• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan konstanta waktu kolektor surya plat datar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan konstanta waktu kolektor surya plat datar."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan konstanta waktu kolektor surya plat datar dalam mengkonversi energi surya menjadi panas menggunakan thermometer probe, lightsensor dan loggerpro dari Vernier Software and Technology. Kolektor surya plat datar yang digunakan adalah kolektor surya plat datar berwarna hitam dan biru dengan dan tanpa penutup kaca.

Konstanta waktu adalah waktu yang dibutuhkan kolektor surya plat datar untuk menaikkan kinerja menjadi 0,632 dari nilai keadaan akhir. Nilai konstanta waktu yang diperoleh dengan rata-rata laju aliran air 0,004 kg/s untuk masing-masing tipe kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca berturut-turut adalah (93 1) s, (82± ±1) s, (116±1) s, dan (115±1) s.

(2)

ABSTRACT

A research has been done for determining the time constant of the flat plate solar collector to convert the solar energy into thermal energy using thermometer probe, lightsensor and loggerpro equipment produced by Vernier Software and Technology. The types of the flat plate solar collectors are blue and black with glazed and unglazed.

The time constant is the time required to rise become 0,632 of its final steady value. The time constant value for four types of flat plate solar collector with water flow 0,004 kg/s for black with unglazed, black with glazed, blue with unglazed, blue with glazed configurations are (93±1) s, (82±1) s, (116±1) s, and (115±1) s respectively.

(3)

PENENTUAN KONSTANTA WAKTU KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Fisika Jurusan Fisika

Oleh :

Imanuel Sairo Awang NIM : 023214001

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

DETERMINING THE TIME CONSTANT OF THE FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR

SCRIPTION

Presented as Partial Fulfillment of the Requirement to Obtain The Sarjana Sains Degree in Physics

By

Imanuel Sairo Awang NIM : 023214001

PHYSICS STUDY PROGRAM PHYSICS DEPARTEMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY UNIVERSITY OF SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

(5)
(6)
(7)

Sebagai ungkapan rasa terima kasih dan ucapan syukur

Skripsi ini saya persembahkan kepada

T

T

u

u

h

h

a

a

n

n

Y

Y

e

e

s

s

u

u

s

s

K

K

r

r

i

i

s

s

t

t

u

u

s

s

P

P

a

a

p

p

a

a

T

T

e

e

r

r

c

c

i

i

n

n

t

t

a

a

O

O

b

b

e

e

d

d

T

T

o

o

d

d

u

u

G

G

e

e

l

l

a

a

M

M

a

a

m

m

a

a

T

T

e

e

r

r

c

c

i

i

n

n

t

t

a

a

F

F

r

r

a

a

n

n

s

s

i

i

s

s

k

k

a

a

N

N

u

u

r

r

s

s

i

i

a

a

h

h

(8)

Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak

sanggup aku mencapainya.(Mazmur 139:6)

sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat

dan pengetahuan.(Kolose 2:3)

Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang

paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.(Amsal

20:15)

Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang

kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar

laut.(Habakuk 2:14)

Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan

telinga orang bijak menuntut pengetahuan.(Amsal 18:15)

The mystery will make us to think The think yield a science A science make human to believe

(9)
(10)
(11)

INTISARI

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan konstanta waktu kolektor surya plat datar dalam mengkonversi energi surya menjadi panas menggunakan thermometer probe, lightsensor dan loggerpro dari Vernier Software and Technology. Kolektor surya plat datar yang digunakan adalah kolektor surya plat datar berwarna hitam dan biru dengan dan tanpa penutup kaca.

Konstanta waktu adalah waktu yang dibutuhkan kolektor surya plat datar untuk menaikkan kinerja menjadi 0,632 dari nilai keadaan akhir. Nilai konstanta waktu yang diperoleh dengan rata-rata laju aliran air 0,004 kg/s untuk masing-masing tipe kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca berturut-turut adalah (93 1) s, (82± ±1) s, (116±1) s, dan (115±1) s.

(12)

ABSTRACT

A research has been done for determining the time constant of the flat plate solar collector to convert the solar energy into thermal energy using thermometer probe, lightsensor and loggerpro equipment produced by Vernier Software and Technology. The types of the flat plate solar collectors are blue and black with glazed and unglazed.

The time constant is the time required to rise become 0,632 of its final steady value. The time constant value for four types of flat plate solar collector with water flow 0,004 kg/s for black with unglazed, black with glazed, blue with unglazed, blue with glazed configurations are (93±1) s, (82±1) s, (116±1) s, and (115±1) s respectively.

(13)

KATA PENGANTAR

Berawal dari keinginan untuk belajar sedikit saja tentang fenomena keseharian kita dalam dunia fisika, dan dengan keinginan yang kuat untuk menghasilkan sebuah karya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Pada kesempatan ini, tidak lupa kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah Bapa di surga, Tuhan kami Yesus Kristus, serta Roh Kudus, yang telah memberikan kasih karunia dan bimbinganNya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi ini sangat melelahkan dan mengalami banyak kesulitan. Namun, berkat bimbingan dari semua pihak akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Ign. Edi Santosa M.S selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing serta tidak pernah lelah memberikan masukan-masukan yang konstukrif dari awal sampai akhir penulisan karya tulis ini.

2. Ir. Sri Agustini Sulandari M.Si selaku ketua program studi fisika, yang juga mendorong penulis agar dapat menyelesaikan karya tulis ini.

3. Segenap dosen program studi fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama perkuliahan.

4. Bapak Petrus Sugito, Mas Ngadiono, atas bantuannya dalam pengadaan peralatan penelitian.

5. Adik saya Samuel Billy Awang yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Terima kasih atas dukungannya.

(14)

6. Teman-teman seperjuangan di prodi fisika khususnya angkatan 2002. Terima kasih atas dukungannya.

7. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan, dan perhatiannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kemajuan penulisan di waktu yang akan datang. Akhirnya, semoga tulisan ini berguna bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan. Terima kasih.

Yogyakarta, 24 Februari 2009

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL INDONESIA

HALAMAN JUDUL INGGRIS HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH INTISARI ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB. I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian

(16)

BAB. II : DASAR TEORI A. Energi Surya

B. Panas dan Perpindahan Panas 1. Konduksi

2. Konveksi 3. Radiasi

C. Konversi Energi Surya Menjadi Panas dan

Perpindahan Panas Pada Kolektor Surya Plat Datar 1. Kolektor Surya Plat Datar Tanpa Penutup Kaca

(Unglazed)

2. Kolektor Surya Plat Datar Dengan Penutup Kaca (Glazed)

D. Karakteristik Dinamik Kolektor Surya Plat Datar Dalam Mengkonversi Energi Surya Menjadi Panas BAB. III : PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Alat dan Objek Penelitian C. Metode Pengambilan Data D. Metode Analisis Data

(17)

BAB. IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan BAB. V : PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

LAMPIRAN A : HASIL PENGUKURAN LAJU ALIRAN AIR UNTUK TIGA TIPE KOLEKTOR SURYA PLAT

DATAR LAMPIRAN B : HASIL PENGUKURAN SUHU AIR MASUKAN

PADA EMPAT TIPE KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR

LAMPIRAN C : GRAFIK HUBUNGAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI TERHADAP WAKTU DAN SUHU AIR KELUARAN TERHADAP WAKTU PADA TIGA TIPE KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR LAMPIRAN D : GRAFIK HUBUNGAN PERBEDAAN SUHU AIR

TERHADAP WAKTU PADA TIGA TIPE KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR

20 20 27

31 31 32 33 34 35

36

43

46

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data hasil pengukuran laju aliran air pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca.

Tabel 4.2 Nilai konstanta waktu dari empat tipe kolektor surya plat datar dengan n = 0,004 kg/s.

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Energi surya yang diterima permukaan bumi. Gambar 2.2. Kolektor surya plat datar tanpa penutup kaca. Gambar 2.3. Kolektor surya plat datar dengan penutup kaca.

Gambar 2.4. Skema intensitas radiasi matahari yang mengenai kolektor. Gambar 3.1. Susunan rangkaian eksperimen.

Gambar 4.1. Grafik hubungan intensitas radiasi matahari terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

Gambar 4.2. Grafik hubungan suhu air keluaran terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s. Gambar 4.3. Grafik hubungan perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor

surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

Gambar 4.4. Hasil fit grafik perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s. Gambar 4.5. Hasil fit grafik perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor surya

plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s. Gambar 4.6. Hasil fit grafik perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor surya

plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

(20)

Gambar 4.7. Hasil fit grafik perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan akan energi dewasa ini semakin meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk. Sebagian besar energi yang digunakan saat ini merupakan energi hasil olahan dari bahan bakar fosil misalnya batubara dan minyak bumi. Ketersediaan bahan bakar fosil saat ini semakin berkurang karena tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dicari bentuk energi lain. Bentuk energi lain yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yaitu energi radiasi matahari atau energi surya.

Energi surya adalah suatu bentuk energi yang tersedia sangat berlimpah terlebih di daerah yang beriklim tropis seperti di Indonesia. Pemanfaatan energi surya dapat dilakukan baik secara langsung, misalnya untuk mengeringkan pakaian, maupun tidak langsung seperti penyediaan air panas untuk pencucian alat-alat rumah tangga, yaitu dengan membuat alat pengumpul energi surya yang disebut kolektor surya [Saputro, 2005].

Kolektor surya tersusun atas selembar bahan konduktif sebagai plat penyerap dan pipa pembawa cairan yang menempel pada plat peyerap. Umumnya plat penyerap berwarna hitam, karena dapat memaksimalkan penyerapan. Namun dengan alasan estetika, penggunaan warna lain telah dilakukan yaitu warna biru. Selain itu penambahan lapisan penutup kaca pada permukaan kolektor dapat pula

(22)

memaksimalkan penyerapan energi surya [Tripanagnospoulost, et al, 2000]. Kolektor surya jenis ini disebut kolektor surya plat datar.

Kolektor surya plat datar menyerap energi surya kemudian mengkonversikannya menjadi panas. Kemampuan kolektor surya plat datar dalam mengkonversi energi surya menjadi panas diketahui dari karakteristik kolektor surya plat datar. Karakteristik kolektor surya plat datar dibagi menjadi karakteristik statik dan karakteristik dinamik [Doeblin, 1983].

Penelitian untuk mengetahui karakteristik statik kolektor surya plat datar telah dilakukan Joko Saputro pada tahun 2005 [Saputro, 2005]. Pada penelitian tersebut diketahui kemampuan kolektor surya plat datar mengkonversi energi surya menjadi panas. Untuk kepentingan perancangan, tidak hanya karakteristik statik yang perlu diteliti tetapi juga karakteristik dinamik. Penelitian untuk mengetahui karakteristik dinamik kolektor surya plat datar dilakukan dengan menentukan konstanta waktu.

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya :

1. Bagaimana mendapatkan data yang baik untuk menentukan konstanta waktu.

2. Bagaimana pola karakteristik dinamik dari kolektor surya plat datar.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada :

1. Kolektor yang digunakan adalah kolektor surya plat datar dengan konfigurasi plat penyerap berwarna hitam tanpa penutup kaca, plat penyerap berwarna hitam dengan penutup kaca, plat penyerap berwarna biru tanpa penutup kaca, dan plat penyerap berwarna biru dengan penutup kaca.

2. Intensitas radiasi matahari yang datang dianggap konstan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini :

1. Mendapatkan data untuk menentukan konstanta waktu.

(24)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini :

1. Menambah kemampuan mengkaji secara analitis terhadap suatu sistem fisis sehingga dapat menuliskannya dalam persamaan matematika khususnya dalam bidang panas.

2. Mampu mengoperasikan alat-alat serta piranti pengukuran yang terkomputerisasi.

(25)

BAB II DASAR TEORI A. Energi Surya

Energi surya atau juga dikenal dengan energi radiasi matahari memegang peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Semua sumber energi yang dipergunakan manusia memperoleh energi yang berasal dari energi surya. Energi surya dipancarkan matahari ke segala arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

Gambar 2.1 Energi surya yang diterima permukaan bumi

Intensitas radiasi matahari yaitu laju energi surya setiap satu-satuan luas yang sampai ke permukaan bumi berubah-ubah karena saat melalui atmosfer, sebagian intensitas diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi diteruskan menuju ke permukaan bumi seperti tampak pada Gambar 2.1. Intensitas radiasi matahari yang

(26)

diterima atmosfer bumi disebut konstanta surya yang besarnya kurang lebih 1353 Watt/m2, sedangkan intensitas radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi antara jam 08.00 WIB–16.00 WIB rata-rata sebesar 530 Watt/m2 [Kreith, 1986].

B. Panas dan Perpindahan Panas

Panas adalah bentuk energi yang mengalir akibat adanya perbedaan suhu. Perpindahan panas didefinisikan sebagai berpindahnya panas dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah [Kreith, 1986]. Perpindahan panas dapat terjadi melalui tiga metode yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada satu medium atau pada medium yang berlainan tanpa disertai perpindahan partikel zat [Kreith, 1986]. Apabila ditinjau dari teori molekuler yakni benda atau zat yang tersusun atas molekul–molekul, pemberian panas pada zat atau benda menyebabkan molekul itu bergetar [Naga, 1991]. Molekul–molekul yang bergetar ini tetap di tempatnya, tetapi getaran–getaran molekul ini menyebabkan bergetarnya molekul–molekul yang ada di sampingnya. Pada proses ini tenaga panas berubah menjadi tenaga getar, sebagai akibatnya temperatur pada bagian lain benda itu akan naik dan pada kondisi ini terjadi perpindahan panas.

2. Konveksi

(27)

Umumnya konveksi terjadi pada satu medium yang dapat mengalir yaitu medium cair dan gas. Oleh karena itu konveksi sangat erat kaitannya dengan fluida. 3. Radiasi

Radiasi adalah perpindahan panas akibat pemancaran energi dari suatu benda ke benda lainnya [Kreith, 1986]. Pada saat mencapai benda lainnya panas yang diradiasikan sebagian diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi diteruskan.

Sesuai penyelidikan Scheele, apabila benda dikenai radiasi panas, maka pada permukaannya akan menyerap panas itu, memantulkannya, dan meneruskannya ke dalam benda. Benda yang dapat menyerap seluruh panas dan memancarkan seluruh panas pada suhu yang sama disebut benda hitam. Kemampuan sebuah benda dalam menyerap energi dipengaruhi oleh koefisien serapannya. Semakin besar koefisien serapan suatu benda semakin besar pula kemungkinan benda tersebut dikatakan sebagai benda hitam [Naga, 1991].

C. Konversi Energi Surya Menjadi Panas dan Perpindahan Panas Pada Kolektor Surya Plat Datar

(28)

1. Kolektor Surya Plat Datar Tanpa Penutup Kaca

Sinar matahari yang datang dengan seluruh panjang gelombang langsung diterima oleh plat penyerap. Dari jumlah energi surya yang diterima plat, sebagian energi surya diserap, dan sebagian dipancarkan kembali ke lingkungan. Energi surya yang diserap kolektor langsung dikonversi menjadi panas.

Panas hasil konversi dipindahkan secara konduksi ke pipa pembawa cairan. Dari pipa, panas dikonduksikan ke air yang mengalir. Selanjutnya terjadi perpindahan panas secara konveksi pada air sehingga suhu air yang mengalir melalui pipa menjadi naik. Gambar kolektor surya plat datar tanpa penutup kaca dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.

(29)

2. Kolektor Surya Plat Datar Dengan Penutup Kaca

Penambahan penutup kaca pada permukaan kolektor seperti tampak pada Gambar 2.3 dilakukan untuk mengoptimalkan kerja kolektor yakni menghambat pemancaran kembali (reradiasi) sinar matahari ke udara. Ketika sinar matahari yang datang dengan seluruh panjang gelombang mengenai penutup kaca, energi yang dipancarkan dengan gelombang pendek dapat menembus kaca, sedangkan energi dengan panjang gelombang panjang dipantulkan kembali oleh kaca.

Gambar 2.3. Kolektor surya plat datar dengan penutup kaca

(30)

menembus kaca. Energi yang terpancar tersebut terjebak sehingga tidak dapat keluar dari penutup kaca.

Energi surya yang diserap plat langsung dikonversi menjadi panas. Panas kemudian dikonduksikan menuju pipa. Dari pipa, panas dikonduksikan ke air. Pada air terjadi perpindahan panas secara konveksi sehingga suhunya menjadi naik.

D. Karakteristik Dinamik Kolektor Surya Plat Datar Dalam Mengkonversi Energi Surya Menjadi Panas

Energi surya dengan intensitas radiasi matahari yang mengenai kolektor (Id),

sebagian intensitasnya diserap (Is) dan sebagian lagi dipancarkan (Ip), seperti tampak

pada Gambar 2.4.

[image:30.612.95.531.199.674.2]

(31)

Intensitas radiasi matahari yang diserap oleh kolektor (Is) adalah [Stoecker & Jones,

1987],

Is = Id α (2.1)

dimana Id adalah intensitas radiasi matahari yang mengenai kolektor

α adalah koefisien serapan. α tidak besatuan dan nilainya tergantung

dari warna plat penyerap.

Daya matahari yang diserap oleh kolektor dengan luas permukaanA adalah Ps = Is A

Ps= Id α A (2.2)

dimana Ps adalah daya matahari yang diserap oleh kolektor.

Saat mengenai kolektor, energi surya berubah menjadi panas. Panas tersebut digunakan untuk menaikan suhu plat dan air, dan dipindahkan ke lingkungan.

Panas hasil konversi yang dikonduksikan ke plat dan air digunakan untuk menaikkan suhu plat dan air. Daya panas yang diterima plat dan air yang semula bersuhu Ti naik menjadi To adalah [D’Azzo & Houpis, 1966],

qt= (Ca + Cp ) D(To-Ti)

qt= C D(To-Ti) (2.3)

dimana qt adalah daya panas yang diterima plat dan air

(32)

Ca adalah kapasitas panas air

C = Ca + Cp

=

D dt

d .

Selanjutnya panas dipindahkan secara konveksi pada air, sehingga suhu air di dalam pipa menjadi seragam yakni sebesar To. Panas hasil konversi juga

dipindahkan ke lingkungan melalui air yang mengalir. Daya panas yang dipindahkan melalui air ke lingkungan yang bersuhu Ta adalah

qa = n S (To-Ta) (2.4)

dimana qa adalah daya panas yang dipindahkan ke lingkungan melalui air

n adalah laju aliran air

S adalah panas jenis air.

Selain melalui air yang mengalir, panas hasil konversi juga dipindahkan ke lingkungan secara konduksi melalui penghambat. Daya panas yang dipindahkan ke lingkungan yang bersuhu Ta melalui penghambat pada kolektor surya adalah

qe =

R T o

- R T a

(2.5)

dimana qe adalah daya panas yang dipindahkan melalui penghambat

R adalah hambatan panas penghambat.

(33)

Oleh karena itu, persamaan (2.2), (2.3), (2.4), dan (2.5), dapat dituliskan menjadi

Ps = qt + qa + qe (2.6)

IdαA = CD(To-Ti) + nS(To-Ta )+

R T o - R T a (2.7)

Jika laju aliran air konstan dan suhu lingkungan sama dengan suhu air masukan, maka persamaan (2.7), dapat dituliskan menjadi

IdαA = C Dθ + ( nS+

R 1

) θ (2.8)

dimana θ = To - Ti

Persamaan (2.8) di atas dapat disederhanakan menjadi

(

nS R

)

A 1

+

α

Id =

(

)

R nS

C 1

+ D θ+θ (2.9)

K Id =

(

τ D+1

)

θ (2.10)

dengan K =

(

nS R

)

A 1

+

α

(

nS R

)

C 1

+ =

τ merupakan konstanta waktu [Doeblin, 1983].

(34)

Apabila kolektor dikenai intensitas radiasi matahari sebagai masukan fungsi tangga, maka penyelesaian khusus persamaan (2.10) adalah

θ SS (t) = K Id (2.11)

sedangkan penyelesaian komplementer persamaan (2.10) adalah

θ T(t) = B e-t/τ (2.12)

dengan B adalah konstanta

maka penyelesaian total dari persamaan (2.10) merupakan jumlahan dari penyelesaian khusus dan penyelesaian komplementer yaitu

θ (t) = θT(t) + θSS(t) = K Id + B e-t/τ (2.13)

Untuk menentukan nilai B diberikan syarat batas yaitu, pada t =0,θ

( )

t = 0, jadi, B = - K Id

maka,

( )

t =

θ K Id - K Id (e-t/τ) (2.14)

sehingga diperoleh penyelesaian akhirnya adalah

( )

t =

θ K Id (1- e-t/τ) (2.15)

(35)

BAB III PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di halaman bengkel fisika, laboratorium fisika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Waktu penelitian untuk pengambilan data antara jam 10.00 WIB sampai 13.00 WIB.

B. Alat dan Objek Penelitian a. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah. 1. Satu Unit Komputer

Digunakan untuk merekam dan menampilkan data selama proses pengukuran berlangsung. Pada komputer dilengkapi perangkat lunak loggerpro dari Vernier Software and Technology.

2. Loggerpro

Loggerpro merupakan piranti lunak yang dioperasikan untuk mengukur

intensitas radiasi matahari dan suhu air. 3. Interface

Adalah perangkat yang digunakan untuk mengubungkan thermometer probe dan lightsensor ke komputer.

(36)

4. Thermometer Probe

Digunakan untuk mengukur suhu air sebelum dan sesudah melewati kolektor.

5. Lightsensor

Digunakan untuk megukur intensitas radiasi matahari yang mengenai kolektor.

6. Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur volume air yang melewati kolektor. 7. Stopwatch

Digunakan untuk mengukur waktu aliran air yang melewati kolektor. b. Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah

1. Kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca. 2. Kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca. 3. Kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca. 4. Kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca.

Keempat tipe kolektor tersebut memiliki dimensi dan ukuran yang sama. Berikut adalah dimensi dan ukuran dari keempat tipe kolektor surya plat datar tersebut.

1. Plat penyerap

a. Bahan : Tembaga

(37)

c. Panjang : 1 m

d. Lebar : 0,45 m

e. Jarak plat ke kaca : 0,05 m

f. Warna hitam : Cat aerosol semprot pylox hitam 103 g. Warna biru : Cat aerosol semprot pylox biru 109 2. Pipa cairan

a. Bahan : Tembaga

b. Panjang : 4,5 m

c. Diameter pipa : 0,0055 m 3. Kaca penutup

a. Bahan : Kaca bening

b. Tebal : 0,03 m

4. Penghambat (isolator)

a. Bahan : Styroform(Polystyrene heat insulation)

b. Tebal : 0,122 m

5. Kerangka

a. Bahan : Kayu

b. Panjang : 1,04 m

c. Lebar : 0,47 m

(38)

C. Metode Pengambilan Data 1. Susunan Alat

Thermometer probe dan lightsensor dihubungkan dengan komputer.

Lightsensor ditempatkan sejajar dengan kolektor, hal ini dimaksudkan

agar intensitas radiasi matahari yang terukur merupakan intensitas radiasi yang mengenai kolektor.

[image:38.612.95.518.137.664.2]

• Susunan rangkaian eksperimen dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Susunan rangkaian eksperimen 2. Proses Pengambilan Data

• Nyalakan komputer yang sudah disusun seperti pada gambar di atas, dan

operasikan piranti lunak loggerpro.

(39)

• Atur lama pengambilan data selama satu menit dan pencacahan data

setiap satu detik. Kemudian rekam data suhu air masukan. Selama pengambilan data berlangsung kolektor ditutup dengan penghalang agar tidak ada sinar matahari yang masuk.

• Atur lama pengambilan data selama tiga jam dan pencacahan data setiap

satu detik. Rekam data suhu air keluaran dan intensitas radiasi matahari. Perekaman dimulai bersamaan dengan dibukanya penghalang kolektor. Apabila suhu air keluaran sudah konstan, kolektor kembali dihalangi terhadap sinar matahari. Sementara itu perekaman data terus dilakukan hingga suhu air keluaran konstan kembali.

D. Metode Analisis Data

1. Menghitung laju aliran air yaitu dengan mengetahui massa air yang melewati kolektor setiap satu-satuan waktu.

2. Menghitung suhu air masukan yaitu dengan merata-ratakan nilai suhu air yang diperoleh saat pengukuran.

(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Telah dilakukan pengumpulan energi surya dengan menggunakan kolektor surya plat datar berwarna hitam dan biru, dengan dan tanpa penutup kaca untuk menentukan konstanta waktu. Kolektor surya plat datar disinari langsung dengan sinar matahari selama tiga jam dari jam 10:00 WIB s/d 13:00 WIB.

Penelitian untuk menentukan konstanta waktu kolektor surya plat datar dalam mengkonversi energi surya menjadi panas, diawali dengan menganalisis sistem fisis kolektor yaitu dengan membuat persamaan kesetaraan panas. Setelah diperoleh persamaan kesetaraan panas, kemudian dilakukan eksperimen terhadap empat jenis kolektor dengan tipe yang berbeda untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Untuk setiap tipe kolektor surya plat datar dilakukan pengukuran laju aliran air, suhu air masukan, serta intensitas radiasi matahari dan suhu air keluaran.

Pengukuran laju aliran air yang melewati kolektor dilakukan dengan cara menghitung waktu yang dibutuhkan air untuk mengisi gelas ukur dengan volume 50 mL, 100 mL, 150 mL, 200 mL, dan 250 mL sebanyak tiga kali. Hasil pengukuran laju aliran air pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dapat dilihat pada Tabel 4.1.

(41)

Tabel 4.1 Data hasil pengukuran laju aliran air pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca.

Waktu (s) Volume Air (mL)

I II III

50 10,8 10,8 10,8

100 21,6 21,8 21,1

150 32,0 31,9 32,1

200 41,9 42,0 42,3

250 52,7 51,9 52,7

[image:41.612.93.533.150.604.2]

Dari data hasil pengukuran tersebut, dihitung laju aliran air yang melewati kolektor yaitu dengan membagi volume air terhadap waktu. Setelah itu satuannya dirubah menjadi massa per satuan waktu. Kemudian hasil laju aliran air pada Tabel 4.1 di atas dirata-ratakan, sehingga menghasilkan laju aliran air kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca adalah 0,004 kg/s.

Setelah mengukur laju aliran air yang melewati kolektor, selanjutnya adalah mengukur suhu air yang menuju kolektor. Data hasil pengukuran suhu air masukan kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dapat dilihat pada Lampiran B.1. Dari data hasil pengukuran suhu air masukan diperoleh nilai suhu air masukan dengan merata-ratakan nilai suhu air masukan. Nilai suhu air masukan kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s adalah (33,8 0,2) ± oC.

(42)

pada kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan n = 0,004 kg/s tanpa penutup kaca dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan 4.2.

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Waktu (s) In te ns it a s R a di a si M a ta ha ri ( lux)

Gambar 4.1 Grafik hubungan intensitas radiasi matahari terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

34 36 38 40 42 44 46 48

0 50 100 150 200 250 300 350 400

[image:42.612.94.528.157.669.2]

Waktu (s)

S

uhu A

ir

K

e

lu

a

ra

n (

oC

)

Gambar 4.2 Grafik hubungan suhu air keluaran terhadap waktu pada kolektor

(43)
[image:43.612.104.522.192.575.2]

Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa intensitas radiasi matahari yang mengenai permukaan kolektor adalah konstan. Selanjutnya dibuat grafik hubungan suhu air keluaran terhadap waktu seperti yang terlihat pada Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2 dibuat grafik perbedaan suhu air terhadap waktu seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.3 dibawah ini.

0 2 4 6 8 10 12 14

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Waktu (s)

P

e

rb

ed

aan

S

u

h

u

A

ir

(

o

C)

Gambar 4.3 Grafik hubungan perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

(44)
[image:44.612.94.530.119.604.2]

Gambar 4.4 Hasil fit grafik perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

Dengan cara yang sama pengambilan data untuk tiga tipe kolektor surya plat datar yang lain telah dilakukan. Data hasil pengukuran laju aliran air dan suhu air masukan, pada kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca, dan kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca dapat dilihat pada Lampiran A dan B.

(45)

surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca, serta kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca dapat dilihat pada Lampiran C.

[image:45.612.97.530.205.667.2]

Dari grafik hubungan suhu air keluaran terhadap waktu pada Lampiran C, selanjutnya dibuat grafik hubungan perbedaan suhu air terhadap waktu. Grafik hubungan perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca, serta kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca dapat dilihat pada Lampiran D. Dari Gambar D.1, D.2, dan D.3 pada Lampiran D, selanjutnya dilakukan fit grafik dengan persamaan (2.15). Hasil fit grafik hubungan perbedaan suhu air terhadap waktu dengan persamaan (2.15) pada tiga tipe kolektor surya plat datar ditampilkan pada Gambar 4.5, 4.6, dan 4.7.

(46)

Gambar 4.6 Hasil fit grafik perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor

[image:46.612.97.526.120.673.2]

surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

(47)

Dari hasil fit grafik pada Gambar 4.4, 4.5, 4.6, dan 4.7 diperoleh nilai konstanta waktu dengan laju aliran air 0,004 kg/s pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca, dan kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca berturut-turut adalah (93±1) s, (82±1) s, (116±1) s, dan (115±1) s.

B. Pembahasan

Kolektor surya plat datar adalah alat yang dapat mengkonversi energi surya menjadi panas. Kemampuan kolektor surya plat datar dalam mengkonversi energi surya menjadi panas diketahui dari karakteristik statik dan karakteristik dinamik.

Karakteristik statik adalah karakteristik dari sistem yang timbul sebagai akibat dari ciri fisik sistem. Misalnya, perbedaan kemampuan kolektor surya plat datar berwarna hitam dan biru dalam mengkonversi energi surya menjadi panas. Demikian pula perbedaan kemampuan kolektor surya plat datar tanpa penutup kaca dan dengan penutup kaca dalam mengkonversi energi surya menjadi panas [Saputro, 2005].

Karakteristik dinamik berkaitan dengan respon sistem akibat dikenainya input. Karakteristik dinamik kolektor surya plat datar ditentukan dari nilai konstanta waktu. Untuk dapat melihat serta menganalisis respon kolektor surya plat datar terhadap masukan harus dilakukan pengukuran yang bersifat kontinu.

(48)

alat ukur thermometer probe, lightsensor dan loggerpro yang sudah terhubung dengan komputer. Keunggulan lain dari sistem pengukuran ini adalah dapat merekam data sebanyak-banyaknya, serta dapat menampilkan data sehingga membantu peneliti untuk menganalisis data saat pengukuran berlangsung. Selain itu, sistem pengukuran ini dapat mengurangi efek kesalahan pembacaan skala. Pada penelitian ini pengukuran diawali dengan mengukur laju aliran air yang melewati kolektor.

Pengukuran laju aliran air yang melewati kolektor dilakukan sebanyak tiga kali dengan cara menghitung waktu yang diperlukan air untuk mengisi gelas ukur. Setelah diperoleh hasil pengukuran, selanjutnya dirata-ratakan nilai laju aliran air pada semua tahapan untuk mendapatkan laju aliran air yaitu massa per satuan waktu yang melewati kolektor surya plat datar.

Setelah didapat laju aliran air untuk masing-masing tipe kolektor, langkah selanjutnya adalah pengukuran suhu air masukan. Kemudian dilakukan pengukuran intensitas radiasi matahari yang mengenai kolektor dan suhu air keluaran.

(49)

suhu air keluaran diakhiri apabila suhu air keluaran yang terbaca pada layar komputer konstan.

Pada Gambar 4.2, dan Gambar C.2, C.4, C.6 pada Lampiran C terlihat bahwa suhu air keluaran naik secara eksponensial kemudian bergerak konstan mengikuti persamaan (2.15). Pada Gambar 4.2, dan Gambar C.2, C.4, C.6 pada Lampiran C juga memperlihatkan bahwa suhu air keluaran akan bergerak menuju ke keadaan yang konstan apabila telah melewati konstanta waktunya.

[image:49.612.95.533.199.700.2]

Konstanta waktu diperoleh dengan mem-fit grafik hubungan perbedaan suhu air terhadap waktu seperti pada Gambar 4.3, dan D.1, D.2, D.3 pada Lampiran D dengan persamaan (2.15). Fit grafik dilakukan menggunakan perangkat lunak loggerpro. Pada perangkat tersebut, fit grafik dilakukan dengan mencari grafik yang mendekati bentuk asli yakni grafik perbedaan suhu air terhadap waktu seperti yang terlihat pada Gambar 4.4, 4.5, 4.6, dan 4.7. Dari hasil fit grafik diperoleh nilai konstanta waktu keempat tipe kolektor surya plat datar. Nilai konstanta waktu keempat tipe kolektor surya plat datar dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nilai konstanta waktu dari empat tipe kolektor surya plat datar dengan n = 0,004 kg/s.

Konstanta Waktu (s) Warna plat

penyerap Tanpa penutup kaca Dengan penutup kaca

Hitam 93 ± 1 82 ± 1

(50)

Dari Tabel 4.2 diperoleh nilai konstanta waktu rata-rata untuk empat tipe kolektor surya plat datar yaitu (101±17) s. Apabila nilai konstanta waktu empat tipe kolektor surya plat datar pada Tabel 4.2 dibandingkan dengan nilai konstanta waktu rata-rata maka terdapat selisih. Nilai selisih ini merupakan efek dari warna plat penyerap dan penggunaan penutup kaca pada kolektor.

[image:50.612.92.532.185.600.2]

Nilai konstanta waktu dari masing-masing tipe kolektor seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa kolektor surya plat datar berwarna hitam memiliki respon yang cepat ketika diberi input dibandingkan dengan kolektor surya plat datar berwarna biru. Hal ini terjadi karena plat penyerap berwarna hitam memiliki kemampuan menyerap energi surya yang lebih baik dibandingkan plat penyerap berwarna biru. Demikian pula kolektor surya plat datar dengan penutup kaca memiliki respon yang cepat dibandingkan kolektor surya plat datar tanpa penutup kaca. Hal ini terjadi karena adanya penyerapan energi surya yang maksimal pada kolektor surya plat datar dengan penutup kaca.

Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa untuk mempercepat respon kolektor surya plat datar dalam mengkonversi energi surya menjadi panas dilakukan dengan memperkecil nilai konstanta waktunya. Oleh karena itu beberapa hal yang dapat dilakukan beberapa hal adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan plat penyerap berwarna hitam dalam menyerap energi surya. 2. Menambahkan penutup kaca pada kolektor surya plat datar.

3. Menaikan nilai hambatan panas dari isolatornya.

(51)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil eksperimen, pengolahan serta analisis data, maka pada penelitian ini disimpulkan bahwa,

1. Alat ukur thermometer probe, lightsensor dan loggerpro dari Vernier Software and Technology dapat digunakan untuk menentukan konstanta

waktu.

2. Nilai konstanta waktu yang merupakan karakteristik dinamik dengan rata-rata laju aliran air 0,004 kg/s dari kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca, kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca, secara berturut-turut adalah (93±1) s, (82±1) s, (116±1) s, dan (115±1) s.

(52)

B. Saran

Pada penelitian berikutnya diharapkan dapat melakukan beberapa saran berikut ini.

1. Dapat menggunakan bahan konduktif lain yang memiliki permukaan berwarna hitam.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

D’Azzo, J. J., & Houpis, C. H., 1966, Feedback control sistem analys and synthesis, Tokyo; McGraw-Hill, kogakusha Ltd.

Doeblin, E.O., 1983, Measurement Systems Application and design, New York : McGraw-Hill, Inc.

Kreith, F., 1986, Prinsip – prinsip perpindahan panas (Ed.3), Jakarta: Erlangga. Naga, D.S., 1991, Fisika : ilmu panas, Jakarta; Erlangga.

Pakpahan. S, 1988, Kontrol otomatik (teori dan penerapan), Jakarta : Erlangga.

Saputro, J., 2005, Perbandingan kemampuan kolektor surya plat datar berwarna hitam dan biru dengan atau tanpa lapisan kaca penutup dalam mengkonversi energi radiasi matahari menjadi energi termal, Yogyakarta : Skripsi.

Stoecker, W. F., dan Jones, J. W., 1987, Refregenerasi dan pengkondisian udara (Ed.2), Jakarta; Erlangga.

(54)

LAMPIRAN

(55)

LAMPIRAN A : HASIL PENGUKURAN LAJU ALIRAN AIR UNTUK TIGA TIPE KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR

1. Kolektor Surya Plat Datar Berwarna Hitam Dengan Penutup Kaca Tabel 1.1 Data hasil pengukuran laju aliran air pada kolektor surya plat datar

berwarna hitam dengan penutup kaca. Waktu (s) Volume Air (mL)

I II III

50 10,2 10,1 10,5

100 20,7 20,6 20,9

150 31,0 30,7 31,0

200 41,9 41,0 41,5

250 51,5 51,6 52,0

Laju aliran air kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca adalah 0,004 kg/s.

2. Kolektor Surya Plat Datar Berwarna Biru Tanpa Penutup Kaca

Tabel 2.1 Data hasil pengukuran laju aliran air pada kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca.

Waktu (s) Volume Air (mL)

I II III

50 10,8 10,1 10,8

100 21,1 21,5 21,3

150 32,1 31,6 31,7

200 42,3 41,2 41,5

250 52,7 51,6 51,6

Laju aliran air kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca adalah 0,004 kg/s.

3. Kolektor Surya Plat Datar Berwarna Biru Dengan Penutup Kaca

Tabel 3.1 Data hasil pengukuran laju aliran air pada kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca.

Waktu (s) Volume Air (mL)

I II III

50 10,8 10,1 10,8

100 21,1 21,5 21,3

150 32,1 31,6 31,7

200 42,3 41,2 41,5

250 52,7 51,6 51,6

[image:55.595.87.516.180.728.2]
(56)
[image:56.595.86.505.182.762.2]

LAMPIRAN B : HASIL PENGUKURAN SUHU AIR MASUKAN PADA EMPAT TIPE KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR 1. Kolektor Surya Plat Datar Berwarna Hitam Tanpa Penutup Kaca

Tabel 1.1 Data hubungan suhu air masukan terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

Waktu Suhu Air Masukan

(s) °C

(57)

38 34,17 39 34,13 40 34,19 41 34,19 42 34,15 43 34,23 44 34,23 45 34,22 46 34,27 47 34,20 48 34,20 49 34,29 50 34,27 51 34,26 52 34,27 53 34,33 54 34,34 55 34,29 56 34,29 57 34,31 58 34,34 59 34,42 60 34,44

Setelah dirata-rata maka diperoleh suhu lingkungan kolektor surya plat

datar berwarna hitam tanpa penutup kaca dengan laju aliran air n = 0,004 kg/s adalah (33,8 ± 0,2) oC.

[image:57.595.84.516.99.748.2]

2. Kolektor Surya Plat Datar Berwarna Hitam Dengan Penutup Kaca

Tabel 2.1 Data hubungan suhu air masukan terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

Waktu Suhu Air Masukan

(58)
(59)

58 35,19 59 35,17 60 35,16

Setelah dirata-rata maka diperoleh suhu lingkungan kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca dengan laju aliran air n = 0,004 kg/s adalah (35,1±0,1) oC.

[image:59.595.85.509.261.760.2]

3. Kolektor Surya Plat Datar Berwarna Biru Tanpa Penutup Kaca

Gambar 3.1 Data hubungan suhu air masukan terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

Waktu Suhu Air Masukan

(60)

32 33,75 33 33,76 34 33,77 35 33,75 36 33,78 37 33,76 38 33,76 39 33,80 40 33,75 41 33,77 42 33,83 43 33,78 44 33,77 45 33,82 46 33,80 47 33,82 48 33,80 49 33,81 50 33,85 51 33,78 52 33,80 53 33,86 54 33,79 55 33,81 56 33,86 57 33,79 58 33,81 59 33,85 60 33,79

Setelah dirata-rata maka diperoleh suhu lingkungan kolektor surya plat

datar berwarna biru tanpa penutup kaca dengan laju aliran air n = 0,004 kg/s adalah (33,7±0,1) oC.

[image:60.595.85.512.98.636.2]

4. Kolektor Surya Plat Datar Berwarna Biru Dengan Penutup Kaca

Tabel 2.1 Data hubungan suhu air masukan terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

Waktu Suhu Air Masukan

(61)
(62)

54 33,08 55 33,07 56 33,18 57 33,07 58 33,07 59 33,22 60 33,08

(63)

LAMPIRAN C : GRAFIK HUBUNGAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI TERHADAP WAKTU DAN HUBUNGAN SUHU AIR KELUARAN TERHADAP WAKTU PADA TIGA TIPE KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000

0 50 100 150 200 250 300 350

Waktu (s) In te nsi ta s R a di a si M a ta ha ri ( lux)

Gambar C.1 Grafik hubungan intensitas radiasi matahari terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca n = 0,004 kg/s.

34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

0 50 100 150 200 250 300 350

Waktu (s) S u h u Ai r Ke lu a ra n ( o C )

[image:63.595.85.513.109.696.2]
(64)

0 20000 40000 60000 80000 100000

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Waktu (s) Int e ns it a s Ra di a si M a ta ha ri (l ux)

Gambar C.3 Grafik hubungan intensitas radiasi matahari terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna biru tanpa penutup kaca n = 0,004 kg/s.

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

[image:64.595.84.512.105.648.2]

Waktu (s)

S

uhu Ai

r Ke

lu

a

ra

n

(oC

)

(65)

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 100000

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

[image:65.595.85.512.96.647.2]

Waktu (s) Int e ns it a s Ra di a si M a ta ha ri (l ux)

Gambar C.5 Grafik hubungan intensitas radiasi matahari terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna biru dengan penutup kaca n = 0,004 kg/s.

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Waktu (s) S uhu A ir K e lua ra n (oC)

(66)

LAMPIRAN D : GRAFIK HUBUNGAN PERBEDAAN SUHU AIR KELUARAN TERHADAP WAKTU PADA TIGA TIPE KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 50 100 150 200 250 300 350

Waktu (s) P e rb e d a a n S uhu A ir ( o C )

Gambar D.1 Grafik hubungan perbedaan suhu air keluaran terhadap waktu pada kolektor surya plat datar berwarna hitam dengan penutup kaca dengan n = 0,004 kg/s.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

[image:66.595.84.512.116.654.2]

Waktu (s) P e rbe da a n S uhu A ir (oC )

(67)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Waktu (s)

P

e

rbe

da

a

n S

uhu Air

(

o

C

[image:67.595.83.515.114.651.2]

)

Gambar

Tabel 4.2 Nilai konstanta waktu dari empat tipe kolektor surya plat datar dengan
Gambar 4.7. Hasil fit grafik perbedaan suhu air terhadap waktu pada kolektor surya
Gambar 2.1 Energi surya yang diterima permukaan bumi
Gambar 2.2. Kolektor surya plat datar tanpa penutup kaca
+7

Referensi

Dokumen terkait

penaksiran biaya overhead pabrik langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran.. penaksiran biaya overhead tak

Yang dimaksud dengan pihak lain yang melakukan tugas tertentu adalah pihak lain yang ditunjuk atau disetujui oleh Bank Indonesia untuk melaksanakan tugas-tugas sebagaimana

Dalam penelitian ini penulis hanya membahas lima jenis robot saja, yaitu: robot RIBA atau Robo for Interactive Body Assistance (robot perawat yang berbentuk humanoid yang

biaya tet ap yaitu biaya yang tidak berhubungan terhadap besar tenaga listrik yang dihasilkan oleh suat u pembangkit tenaga listrik.Biaya tidak tet ap adalah biaya

Penulisan Skripsi yang berjudul “Pelayanan Umum yang Dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero dalam Melaksanakan Maksud dan Tujuannya ditinjau dari Undang-Undang

Beberapa perbedaan Mikroskop stereo dengan mikroskop biologi adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop biologi

Perencanaan tambang mempertimbangkan kajian ekonomis penambangan dan analisa pengoperasian Kapal Keruk yang menerapkan 2 cara yaitu secara manual dimana perhitungan

Jabatan : Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI Alamat.. : Jalan Lapangan Banteng