smart, IM3
Bright, Matrix) hanya IM3 Smart atau yang rata-rata di kenal masyarakat dengan sebutan
IM3 saja, di mana menurut data terakhir, produk IM3 adalah produk ujung tombak dari PT.
Indosat, segmen IM3 yang menempatkan pada pemakaian untuk anak muda,
menyumbangkan pemasukan paling besar dari pada produk lainnya seperti Mentari dan
Matrix.
Maka berdasarkan fenomena di atas dimana penurunan produk IM3 yang sangat
signifikan menarik perhatian penulis dan akhirnya penulis mengangkat suatu tema penelitian
dengan judul sebagai berikut: “PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang di kemukakan
dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Apakah iklan berpengaruh terhadap citra merek
b. Apakah iklan berpengaruh terhadap minat beli produk IM3 di kota Surabaya?
c. Apakah citra merek berpengaruh terhadap minat beli produk IM3 di kota
Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas dan permasalahan yang di kemukankan,
maka tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis apakah iklan berpengaruh terhadap citra merek produk
IM3 di kota Surabaya.
b. Untuk mengetahui apakah iklan berpengaruh terhadap minat beli produk
IM3 di kota Surabaya.
c. Untuk mengetahui apakah citra merek berpengaruh terhadap minat beli
produk IM3 di kota Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini maka di harapkan dapat menjadi dan
memberikan hasil yang terbaik untuk pihak-pihak yang terkait, antara lain:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan sumbangan informasi bagi perusahaan – perusahaan
terutama bagi perusahaan PT Indosat tentang faktor-faktor yang mendorong
minat beli konsumen, terutama dari segi faktor pengaruhnya suatu iklan dan
citra merek produk tersebut.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat menjadi sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya di bidang
Ekonomi di jurusan manajemen pemasaran dan mampu menjadi bahan
refrensi unuk bahan penelitian
3. Bagi Peneliti
Sebagai jendela wawasan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang
bagaimananya suatu pemasaran, terutama di bidang ekonomi manajemen dan
dapat menerapkan ilmunya dalam penelitian ataupun dalam kemudian hari.
4. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan informasi atau sarana refrensi bagi peneliti lain apabila akan
12
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian berikut atau dijadikan sebagai acuan
terhadap penelitian ini adalah penelitian dan jurnal yang di lakukan oleh:
1. Penelitian dari Asmail Ishak, tahun 2008
Dengan Judul : Pengaruh Penggunaan Selebriti Dalam Iklan Terhadap Minat Beli
Konsumen yang terambil dari jurnal Siasat Bisnis vol. 12 no 2. Agustus 2008 hal
71-88 di mana permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah untuk mengukur
pengaruh penggunaan seorang selebriti terhadap suatu iklan untuk mendorong daya
tarik ataupun minat beli dari seorang calon konsumen, dalam penelitian tersebut
terdapat 5 variabel yaitu Attractiveness ( daya pikat), Trustworthiness (dapat
dipercaya), Expertise ( Keahlian), Sikap terhadap iklan dan Minat beli. Dimana
penelitian ini menggunakan alat ukur Structural Equation Modelling ( SEM) dan hasil
dari penelitian ini menyebutkan bahwa :
1. Dengan model penelitian di atas, sangat andal untuk memprediksi pengaruh
kredibilitas selebriti terhadap minat beli konsumen
2. Dari tiga dimensi kredibilitas selebriti, hanya attractiveness yang
pengaruhnya mempengaruhi sikap terhadap iklan menjadi tidak signifikan,
sedangkan untuk Trustworthiness dan Expertise mempunyai pengaruh
signifikan untuk Sikap terhadap iklan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3. Sikap terhadap iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan
atau penurunan Minat Beli responden
Dari penelitian oleh Asmail Ishak menjadi dorongan untuk penulis agar dapat lebih
mengembangkan penelitian tersebut maka dari itu, saya menggunakan beberapa variable
yang sama, penulis juga menggunakan penelitian oleh.
2. Penelitian dari Iwan Kurniawan, Suryono Budi Santoso, Bambang Munas Dwiyanto
Dengan judul: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Produk
Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan ( studi kasus pada produk sakatonik liver
di kota Semarang) penelitian ini menggunakan lima buah variable yaitu Kualitas Produk,
Intensitas Promosi, Harga, Minat Beli Ulang, serta Loyalitas dengan menggunakan metode
alat ukur Structural Equation Modeling ( SEM) dan menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan minat beli ulang dilakukan dengan promosi, yaitu dengan
mengatur jam tayang iklan yang efektif
2. Untuk meningkatkan minat beli ulang dengan menggunakan kualitas produk yaitu
dengan membuat variasi rasa atau varian kemasan
3. Minat beli ulang dapat ditingkatkan dengan memperbaiki harga
3. Penelitian dari Praba Sulistyawati, tahun 2010
Dengan Judul: Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang dengan permasalahan yang di
kemukakan adalah unutk mengetahui apakah pengaruh dari Citra Merek dan Kualitas Produk
sebagai faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan pembelian terutama pada produk
adalah Citra merek dan Kualitas Produk dan untuk variable terikat (Y) yaitu Keputusan
Pembelian penelitian ini menggunakan alat ukur Analisis Regresi Berganda dan beberpa
alat ukur lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
1. Variabel kualitas produk memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan
pembelian dari pada citra merek
2. Citra merek merupakan salah satu faktor pendorong bagi konsumen untuk
melakukan pembelian produk
3. Kualitas Produk juga merupakan salah satu faktor pendorong bagi konsumen untuk
melakukan pembelian produk
4. Variasi keputusan pembelian di jelaskan oleh variable Citra Merek dan Kualitas
Produk 57,7% sedangkan sisanya 42,3% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di
luar model.
Dari kedua penelitian di atas, penulis menemukan berbagai persamaan dan perbedaan, akan
tetapi untuk penelitian ini penulis menggunakan tiga variable yaitu Iklan, Citra Merek dan
Minat Beli dan untuk alat ukur penulis akan menggunakan metode Structural Equation
Modelling ( SEM) sebagi metode alat ukur penelitian penulis.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pemasaran
Menurut Kotler ( 1997: 08) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang di
dalamnya terdapat individu dan kelompok yang melakukan cara untuk mendapatkan apa saja
untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Definisi tersebut
berdasarkan dari pada konsep Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Menurut American Marketing Association (1985) pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi dan distribusi untuk suatu
produk dan jasa agar dapat menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan
organisasi.
Menurut Miller dan Layton ( 2000) Pemasaran merupakan proses total dari aktivitas
bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan suatu produk dan jasa, dan suatu gagasan yang mampu memuaskan
keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.
Menurut Charles ,et al dalam Alma (2000), menyatakan bahwa “ Marketing wich is
often referred to as distribution by businessman includes all the activities necessary to place tangible good in the hands of house hold consumers and users” . Artinya, marketing oleh
para pedagang diartikan sama dengan distribusi, yang di mana dimaksudkan bahwa segala
kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen ( rumah tangga) dan ke
konsumen industri. Selanjutnya ditambahkan bahwa excluding only suck activities as involve
a significant change in the form of goods atau dalam kegiatan marketing itu tidak termasuk
kegiatan perubahan bentuk barang yang kita jumpai dalam industri.
Pemasaran sendiri dalam arti sederhana dapat di kemukakan sebagai suatu proses
perencanaan, dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi dan distribusi suatu produk
dan jasa untuk dapat menciptakan suatu pertukaran yang memuaskan tujuan atau
Pada di era zaman sekarang ini kemajuan media komunikasi global menjadikan
bidang pemasaran suatu sarana yang tepat untuk menunjukan suatu produk perusahaan
kepada masyarakat luas karena banyaknya media yang dapat membantu dari pada kinerja
suatu bidang pemasaran, media-media dimana pada zaman sebelumnya begitu terbatas kini
dapat dengan mudah di akses sehingga memunculkan perkembangan tersendiri bagi suatu
perusahaan .
Bidang pemasaran sendiri saat ini di tuntut untuk mampu menarik perhatian para
masyarakat luas atau para calon konsumen, maka dari itu pengembangan terus di lakukan
oleh para pemasar atau marketer untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat, konsep dan
penggunaan media periklanan dalam pemasaran saat ini sangat perlu sekali untuk dilakukan
oleh perusahaan dengan tujuan untuk memperkenalkan dan menawarkan produk yang di
miliki oleh perusahaan, selain itu melalui media iklan dapat menanamkan image atau citra
suatu produk ( brand image) ke dalam benak seorang konsumen untuk selanjutnya dapat
menarik perhatian seorang konsumen.
2.2.2 Perilaku Konsumen
Pada hakekatnya bukanlah suatu hal yang mudah untuk mempelajari perilaku
konsumen, karena perilaku konsumen menyangkut pikiran, kehendak, sikap dari konsumen
yang sifatnya sulit untuk di prediksi, walupun sulit untuk di pelajari tetapi pengetahuan
tentang perilaku konsumen sangatlah penting bagi pemasaran.
Menurut Setiadi (2003) studi mengenai perilaku konsumen akan menghasilkan tiga
informasi penting yaitu:
1. Orientasi Pandang Konsumen ( a consumer orientation)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2. Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja ( facts about buying behaviour)
3. Konsep yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam
berkeputusan (theories to guide the thinking process)
Menurut Swasta dan Handoko ( 2000:10) perilaku konsumen adalah kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut
Menurut definisi Schifman dan Kanuk ( 1994) perilaku konsumen diartikan sebagai
perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka.
Dari definisi perilaku konsumen di atas terdapat dua elemen penting yakni:
a. Proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan fisik
2.2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Pemahaman terhadap perilaku konsumen akan memudahkan manajemen dalam upaya
untuk mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen serta dalam memilih
segmen pasar yang akan dilayani. Menurut Setiadi (2003) ada 4 faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu:
1. Faktor Budaya
Budaya adalah symbol dan fakta yang kompleks, di mana budaya diciptakan oleh
dalam bermasyarakat. Perilaku konsumen sangat ditentukan oleh budaya yang
tercermin dalam gaya hidup, kebiasaan, tradisi dalam permintaan produk.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi dari faktor sosial seperti kelompok acuan,
keluarga, serta peran dan status.
3. Faktor Pribadi
Yang termasuk dalam faktor pribadi adalah usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup dan kepribadian, sebagai contoh usia, usia sangat bepengaruh terhadap perilaku
dan selera seseorang dimana terkadang dengan bertambahnya usia seseorang diikuti
pula dengan perubahan selera produk orang tersebut
4. Faktor Psikologis
Terdapat empat faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
perilaku pembeliannya yaitu Motivasi, Persepsi, Pengetahuan dan serta Keyakinan
2.2.3 Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah bentuk dimana susunan yang menjelaskan bagaimana
proses pemasaran dilakukan oleh pemasar atau marketer. Pemasaran sendiri adalah sebagai
media atau elemen yang menghubungkan ataupun menjembatani antara pasar kepada
konsumen maka untuk menarik pasar yang potensial konsep pemasaran harus di atur dan
dibentuk dengan baik dalam hal ini konsep pemasaran bisa melalui media periklanan/
advertising karena menurut Kasali ( ; 1992) periklanan adalah suatu pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Bidang pemasaran saat ini berkembang dengan mengikuti apa yang terjadi dalam
setiap kondisi pasar yang ada di mana pada era saat ini pemasaran mempunyai sifat yang
dinamis, maka bentuk pemasaran tersebut harus disesuaikan dengan keadaan pasar yang
ada.Menurut Craven strategi pemasaran dalam bauran sendiri adalah sebagai perangkat alat
dan teknik atau cara yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam
memasarkan produknya pada tingkat tertentu.
Strategi pemasaran dapat tercapai apabila ditinjau dari berbagai
pendekatan-pendekatan, dan strategi pendekatan-pendekatan tersebut dapat melalui pendekatan kepada
markeing mix ( Price, Product, Place, Promotion). Karena melalui pendektan marketing mix
maka “ Strategi tersebut akan sangat berpengaruh dengan apa yang dilakukan dalam
pemasaran” Agung ( 2004)
Strategi pemasaran melalui pendekatan marketing mix
1. Product
Strategi produk dalam pemasaran dikatakan sebagai strategi dimana menempatkan
suatu produk dalam pasaran yang dituju
2. Price
Harga dalam pemasaran adalah suatu pokok penting, karena itu dalam pemasaran
menentukan suatu harga pada produk, dapat di ukur melalui beberapa hal seperti
halnya segmen pasar karena perilaku dari konsumen untuk menentukan produk
tersebut cocok atau tidak terhadapnya terkadang ditentukan oleh harga produk itu
3. Place
Strategi dalam bidang pemasaran untuk mentukan perkembangan dari produknya
dapat ditinjau ataupun diukur dari penempatan tempat yang tepat untuk produk
tersebut , atau dalam hal ini terkadang pemasar membidik terlebih dahulu pasar
potensial mana yang akan dituju, dengan menerapkan strategi tersebut melalui
peninjauan dari strategi produk untuk menentukan produk tersebut harus berada pada
segmen pasar yang bagaimana.
4. Promotion
Promosi adalah media komunikasi yang dimana melalui media ini perusahaan dapat
memberikan informasi kepada calon konsumen dan promosi adalah merupakan
elemen yang sangat penting bagi pemasar untuk memperkenalkan dan menawarkan
produknya kepada masyarakat luas dan juga kepada para calon konsumen. Promosi
yang baik akan mendapatkan perhatian tersendiri bagi calon konsumen dan akan
membentuk gambaran tersendiri dibenaknya terhadap produk tersebut.
Keempat strategi di atas , pada era ini sangat dikembangkan oleh para pemasar atau marketer,
karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi untuk memasarkan produknya selalu
diukur dari penerapan strategi tersebut.
2.3 Iklan (X1)
2.3.1 Pengertian Iklan
Iklan atau periklanan adalah suatu bentuk kegiatan promosi yang berfungsi untuk
memperkenalkan, menunjukan, dan menawarkan serta membujuk suatu produk kepada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
masyarakat luas atau calon konsumen dengan tujuan agar konsumen dapat selalu mengingat
produk yang telah diiklankan.
Kotler (1998:235) mengatakan bahwa periklanan adalah suatu dan segala bentuk
penyajian non-personal dan promosi ide, barang ataupun jasa oleh suatu sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Wells, Burnet dan Moriarty dalam buku
Sutisna ( 2001: 276) mendefinisikan periklanan adalah komunikasi non-personal yang
dibayar oleh suatu sponsor yang dikenal dengan menggunkan media massa untuk membujuk
dan ataupun mempengaruhi pemirsa. Menurut Jefkins(1997:15) mengemukakan bahwa
periklanan merupakan cara menjual melalui penyebaran informasi.
Iklan selain memberikan pemahaman tentang keberadaan dan kegunaan suatu produk,
iklan juga sekaligus menjadi media untuk membujuk calon konsumen untuk secara langsung
mencoba atau membeli produk yang ditawarkan, iklan dapat disampaikan melalui beberapa
media seperti Televisi, Radio, Surat Kabar, Majalah, Baliho, Brosur, Pamflet, Papan Iklan,
dan lainnya, tetapi ketika seorang konsumen merekomendasikan produk perusahaan kepada
rekannya atau temannya atau disebut mouth by mouth justru akan menjadi metode iklan yang
lebih ampuh kepada calon konsumen karena kepercayaan terhadap rekannya atau temannya.
Maka dapat dismpulkan bahwa Iklan atau periklanan dimaksudkan dan ditujukan
sebagai alat ataupun media komunikasi dengan segala bentuk penyajian melalui berbagai
media massa guna menyampaikan pesan mengenai suatu produk dan jasa ataupun dapat
berupa ide yang ditujukan kepada para calon konsumen dan juga iklan berperan untuk
mempengaruhi dan membujuk para calon konsumen untuk mengkonsumsi atau membeli
2.3.2 Tujuan Dan fungsi Periklanan
Tujuan dilakukannnya suatu kegiatan periklanan:
Menurut Philip Kotler ( 1997:237), tujuan periklanan ditinjau dari fungsinya adalah:
a. Untuk Menginformasikan
1. memberitahukan kepada pasar tentang suatu produk baru
2. mengusulkan kegunaan baru suatu produk
3. memberitahukan pasar tentang perubahan harga
4. menjelaskan cara kerja suatu produk
5. mengurangi kecemasan pembeli
6. membangun citra perusahaan
b. Untuk Membujuk
1. menganjurkan membeli merek tertentu
2. mengubah persepsi pembeli tentang atribut suatu produk
3. membujuk pembeli untuk membeli sekarang
4. membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjual
c. Untuk Mengingatkan
1. mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan dalam
waktu dekat
2. mengingatkan pembeli dimana dapat membeli produk tersebut
3. membuat pembeli tetap ingat produk itu walaupun sedang tidak musimnya
Dan menurut Philip Kotler (1997:271), mengemukakan bahwa tujuan iklan dapat
dikelompokan menjadi tiga macam yaitu:
1. Iklan Informasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Iklan ini secara panjang lebar menerangkan produk dalam tahap rintisan suatu produk
untuk menciptakan permintaan pokok atas kategori produk tertentu.
2. Iklan Persuasi (membujuk)
Iklan ini penting dalam persaingan dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan
permintaan yang selektif akan merek tertentu. Kebanyakan iklan termasuk dalam
kategori ini, bahkan beberapa iklan persuasi menjadi iklan perbandingan yang ingin
menciptakan superioritas salah satu merek melebihi merek lain.
3. Iklan Pengingat
Iklan sangat penting untuk produk yang berada dalam tahap kedewasaan ( siklus
produk) dimana sasaran perusahaan adalah untuk menjaga agar konsumen selalu ingat
akan produk tersebut. Bentuk serupa iklan ini adalah iklan pemantapan
(reinforcement) yang berusaha meyakinkan pembeli bahwa mereka mengambil
pilihan yang tepat
Sedangkan menurut Lee dan Johnson (2004:10) mengemukakan bahwa periklanan berfungsi
sebagai berikut:
1. Fungsi “ Informasi” periklanan mengkomunikasikan informasi produk, cirri-ciri, dan
lokasi penjualannya
2. Fungsi “ Persuasif” periklanan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli
merek-merek tertentu
3. Fungsi “Pengingat” periklanan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang
sebuah produk segingga mereka tetap akan membeli produk yang diiklankan tanpa
2.3.3 Efektifitas Iklan
Rasa suka atau tidak suka seorang konsumen terhadap suatu iklan akan menetukan
apakah konsumen akan melanjutkan keputusan pemilihannya (Pelsmacker : 2002) sedangkan
menurut Hiam , Schewe (1994) menyatakan bahwa tema suatu iklan yang diungkapkan akan
sangat menentukan efektifitas iklan
Iklan yang efektif adalah iklan yang mampu mempengaruhi konsumen, mulai dari
proses pertama kali melihat sampai melakukan pembelian, maka dari itu iklan harus mampu
untuk membuat seorang konsumen menjadi:
Kesadaran atau Awareness
Mungkin iklanlah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kesadaran suatu
produk atau merek ( J. Paul Peter & Jerry C. Olson ; 1996). Tujuan dari komunikasi
promosi adalah bahwa konsumen harus sadar (aware) akan merek ( J. Paul Peter &
Jerry C. Olson ; 1996).
Pengetahuan atau knowledge
Pemberian pengetahuan umum kepada audiens untuk mengambarkan suatu sebab dan
akibat dari suatu tindakan ataupun perilaku pola hidup. Dengan adanya pengetahuan
dari iklan tadi akan mendorong terjadinya keefektifitasan sebuah iklan dalam
konsumen itu sendiri ( Kotler;2000)
Menyukai atau Liking
Pola dan permainan isi dan tema dari iklan tersebut harus membuat seorang audiens
menyukai akan hadirnya iklan tersebut, atau dimana audiens harus dibuat merasa
tidak bosan ataupun jenuh ketika menyaksikan iklan tersebut sehingga secara
otomatis audiens akan memperhatikan iklan tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Merefrensikan atau Preference
Perefrensi adalah sebuah tindakan yang dilakukan perusahaan dengan pemberian
gambaran lebih lanjut tentang produk kepada para konsumen yang menyukai produk
tersebut
Keyakinan atau Conviction
Dengan keefektivisan suatu iklan akan membangun keyakinan oleh pemasar terhadap
konsumen dan akan sangat mempengaruhi konsumen tersebut untuk melakukan
proses selanjutnya atau pembelian ( Kotler : 2000)
2.3.4 Media Iklan
Media dalam penyampaian pesan memegang peranan penting dalam proses
komunikasi karena tanpa penggunaan suatu media maka pesan atau informasi tidak akan
sampai kepada kelompok masyarakat yang diinginkan, maka dari itu pemilihan media yang
tepat akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok
sasaran akan sampai atau tidak.
Penggunaan media berdasarkan bentuk dari media Audio dan Visual
a. Media Audio
Radio : radio merupakan media massa yang mampu mempromosikan suatu produk
dalam lingkup siaran radio
Telepon : telepon adalah media massa yang penggunaannya sudah begitu banyak
atau hampir di setiap rumah memiliki satu buah telepon, dimana metode promosinya
Konsumen : media yang dimaksud adalah, ketika seorang konsumen merasa puas
akan suatu produk maka biasanya konsumen itu akan mempromosikan produk
tersebut pada rekan atau temannya yang lain
b. Media Visual
Surat kabar: adalah media massa informasi yang mempunyai sifat fleksibilitas, selain
itu media ini memiliki beberapa keunggulan seperti ketepatan waktu, penerimaan
yang luas, dipercaya, namun media ini mempunyai jangka waktu yang pendek
sehingga mutu reproduksinya pendek
Majalah: berbeda dengan surat kabar majalah biasanya memiliki mutu reproduksi
yang lebih baik, sehingga mempunyai jangka waktu yang lebih panjang
Brosur, Pamflet atau surat langsung: adalah metode di mana para pemasar langsung
memberikan informasi kepada calon konsumen, baik melalui pintu ke pintu ataupun
pembagaian brosur di tempat yang ramai
Papan Iklan atau papan reklame: adalah media informasi yang di pajang di sepanjang
jalan untuk dapat menarik perhatian para pengguna jalan yang, papan ini biasanya
berdiri di sebelah trotoar ataupun berada di jembatan, terkadang papan iklan ini
menjadi identitas untuk suatu tempat tertentu
c. Media Audio dan Visual
Penjualan Langsung: dimana biasanya para pemasar langsung datang untuk
mempromosikan produknya melalui pintu ke pintu ( door to door) ataupun melalui
pemanfaatan adanya event atau acara seperti arisan ibu-ibu pkk
Televisi: Televisi adalah media paling favorit bagai suatu perusahaan untuk
mempromosikan produknya, karena melalui televisi iklan dapat berbentuk gambar,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
suara dan juga gerak sehingga merangsang indera penglihatan dan pendegaran dan
menimbulkan perhatian yang tinggi terutama apabila kemasan iklan tersebut
menarik. Keuntungan media ini adalah jangkauan yang luas hingga ke pelosok
daerah, serta kefleksibelitasnya, penyampaian informasi yang lebih menarik serta
jangka waktu yang lebih panjang. Akan tetapi kekurangan dari penggunaan media
televisi adalah biaya yang harus dikeluarkan begitu tinggi
Media apapun yang digunakan akan memberikan manfaat apabila sebelumnya telah
diukur dan di perhitungkan terutama dari beberapa faktor teknis seperti ini:
a.Produk yang diiklankan
b. Kemampuan teknis media
c.Sasaran yang dapat dicapai
d.Karakteristik media
e. Biaya
2.3.5 Persepsi Terhadap Iklan Di Televisi
Setiap orang yang melihat iklan di televisi memiliki persepsi dan pandangan yang
berbeda-beda mengenai iklan tersebut. Perbedaan tersebut terjadi karena arus informasi yang
lewat melalui panca indera manusia di artikan berbeda oleh setiap orang, hal itu karena
perbedaan selera seseorang yang berbeda, pemahaman akan arti iklan yang berbeda dan
semua hal itu terjadi karena sifat dan kaakter setiap orang berbeda.
Karena perbedaan dari setiap karakter audiens yang menyaksikan iklan, maka iklan
1. Attention (perhatian) iklan harus dapat menarik perhatian dari khalayak sasarannya,
baik pembaca, pendengar atau pemirsa televisi
2. Interest ( perilaku) setelah iklan mendapat perhatian dari khayalak sasaran terhadap
produk yang diiklankan , maka iklan perlu ditingkatkan intensitasnya untuk menarik
rasa ingin tahu dari audiens
3. Desire( Kebutuhan/keinginan) sebuah iklan harus menarik atau menggerakan
keinginan dari audiens untuk memiliki ataupun menikmati produk tersebut sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan
4. Action ( Tindakan) pada akhirnya suatu iklan mempunyai tujuanbahwa suatu iklan
harus mampu untuk membujuk audiensnya agar audiensnya tersebut mau untuk
melakukan tindakan pembelian pada produk tersebut.
2.3.6 Indikator Dari Iklan
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur atau menjadi
indicator suatu iklan:
1. Pesan Iklan
Serangkaian dari symbol-simbol, gambar atapun grafik yang disampaikan atau
disiarkan oleh pengirim kepada audiens
2. Tema Iklan
Isi dari pesan ataupun informasi yang disampaikan atau disiarkan oleh
pengirim
3. Bintang Iklan ( endoser)
Tokoh atau para artis yang tampil dalam suatu iklan tersebut
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
4. Pengulangan ( repetisi)
Penyampaian iklan yang dilakukan secara berulang-ulang atau lebih dalam
sehari.
2.4 Citra Merek (X2)
2.4.1 Pengertian Citra Merek
Kotler : 2003 Merek adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga
enam tingkat pengertian sebagai berikut ( Atribut, Manfaat, Nilai, Budaya, Kepribadian,
Pemakai) sedangkan menurut American Marketing Association yang di kutip dari (Kotler :
2005) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol, atau desain atau
kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang
atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing sedangkan
menurut Aaker (1997:9) mendefinisikan merek sebagai nama atau symbol yang bersifat
membedakan (seperti sebuah logo,cap, atau kemasan) dengan mengidentifikasikan barang
atau jasa dari seorang penjual untuk membedakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
kompetitor
Kotler 1997:70 mengemukakan bahwa, sebuah merek yang baik haruslah memiliki
criteria sebagai berikut:
a) Harus mengisyarakatkan manfaat dan kualitas produk
Bahwa suatu produk harus mengisyaratkan manfaat dan kualitas produk tersebut
semisal dari nama produknya.
Merek yang singkat tentu akan lebih mudah untuk diingat dan di ucapkan.
c) Harus mempunyai ciri khas
Nama yang khas akan lebih menjadi pembeda dari nama yang bersifat umum dan
karenanya akan lebih berpeluang menonjolkan produk yang menyandang nama
tersebut.
d) Harus tidak berarti buruk di Negara dan bahasa lain
Merek harus mudah diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan mudah diucapkan dalam
sebuah bahasa dan tidak mengandung arti negatif bagi masyarakat tertentu.
Oleh karena itu sebuah merek bukanlah hanya sebuah nama ataupun symbol bagi
sebuah produk, tetapi pada dasarnya sebuah merek harus bisa mencermikan janji seorang
pemasar untuk selalu konsisten memberikan feature, benefits dan services serta terutama
jaminan kualitas pada pembeli.
Persepsi seorang konsumen terhadap suatu obyek berdasarkan pemrosesan suatu
informasi dari berbagai sumber dan waktu, atau dengan kata lain proses seorang konsumen
untuk menilai dan membentuk suatu gambaran akan suatu produk, toko, ataupun perusahaan
atau yang biasa disebut dengan citra merek ( brand image)
Seorang konsumen selalu cenderung untuk membentuk image atau citra akan suatu
merek yang telah dan akan dikonsumsinya, dank arena perbedaan karakteristik setiap orang
maka akan selalu tercipta perbedaan suatu citra merek antara tiap orang. Menurut Suhartanto
dan Nuralia ( 2001:28) citra merupakan gambaran umum atau persepsi yang dimiliki oleh
masyarakat umum tentang suatu perusahaan, unit dan juga suatu produk
Sutisna (2003:332) mengindentifikasikan empat peran citra bagi suatu organisasi:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1) Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal, seperti
periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra mempunyai
dampak adanya suatu pengharapan kepada produk tersebut. Citra yang positif akan
lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif, dan membuat
orang-rang lebih mudah mengerti dengan penawaran produk tersebut.
2) Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan
perusahaan. Kualitas teknis dan khususnya kualitas fungsional dilihat melalui
saringan ini, jika citra baik maka citra akan menjadi pelindung, di mana pelindung
hanya akan berfungsi efektif pada kesalahan-kesalahan kecil pada kualitas teknis dan
fungsional.
3) Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen. Ketika konsumen
membangun harapan dan realitas pengalaman dalam bentuk kualitas pelayanan teknis
dan fungsional, maka kualitas pelayanan dirasakan menghasilkan perubahan citra.
4) Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen . Citra mempunyai dampak
internal, citra yang kurang nyata dan jelas mungkin akan mempengaruhi sikap
karyawan terhadap organisasi yang memeperkerjakannya.
2.4.2 Indicator dari Citra Merek
Menurut Alexandre L. Biels ( 1992) mengungkapkan bahwa Citra Merek ( Brand
Image) memiliki tiga komponen pendukung yaitu:
1) Citra Perusahaan ( Corporate Image)
2) Citra Pemakai ( Image of the user)
2.4.3 Citra Perusahaan
Coorporate image atau citra perusahaan, adalah citra yang telah dibangun oleh
perusahaan itu sendiri, melalui produk-produk yang dikeluarkannya perusahaan membentuk
image terhadap para konsumen dan calon konsumennya apabila produk itu baik maka akan
memberikan image atau citra yang baik pada perusahaan itu sendiri. Definisi Citra
Perusahaan ( corporate image) oleh Alexandre L Biels (1992) bahwa citra perusahaan
adalah sekumpulan assosiasi yang di persepsikan konsumen terhadap perusahaan yang
membuat suatu produk atau jasa. Dan menurut Sutisna (2001) dengan image baik yang
dimiliki perusahaan akan membuat brand image yang baik terhadap merek-merek yang
dikeluarkan perusahaan tersebut.
Indicator-indicator citra perusahaan adalah:
a. Popularitas perusahaan
b. Kredibilitas perusahaan
c. Jaringan atau cabang perusahaan
2.4.4 Citra Pemakai ( Image of the user)
Image of the user atau citra dari pemakai sebetulnya timbul dari apa yang ada dari
pada produk tersebut, apa yang ditampilkan oleh produk tersebut sangat mempengaruhi
pengguna merek itu, dimana pengguna akan merasa berbeda setelah menggunakan merek
tersebut semisal merasa lebih percaya diri, prestise, mewah, trendi, gaya dan lain-lainnya
contoh pengguna motor Kawasaki ninja di jalan tentu akan merasa bangga karena kendaraan
yang dipakainya lebih besar dari rata-rata kendaraan sekitar( motor bebek)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Menurut Alexandre Biels L Biels (1992) bahwa Citra Pemakai ( user image ) adalah
sekumpulan assosiasi yang di persepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan
suatu produk atau jasa.
Indicator-indicator citra pemakai adalah :
a. Gaya hidup atau kepribadian
b. Kelas sosial
2.4.5 Citra Produk ( Image of the Product)
Citra dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah brand image atau citra dari
merek tersebut karena menurut Aaker (1996) Brand image disebut juga identitas dari merek,
salah satunya ditunjukan dari brand produk tersebut yang akan menciptakan sebuah brand
image dari produk tersebut.
Sedangkan menurut Alexandre L Biels (1992) Citra Produk ( product image) adalah
sekumpulan assosiasi yang di persepsikan konsumen terhadap suatu produk
Indicator-indicator yang terdapat dalam citra produk:
a. Atribut produk
b. Jaminan kualitas
c. Penawaran produk
Dari indicator-indicator diatas, tentu juga menunjukan bahwa pemilihan produk oleh
2.5 Minat Beli
Definisi dari Howard et al, 1988 mengemukakan bahwa Intetion to buy (
keinginan untuk membeli) adalah sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin
atau keinginan dalam hati yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli
suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan minat pembelian
adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang, Meskipun
merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun
pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan
prediksi terhadap pembelian actual itu sendiri (Kinnear dan Taylor, 1995).
Minat beli terjadi dari berbagai tahapan, sepert saat iklan masuk dan dicermati
oleh konsumen, mulai dari rasa perhatian terhadap iklan yang ditampilkan, kemudian
membawa kepada rasa ketertarikan terhadap iklan dari produk yang ditampilkan,
sehingga mendorong konsumen untuk mulai mencoba dengan apa yang mereka
ketahui dari iklan produk tadi dan berujung pada tindakan pembelian akan produk
tersebut (Tjiptono;1997)
Dari pengertian diatas , maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah
pikiran seseorang yang berupa dorongan yang bersifat intrinsik yang mampu
membuat seseorang secara sadar menaruh perhatian terhadap suatu barang dan jasa
karena dia merasa bahwa barang dan jasa tersebut terkait dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh dirinya, atau dengan kata lain minat beli dapat timbul dari
kebutuhan-kebutuhan pribadi dan tuntutan masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2.5.1 Perhatian atau Attention
Minat beli konsumen dimulai dari perhatian konsumen akan produk tersebut baik dari
melalui media promotion atau promosi, ataupun juga melalui tahap pembelian ulang. Maka
ketika seseorang mempunyai ketertarikan akan suatu produk akan sangat menguntungkan
bagi perusahaan ataupun pemasar, karena walaupun sang calon konsumen belum melakukan
pembelian saat itu juga tetapi setidaknya secara otomatis sang calon konsumen telah
mengetahui akan adanya informasi tentang produk tersebut, sehingga mungkin sang calon
konsumen akan melakukan pembelian di masa mendatang karena penyerapan informasi yang
telah tersimpan dalam memori atau ingatan konsumen akan dapat menjadi bahan
pertimbangan ketika seorang konsumen pergi berbelanja.
2.5.2 Ketertarikan atau Interisting
Dari tahap perhatian akan suatu iklan atau produk, memunculkan rasa ketertarikan
akan keberadaan dari produk tersebut serta mendorong rasa keingintahuan akan guna dan
fungsi dari produk tersebut, pada tahap seperti ini biasanya bagi seorang konsumen adalah
tahap pertimbangan dimana konsumen akan menarik keterkaitan antara produk tersebut
dengan kebutuhan dirinya atau membandingkan produk tersebut dengan produk lainnya.
Sehingga akan memunculkan tindakan dari konsumen, apakah dia akan mencoba produk
tersebut atau mungkin akan menunda pembelian atau mencoba produk tersebut atau bahkan
2.5.3 Tahap Mencoba atau Step to Try
Ketika seorang calon konsumen telah memperhatikan suatu produk ataupun iklan dan
mendorong rasa keingintahuan atau ketertarikan padanya, pada tahap ini seperti ini akan
mendorong seorang calon konsumen untuk mencoba menggunakan atau memakai produk
tersebut. Pada tahap seperti ini apabila promosi lebih gencar dilakukan atau intensitasnya
ditambah tentu akan semakin mendorong keinginan seorang calon konsumen untuk mencoba
produk tersebut.
2.6 Pengaruh Kausalitas
2.6.1 Pengaruh Kausalitas Iklan dengan Citra Merek
Iklan mempengaruhi citra merek hal ini dapat dikaitkan demikian karena citra merek
merupakan citra yang terkandung dan menggabarkan cara merek tersampaikan, termasuk
elemen-elemen pengenalnya atau atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang
terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen ( Wells ; 1995). Dimana citra merek dibentuk
oleh tiga komponen yaitu citra produk, citra pengguna dan citra perusahaan sedangkan untuk
iklan dan keefktifitasnnya diperkirakan diukur dengan dua ukuran,yaitu sikap terhadap iklan
(Holbrook, Batra;1987) dan sikap terhadap merek ( Batra, Stayman ; 1990).
Sedangkan menurut Lukia dan Uzwatun (2001;132) bahwa upaya menumbuhkan
brand image merupakan tujuan utama bagi perusahaan dalam melakukan program periklanan
atau advertising, dan juga menurut Kwok dan Hayward (2002) bahwa periklanan membentuk
persepsi tentang produk dan memberikan informasi lebih banyak tentangnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Pendapat yang sama dikemukakan oleh J Paul Peter dan Jerry C Olson (2000) yang
berkata promosi biasanya digunakan untuk menciptakan citra merek yang baik dengan
menggandengkannya dengan rangsangan yang dievaluasi secara positif seperti tema iklan
yang menarik atau penggunaan model yang diminati. Lalu menurut J Paul Peter dan Jerry C
Olson (2000) juga bahwa dalam prakteknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen citra
(image of management) yaitu menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak
konsumen.
Pendapat lainnya yang berintikan sama yaitu dari Russel dan Lare (1992)menyatakan
bahwa sebenarnya pesan mengenai produk melalui bauran promosi dengan suatu fokus
pemasaran yang ketat bertujuan untuk memperkuat citra merek yang ditujukan kepada
konsumen. Kertajaya (2005:125) Peran iklan dirasakan cukup besar dalam menentukan dan
menciptakan citra merek, maka banyak merek yang membangun produknya melalui
periklananan. Sutisna (2003:107) iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan
positif terhadap merek oleh karena itu kegunaan utama dari iklan diantaranya adalah untuk
membangun citra positf terhadap merek.
2.6.2 Pengaruh Kausalitas Iklan dengan Minat Beli
Hubungan antara Iklan dengan Minat beli sangat berkaitan erat, dimana efektifitas
dari suatu iklan dapat berpengaruh terhadap minat beli konsumen, sebagai seorang pemasar
selalu mengembangkan promosi (dimana iklan merupakan bagian dari promosi) untuk
mengkomunikasikan informasi tentang produk mereka dan mempengaruhi konsumen untuk
membelinya (minat beli). Jika iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan
dan membeli produk itu (Sutisna ; 2003). J Paul Peter dan C Olson (2000) mengemukakan
bahwa sebagian besar strategi promosi ditujukan unutk meningkatkan ataupun memelihara
kemungkinan konsumen akan membeli merek yang ditawarkan.
Iklan pun dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap sebuah produk atau
merek, dan memungkinkan produk yang sebetulnya “ kurang di sukai” untuk lebih di
perhitungkan atau menjadikan produk itu lebih diperhatikan oleh masyarakat (Terhune dan
Steinberg : 2003). Persepsi konsumen terhadap sebuah produk yang negative dapat berubah
menjadi positif setelah mereka melihat iklan produk tersebut, karena itu banyak manajer
yang meyakini bahwa dengan iklan dapat menigkatkan loyalitas konsumen (Guiltinan, Paul ,
dan Madden : 1997) dan juga menurut pendapat dari Hertzendorf : 1993 bahwa kualitas suatu
produk di tentukan oleh kemampuan manajer tersebut dalam mempresentasikan produknya di
benak konsumennya
2.6.3 Pengaruh Kausalitas Citra Merek dengan Minat Beli
Citra merek (Brand Image) yang didalamnya terkandung, nama baik suatu produk,
perusahaan, pemasar (marketer) maupun para pengguna produk (user), mempunyai
kredibilitas yang diakui oleh masyrakat luas, karena ketika seorang konsumen merasa puas
akan suatu merek maka konsumen itu akan membangun persepsi tersendiri bagi produk itu
atau membangun citra yang baik terhadap produk tersebut, atau semisal suatu produk
memiliki image atau citra bahwa tersebut adalah produk mewah yang exclusive tentu akan
mendorong minat beli seseorang tertentu untuk menaikan prestisenya. Dan karena
kredibilitas yang baik yang telah dibangun oleh sebuah brand atau merek akan lebih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
memudahkan untuk mempromosikan produk-produk yang baru kepada konsumen, karena itu
brand image atau citra merek suatu produk sangat dijaga nama baiknya oleh perusahaan
Hubungan Citra Merek dengan Minat membeli, menurut Aaker dalam Vranesevic (
2003) bahwa penciptaan kesan menjadi salah satu karakteristik dasar dalam orientasi
pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian yang lebih serta penciptaan merek yang
kuat sehingga Implikasi dari hal tersebut bahwa merek suatu produk dapat menciptakan
Image atau Citra untuk produk itu sendiri, sehingga mampu menanamkan informasi dibenak
pikiran konsumen atau menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu
produk.
Citra Merek juga menggambarkan cara merek tersampaikan, termasuk semua atribut
produk , daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak
konsumen, citra suatu merek terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang dan
keberhasilannya dicapai setelah citra positif suatu merek melekat padanya, citra merek
benar-benar membantu memunculkan minat beli seorang konsumen terhadap suatu produk (
Darmawan dan Setyaningsih, 2004:41-49). Serta menurut Sutisna ; 2003 mengatakan
Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk