1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian Tinjauan Pustaka akan
didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru ,
teori supervisi kunjungan kelas , PTS melalui supervisi
kunjungan kelas , kajian penelitian yang relefan , dan
kinerja guru sebagai beikut :
2.1 Kinerja Guru
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur
berdasarkan kriteria standar kompetensi guru. Empat
kompetensi yang harus dimliki seorang guru meliputi
kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional (UU No 14 tahun 2005), Kinerja guru
diartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan,
kemampuan kerja (Depdikbud, 2010: 327). Seberapa
jauh seseorang mampu melaksanakan pekerjaan dan
dibandingkan dengan hasil yang ingin dicapai
dinamakan kinerja seseorang pada pekerjaan tersebut.
Wujud perilaku yang berkaitan dengan kinerja
guru adalah kegiatan guru dalam pembelajaran yaitu
bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai
hasil belajar (Depdiknas, 2008). Mulyasa (2010: 91)
2
melaksanakan tugas dan motivasi untuk melaksanakan tugas dengan baik. Dilihat dari proses, kinerja guru efektif akan tercapai jika perilaku dapat menunjukan kecocokan dengan standar kinerja yang ditentukan. Dilihat dari hasil nyata yang dikerjakan oleh guru baik kuantitas maupun kualitasnya.
Faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Menurut
Mulyasa (2010: 112) menyebutkan tiga faktor penting
untuk menilai kinerja guru yaitu kemampuan dan
minat guru, kejelasan penerimaan atas peranan guru,
dan tingkat motivasi guru dalam melaksananakan
tugas profesional guru dalam pembelajaan adalah
merencanakan pembelajaran, kemampuan
melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi,
memberikan perbaikan dan pengayaan dan
melaksanakan hubungan pribadi.
Dari empat kompetensi yang menjadi standar kinerja
guru itu dijabarkan menjadi 14 indikator kompetensi
seperti yang tercantum dalam Permendiknas No.16
Tahun 2007.
Tabel 2.1
Kompetensi Guru
Jenis kompete
nsi
Aspek
Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik. Menguasai teori belajar dan
3 Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Pengembangan potensi peserta didik. Komunikasi dengan peserta didik. Penilaian dan evaluasi
Kepribadian Bertindak sesuai dengan hukum dan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasioanal.
Menunjukan pribadi yang dewasa dan teladan.
Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi rasa bangga menjadi guru.
Sosial Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif.
Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua, peserta didik, dan masyarakat.
Profesional Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang diampu.
Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.
Kompetensi yang berhubungan langsung
dengan kinerja guru dalam pembelajaran di kelas
adalah kompetensi pedagogik. Dalam penerapannya
Kompetensi tidak bisa dipisahkan dengan 3 kompetensi
yang lain. Guru yang kompeten adalah guru yang
memiliki keempat kompetensi tersebut secara
4
Kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran adalah
bagian dari kompetensi pedagogik. Berdasarkan
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar
Proses kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan guru pada lingkungan belajar.
Dalam proses pembelajaran yang harus dilaksanakan
guru adalah membuat perencanaan melaksanakan
kegiatan, menilai hasil pembelajaran dan diakhiri
dengan melakukan tindak lanjut dari hasil penilaian.
Majid (2009:6) dalam manajemen Perencanaan
Pembelajaran menyatakan bahwa komponen
kompetensi pengelolaan pembelajaran mencakup (1)
penyusunan perencanaan pembelajaran; (2)
pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilaian
prestasi belajar siswa; (4) pelaksanaan tindak lanjut
hasil penilaian. Hal ini juga mengacu pada definisi
manajemen meliputi proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi.
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses menyatakan bahwa :
Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat
identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian
5 waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pentingnya suatu perencanaan sesuai
dengan pendapat Purwanto (2009: 107) yang
menyatakan bahwa tanpa perencanaan atau planning,
pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan
dan bahkan kegagalan. Hal senada juga diungkapkan
oleh Abdul Majid (2009:22) yang menyatakan bahwa
perencanaan pengajaran bermanfaat sebagai petunjuk
arah kegiatan dalam mencapai tujuan. Jadi kegiatan
pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari
perencanaan yang matang yaitu pembuatan silabus
dan RPP. Perencanaan yang matang akan menunjukan
hasil yang optimal dalam pembelajaran.
Hal ini berati setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis. RPP disusun agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang
6
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis siswa.
Sesuai Standar Proses (Permendiknas No 41 Tahun
2007) kegiatan belajar mengajar di kelas meliputi tiga
langkah yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan akhir.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan (RPP) yang telah dibuat. Pada kegiatan
pendahuluan guru harus menyiapkan siswa baik fisik
maupun psikis untuk mengikuti pembelajaran,
melakukan apersepsi dan menyampaikan komptensi
yang akan dicapai dalam pembelajaran itu. Pada
kegiatan inti terdapat kegiatan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Dalam kegiatan inti pembelajaran
menggambarkan tentang pengunaaan starategi dan
metode pembelajaran yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru
menfasilitasi siswa untuk bisa membuat rangkuman
materi, memberikan umpan balik, tindak lanjut dan
pemberian tugas pertemuan berikutnya.
Seorang guru dituntut untuk menguasai kemampuan
memberikan penilaian kepada peserta didiknya.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses
dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran
7 Kemampuan ini adalah kemampuan terpenting
dalam evaluasi pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang guru dapat mengetahui kemampuan yang telah dikuasai oleh para peserta didiknya. Harus mengetahui kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah di kuasai atau yang belum di kuasai oleh peserta didik dan segera memberikan tindak lanjut yang tepat.
Dari hasil guru dalam menganalisa hasil penilaian guru
menentuakan kegiatan tindak lanjut yang akan
dilaksanakan. Jika siswa telah mencapai KKM atau
melampui KKM maka guru memberikan pengayaan.
Siswa yang belum mencapai KKM guru memberikan
kegiatan remidial.
Program pengayaan akan diberikan guru
kepada kepada peserta didik yang telah melampui
ketuntasan belajar dengan memerlukan waktu yang
sedikit dari pada teman-teman lainnya. Waktu yang
masih tersedia dapat dimanfaatkan peserta didik untuk
memperdalam / memperluas atau mengembangkan
bahan kajian, muatan pelajaran yang dipelajari. Guru
dapat memfasilitasi peserta didik dengan memberikan
berbagai sumber belajar, antara lain : perpustakaan,
majalah atau koran, Internet, bahan praktik
demonstrasi dan lain-lain.
Remedial akan diberikan pada peserta didik
sebagai bahan perbaikan pembelajaran pada KD yang
belum dikuasai oleh peserta didik melalui upaya
8
guru melakukan penilaian untuk mengetahui apakah
peserta didik telah memenuhi kompetensi minimal dari
KD yang diremedialkan. Sebelum melaksanakan
kegiatan remidial guru kelas harus melakukan
identifikasi terhadap kesulitan peserta didik dan
kemudian membuat perencanaan pembelajaran
remidial meliputi penentuan materi ajar, penetapan
metode dan pemilihan media.
2.2 Supervisi Kunjungan Kelas
Menurut Purwanto (2009: 120) supervisi
kunjungan kelas adalah salah satu teknik supervisi
perorangan yang dilakukan kepala sekolah dan
pengawas dengan berkunjung dikelas untuk
mengamati kendala yang di hadapi guru. Supervisor
dapat menolong guru dalam memecahkan kesulitan
atau kendala yang dihadapi guru di dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini senada
juga diungkapkan oleh Mulyasa (2009: 113) yang
menyatakan bahwa kunjungan kelas adalah salah satu
teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara
langsung.
Melalui supervisi kunjungan kelas akan diperoleh
data yang objektif mengenai kesulitan guru di dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan
kesulitan itu, guru akan dibantu mencari solusi dari
9 kegiatan supervisi bukan kegiatan penilaian terhadap
guru tetapi kegiatan untuk memberi bantuan kepada
guru dalam mengatasi permasalah yang dihadapi
dikelasnya. Mulayasa (2009: 214) menyatakan bahwa
kunjungan kelas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
kunjungan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu,
adanya pemberitahuan sebelumnya dan atas dasar
undangan guru.
Pada kunjungan tanpa ada pemberitahuan
terlebih dahulu seorang supervisor datang secara
tiba-tiba ke kelas tempat guru mengajar tanpa ada
pemberitahuan sebelumnya. Dengan model ini
Supervisor dapat mengetahui keadaan yang
sesungguhnya sehingga dapat menentuakan bantuan
yang diperlukan. Sedangkan kelemahannya guru
menjadi gugup karena tiba-tiba didatangi ini terutama
guru yang tidak siap administrasi pembelajarannya.
Kunjungan adanya pemberitahuan sebelumnya,
seorang supervisor datang, guru sudah mempersiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan KBM
(administrasinya). Supervisor dapat melihat dan
sekaligus memberi arahan-arahan dan guru dapat
memperbaikinya berdasarkan acuan arahan tersebut.
Sedangkan pada kunjungan atas dasar undangan
guru supervisor diundang oleh guru untuk
10
guru dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
dikelasnya. Kunjungan seperti akan lebih baik baginya
dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan
kemampuannya. Sebab, dengan cara seperti ini, guru
dapat belajar untuk Bersikap terbuka guna
memperoleh berbagai pengalaman baru dari hubungan
kerja samanya dengan supervisor. Disamping itu, ini
juga dapat mendorong guru memperoleh berbagai
pengalaman baru dari hubungan kerja samanya
dengan supervisor. Disamping itu, ini juga dapat
mendorong guru untuk berupaya mengaktualisasikan
kemampuannya. Sikap dan dorongan seperti ini
merupakan suatu alat baginya untuk mencapai tingkat
profesional.
Masing-masing jenis supervisi mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Bagi supervisor yang harus
dilakukan adalah merumuskan tujuan supervisi
kunjungan kelas yang dilakukan. Program supervisi
harus dirancang terlebih dahulu sehingga supervisi
yang dilakukan akan membawa hasil sesuai dengan
yang telah dilakukan. Yang sangat penting adalah
adanya tindak lanjut dari temuan saat kunjungan
kelas.
Menurut Purwanto (2011:103) supervisi
kunjungan kelas melalui 4 tahapan pokok yaitu
11 1. Perencanaan
Pada perencanaan kepala sekolah harus bisa
menciptakan suasana akrab dengan guru dan
menyepakati jadwal pelaksanaan supervisi serta
instrumen observasi yang akan digunakan. Pada tahap
ini juga membahas persiapan pembelajaran yang
dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai
aspek yang menjadi fokus pengamatan. Berkaitan
dengan hal ini Hartoyo (2006: 93) menyatakan bahwa
perencanaan meliputi tujuan, waktu, tempat,
instrumen, dan sebagainya yang diperlukan dalam
proses supervisi. Perencanaan sangat berpengaruh
terhadap hasil supervisi maka perencanaan matang
merupakan awal keberhasilan.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan supervisi kepala sekolah
berkunjung di kelas mengadakan pengamatan sesuai
fokus pengamatan yang telah disepakati. Kepala
sekolah membuat catatan-catatan dengan mengunakan
insturmen observasi yang telah dibuat saat
perencanaan. Yang harus diperhatikan bahwa
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas tidak boleh
12
3. Penilaian
Pada tahap penilaian ini guru harus sudah
menyiapkan langkah-langkah dalam penilaian,
memantau proses kemajuan belajar peserta didiknya,
mengetahui kemampuan yang dikuasai peserta didik
dengan mengadakan evaluasi yang akhirnya akan
tertuang dalam hasil penilaian.
4. Tindak lanjut
Tahap terakhir dalam pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas adalah tindak lanjut. Tindak lanjut
harus segera dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan
supervisi. Pada tahap ini kepala sekolah menunjukan
hasil observasi (instrumen dan catatan), beri
kesempatan guru mencermati dan menganalisannya.
Mendiskusikan secara terbuka hasil observasi,
terutama pada aspek yang telah disepakati (kontrak),
berikan penguatan terhadap penampilan guru. Hindari
kesan menyalahkan. Usahakan guru menemukan
sendiri kekurangannya. Segiovani (2007: 6)
menjelaskan bahwa balikan ini harus deskreptif,
spesifik, konkrit, bersifat memotivasi, aktual dan
akurat sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru. Ini
berati pertemuan balikan ini bukan untuk
menyalahkan guru tetapi untuk memberikan
13 masukan atau solusi memperbaiki yang masih dirasa
kurang.
2.3 Penelitian Tindakan Sekolah Melalui Supervisi
Kunjuangan Kelas
Menurut Mulyasa (2013:10). Penelitan Tindakan
Sekolah (PTS) merupakan suatu cara memperbaiki dan
meningkatkan kepemimpinan pendidikan tingkat
sekolah (kepala sekolah dan pengawas) karena kepala
sekolah dan pengawas merupakan orang yang paling
tahu segala sesuatu yang terjadi di sekolah. PTS yang
dilaksanakan secara logis dan sistematis serta jujur
dalam pelaporannya, maka akan memberi masukan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
meningkatakan mutu dan produktifitas serta
memperbaiki manajemen sekolah.
Pada penelitian ini PTS dilakukan dengan cara
memberikan pendampingan kepada kepala sekolah
dalam mengoftimalkan pelaksanaan sepervisi
kunjungan kelas dalam rangka meningkatkan
pembelajaran guru mulai dari menyusun perencanaan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil belajar dan memberikan tindak lanjut dari hasil
penilaian. PTS melalui supervisi kunjungan kelas
dilakukan secara bersiklus melalui tahap perencanaan,
pelaksanaan,evaluasi dan tindak lanjut.
14
Ada beberapa jurnal hasil penelitan terdahulu
yang sudah membahas tentang peningkatan
kompetensi guru dan supervisi. Ada 2 jurnal nasional
dan 3 jurnal internasional.
Penelitian Suyoko dan Purwanti (2009) yang berjudul “Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pengembangan Manajemen Pendidikan dengan Pendekatan Supervisi Kolaboratif”. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa supervisi dengan penelitian
menyatakan bahwa supervisi dengan pendekatan
kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru.
Persamaan dengan penelitian ini adalah tujuannya
yaitu untuk peningkatan kompetensi guru.
Perbedaanya pada model supervisinya dan subyek
penelitiannya. Penelitian Suyoko model supervisinya
kolaboratif subyeknya guru SMP. Sedang penelitian ini
dengan supervisi kunjungan kelas dan subyek guru
SD.
Penelian dengan judul “Peningkatan kinerja guru Melalui Pelaksanaan Program Supervisi Kelas di SDN Pamriyan Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal”. Persamaan dengan penelitian ini pada teknik
pengumpulan data yaitu wawancara, obsevasi,
dokumentasi dan pendekatan penelitian kualitatif.
Perbedaanya pada metodenya yaitu deskriptif.
15 mengetahui program supervisi pengajaran,
teknik-teknik supervisi pengajaran dan faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan supervisi pengajaran.
Penelitian Parwanti Santi Desak Putu, Dantes
Nyoman, Nata Wijaya Nyoman (2013) yang berjudul “Implementasi Supevisi Akademik dalam Rangka Peningkatan Kemajuan Menyusun RPP pada Guru
Matematika Sekolah Dasar Anggota KKG Gugus IV
Kecamatan Sukadana” menyatakan bahwa supervisi akademis dapat membantu guru dalam menyusun RPP.
Persamaan dengan penelitian ini adalah dalam tujuan
supervisi yaitu dengan memberi bantuan pada guru
dan metode penelitannya metode yaitu penelitian
tindakan sekolah. Perbedaan terletak pada subyeknya
guru matematika satu gugus sedangkan penelitian ini
subyeknya kepala sekolah, guru kelas, dan guru
pendidikan agama islam satu sekolah.
Strategi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam
pelaksanakan supervisi adalah penggunaan
komunikasi dua arah untuk memudahkan pelaksanaan
komunikasi . Aspek yang dinilai dalam supervisi
akademik adalah sistematika pembelajaran ,
penggunaan alat peraga serta evaluasi pembelajaran.
Sikap kepala sekolah ketika melakukan supervisi
pembelajaran tidak mengganggu jalannya
16
Dari beberapa informasi yang terkumpul dan dari
beberapa penelitian di atas terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya adalah
sama-sama membahas tentang supervisi akademik
yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru.
Kesimpulan saya dari hasil penelitiannya menyatakan
supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja
mengajar guru. Perbedaannya adalah supervisi
akademik yang dilakukan dalam penelitian adalah
supervisi akademik dengan tehnik kunjungan kelas .
2.5 Kerangka Pikir
Bagan 2.1
Kerangka Pikir
KINERJA GURU RENDAH
SUPERVISI KUNJUNGAN
KELAS
SUKSES GURU DAN PESERTA
DIDIK HASIL KINERJA
17 Guru adalah orang yang paling bertanggung
jawab terhadap terlaksananya proses pembelajaran di
kelas. Untuk bisa menciptakan pembelajaran yang
bermutu diperlukan seorang guru profesional yang
memiliki kinerja tinggi. Kinerja guru yang sangat
penting yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar adalah perencanaan pembelajaran. Kepala
sekolah bertanggung jawab dalam pengawasan
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Salah satu cara
untuk mengawasi pelaksanaan pembelajaran adalah
dengan melaksanakan supervisi kunjungan kelas.
Supervisi kunjungan kelas dilakukan kepala
sekolah sebagai supervisor melalui 4 tahapan pokok
yaitu perencananaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
lanjut. Pada tahap perencanaan supervisi, instrumen
observasi yang akan digunakan, dan membahas
persiapan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Guru
diberi kesempatan untuk mengkonsultasikan
perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Jika ada
kekurangan segera dapat diperbaiki sehingga dengan
bekal perencanaan yang mantap diharapkan guru
dapat melaksanakan pembelajaran di kelas dengan
18
Pada pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
supervisor mengadakan peninjauan suasana belajar
untuk melihat atau mengamati guru yang sedang
mengajar serta mengamati kelemahan atau kendala
yang dihadapi guru. Dalam pengamatan ini guru
mengunakan instrumen yang telah disepakati bersama
sehingga akan memperoleh data yang objektif mengenai
kesulitan guru di dalam melaksanakan proses
pembelajran . berdasarkan kesulitan yang ditemukan
pada pengamatan, guru akan di bantu mencari solusi
dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Dengan melaksanakan supervisi kunjugan kelas
secara terprogam dan kontinyu akan dapat mengetahui
kesulitan, kesalahan atau kelemahan guru terutama
dalam penyusunan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas dan
penilaian hasil belajar. Dengan tersusunnya
perencanaan pembelajaran, terlaksanakannya
pembelajaran yang sesuai standar proses dan penilaian
hasil belajar akan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan